makalah masalah.docx

14
Pengolahan Limbah Batik dengan menggunakan metode elektrolisis dengan anoda dan katoda platinum (Pt) Rizqi Amaliasani 12513044 [email protected] Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Universitas Islam Indonesia Jalan Kaliurang Km 14.4, Sleman, Yogyakarta, 55584 Abstrak Industri batik dan tekstil merupakan salah satu penghasil limbah cair yang berasal dariproses pewarnaan. Selain kandungan zat warnanya tinggi, limbah industri batik dan tekstil juga mengandung bahan-bahan sintetik yang sukar larut atau sukar diuraikan, pada umumnya polutan yang terkandung dalam limbah industri batik dapat berupa logam berat, padatan tersuspensi, atau zat organic. Setelah proses pewarnaan selesai, akan dihasilkan limbah cair yang berwarna keruh dan pekat, apabila limbah batik ini dialirkan langsung ke lingkungan tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu, maka akan menurunkan kualitas lingkungan dan merusak kehidupan yang ada di lingkungan tersebut. Karena potensinya yang cukup besar, maka perlu adanya usaha pengelolaan limbah dengan menggunakan metode elektrolisis dengan anoda dan katoda platinum. Sehingga limbah yang di buang ke saluran air adalah limbah yang aman bagi lingkungan dan adanya perbaikan sistem drainase yang mampu menunjang perkembangan industri batik. Sehingga industri batik tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga bersahabat dengan lingkungan. Kata kunci : batik, tekstil, limbah, sintetik, polutan, drainase 1. Pendahuluan Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak negara di dunia yang kaya akan kebudayaan. Batik merupakan salah satu dari kebudayaan Indonesia yang berupa kain bermotif. Hingga sekarang pesona batik disukai baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Keindahan dan kecantikan batik Indonesia terletak pada begitu banyaknya perubahan dan motif yang muncul dalam perbedaan kebudayaan. Batik sebagai kekayaan Indonesia memiliki nilai seni yang tinggi. Jenis,

Transcript of makalah masalah.docx

Page 1: makalah masalah.docx

Pengolahan Limbah Batik dengan menggunakan metode elektrolisis dengan anoda dan katoda platinum (Pt)

 Rizqi Amaliasani

[email protected]

Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan,Universitas Islam Indonesia

Jalan Kaliurang Km 14.4, Sleman, Yogyakarta, 55584

AbstrakIndustri batik dan tekstil merupakan salah satu penghasil limbah cair yang berasal

dariproses pewarnaan. Selain kandungan zat warnanya tinggi, limbah industri batik dan tekstil juga mengandung bahan-bahan sintetik yang sukar larut atau sukar diuraikan, pada umumnya polutan yang terkandung dalam limbah industri batik dapat berupa logam berat, padatan tersuspensi, atau zat organic. Setelah proses pewarnaan selesai, akan dihasilkan limbah cair yang berwarna keruh dan pekat, apabila limbah batik ini dialirkan langsung ke lingkungan tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu, maka akan menurunkan kualitas lingkungan dan merusak kehidupan yang ada di lingkungan tersebut. Karena potensinya

yang cukup besar, maka perlu adanya usaha pengelolaan limbah dengan menggunakan metode elektrolisis dengan anoda dan katoda platinum. Sehingga limbah yang di buang ke saluran air adalah limbah yang aman bagi lingkungan dan adanya perbaikan sistem drainase   yang mampu menunjang perkembangan industri batik. Sehingga industri batik tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga bersahabat dengan lingkungan.

Kata kunci : batik, tekstil, limbah, sintetik, polutan, drainase

1.                                    Pendahuluan

  Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak negara di dunia yang kaya  akan  kebudayaan.  Batik merupakan salah satu dari kebudayaan Indonesia yang berupa kain bermotif. Hingga sekarang pesona batik disukai baik di dalam negeri maupun di luar negeri.  Keindahan dan kecantikan batik Indonesia terletak pada begitu banyaknya perubahan dan motif yang muncul dalam perbedaan kebudayaan.  Batik sebagai kekayaan Indonesia memiliki nilai seni yang tinggi.  Jenis, corak, motif batik tradisional maupun modern tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam.  Potensi Industri batik secara ekonomi cukup memberikan pendapatan yang besar kepada negara, baik dari segi penyerapan tenaga kerja maupun pemasukan devisa dan pajak.  Permintaan  pasar untuk konsumsi lokal dan luar negeri terbuka luas sehingga memberikan peluang yang besar untuk perkembangan industri ini.

Batik Indonesia sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of

Page 2: makalah masalah.docx

Humanity) sejak 2 Oktober, 2009. Industri  batik  nasional  semakin  berkembang  akibat semakin  banyaknya  permintaan terhadap  batik.  Sejak  dicanangkan  hari  batik  nasional  pada  tanggal  2 Oktober 2009  omzet pengusaha  batik  naik  hingga  50%  (Suhendra,  2009).  Pada  beberapa  daerah mulai muncul kampung batik sebagai sentra batik khas daerah masing – masing. Hal ini dibuktikan  dengan meningkatnya jumlah  penjualan Batik  di Yogyakarta  sebanyak  30%  di  bulan Desember  2009 dibandingkan sebelumnya dan peminat Batik mulai meluas dari orang tua hingga kaum remaja. Euforia  Batik  pun  menjadi  tampak  sangat  jelas  di  masyarakat.  Semua sekolah  mewajibkan  siswa-siswinya  memakai  seragam  Batik  di  hari  tertentu. Karyawan bank, pegawai negeri, penyiar televisi, hingga instansi-instansi swasta pun memakai Batik. Peminat  batik  pun  tidak  lagi  orang-orang  tua, namun  juga remaja kini mulai memakai batik. Ditambah  lagi baju Batik  tidak hanya dipakai disaat acara  resmi, bahkan waktu santai pun menggunakan batik.

Pada mulanya pembuatan batik diproduksi secara tradisional, namun sekarang beberapa industri batik sudah menggunakan teknologi modern dalam produksi maupun rancangannya.  Akan tetapi pembuatan batik secara tradisional masih menjadi usaha sebagian besar masyarakat di daerah penghasil batik seperti Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, Jabar, dan daerah-daerah lain di luar Jawa.

Industri batik merupakan industri yang sangat potensial untuk dikembangkan. Dalam proses produksinya, batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Industri batik banyak meggunakan bahan-bahan kimia dan air. Bahan  kimia  ini  biasanya digunakan  pada  proses  pewarnaan  atau  pencelupan.  Pada  umumnya polutan  yang  terkandung  dalam  limbah industri  batik  dapat  berupa  logam  berat,  padatan tersuspensi,  atau  zat  organik.    Proses  pembatikan  secara  garis besar  terdiri  dari  pemolaan, pembatikan  tulis, pewarnaan/pencelupan, pelodoran/penghilangan  lilin, dan penyempurnaan (Purwaningsih,  2008)

Pada proses pewarna batik, baik pewarna dasar ataupun pewarna lanjut diindikasikan menggunakan campuran kimia yang sangat beracun dan berbahaya. Umumnya limbah batik akan langsung dibuang ke sungai melalui drainage air hujan. Industri batik merupakan industri yang potensial mengandung logam berat yang merupkan limbah berbahaya, sehingga dapat menyebabkan rusaknya lingkungan. Agar  memenuhi batas aman pembuangan limbah batik ke lingkungan yang  ditetapkan  maka  harus  dilakukan  pengolahan terhadap  limbah  ini  sebelum  dibuang  ke sungai.  Salah  satu alternatif  pengolahan  yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode elektrolisis dengan anoda dan katoda platinum (Pt). Pt merupakan logam inert yang sangat baik sebagai elektrokatalis dan tahan terhadap kondisi larutan. Metode ini merupakan metode yang efektif, selektif, ekonomis, bebas polutan dan sangat sesuai untuk menghancurkan senyawa-senyawa organik. Sehingga

Page 3: makalah masalah.docx

limbah yang di buang ke saluran air adalah limbah yang aman bagi lingkungan dan adanya perbaikan sistem drainase  yang mampu menunjang perkembangan industri batik. Sehingga industri batik tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga bersahabat dengan lingkungan.

2.                                    Studi PustakaIndustri batik dan tekstil merupakan salah satu penghasil limbah cair yang berasal dari

proses pewarnaan. Selain kandungan zat warnanya tinggi, limbah industri batik dan tekstil juga mengandung bahan-bahan sintetik yang sukar larut atau sukar diuraikan. Setelah proses pewarnaan selesai, akan dihasilkan limbah cair yang berwarna keruh dan pekat. Biasanya warna air limbah tergantung pada zat warna yang digunakan. Limbah air yang berwarna-warni ini yang menyebabkan masalah terhadap lingkungan. Limbah zat warna yang dihasilkan dari industri tekstil umumnya merupakan senyawa organik non-biodegradable, yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan terutama lingkungan perairan. Senyawa zat warna di lingkungan perairan sebenarnya dapat mengalami dekomposisi secara alami oleh adanya cahaya matahari, namun reaksi ini berlangsung relatif lambat, karena intensitas cahaya UV yang sampai ke permukaan bumi relatif rendah sehingga akumulasi zat warna ke dasar perairan atau tanah lebih cepat daripada fotodegradasinya (Dae-Hee et al. 1999 dan Al-kdasi 2004)

Page 4: makalah masalah.docx

 

Gambar 2.1. Alur Proses Pembuatan Batik Beserta Limbahnya

(Sumber : Anonim, 1997 dalam Purwaningsih, 2008).

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Karakteristik limbah adalah berukuran mikro, dinamis, penyebarannya berdampak luas dan antar generasi akan berdampak dalam jangka panjang. Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah (Anonim,2009)

Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi 4 bagian yaitu : limbah cair, limbah padat, limbah gas dan partikel, serta limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada

Page 5: makalah masalah.docx

dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi pengolahan menurut tingkatan perlakuan dan pengolahan menurut karakteristik limbah (Anonim,2009)

Kualitas limbah cair industri batik sangat tergantung jenis proses yang dilakukan,

pada    umumnya limbah cair bersifat basa dan kadar organik yang tinggi yang

disebabkan oleh sisa-sisa pembatikan. Pada proses pencelupan (pewarnaan) umumnya

merupakan penyumbang sebagian kecil limbah organik, namun menyumbang wama

yang kuat, yang mudah terdeteksi, dan hal ini dapat mengurangi keindahan sungai

maupun perairan. Pada proses persiapan, yaitu proses nganji atau penganjian,

menyumbang zat organik yang banyak mengandung zat padat tersuspensi. Zat padat

tersuspensi apabila tidak segera diolah akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan

dapat digunakan untuk menilai kandungan COD dan BOD.

Kebanyakan penggunaan bahan pencelup dengan struktur molekul organik yang

stabil tidak dapat dihancurkan dengan proses biologis, untuk menghilangkan warna air

limbah yang efisien dan efektif adalah dengan perlakuan secara biologis, fisik dan kimia

(Alaerts, 1984 dalam Purwaningsih, 2008).

Karakteristik Air limbah Batik

Karakteristik air limbah dapat digolongkan dalam sifat fisika, kimia dan biologi.

Dengan mengetahui jenis polutan yang terdapat dalam air limbah, dapat ditentukan unit

proses yang dibutuhkan.

a.             Karakter Fisika

Karakter fisika air limbah meliputi temperatur, bau, warna, dan padatan. Temperatur

menunjukkan derajat atau tingkat panas air limbah yang diterakan kedalam skala. Bau

merupakan parameter yang subyektif. Pengukuran bau tergantung pada sensitivitas

indera penciuman seseorang. Adanya bau yang lain pada air limbah, menunjukkan

adanya komponen-komponen lain di dalam air tersebut. Misalnya, bau seperti telur

busuk menunjukkan adanya hidrogen sulfida. Pada air limbah, warna biasanya

disebabkan oleh adanya materi disolved, suspended, dan senyawa-senyawa koloidal,

yang dapat dilihat dari spektrum warna yang terjadi. Padatan yang terdapat di dalam air

limbah dapat diklasifikasikan menjadi floating, settleable, suspended atau dissolved.

b.      Karakter kimia

Karakter kimia air limbah meliputi senyawa organik dan senyawa anorganik. Senyawa

organik adalah karbon yang dikombinasi dengan satu atau lebih elemen-elemen lain (O,

N, P, H). Saat ini terdapat lebih dari dua juta senyawa organik yang telah diketahui.

Senyawa anorganik terdiri atas semua kombinasi elemen yang bukan tersusun dari

karbon organik. Karbon anorganik dalam air limbah pada umumnya terdiri

atas sand, grit, dan mineral-mineral, baik suspended maupun dissolved. Misalnya:

klorida, ion hidrogen, nitrogen, fosfor, logam berat dan asam.

c.       Karakter Biologis

Mikroorganisme ditemukan dalam jenis yang sangat bervariasi hampir dalam semua

bentuk air limbah, biasanya dengan konsentrasi 105-108 organisme/ml. Kebanyakan

merupakan sel tunggal yang bebas ataupun berkelompok dan mampu melakukan proses

kehidupan (tumbuh, metabolisme, dan reproduksi). Secara tradisional, mikroorganisme

dibedakan menjadi binatang dan tumbuhan. Namun, keduanya sulit dibedakan. Oleh

karena itu, mikroorganisme kemudian dimasukkan kedalam kategori protista, status

yang sama dengan binatang ataupun tumbuhan. Virus diklasifikasikan secara terpisah.

Keberadaan bakteri dalam unit pengolahan air limbah merupakan kunci efisiensi proses

Page 6: makalah masalah.docx

biologis. Bakteri juga berperan penting untuk mengevaluasi kualitas air(Purwaningsih,

2008).

Pengaruh Limbah Industri Batik Terhadap Lingkungan

Pengelolaan lingkungan adalah usaha atau upaya agar tanah, air dan udara tidak

tercemar oleh air buangan, sehingga tidak menimbulkan pencemaran potensial lebih

lanjut pada penderita pencemaran potensial yaitu manusia dan mahluk hidup lain.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan lingkungan adalah terkendalinya

dan terpeliharanya kesehatan secara menyeluruh (Sumarwoto,

1993 dalam Purwaningsih, 2008).

Lingkungan hidup adalah kesatuan dengan kesemua benda, daya, keadaan dan

makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan

hidup dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya (Rusidana,

2006 dalamPurwaningsih, 2008).

Air bekas cucian pembuatan batik yang menggunakan bahan-bahan kimia banyak

mengandung zat pencemar/racun yang dapat mengakibatkan gangguan terhadap

lingkungan, kehidupan manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan. Zat warna dapat

mengakibatkan penyakit kulit dan yang sangat membahayakan adalah dapat

mengakibatkan kanker kulit (Sugiharto, 1987 dalamPurwaningsih, 2008).

Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, akan

menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut dalam air. Hal ini mengakibatkan

matinya ikan dan bakteri-bakteri di dalam air, juga dapat menimbulkan kerusakan pada

tanaman atau tumbuhan air, sehingga proses self purification yang seharusnya dapat

terjadi pada air limbah menjadi terhambat (Sugiharto, 1987 dalam Purwaningsih, 2008).

Semakin banyak zat organik dalam perairan akan mengalami pembusukan akibat

selanjutnya adalah timbulnya bau hasil penguraian zat organik. Di samping bau yang

ditimbulkannya, maka menumpuknya ampas akan memerlukan tempat yang banyak dan

mengganggu keindahan tempat di sekitarnya. Dan selain bau dan tumpukan ampas yang

mengganggu, maka warna air limbah yang kotor akan menimbulkan gangguan

pemandangan (Purwaningsih, 2008).

Kita semua tentunya tahu dan mengerti, bahwa manusia sebenarnya dapat hidup

secara harmonis dengan alam, seandainya manusia memperlakukan alam dengan baik,

dan tidak memanfaatkan sumber daya alam yang dikandung tidak berlebihan. Usaha-

usaha untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan mempertahankan kwalitas

lingkungan hidup yang seimbang dalam segala bentuk belumlah mencapai hasil yang

memuaskan. Kualitas lingkungan dan kehidupan manusia terus menurun akibat ulahnya

sendiri.

Salah satu penyebab ulah manusia yang tidak peduli itu, adalah ketidaktahuannya mengenai peran keanekaragaman hayati dan perlunya pelestarian lingkungan hidup untuk menopang kehidupan manusia.Sebagai khalifah, manusia memiliki tugas untuk memanfaatkan, mengelola dan

memelihara alam semesta. Allah telah menciptakan alam semesta untuk lingkungan.

Selain kepentingan dan kesejahteraan semua makhluk-Nya, khususnya manusia.

Page 7: makalah masalah.docx

Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat. Pertama, memakmurkan bumi (al ‘imarah). Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari pihak manapun (ar ri’ayah).

1.      Memakmurkan Bumi

Manusia mempunyai kewajiban kolektif yang dibebankan Allah SWT. Manusia harus mengeksplorasi kekayaan bumi bagi kemanfaatan seluas-luasnya umat manusia. Maka sepatutnyalah hasil eksplorasi itu dapat dinikmati secara adil dan merata, dengan tetap menjaga kekayaan agar tidak punah. Sehingga generasi selanjutnya dapat melanjutkan eksplorasi itu.

2.      Memelihara Bumi

Melihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara akidah dan akhlak manusianya sebagai SDM (sumber daya manusia). Memelihara dari kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak dan menghancurkan alam demi kepentingan sesaat. Karena sumber daya manusia yang rusak akan sangata potensial merusak alam. Oleh karena itu, hal semacam itu perlu dihindari.

Allah menciptakan alam semesta ini tidak sia-sia. Penciptaan manusia mempunyai tujuan yang jelas, yakni dijadikan sebagai khalifah atau penguasa (pengatur) bumi. Maksudnya, manusia diciptakan oleh Allah agar memakmurkan kehidupan di bumi sesuai dengan petunjukNya. Petunjuk yang dimaksud adalah agama (Islam).

Allah memerintahkan umat nabi Muhammad SAW untuk memelihara bumi dari kerusakan karena sesungguhnya manusia lebih banyak yang membangkang dibanding yang benar-benar berbuat shaleh sehingga manusia akan cenderung untuk berbuat kerusakan, hal ini sudah terjadi pada masa nabi – nabi sebelum nabi Muhammad SAW dimana umat para nabi tersebut lebih senang berbuat kerusakan dari pada berbuat kebaikan, misalnya saja kaum bani Israil, seperti yang Allah sebutkan dalam firmannya dalam surat Al Isra ayat 4 yang Artinya : dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar“. (QS Al Isra : 4)

Sebagai seorang muslim dan hamba Allah yang taat tentu kita akan menjalankan fungsi sebagai khalifah dimuka bumi dengan tidak melakukan pengrusakan terhadap Alam yang diciptakan oleh Allah SWT karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Seperti firmannya dalam surat Al Qashash ayat 77 yang Artinya : dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS AL Qashash : 7)

3.                     Metodelogi Penulisan

Metode Pengumpulan Data

Page 8: makalah masalah.docx

Penulis  dalam mengumpulkan data dalam daftar pustaka menggunakan metode pengumpulan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsumg diperoleh penulis dari subjeknya. Data sekunder biasanya berwujud data laporan yang tersedia. Dalam hal ini, data sekunder dioeroleh melalui buku, jurnal dan artikel.

Metode Analisis Data

Metode yang penulis gunakan dalam analisis data adalah metode deskriptif yaitu menyajikan data secara sistematis agar mudah untuk dimengerti.

4.                     Pembahasan Laporan

Dalam makalah ini peneliti menemukan metode baru untuk mengolah limbah batik dengan menggunakan metode elektrolisis dengan anoda dan katoda platinum (Pt). Pt merupakan logam inert yang sangat baik sebagai elektrokatalis dan tahan terhadap kondisi larutan. Metode ini merupakan metode yang efektif, selektif, ekonomis, bebas polutan dan sangat sesuai untuk menghancurkan senyawa-senyawa organik. Hasil akhirnya adalah air dan gas karbon dioksida. Penemuan baru dalam mengolah limbah batik dengan menggunakan metode elektrolisis dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.

Gambar 2. Rangkaian alat yang digunakan untuk mengolah limbah batik

Page 9: makalah masalah.docx

Gambar 3. Rangkaian alat yang digunakan untuk mengolah limbah batik di laboratoriumCara Kerja Alat

1.     Limbah batik dimasukkan dalam bak elektrolisis, kemudian ditambah 0,25 kg untuk setiap 100 L limbah batik, kemudian dimasukkan elektroda, katoda dan anoda masing-masing berbahan platinum dan dilengkapi dengan pengaduk.

2.     Kedua elektroda dihubungkan dengan sumber arus DC melalui voltmeter dengan potensial maksimum 5 Volt.

3.     Elektrolisis limbah batik dijalankan dengan memasukkan potensial sebesar 5 V dan elektrolisis dihentikan jika larutan sudah menjadi jernih.

4.     Hasil elektrolisis limbah batik merupakan limbah yang berwarna jernih, kemudian dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, COD dan logam berat dengan AAS.

Hasil Uji Coba Alat

a.            Hasil analisis limbah batik setelah dielektrolisis dengan spektrofotometer UV-Vis

Page 10: makalah masalah.docx

Gambar 2. Hasil analisis dengan spektrofotometer UV-VisBerdasarkan gambar di atas limbah batik yang semual berwarna biru (warna hitam)

setelah diolah dengan elektrolisis berubah menjadi jernih (warna merah) dalam waktu 15 menit dan dengan bantuan garam dapur dengan penambahan garam dapur.

b.      Hasil analisis COD dan analisis logam berat dengan AAS

Hasil analisis komponen komponen limbah disesuaikan dengan baku mutu limbah cair berdasarkan PP No 20 tahun 1990 ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut:

Parameter Hasil Analisis PP No.20 tahun 1990(Air Golongan D)

COD 39,8 mg/L 100 mg/LCr-Total 0,05 mg/L 1,0 mg/LPb-Total 0,03 mg/L 1,0 mg/LCd-Total 0,03 mg/L 0,01 mg/LAs-Total 0,01 mg/L 1,0 mg/LHg-Total 0,002 mg/L 0,005 mg/L

Berdasarkan hasil analisis limbah batik setelah diolah dengan teknik elektrolisis menghasilkan larutan jernih dan setelah dianalisis sangat aman untuk digunakan sebagai air minum, air keperluan rumah tangga, industri dan pertanian. Air yang telah diolah dapat langsung dibuang ke lingkungan.

Page 11: makalah masalah.docx

5.                     Kesimpulan dan Saran

5.1 KesimpulanSetelah melalui proses analisis dan sistesis masalah, maka kesimpulan yang didapatkan

adalah sebagai berikut :1.     Terciptanya pemahaman bahwa di samping produk yang dihasilkan, terdapat limbah yang

menimbulkan dampak negatif di mana hal tersebut tidak bisa dianggap remeh.2.     Limbah pewarna yang dihasilkan oleh kegiatan produksi pada industri pembuatan kain batik

biasanya terjadi pada proses pencelupan dan pewarnaan. Umumnya limbah cair bersifat basa dan kadar organik yang tinggi yang disebabkan oleh sisa-sisa pembatikan.Salah  satu  alternatif  pengolahan  yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode elektrolisis dengan anoda dan katoda platinum (Pt). Pt merupakan logam inert yang sangat baik sebagai elektrokatalis dan tahan terhadap kondisi larutan. Metode ini merupakan metode yang efektif, selektif, ekonomis, bebas polutan dan sangat sesuai untuk menghancurkan senyawa-senyawa organik.Sehingga limbah yang di buang ke saluran air adalah limbah yang aman bagi lingkungan dan adanya perbaikan sistem drainase  yang mampu menunjang perkembangan industri batik. Sehingga industri batik tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga bersahabat dengan lingkungan.

5.2 SaranPada dasarnya segala sesuatu yang terlalu banyak dan berlebihan akan membuka peluang

besar timbulnya permasalahan, maka diperlukan suatu langkah sedini mungkin terhadap limbah batik sebagai antisipasi timbulnya masalah yang lebih besar. Dengan memandang bahwa limbah adalah suatu hasil yang bukan merupakan tujuan utama dari sebuah proses, maka akan terkandung pengertian bahwa bukan tidak terdapat sisi manfaat pada barang tersebut.Teknik pengolahan limbah batik dengan elektrolisis merupakan teknik yang lebih mudah, murah dan efisien dan mudah untuk dioperasikan, tidak memerlukan keahlian tinggi dan sederhana. Teknik ini tidak menghasilkan limbah baru sehingga aman untuk lingkungan. Teknik ini juga tidak  memerlukan dana yang tinggi karena hanya memerlukan arus listrik yang rendah dan garam dapur yang murah.