Makalah Kekerasan - Copy
-
Upload
mayang-purbaningrum -
Category
Documents
-
view
33 -
download
2
description
Transcript of Makalah Kekerasan - Copy
-
i
KEKERASAN
DI INDONESIA DAN DUNIA
(Analisis isi berita kekerasan pada harian Sindo, Kompas, dan Tempo)
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Praktik Sosiologi
Disusun oleh :
KELOMPOK 5 (XI IIS 2)
1. Detia Fauziah 5. Shofwatul Munyati
2. Dewi Candrawulan 6. Tri Ayu Lestari
3. Mayang Purbaningrum 7. Yoshimi Yamada
4. Mia Putri Desanti
SMA NEGERI 1 SUMBER
Jalan Sunan Malik Ibrahim Nomor 04 Sumber Cirebon
2015
-
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah swt., karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dalam makalah
ini kami membahas mengenai Kekerasan di Indonesia dan Dunia. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas praktik yang diberikan dalam mata pelajaran Sosiologi di SMA
Negeri 1 Sumber.
Dalam penulisan makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Ibu Nitasari, S.Pd selaku Guru Sosiologi kami, yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.
Sumber, April 2015
Penyusun
-
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Judul .................................................................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
2. Perumusan Masalah ........................................................................................ 1
3. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 1
4. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Kekerasan ....................................................................................................... 3
2. Indonesia ......................................................................................................... 4
3. Dunia ............................................................................................................... 5
BAB III METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian ..................................................................................... 7
2. Objek Penelitian .............................................................................................. 7
3. Teknik Pengambilan Sampel .......................................................................... 7
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN..................................................8
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan ..................................................................................................... 19
2. Saran ............................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 21
-
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah sosial yang berkembang di masyarakat adalah munculnya
berbagai tindak kekerasan dari mulai yang sederhana sampai yang paling tinggi, yaitu
hilangnya nyawa si korban. Korban dari tindak kekerasan juga berasal dari macam-
macam latar belakang, baik secara ekonomi, pendidikan, maupun usia. Demikian juga
pelaku kekerasan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari maraknya pemberitaan mengenai
kekerasan baik di media cetak maupun elektronik.
Berita kekerasan yang ada di media massa merupakan peristiwa yang mudah
diakses oleh berbagai kalangan. Berita-berita tersebut pada umumnya banyak menjadi
bahan pembicaraan masyarakat sekitar di mana peristiwa itu terjadi.
Secara umum, berita kekerasan akan menyampaikan informasi tentang peristiwa
apa yang terjadi, lokasi kejadian, kapan terjadinya, siapa pelakunya, siapa korbannya,
apa motifnya, serta tindakan hukum yang diambil oleh pihak aparat kepolisian.
Melalui analisis isi dapat yang diungkap berbagai hal berkaitan dengan masalah
kekerasan yang terjadi.
2. Perumusan Masalah
Permasalahan yang ada dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.
a. Jenis kekerasan apa yang sering diberitakan di media massa?
b. Apa jenis kelamin pelaku tindak kekerasan?
c. Berapakah usia pelaku tindak kekerasan?
d. Apa jenis kelamin korban tindak kekerasan?
e. Berapakah usia korban tindak kekerasan?
f. Apa penyebab tindak kekerasan?
g. Di mana tindak kekerasan dilakukan?
h. Kapan tindakan kekerasan terjadi?
i. Apa hubungan korban dengan pelaku?
j. Bagaimana proses penyelesaiannya?
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Menggambarkan jenis kekerasan apa yang sering diberitakan di media massa.
b. Menggambarkan presentase jenis kelamin pelaku tindak kekerasan.
c. Menggambarkan usia pelaku tindak kekerasan.
1
-
d. Menggambarkan presentase jenis kelamin korban tindak kekerasan.
e. Menggambarkan usia korban tindak kekerasan.
f. Menggambarkan penyebab tindak kekerasan.
g. Menggambarkan lokasi terjadinya kekerasan.
h. Menggambarkan waktu terjadinya kekerasan.
i. Menggambarkan hubungan korban dengan pelaku.
j. Menggambarkan proses penyelesaian dari tindak kekerasan.
4. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siswa diantaranya bisa
berhati-hati pada lingkungan sekitar karena kekerasan bisa terjadi kapanpun dan
dimanapun.
2. Bagi sekolah
Bagi sekolah manfaat penelitian ini bisa meningkatkan kehati-hatian agar
tidak terjadi kekerasan di lingkungan sekolah
3.Bagi peneliti
Bagi peneliti manfaat penelitian ini dapat menambah wawasan tentang
kekerasan yang lebih luas dan dapat berbagi ilmu kepada pembaca.
2
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kekerasan
Kekerasan merupakan tindakan agresi dan pelanggaran
(penyiksaan, pemukulan, pemerkosaan, dan lain-lain) yang
menyebabkan atau dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan atau
menyakiti orang lain, dan hingga batas tertentu tindakan menyakiti
binatang dapat dianggap sebagai kekerasan, tergantung pada situasi dan
nilai-nilai sosial yang terkait dengan kekejaman terhadap binatang.
Istilah kekerasan juga mengandung kecenderungan agresif untuk
melakukan perilaku yang merusak.
Kerusakan harta benda biasanya dianggap masalah kecil
dibandingkan dengan kekerasan terhadap orang.
Kekerasan pada dasarnya tergolong ke dalam dua bentuk kekerasan
sembarang, yang mencakup kekerasan dalam skala kecil atau yang tidak
terencanakan, dan kekerasan yang terkoordinir, yang dilakukan oleh
kelompok-kelompok baik yang diberi hak maupun tidak seperti yang
terjadi dalam perang (yakni kekerasan antar-masyarakat) dan terorisme.
Perilaku kekerasan semakin hari semakin nampak, dan sungguh sangat
mengganggu ketentraman hidup kita.
Jika hal ini dibiarkan, tidak ada upaya sistematik untuk
mencegahnya, tidak mustahil kita sebagai bangsa akan menderita rugi
oleh karena kekerasan tersebut. Kita akan menuai akibat buruk dari
maraknya perilaku kekerasan di masyarakat baik dilihat dari kacamata
nasional maupun internasional.
Saat ini kita sebagai bangsa sudah dituding oleh beberapa negara lain
sebagai sarang teroris, terlepas dari benar tidaknya tudingan itu. Di mata
mancanegara, hidup di Indonesia menyeramkan. Sedangkan sebaliknya,
kita di negri ini yang setiap hari hampir tak pernah bebas dari berita-
berita kekerasan, mulai dibelajarkan dan terbiasa.
Tuntutan untuk survive dan ketidakmungkinan untuk
mengelakkan, menyebabkan masyarakat belajar hidup dalam situasi
yang paling sulit sekalipun. Dan pada akhirnya perlahan-lahan kita
mulai menerima karena terbiasa.
Kalau tiba-tiba jalanan macet tanpa sebab, kita tidak lagi panik, tapi
3
-
langsung berpikir kalau bukan demo, pelajar berkelahi atau ada
bom. Dengan jawaban itu ada semacam ketenangan, sesuatu yang sering
terjadi yang menyebabkan respon yang ditimbulkan menjadi biasa-biasa
saja.
Para psikolog berpendapat bahwa salah satu faktor munculnya
kekerasan dalam masyarakat adalah pengaruh media massa. Dewasa ini,
media audio, visual, dan cetak, menyusupkan berbagai macam tindak
kekerasan dalam sajian mereka. Dulu, masyarakat hanya dapat
menyaksikan kekerasan hanya jika mereka ada disekitar lokasi kejadian.
Namun saat ini, siapapun dapat menyaksikan tindak kekerasan dalam
tayangan televisi. Bahkan, tayangan seperti dramatisasi kriminalitas,
olahraga kekerasan, dan semacamnya kini menjadi salah satu acara yang
paling diminati para pemirsa.
Seorang anggota lembaga psikolog AS, Arnold Cohen,
berpendapat bahwa masalah pengaruh kekerasan yang ditayangkan di
televisi sama dengan masalah dampak rokok yang menyebabkan
penyakit kanker. Artinya, meski banyak program yang digalakkan untuk
memberikan arahan kepada masyarakat tentang bahaya rokok, namun
jumlah para perokok terus meningkat. Dan hal itu juga terjadi dalam
masalah kekerasan. Tayangan televisi dan film yang menggambarkan
dampak buruk dari tindak kekerasan ternyata tidak mampu mencegah
meningkatnya kekerasan.
Tak diragukan lagi bahwa salah satu faktor meluasnya tindak kekerasan
dalam masyarakat modern ini adalah pengaruh media massa. Para
psikolog berpendapat bahwa penggunaan narkoba, pil koplo, dan
alkohol, juga merupakan faktor munculnya kekerasan. Faktor lain yang
tak kalah pentingnya adalah kemiskinan dan kesenjangan sosial. Masih
banyak lagi sebab dan faktor lainya termasuk pengaruh lingkungan.
Semua itu akan menimbulkan ketidakseimbangan penalaran, perasaan,
dan kejiwaan masyarakat. Oleh karena itu, banyak hal yang ahrus
diperhatikan oleh pemerintah untuk menanggulangi perluasan kekerasan
dalam masyarakat.
Dimanakah letak kesalahan media dalam memberitakan
kekerasan? Berikut adalah petunjuk awal pemahaman.
Johan Galtung, profesor studi perdamaian Norwegia mencatat ada 12
keprihatinan yang membuat jurnalisme acapkali salah dalam
memberitakan kekerasan, ke-12 keprihatinan itu adalah:
4
-
1. Kekerasan yang dekontekstual: berfokus pada hal irasional tanpa
melihat alasan2 tentang konflik yang tak terselesaikan dan polarisasi.
2. Dualisme: Mengurangi jumlah pihak2 yg berkonflik menjadi 2,
padahal seringkali banyak pihak terlibat. Cerita hanya berpusat pada
perkembangan internal, seringkali mengabaikan pihak luar atau
kekuatan eksternal (misalnya kekuatan asing dan perusahaan2
multinasional)
3. Manicheanisme: melukiskan satu pihak sebagai yang baik dan yang
lain sebagai pihak yang jahat.
4. Armageddon: menyajikan kekerasan sebagai alternatif yang tak
terhindarkan dan tak dapat dihilangkan.
5. Berfokus pada tindak kekerasan individu, sementara mengabaikan
sebab2 struktural, seperti kemiskinan, kelalaian pemerintah dan represi
militer atau polisi.
6. Kebingungan (confusion): berfokus hanya pada arena konflik
(misalnya medan tempur atau lokasi peristiwa kekerasan)),tapi tidak
pada kekuatan2 dan faktor2 yang mempengaruhi kekerasan itu.
7. Memilah dan mengabaikan: tidak pernah menjelaskan mengapa
terjadi tindakan balas dendam dan spiral kekerasan.
8. Gagal melakukan investigasi mengenai sebab2 peningkatan dan
dampak pelaporan media itu sendiri.
9. Gagal melakukan investigasi mengenai tujuan2 intervesionis luar,
terutama negara2 besar.
10. Gagal melakukan investigasi mengenai proposal2 perdamaian dan
tawaran citra damai.
11. Bingung mengenai gencatan senjata dan perundingan dengan
perdamaian yang aktual.
12. Mengabaikan rekonsiliasi: konflik cenderung pecah lagi apabila
tidak diperhatikan upaya2 rehabilitasi masyarakat yang sudah terpecah.
Apabila upaya2 menyelesaikan konflik tidak ada, maka fatalisme makin
diperkuat. Hal itu dapat mengakibatkan bahkan lebih keras, apabila
orang tidak lagi memiliki gambaran atau informasi tentang
kemungkinan perdamaian dan rehabilitasi.
2. Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang
terbentang di khatulistiwa sepanjang 3200 mil (5.120 km2) dan terdiri atas
13.667 pulau besar dan kecil. Nama Indonesia berasal dari bahasa Yunani,
-
yaitu Indo yang berarti Indoa dan Nesia yang berarti kepulauan. Indonesia
juga merupakan 1/5 populasi terbesar di dunia dengan penduduk yang
berasal dari ras Melayu dan Polinesia serta terdiri dari 300 suku dan
cabangnya yang masing-masing suku memiliki tradisi sendiri.
Fakta dan statistik di bawah ini akan membuktikan bahwa diperlukan
intervensi bersama terhadap persoalan ini.
Komnas Perempuan mencatat 105.103 kasus kekerasan terhadap
perempuan yang ditangani oleh 384 lembaga pengada layanan
sepanjang pada tahun 2010.
Jawa adalah wilayah dengan korban kekerasan terhadap perempuan
tertinggi, disusul Sumatera dan Kalimantan.
Di Indonesia, setiap hari 20 perempuan menjadi korban kekerasan
seksual.
50 persen kasus kekekerasan seksual di Indonesia adalah perkosaan.
2. Dunia
Dunia ciptaan Tuhan tempat mahluk ciptaan-nya tinggal hanyalah
salah satu dari sekian banyak ciptaan Tuhan yang sangta sempurna. Di atas
bumi ini kita bisa menemukan banyak sekali kehidupan, belum lagi
didalam bumi yang terdapat kandungan banyak sekali mineral yang
nilainya sungguh luar biasa. Namun pada dasarnya apakah kita sudah tahu
pengertian dan definisi dari dunia itu sendiri? Berikut ini adalah pengertian
dan definisi dunia yang diambil dari beberapa sumber:
* Menurut Kamus Besar:
- Dunia adalah bumi dengan segala sesuatu yang terdapat di atasnya,
planet tempat kita hidup
- Dunia adalah alam kehidupan
- Dunia adalah semua manusia yang ada di muka bumi
- Dunia adalah lingkungan atau lapangan kehidupan
- Dunia adalah segala yang bersifat kebendaan, yang tidak kekal
- Dunia adalah peringkat antar bangsa (seluruh jagat atau segenap
manusia)
5
-
* Menurut perspektif Tasawuf
Dunia adalah segala sesuatu selain Allah dan atau tidak memiliki nilai
'Ilahiyya' karena dalam kenyataannya ada sesuatu berupa materi duniawi,
tetapi memiliki nilai ukhrawi, karena murninya niat, hanya untuk-Nya.
* Menurut Yohanes (16:33)
Dunia adalah hal yang mempresentasikan kuasa-kuasa sosial dan budaya
dalam masyarakat.
* Menurut Murtadha Muthahhari
Dunia adalah fase persiapan, pelatihan, dan penyempurnaan manusia.
* Menurut Ahzami Samiun Jazuli, DR
Dunia merupakan penjara bagi orang mukmin dan ia merupakan surga
bagi orang kafir.
Fakta dan statistik di bawah ini akan membuktikan bahwa diperlukan
intervensi bersama terhadap persoalan ini:
Di Kanada, hanya 10% kasus kekerasan seksual yang dilaporkan ke
Polisi.
Setiap menit, 1,3 perempuan dewasa diperkosa di Amerika Serikat
Saat terjadi konflik di Rwanda, tercatat antara 250.000 sampai 500.000
perempuan diperkosa. Dalam perang, perkosaan digunakan sebagai
salah satu senjata.
Setiap 17 detik, satu orang perempuan diperkosa di Afrika Selatan.
Jumlah ini tidak termasuk kasus perkosaan terhadap anak.
Berdasarkan data Bank Dunia, Perempuan yang berumur antara 15-44
tahun lebih berisiko jadi korban perkosaan atau kekerasan dalam rumah
tangga daripada kanker, kecelakaan, perang atau malaria.
1 dari 3 perempuan di dunia dianiaya, dipaksa berhubungan seks atau
bentuk lainnya oleh pasangannya selama masa hidupnya.
6
-
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode
Analisis Isi (Al). Analisis isi berupaya mengungkap berbagai informasi
yang terkandung dalam pemberitaan di media massa berkaitan dengan
tindak kekerasan.
2. Objek Penelitian
Objek Penelitian ini adalah berita-berita yang dimuat di media massa
(contoh Sindo, Kompas, dan Tempo)
3. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel surat kabar diambil secara acak (simple random sampling),
yaitu surat kabar yang terbit pada bulan April sampai Mei 2014. Berita
dengan kasus yang sama dan dimuat oleh lebih satu media hanya diambil
salah satu saja.
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan datanya adalah metode
dokumentasi, yaitu berita-berita tentang kekerasan yang dimuat dalam
surat kabar Sindo, Kompas, dan Tempo (sesuai dengan yang telah
disebutkan dalam objek penelitian) dalam kurun waktu April sampai Mei
2014.
7
-
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan menganalisis berita kekerasan yang
dimuat di harian Sindo, Kompas, dan Tempo. Sampel diambil secara acak untuk
empat edisi setiap minggunya. Jumlah kasus kekerasan yang dapat dianalisis
sebanyak 38 kasus. Berikut ini disajikan hasil analisis pengolahan data dari 38
kasus kekerasan. Data disajikan berdasarkan pengolahan sebagai berikut.
Tabel 1 Jenis-jenis Kekerasan
No Variabel Jumlah Berita
Total % Sindo Kompas Tempo
1. Perkelahian 3 0 0 3 7,89
2. Pemukulan 2 0 0 2 5,26
3. KDRT 0 0 0 0 0
4. Penyiksaan 2 1 1 4 10,53
5. Perusakan 1 1 0 2 5,26
6. Pembunuhan 5 8 2 15 39,47
7. Kekerasan seksual 0 1 5 6 15,79
8. Kekerasan lain 6 0 0 6 15,79
Jumlah 19 11 8 38 100
Tabel 2 Jenis Kelamin Pelaku Kekerasan
No Variabel Jumlah Berita
Total % Sindo Kompas Tempo
1. Laki-laki 9 5 7 21 55,26
2. Perempuan 1 0 1 2 5,26
3.
Laki-laki dan
perempuan 1 6 0 7
18,42
4. Tidak diketahui 8 0 0 8 21,05
Jumlah 19 11 8 38 100
8
-
Tabel 3 Usia Pelaku Kekerasan
No. Variabel Jumlah Berita
Total % Sindo Kompas Tempo
1. 0 6 tahun 0 0 0 0 0
2. 6 12 tahun 1 1 1 3 7,89
3. 13 20 tahun 3 2 2 7 18,42
4. 20 30 tahun 3 2 2 7 18,42
5. 30 50 tahun 5 3 3 11 28,95
6. 50 tahun ke atas 1 1 0 2 5,26
7. Tidak diketahui 2 2 0 4 10,53
Jumlah 19 11 8 38 100
Tabel 4 Jenis Kelamin Korban
No. Variabel Jumlah Berita
Total % Sindo Kompas Tempo
1. Laki-laki 3 4 3 10 26,32
2. Perempuan 7 5 4 16 42,11
3. Laki-laki dan
perempuan 4 2 1 7 18,42
4. Tidak diketahui 5 0 0 5 13,16
Jumlah 19 11 8 38 100
Tabel 5 Usia Korban
No. Variabel Jumlah Berita
Total % Sindo Kompas Tempo
1. 0 6 tahun 0 2 1 3 7,89
2. 6 12 tahun 4 3 2 9 23,68
3. 13 20 tahun 3 2 3 8 21,05
4. 20 30 tahun 3 3 1 7 18,42
5. 30 50 tahun 5 1 0 6 15,79
6. 50 tahun ke atas 2 0 0 2 5,26
7. Tidak diketahui 2 0 1 3 7,89
Jumlah 19 11 8 38 100
9
-
Tabel 6 Penyebab Kekerasan
No. Variabel Jumlah Berita
Total % Sindo Kompas Tempo
1. Salah paham 2 3 1 6 15,79
2. Balas dendam 6 0 0 6 15,79
3. Perebutan lahan 1 1 1 3 7,89
4. Kriminal 4 3 0 7 18,42
5. Lainnya 6 4 6 16 42,11
Jumlah 19 11 8 38 100
Tabel 7 Tempat Terjadinya Kekerasan
No. Variabel Jumlah Berita
Total % Sindo Kompas Tempo
1. Rumah 4 2 2 8 21,05
2. Sekolah 4 4 2 10 26,32
3. Tempat kerja 2 0 0 2 5,26
4. Jalan raya 6 2 3 11 28,95
5. Tempat ibadah 0 0 1 1 2,63
6. Lainnya 3 3 0 6 15,79
Jumlah 19 11 8 38 100
Tabel 8 Waktu Kejadian
No. Variabel Jumlah Berita
Total % Sindo Kompas Tempo
1. Pagi 2 0 2 4 10,53
2. Siang 4 3 2 9 23,68
3. Sore 3 2 2 7 18,42
4. Malam 6 4 1 11 28,95
5. Tidak diketahui 4 2 1 7 18,42
Jumlah 19 11 8 38 100
10
-
Tabel 9 Hubungan Korban dengan Pelaku
No. Variabel Jumlah Berita
Total % Sindo Kompas Tempo
1. Anak 0 0 0 0 0
2. Orangtua 0 0 0 0 0
3. Adik/kakak 0 0 0 0 0
4. Ipar 0 0 0 0 0
5. Tetangga 0 0 1 1 2,63
6. Murid 6 7 2 15 39,47
7. Suami/istri 0 0 0 0 0
8. Pembantu rumah
tangga/majikan 0 0 0 1 2,63
9. Teman 3 0 2 5 13,16
10. Kekasih 1 0 0 1 2,63
11. Tidak diketahui 9 3 3 15 39,47
Jumlah 19 11 8 38 100
Tabel 10 Penyelesaian
No. Variabel Jumlah Berita
Total % Sindo Kompas Tempo
1. Kekeluargaan 3 0 0 3 7,89
2. Mediasi 0 0 0 0 0
3 Proses Hukum 9 5 7 21 55,26
4. Tidak Diketahui 7 6 1 14 36,84
Jumlah 19 11 8 38 100
Berdasarkan pengolahan data di atas, hasil penelitian dapat digambarkan
sebagai berikut.
1. Jenis Kekerasan
Variabel jenis kekerasan merupakan data yang ditampilkan dalam
pemberitaan yang dimuat di harian Sindo, Kompas, dan Tempo.
11
-
Gambar 1 menunjukkan bahwa kekerasan yang paling tinggi adalah
Pembunuhan sebesar 39%. Yang cukup tinggi adalah kekerasan seksual dan
kekerasan lainnya (masing-masing 16%). Bentuk kekerasan lainnya ditemukan
fakta seperti ancaman, teror, pemaksaan, penembakkan. Sedangkan, kekerasan
yang jarang terjadi bahkan tidak terjadi sama sekali yaitu KDRT sebesar 0%,
perusakan 5%, pemukulan 5% dan perkelahian 8%.
2. Jenis Kelamin Pelaku
Jenis kelamin pelaku merupakan variabel yang selalu ditampilkan dalam
pemberitaan berkaitan dengan kekerasan.
Perkelahian 8%
Pemukulan 5% KDRT
0% Penyiksaan
11% Perusakan
5%
Pembunuhan 39%
Kekerasan seksual
16%
Kekerasan lain 16%
Gambar 1 Jenis Kekerasan yang diberitakan dalam surat kabar
Laki-laki 55%
Perempuan 5%
Laki-laki dan Perempuan
19%
Tidak Diketahui
21%
Gambar 2 Jenis Kelamin Pelaku Tindak Kekerasan
12
-
Gambar 2 menunjukkan bahwa pelaku kekerasan yang paling banyak adalah
laki-laki yaitu sebesar 55%, sementara perempuan sebagai pelaku 5%, laki-laki
dan perempuan sebanyak 19% dan tidak diketahui 21%. Kekerasan yang
dilakukan oleh kaum perempuan banyak ditemukan di rumah seperti ibu terhadap
anaknya, atau di luar lingkungan rumah, seperti dengan teman atau kekasihnya.
Kekerasan yang dilakukan oleh laki-laki sangat bervariasi, tetapi yang paling
banyak adalah tindakan yang disertai dengan perbuatan kriminal bahkan sampai
merenggut nyawa.
3. Usia Pelaku
Usia pelaku menunjuk pada pelaku tindak kekerasan yang diberitakan dalam
surat kabar.
Gambar 3 menunjukkan menunjukkan bahwa tindak kekerasan didominasi
oleh mereka yang berusia antara 30 50 tahun (32%). Usia ini adalah usia yang
sudah lama menjalani kehidupan berumah tangga dengan kebutuhan yang tinggi.
Oleh sebab itu, alasan mereka melakukan kekerasan adalah keadaan ekonomi
yang rendah. Tidak hanya itu, di usia ini menanggung beban kehidupan yang berat
sehingga kerap kali mereka melampiaskan kemarahannya pada orang lain atau
mengalami gangguan mental, seperti pedofilia. Pada urutan kedia adalah mereka
yang berusia 20 - 30 tahun (21%). Usia ini adalah usia yang produktif, dengan
tingkat kebutuhan yang semakin tinggi karena adanya kehidupan
pascapernikahan, pemenuhan kebutuhan hidup yang tinggi, serta situasi-situasi
emosional yang dihadapinya. Pada urutan ketiga adalah mereka yang berusia
antara 13 sampai 20 tahun (28%). Masa ini adalah masa remaja sampai menuju
13
0 6 tahun 0%
6 12 tahun
9%
13 20 tahun 20%
20 30 tahun 21%
30 50 tahun 32%
50 tahun ke atas
6%
Tidak diketahui
12%
Gambar 3 Usia Pelaku Tindak Kekerasan
-
dewasa. Masa remaja merupakan masa-masa yang peka bagi kehidupan seseorang
karena terjadi proses pencarian jati diri. Pada saat itulah banyak remaja yang
menemukan situasi negatif dalam perkembangan jiwanya sehingga mendorong
perilaku keras dalam hidupnya. Pelaku kekerasan dengan usia 6 sampai 12 tahun
sebesar 9%. Masa ini adalah masa peralihan dari anak-anak ke remaja. Saat masa
ini kehidupan sosial yang baik perlu untuk mereka. Karena anak-anak yang
menuju masa remaja mudah dipengaruhi atau terpengaruh oleh lingkungan
sekitarnya, baik dari teman sebaya ataupun orang tuanya dalam pembentukan
moral. Tindak kekerasan jarang dilakukan oleh orang yang berusia 50 tahun
keatas (6%) dan anak-anak yang berusia 0 sampai 6 tahun (0%)
4. Jenis Kelamin Korban
Jenis kelamin korban menunjukkan jumlah korban kekerasan atas dasar jenis
kelaminnya.
Gambar 4 menunjukkan bahwa jumlah korban kekerasan masih didominasi
oleh kaum perempuan (42%), korban laki-laki 26%, korban laki-laki dan
perempuan 19% dan tidak diketahui 13%. Indikasi ini menunjukkan bahwa kaum
perempuan masih sangat rentan terhadap kejadian-kejadian kekerasan.
Laki-laki 26%
Perempuan 42%
Laki-laki dan perempuan
19%
Tidak diketahui
13%
Gambar 4 Jenis Kelamin Korban
14
-
5. Usia Korban
Usia korban merupakan variabel yang menunjukkan usia korban saat
mengalami kekerasan.
Gambar 5 menunjukkan bahwa usia korban kekerasan paling banyak adalah
mereka yang berumur antara 6 - 12 tahun (24%). Urutan kedua dengan tingkat
usia antara 13 - 20 tahun (21%), usia 20 - 30 tahun 18% usia 30 - 50 tahun 16%, 0
-6 tahun 8%, tidak diketahui 8%, dan yang paling sedikit adalah 50 tahun ke atas
5%.
0 6 tahun 8%
6 12 tahun 24%
13 20 tahun 21%
20 30 tahun 18%
30 50 tahun 16%
50 tahun ke atas
5%
Tidak diketahui
8%
Gambar 5 Usia Korban Tindak Kekerasan
15
-
6. Penyebab Terjadinya Kekerasan
Merupakan variabel yang dimunculkan dalam surat kabar sebagai faktor
yang menjadi sebab terjadinya kekerasan.
Gambar 6 menunjukkan bahwa faktor penyebab terjadinya kekerasan yang
paling besar adalah penyebab lainnya, seperti gangguan kejiwaan, cemburu, iri,
emosi yang tidak dapat dikendalikan, dan pengaruh ajaran sesat. Dibawah itu
adalah kriminal 18%, balas dendam dan salah paham 16%, perebutan lahan 8%.
7. Tempat Kejadian
Variabel yang menunjukkan wilayah dimana tindak kekerasan itu terjadi.
Salah paham 16%
Balas dendam 16%
Perebutan lahan
8%
Kriminal 18%
Lainnya 42%
Gambar 6 Penyebab Tindak Kekerasan
Rumah 21%
Sekolah 26%
Tempat kerja 5%
Jalan raya 29%
Tempat ibadah 3%
Lainnya 16%
Gambar 7 Tempat Kejadian Tindak Kekerasan
16
-
Gambar 7 menunjukkan tempat kekerasan paling banyak adalah di jalan
raya (29%). Kekerasan yang terjadi di jalan raya seperti penembakkan, tawuran,
perkelahian, penodongan, perampokkan dan lain-lain. Pada urutan kedua tindak
kekerasan di sekolah (26%). Bentuk tindak kekerasan di sekolah yaitu pemukulan,
perkelahian dan kekerasan seksual. Tindak kekerasan di sekolah dilakukan oleh
teman sebaya bahkan guru. Kekerasan juga terjadi di rumah (21%), tempat
lainnya (16%) seperti sawah, area perkebunan dan tempat hiburan, kekerasan di
tempat kerja (5%) dan tempat ibadah (3%). Wujud dari kekerasan di tempat
Ibadah berupa perusakan tempat ibadah dengan segala fasilitasnya.
8. Waktu Kejadian
Variabel yang dimuat dalam surat kabar yang menunjukkan kapan
peristiwa itu terjadi.
Gambar 10 menunjukkan bahwa waktu tertinggi terjadinya tindak
kekerasan adalah malam hari (29%), disusul siang hari (24%), sore hari (18%),
tidak diketahui waktunya (18%), dan pagi hari (11%). Penyebab tidak diketahui
waktu terjadinya tindak kekerasan karena hanya ditemukan korban sebagai akibat
dari tindak kekerasan sedangkan si pelaku belum diketahui.
Pagi 11%
Siang 24%
Sore 18%
Malam 29%
Tidak diketahui
18%
Gambar 8 Waktu terjadinya Tindak Kekerasan
17
-
9. Hubungan Korban dengan Pelaku
Variabel yang dimuat di surat kabar yang menunjukkan hubungan antara
korban dengan pelaku. Dalam penelitian ini tidak ditunjukkan secara spesifik
mana yang menjadi korban dan mana yang menjadi pelaku. Penelitian hanya
menunjukkan adanya atau tidak adanya hubungan antara korban dengan pelaku.
Gambar 9 menunjukkan hubungan antara korban kekerasan dengan pelaku
tindakan. Presentase tertinggi hubungan korban dengan pelaku yaitu sebagai
murid (39%) dan tidak diketahui (39%), urutan selanjutnya teman (13%), dan
tetangga (3%). Hasil survey kelompok kami tidak menemukan sama sekali pelaku
atau korban yang mempunyai hubungan keluarga, seperti orang tua, anak,
adik/kakak, dan ipar. Namun, pada umumnya dalam tindak kekerasan antara
pelaku dan korban telah saling mengenal.
Anak 0%
Orangtua 0% Adik/kakak
0% Ipar 0%
Tetangga 3%
Murid 39%
Suami/istri 0%
Pembantu rumah tangga/ majikan
3%
Teman 13%
Kekasih 3%
Tidak diketahui 39%
Gambar 9 Hubungan Korban dengan Pelaku
18
-
10. Penyelesaian
Variabel yang menunjukkan proses tindak lanjut dari terjadinya kekerasan
yang dimuat di surat kabar.
Gambar 10 menunjukkan bahwa dalam penyelesaian terhadap adanya
perilaku tindak kekerasan, mayoritas menempuh jalur hukum (55%). Penyelesaian
jalur hukum dinilai dapat memberikan efek jera kepada pelaku dan adanya
kepastian hukum, baik bagi pelaku atau korban. Sedangkan penyelesaian dengan
kekeluargaan sebesar (8%). Dari hasil survey kami, tidak ada yang menyelesaikan
tindak kekerasan dengan proses mediasi. Penyelesaian yang tidak diketahui
caranya sebesar 37%. Hal ini disebabkan karena kelaurga korban baru mengetahui
tindak kekerasan terjadi dan si pelaku belum diketahui.
Kekeluargaan 8% Mediasi
0%
Proses Hukum 55%
Tidak diketahui 37%
Gambar 10 Penyelesaian Tindak Kekerasan
19
-
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil analisis isi, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
a. Pembunuhan merupakan kasus yang banyak ditemukan dalam masalah
perilaku kekerasan.
b. Pelaku tindak kekerasan didominasi oleh kaum laki-laki dan perempuan
mendominasi sebagai korban.
c. Tindak kekerasan banyak dilakukan oleh mereka yang berusia antara 30
sampai 50 tahun dengan korban 6 sampai 12 tahun.
d. Tindak kekerasan banyak dipicu karena hal lainnya seperti seperti
gangguan kejiwaan, cemburu, iri, emosi yang tidak dapat dikendalikan, dan
pengaruh ajaran sesat.
e. Kekerasan banyak terjadi di jalan raya.
f. Pada umumnya dalam tindak kekerasan pelaku dan korban saling
mengenal.
g. Proses hukum menjadi piihan yang banyak dipilih dalam menyelesaikan
kasus-kasus kekerasan.
3. Saran
Berhati-hati dan waspada terhadap lingkungan dan orang-orang sekitar
sangat diperlukan. Dalam banyak kasus kekerasan, antara korban dan pelaku
pada umumnya telah saling mengenal. Oleh karena itu, harus berhati-hati
dalam bergaul dan tidak memberi kesempatan terjadinya tindak kekerasan.
Cara kekeluargaan dipandang baik untuk menyelesaikan kasus kekerasan
tertentu. Cara hukum ditempuh untuk memberi efek jera kepada pelaku dan
adanya kepastian hukum, baik bagi pelaku maupun korban.
20
-
DAFTAR PUSTAKA
2014. SINDO.COM, April 2014.
2014. SINDO.COM, Mei 2014.
2014. KOMPAS.COM, April 2014.
2014. KOMPAS.COM, Mei 2014.
2014. TEMPO.COM, April 2014.
2014. TEMPO.COM, Mei 2014.
https://asiaaudiovisualra09gunawanwibisono.wordpress.com/2009/07/05/pengerti
an-kekerasan/
http://obr-indonesia.org/2014/01/fakta-dan-angka-kekerasan-seksual/
21