Makalah Kaki Diabetes

download Makalah Kaki Diabetes

of 17

description

pbl

Transcript of Makalah Kaki Diabetes

PendahuluanKaki diabetes merupakan salah satu komplikasi kronik DM yang paling ditakuti.1 Semua luka atau radang yang terjadi pada daerah di bawah mata kaki harus segera diobati dan bila perlu segera dirawat di rumah sakit. Bila terlambat, mudah timbul gangrene diabetic (luka kehitaman karena sebagian jaringannya mati dan berbau busuk) dan tidak jarang pada akhirnya kaki harus diamputasi/dipotong.2 Sampai saat ini, di Indonesia kaki diabetes masih merupakan masalah rumit dan tidak terkelola dengan maksimal karena sedikit sekali orang berminat menggeluti kaki diabetes. Di negara maju kaki diabetes juga masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar, tetapi dengan kemajuan cara pengelolaan dan ada klinik kaki diabetes yang aktif mengelola sejak pencegahan primer, nasib penyandang kaki diabetes menjadi lebih cerah. Angka kematian dan amputasi dapat ditekan sampai sangat rendah, menurun sebanyak 49-85% dari sebelumnya.1Tujuan tinjauan pustaka ini adalah mempelajari lebih lanjut mengenai anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnose kerja, diagnosis banding, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, komplikasi, penatalaksanaan, epidemiologi, prognosis dan pencegahan dari kaki diabetes.AnamnesisPertanyaan umum untuk riwayat diabetes meliputi: apakah pernah mengalami BAK yang sering sekali / poliuri. Berapa sering, apakah terjadi saat beristirahat / malam hari. Apakah sering merasa haus terus menerus meskipun sudah minum. Apakah belakangan ini mengalami penurunan berat badan. Apakah merasa cepat lelah jika melakukan aktivitas. Apakah pernah mengalami penglihatan kabur. Apakah jika terjadi luka, luka tersebut sulit sembuh. Apakah sering berolahraga. Apakah pasien merokok atau sering meminum alkohol. Menanyakan apakah ada bengkak pada kaki, apakah ada gangguan penglihatan seperti buram, penglihatan dobel, pernah ada batuk >3minggu tidak sembuh-sembuh.3Riwayat penyakit dahuluApakah pasien diketahui mengidap diabetes? Bagaimana manifestasinya dan apa obat yang didapat? Bagaimana pemantauan untuk kontrol: frekuensi pemeriksaan urin, tes darah, HbA1C, buku catatan, kesadaran akan hipoglikemia? Tanyakan mengenai komplikasi sebelumnya:4 Riwayat masuk rumah sakit karena hipoglikemia/hipergikemia. Penyakit vaskular: iskemia jantung (MI, angina), penyakit vaskular perifer (klaudikasio, nyeri saat beristirahat, ulkus, perawatan kaki, impotensi), neuropati perifer, neuropati otonom (gejala gastroparesis muntah, kembung, diare). Retinopati, ketajaman penglihatan, terapi laser. Hiperkolesterolemia, hipertrigliserida. Disfungsi ginjal (proteinuria, mikroalbuminuria) Hipertensi dan terapi Diet / berat badan / olahragaRiwayat pengobatanApakah pasien sedang menjalani terapi diabetes: diet saja, obat hipoglikemia oral, atau insulin? Tanyakan mengenai obat yang bersifat diabetogenik (kortikosteroid, siklosporin)? Tanyakan riwayat merokok atau penggunaan alkohol? Apakah pasien memiliki alergi.4Riwayat keluarga dan sosialAdakah riwayat diabetes melitus dalam keluarga? Apakah diabetes mempengaruhi kehidupan? Siapa yang memberikan suntikan insulin/tes gula darah?4

Pemeriksaan FisikPada pemeriksaan fisik perlu dikaji hal-hal berikut:4 Apakah ada bau keton? Apakah ada tanda takipnoe atau respirasi Kussmaul? Apakah ada tanda dehidrasi akibat hiperglikemia? (takikardia, hipotensi, hipotensi postural, membran mukosa kering, turgor kulit berkurang) Apakah pasien mengantuk, bingung, atau koma? Periksa: suhu, tekanan darah? Apakah ada tanda gagal jantung? Periksa pembuluh darah perifer: apakah ada denyut, bruit? Periksa mata untuk ketajaman visual dan respons pupil. Perubahan bentuk kaki, neuropati. Penggunaan monofilamen Semmes Weinstein yang sangat mudah dan sangat sederhana perlu dilakukan untuk mendeteksi insensitivitas pada kaki yang potensial rentan untuk menyebabkan terjadinya masalah kaki dan ulkus diabetes.

Pemeriksaan PenunjangUji diagnostik DM dilakukan pada mereka yang menunjukkan gejala/tanda DM, sedangkan pemeriksaan penyaring berujuan untuk mengidentifikasi mereka yang tidak bergejala, yang mempunyai risiko DM.1Uji diagnostik DM (pemeriksaan gula darah)PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) membagi alur diagnosis DM menjadi dua bagian besar berdasarkan ada tidaknya gejala khas DM. Gejala khas DM terdiri dari poliuria, polidipsia, polifagia dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas, sedangkan gejala tidak khas DM diantaranya lemas, kesemutan, luka yang sulit sembuh, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi dan pruritus vulva. Apabila ditemukan gejala khas DM, pemeriksaan glukosa darah abnormal satu kali saja sudah cukup untuk menegakkan diagnosis, namun apabila tidak ditemukan gejala khas DM, maka diperlukan dua kali pemeriksaan glukosa darah abnormal. Diagnosis DM juga dapat ditegakkan melalui cara berikut. Kriteria diagnosis DM:1 Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu 200 mg/dL (11,1 mmol/L)Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir Atau gejala klasik DM + glukosa plasma puasa 126 mgdl (7 mmol/L)Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam Glukosa plasma 2 jam pada TTGO 200 mg/dl (11,1 mmol/L)TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gram glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air.Cara pelaksanaan TTGO:1 Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan dan melakukan aktivitas seperti biasa Berpuasa paling sedikit 8 jam sebelum pemeriksaan, minum air putih diperbolehkan Diperiksa konsentrasi glukosa darah puasa Diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa) atau 1,75 gram/kgBB (anak-anak), dilarutkan dalam air 250 mL dan diminum dalam waktu 5 menit Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam setelah minum larutan glukosa selesai Diperiksa glukosa darah dua jam sesudah beban glukosa Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokokHasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam pasca pembebanan dibagi menjadi 3 yaitu:1 < 140 mg/dL : normal 140- 40tahun). 45-100% kasus hipertensi pada usia 2-18 tahun adalah hipertensi primer. Namun banyak orang yang tidak menyadari dirinya hipertensi karena gejalanya tidak nyata dan pada stadium awal belum menimbulkan gangguan yang serius pada kesehatanya. Meskipun penyebab hipertensi primer belum diketahui, ada faktor-faktor yang sering menyebabkan hipertensi:71. Faktor keturunan2. Ciri perseoranganCirri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur, jenis kelamin dan ras. Umur yang bertambah menyebabkan peningkatan tekanan darah. Tekanan darah pria lebih tinggi daripada wanita. Hipertensi pada orang kulit hitam hampir dua kali lebih banyak dari kulit putih.3. Kebiasaan hidup Konsumsi garam tinggi Kegemukan atau makan berlebihanDaya pompa jatnung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas lebih tinggi daripada berat badan normal. Stress Stress akan merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormone adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat dan lebih kuat sehingga tekanan darah meningkat.Menignkatnya tekanan darah seringkali satu-satunya gejala apda hipertensi primer. Biasanya bila timbul gejala, penyakit ini sudah lanjut. Gejala klasik yaitu sakit kepala, epitaksis, pusing, dan tinnitus ternyata banyak juga terdsapat pada orang non-hipertensi, namun gejala sakit kepala sewaktu bangun tidur, mata kabur, depresi, dan nokturia ternyata meningkat pada hipertensi yang tidak diobati.8Penatalaksanaan hipertensi dengan modifikasi gaya hidup. Semua pasien dan individu dengan riwayat keluarga hipertensi perlu dinasehati mengenai perubahan gaya hidup, seperti menurunkan kegemukan, asupan garam (total < 5 gram/hari), asupan lemak jenuh dan alkohol (pria