Makalah Komunikasi Data Microwave
-
Upload
hanung-prabowo -
Category
Documents
-
view
45 -
download
12
Transcript of Makalah Komunikasi Data Microwave
MAKALAH KOMUNIKASI DATA
MICROWAVE
Oleh :
1. Fahrunnisa’ Lailaturrofi’ati (3.34.11.0.09)
2. Hanung Prabowo (3.34.11.0.13)
Dosen Pengampu :
Kurnianingsih, M.T
PRODI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2012
Gelombang mikro (mikrowaves) adalah gelombang radio dengan frekuensi paling
tinggi yaitu diatas 3 GHz yang meliputi kawasan UHF, SHF dan EHF.
Gelombang mikro memiliki sifat, antara lain :
a. Menimbulkan efek panas jika berinteraksi dengan materi.
b. Mudah dipantulakan oleh benda berukuran beberapa meter karena
panjang gelombangnya hanya beberapa sentimater.
Panjang gelombang radiasi microwave berkisar antara 0.3 ± 300 cm.
Penggunaannya terutama dalam bidang komunikasi dan pengiriman informasi
melalui ruang terbuka, memasak, dan sistem PJ aktif. Pada sistem PJ aktif, pulsa
microwave ditembakkan kepada sebuah target dan refleksinya diukur untuk
mempelajari karakteristik target. Sebagai contoh aplikasi adalah Tropical Rainfall
Measuring Mission’s (TRMM) Microwave Imager (TMI), yang mengukur radiasi
microwave yang dipancarkan dari Spektrum elektromagnetik Energi
elektromagnetik atmosfer bumi untuk mengukur penguapan, kandungan air
di awan dan intensitas hujan.
Mikro gelombang biasa disebut transmisi garis-pandang karena antara pengirim
dan penerima harus dalam keadaan garis-pandang(satu garis lurus). Sifat ini
didasarkan karateristik frekuensi yang digunakan, dengan gelombang frekuesi
diatas 100 MHz akan menjalar dengan arah arus. Jarak tranmisi biasanya terbatas
pada 20-30 Km, karena faktor kelengkungan bumi. Jika ingin lebih dari jarak
tersebut maka perlu adanya penambahan repeater.
Mikro gelombang banyak pakai pada system jaringan MAN, warnet dan
penyedia layanan internet (ISP). Keuntungan menggunakan gelombang mikro
adalah akuisisi antar menara tidak begitu dibutuhkan, dapat membawa jumlah data
yang besar, biaya murah karena setiap tower antena tidak memerlukan lahan yang
luas, frekuensi tinggi atau gelombang pendek karena hanya membutuhkan antena
yang kecil. Kelemahan gelombang mikro adalah rentan terhadap cuaca
seperti hujan dan mudah terpengaruh pesawat terbang yang melintas di atasnya.
Pada media tidak terpandu (unguided), transmisi dan penerimaan dapat
dicapai dengan menggunakan antena. Untuk transmisi, antena mengeluarkan
energi elektromagnetik ke medium (biasanya udara) dan untuk penerimaan,
antena mengambil gelombang elektomagnetik dari medium sekitarnya. Media
transmisi tidak terpandu (unguided) jenis microwave terbagi atas dua bagian
yaitu:
1. Gelombang Micro Terrestrial (Atmosfer Bumi
a. Deskripsi Fisik
Tipe antena gelombang mikro yang paling umum adalah parabola ‘dish’.
Ukuran diameternya biasanya sekitar 3 m. Antena pengirim memfokuskan
sinar pendek agar mencapai transmisi garis pandang menuju antena penerima.
Antena gelombang mikro biasanya ditempatkan pada ketinggian tertentu
diatas tanah untuk memperluas jarak antara antena dan mampu menembus
batas. Untuk mencapai transmisi jarak jauh, diperlukan beberapa menara
relay gelombang mikro, dan penghubung gelombang mikro titik ke titik
dipasang pada jarak tertentu.
b. Aplikasi
Kegunaan sistem gelombang mikro yang utama adalah dalam jasa
telekomunikasi long-haul, sebagai alternative untuk coaxial cable atau serat optic.
Fasilitas gelombang mikro memerlukan sedikit amplifier atau repeater
daripada coaxial cable pada jarak yang sama, namun masih memerlukan
transmisi garis pandang. Gelombang mikro umumnya dipergunakan baik untuk
transmisi televisi maupun untuk transmisi suara.
Pengguna gelombang mikro lainnya adalah untuk jalur titik-titik pendek
antara gedung. Gelombang mikro short-haul juga dapat digunakan untuk
aplikasi-aplikasi khusus. Untuk keperluan bisnis dibuat jalur gelombang mikro
untuk fasilitas telekomunikasi jarak jauh untuk kota yang sama, melalui
perusahaan telepon lokal.
c. Karakteristik ± karakteristik transmisi
Transmisi gelombang mikro meliputi bagian yang mendasar dari spectrum
elektromagnetik. Frekuensi yang umum di gunakan untuk transmisi ini
adalah rentang frekuensi sebesar 2 sampai 40 GHz. Semakin tinggi frekuensi
yang digunakan semakin tinggi potensial bandwidth dan berarti pula semakin
tinggi rate data-nya. Sama halnya dengan beberapa sistem transmisi, sumber
utama kerugian adalah atenuansi. Sehingga repeater dan amplifier ditempatkan
terpisah jauh dari sistem gelombang mikro biasanya 10 sampai 100 km.
Atenuansi meningkat saat turun hujan khusunya tercatat diatas 10 GHz. Sumber
gangguan-gangguan yang lain adalah interferensi. Dengan semakin
berkembangnya popularitas gelombang mikro, daerah transmisi saling
tumpang tindih dan interferensi merupakan suatu ancaman. Karena itu
penetapan band frekuensi diatur dengan ketat.
Band yang paling umum untuk sistem telekomunikasi long-haul adalah band
4 GHz sampai 6 GHz. Dengan meningkatkan kongesti (kemacetan) pada
frekuensi-frekuensi ini, sekarang digunakan band 11 GHz. Band 12 GHz
digunakan sebagai komponen sistem TV kabel. Saluran gelombang mikro
juga digunakan untuk menyediakan sinyal-sinyal TV untuk instalasi CATV
local; sinyal-sinyal yang kemudian didistribusikan kepelanggan melalui kabel
coaxial, sedangkan gelombang mikro dengan frekuensi lebih tinggi digunakan
untuk saluran titik ke titik pendek antar gedung. Biasanya digunakan band
22 GHz. Frekuensi gelombang mikro yang lebih tinggi lagi tidak efektif untuk
jarak yang lebih jauh, akibat meningkatnya atenuansi, namun sangat sesuai
untuk jarak pendek. Sebagai tambahan, semakin tinggi frekuensi, antenanya
akan semakin kecil dan murah.
2. Gelombang Micro Satelite
a. Deskripsi Fisik
Satelit komunikasi adalah sebuah stasiun relay gelombang mikro.
Dipergunakan untuk menghubungkan dua atau lebih transmitter/receiver
gelombang mikro pada bumi, yang dikenal sebagai stasiun bumi atau
ground station. Satelit menerima transmisi diatas satu band frekuensi (uplink),
amplifier dan mengulang sinyal-sinyal, lalu mentransmisikannya ke frekuensi
yang lain (downlink). Sebuah satelit pengorbit tunggal akan beroperasi pada
beberapa band frekuensi, yang disebut sebagai transponder channel, atau
singkatnya transponder. Ada dua konfigurasi umum untuk komunikasi satelit yang
popular yaitu:
Satelit digunakan untuk menyediakan jalur titik-ke titik diantara dua
antena dari dua stasiun bumi.
Satelit menyediakan komunikasi antara satu transmitter dari stasiun
bumi dan sejumlah receiver stasiun bumi.
b. Aplikasi
Satelit komunikasi merupakan suatu revolusi dalam teknologi komunikasi dan
sama pentingnya dangan serat optic. Aplikasi-aplikasi terpenting untuk satelit
lainnya diantaranya adalah:
a. Distribusi siaran televise
b. Transmisi telepon jarak jauh
c. Jaringan bisnis swasta
Beberapa karakteristik komunikasi satelit dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Akibat jarak yang panjang terdapat penundaan penyebaran (propagation
delay) kira-kira seperempat detik dari transmisi dari suatu stasiun bumi
untuk di tangkap oleh stasiun bumi lain. Disamping itu muncul masalah-
masalah yang berkaitan dengan control error dan flow control.
2. Gelombang mikro merupakan sebuah fasilitas penyiaran, dan ini sudah
menjadi sifatnya.
Bebarapa stasiun dapat mentransmisikan ke satelit, dan transmisi dari satelit
dapat diterima oleh beberapa stasiun. Karena sifat siarannya, satelit sangat
sesuai untuk distrbusi siaran televisi dan dipergunakan secara luas di seluruh
dunia. Satu jaringan, public broadcasting service (PBS) mendistribusikan
program televisinya secara eksklusif dengan menggunakan channel satelit,
yang kemudian diikuti oleh jaringan komersial lainnya, serta sistem televisi
berkabel yang menerima porsi besar dari program-program mereka dari
satelit. Aplikasi teknologi satelit terbaru untuk distribusi televisi adalah direct
broadcast satellite (DBS), dimana pada aplikasi tersebut sinyal-sinyal video
satelit ditransmisikan secara langsung kerumah-rumah pemirsa. Karena
mengurangi biaya dan ukuran antena penerima, maka DBS dianggap sangat
visible. Transmisi satelit juga dipergunakan untuk titik ke titik antar sentral
telepon pada jaringan telepon umum. Juga merupakan media yang optimum
untuk kegunaan luas dalam sambungan langsung internasional dan mampu
bersaing dengan sistem terrestrial untuk penghubung internasional jarak jauh.
c. Karakteristik ± karakteristik transmisi
Jangkauan transmisi optimum untuk transmisi satelit adalah berkisar pada 1
sampai 10 GHz. Dibawah 1 GHz, terdapat derau yang berpengaruh dari alam,
meliputi derau dari galaksi, matahari, dan atmosfer, serta interferensi buatan
manusia, dari berbagai perangkat elektronik. Diatas 10 GHz, sinyal-sinyal
akan mengalami atenuansi yang parah akibat penyerapan dan pengendapan di
atmosfer. Saat ini sebagian besar satelit menyediakan layanan titik ke titik
dengan menggunakan bandwidth frekuensi berkisar antara 5,925 sampai 6,425
GHz untuk transmisi dari bumi ke satelit (uplink) dan bandwidth frekuensi
4,7 sampai 4,2 GHz untuk transmisi dari satelit ke bumi (downlink). Kombinasi
ini di tunjukkan sebagai band 4/6 GHz. Patut dicatat bahwa frekuensi uplink
dan downlink berbeda. Sebuah satelit tidak dapat menerima dan mentransmisi
dengan frekuensi yang sama pada kondisi operasi terus-menerus tanpa
interferensi. Jadi, sinyal-sinyal yang diterima dari suatu stasiun bumi pada
satu frekuensi harus ditransmisikan kembali dengan frekuensi yang lain. Band
4/6 GHz berada dalam zona optimum 1 sampai 10GHz, namun menjadi penuh.
Frekuensi-frekuensi lain pada rentang tersebut tidak tersedia karena
interferensi juga beroperasi pada frekuensi-frekuensi itu, biasanya gelombang
mikro terrestrial. Karenanya, band 12/14 lebih dikembangkan lagi (uplink:14
sampai 14,5 GHz ; downlink: 11,7 sampai a4,2 GHz). Pada band frekuensi ini,
masalah-masalah mulai datang. Untuk itu, digunakan stasiun bumi penerima yang
lebih kecil sekaligus lebih murah. Ini untuk mengantisipasi band ini juga
menjadi penuh, dan penggunanya dirancang untuk band 19/29 GHz. (uplink
27,5 sampai 31.0 GHz; downlink: 17,7 sampai 21,2 GHz). Band ini
mengalami masalah-masalah atenuansi yang lebih besar namun akan
memungkinkan band yang lebih lebar (2500 MHz sampai 500 MHz).
PEMANFAATAN GELOMBANG MIKRO (MICROWAVE)
Pemanfaatan gelombang elektromagnetik sangat luas dalam kehidupan sehari
hari terutama untuk keperluan telekomunikasi. Berikut akan diuraikan secara
khusus tentang pemanfaatan gelombang mikro:
1. Pemanasan
Microwave oven menggunakan gelombang mikro dalam band frekuensi ISM
sekitar 2.45 GHz. Gelombang mikro dimanfaatkan untuk Food processing
dan pemanasan material dalam bidang industri. Pemanasan dengan gelombang
mikro mempunyai kelebihan yaitu pemanasan lebih merata karena bukan
mentransfer panas dari luar tetapi membangkitkan panas dari dalam bahan
tersebut. Pemanasannya juga dapat bersifat selektif artinya tergantung dari
dielektrik properties bahan. Dengan sifat selecting heating tersebut teknik
pemanasan gelombang mikro juga dipakai untuk terapy kanker yang sering
disebut dengan hyperthermia. Pengaturan daya dan perangcangan antena
merupakan hal yang utama dari terapi ini. Fokus pemanasan pada volume sel
kanker dapat dioptimasi ari perancangan antenna dan pengaturan daya serta jarak
antena dengan sel kanker tersebut.
2. Telekomunikasi
Bagi yang senang memanfaatkan fasilitas hotspot tentunya tidak asing
dengan WiFi yang menggunakan band frekuensi ISM. Begitu juga yang
gemar menggunakan bluetooth untuk transfer file antara handphone atau
handphone dengan komputer. Operator telekomunikasi juga memanfaatkan
gelombang mikro untuk komunikasi antara BTS ataupun antara BTS dengan
pelanggannya. Di Eropa khususnya di Jerman sudah jarang terlihat
penggunaan gelombang mikro untuk komunikasi dengan metode WDM antara
BTS dengan BSC. Jaringan backbone komunikasi sudah memakai jarinagn
fiber optis. Untuk komunikasi ke end user pada sistem selular tetap
menggunakan gelombang mikro. Untuk di Indonesia pada tower-tower
operator telekomunikasi sangat sering kita jumpai antena directional untuk
komunikasi antara BTS . Untuk komunikasi ke end user operator GSM di
indonesia memakai frekuensi di sekitar 800 MHz, 900MHz dan 1800MHz.
3. Radar dan navigasi
Radar juga memakai gelombang mikro untuk mendeteksi suatu object.
Sesuai dengan namanya radio detection and ranging, radar memanfaatkan
pantulan gelombang dari object tersebut untuk pendeteksian. meskipun
sinyal sangat lemah tetapi dapat dikuatkan kembali sehingga object bisa
terdeteksi. Radar biasa dipergunakan untuk mendeteksi benda bergerak.
Pantulan tersebut berasal dari polarisasi horizontal, vertical maupun circular.
Waktu antar transmit dan receive itu yang dipergunakan untuk mengitung
jarak objek tersebut. Pada sistem radar, pengolahan sinyal memainkan
peranan yang penting untuk mengurangi interferensi. Radar memancarkan dan
menerima sinyal pantulan secara bergantian dengan sistem switch. Begitu juga
dengan sistem GPS. GPS mempunyai prinsip yang mirip dengan radar.
setiap satelit secara periodis mengirimkan pesan yang isinya adalah waktu
pengiriman pesan dan informasi orbit satelit. Receiver GPS akan menghitung
jarak receiver dengan setiap satelit yang mengirimkan pesan-pesan tersebut.
Dengan membandingkan jarak antara beberapa satelit ini dapat ditentukan letak
GPS receiver tersebut.
FILTER GELOMBANG MIKRO
Filter merupakan rangkaian yang meloloskan sinyal pada lebar pita frekuensi
tertentu dan meredam sinyal pada frekuensi yang tidak diinginkan. Berdasarkan
daerah frekuensi yang dilewatkan, filter dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
LPF( Low Pass Filter), HPF( High Pass Filter), BPF ( Band Pass Filter) dan
BSF / BRF (Band Stop Filter / Band Reject Filter).
Suatu filter ideal mempunyai nol rugi-rugi penyisipan (insertion loss) dan
group delay yang relatif konstan pada passband, dan redaman yang sangat
besar pada stopband. Secara praktis, perancangan sebuah filter sangat
menyimpang dari kondisi ideal. Yang terbaik yang dapat terpenuhi adalah untuk
mendapatkan sebuah filter yang dapat bekerja dengan cukup baik pada frekuensi
yang dibutuhkan. Dalam merancang sebuah filter, persamaan yang dipakai dalam
perancangan filter jenis lain pada umumnya menggunakan parameter
prototipe LPF (Low Pass Filter), kemudian disintesis dengan pemetaan ke
jenis filter yang dirancang dan berberapa parameter yang harus diperhatikan,
yaitu: bandwidth , frekuensi dan atenuasi pada stop band, impedansi masukan
dan keluaran, Return Loss, Insertion Loss dan Group delay.
TIPE FILTER GELOMBANG MIKRO
Pada dasarnya filter dapat dibuat sesuai dengan komponen yang digunakan,
dalam hal ini berdasarkan komponen yang digunakan filter dapat
digolongkan kedalam 2 jenis yaitu menggunakan komponen diskrit dan
komponen terdistribusi.
Filter dengan menggunakan komponen - komponen diskrit biasanya tersusun
atas komponen reaktif R ( resistor), L ( Induktor), C (Kapasitor) atau biasa
disebut filter pasif dan komponen R,C penguat / Operational Amplifier
( filter aktif).
TERDISTRIBUSI
Filter dengan menggunakan komponen - komponen terdistribusi tersusun atas
componen yang berasal dari komponen L,C,R terdistribusi (saluran
transmisi). Dalam hal ini beberapa contoh saluran transmisi diantaranya
saluran strip, mikrostrip, waveguide, coaxial dan jenis saluran transmisi yang
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ningrum , Widya Hadiastuti (2010). MAKALAH TEKNOLOGI KOMUNIKASI
DATA “GELOMBANG MIKRO (MICROWAVE)”. Bogor: Program
Keahlian Teknik Komputer, IPB.
http://www.google.com