Makalah Media Pembelajaran Matematika

27
MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran Matematika Dosen Pengampu: Drs. H. Erman Suherman, M.Pd dan Dra. Hj. Ade Rohayati, M.Pd oleh Gita Setiawan 1105749 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2013

Transcript of Makalah Media Pembelajaran Matematika

Page 1: Makalah Media Pembelajaran Matematika

MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran Matematika

Dosen Pengampu: Drs. H. Erman Suherman, M.Pd dan Dra. Hj. Ade Rohayati, M.Pd

oleh

Gita Setiawan

1105749

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013

Page 2: Makalah Media Pembelajaran Matematika

ISI

A. Pengertian Media Pembelajaran Matematika

Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan

pesan (Bovee, 1997). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi

dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran

adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar.

Banyak batasan atau pengertian yan dikemukakan para ahli tentang media,

diantaranya adalah: Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan

(Asosociation of Education and Communication Technology (AECT).

Beberapa pengertian media menurut para ahli akan diberikan sebagai berikut:

1. Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis

besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi

yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan,

atau sikap. Dalam pengertian ini guru,teks,dan lingkungan sekolah

merupakan media. Secara lebih khusus pengertian media dalam proses

belajar mengajar cendrung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis,

atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali

informasi visual atau verbal.

2. AECT memberikan batasan tentang media sebagai segala bentuk dan

saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.

3. Menurut Fleming ( 1987: 234 ) adalah penyebab atau alat yang turut

campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah

mediator media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur

hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar-siswa

dan isi pelajaran. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan

atau menghantarkan pesan-pesan pengajaran.

Page 3: Makalah Media Pembelajaran Matematika

4. Heinich dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah medium sebagai

perantara yang mengantar inforamasi antara sumber dan penerima.

Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan

instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media

itu disebut media pengajaran.

5. Hamidjojo dalam Latuheru (1993) memberi batasan media sebagai semua

bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau

meyebar ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai

kepada penerima yang dituju.

6. Gagne dan Brigs (1975) secara implisit mengatakan bahwa media

pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk

meyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku,tape-recorder,

kaset, video camera, viseo recorder, film, slide (gambar bingkai), foto,

gambar, grafik, televisi, dan komputer.

7. National Education Association memberikan definisi media sebagai

bentu-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan

peralatannya. Dengan demikian media dapat dimanipulasi, dilihat,

didengar atau dibaca.

Dari pengertian diatas, secara umum dapat dikatakan bahwa

substansi dari media pembelajaran adalah bentuk saluran, yang digunakan

untuk menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima

pesan atau pembelajar. Dapat pula dikatakan bahwa media pembelajaran

adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan pembelajar yang dapat

merangsang pembelajar untuk belajar.

Kegunaan matematika tidak hanya tertuju pada peningkatan

kemampuan untuk perhitungan kuantitatif, tetapi juga untuk penataan cara

berpikir khususnya dalam hal pembentukan kemampuan analitis, membuat

sintesis, serta evaluasi hingga kemampuan memecahkan masalah. Oleh

Page 4: Makalah Media Pembelajaran Matematika

karena itu, tidaklah mengherankan apabila matematika dikatakan memiliki

peran ganda, yakni sebagai “ratu” dan sebagai “pelayan” (Suhito, 2003:2-3).

Berdasarkan kegunaan-kegunaan matematika yang telah

dikemukakan inilah, matematika perlu diberikan kepada peserta didik pada

setiap jenjang pendidikan. Untuk keperluan penyampaian objek-objek

matematika yang abstrak kepada peserta didik diperlukan sistem

penyampaian objek matematika. Sistem ini harus mempertimbangkan

kesiapan, kemampuan serta tingkat perkembangan intelektual peserta didik.

Sistem yang dimaksud ini dikenal dengan sebutan pembelajaran matematika.

Pembelajaran matematika adalah suatu proses yang diselengarakan

oleh guru untuk membelajarkan siswa guna memperoleh ilmu pengetahuan

dan keterampilan matematika.

Melalui pembelajaran matematika diharapkan dapat dicapai dua

sasaran pembelajaran, yakni sasaran yang berkaitan dengan efek

pembelajaran (instructional effect) dan sasaran yang berkaitan dengan efek

sampingan (nurturan effect) (Suhito, 2003:4). Kedua sasaran tersebut dapat

dicapai apabila peserta didik diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk

belajar matematika (doing math) secara holistik dan komprehensif. Belajar

matematika tidak sekedar learning to know, melainkan harus ditingkatkan

menjadi learning to do, learning to be, hingga. learning to live together.

Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah diberikan, maka

media pembelajaran matematika merupakan segala sesuatu yang digunakan

dalam kegiatan pembelajaran matematika agar dapat merangsang pikiran,

perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi

edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa dapat berlangsung

secara tepat guna.

Page 5: Makalah Media Pembelajaran Matematika

B. Kedudukan

Sebelum mengetahui tentang kedudukan media dalam sistem

pembelajaran, terlebih dahulu kita harus mengetahui 5 hal yang harus ada

dalam sistem pembelajaran, yaitu :

1. Tujuan yaitu sesuatu yang akan dicapai melalui proses pembelajaran

yang akan dijalankan.

2. Materi adalah sesuatu yang dijadikan sebagai sarana untuk mengantarkan

siswa untuk sampai ketujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.

3. Metode, yaitu cara yang akan digunakan dalam mempermudah

penyampaian materi guna pencapaian tujuan.

4. Media. Setelah ditentukan metode, maka akan diketahui media yang tepat

digunakan sesuai dengan metode yang akan dijalankan. Sehingga media

tersebut akan mempermudah dalam menjalankan metode yang telah

dipilih. Media yang baik dalam pembelajaran adalah media yang dapat

memaksimalkan indera yang dipakai siswa.

5. Evaluasi. Selanjutnya setelah semua dijalankan, untuk mengetahui

apakah tujuan yang ditetapkan sudah tercapai atau belum diadakan

evaluasi.

Dari uraian tersebut, jelas bahwa media merupakan salah satu hal

yang penting dalam sistem pembelajaran. Media berasal dari bahasa latin

“medius” yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Sedangkan dalam

bahasa arab “wasaail” yang berarti pengantar pesan dari pengirim ke

penerima.

Kemajuan teknologi saat ini memang tak terbendung hal ini harus

disikapi bijaksana terkait salah satu funginya sebagai sebuah media sumber

belajar. Media pembelajaran sendiri merupakan alat bantu dalam sebuah

proses pembelajaran. Kedudukannya dalam sebuah proses pembelajaran

merupakan hal yang penting dikarenakan kemampuannya menjembatani

antara pendidik dan peserta didik. Setiap media mempunyai kemampuan dan

Page 6: Makalah Media Pembelajaran Matematika

kegunaan masing-masing dalam menjembatani antara pendidik dan peserta

didik, tergantung dari bentuk apa pengetahuan yang akan diberikan kepada

siswa. Pemilihan media yang tepat mampu meningkatkan efektifitas dan

efisiensi dalam sebuah proses pembelajaran.

Kedudukan media dalam sistem pendidikan hanyalah sebagai media

penyampaian atau media pembawa pesan. Namun hal tersebut rupanya

menjadi sebuah alat penting dalam proses pembelajaran yang telah

mengalami pergeseran. Media pembelajaran saat ini haruslah sebuah media

yang bukan hanya bersifat media sebagai penyampaian pesan, namun media

harus mampu menjadi sebuah pengalaman belajar. Media sendiri dibuat agar

peserta didik tidak hanya mendapatkan pengetahuan lewat verbalistik

melainkan dibuat untuk memberikan sebuah pengalaman belajar dan

pengaktifan ranah kognitif dan psikomotorik dalam sebuah proses

pembelajaran.

C. Rasional

Alasan suatu media pembelajaran diperlukan dalam pembelajaran

matematika antara lain sebagai berikut:

1. Objek matematika itu abstrak sehingga memerlukan alat peraga.

Dengan alat pembelajaran matematika, materi matematika yang

abstrak disajikan kedalam pendekatan yang lebih konkret, ada

visualisasinya, serta manfaat dalam mempelajari materi tersebut dalam

kehidupan sehari-hari. Sementara menurut Murwani (1999), untuk

membelajarkan matematika secara benar pada siswa mutlak harus

menggunakan alat peraga untuk memudahkan siswa mengenal

konsep-konsep matematika.

Page 7: Makalah Media Pembelajaran Matematika

2. Sifat materi matematika tidak mudah dipahami.

Materi dari matematika bersifat abstrak, hal ini menjadikan materi

matematika tidak mudah dipahami oleh kebanyakan siswa. Maka dari itu

dengan alat pembelajaran matematika siswa diharuskan berpartisipasi

lebih aktif, mereka tidak hanya melihat, mendengar, dan memperhatikan

saja, tetapi mereka juga harus melakukan/latihan, sehingga pembelajaran

minds on dan hands on bisa tercapai, konsep dibangun oleh siswa sendiri.

Contohnya : dalam metode eliminasi, apabila disajikan dalam alat peraga

maka tiap langkah yang harus dilakukan tidak dihapal oleh siswa tetapi

dipahami, mereka membangun konsep sendiri dan mereka tahu alasan

melakukan tiap langkah tersebut.

3. Hirarki matematika ketat dan kaku.

Dalam matematika terdapat materi prasyarat yang diperlukan untuk

dapat menginjak ke materi selanjutnya. Hirarki belajar menurut Gagne

harus disusun dari atas ke bawah atau up down (Orton,1987). Dimulai

dengan menempatkan kemampuan, pengetahuan, ataupun keterampilan

yang menjadi salah satu tujuan dalam proses pembelajaran di puncak dari

hirarki belajar tersebut, diikuti kemampuan, keterampilan, atau

pengetahuan prasyarat (prerequisite) yang harus mereka kuasai lebih

dahulu agar mereka berhasil mempelajari keterampilan atau pengetahuan

diatasnya. Hirarki matematika bersifat ketat dan kaku artinya dalam

pemecahan masalah membutuhkan aturan, prinsip dan konsep-konsep

terdefinisi sebagai prasyaratnya, yang membutuhkan konsep konkret

sebagai prasyarat berikutnya lagi. Jadi diperlukan media agar dapat

menuntun untuk terbiasa dalam belajar matematika yang tatanannya

bersifat siatematis dan cenderung kaku.

4. Aplikasi matematika kurang nyata.

Dapat dirasakan oleh siswa bahwa aplikasi matematika itu kurang

nyata, bahkan siswa hanya menganggap bahwa matematika adalah

Page 8: Makalah Media Pembelajaran Matematika

kumpulan angka dan simbol-simbol. Oleh karena itu diperlukan media

agar matematika dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan begitu siswa juga dapat dengan mudah dalam mempelajari

konsep-konsep dalam matematika.

5. Belajar matematika perlu fokus.

Matematika memang tidah mudah dipahami, serta hirarkinya yang

kaku sehingga membuat siswa menjadi kesulitan dalam mempelajari

matematika. Maka dari itu siswa harus fokus ketika guru sedang

menerangkan materi matematika, sedangkan kebanyakan guru

menggunakan metode ceramah dalam pembelajarannya. Akibatnya siswa

menjadi cepat lelah dan bosan dalam belajar matematika, oleh karena itu

guru dituntut untuk memiliki kreatifitas dalam pembelajaran matematika.

Alat peraga dapat membatu guru untuk menyampaikan ide atau

gagasannya dalam pembelajaran matematika agar siswa lebih aktif dan

tidak bosan.

6. Citra pembelajaran matematika kurang baik.

Pandangan siswa saat ini terhadap matematika memang kurang

baik, mereka berpandangan bahwa pembelajaran matematika itu

menakutkan, tegang, bosan dan banyak PR. Hal ini disebabkan karena

guru kurang dapat mengkomunikasikan materi matematika yang bersifat

kaku tersebut agar dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh siswa.

Pembelajaran matematika di sekolah sampai saat ini umumnya dimulai

dari penyampaian definisi atau pengertian dari suatu objek secara intuitif,

dilanjutkan dengan pengoperasian terhadap objek tersebut, serta diakhiri

dengan pemberian contoh kemudian pemberian tugas atau PR yang banyak

sebagai latihan. Dalam pembelajaran matematika yang notabennya banyak

siswa yang menganggap bahwa matematika itu sulit, penuh dengan rumus-

rumus dan angka-angka, sehingga sebelum kegiatan pembelajaran dimulai

siswa sudah menyerah dan merasa tidak akan mampu menguasai materi

Page 9: Makalah Media Pembelajaran Matematika

pelajaran yang akan disampaikan, hal ini mengakibatkan siswa menjadi

tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Maka dari itu

alat peraga dapat membantu guru untuk mengubah paradigma yang selama

ini berkembang pada masyarakat pada umumnya dan siswa khususnya.

7. Kemampuan kognitif siswa masih konkret.

Pada dasarnya kemampuan kognitif siswa itu konkret, sedangkan

materi matematika itu bersifat abstrak. Hal ini akan menjadi hambatan

bagi siswa dalam pembelajaran matematika. maka untuk memahami

konsep dan prinsip masih diperlukan pengalaman melalui obyek konkret

(Soedjadi, 1995:1) Suatu konsep diangkat melalui manipulasi dan

observasi terhadap obyek konkret, kemudian dilakukan proses abstraksi

dan idealisasi. Jadi dalam proses pembelajaran matematika, peranan

media/alat peraga sangat penting untuk pemahaman suatu konsep atau

prinsip.

8. Motivasi belajar siswa tidak tinggi.

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari

perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam

berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan

pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini, dilandasi

oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis,

teori peluang dan matematika diskrit.

Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan

diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Atas dasar hal

tersebut, maka pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta

didik mulai dari sekolah dasar (SD) hingga dewasa untuk membekali

peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis,

dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut

diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh,

mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada

Page 10: Makalah Media Pembelajaran Matematika

keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Oleh karenanya,

mulai saat ini harus segera kita galakkan upaya bagaimana untuk

memasyarakatkan matematika. Dalam arti bagaimana masyarakat itu

mengetahui matematika secara utuh, sehingga tidak ada kepincangan

informasi di masyarakat. Akar permasalahan yang menimbulkan

matematika tidak memasyarakat, salah satunya disebabkan informasi yang

diterima masyarakat bersifat parsial. Kepincangan informasi tersebut yang

mengakibatkan persepsi masyarakat terhadap matematika menimbulkan

kesan negatif. Dengan demikian cara yang paling efektif menurut hemat

penulis dalam rangka memasyarakatkan konsep matematika secara utuh

adalah melalui siswa yang sedang belajar matematika di bangku sekolah.

Lalu, pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana seharusnya

proses pendidikan atau pembelajaran matematika di sekolah itu

diselenggarakan. Mungkinkah menghadirkan pendidikan matematika yang

lebih manusiawi sehingga matematika tidak lagi dipandang sebagai

momok yang menyeramkan?

Menyelenggarakan proses pembelajaran matematika di sekolah

yang lebih baik dan bermutu adalah suatu keharusan yang tidak dapat

ditawar lagi. Sudah bukan zamannya lagi matematika menjadi momok

yang menakutkan bagi siswa di sekolah. Jika selama ini, matematika

dianggap sebagai ilmu yang abstrak dan kering, melulu teoretis dan hanya

berisi rumus-rumus, soal-soal, maka sudah saatnya bagi siswa untuk

menjadi lebih akrab dan familier dengan matematika. Oleh karena itu,

seorang guru harus dapat menghadirkan pembelajaran matematika yang

humanis.

Dalam menghadapi kompleksitas permasalahan pendidikan

matematika di sekolah, pertama kali yang harus dilaksanakan adalah

bagaimana menumbuhkan kembali minat siswa terhadap matematika.

Sebab tanpa adanya minat, siswa akan sulit untuk mau belajar, dan

kemudian menguasai matematika secara sempurna. Menumbuhkan

kembali minat siswa terhadap matematika akan sangat terkait dengan

Page 11: Makalah Media Pembelajaran Matematika

berbagai aspek yang melingkupi proses pembelajaran matematika di

sekolah. Aspek-aspek itu menyangkut pendekatan yang digunakan dalam

pembelajaran matematika, metode pengajaran, maupun aspek-aspek lain

yang mungkin tidak secara langsung berhubungan dengan proses

pembelajaran matematika, misalnya sikap orang tua (atau masyarakat pada

umumnya) terhadap matematika.

Untuk menumbuhkan minat siswa terhadap matematika,

pembelajaran matematika di sekolah dalam penyajiannya harus

diupayakan dengan cara yang lebih menarik bagi siswa. Matematika

sebenarnya memiliki banyak sisi yang menarik. Namun, seringkali hal

tersebut tidak dihadirkan dalam proses pembelajaran matematika.

Akibatnya siswa mengenal matematika tidak secara utuh. Matematika

hanya dikenal oleh siswa sebagai kumpulan rumus, angka, dan simbol

belaka.

Pembelajaran matematika di sekolah tidak dapat dilepaskan dari

pendekatan yang digunakan oleh guru. Dan pendekatan tersebut biasanya

dipengaruhi oleh pemahaman guru tentang sifat matematika, bukan oleh

apa yang diyakini paling baik untuk proses pembelajaran matematika di

kelas. Guru yang memandang matematika sebagai produk yang sudah jadi

akan mengarahkan proses pembelajaran siswa untuk menerima

pengetahuan yang sudah jadi. Guru akan cenderung mengisi pikiran siswa

dengan sesuatu yang sudah jadi. Sementara, guru yang memandang bahwa

matematika merupakan suatu proses akan lebih menekankan aspek proses

daripada aspek produk dalam pembelajaran matematika. (Marpaung,

1998).

Akhirnya, yang menjadi permasalahan psikologis adalah bahwa

pendidikan matematika di negeri ini sudah terlanjur dan banyak “luka

psikologis” yang diderita siswa berkaitan dengan pendidikan matematika.

Untuk dapat menyembuhkan luka psikologis tersebut maka peran seorang

guru sangat besar dalam hal ini, sehingga minat siswa terhadap

matematika tumbuh subur kembali. Pendidikan matematika di sekolah

Page 12: Makalah Media Pembelajaran Matematika

hanya akan berlangsung dengan baik dan sampai pada tujuannya jika ada

sinergi dari banyak pihak, seperti siswa, guru, orang tua, dan pihak lain

yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam proses

pembelajaran matematika di sekolah. Antara saatu komponen dan

komponen lain yang terlibat dalam pendidikan matematika diharapkan

dapat saling menginspirasi agar pembelajaran matematika di sekolah

menjadi lebih menyenangkan, lebih mengasyikkan, lebih dinamis, dan

humanis. Dengan berbagai usaha yang dilakukan dalam proses

pembelajaran matematika di sekolah ini, maka diharapkan matematika

tidak lagi dipandang secara parsial oleh siswa, guru, masyarakat, atau

pihak lain. Melainkan mereka dapat memandang matematika secara utuh

yang pada akhirnya dapat memacu dan berpartisipasi untuk membangun

peradaban dunia demi kemajuan sains dan teknologi yang dapat

memberikan manfaat bagi umat manusia. Media pembelajaran matematika

dapat mendorong keinginan siswa untuk mengetahui lebih banyak dan

mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh

guru/pendidik, sehingga memotivasi siswa dan partisipasi siswa dominan.

Contoh : dengan menggunakan media flash sajian materi lebih menarik

serta antusias siswa dalam belajar meningkat, rasa kantuk pun akan

terkalahkan, karena gambar, suara dan video akan lebih menarik untuk

mereka.

D. Persyaratan Pembuatan Media Pembelajaran

Menurut E. T. Ruseffendi beberapa persyaratan media pembelajaran

matematika, diantaranya adalah :

1. Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat).

2. Bentuk dan warnanya menarik.

3. Sederhana dan mudah dikelola (tidak rumit).

4. Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak.

Page 13: Makalah Media Pembelajaran Matematika

5. Dapat menyajikan konsep matematika, baik dalam bentuk real, gambar

atau diagram.

6. Sesuai dengan konsep pada matematika.

7. Dapat memperjelas konsep matematika dan bukan sebaliknya

(mempersulit pemahaman matematika).

8. Peragaan itu agar menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir abstrak

bagi siswa.

9. Bila kita mengharapkan agar siswa itu aktif (sendiri atau berkelompok)

alat peraga itu dapat dimanipulasikan, yaitu dapat diraba, dipegang,

dipindahkan, dimainkan, dipasangkan, dicopot (diambil dari susunannya).

10. Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah banyak.

11. Media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran,

metode mengajar yang digunakan serta karakteristik siswa yang belajar

(tingkat pengetahuan siswa, bahasa siswa, dan jumlah siswa yang

belajar).

12. Untuk dapat memilih media dengan tepat, guru harus mengenal ciri-ciri

dan tiap-tiap media pembelajaran.

13. Pemilihan media pembelajaran harus berorientasi pada siswa yang

belajar, artinya pemilihan media untuk meningkatkan efektivitas belajar

siswa, pemilihan media harus mempertimbangkan biaya pengadaan,

ketersediaan bahan media, mutu media, dan lingkungan fisik tempat

siswa belajar.

E. Tujuan Media Pembelajaran

Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran, adalah sebagai

berikut :

a. Mempermudah proses pembelajaran di kelas.

b. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.

Page 14: Makalah Media Pembelajaran Matematika

c. Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar.

d. Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.

F. Fungsi Media Pembelajaran

Media Pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan:

1. Menghadirkan objek sebenarnya dan objek yang langkah.

2. Membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya.

3. Membuat konsep abstrak ke konsep konkret.

4. Memberi kesamaan persepsi.

5. Mengatasi hambatran waktu, tempat, jumlah, dan jarak.

6. Menyajikan ulang informasi secara konsisten.

7. Memberi suasana belajar yang tidak tertekan, santai, dan menarik.

Selain fungsi diatas. Livie dan Lentz(1982) mengemukakan 4

fungsi media pembelajaran yaitu:

1. Fungsi atensi

Media ini dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk

berkonsentrasi pada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna yang

ditampilkan dalam materi pelajaran.

2. Fungsi afektif

Fungsi media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa/ mahasiswa

ketika proses belajar mengajar berlangsung.

3. Fungsi kognitif

Media dapat mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar

memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat

informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

4. Fungsi kompensatoris

Media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian konteks untuk

memahami teks, membantu siswa yang lemah dalam membaca, untuk

mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Page 15: Makalah Media Pembelajaran Matematika

Dari empat fungsi visual, dapat dikatakan bahwa belajar dari pesan

visual memerlukan keterampilan tersendiri. teknik afektif adalah teknik

untuk memahami teknik pesan visual yang terbagi dari beberapa fase seperti

dibawah ini:

1. Fase diffrensiasi yaitu fase dimana pembelajar mula-mula mengamati,

mengidentifikasi dan menganalisis.

2. Fase integrasi yaitu fase dimana mempelajar menempatkan unsur-unsur

visual secara serempak, menghubungkan pesan-pesan visual kepada

pengalaman-pengalamannya.

3. Kesimpulannya yaitu dari pengalaman visualisai dan selanjutnya

menciptakan konseptual baru dari apa yang mereka pelajari sebelumnya.

Hasil penelitian Edmund Faison, dkk dalam Nana Sudjana dan

Ahmad Rivai tentang penggunaan gambar visual dalam pembelajaran dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat beberapa hasil penelitian bahwa untuk memperoleh hasil

belajar bagi pembelajar secara maksimal yaitu:

1) Gambar-gambar yang digunakan harus jelas.

2) Gambar harus familiar dengan pembelajar.

3) Gambar yang digunakan ukurannya cukup besar.

2. Terdapat bukti, gambar-gambar berwarna lebih menarik minat

pembelajar.

3. Hasil penelitian Mabel Rudisill, gambar-gambar yang disukai anak-

anak adalah gambar-gambar berwarna yang menumbuhkan kesan

realistik.

Page 16: Makalah Media Pembelajaran Matematika

G. Manfaat Media Pembelajaran

Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar

interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih

efektif dan efisien. Sedangkan secara lebih khusus manfaat media

pembelajaran adalah:

1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan dengan media

pembelajaran. Penafsiran yang berbeda antara guru dapat dihindari dan

dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa

dimanapun berada.

2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik karna media dapat

menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan, dan warna baik

secara alami maupun manipulasi. Sehingga membantu guru menciptakan

suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak

membosankan.

3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, dengan adanya media akan

terjadinya komunikasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru

cenderung berbicara satu arah.

4. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat

atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama.

5. Pembelajaran bisa lebih menarik.

6. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat disingkat dan dapat

dengan mudah diserap oleh siswa.

7. Kualitas hasil belajar bisa ditingkatkan.

8. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana sesuai yang diinginkan.

9. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap

proses belajar dapat ditingkatkan.

Menurut Ensiclopedi of Educational Reseach, nilai atau manfaat

media pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berfikir sehingga

mengurangi verbalitas.

2. Memperbesar perhatian siswa.

Page 17: Makalah Media Pembelajaran Matematika

3. Meletakkan dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena

itu pelajaran lebih mantap.

4. Memberikan pengalaman yang nyata.

5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu.

6. Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu

perkembangan bahasa.

7. Memberikan pengalaman yang tidak diperoleh dengan cara yang lain.

8. Media pendidikan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara

guru dan murid.

9. Media pendidikan memberikan pengertian atau konsep yang sebenarnya

secara realita dan teliti.

10. Media pendidikan membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan

belajar.

Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245)

adalah :

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata–

katanya, tetapi tidak tahu maksudnya).

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

3. Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi

dapat diatasi sikap pasif siswa.

4. Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.

Page 18: Makalah Media Pembelajaran Matematika

H. Jenis dan Macam-macam Media Pembelajaran

Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran

dikelompokkan kedalam empat kelompok yaitu:

1. Media hasil teknologi cetak

Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau

menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama

melalui proses percetakan mekanis atau photografis. Kelompok media

hasil teknologi cetak antara lain: teks, grafik, foto atau representasi

fotografik.

Karakteristik media hasil cetak:

a. Teks dibaca secara linear.

b. Menampilkan komunikasi secara satu arah dan reseptif.

c. Ditampilkan secara statis atau diam.

d. Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip

pembahasan.

e. Berorientasi atau berpusat pada siswa.

Pendekatan yang berorientasi pada siswa adalah pendekatan

dalam belajar yang ditekankan pada ciri-ciri dan kebutuhan siswa

secara individual. Sedangkan lembaga pendidikan dan para pengajar

berfungsi dan berperan sebagai penunjang saja. Sistem pendekatan

yang berorientasi pada siswa ini didesain sedemikian rupa.

Sehingga siswa dapat belajar dengan sistem yang luwes yang

diarahkan agar siswa dapat membenntuk gaya belajarnya masing-

masing. Dalam hal ini guru dan lembaga berperan sebagai

penunjang, fasilitator dan semangat pada siswa yang sedang belajar.

f. Informasi dapat diatur atau ditata ulang oleh pemakai.

Page 19: Makalah Media Pembelajaran Matematika

2. Media hasil teknologi audio-visual

Teknologi audio-visual cara menyampaikan materi dengan

menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronis untuk menyajikan

pesan-pesan audio-visual. Penyajian pengajaran secara audio-visual jelas

bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses pembelajaran,

seperti mesin proyektor film, tape rekorder, proyektor visual yang lebar.

Karakteristiknya:

a. Bersifat linear.

b. Menyajikan visual yang dinamis.

c. Digunakan dengan cara yang telah ditentukan sebelumnya oleh

perancang.

d. Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau abstrak.

e. Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan

kognitif.

f. Berorientasi pada guru.

Pendekatan yang berorientasi pada guru atau lembaga

adalah sistem pendidikan yang konvensional dimana hampir

seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan penuh oleh para guru

dan staf lembaga pendidikan.

Dalam system ini guru mengkomunikasikan

pengetahuannya kepada siswa dalam bentuk pokok bahasan dalam

beberapa macam bentuk silabus. Biasanya pembalajaran

berlangsung dan selesai dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan

metode mengajar yang dipakai tidak beragam bentuknya, biasanya

menggunakan metode ceramah dengan pertemuan tatap muka (face

to face).

Page 20: Makalah Media Pembelajaran Matematika

3. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer

Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau

menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang

berbasis mikro-prosesor.

Berbagai aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pembelajaran

umumnya dikenal sebagai computer assisted instruction. Aplikasi

tersebut apabila dilihat dari cara penyajian dan tujuan yang ingin dicapai

meliputi tutorial, penyajian materi secara bertahap, drills end practice

latihan untuk membantu siswa menguasai materi yang telah dipelajari

sebelumnya, permainan dan simulasi latihan untuk mengaplikasikan

pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari, dan basis data

(sumber yang dapat membantu siswa menambah informasi dan

pengetahuan sesuai dengan keinginan masing-masing).

Karakteristik media hasil teknologi yang berdasarkan komputer:

a. Dapat digunakan secara acak, non-sekuensial atau secara linear.

b. Dapat digunakan sesuai keinginan siswa atau perancang.

c. Gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan simbol dan grafik.

d. Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini.

e. Berorientasi pada siswa dan melibatkan interaksi siswa yang

tinggi.

4. Media hasil gabungan tenologi cetak dan teknologi komputer

Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan

menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa

bentuk media yang dikendalikan komputer. Komputer yang memiliki

kemampuan hebat seperti jumlah random akses memori yang besar, hard

disk yang besar, dan monitor yang beresolusi tinggi ditambah dengan

Page 21: Makalah Media Pembelajaran Matematika

pararel (alat-alat tambahan), seperti: video disk player, perangkat keras

untuk bergabung dalam suatu jaringan dan sistem audio.

Karakteristik media hasil gabungan teknologi cetak dan teknologi

komputer:

a. Dapat digunakan secara acak, sekuensial, linear.

b. Dapat digunakan sesuai keinginan siswa, bukan saja dengan

direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya.

c. Gagasan disajikan secara realistik sesuai dengan pengalaman

siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa dan di bawah

pengendalian siswa.

d. Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme ditetapkan dalam

pengembangan dan penggunaan pelajaran.

e. Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga

pengetahuan dikuasai jika pengetahuan itu digunakan.

f. Bahan-bahan pelajaran melibatkan interaktif siswa.

g. Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai

sumber.

Selain pembagian itu ada lagi pembagian media pembelajaran

menurut jenis, daya liput, dan bahannya.

Dilihat dari jenisnya, media terbagi menjadi:

a. Media auditif

Media yang hanya mengandalkan suara saja seperi radio, kaset

rekoorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau

mempunyai kelainan pendengaran.

b. Media visual

Page 22: Makalah Media Pembelajaran Matematika

Media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada

yang menampilkan gambar diam seperti film strip, slides, foto, gambar

atau lukisan, dan cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau

simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.

c. Media audio visual

Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini

mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis

media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi dalam:

Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar

berasal dari satu sumber seperti video kaset.

Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya

berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya film bingkai suara

yang unsur gambarnya berasal dari slide proyektor dan unsur

suaranya berasal dari tape recorder.

Dilihat dari daya liputnya, media terbagi menjadi:

a. Media dengan daya liput luas dan serentak

Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat

menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama.

Seperti radio dan televisi serta internet.

b. Media dengan daya liput terbatas oleh ruang dan tempat

Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang

khusus seperti film sound, slides, film rangkai, yang harus

menggunakan empat tertutupdan gelap.

c. Media untuk pembelajaran invidual

Page 23: Makalah Media Pembelajaran Matematika

Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. Media ini adalah

modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.

Dilihat dari bahan-bahannya, media terbagi menjadi:

a. Media sederhana

Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara

pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.

b. Media kompleks

Media ini adalah media yang bahan dasarnya kompleks sulit didapat

serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunaanya

memerlukan keterampilan yang memadai.

Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam

penyampaian informasi dan pesan-pesan pembelajaran. Setiap jenis atau

bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat-sifat

media tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku dalam

mengelompokkan media. Inilah jenis-jenis media:

1. Media Pandang (visual)

Media pandang meliputi: gambar buram, atau gambar tembus pandang.

Gambar buram meliputi: Sketsa, lukisan dinding, chart, grafik, dll.

Gambar tembus pandang meliputi : Slide, dan gambar bergerak.

2. Media Dengar (audio)

Hakekat dari jenis-jenis media dalam kelompok ini adalah berupa pesan

yang disampaikan atau dituangkan kedalam simbol-simbol auditif (verbal

dan/atau non-verbal), yang melibatkan rangsangan indera pendengaran.

Secara umum media audio memiliki karakteristik atau ciri sebagai berikut:

Page 24: Makalah Media Pembelajaran Matematika

mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (mudah dipindahkan dan

jangkauannya luas), pesan/program dapat direkam dan diputar kembali

sesukanya, dapat mengembangkan daya imajinasi dan merangsang

partisipasi aktif pendengarnya, dapat mengatasi masalah kekurangan guru,

sifat komunikasinya hanya satu arah, sangat sesuai untuk pengajaran

musik dan bahasa, dan pesan/informasi atau program terikat dengan

jadwal siaran (pada jenis media radio).

3. Media pandang dengar (audio-Visual)

Media pandang dengar meliputi: TV dan Video.

4. Media cetak

Media Cetak meliputi: buku-buku pelajaran, buku bacaan, kamus,

ensiklopedia.

5. Objek fisik nyata

Objek nyata meliputi lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan

budaya, narasumber, dan hasil karya siswa.

6. Media Komputer

I. Contoh Media Pembelajaran Matematika

Salah satu contoh media pembelajaran yaitu media pelajaran jaring-

jaring tabung yang terbuat dari karpet.

1. Bahan-bahan yang harus dipersiapkan untuk membuat media pembelajaran

yang terbuat dari karpet yaitu:

a. Karpet tipis yang tidak berbullu dengan ukuran 2-3 cm

b. Resleting

c. Gunting

Page 25: Makalah Media Pembelajaran Matematika

d. Penggaris

e. Jangka

f. Busur

2. Cara membuat media pembelajaran jaring-jaring tabung yang terbuat dari

karpet yaitu:

a. Siapkan karpet, busur, penggaris dan jangka

b. Gambarlah dua buah lingkarann pada karpet yang telah disediakan

yang masing-masing lingkaran tersebut mempunyai luas dan jari-jari

yang sama, dengan menggunakan penggaris, busur dan jangka yang

telah disediakan.

c. Buatlah bangun ruang persegi yang masing-masing sisi-sisinya sama

dengan luas lingkaran yang sebelumnya telah dibuat.

d. Kemudian gambarlah pada karpet.

e. Potonglah masing-masing bangun ruang tersebut.

f. Tempelkan resleting tempel pada titik-titik yang akan disambungkan.

g. Susunlah masing-masing bangun ruang tersebut agar membentuk

tabung.

h. Pastikan masing-masing bangun ruang tersebut dapat dibuka dan

ditutup kembali agar mempermudah untuk dijadikan sebagai media

pembelajaran matematika pada materi bangun ruang khususnya

tabung.

3. Manfaat media pembelajaran jaring-jaring tabung dari karpet yaitu:

Ada beberapa kegunaan media pembelajaran ini dalam proses belajar

mengajar, baik untuk peserta didik itu sendiri maupun untuk pendidik,

berikut adalah manfaatnya:

a. Bagi peserta didik, mempermudah peserta didik dalam memahami

materi bangun ruang khususnya pada materi tabung, menuntun

peserta didik dapat berpikir kreatif dan kritis. Peserta didik dapat

mengembangkan pemikirannya melalui media pembelajaran ini

tentang materi bangun ruang. Peserta didik dapat bereksperimen

Page 26: Makalah Media Pembelajaran Matematika

sesuai dengan kemampuannya, Ilmu yang diperoleh merupakan hasil

dari pola pikir peserta didik. Peserta didik dapat membangun

pengetahuannya agar lebih memahami konsep materi yang diajarkan.

b. Sedangkan, bagi pendidik mempermudah proses belajar mengajar,

menghemat waktu, memacu pendidik agar lebih berpikir kreatif,

inovatif dan edukatif, Dapat dijadikan referensi sebagai media

pembelajaran yang dapat digunakan untuk materi selanjutnya.

4. Kerugian dan kelemahan media pembelajaran jaring-jaring tabung yang

terbuat dari karpet yaitu:

a. Biaya yang dikeluarkan lebih besar, karena harus membeli dan

menyediakan bahan-bahan untuk membuat media pembelajaran ini.

b. Tidak praktis dan ekonomis, karena kita terlebih dahulu merancang

atau membuat media pembelajarannya.

c. Lebih lama memakan waktu jam pelajaran dalam proses

pembuatannya.

d. Bagi anak yang mempunyai kelemahan dalam menyerap materi

pelajaran maka akan lebih menjadi rumit dengan adanya media ini.

e. Dapat memakan waktu yang cukup lama dalam memikirkan inovasi-

inovasi yang lainnya untuk dapat memperbaharui media pembelajaran

pada materi selanjutnya.

Page 27: Makalah Media Pembelajaran Matematika

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Nurhasnawati.2011.Media Pembelajaran.Pekanbaru: yayasan Pusaka Riau.

http://makalahmajannaii. 2012/07/makalah-pembelajaran-matematika.html

blogspot.com/,didowload senin,18-02-2013

http://wewnatali.blogspot.com/2011/03/media-pembelajaran-matematika.html,didowload senin,18-02-2013

Wijayanti,Wahyuni.(2010).Penggunaan Media dalam Pembelajaran.

Matematika, http :// www.slideshare.net/erossansen/tugas-makalah-media-

pembela, didowload Rabu,20-02-2013

http://cindy-fitrii.blogspot.com/

http://blogmediapembelajaranguru.blogspot.com/2013/03/jenis-jenis-media-

pembelajaran.html

http://www.smkdarunnajah.sch.id/2011/11/macam-macam-media-

pembelajaran.html

Anonim. (2011). Pengembangan Media Pembelajaran Matematika.

Sabardin. (2008). Media Pendidikan Matematika. Baubau: Universitas Dayau

Ikhsanuddin.

Wijayanti, Wahyuni. (2010). Penggunaan Media dalam Pembelajaran Matematika.