MAKALAH IKM PONED DAN PONEK.docx

19
MAKALAH IKM PONED DAN PONEK KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.Dan tidak lupa pula kami panjatkan syukur kami kepada nabi Muhammad saw yang telah membawa kami dari alam kebodohan menjadi alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.Tak lupa pula kami berterimakasih kepada pembimbing kami yang telah memberikan ilmu dalam mata kuliah ini. Dalam makalah ini kami membahas tentang “PONED DAN PONEK Kami selaku penyusun makalah ini berharap supaya makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan dalam perkuliahan. Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sangat sempurna oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca supaya makalah ini bisa menjadi lebih baik. Penyusun,

Transcript of MAKALAH IKM PONED DAN PONEK.docx

Page 1: MAKALAH IKM PONED DAN PONEK.docx

MAKALAH IKM PONED DAN PONEK

                                                        KATA PENGANTAR

 Puji dan syukur  kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan kesempatan dan kesehatan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan

makalah ini.Dan tidak lupa pula kami panjatkan syukur kami kepada nabi Muhammad saw

yang telah membawa kami dari alam kebodohan menjadi alam yang penuh dengan ilmu

pengetahuan seperti sekarang ini.Tak lupa pula kami berterimakasih kepada pembimbing

kami yang telah memberikan ilmu dalam mata kuliah ini.

Dalam  makalah ini kami membahas tentang “PONED DAN PONEK ” Kami selaku

penyusun makalah ini berharap supaya makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan

dalam perkuliahan.

Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sangat sempurna oleh karena itu kami

sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca supaya

makalah ini bisa menjadi lebih baik.

               Penyusun,

BAB I

     PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Page 2: MAKALAH IKM PONED DAN PONEK.docx

Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, merupakan suatu masalah

yang sejak tahun 1990-an mendapat perhatian besar dari berbagai pihak. AKI di Indonesia

tahun 2003 adalah 307/100.000 kelahiran hidup dan penurunan AKI pada tahun tersebut

mencapai 32% dari kondisi tahun 1990. Keadaan ini masih jauh dari target harapan yaitu

75% atau 125/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 35/1000

kelahiran hidup pada tahun 2010 (Dinas kesehatan Provinsi Lampung, 2006 : 1).Penyebab

kematian ibu adalah komplikasi pada kehamilan, persalinan dan nifas yang tidak tertangani

dengan baik dan tepat waktu. Menurut data Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun

2001 sebab kematian ibu karena perdarahan 28%, eklamsi 24%, infeksi 11%, komplikasi

puerperium 8%, emboli Obstetri 3% dan lain-lain 11%. Sedangkan penyebab kematian

neonatal karena BBLR 29%, asfiksia 27%, masalah pemberian minum 10%, tetanus 10%,

gangguan hematologi 6%, infeksi 5% dan lain-lain 13% (Rachmawaty, 2006 : 1)Upaya

menurunkan AKI dan AKB beberapa upaya telah dilakukan. Upaya tersebut diantaranya

adalah mulai tahun 1987 telah dimulai program safe motherhood dan mulai tahun 2001 telah

dilancarkan Rencana Strategi Nasional making pregnancy safer (MPS). Adapun pesan kunci

MPS adalah : (1) Setiap persalinan, ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih; (2) Setiap

komplikasi Obstetri dan neonatal mendapatkan pelayanan yang adekuat; (3) Setiap wanita

usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan

penanganan komplikasi keguguran. Realisasi dari MPS tersebut di tingkat Puskesmas yang

mempunyai dokter umum dan bidan, khususnya puskesmas dengan rawat inap dikembangkan

menjadi Puskesmas mampu memberikan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar

(PONED) (Koesno, 2004 : 3).Puskesmas mampu PONED menjadi tempat rujukan terdekat

dari desa sebagai pembina bidan dan mendekatkan akses pelayanan kegawatdaruratan pada

ibu hamil dan bersalin karena komplikasi dalam kehamilan dan persalinan tidak dapat diduga

atau diramalkan sebelumnya (Dinas Kesehatan Provinsi 2006 : 1). Pengembangan Puskesmas

mampu PONED dengan melatih tenaga dokter, perawat dan bidan serta melengkapi sarana

dan prasarana sesuai syarat-syarat yang telah ditetapkan diharapkan dapat mencegah dan

menangani komplikasi kehamilan dan persalinan sehingga dapat menurunkan AKI dan AKB.

Puskesmas Perawatan Panjang Kota dengan cakupan ibu hamil resiko tinggi 228 orang dari

1140 ibu hamil pada tahun 2006, (Laporan Puskesmas Rawat Inap KP Kotamadya Bandar

Lampung 2007 : 1). Maka dari hasil evaluasi tahun 2006 Puskesmas Panjang ditunjuk untuk

Page 3: MAKALAH IKM PONED DAN PONEK.docx

dikembangkan menjadi Puskesmas mampu PONED sejak bulan Oktober 2006 (Laporan

Puskesmas Perawatan Panjang  2006 : Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis

tertarik untuk menulis makalah yang berjudul  Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi

Dasar (PONED) di Puskesmas

BAB II

PEMBAHASAN

A.    PELAYANAN OBSTETRI NEONATUS ESENSIAL DASAR (PONED)

1.       PENGERTIAN PONED

PONED merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar.

PONED dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang

boleh memberikan PONED yaitu dokter, bidan, perawat dan tim PONED Puskesmas beserta

penanggung jawab terlatih.

Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial  Dasar dapat dilayani oleh puskesmas yang

mempunyai fasilitas atau kemampuan untuk penangan kegawatdaruratan obstetri dan

neonatal dasar. Puskesmas PONED merupakan puskesmas yang siap 24 jam, sebagai rujukan

antara kasus-kasus rujukan dari polindes dan puskesmas. Polindes dan puskesmas non

perawatan disipakan untuk mealkukuan pertolongan pertama gawat darurat obstetri dan

neonatal (PPGDON) dan tidak disiapkan untuk melakukan PONED.

2.      BATASAN DALAM PONED

Dalam PONED bidan boleh memberikan

a.       Injeksi antibiotika

Page 4: MAKALAH IKM PONED DAN PONEK.docx

b.      Injeksi uterotonika 

c.       Injeksi sedative

d.      Plasenta manual

e.       Ekstraksi vacuum

f.       Tranfusi darah

g.      Operasi SC 

3.      INDIKATOR KELANGSUNGAN DARI PUSKESMAS PONED 

a.       Kebijakan tingkat PUSKESMAS

b.      SOP (Sarana Obat Peralatan)

c.       Kerjasama RS PONED

d.      Dukungan Diskes

e.       Kerjasama SpOG

f.       Kerjasama bidan desa

g.      Kerjasama Puskesmas Non PONED

h.      Pembinaan AMP 

i.        Jarak Puskesmas PONED dengan RS

4.      TUJUAN PONED

PONED diadakan bertujuan untuk menghindari rujukan yang lebih dari 2 untuk

memutuskan mata rantai rujukan itu sendiri. 

5.      HAMBATAN DAN KENDALA DALAM PENYELENGGARAAN PONED

Hambatan dan kendala dalam penyelenggaraan PONED dan yaitu :

  Mutu SDM yang rendah

   Sarana prasarana yang kurang

   Ketrampilan yang kurang

  Koordinasi antara Puskesmas PONED dan RS PONEK dengan Puskesmas Non PONED belum

maksimal

   Kebijakan yang kontradiktif (UU Praktek Kedokteran)

  Pembinaan terhadap pelayanan emergensi neonatal belum memadai

Page 5: MAKALAH IKM PONED DAN PONEK.docx

6.      TUGAS PUSKESMAS PONED

  Menerima rujukan dari fasilitas rujukan dibawahnya, Puskesmas pembantu dan Pondok

bersalin Desa

  Melakukan pelayanan kegawatdaruratan obstetrik neonatal sebatas wewenang

  Melakukan rujukan kasus secara aman ke rumah sakit dengan penanganan pra hospital.

7.      SYARAT PUSKESMAS PONED

  Pelayanan buka 24  jam

   Mempunyai Dokter, bidan, perawat  terlatih PONED dan siap melayani 24 jam

  Tersedia alat transportasi siap 24  jam

   Mempunyai hubungan kerjasama dengan Rumah Sakit terdekat dan Dokter Spesialis Obgyn

dan spesialis anak sebagai  

8.       PETUGAS PELAKSANA PONED

a.    Dokter umum  2 orang

b.   Bidan  8 orang 

c.    Perawat 

d.   Petugas yang telah mendapat pelatihan PONED 

9.      PELAYANAN YANG DILAKSANAKAN

Pelayanan PONED

    Pelayanan KIA/KB

  Pelayanan ANC & PNC

  Pertolongan Persalinan normal

  Pendeteksian Resiko tinggi Bumil 

  Penatalaksanaan Bumil Resti

Page 6: MAKALAH IKM PONED DAN PONEK.docx

   Perawatan Bumil sakit

  Persalinan Sungsang  

   Partus Lama

   KPD

   Gemeli          

    Pre Eklamsia

    Perdarahan Post Partum

  Ab. Incomplitus

  Distosia Bahu

  Asfiksia

  BBLR

  Hypotermia

  Komponen pelayanan maternal 

o    Pre eklamsia/eklamsia 

o   Tindakan obstetri pada pertolongan persalinan 

o   Perdarahan postpartum 

o   Infeksi nifas 

    Komponen pelayanan neonatal 

o   Bayi berat lahir rendah 

o    Hipotermi 

o    Hipoglikemi 

o   Ikterus/hiperbilirubinemia 

o   Masalah pemberian nutrisi

o    Asfiksia pada bayi 

o    Gangguan nafas

o    Kejang pada bayi baru lahir

o    Infeksi neonatal

o    Rujukan dan transportasi bayi baru lahir 

10.   FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN PONED PUSKESMAS ANTARA LAIN 

a.    Adanya Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JKRS, Jamkesmas)

Page 7: MAKALAH IKM PONED DAN PONEK.docx

b.   Sistem rujukan yang mantap dan berhasil

c.    Peran serta aktif bidan desa

d.   Tersedianya sarana/prasarana, obat dan bahan habis pakai

e.    Peran serta masyarakat, LSM, lintas sektoral dan Stage Holder yang harmonis.

f.    Peningkatan mutu pelayanan perlu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan tekhnologi serta kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan standart

pelayanan minimal.

B. PELAYANAN OBSTETRIC DAN NEONATAL EMERGENCY KOMPREHENSIF

( PONEK )  

       Kegiatannya disamping mampu melaksanakan seluruh pelayanan PONED, di RS

kabupaten/kota untuk aspek obstetric , ditambah dengan melakukan transfusi dan bedah

sesar. Sedangkan untuk aspek neonatus ditambah dengan kegiatan PONEK  (Pelayanan

obstetric dan neonatal emergensi komprehensif)

Kegiatannya disamping mampu melaksanakan seluruh pelayanan PONED, di RS

kabupaten/kota untuk aspek obstetric , ditambah dengan melakukan transfusi dan bedah

sesar. Sedangkan untuk aspek neonatus ditambah dengan kegiatan (tidak berarti perlu NICU)

setiap saat. PONEK dilaksanakan di RS kabupaten/kota dan menerima rujukan dari oleh

tenaga atau fasilitas kesehatan di tingkat desa dan masyarakat atau rumah sakit.

STRATEGI PELAKSANAAN

Melaksanakan Perlindungan Ibu dan Bayi secara terpadu dan paripurna melalui 10 (sepuluh)

langkah sebagai berikut :

1.       Ada kebijakan tertulis tentang manajemen yang mendukung pelayanan kesehatan ibu dan

bayi  termasuk pemberian ASI eksklusif dan Perawatan Metode Kangguru (PMK) untuk bayi

Berat Badan Lahir Rendah.

2.      Menyelenggarakan pelayanan antenatal termasuk konseling kesehatan maternal dan neonatal

3.      Menyelenggarakan persalinan bersih dan aman serta penanganan pada bayi baru lahir dengan

Inisiasi menyusu dini dan kontak kulit ibu-bayi.

4.      Menyelenggarakan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)

Page 8: MAKALAH IKM PONED DAN PONEK.docx

5.      Menyelenggarakan pelayanan adekuat untuk nifas, rawat gabung termasuk membantu ibu

menyusui yang benar, dan pelayanan neonatus sakit

6.       Menyelenggarakan pelayanan rujukan dua arah dan membina jejaring rujukan pelayanan ibu

dan bayi dengan sarana kesehatan lain.

7.      Menyelenggarakan pelayanan imunisasi bayi dan tumbuh kembang

8.      Menyelenggarakan pelayanan kesehatan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi

lainnya

9.      Menyelenggarakan Audit Maternal dan Perinatal Rumah Sakit secara periodik dan tindak

lanjut

10.  Memberdayakan Kelompok pendukung ASI dalam menindaklanjuti pemberian ASI eksklusif

dan PMK.

LINGKUP PELAYANAN RUMAH SAKIT PONEK 24 JAM

Upaya Pelayanan PONEK :

1. Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitif

2. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di ruang tindakan

3. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparotomi, dan sektio saesaria

4. Perawatan intensif ibu dan bayi.

5. Pelayanan Asuhan Ante Natal Risiko Tinggi Ruang lingkup pelayanan kesehatan maternal

dan neonatal pada PONEK terbagi atas 2 kelas, antara lain :

KRITERIA UMUM RUMAH SAKIT PONEK

         Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus emergensi baik secara umum

maupun emergency obstetrik – neonatal.

          Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEK di rumah sakit meliputi

resusitasi neonatus, kegawat-daruratan obstetrik dan neonatus.

         Mempunyai Standar Operating Prosedur penerimaan dan penanganan pasien kegawat-

daruratan obstetrik dan neonatal.

Page 9: MAKALAH IKM PONED DAN PONEK.docx

         Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal.

          Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu.

         Mempunyai standar respon time di UGD selama 10 menit, di kamar bersalin kurang dari 30

menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam.

         Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk melakukan operasi, bila ada kasus

emergensi obstetrik atau umum.

         Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam waktu kurang dari 30

menit.

         Memiliki kru/awak yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas sewaktu-

waktu,meskipun on call.

         Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK, antara lain dokter kebidanan,

dokter anak, dokter / petugas anestesi, dokter penyakit dalam, dokter spesialis lain serta

dokter

umum, bidan dan perawat.

         Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam.

         Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan dalam PONEK, seperti Laboratorium dan

Radiologi selama 24 jam, recovery room 24 jam, obat dan alat penunjang yang selalu siap

tersedia.

          Perlengkapan

  Semua perlengkapan harus bersih (bebas, debu, kotoran, bercak, cairan dll)

  Permukaan metal harus bebas karat atau bercak

  Semua perlengakapan harus kokoh (tidak ada bagian yang longgar atau tidak stabil)

  Permukaan yang dicat harus utuh dan bebas dari goresan besar

   Roda perlengkapan (jika ada) harus lengkap dan berfungsi baik

  Instrumen yang siap digunakan harus disterilisasi

  Semua perlengkapan listrik harus berfungsi baik (saklar, kabel dan steker menempel kokoh)

          Bahan

Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup

untuk memenuhi kebutuhan unit ini.

 KRITERIA KHUSUS

Page 10: MAKALAH IKM PONED DAN PONEK.docx

. SUMBER DAYA MANUSIA

Memiliki tim PONEK esensial yang terdiri dari :

1 dokter Spesialis Kebidanan Kandungan

1 dokter spesialis anak

1 dokter di Unit Gawat Darurat

3 orang bidan ( 1 koordinator dan 2 penyelia)

2 orang perawat

Tim PONEK Ideal ditambah :

1 Dokter spesialis anesthesi / perawat anesthesi

6 Bidan pelaksana

10 Perawat (tiap shift 2-3 perawat jaga)

1 Petugas laboratorium

1 pekarya kesehatan

1 Petugas administrasi

PRASARANA DAN SARANA

Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaranaan PONEK harus dipenuhi hal-

hal sebagi berikut :

  Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman

  Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan yang lengkap

  Ruang pulih / observasi pasca tindakan

  Protokol pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan termasuk koordinasi internal

a. Kriteria Umum Ruangan :

1. Struktur Fisik

         Spesifikasi ruang tidak kurang dari 15-20 m

         Lantai harus porselen atau plastic

         Dinding harus dicat dengan bahan yang bisa dicuci atau dilapis keramik.

2. kebersihan

         Cat dan lantai harus berwarna terang sehingga kotoran bdapat terlihat dengan mudah

Page 11: MAKALAH IKM PONED DAN PONEK.docx

          Ruang harus bersih dan bebas debu, kotoran, sampah atau limbah rumah sakit

         Hal tersebut berlaku pula untuk Lantai, mebel, perlengkapan, instrumen, pintu,

jendela,dinsing,    steker listrik dan langit-langit.

3. Pencahayaan

          Pencahayaan harus terang dan cahaya alami atau listrik

         Semua jendela harus diberi kawat nyamuk agar seranggga tidak masuk

         Listrik harus berfungsi baik, kabel dan steker tidak membahayakan dan semua lampu

berfungsi baik

         Tersedia peralatan gawat darurat

         Harus ada cukup lampu untuk setiap neonates

  4. Ventilasi

         Ventilasi, termasuk jendela, harus cukup jika dibandingkan dengan ukuran ruang.

         Kipas angin atau pendingin ruang harus berfungsi baik.

         Suhu ruangan harus dijaga 24-26 C.

         Pendingin ruang harus dilengkapi filter (sebaiknya anti bakteri).

       5. Pencucian tangan

  Wastafel harus dilengkapi dengan dispenser sabun atau disinfektan yang dikendalikan dengan

siku atau kaki.

   Wastafel, keran dan dispenser harus dipasang pada ketinggian yang sesuai (dari lantai dan

dinding).

   Tidak boleh ada saluran pembuangan air yang terbuka.

  Pasokan air panas harus cukup dan dilengkapi pemanas air yang dipasang kokoh di dinding,

pipa ledeng sesuai dan tidak ada kawat terbuka.

  Harus ada handuk (kain bersih) atau tisu untuk mengeringkan tangan, diletakkan di sebelah

Westafel.

b. Kriteria Khusus Ruangan

1.       Area Cuci Tangan di ruang di Ruang Obstetri dan Neonatus

Di ruang dengan lebih dari satu tempat tidur, jarak tempat tidur adalah 6 meter dengan

Page 12: MAKALAH IKM PONED DAN PONEK.docx

wastafel

2). Area resusitasi dan stabilisasi di Ruang Obstetri dan Neonatus / UGD

2.      Paling kecil, ruangan berukuran 6 meter dan ada di dalam Unit Perawatan Khusus.

3.       Kamar PONEK di unit gawat darurat harus terpisah dari kamar gawat darurat lain. Sifat

privasi ini penting untuk kebutuhan perempuan bersalin dan bayI

         Tujuan kamar ini ialah : memberikan pelayanan darurat untuk stabilisasi kondisi

pasien, misalnya syok, henti jantung, hipotermia, asfiksia dan apabila perlu menolong partus

darurat serta resusitasi

         Perlu dilengkapi dengan meja resusitasi bayi, dan inkubator.

         Kamar PONEK membutuhkan :

  ruang berukuran 15 m

  berisi : lemari dan torli darurat

  tempat tidur bersalin serta tiang infus.

  inkubator transport

  pemancar panas

  meja , kursi

  aliran udara bersih dan sejuk

  pencahayaan

  lampu sorot dan lampu darurat

  Mesin isap

  Defibrillator

   oksigen dan tabungnya atau berasal dari sumber dinding (outlet)

  lemari isi: perlengkapan persalinan, vakum, vorsep, kuret, obat/infus.

  alat resusitasi dewasa dan bayi

  wastafel dengan air mengalir dan antiseptic

  alat komunikasi dan telepon ke kamar bersalin

  nurse station dan lemari rekam medic

  USG mobile.

Page 13: MAKALAH IKM PONED DAN PONEK.docx

Dukungan Pihak Terkait

Dalam pengembangan PONEK harus melibatkan secara aktif pihak-pihak 

terkait, seperti :

      Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota

       Rumah Sakit Kabupaten/ Kota

      Organisasi Profesi : IBI. IDAI, POGI, IDI

      Lembaga swadaya masyarakat (LSM)

 PENCATATAN

Dalam pelaksanaan PONEK ini, diperlukan pencatatan yang akurat baik ditingkat Kabupaten/

Kota (RS PONEK) 

Format-format yang digunakan adalah yang sudah baku seperti :

  Pencatatan System Informasi manajemen Puskesmas (SP2PT)

  KMS ibu hamil/ buku KIA

  Register Kohort Ibu dan Bayi

  Partograf

  Format-format AMP 

          Tingkat Rumah Sakit

1.      Formulir Maternal dan Neonatal (Form MP)

Formulir ini mencatat data dasar semua ibu bersalin/ nifas dan bayi baru lahir yang masuk ke

RS. Pengisiannya dapat dilakukan oleh bidan atau perawat.

2.      Formulir Medical Audit (Form MA)

Form ini dipakai untuk menulis hasil/ kesimpulan data dari audit maternal dan audit neonatal.

Yang mengisi formulir ini adalah dokter yang bertugas di bagian kebidanan dan kandungan

(untuk kasus ibu) atau bagian anak (untuk kasus anak neonatal).

  PELAPORAN

Pelaporan hasil kegiatan dilakukan secara berjenjang dengan menggunakan format yang

terdapat pada buku pedoman AMP, yaitu :

a.       Laporan dari RS Kabupaten/ Kota ke Dinkes Kabupaten/ kota (Form RS)

  Laporan bulanan ini berisi informasi mengenai kesakitan dan kematian  (serta sebab kematian)

ibu dan bayi baru lahir.

   Laporan dari puskesmas ke Dinkes Kabupaten/ Kota (Form Puskesmas).

Page 14: MAKALAH IKM PONED DAN PONEK.docx

  Laporan bulanan ini berisi informasi yang sama seperti diatas dan jumlah  kasus yang dirujuk

ke RS Kabupaten/ Kota.

b.      Laporan dari Dinkes kabupaten/ Kota ke tingkat propinsi/ Dinkes Propinsi. Laporan triwulan

ini berisi informasi mengenai kasus ibu dan neonatal yang ditangani oleh RS kabupaten/ Kota

dan puskesmas, serta tingkat kematian dari tiap jenis komplikasi/ gangguan.

PEMANTAUAN

        Pemantauan dilakukan oleh institusi yang berada secara fungsional satu tingkat

diatasnya secara berjenjang dalam satu kesatuan system.

Hasil pemantauan harus dimanfaatkan oleh unit kesehatan masing-masing dan menjadi dasar

untuk melakukan perbaikan serta perencanaan ulang manajemen pelayanan melalui :

  Pemanfaatan laporan

Laporan yang diterima bermanfaat untuk melakukan penilaian kinerja dan pembinaan

   Umpan Balik

Hasil analisa laporan dikirimkan sebagai umpan balik dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan dari

Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota ke RS PONEK atau disampaikan melalui pertemuan

Review Program Kesehatan Ibu dan Anak secara berkala di Kabupaten/ Kota dengan

melibatkan ketiga unsur pelayanan kesehatan tersebut diatas. Umpan balik dikirimkan

kembali dengan tujuan untuk melakukan tindak lanjut terhadap berbagai masalah yang

ditemukan dalam pelaksanaan  PONEK.

 EVALUASI

Evaluasi pelaksanaan pelayanan PONEK/ dilakukan secara berjenjang dan dilaksanakan pada

setiap semester dalam bentuk evaluasi tengah tahun dan akhir tahun. Kegiatan evaluasi

dilakuan melalui pertemuan evaluasi Kesehatan Ibu dan Anak.Hasil evaluasi disampaikan

melalui Pertemuan Pemantapan Sistem Rujukan kepada pihak yang terkait baik lintas

program maupun lintas sektoral dalam untuk dapat dilakukan penyelesaian masalah dan

rencana tindak lanjut.

     Beberapa aspek yang dievaluasi antara lain :

Page 15: MAKALAH IKM PONED DAN PONEK.docx

      Masukan (input)

  Tenaga

  Dana

  Sarana

  Obat dan alat

   Format pencatatan dan pelaporan

  Prosedur Teta PONEK

  Jumlah dan kualitas pengelolaan yang telah dilakukan termasuk Case Fatality Rate

       Proses

  Kualitas pelayanan yang diberikan

  Kemampuan, ketrampilan dan kepatuhan tenaga pelaksana pelayanan terhadap Prosedur Tetap

PONEK

  Frekuensi pertemuan Audit maternal Perinatal di Kabupaten/ Kota dalam satu tahun

      Keluaran (output)

  Kuantitas

o    Jumlah dan jenis kasus PONEK yang dilayani

o   Proporsi kasus terdaftar dan rujukan baru kasus PONEK di  tingkat RS Kabupaten/ Kota

  Kualits

o   Case Fatality Rate

o   Proporsi jenis morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi

BAB III

                                                                    PENUTUP          

Page 16: MAKALAH IKM PONED DAN PONEK.docx

A.    KESIMPULAN

 PONED merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar.

PONED dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang

boleh memberikan PONED yaitu dokter, bidan, perawat dan tim PONED Puskesmas beserta

penanggung jawab terlatih. Dalam PONED bidan boleh memberikan

  Injeksi antibiotika

  Injeksi uterotonika

   Injeksi sedative

  Plasenta manual

  Ekstraksi vacuum

PONEK adalah Pelayan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif di Rumah

Sakit. Kegiatannya disamping mampu melaksanakan seluruh pelayanan PONED, di RS

kabupaten/kota untuk aspek obstetric , ditambah dengan melakukan transfusi dan bedah

sesar. Sedangkan untuk aspek neonatus ditambah dengan kegiatan (tidak berarti perlu NICU)

setiap saat. PONEK dilaksanakan di RS kabupaten/kota dan menerima rujukan dari oleh

tenaga atau fasilitas kesehatan di tingkat desa dan masyarakat atau rumah sakit.

B.     SARAN

1.      semoga makalah ini dapat menjadi literature dalam pembelajaran

2.      semoga makalah ini dapat menjadi bahan bacaan yang dapat menambah ilmu pengetahuan