Makalah Lansia

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lanjut usia masih mempunyai harapan untuk menikah dan masih memiliki minat terhadap lawan jenis. Hal tersebut di tunjukkan dengan usaha berkunjung ke lawan jenis yang sudah tidak memiliki pasangan. Adanya fenomena keinginan menikah, pengacuhan kebutuhan seksual lanjut usia yang berdampak pada kebahagiaan dan gangguan homeostasis, teori-teori yang menunjukkan perlu adanya kebutuhan seksual dipenuhi, dan masih adanya anggapan yang keliru mengenai pemenuhan kebutuhan seksual pada lanjut usia. Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti gangguan jantung, gangguan metabolisme, maupun faktor psikologis. Namun sebenarnya lansia masih dapat berfungsi seksual secara efektif sampai usia 1

Transcript of Makalah Lansia

Page 1: Makalah Lansia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Lanjut usia masih mempunyai harapan untuk menikah dan masih memiliki

minat terhadap lawan jenis. Hal tersebut di tunjukkan dengan usaha berkunjung ke

lawan jenis yang sudah tidak memiliki pasangan. Adanya fenomena keinginan

menikah, pengacuhan kebutuhan seksual lanjut usia yang berdampak pada

kebahagiaan dan gangguan homeostasis, teori-teori yang menunjukkan perlu

adanya kebutuhan seksual dipenuhi, dan masih adanya anggapan yang keliru

mengenai pemenuhan kebutuhan seksual pada lanjut usia.

Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali

berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti gangguan jantung, gangguan

metabolisme, maupun faktor psikologis. Namun sebenarnya lansia masih dapat

berfungsi seksual secara efektif sampai usia delapan puluhan jika mereka

mengerti perubahan fisiologis yang terjadi dalam proses penuaan dan tidak

membiarkan perubahan tersebut mengancam mereka. Permasalahan tersebut jika

tidak mendapatkan perhatian atau penanganan yang memadai bisa menimbulkan

penyimpangan perilaku seksual pada lansia, karena secara lahiriah mereka tetap

membutuhkan penyaluran hasrat seksual. Studi pendahuluan terhadap 10 orang

menunjukkan bahwa 70% responden mengakui jika mereka tetap memiliki hasrat

seksual, tetapi hanya 3 orang (2 laki-laki, 1 perempuan) yang tetap aktif

melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Melihat uraian di atas peneliti

1

Page 2: Makalah Lansia

tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan mengetahui perubahan

aktifitas seksual pada lansia.

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan populasi seluruh di Desa

XX. Jumlah sampel adalah 56 orang diambil secara quota sampling. Metode

pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang

dilakukan pada bulan Juli 2008. Data dianalisa secara deskriptif dengan rumus

prosentase.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari segi fisik, 87,1% responden

perempuan merasa alat genital sudah tidak lentur, 92% responden laki-laki

merasakan kekuatan alat genital (penis) menurun. Pada aspek psikologis, 58,9%

responden merasa bosan untuk melakukan hubungan seksual. Sedangkan jenis dan

penyesuaian aktivitas seksual lansia menunjukkan bahwa 58,9% responden

berusaha mengalihkan aktifitas seksualnya pada aspek kedekatan dengan

pasangan, pertemanan, komunikasi intim, dan hubungan fisik mencari

kesenangan, dan 55,4% responden masih aktif melakukan hubungan seksual.

Hasil penelitian ini dapat terjadi karena faktor fisik seperti sering sakit-sakitan,

nyeri sendi, atau kencing manis, akan berdampak pada aspek psikologis berupa

rasa cemas, tidak bersemangat, sulit konsentrasi dan lain sebagainya

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan dirumuskan sebagai

berikut:

1. Perubahan fisiologik akibat proser menua ?

2

Page 3: Makalah Lansia

2. Fase tanggapan Seksual ?

3. Hambatan aktivitas seksual pada lanjut usia ?

4. Gangguan fungsi seksual pria ?

1.3. Tujuan Pembuatan Makalah

Sejalan dengan rumusan makalah di atas, makalah ini bertujuan sebagai berikut:

Tujuan dalam makalah ini untuk mengetahui perkembangan seksual pada

lanjut usia, penyakit, faktor, fase-fasenya.

3

Page 4: Makalah Lansia

BAB II

TINJAUAN TEORI

2. 1 Pengertian

Seksualitas adalah suatu ekspresi cinta yang indah, suatu keintiman, komuni suci

antara dua orang. Ketika mengalami dengan hati terbuka, seksualitas dapat

melebihi keterbatasan realita fisik dan membiarkan kita memuncak pada

kegembiraan yang luar biasa, menakjubkan dan terpesona. Seksualitas akan

mengisi setiap manusia dengan rasa aman, kepuasan dan dapat memperpanjang

kemampuan kita untuk mencintai.

Meskipun berabad-abad yang lalu, seks telah digunakan untuk membohongi,

menguasai, menindas dan mengawasi orang. Seksualitas telah mengalami

penyimpangan dan degradasi yang dalam, sehingga muncullah pemikiran segala

sesuatu yang berkaitan dengan seks dianggap taboo.

Seksualitas adalah bagian dari kita, dan alih-alih menghilangkannya, kita harus

membuat aman dengan seks dan kita perlu belajar cara mengungkapkannya

dengan positif dan konstruktif. Kita perlu mengenalnya untuk apa seks itu dan kita

perlu mencintai diri kita sehingga akan membiarkan hubungan yang indah dalam

hidup kita melalui tingkat pengalaman seksualitas yang paling potensial.

Langkah pertama untuk menyadarkan peran seksualitas kita adalah belajar

mencintai dan menyayangi tubuh kita secara fisik. Kita harus tanggung-jawab

4

Page 5: Makalah Lansia

terhadap bagaimana kita memperlakukan tubuh kita, seperti halnya kendaraan,

lebih baik kita merawatnya, akan lebih baik melayani kita.

Kita seringkali membiarkan diri kita merasakan cinta secara emosional, tetapi seks

suatu cara kita merasa dan mengalami cinta secara fisik. Ketika kita mulai

membiarkan tubuh kita membangkitkan sensasi fisik dengan sentuhan kasih

sayang dan cinta yang kita miliki, kita akan merasa aman dan percaya.

Seksualitas adalah tentang suatu penghargaan dan mencintai diri sendiri, tubuh,

pasangan dan tubuh pasangan kita. Ini tentang penemuan diri dalam hubungan

dengan tubuh dan pasangan. Hanya karena kita harus menyisihkan waktu untuk

belajar menjadi senang sementara mencintai dan memperhatikan tubuh kita, kita

perlu sabar dan toleran baik dengan tubuh kita ataupun pasangan kita karena kita

belajar merasa aman, nyaman dan memperhatiakn setiap bagian dari tubuh kita.

Tetapi penghargaan adalah usaha yang bernilai sangat baik.

Pengertian lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai

kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran

sejalan dengan waktu. Ada beberapa pendapat mengenai “usia kemunduran” yaitu

ada yang menetapkan 60 tahun, 65 tahun dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia

(WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses menua yang

berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak

menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan

terintegrasi.

5

Page 6: Makalah Lansia

            Masalah kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari 4 aspek yaitu

fisik, psikologik, sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat berupa emosi labil,

mudah tersinggung, gampang merasa dilecehkan, kecewa, tidak bahagia, perasaan

kehilangan, dan tidak berguna. Lansia dengan problem tersebut menjadi rentan

mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi, ansietas (kecemasan), psikosis

(kegilaan) atau kecanduan obat. Pada umumnya masalah kesehatan mental lansia

adalah masalah penyesuaian. Penyesuaian tersebut karena adanya perubahan dari

keadaan sebelumnya (fisik masih kuat, bekerja dan berpenghasilan) menjadi

kemunduran.

            Lansia juga identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami

berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah atau

macamnya tergantung dari penyakit yang diderita. Semakin banyak penyakit pada

lansia, semakin banyak jenis obat yang diperlukan. Banyaknya jenis obat akan

menimbulkan masalah antara lain kemungkinan memerlukan ketaatan atau

menimbulkan kebingungan dalam menggunakan atau cara minum obat.

Disamping itu dapat meningkatkan resiko efek samping obat atau interaksi obat.

            Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia. Hal

tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa lansia memerlukan nutrisi yang

adekuat untuk mendukung dan mempertahankan kesehatan. Beberapa faktor yang

mempengaruhi kebutuhan gizi antara lain: berkurangnya kemampuan mencerna

makanan, berkurangnya cita rasa, dan faktor penyerapan makanan.

6

Page 7: Makalah Lansia

            Dengan adanya penurunan kesehatan dan keterbatasan fisik maka

diperlukan perawatan sehari-hari yang cukup. Perawatan tersebut dimaksudkan

agar lansia mampu mandiri atau mendapat bantuan yang minimal. Perawatan yang

diberikan berupa kebersihan perorangan seperti kebersihan gigi dan mulut,

kebersihan kulit dan badan serta rambut. Selain itu pemberian informasi

pelayanan kesehatan yang memadai juga sangat diperlukan bagi lansia agar dapat

mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.

2.2 Perubahan Fisiologik Akibat Proses Menua

Pada dasarnya perubahan fisiologik yang terjadi pada aktifitas seksual pada usia

lanjut biasanya berlangsung secara bertahap dan menunjukan status dasar dari

aspek vaskuler ,hormonal dan neurilogiknya.(Alexander and Allison 1989)

Kaplan membagi iklus tanggapan seksual dalam beberapa tahap .

Fase desire

Dipengaruhi oleh penyakit, masalah hubungan dengan pasangan, harapan kultural,

kecemasan akan kemampuan seks.

Hasrat pada lansia wanita mungkin menurun seiring makin lanjutnya usia, tetapi

bias bervariasi.

Interval untuk meningkatkan hasrat seksual pada lansia pria meningkat serta

testoteron menurun secara bertahap sejak usia 55 tahun akan mempengaruhi

libido.

7

Page 8: Makalah Lansia

Fase arousal

Lansia wanita: pembesaran payudara berkurang; terjadi penurunan flushing,

elastisitas dinding vagina, lubrikasi vagina dan peregangan otot-otot; iritasi uretra

dan kandung kemih.

Lansia pria : ereksi membutuhkan waktu lebih lama, dan kurang begitu kuat;

penurunan produksi sperma sejak usia 40tahun akibat penurunan testoteron;

elevasi testis ke perineum lebih lambat.

Fase orgasmik

Lansia wanita : tanggapan orgasme kurang intens disertai lebih sedikit konstraksil

kemampuan mendapatkan orgasme multipel berkurang.

Lansia pria : kemampuan mengontrol ejakulasi membaik; kekuatan dan jumlah

konstraksi otot berkurang; volume ejakulat menurun.

Fase pasca orgasmik

Mungkin terdapat periode refrakter dimana pembangkitan gairah sampai

timbulnya fase orgasme berikutnya lebih sukar terjadi

Disfungsi seksual pada lansia tidak hanya disebabkan oleh perubahan fisiologik

saja, terdapat banyak penyebab lainnya seperti:

Penyebab iatrogenik

Tingkah laku buruk beberapa klinisi, dokter, suster dan orang lain yang mungkin

membuat inadekuat konseling tentang efek prosedur operasi terhadap fungsi

8

Page 9: Makalah Lansia

seksual.

Penyebab biologik dan kasus medis

Hampir semua kondisi kronis melemahkan baik itu berhubungan langsung atau

tidak dengan seks dan system reproduksi mungkin memacu disfungsi seksual

psikogenik

2.3 Hambatan  Aktivitas Seksual Pada Usia Lanjut.

Pada usia lanjut terdapat berbagai  hambatan untuk melakukan  aktivitas seksual

yang dapat dibagi menjadi hambatan eksternal yang dating dari lingkungan dan

hambatan internal yang terutama berasal dari subyek lansianya sendiri

Hambatan eksternal biasanya berupa pandangan social ,yang mengaggap bahwa

aktivitas sosial tidak layak .

Pada lansia yang yng berada diinstitusi ,misalnya di panti wreda hambatan

tewrutama adalah karena peraturan dan ketiadaan privasi di institusi tersebut

Hambatan internal psikologik  seringkali sulit  dipisahkan secara jelas degan

hambatan eksternal .seringkali seorang lansia  sudah merasa tidak bias dan tidak

pantas berpenampilan untuk bisa menarik  lawan jenisnya.

Obat-obatan yang sering diberikan pada penderita usia lanjut dengan patologi

multipel juga sering menyebabkan berbagai gangguan fungsi seksual pada usia

lanjut ,seperti dapat dilihat dari pada tabel berikut ini

9

Page 10: Makalah Lansia

Golongan obat

ContohPengaruh pada fase

Anjuran obat

pengganti

Anti

hipertensi:

diuretika

Anti

hipertensi;

obat

berdaya

sentral

Anti

hipertensi

penyekat b

Anti

hipertensi

penghamb

at AC

Obat anti

psikotik

Obat anti

angsietas

Anti

kolinergik

Estrogen

Gol;tiasid

Klonidin

metil-dopa

Propanolol

Captropil

Torasin

tiotiksen

haloperidol

Diazepam

diasepam

Atropine,hi

droksisin

premarin

provera

Simetidin

Kodein ;De

merol

Alcohol

balbiturat

Fase

pembangkita

n(arousal)

Fase

pembangkita

n (arousal)

Fase

hasrat(desire

)

Fase

penggairahan

(arousal)

Fase desire

Fase desire

Fase desire

Fase

pembangkita

n

Fase desire

Fase desire

Fase desire

Pertimban

gan

penghamb

at kanal ca

Pertimban

gkan

buspiron

Lebih

ditekankan

pada

pemuasan

Estrgon

oral

merupakan

pilihan

padayang

tak bisa

per oral

Bila

adaefek

samping

berikan

secara

siklik

10

Page 11: Makalah Lansia

Progestin

Antaginis

reseptor h-

2

narkotik

sedaktif

anti

depresan

trisiklik

Imipramin

amitriptilin

Fase desirePertimban

ganaltern

waktu

pemberian

sangat

pentingf

dari bloker

h-2

kenali

obat  dan

obati

pertimban

gan prozac

ziloft

2.4 Impotensia Pada Usia Lanjut

Secara umum impotensia merupakan istilah yang berarti ”tidak mampu

(melakukan aktivitas seksual) dan dapat dibedakan sebagai impotensia coendi

(ketidak mampuan untik melakukan hubungan seksual),impotensia erigendi(tidak

mampu berereksi )dan impotensia generandi (tak mampu menghasilkan

keturunan.

Disfungsi ereksi (DE) adalah ketidakmampuan secara konsisten untuk mencapai

dan mempertahankan ereksi sedemikian ingá mencapai aktivitas seksual yang

memuaskan .

11

Page 12: Makalah Lansia

Secara garis besar Dedapat dibagi menjadi 2 bagian besar sebagai berikut .

1.DE organik sebagai akibat gangguan endokrin ,neurogenil,vaskuler.

(aterosklerosis atau fibrosis) Deendokrinologik biasanya disebabkan oleh

gangguan testikuler baik primer (sindroma klinefelter  maupun

sekunder) .penyakit yang meningkat hormon prolaktin dan tiroksin dapat

menyebabkan DE.

DE vaskuler  terjadi pada penyakit leriche .yaitu suatu obstruksi dipangkal

bifurkasio a.iliaka pada daerah abdominalis yang akan menyababkan kladikasio

dab DE .

DE psikologik atau psikogenik .DE jenis ini yang secare opotensial reversibel

biasanya  diakibatkan oleh kecemasan (ansietas) ,depresi rasa bersalah (guilty

feeling ) ,masa perkawinan atau juga akibat dari rasa takut akan gagal dalam

hubungan seksual .

2.5 Penatalaksanaan Masalah Seksual Pada Usia Lanjut

Penatalaksanaan penderita lansia dengan masalah seksual pada dasarnya tidak

berbeda dengan apa bila penderita tersebut berusia lebih muda

pemeriksaan sebaiknya dilakukan dihadapan kehadiran pasangangannya.

Anameses harus rinci,mengikuti awitan, jenis maupun intensitas gangguan yang

dirasakan juga anamisis tentang gangguan sistemik maupun organik yang

dirasakan.penelaah tentang gangguan psikologi (kesepian,deprsei,duka

12

Page 13: Makalah Lansia

cita,gangguan kongniktif harus pula dilakukan. Tidak kala pentingnya anamisis

tentang obat-obatan yang diminum,pemeriksaan fisik mengikuti seluruh organ

dari kepala samapai keujung kaki.setatus lokalis organ seksual perlu mendapatkan

perhatian khusus. Pemeriksaan tambahan yang dilakukan meliputi keadaan

jantung, hati, ginjal dan paru-paru. Setatus indrogin dan metabolik meliputi

keadaan gula dara, setaus gizi dan kalau diperlukan setatus hormonal tertentu

(testoteron, teroit dan proplaktin pada pria dan ekstrogen dan progestrorol pada

wanita ) apa bila penuaan mengenai disfunsi ereksi pda pria. Pemeriksaan kas juga

meliputi antara lain dengan pemeriksaan snap gauge atau nacturnal penile

tumescence testing (Hadi-Martono, 1996).

Terapi yang diberikan tentusaja tergantung dalam diaknosis penyakit/gangguan

yang mendasari keluhan tersebut dan sebaiknya dilakukan oleh suatu tim multi

disiplin. Pada keadaan dinfusi ereksi, terapi yang diperlukan berupa(Weg, 1986;

Leslie, 1987; Hadi-Martono, 1996):

1. Terapi psikolgik

2. medika mentosa (hormonal atau injeksi intra  korpureal dengan

mengunakan papaverin atau altrostaldil)

3. pengobatan dengan alat vakum

4. pembedahan baik pembedahan vaskulen atau untuk pemasangan proteksis

penis

salah satu obat peroral yang baru-baru ini meningkat popularitasnya untuk

pengobatan DE adalah sildenafil sitrat (VIAGRA) obat ini bekerja dengan jalan

13

Page 14: Makalah Lansia

memblok pemecahan GMP siklik yang mempertahankan vasedilatasi kavernosa,

hanya bisa diberikan apabila keadaan vaskuler penis masih intak. Yang perlu

diperhatikan adalah bahwa interaksi obat ini dengan golongan nitrat dapa

menyebabkan hipotensi bahkan syok (Vinik 1998).

14

Page 15: Makalah Lansia

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Proses penuaan biasanya menimbulkan efek pada potensi baik ereksi

maupun ejakulasi, biarpun perubahan ereksi sendiri secara klinis merupakan kata-

kata keluhan yang sangat penting. Respon ereksi pada pria usia 48-65 tahun enam

kali lebih rendah dibandingkan pada pria usia 19-30 tahun, hal ini diperoleh dari

suatu penelitian laboratorium yang menggunakan monitor untuk menilai

perubahan bentuk penis.

3.2 Saran

Pada lansia masih bisa menimbulkan ereksi maupun ejakulasi, seandainya

pada masa muda lansia tersebut melakukan olahraga yang dapat meningkatkan

produktifitas tubuhnya.

15

Page 16: Makalah Lansia

DAFTAR PUSTAKA

1. Adimulya, A. Respon seksual pria usia senja dan beberapa permasalahannya.naskah

simposium hubungan suami istri pada usia lanjut, semarang 1986.

2. Hadi-Martono . kegiatan seksual pada lanjut usia. Naskah simposium sek rotary Club

Purwokerto, 1996.

3. R. Buedhi Darmojo buku. Buku ajar Gerriatri ilmu kesehatn usia lanjut.fakultas

kedokteran UI, Jakarta 1999.

16