MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

24
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fieldtrip Kewirausahaan I bertujuan memberikan pengetahuan serta informasi khususnya kepada seluruh mahasiswa/mahasiswi Fakultas Pertanian Program Studi Agribisnis Universitas Baturaja mengenai dunia Kewirausahaan. Fieldtrip yang di lakukan adalah untuk mengetahui cara proses pembuatan Kain Songket, pembuatan pempek dan pembuatan mie serta mengikuti seminar yang diadakan di PT.Indofood. Fieldtrip kewirausahaan I dilaksanakan pada tanggal 5-6 januari 2014 di ikuti oleh kurang lebih 56 orang mahasiswa/mahasiswi agribisnis semester 3 dan semester 5. Dalam kegiatan praktek lapang Mahasiswa Agribisnis di utamakan untuk kunjungan ke tempat pengrajin kain songket yang cara pembuatanya sangat baik dan juga pemasaran kain songket yang bagus. Fieldtrip ini bertempat di kota Palembang Sumatra Selatan. Disana terdapat sentral pengrajin kain songket dan terutama yang kami kunjungi itu adalah Songket Fikri selain itu kami mengunjungi tempat pembuatan pempek yaitu pempek Hesty dan selanjutnya kami berkunjung di sebuah perusahaan PT,Indofood. Setelah mengenal beberapa pengrajin songket,pempek dan PT.Indofood yang akan kita coba untuk setiap daerah, dan mahasiswa Agribisnis di harapkan mengetahui teknik percobaan yang efektif dan efisien serta mendapatkan produktifitas yang optimum serta tahu bagaimana cara – cara pemasaranya.

Transcript of MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

Page 1: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

1

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fieldtrip Kewirausahaan I bertujuan memberikan pengetahuan serta

informasi khususnya kepada seluruh mahasiswa/mahasiswi Fakultas Pertanian

Program Studi Agribisnis Universitas Baturaja mengenai dunia Kewirausahaan.

Fieldtrip yang di lakukan adalah untuk mengetahui cara proses pembuatan

Kain Songket, pembuatan pempek dan pembuatan mie serta mengikuti seminar

yang diadakan di PT.Indofood. Fieldtrip kewirausahaan I dilaksanakan pada

tanggal 5-6 januari 2014 di ikuti oleh kurang lebih 56 orang

mahasiswa/mahasiswi agribisnis semester 3 dan semester 5.

Dalam kegiatan praktek lapang Mahasiswa Agribisnis di utamakan untuk

kunjungan ke tempat pengrajin kain songket yang cara pembuatanya sangat baik

dan juga pemasaran kain songket yang bagus. Fieldtrip ini bertempat di kota

Palembang Sumatra Selatan. Disana terdapat sentral pengrajin kain songket dan

terutama yang kami kunjungi itu adalah Songket Fikri selain itu kami

mengunjungi tempat pembuatan pempek yaitu pempek Hesty dan selanjutnya

kami berkunjung di sebuah perusahaan PT,Indofood. Setelah mengenal beberapa

pengrajin songket,pempek dan PT.Indofood yang akan kita coba untuk setiap

daerah, dan mahasiswa Agribisnis di harapkan mengetahui teknik percobaan yang

efektif dan efisien serta mendapatkan produktifitas yang optimum serta tahu

bagaimana cara – cara pemasaranya.

Page 2: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

2

B. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut yaitu

1. Mengetahui bagaimana cara pembuatan Kain Songket di kota Palembang

Provinsi Sumatra Selatan

2. Mengetahui bagaimana cara pembuatan pempek Hesty bertempat di daerah

16 ilir

3. Mengetahui cara pembuatan mie di PT.Indofood di kota Palembang provinsi

Sumatera Selatan.

C. Manfaat

Manfaat dari pembuatan laporan yang diharapkan diantaranya :

1. Mahasiswa/mahasiswi dapat berfikir kritis untuk dapat berwirausaha,

2. Menciptakan rasa kebersamaan dan solidaritas antar mahasiswa/ mahasiswi

khususnya pada semester 3 dan semester 5.

Page 3: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kewirausahaan

Mata kuliah kewirausahaan I sudah menjadi salah satu mata kuliah wajib di

Fakultas Pertanian pada program studi agribisnis. Hal ini atas dasar mengarahkan

pendidikan Indonesia untuk menghasilkan jiwa-jiwa entrepreneurship (proses

mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan).

Karena saat ini, mahasiswa tidak hanya di persiapkan sebagai calon tenaga kerja,

tetapi juga siap sebagai pemilik usaha yang menciptakan lapangan kerja baru.

Karena pada kenyataan nya, data menunjukkan lebih dari 70% industri di

Indonesia padat karya dengan SDM yang kurang atau tidak berktrampilan

(Ramhan,2012:236).

Sementara, di satu sisi Indonesia telah menerapkan liberalisasi jasa yang

artinya tenaga kerja Indonesia akan langsung bersaing dengan tenaga kerja asing.

Dengan demikian , persaingan tenaga kerja lebih komperatif dalam pasar bebas

dan globalisasi. Dalam hal inilah, perlu reformasi pendidikan yang menyeluruh,

baik dalam kurikulum maupun teknik-teknik pembelajarannya. Tenaga kerja yang

multi sklling menjadi suatu kebutuhan dalam menciptakan multi source income.

Tujuan umum mata kuliah kewirausahaan ini antara lain agar mahasiswa :

Page 4: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

4

1) mampu berfikir kritis, kreatif, sistematik, ilmiah, berwawasan luas dan

memiliki etos kerja;

2) memiliki semangat berwirausaha dan berjiwa bisnis;

3) memiliki kesadaran akn pentingnya ilmu pengetahuan untuk memulai dan

mengembangakan bisnis;

4) memiliki kesadaran untuk berubah menjadi budaya mencari lapangan kerja

menjadi budaya menciptakan lapangan kerja;

5) memiliki kesadaran untuk melakukan perubahan dengan melahirkan

kemampuan dan memiliki cita cita yang tinggi. Kompetisi dasar yang di

harapkan dari pembelajaran kewirausahaan ini adalah menjadi ilmuwan dan

professional yang berfikir kreatif, inovati, sistematik dan ilmiah serta menjadi

wirausaha yang berbasis ilmu pengetahuan dengan modal bisnis.

Kuliah kewirausahaan ini berbeda dengan perkuliahan pada umumnya. Hal

ini di karenakan pada mata kuliah ini para mahasiswa tidak semata belajar tentang

materi atau teori kewirausahaan semata, tetapi juga ada motivasi dan praktik

berwirausaha. Oleh karena itu, mahasiswa di latih untuk kreatif dalam

mengembangkan ide, gagasan juga meningkatkan keterampilanya. Dengan

demikian, etos kemandirian dan kepemimpinan sungguh di latih dan di pantau

proses dan kemajuanya.

Materi Kewirausahaan dapat di kelompokan menjadi empat kategori.

Pertama perspektif kewirausahaan yakni bersifat pengetahuan dan harus di

ketahui oleh mahasiswa. Persfektif kewirausahaan meliputi beberapa hal seperti :

jenis jenis kewirausahaan, manfaat berwirausaha, dan kiat kiat melakukan usaha.

Page 5: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

5

Temuan menunjukan hamper semua proses kontruksi pengetahauan bersifat

kognitif dengan metode pembelajaran tutorial. Kedua, aspek manajerial yang

dapat melakukan analisia SWOT, membuat perencanaan dan analisis pasar,

keempat, aspek karakter prilaku.

Yang bersifat kontruksi kognitif dengan memberikan dan mencari contoh

kegiatan sehari hari, etika seorang wirausaha, dan norma melakukan usaha.

Kelima, aspek keterampilan yang di ketahui bahwa mahasiswa telah melakukan

usaha antara lain jual pulsa, ternak ayam, jual bensin, usaha ikan air tawar.

Mengenai metode dalam penyampain materi pembelajaran kewirausahaan,

umumnya dalam bentuk tutorial, brainstorming, simulasi, bussines game,

ceramah, kerja kelompok, unjuk kerja, presentasi, tugas individu/latihan,

pemecahan masalah, guru tamu, dan studi kasus. Namun dari 125 responden

mahasiswa menunjukan hanya 60 persen responden yang mngeikuti pembelajaran

melalui kunjungan usaha ( field trip ). Sementara mata kuliah Kewirausahaan, ini

bersifat aplkatif dan bahkan melihat (magang) langsung.

Unsur unsur yang tercermin dari implementasi mahasiswa dalam

berwirausaha di antaranya meliputi kreatifitas (57%), inovasi (3%), kmandirian

(1%) dan kepemimpinan (5%) dari 125 responden, mahasiswa memilih kreatifitas

sebagai unsure yang paling dominan terhadap 92,8% pengembangan

kewirausahaan, 2,4% inovasi, 0,8% kemandirian dan 4% kepemimpinan, sebesar

38% mahasiswa sudah memiliki bisnis usaha dalam bentuk mikro, sedangkan 4%

dalam bentuk bisnis gabungan, dan sisanya 65,6% adalah mahasiswa yang telah

atau sedang mengambil mata kuliah kewirausahaan namun belum memiliki suatu

Page 6: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

6

usaha bisnis. Sementara itu aspek aspek kewirausahaan yang diiimplementasikan

pada wirausaha, dengan presentase tertinggi yaitu perencanaan bisnis (bussines

planning) (34,4%), sedangkan aspek kewirausahaan kepemimpinan dan

kemandirian hanya sebesar 0,8%.

Mengenai cara memperoleh ilmu pengetahuan dan informasi mengenai

kewirausahaan di ketahui paling banyak di dapat dari buku/modul (32%) dan

sumber bacaan dari internet (22,4%). Sementara sisanya ada juga mahasiswa

yang tidak ingin mencari tahu mengenai kewirausahaan. Hal ini menggambarkan

bahwa mahasiswa saat ini lebih suka akan hal yang praktis dan mudah di

dapatkan. Mereka tidak terbiasa untuk mencari ilmu pengetahuan dengan turun

lapangnan langsung untuk praktek atau megang atas inisiatifnya sendiri.

Sementara, untuk menjadi seorang entrepreneur di perlukan sejumlah

keterampilan, khususnya keterampilan memimpin seperti technical skills, human

skills, juga conceptual skills ( Saiman, 2009 ). Beberapa keterampilan tersebut

tidaklah di dapatkan secara instant, melainkan melalui proses yang panjang dan

menuntut disiplin diri.

Modal yang tidak kalah pentingya bagi seorang wirausaha adalah

kepemimpinan, selain kepercayaan dan kreativitas. Karena dengan kepemimpinsn

akan menumbuh kembangkan suatu usaha. Jika mahasiswa tidak mempunyai jiwa

kepemimpinan, bagaimana mungkin ada orang hebat yang akan bekerja

( bekerjasama ) denganya. Visi misi pun sulit tercapai tanpa kepemimpinan yang

tangguh. Kepemimpinan inilah yang akan menuntut siswa berwirausaha. Dan

proses untuk menjadi pemimpin ini bertahap, sejalan tumbuhnya usaha. Oleh

Page 7: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

7

karena itu, proses kontruksi koknitif, afektif yang psikomotorik harus berjalan

seiring dalam pembelajaran kewirausahaan. Menyatakan bahwa rendahnya

kemampuan leadership mengakibatkan efektivitas usaha yang terbatas.

BAB III. HASIL FIELDTRIP

A. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan fieldtrip ini di adakan pada :

Hari : minggu-senin

Tanggal : 5 Januari s/d 6 Januari 2014

Waktu : 09.00WIB s/d selesai

Tempat : Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan

B. Songket Fikri

1. Asal Usul

Palembang adalah Ibukota Provinsi Sumatra Selatan Indonesia. Di daerah

ini ada sebuah kerajinan tenun yang biasa di sebut “Tenun/siwet songket

Palembang”. Kata songket berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan

bahasa Indonesia, yang berarti "mengait" atau "mencukit". Hal ini berkaitan

dengan metode pembuatannya; mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun,

dan kemudian menyelipkan benang emas. Selain itu, menurut sementara orang,

kata songket juga mungkin berasal dari kata songka, songkok khas Palembang

yang dipercaya pertama kalinya kebiasaan menenun dengan benang emas dimulai.

Istilah menyongket berarti ‘menenun dengan benang emas dan perak.

Page 8: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

8

Songket adalah kain tenun mewah yang biasanya dikenakan saat kenduri,

perayaan atau pesta. Songket dapat dikenakan melilit tubuh seperti sarung,

disampirkan di bahu, atau sebagai destar atau tanjak, hiasan ikat kepala. Tanjak

adalah semacam topi hiasan kepala yang terbuat dari kain songket yang lazim

dipakai oleh sultan dan pangeran serta bangsawan Kesultanan Melayu. Menurut

tradisi, kain songket hanya boleh ditenun oleh anak dara atau gadis remaja; akan

tetapi kini kaum lelaki pun turut menenun songket. Beberapa kain songket

tradisional Sumatra memiliki pola yang mengandung makna tertentu.

2. Peralatan dan Bahan

Peralatan dan tenun songket Palembang pada dasarnya dapat di kategorikan

menjadi dua, yakni peralatan pokok dan tambahan. Keduanya terbuat dari kayu

dan bambu. Peralatan pokok adalah seperangkat alat tenun itu sendiri yang oleh

mereka di sebut sebagai “dayan”. Seperangkat alat yang berukuran 2 x 1,5 meter

ini terdiri atas gulungan ( suatu alat yang di gunakan untuk menggulung benang

dasar tenunan ), penyincing ( suatu alat yang di gunakan untuk merentang dan

memperoleh benang tenunan ), beliro ( suatu alat yang di gunakan untuk membuat

motif songket ), Cahcah yaitu alat yang digunakan untuk memasukan benang

kedasar benang yang lain, dan Gun yaitu alat untuk mengangkat benang.

Untuk peralatan tambahan yaitu Pelenting, Gala, Belero ragam, Teropong

palet. Pelenting digunakan untuk mengatur posisi benang ketika ditenun. Semua

peralatan tambahan tersebut diposisikan sehingga mudah dicapai oleh si penenun.

Page 9: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

9

Kain dasar pembentuk tenun songket biasanya disebut Lungsin atau Lusi.

Benang ini terbuat dari kapas, kulit kayu, serat pisang, serat nanas dan daun

palem. Untuk hiasan terbuat dari benang emas dan benang sutera. Benang sutera

ini didatangkan dari cina dan Taiwan, dan untuk benang emas didatangkan dari

Jepang, India, Thailand, Jerman dan Perancis Untuk pewarna benang juga

didatangkan dari Jerman dan Inggris.

Membuat benang lungsin adalah dengan cara memutar pemberat dengan jari

tangan. Adapun bentuk pemberat tersebut seperti layaknya gasing yang bahannya

terbuat dari kayu. Di wilayah lain seperti sumatera barat, jawa, bali dan Lombok

pemberat tersebut diberi nama antih yaitu alat yang terdiri dari roda yang bisa

berputar beserta pengait untuk memutar roda tersebut.

Benang biasanya direndam didalam air sabun dengan maksud untuk

meghilangkan zat minyaknya baru kemudian dicelup pada warna yang diinginkan.

Setelah kering baru benang tersebut digulung dan disiapkan jumlah helai benang

yang akan ditenun.

3. Teknik Pembuatan Tenun Songket

Pembuatan tenun songket Palembang pada dasarnya di lakukan dalam dua

tahap, yaitu :

a. tahap menenun kain dasar dengan kontruksi tenunan rata atau polos

b. tahap menenun bagian ragam hias yang merupakan bagian tambahan dari

benang pakan.

Page 10: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

10

Masyarakat Amerika dan Eropa menyebut cara menenun seperti ini sebagai

“inlay weaving system.

4. Tahap Menenun Kain Dasar

Pada fase ini prosesnya adalah benang yang di kain salah satu dari ujungnya

direntang diatas meja. Sedang ujung yang lainnya dimasukan kedalam sisir atau

suri. Sekitar dua puluh lima suri atau sisir diisi dengan benang dan diatur

sedekemikian rupa sehingga setiap lobang suri dapat memuat empat helai benang.

Ini nantinya digunakan untuk membentuk tepi-tepi kain. Untuk lubang yang

lainnya diisi dua helai benang disetiap lubangnya. Setelah semua benang disusun

sedememikian rupa didalam suri, barulah kemudian digulung menggunakan

gulungan yang dibuat dengan bahan kayu. Pekerjaan tersebut biasa disebut

mensayin benang atau menyajin.

Setelah proses tersebut dilanjutkan dengan memasang dua buah Gun yang

ditempatkan didekat sisir. Pekerjaan ini sesuai dengan namanya disebut

pemasangan Gun Penyeyit. Dalam posisi duduk, penenun menggerakkan dayan

dengan cara menginjak pedal untuk memisahkan benang sehingga benang bisa

dimasukkan dengan mudah melewati dayan dari arah kiri dan kanan secara

bergantian. Posisi benang yang melintang akan dirapatkan dengan dayan bersuri

sehingga akan membentuk kain dasar.

5. Tahap Pembuatan Ragam Hias

Pembuatan hiasan atau motif caranya agak rumit yaitu dengan cara

memasukan pakan tambahan kedalam kain dasar yang polos. Cara ini harus

Page 11: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

11

dilakukan denga teliti dan melalui perhitungan yang cermat. Bagian kain dipasang

Gun kembang untuk memasukan benang emas atau sutera kedalam kain dasar

polos sehingga nantinya akan terbentuk sebuah pola atau motif yang diinginkan.

Pekerjaan membuat motif ini memerlukan waktu yang cukup lama, hal ini

dikarenakan benang emas dan sutera harus dihitung jumlahnya menurut rumusan

tertentu dan dirapatkan sedemikian, hingga satu persatu untuk mendapatkan motif

yang ingin dibuat.

Waktu pengerjaan sebuah kain songket sangat tergantung dari jenis tenunan

dan ukuran kain, juga dari kerumitan motif atau pola yang akan dibentuk dari kain

songket itu sendiri. Jadi, untuk kain songket yang halus dan rumit motifnya tentu

saja memerlukan waktu pengerjaan yang lama. Setiap hari, seorang penenun kain

songket dapat menghasilkan kain dengan panjang hanya lima sampai sepuluh

sentimeter saja. Jadi, untuk membuat kain songket berupa sarung misalnya, maka

akan menghabiskan waktu minimal dua bulan, sedangkan yang tingkat

kerumutannya rendah contohnya selendang itu hanya memerlukan waktu ± satu

bulan saja.

6. Motif Ragam Hias Tenun Songket Palembang

Beberapa motif tenun songket Palembang antara lain adalah : Lepus Piham,

Lepus Polos, Lepus Pulir Lurus, Lepus Pulir Ombak-ombak, Lepus Bintang,

Lepus Naga Besaung, Lepus Bungo Jatuh, Lepus Berantai, Lepus Limar Kandang,

Tetes Meder, Bungo Cino, Bungo Melati, Bungo Inten, Bungo Paciek, bungo

Page 12: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

12

Suku Hijau, Bungo Betabur, Bungo Mawar, Biji Pare, Jando Berhias, Pucuk

Rebung, Tigo Negri, Emas Jantung.

Motif-motif tersebut dari dahulu hingga sekarang diwariskan secara turun

temurun sehingga polanya tidak berubah. Cara membuat pola motif hanya

dilakukan oleh orang-orang tertentu, tidak setiap penenun dapat membuat pola

motif sendiri. Penenun hanya menenun berdasarkan pola yang telah ditentukan.

jadi kerajinan menenun merupakan suatu pekerjaan yang sifatnya kolektif.

Sebagai catatan, pekerjaan menenun di Palembang seluruhnya dilakukan oleh

kaum wanita, baik tua mau pun muda. Keahlian menenun tersebut pada umumnya

diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.

7. Nilai Budaya

Tenun Songket Palembang, jika dicermati/dilihat secara seksama, di

dalamnya terdapat nilai-nilai yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai acuan

dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat pendukungnya. Nilai-nilai itu antara

lain: kesakralan, keindahan (seni), ketekunan, ketelitian, dan kesabaran.

Nilai kesakralan tercermin dari pemakaiannya yang umumnya hanya

mengenakannya pada peristiwa-peristiwa atau kegiatan-kegiatan yang ada

kaitannya dengan upacara, seperti perkawinan, upacara menjemput tamu dan lain

sebagainya. Nilai keindahan tercermin dari motif ragam hiasnya yang dibuat

sedemikian rupa, sehingga memancarkan keindahan. Sedangkan, nilai ketekunan,

ketelitian, dan kesabaran tercermin dari proses pembuatannya yang memerlukan

Page 13: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

13

ketekunan, ketelitian, dan kesabaran. Tanpa nilai-nilai tersebut tidak mungkin

akan terwujud sebuah tenun songket yang indah dan sarat makna.

C. Pempek Hesty

Pempek Hesty adalah salah satu nama merek dagang dari sekian banyak

deretan toko pempek yang berada di Jalan Mujahidin Nomor 198 Kelurahan

Talang Semut 26 Ilir Palembang. Pempek Hesty ini adalah pelopor penjual

pempek pertama yang mulai menggeluti usahanya pada tahun 1998 yang berada di

daerah tersebut. Nama dari Pempek Hesty itu sendiri di ambil dari nama anak

sulung Ibu Jumirah selaku owner atau pemilik dari kedai pempek yang bernama

Hesty.

Ide pertama kali muncul ketika Ibu Jumira yang berfrofesi sebagai pedagang

buah dan sayuran yang sering kali merugi akibat dari banyaknya ketersediaan

buah dan sayuran di pasaran, selain itu factor maraknya pesaing juga

menyebabkan bu Jumairah merugi akhirnya beliau pun berlih profesi sebagai

penjual emas di pasar 16 Ilir Palembang. Nyatanya usahanya pun sia - sia sampai

pada akhirnya ia memutar otaknya untuk kembali mencari peluang di pasar,

sampai ia berfikir kenapa ia taidak berjualan pempek saja, dengan alasan makanan

khas Kota Palembang adalah pempek dan arena pempek merupakan makanan

khas Palembang otomatis keberadaan nya pun di cari, oleh sebab itu ia

memberikan diri berjualan pempek.

Sampai sekarang pun kedai pempek Hesty masih exis walaupun tempatnya

yang kumuh di sertai dengan semakin menjamurnya penjual pempek di daerah itu

namun hal tersenut tidak menghalangi konsumen untuk mencicipi kuliner khas

Page 14: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

14

Palembang tersebut. Ibu Jumirah juga mengungkapkan bahwa dia tidak takut

bersaing dengan banyaknya penjual pempek di daerah tersebut, karena dia optimis

bahwa rasa pempek dan cuka nya khas dan berbeda dari tempat lainya. Dia pun

berprinsip bahwasanya “tidak perlu tempat yang besar dan bagus dalam berbisnis

yang lebih penting adalah pendapatanya”

Pempek Hesty ini menjual aneka jenis pempek khas Palembang seperti

pempek telur, lenjer besar, lenjer kecil, pempek adakan, pempek tahu. Pempek

kulit, kapal selem, pastel serta aneka keplang, kerupuk, model dan tekwan.

Keunikan dari pempek Hesty itu sendiri yaitu terletak pada rasa cukanya yang

unik dan berbeda dari cuka pempek pada umumnya. Pempek Hesty itu sedirii

terbuat dari daging giling, ikan gabus segar di tambah dengan campuran sagu

sehingga menjadi adonan yang sesuai dengan selera konsumen.

Pempek Hesty ini pun sudah lama menjadi daya tarik konsumen local

maupun internasional untuk hanya sekedar mencicipi dan bahkan membawanya

pulang sebagai oleh oleh, seperti bule amerika, belanda dan masih banyak lagi

jelas Ibu Jumairah. Dengan jumlah pegawai kurang lebih 4 orang, mereka pun

semangat untuk melestarikan makanan khas kota Palembang.

D. PT. Indofood Sukses Makmur

PT.Indofood Sukses Makmur Tbk yang berkolasi di Palembang adalah

PT.Indofood tertentu di daerah Sumatera. Cikal bakal pabrik Indofood di

Indonesia ada sekitar 15 buah yang tersebar dari sabang sampai maroeke

sedangkan untuk di luar negri PT.Indofood sudah memiliki kurang lebih empat

pabrik seperti di Arab Saudi, Beijing Cina, Malasya, Nigeria. PT.Indofood Sukses

Page 15: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

15

Makmur memproduksi berbagai macam produk seperti : Biskuit, Makanan

bayi, makanan ringan, mie instan, mie gelas, minyak goring, tepung terigu serta

masih banyak lagi yang lainya. Untuk produk mie instan pabrik Indofood

meproduksi 225 kilo bahan, selanjutnya dalam waktu satu jam bisa menghasilkan

400-450 dus.dalam 1 hari menggunakan 22 jam kerja dengan pembagian 3 ship

yaitu;

1. pagi jam 06.00-13.30 WIB,

2. siang jam 12.30-18.00 WIB,

3. sedangkan untuk ship malam mulai dari jam 21.00-06.00 WIB.

Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa PT.Indofood dapat

memproduksi 8.800 dus mie instan per hari. Seluruh produksi telah memperoleh

pengacuan mutu Internasional seperti ISO9001, 9009, HACCP serta sertifikat

hallal dari BPOM MUI Republik Indonesia.

Indofood mamapu menjamin ketersediaan produk produk nya di seluruh

tanah air. Indofood senantiasa melakukan inovasi untuk terus berkembang di masa

depan. Salah satu pabrik mie PT.Indofood yang terletak di lahan seluas 25ha di

Palembang ini lah 2000 karyawan bahu membahu bekerja sama menghasilkan

produk mie instan berkualitas tinggi, aman dan halal. Standar memproduksi

makanan terbaik seolah sudah melekat dalam setiap diri karyawan sebelum

bekerja. Para karyawan mengganti pakaian seragam bersih mereka yang telah

tersedia di loker masing masing termasuk menggunakan sepatu yang di khususkan

untuk bekerja di area produksi. Para karyawan di unit produksi juga mencuci

Page 16: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

16

tangan mereka dengan menggunakan sabun dan disinpektan sebelum memulai

aktivitas pekerjaan. Dari sinilah pembuatan mie instan di mulai.

Dengan menggunakan teknologi terbaru terigu instan dari bogasari langsung

di pindahkan ke silam atau coper scrup. Dengan teknologi lip, tidak ada lagi

terigu yang terbuang, selain itu, kebersihan terigu juga makin terjamin dengan

adanya proses penyaringan. Dengan takaran yang pas, terigu ini kemudian di

alirkan ke tempat khusus. Terigu terpilih dari bogasari akan di aduk dengan

campuran pormula tertentu, proses pengadukan sesuai dengan takaran yang telah

di tentukan serta memiliki standar yang juga telah di tentukan.

Adonan yang telah mememnuhi persyaratan akan di bentuk menjadi adonan

dengan ketebalan tertentu melalui serangkain mesin pres sehingga menghasilkan

tekstrur dan berat mie yang tepat. Lembaran adonan kemudian di iris dan di sisir

sehingga menghasilkan mie yang bergelombang dan berbentuk jalur mie sesuai

dengan produk yang akan di produksi. Dengan menggunakan net container, mie

bergelombang itu selanjutnya di masukan ke dalam tabung yang di aliri uap

panas. Pengaturan suhu dan waktu yang tepat pada proses pengukusn ini akan

menghasilakan kualitas mie yang terbaik. Untuk menghasilkan normal noodle mie

yang telah di kukus itu kemudian di potong dan di lipat sesuai dengan sepesifikasi

produk, lalu kemudian di masukan ke dalam cetakan berbentuk kotak. Demi

terciptanya mie yang berkualitas tinggi proses ini di awasai secara tepat.

Berbeda dengan proses pembuatan normal noodle untuk pembuatan mie

kering setelah melalui proses pemotongan mie yang telah matang, mie ini tidak di

lipat melainkan langsung di masukan ke dalam cetakan berbentuk persegi

Page 17: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

17

panjang. Lain lagi dengan proses pembuatan cup noodle cup setelah di potong mie

yang telah matang kemudian di masukan ke dalam cetakan berbentuk cup.

Untuk mengurangi kadar air potongan potongan mie pada normal noodle

dan selanjutnya di goring dengan menggunakan minyak goring nabati dari Bimoli

sehingga menhasilkan mie bekualitas tinggi yang harum, sehat, awet dan halal.

Proses penggorengan ini juga senantiasa di awasi secara ketat oleh para karyawan

terlatih. Berbeda dengan norma noodle dan cup noodle yang harus melewati

proses penggorengan untuk mengurangi kadar air pada mie kering, mie yang

sudah di cetak kemudian di panaskan dengan menggunakan mesin pengering

untuk menghasilkan mie yang berkualitas tinggi. Temperatur lamanya

pengeringan selalu di awasi dengan waktu yang tepat oleh karyawan. Setelah

melalui proses pengeringan dan penggorengan mie kemudian di dingikan

menggunakan tandent plafat agar suhu mie sesuai dengan standar yang telah di

tetapkan dan siap untuk di kemas.

Pada proses produksi cup noodle mie yang telah di didingankan ini di

masukan ke dalam cup berstandar foodchap secara otomatis. Dengan sangat

telaten serta sangat terlatih ini para karyawan memasukan bumbu, sayur kering

serta garpu yang di bungkus dalam cup. Selanjutnya cup noodle akan di pacing

secara otomatis. Untuk menjaga agar tidak terjadi kebocoran kerapatan dan

kekuatan penutup senantiasa di awasi secara ketat.

Page 18: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

18

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari kegiatan fieldtrip

Kewirausahaan I ini ialah agar kita sebagai generasi muda harus mulai berfikir

kreatif, dan bertindak inovatif sehingga kita tidak tertinggal oleh kemajuan global

dengan harus berani melalui berwirausaha. Dengan penerapan jiwa kewirausahaan

di harapkan kita bias membantu pemerintah dalam memberantas kemiskinan dan

pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat yang

kurang mampu dan yang sangat membutuhkan pekerjaan.

B. Saran

Page 19: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

19

Adapun saran untuk fieldtrip Kewirusahaan I ini ke depanya, semoga

mahasiswa/mahasiswi khususnya di fakultas pertanian program studi agribisnis

bisa lebih kompak dari yang sebelumnya, mempunyai rasa solidaritas yang tinggi,

dan bisa menjaga nama baik almamater baik dalam maupun diluar Universitas

Baturaja.

DAFTAR PUSTAKA

nusantarav. departemen pendidikan dan kebudayaan.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan, diakses 13 januari 2014 20:38 WIB

http://id.wikipedia.org/wiki/pempek, diakses 13 januari 2014 21:44 WIB

www.songketpalembang.blogspot.com, diakses 13 januari 2014 22:05 WIB

www.korantempo.com www.indonesiamedia.com , diakses 14 januari 2014 09:13

WIB

Page 20: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

20

www.sumsel.go.id/ragam-pempek-kuliner-palembang / , diakses 15 januari 2014

22:56 WIB

www.kompas.com/indofood_makanan/sumsel / , diakses 15 januari 2014 23:17

WIB

www.songket-palembang.com, diakses 15 januari 2014 23:22 WIB

www.hupelita.com, diakses 15 januari 2014 00:15 WIB

LAMPIRAN

A. Tenun Songket “FIKRI”

Page 21: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

21

Page 22: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

22

Gambar 2 : Penulis sedang mengamati pembuat tenun songket

B. PEMPEK “Hesty”

Page 23: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

23

Gambar 3 : Penulis Sedang Mengunjungi Kedai Pempek Hesty

C. PT.Indofood Cbp Palembang

Page 24: MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

24