Makalah Kimia Inti-2

24
MAKALAH KIMIA INTI REAKSI INTI DISUSUN OLEH: KELOMPOK 3 ANESIA ANRIAN SANDRA INTAN DIORA SEPTIKA BR SITORUS MHD.RAHMAN HAKIM NISKI NADILA SUGENG TRIWAHYUDI DOSEN PEMBIMBING: Prof. Dr. rer. nat. Asrial, M. Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

description

kimia inti

Transcript of Makalah Kimia Inti-2

MAKALAH KIMIA INTIREAKSI INTI

DISUSUN OLEH:KELOMPOK 3ANESIAANRIAN SANDRAINTAN DIORA SEPTIKA BR SITORUSMHD.RAHMAN HAKIMNISKI NADILASUGENG TRIWAHYUDI

DOSEN PEMBIMBING:Prof. Dr. rer. nat. Asrial, M. Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIAJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS JAMBI2014

Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb.Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi kami rahmat dan karunia-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, tabiin, dan segenap umatnya hingga akhir zaman. Makalah yang kami susun ini berjudul Reaksi Inti (TransformasiInti). Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kimia Inti Semester 6.Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada:1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi Rahmat-Nya dalam pembuatan makalah ini.2. Dosen pengampu mata kuliah Kimia Inti, Bapak Prof. Dr. rer.nat. Asrial, M.Si3. Kedua orang tua yang telah memberi motivasi serta doa-doanya.4. Serta teman-teman yang telah memberi bantuan berupa moril maupun materil.Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempuna. Maka dari itu, kritik dan saran anda sangat kami nantikan. Terima kasih atas segala partisipasi semua pihak yang mendukung tersusunnya makalah ini. Atas segala kekurangan dan kesalahannya kami mohon maaf.Wassalamualaikum Wr.wb

Jambi, 1 Mei 2015

PenyusunBAB IPENDAHULUAN1.1Latar Belakang

Reaksi inti adalah transformasi inti, sebagai akibat ditembaki oleh suatu projektil, yang dapat berupa inti-inti ringan, nukleon bebas, atau foton dengan energi yang sesuai. Reaksi inti berlangsung sangat cepat, dalam waktu 10-12 detik atau kurang, menghasilkan satu atau lebih inti baru dan mungkin juga partikel lain.Reaksi inti dinyatakan dengan suatu persamaan, yang menyeimbangkan antara pereaksi dengan hasil reaksi. Bertindak sebagai pereaksi adalah inti sasaran (target) dan projektil, sedangkan hasil reaksi adalah inti baru yang terbentuk dan partikel yang dibebaskan. Untuk menyederhanakan persamaan, nomor atom Z dapat tidak dituliskan, karena Z bersifat khas bagi masing-masing unsur maupun partikel. Dengan demikian secara umum bentuk persamaan reaksi inti adalah :

A1X + A2a A3b + A4YTarget projektil partikel hasil inti baru (hasil)

Menurut Bethe, suatu persamaan reaksi inti secara sederhana dinyatakan dengan notasi :A1X (a,b)A4YDimana X menyatakan inti sasaran, a adalah partikel penembak (projektil atau misil), b adalah partikel yang dibebaskan dalam reaksi dan Y adalah inti hasil atau recoil. Disini, inti sasaran dituliskan pertama dan inti hasil terakhir, sedangkan projektil dan partikel yang dibebaskan diletakkan di dalam tanda kurung dan dipisahkan dengan koma.Contoh : 35Cl (n,p) 35S23Na (n, ) 24Na24Mg (d,) 22Na63Cu (p,p3n9) 24Na.

Sebagai contoh, reaksi inti yang pertama kali diamati (oleh Rutherford pada tahun1919) adalah

Reaksi inti ini dapat digolongkan dengan beberapa cara, tergantung pada keadaan yaitu sebagai berikut:1. Reaksi inti dengan partikel bermuatan2. Reaksi inti dengan neutron3. Proses hamburan (Scattering)4. Pembelahan Inti(Nuclear Fission)5. Perhitungan radionuklida

1.2 Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan reaksi inti dengan partikel bermuatan ? Apa yang dimaksud dengan reaksi inti dengan neutron(partikel tidak bermuatan) ? Bagaimana terjadinya proses hamburan (Scattering) elastis dan non elastis? Bagaimana pembelahan inti (nuclear fission)pada reactor nuklir ? Bagaimana cara Perhitungan hasil reaksi inti dalam produksi radionuklida ?

1.3Tujuan Penyusunan

1. Mengetahui pengertian reaksi inti dengan partikel bermuatan dan tidak bermuatan(neutron).2. Memahami bagaimana terjadinya proses hamburan (scattering).3. Memahami bagaimana pembelahan inti pada reactor nuklir.4. Mengetahui cara perhitungan hasil reaksi inti dalam proses radionuklida.

BAB IIPEMBAHASAN2.1Reaksi inti dengan partikel bermuatan

Dengan proyektil partikel bermuatan, reaksi inti hanya mungkin terjadi bila proyektil tersebut memiliki energy kinetic yang memadai untuk mengatasi penghalang Coulumb yang besarnya sebanding dengan Z inti sasaran. Pada umunya penampang lintang reaksi ini berkurang dengan bertambahnya massa proyektil.1. Reaksi dengan protonProton bernergi sedang Ep < 500 KeV, hanya dapat melangsungkan reaksi dengan inti sasaran yang memiliki A 80, yang secara umum dinyatakan sebagai reaksi (p,n), (p, ), dan (p,). Dengan proton yang berenergi tinggi, 0,5 < Ep < 10 MeV, reaksi umum di atas dapat terjadi pula pada inti berat. Sedangkan dengan proton yang berenergi > 10 MeV, dapat terjadi reaksi (p,2n), (p,np), (p,2p), (p,), (p,8n) bahkan (p,2p 6n ), baik untuk inti sedang maupun inti berat.2. Reaksi dengan deutronPenggunaan deutron sebagai proyektil dalam reaksi inti memiliki daya tarik tersendiri, karena sifat-sifat karakteristik deutron sebagai berikut.a. Sebagai nuuklida paling sederhana dengan energy pengikat nucleon rata-rata hanya 1,115 MeV (bandingkan dengan energy pengikat nucleon dalam inti umumnya 7 8 MeV.b. Memiliki distribusi muatan inti geometric dengan momen quadrupol listrik + 0,00274 b.c. Pada keadaan dasar sebagai triplet dengan spin proton dan neutron sejajar.Dengan karakteristik deutron tersebut, maka reaksi inti dengan proyektil deutron pada umumnya adalah jenis reaski pelucutan, yait salah satu nucleon penyusun proyektil masuk ke dalam int sasaran dan nucleon sisanya akan lepas sebagai ejektil. Maka dengan proyekti deutron berenergi sedang dan tinggim reaksi inti yang terjadi adalah reaksi (d,p) dan reaksi (d,n).Reaksi (d,p) ternyata dapat berlangsung pula walupun menggunakan deutron berenergi rendah yang dikenal sebagai reaksi Oppenheimer-Phillips. Menurut Oppenheimer-Phillips, reaksi tersebut dapat terjadi karena deutron berenergi rendah ketika mendekati inti sasaran akan terorientasi sedemikian rupa sehingga bagian neutronnya mengarah pada inti sasaran dan dapat memasukinya bebas dari penghalang Coulomb, sedangkan bagian protonnya tertinggal di luar inti sasaran. Dengan deutron berenergi tinggi 0,5 < Ed < 10 MeV dapat terjadi pula reaksi (d,2n), (d,), sedangkan dengan deutron berenergi sangat tinggi Ed > 10 MeV, selain reaksi-reaksi di atas, terjadi pula reaksi (d.pn), (d.3n), (d,p6n), dsb.

3. Reaksi-reaksi dengan tritonReaksi-reaksi yang terjadi hampir mirip dengan reaksi dengan proyektil deutron, misalnya dapat terjadi reaksi Oppenheimer-Phillips pada triton berenergi rendah, berupa reaksi (t,p) dan (t,d). pada energy yang lebih tinggi dapat terjadi reaksi (t,n), (t,3n) dan (t,).4. Reaksi dengan partikel Reaksi transmutasi inti pertama yang dilakukan Rutherford adalah menggunakan partikel (yang dipancarkan dari peluruhan int berat) sebagai proyektil, berupa reaksi:14N + p + 17OSelanjutnya proyektil dibuat dalam alat pemercepat partikel, yang memiliki energy kinetic tertentu dengan fluks partikel yang jauh lebih besar dari pada yang pertama. Dengan partikel berenergi kinetic tinggi (0,5 < E < 10 MeV) dapat terjadi reaksi (,n), (,p), (,) dan (,) seadangkan pada energy sangat tinggi, E > 10 MeV, dapat terjadi reaksi (,2n), (,p), (,np), (,2p), (,d), (,5n) bahkan (,p2n).5. Reaksi dengan ion beratIon-ion berat memiliki massa lebih besar dari partikel . Dengan pemercepat partikel dapat dihasilkan berkas ion-ion berat Li2+, Be4+, C6+, N6+, O6+, dan Ne6+ dapat berenergi sampai 200 MeV. Penggunaan ion berat sebagai proyektil dapat menghasilkan reaksi-reaksi inti sebagai berikut:a. Pembuatan unsur-unsur transuraniumSalah satu daya tarik dari reaksi inti dengan ion-ion berat adalah dalam pembuatan unsur-unsur transuranium (Z > 92). Dengan ion-ion berat di atas sebagai proyektil, memungkinkan untuk menambahkan sampai 10 proton ke dalam inti sasaran.Contoh :(14N,5n) (12C,6n) (12C,4n) b. Reaksi nuklida-nuklida yang kekurangan neutronSecara umum reaksi yang melepaskan neutron berganda dan suatu proton memiliki penampang lintang reaksi yang besar. Dengan reaksi ini dihasilkan nuklida-nuklida yang kekurangan neutron, yang kemudian akan meluruh dengan penangkapan elektron untuk mencapai keadaan inti stabil.

ECContoh :-63Cu (12C,3n) 74Br74Br 74Sc (stabil) ECEC115In (14N,3n) 126Ba126Ba126Cs126Xe (stabil)c. Reaksi pelucutan, hasil-hasil reaksi penangkapan peluruPenembakan ion-ion berat berenergi tinggi terhadap inti sasaran bermassa ringan atau sedang menghasilkan campuran berbagai nuklida. Hasil-hasil reaksi tersebut menyimpulkan bahwa proyektil ion berat berenergi tinggi pecah menjadi komponen-komponen penyusunnya seolah-olah menjadi peluru-peluru yang akan ditangkap oleh inti sasaran. Misalnya penembakan 14N6+ berenergi 125 MeV terhadap 27Al antara lain menghasilkan nuklida-nuklida : 31P, 35Cl, 39K, 28Si yang diperkirakan dihasilkan dari reaksi-reaksi berikut :Jadi, proyektil 14N6+ tersebut seolah-olah sebagai ikatan dari (3 + n + p).

2.2 Reaksi inti dengan neutron (partikel tidak bermuatan)

Inti atom terdiri dari sejumlah proton dan neutron. Proton merupakan pembentuk partikel inti bermuatan positif, neutron tidak bermuatan listrik, bebas dari pengaruh medan listrik coulomb dan medan magnet. Dengan sifat ini menyebabkan interaksi neutron dengan materi dapat terjadi terhadap inti atom. Apabila sebuah neutron bergerak mendekati suatu inti atom dan memasuki daerah medan pengaruhnya maka ada beberapa kemungkinan yang dapat terjadi. Kemungkinan pertama, neutron akan menumbuk inti dan sesudah tumbukan neutron dibelokkan arahnya dari arah semula dengan membentuk sudut dan inti atom akan terpental, peristiwa seperti ini disebut reaksi hamburan(scattering). Kemungkinan kedua, neutron masuk ke dalam inti atom dan tidak lagi merupakan badan yang berdiri sendiri, peristiwa ini disebut reaksi tangkapan (capture). Bila reaksi tangkapan neutron ini disertai dengan pancaran radiasi maka dapat digolongkan dalam reaksi (n, ).Inti atom baru terbentuk sebagai akibat tangkapan neutron ini dapat bersifat mantap dan tidak mengalami perubahan lagi, dapat pula bersifat tidak mantap dan akan mengalami proses peluruhan radioaktif. Dalam kedua hal reaksi (n, ) di atas, reaksinya tetap disebut reaksi tangkapan atau reaksi absorpsi radioaktif.

Reaksi Tangkapan

Selain dihamburkan neutron juga memiliki reaksi bentuk lain yangmemungkinkan untuk neutron dapat diserap atau ditangkap oleh suatu intiatom :

a) Pemancaran sinar gamma

Reaksi pemancaran sinar gamma termasuk ke dalam tangkapan radiatif.Tangkapan radiatif adalah semua reaksi yang ditimbulkan oleh tangkapan neutron dan tidak mengalami pembelahan Pada reaksi pemancaran sinar gamma, neutron ditangkap oleh inti dan menyebabkan inti kelebihan energi. Kelebihan energi kemudian dipancarkan dalam bentuk sinar gamma sehingga inti kembali normal atau ground state. Proses pemancaran sinar gamma pada tangkapan elektron ditunjukkan sebagai berikut

b) Reaksi FisiBeberapa proses fisi terjadi secara spontan. Biasanya fisi dihasilkan hanya jika sejumlah energi yang cukup diberikan kepada inti melalui tangkapan neutron lambat, atau penembakan dengan neutron, proton,deuteron atau sinar gamma. Pada proses reaksi fisi, neutron ditangkap oleh inti atom sehingga menghasilkan inti atom majemuk yang bersifat sangat tidak stabil. Dalam waktu singkat ini atom majemuk ini akan membelah menghasilkan 2 belahan utama dan melahirkan 2 sampai 3 neutron baru disertai beberapa partikel dan timbulnya tenaga

c) Pelontaran partikel bermuatan (n,),(n,p)

Reaksi neutron lambat disertai oleh pemancaran partikel bermuatan seperti alpha dan proton. Pada reaksi ini agar dapat keluar dari inti,partikel bermuatan harus mempunyai energi yang cukup untuk mengatasi rintangan potensial. Sebagian energi diperoleh dari neutron yang ditangkap.

Proses pemancaran partikel bermuatan (n,) tampak pada persamaan sebagai berikut :

Sedang reaksi (n,p) dapat ditulis menjadi :

Untuk reaksi netron, energi netron penembak dapat digolongkan dalam empat golongan, yaitu:Netron termik dengan energi datang ~ 1/40 eVNetron epitermik dengan energi datang ~ 1 eVNetron datang dengan energi datang ~ 1 keVNetron cepat dengan energi datang 0,1 10 MeV

1. Reaksi yang terjadi dengan neutron termal, dapat meningkatkan energy inti sasaran sekitar MeV dan secara umum tudak cukup untuk melepaskan partikel dari dalam inti reaksi. Maka reaksi umumnya adalah sasaran jenis (n,) yang dikenal sebagai reaksi penangkapan neutron yang dapat dituliskan sebagai berikut: (n.) .2. Reaksi dengan neutron sedangPenangkapan neutron ini menghasilkan inti majemuk yang memiliki energy cukup untuk mengatasi energy pengikat nucleon dalam inti sasaran, sehingga dapat terjadi pelepasan suatu partikel (proton, deutron atau partikel ). Reaksi ini menghasilkan perubahan nomor atom dari unsur sasaran menjadi unsur hasil reaksi dan disebut reaksi transmutasi. Contoh 14N (n,p) 14C : 6Li (n,) 3H.3. Reaksi dengan neutron cepatNeutron berenergi kinetic sampai 10 MeV dapat memberikan energy tambahan pada inti sasaran sampai 18 MeV. Maka dapat dilepaskan lebih dari satu partikel.Contoh : 238U (n, 2n) 237U4. Reaksi dengan neutron relativitasDengan neutron berenergi > 20 MeV, semakin banyak nucleon yang dapat dilepaskan dari inti sasaran, sehingga memungkinkan terjadinya reaksi (n,3n), reaksi (n,2np) dan sebagainya yang disebut sebagai reaksi spallasi.

2.3 Proses hamburan (Scattering)Reaksi Hamburan (scattering) adalah sebuah proses yang hasil akhirnya hanyalah merupakan pemindahan energi dari satu partikel (inti) ke partikel lainnya.Reaksi hamburan sangat berguna untuk moderasi (perlambatan) terhadap neutron cepat. Jika neutron mencapai energi thermal maka tampang lintang fisi menjadi lebih luas.

Hamburan lenting sempurna (elastis)

Pada proses hamburan lenting sempurna (elastis) adalah proses tumbukan antara neutron dengan inti atom yang sedemikian sehingga tidak terjadi perubahan energi gerak dari neutron dan inti atom sebelum dan sesudah reaksi tumbukan.

Dengan neutron yang berenergi kurang dari 500 keV, terjadi hamburan elastis dan tangkapan neutron, reaksi seperti ini memperlihatkan hamburan elastis dan tangkapan resonansi terhadap energi spesifik. Bila energi neutron kecil, probabilitas tangkapan berbanding terbalik dengan kecepatan neutron yaitu 1/v (hukum 1/v). Dengan neutron yang mempunyai energi sekitar 500 keV hingga 10 MeV Semakin kecil massa inti atom, maka semakin besar energi neutron yang hilang akibat tumbukan. Berdasarkan hal ini, inti atom hidrogen dapat menurunkan energi neutron secara efisien karena massanya sama.

Reaksi hamburan tak lenting (inelastis)Pada reaksi ini neutron menyerahkan sebagian tenaga kinetiknya kepada inti atom materi, sehingga inti atom menjadi tereksitasi. Inti atom yang tereksitasi menjadi tidak stabil dan akan kembali menjadi stabil dengan memancarkan radiasi gamma Proses hamburan inelastis :

Contoh reaksi :

Dalam peristiwa ini, energi neutron yang diberikan ke atom yang ditumbuknya tidakterlalu besar sehingga setelah tumbukan, energi neutron tidak banyak berkurang. Oleh karenaitu, bahan yang mengandung atom-atom dengan nomor atom besar tidak efektif sebagaipenahan radiasi neutron.

Untuk reaksi partikel bermuatan, partikel penembak digolongkan sebagai berikut:Partikel berenergi rendah : 0,1 10 MeVPartikel berenergi tinggi : 10 100 MeV

2.4 REAKSI FISI

Reaksi fisi (reaksi pembelahan) yaitu reaksi yang terjadi pada inti berat dan akan meluruh atau pecah menjadi inti-inti ringan secara berantai. Pada reaksi tersebut, inti atom menangkap netron dan menghasilkan keadaan inti yang sangat labil dan dalam waktu yang singkat inti tersebut akan membelah menjadi belahan inti utama disertai munculnya dua atau tiga netron-netron baru.

Ukuran dari kedua pecahan hasil reaksi tidak tetap, dengan kemungkinan terbesar pecahan yang satu memiliki nomor massa sekitar 90 dan yang lain sekitar 140. Energi yang dibebaskan dalam fisi, sebagian besar akan berubah menjadi energi kinetik dari kedua pecahan itu yaitu sekitar 80 persen, sedangkan yang 20 persen muncul dalam bentuk peluruhan (beta dan gamma) serta energi kinetik sejumlah netron yang terpancar pada proses fisi. Sebagai contoh pada peluruhan Uranium yang sering terjadi adalah:

Salah satu contoh peluruhan Uranium yang ditampilkan dalam bentuk gambar.

Pada reaksi dengan penembakan neutron termal pada inti uranium (inti fisil) akan menghasilkan inti baru dan disertai lepasnya dua neutron yang jika sudah diperlambat dalam moderator dapat menyebabkan terjadi reaksi berikutnya, sehingga terjadilah reaksi berantai, seperti gambar dibawah ini.

Energi yang dilepaskan kira-kira 3 10-11J per satu inti235U. Untuk 1 kg235U, energi yang dihasilkan setara dengan 20.000 megawatt.jam, sama dengan jumlah energi yang dihasilkan oleh pembakaran 3 106ton batubara.Fisi nuklir merupakan proses yang digunakan di dalam reaktor nuklir dan bom atom.Pada suatu reaktor nuklir, reaksi fisi dapat dimanfaatkan sebagai pusat pembangkit tenaga listrik, karena reaksinya bisa dikendalikan. Sebaliknya, reaksi fisi yang tidak terkendali akan menghasilkan ledakan energi, seperti pada bom atom.

Perhatikan reaksi fisi berikut!

Hitunglah energi yang dibebaskan pada fisi 1 kg atom!

Penyelesaian:

Diketahui:

mu = 235,0439mn = 1,0087mBa = 137,9050mNb= 92,9060me = 0,00055Ditanya: Energi = ...?

Pembahasan :

Q = {(mu+ mn) (mBa+ mNb+ 5mn+ 5me)} 931 MeV/smaQ = {(235,0439 + 1,0087) (137,9050 + 92,9060 + (5 1,0087) + (5 0,00055)} 931Q = 181,87085 MeV

Reaktor nuklir merupakan sebuah peralatan sebagai tempat berlangsungnya reaksi berantai fisi nuklir terkendali untuk menghasilkan energi nuklir, radioisotop, atau nuklida baru.

Gambar 4.Skema dasar reaktor.

Keterangan :1. Bahan bakar2. Teras reaktor3. Moderator4. Batang kendali5. Pompa pemindah6. Generator uap7. Shielding (perisai)Berikut ini beberapa komponen dasar reaktor.

a) Bahan bakar reaktor nuklir merupakan bahan yang akan menyebabkan suatu reaksi fisi berantai berlangsung sendiri, sebagai sumber energi nuklir. Isotop fisi adalah uranium-235, uranium-233, plutonium-239. Uranium-235 terdapat di alam (dengan perbandingan 1 : 40 pada uranium alam), dan yang lainnya harus dihasilkan secara buatan.

b) Teras reaktor, di dalamnya terdapat elemen bahan bakar yang membungkus bahan bakar.

c) Moderator adalah komponen reaktor yang berfungsi untuk menurunkan energi neutron cepat (+ 2 MeV) menjadi komponen reaktor normal (+ 0,02 - 0,04 eV) agar dapat bereaksi dengan bahan bakar nuklir. Selain itu, moderator juga berfungsi sebagai pendingin primer. Persyaratan yang diperlukan untuk bahan moderator yang baik adalah dapat menghilangkan sebagian besar energi neutron cepat tersebut dalam setiap tumbukan dan memiliki kemampuan yang kecil untuk menyerap neutron, serta memiliki kemampuan yang besar untuk menghamburkan neutron.

Bahan-bahan yang digunakan sebagai moderator, antara lain:

1) air ringan (H2O), c) grafit, dan2) air berat (D2O), d) berilium.

d. Setiap reaksi fisi menghasilkan neutron baru yang lebih banyak (2 - 3 neutron baru), maka perlu diatur jumlah neutron yang bereaksi dengan bahan bakar. Komponen reaktor yang berfungsi sebagai pengatur jumlah neutron yang bereaksi dengan bahan bakar adalah batang kendali. Dalam reaktor dikenal faktor pengali (k), yaitu perbandingan jumlah neutron yang dihasilkan setiap siklus dengan jumlah neutron pada awal siklus untuk:k = 1, operasi reaktor dalam keadaan kritis,k > 1, operasi reaktor dalam keadaan super kritis,k < 1, operasi reaktor dalam keadaan subkritis.

Bahan yang dipergunakan untuk batang kendali reaktor haruslah memiliki kemampuan tinggi menyerap neutron. Bahan-bahan tersebut antara lain kadmium (Cd), boron (B), atau haefnium (Hf ).

e. Perisai (shielding), berfungsi sebagai penahan radiasi hasil fisi bahan agar tidak menyebar pada lingkungan.

f. Pemindah panas, berfungsi untuk memindahkan panas dari pendingin primer ke pendingin sekunder dengan pompa pemindah panas.

g. Pendingin sekunder, dapat juga berfungsi sebagai generator uap (pembangkit uap) yang selanjutnya dapat digunakan untuk menggerakkan generator listrik.

Gambar 5. Batangan bahan bakar reaktor nuklir magnox

Batangan bahan bakar ini digunakan untuk reaktor nuklir magnox. Batangan ini terbuat dari uranium alami, dibungkus magnox (aloi campuran magnesium).

2.5 Perhitungan hasil reaksi inti dalam produksi radionuklida

a. Persamaan Laju Peluruhan Peluruhan radioaktif termasuk reaksi ordo pertama. Peluruhan unsur radioaktif sebanding dengan jumlah atomnya (N).

b. Waktu Paruh Laju peluruhan merupakan ukuran kesetabilan inti, biasanya dinyatakan dalam waktu paruh (t ), yaitu waktu yang diperlukan untuk meluruh agar jumlah atom (N0) menjadi tinggal separuhnya ( N0).

c. Aktivitas Radioaktif

Aktivitas radioaktif A merupakan laju peluruhan dan didefinisikan sebagai jumlah peluruhan tiap satuan waktu.Aktivitas inti pada setiap saat A memenuhi persamaan:

A = Aoe-t

BAB III

PENUTUP

`Kesimpulan

Interaksi radiasi partikel bermuatan ketika mengenai materi adalah proses Coulomb, yaitugaya tarik menarik atau tolak menolak antara radiasi partikel bermuatan dengan elektronorbital dari atom bahan.

Mekanisme interaksi radiasi neutron lebih dominan secara mekanik, yaitu peristiwa tumbukan baik secara elastik maupun tidak elastik.

Hamburan elastik adalah hamburan di mana total energi kinetik partikel-partikelsebelum dan sesudah tumbukan tidak berubah. Dalam tumbukan elastik antara neutron danatom bahan penyerap, sebagian energi neutron diberikan ke inti atom yang ditumbuknyasehingga atom tersebut terpental sedangkan neutronnya dibelokkan/dihamburkan.

Proses tumbukan tak elastik dimana energi kinetik sebelum dan sesudah tumbukan berbeda. Ini terjadi bila massa atom yangditumbuk neutron jauh lebih besar dari massa neutron. Setelah tumbukan, atom tersebut tidakterpental, hanya bergetar, sedang neutronnya terhamburkan.

Reaksi fisi (reaksi pembelahan) yaitu reaksi yang terjadi pada inti berat dan akan meluruh atau pecah menjadi inti-inti ringan secara berantai.

Daftar pustaka

Reaksi Inti

https://ml.scribd.com/doc/186080192/Reaksi-Inti

http://pembelajaranfisikauny.blogspot.com/2012/12/waktu-paruh-dan-aktivitas-radioaktif.html

https://koplakcom.files.wordpress.com/2013/05/9-reaksi-inti

eprints.uny.ac.id/9403/3/BAB%202%20-%20%2008306141038.pdf