Makalah atritis reumatoid pada lansia

37
Makalah Gerontik: DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3 PERTIWI RESKY ALVIANI R.A. ISMAWATI RISMA DAMAYANTI RISKAWATI SARY RAMADHANI SITI RASIDAH NURDIN SRI FITRIANTI AZIS SRI KURNIA SOFYAN

Transcript of Makalah atritis reumatoid pada lansia

Page 1: Makalah atritis reumatoid pada lansia

Makalah Gerontik:

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

PERTIWI

RESKY ALVIANI

R.A. ISMAWATI

RISMA DAMAYANTI

RISKAWATI

SARY RAMADHANI

SITI RASIDAH NURDIN

SRI FITRIANTI AZIS

SRI KURNIA

SOFYAN

YAYASAN PENDIDIKAN MAKASSAR

Page 2: Makalah atritis reumatoid pada lansia

ii

Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”

S1 KEPERAWATAN

KATA PENGANTARPuji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim salam dan salawat kepada

baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawakan kita suatu ajaran yang

benar yaitu agama Islam, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“REUMATIK (ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA” ini dengan lancar.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang saya peroleh

dari berbagai sumber yang berkaitan dengan (ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA serta

infomasi dari media massa yang berhubungan dengan (ARTRITIS REUMATOID)PADA

LANSIA, tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pengajar matakuliah GERONTIK atas

bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan

mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.

saya harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita

semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai (ARTRITIS

REUMATOID)PADA LANSIA, khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh

dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi

perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Penulis

KELOMPOK

Page 3: Makalah atritis reumatoid pada lansia

ii

Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

A. LATAR BELAKANG 1

B. RUMUSAN MASALAH 2

C. TUJUAN 2

D. MANFAAT 3

BAB II PEMBAHASAN 4

BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN 12

BAB IV PENUTUP 22

KESIMPULAN 22

DAFTAR PUSTAKA 23

Page 4: Makalah atritis reumatoid pada lansia

ii

Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan

makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga

usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh.

Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal

dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa

golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik yang sering menyertai

usia lanjut

yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis.

Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya

usia manusia.

Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat

menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan

fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih

dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita reumatik.

Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya

dapat dimengerti.

Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom

dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup

banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut

kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai

Page 5: Makalah atritis reumatoid pada lansia

ii

Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”

keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama

pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan,

serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan

gangguan gerak. (Soenarto, 1982)

Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia

lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan

meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo,

1994)

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi arthritis rheumatoid ?

2. Apa etiologi arthritis rheumatoid ?

3. Apa patofisiologi arthritis rheumatoid ?

4. Sebutkan jenis-jenis arthritis rheumatoid?

5. Bagaimana manifestasi klinik dari arthritis rheumatoid ?

6. Bagaimana pengobatan untuk pasien dengan arthritis rheumatoid?

7. Bagaimana asuhan keperawatan pada arthritis rheumatoid ?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui definisi arthritis rheumatoid

2. Untuk mengetahui etiologi arthritis rheumatoid

3. Untuk mengetahui patofisiologi arthritis rheumatoid

4. Untuk mengetahui jenis-jenis arthritis rheumatoid

5. Untuk mengetahui manifestasi klinik dari arthritis rheumatoid

Page 6: Makalah atritis reumatoid pada lansia

ii

Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”

6. Untuk mengetahui pengobatan untuk pasien dengan arthritis

rheumatoid

7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada arthritis rheumatoid

D. MANFAAT

1. Sebagai informasi dasar untuk mengenal arthritis rheumatoid

2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai

arthritis rheumatoid .

Page 7: Makalah atritis reumatoid pada lansia

ii

Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”

BAB IIPEMBAHASAN

DEFENISI

Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik

yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit

ini juga melibatkan seluruh organ tubuh.(Hidayat, 2006)

Artritis Rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian

(biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehingga

terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan

bagian dalam sendi.(www.medicastore.com)

Etiologi

Hingga kini penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapa

hipotesa menunjukan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-faktor :

a. Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGC dan

factor Rematoid

b. Gangguan Metabolisme

c. Genetik

d. Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial)

Manifestasi klinis

Pasien-pasien dengan RA akan menunjukan tanda dan gejala seperti :

a. Nyeri persendian

Page 8: Makalah atritis reumatoid pada lansia

ii

Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”

b. Bengkak (Rheumatoid nodule)

c. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari

d. Terbatasnya pergerakan

e. Sendi-sendi terasa panas

f. Demam (pireksia)

g. Anemia

h. Berat badan menurun

i. Kekuatan berkurang

j. Tampak warna kemerahan di sekitar sendi

k. Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal

l. Pasien tampak anemik

Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :

a. Gerakan menjadi terbatas

b. Adanya nyeri tekan

c. Deformitas bertambah pembengkakan

d. Kelemahan

e. Depresi

Gejala Extraartikular :

a. pada jantung :

Rheumatoid heard diseasure

Valvula lesion (gangguan katub)

Pericarditis

Page 9: Makalah atritis reumatoid pada lansia

ii

Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”

Myocarditis

b. pada mata :

Keratokonjungtivitis

Scleritis

c. pada lympa : Lhymphadenopathy

d. pada thyroid : Lyphocytic thyroiditis

e. pada otot : Mycsitis

D.PATOFISIOLOGI

Page 10: Makalah atritis reumatoid pada lansia

ii

Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”

.

Pada penyakit Rematoid Artritis terdapat 3 stadium yaitu :

Page 11: Makalah atritis reumatoid pada lansia

ii

Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”

a. Stadium Sinovisis

Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang

ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat

maupun saat bergerak, bengkak dan kekakuan.

b. Stadium Destruksi

Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi

juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.

c. Stadium Deformitas

Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,

deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.

Pemeriksaan Diagnostik

• Faktor Reumatoid : positif pada 80-95% kasus.

• Fiksasi lateks: Positif pada 75 % dari kasus-kasus khas.

• Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas.

• LED : Umumnya meningkat pesat ( 80-100 mm/h) mungkin kembali normal

sewaktu gejala-gejala meningkat

• Protein C-reaktif: positif selama masa eksaserbasi.

• SDP: Meningkat pada waktu timbul prosaes inflamasi.

JDL : umumnya menunjukkan anemia sedang.

Page 12: Makalah atritis reumatoid pada lansia

ii

Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”

• Ig ( Ig M dan Ig G); peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai

penyebab AR.

• Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan

lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan

awal ) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan

subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.

• Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium

• Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/

degenerasi tulang pada sendi

• Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari

normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-

produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas

dan komplemen ( C3 dan C4 ).

• Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan

perkembangan panas.

Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris

yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap

sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau

gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen.

Kriteria Artritis rematoid menurut American Reumatism Association ( ARA )

adalah:

1. Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari ( Morning Stiffness ).

Page 13: Makalah atritis reumatoid pada lansia

ii

Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”

2. Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya pada satu sendi.

3. Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan ) pada salah satu sendi secara terus-menerus sekurang-kurangnya selama 6 minggu.

4. Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain.

5. Pembengkakan sendi yanmg bersifat simetris.

6. Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor.

7. Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid

8. Uji aglutinnasi faktor rheumatoid

9. Pengendapan cairan musin yang jelek

10. Perubahan karakteristik histologik lapisan sinovia

11. gambaran histologik yang khas pada nodul.

Berdasarkan kriteria ini maka disebut :

Klasik : bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6

minggu

Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6

minggu.

Kemungkinan rheumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung sekurang-

kurangnya selama 4 minggu.

Penatalaksanaan Medik

Penatalaksanaan medik pada pasien RA diantaranya :

a) Pendidikan : meliputi tentang pengertian, patofisiologi, penyebab, dan

prognosis penyakit ini

Page 14: Makalah atritis reumatoid pada lansia

ii

Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”

b) Istirahat : karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat

c) Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang, ini

bertujuan untuk mempertahankan fungsi sendi pasien

d) Termoterapi

e) Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat

f) Pemberian Obat-obatan :

• Anti Inflamasi non steroid (NSAID) contoh:aspirin yang diberikan pada dosis

yang telah ditentukan.

• Obat-obat untuk Reumatoid Artitis :

• Acetyl salicylic acid, Cholyn salicylate (Analgetik, Antipyretik, Anty

Inflamatory)

• Indomethacin/Indocin(Analgetik, Anti Inflamatori)

• Ibufropen/motrin (Analgetik, Anti Inflamatori)

• Tolmetin sodium/Tolectin(Analgetik Anti Inflamatori)

• Naproxsen/naprosin (Analgetik, Anti Inflamatori)

• Sulindac/Clinoril (Analgetik, Anti Inflamatori)

• Piroxicam/Feldene (Analgetik, Anti Inflamatori)

Komplikasi

a. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses

granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule

b. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot

c. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli

d. Terjadi splenomegali

Page 15: Makalah atritis reumatoid pada lansia

ii

Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”

BAB IIIKONSEP DASAR KEPERAWATAN

DASAR DATA PENGKAJIAN PASIEN

AKTIVITAS/ISTIRAHAT

Gejala: Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada

sendi : kekakuan pada pagi hari.

Keletihan

Tanda: Malaise

Keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit : kontraktur atau kelainan

pada sendi dan otot

KARDIOVASKULER

Gejala : Jantung cepat, tekanan darah menurun

INTEGRITAS EGO

Gejala: Faktor-faktor stress akut atau kronis : Misalnya finansial, pekerjaan,

ketidakmampuan, factor-faktor hubungan

Keputusasaan dan ketidak berdayaan

Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi misalnya

ketergantungan pada orang lain

MAKANAN ATAU CAIRAN

Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan

adekuat : mual.

Anoreksia

Kesulitan untuk mengunyah

Page 16: Makalah atritis reumatoid pada lansia

ii

Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”

Tanda: Penurunan berat badan

Kekeringan pada membran mukosa

HIGIENE

Gejala: berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi, ketergantungan

pada orang lain.

NEUROSENSORI

Gejala: kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan

Tanda: Pembengkakan sendi

NYERI / KENYAMANAN

Gejala: fase akut dari nyeri

Terasa nyeri kronis dan kekakuan

KEAMANAN

Gejala: Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga

Kekeringan pada mata dan membran mukosa

INTERAKSI SOSIAL

Gejala: kerusakan interaksi dan keluarga / orang lsin : perubahan peran: isolasi

ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA 1: Nyeri b/d penurunan fungsi tulang

Kriteria hasil: nyeri hilang atau tekontrol

INTERVENSI RASIONAL

mandiri

- kaji keluhan nyeri, catat -membantu dalam menentukan

Page 17: Makalah atritis reumatoid pada lansia

ii

Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”

lokasi dan intensitas (skala 0

– 10). Catat factor-faktor

yang mempercepat dan tanda-tanda

rasa sakit non verbal

- berikan matras atau kasur

keras, bantal kecil. Tinggikan

linen tempat tidur sesuai kebutuhan

- biarkan pasien mengambil

posisi yang nyaman pada

waktu tidur atau duduk di

kursi. Tingkatkan istirahat di

tempat tidur sesuai indikasi

- dorong untuk sering

mengubah posisi. Bantu

pasien untuk bergerak di

tempat tidur, sokong sendi

yang sakit di atas dan di

bawah, hindari gerakan yang

menyentak

- anjurkan pasien untuk mandi

air hangat atau mandi

pancuran pada waktu

bangun. Sediakan waslap

kebutuhan managemen nyeri dan

keefektifan program

- matras yang lembut/empuk, banal

yang besar akan mencegah

pemeliharaan kesejajaran tubuh

yang tepat, menempatkan stres

pada sendi yang sakit. Peninggian linen

tempat tidur menurunkan

tekanan ada sendi yang

terinflamasi / nyeri

- pada penyakit berat, tirah baring

mungkin diperlukan untuk

membatasi nyeri atau cedera sendi.

- Mencegah terjadinya kelelahan

umum dan kekakuan sendi.

Menstabilkan sendi, mengurangi

gerakan/rasa sakit pada sendi

- Panas meningkatkan relaksasi otot

dan mobilitas, menurunkan rasa

sakit dan melepaskan kekakuan di

pagi hari. Sensitifitas pada panas

Page 18: Makalah atritis reumatoid pada lansia

ii

Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”

hangat untuk mengompres

sendi-sendi yang sakit

beberapa kali sehari. Pantau

suhu air kompres, air mandi

- berikan masase yang lembut

kolaborasi

- beri obat sebelum aktivitas

atau latihan yang

direncanakan sesuai petunjuk

seperti asetil salisilat

(aspirin)

dapat dihilangkan dan luka dermal

dapat disembuhkan

- Meningkatkan elaksasi/mengurangi

tegangan otot

- Meningkatkan relaksasi, mengurangi

tegangan otot, memudahkan untuk

ikut serta dalam terapi

DIAGNOSA 2 : Intoleran aktivitas b/d perubahan otot.

Kriteria Hasil : Klien mampu berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan.

INTERVENSI RASIONAL

• Pertahankan istirahat tirah

baring/duduk jika diperlukan.

• Bantu bergerak dengan bantuan

seminimal mungkin.

• Untuk mencegah kelelahan dan

mempertahankan kekuatan.

• Meningkatkan fungsi sendi,

kekuatan otot dan stamina

Page 19: Makalah atritis reumatoid pada lansia

ii

Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”

• Dorong klien mempertahankan

postur tegak, duduk tinggi,

berdiri dan berjalan

• Berikan lingkungan yang aman

dan menganjurkan untuk

menggunakan alat bantu.

• Berikan obat-obatan sesuai

indikasi seperti steroid

umum.

• Memaksimalkan fungsi sendi

dan mempertahankan mobilitas.

• Menghindari cedera akibat

kecelakaan seperti jatuh

Untuk mecegah inflamasi sistemik

akut

DIAGNOSA 3 : Resiko tinggi cedera b/d penurunan fungsi tulang.

Kriteria Hasil : Klien dapat mempertahankan keselamatan fisik.

INTERVENSI RASIONAL

Kendalikan lingkungan dengan :

Menyingkirkan bahaya yang

tampak jelas, mengurangi

potensial cedera akibat jatuh

ketika tidur misalnya

menggunakan penyanggah

tempat tidur, usahakan posisi

tempat tidur rendah, gunakan

pencahayaan malam

siapkan lampu panggil

Lingkungan yang bebas bahaya

akan mengurangi resiko cedera

dan membebaskan keluarga

Page 20: Makalah atritis reumatoid pada lansia

ii

Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”

Memantau regimen medikasi

Izinkan kemandirian dan

kebebasan maksimum dengan

memberikan kebebasan dalam

lingkungan yang aman, hindari

penggunaan restrain, ketika

pasien melamun alihkan

perhatiannya

Hal ini akan memberikan pasien

merasa otonomi, restrain dapat

meningkatkan agitasi, mengagetkan

pasien akan meningkatkan ansietas

DIAGNOSA 4 : Perubahan pola tidur b/d nyeri

Kriteria Hasil : Klien dapat memenuhi kebutuhan istirahat atau tidur.

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Tentukan kebiasaan tidur biasanya

dan perubahan yang terjadi

Berikan tempat tidur yang nyaman

Buat rutinitas baru yang

dimasukkan dalam pola lama dan

lingkungan baru

Instruksikan tindakan relaksasi

Tingkatkan regimen kenyamanan

waktu tidur, misalnya: mandi air

hangat dan massage

Mengkaji perlunya dan

mengidentifikasi intervensi yang

tepat.

Meningkatkan kenyamaan tidur

serta dukungan fisiologis/psikologis

Bila rutinitas baru mengandung

aspek sebanyak kebiasaan lama,

stress dan ansietas yang

berhubungan dapat berkurang

Membantu menginduksi tidur

Page 21: Makalah atritis reumatoid pada lansia

ii

Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”

Gunakan pagar tempat tidur sesuai

indikasi: rendahkanlah tempat tidur

bila mungkin

Bila memungkinkan hindari

mengganggu klien saat klien sedang

tidur

Kolaborasi

Berikan sedative, hipnotik sesuai

indikasi

Meningkatkan efek relaksasi

Dapat merasakan takut jatuh karena

perubahan ukuran dan tinggi tempat

tidur, pagar tempatuntuk membantu

mengubah posisi

Tidur tanpa gangguan lebih

menimbulkan rasa segar, dan pasien

mungkin tidak mampu kembali tidur

bila terbangun

Diberikan membantu klien untuk

tidur atau beristrahat

DIAGNOSA 5 : Defisit perawatan diri b/d nyeri

Kriteria Hasil : Klien dapat melaksanakan perawatan sendiri secara mandiri.

INTERVENSI RASIONAL

• Kaji tingkat fungsi fisik

• Pertahankan mobilitas, kontrol

terhadap nyeri dan program latihan

Mengidentifikasi tingkat bantuan dan

dukungan yang diperlukan

Mendukung kemandirian

fisik/emosional

Page 22: Makalah atritis reumatoid pada lansia

ii

Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”

• Kaji hambatan terhadap partisipasi

dalam perawatan diri, identifikasi untuk

modifikasi lingkungan

• Identifikasi untuk perawatan yang

diperlukan, misalnya: lift,

peninggiandudukan toilet, kursi roda

Menyiapkan untuk meningkatkan

kemandirian yang akan

meningkatkan harga diri

Memberikan kesempatan untuk dapat

melakukan aktivitas secara mandiri

DIAGNOSA 6 : Gangguan citra tubuh/ perubahan penampilan peran b/d

perubahan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum.

Kriteria hasil : mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan

Untuk menghadapi penyakit, perubahan gaya hidup dan kemungkinan

keterbatasan.

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Dorong pengungkapan mengenai

masalah, proses penyakit, dan

harapan masa depan

Diskusikan arti dari

kehilangan/perubahan pada

pasien/orang terdekat. Memastikan

bagaimana pandangan pribadi klien

terhadap perubahan gaya hidup

termasuk aspek seksual.

Diskusikan persepsi klien

Beri kesempatan untuk

mengidentifikasi rasa takut/kesal

menghadapinya secara langsung.

Mengidentifikasi bagaimana

penyakit mempengaruhi persepsi

diri dan interaksi dengan orang lain

akan menentukan kebutuhan

terhadap intervensi atau konseling

lebih lanjut.

Page 23: Makalah atritis reumatoid pada lansia

ii

Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”

mengenai bagaimana orang terdekat

dalam menerima keterbatasan klien

Akui dan terima perasaan

berduka,bermusuhan,dan

ketergantungan

Perhatikan perilaku menarik diri,

menyangkal atau terlalu

memperhatikan tubuh/perubahan

Susun batasan pada perilaku

maladaptive. Bantu pasien untuk

mengidentifikasi perilaku positif

yang dapat membantu koping

Ikut sertakan pasien dalam

merencanakan perawatan dan

membuat jadwal aktivitas

Kolaborasi

Rujuk pada konseling psikiatri

Berikan obat-obat sesuai petunjuk

Isyarat verbal/nonverbal orang

terdekat dapat mempunyai pengaruh

mayor pada bagaimana pasien

memandang dirinya sendiri.

Nyeri konstan akan melelahkan, dan

perasaan marah, bermusuhan umum

terjadi.

Dapat menunjukkan emosional atau

metode koping maladaptive,

membutuhkan intervensi lebih

lanjut atau dukungan psikologis.

Membantu pasien mempertahankan

kontrol diri yang dapat

meningkatkan perasaan harga diri.

Meningkatkan perasaan

kompetensi/harga diri, mendorong

kemandirian, dan mendorong

partisipasi dan terapi.

Pasien/orang terdekat mungkin

membutuhkan dukungan selama

berhadapan dengan proses jangka

panjang/ketidakmampuan

Mungkin dibutuhkan pada saat

Page 24: Makalah atritis reumatoid pada lansia

ii

Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”

munculnya depresi hebat sampai

pasien mengembangkan

kemampuan

yang yang lebih efektif

Page 25: Makalah atritis reumatoid pada lansia

ii

Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”

BAB IVPENUTUP

KESIMPULAN

Penyakit reumatik adalah kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang

lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri,

deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi – sendi tangan dan

sendi besar yang menanggung beban.

Artritis rematoid adalah merupakan penyakit inflamasi sistemik kronik

dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ

tubuh.

Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini

berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga

menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah.

Wanita lebih sering terkena osteoartritis pada lutut dan sendi, sedang pria

lebih sering terkena osteoartritis pada paha, pergelangan tangan dan leher. Secara

keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada pria

dan wanita, tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak wanita dari

pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis

osteoartritis.

Page 26: Makalah atritis reumatoid pada lansia

ii

Makalah “(ARTRITIS REUMATOID)PADA LANSIA”

DAFTAR PUSTAKA

Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta

Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI,

Jakarta.

Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta.