Makalah POLINDES IKM Kelompok 2 Individu
-
Upload
amelia-watson -
Category
Documents
-
view
892 -
download
14
Transcript of Makalah POLINDES IKM Kelompok 2 Individu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Melalui upaya pelayanan
kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Kondisi spesifik geografi dan
demografi mengakibatkan kurangnya sarana dan prasarana serta tenaga pelayanan
kesehatanbaik dari sisi kuantitas dan kualitas. Dinas kesehatn sebagai institusi
kesehatan memiliki tanggung jawab dalam menurunkan masalah kesehatan
masyarakat,dan memiliki peran yang sangat strategis dalam menciptakan SDM
berkualitas dalam upaya peningkatan drajat kesehatan masyarakat secara
menyeluruh, merata, terjangkau dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat.
Peran dinas kesehatan jadi sangat menentukandengan munculnya berbagai
perubahan epidemilogi penyakit, struktur demografis serta belum teratasinya
beberapa masalah gizi buruk,kesehatan maternal dan perinatal. Kondisi ini
menurut dinas kesehatan untuk memberikan pelayanan yang lebih bermutu,
terjangkau serta sesuai kebutuhan masyarakat. Tuntutan itu akan semakin berat
dalam menghadapi kondisi global yang perubahannya semakin cepat dan
serentak.
1
Apabila tidak diikuti ketersedian dan peningkatan kualitas petugas pelayanan
kesehatan masyarakat yang memadai, maka akan semakin berat jika tanggung
jawab hanya dibebankan pada institusi kesehatan saja tanpa melibatkan sektor
lain. Puskesmas dan upaya kesehatan yang berbasis masyarakat seperti polindes
dan poskesdes, mesti dihidupkan. Hal itu dilakukan, karena ujung tombak dalam
pelayanan kesehatan. Dengan demikian, nantinya diharapkan sistem rujukan
berjalan dengan semestinya.
Pengembangan pelayanan kesehatan di posyandu meliputi : KIA, KB,
imunisasi, perbaikan gizi dan penanggulangan diare mempunyai kontribusi
terhadap penurunan AKB dan anak balita. Adanya keterbatasan dalam pelayanan
posyandu yaitu pelayanan kesehatan bagi ibu tidak dapat dilaksanakan dengan
baik, sehingga perlu diupayakan peningkatan pelayanan kesehatan ibu melalui
polindes. Adanya kebijakan dari Departemen Kesehatan untuk menempatkan
tenaga bidan di desa di bawah pembinaan dokter puskesmas.
Salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian anak balita
adalah dengan melakukan pemeliharaan kesehatannya. Pemeliharaan kesehatan
anak balita dititik beratkan kepada upaya pencegah an dan peningkatan kesehatan
dan pada pengobatan dan rehabilitasi.Pelayanan kesehatan anak balita ini dapat
dilakukan dipuskesmas, puskesmas pembantu, polindes terutama di posyandu.
Saat ini posyandu sangat primadona. Pemerintah Indonesia dengan kebijakan
Kepmenkes mengupayakan untuk mengaktifkan kembali kegiatan di posyandu,
karena posyandulah tempat paling cocok untuk memberikan pelayanan kesehatan
pada balita secara menyeluruh dan terpadu. Oleh karena itu disini kami
membahas tentang Posyandu dan Polindes Tujuannya agar angka KIA di
Indonesia dapat ditingkatkan.
2
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat,
berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang
ada termasuk yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) diantaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu),
Polindes (Pondok Bersalin desa), Desa Siaga. Posyandu merupakan salah satu
bentuk UKBM yang paling dikenal di masyarakat. Posyandu menyelenggarakan
minimal 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana,
perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare.
Untuk memantau perkembangannya, Posyandu dikelompokkan ke dalam 4
strata posyandu yaitu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Pada tahun 2008,
jumlah Posyandu sebanyak 2.297 buah. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan
dengan tahun 2007 dan 2006 yang sebanyak masingmasing 1898 dan 1888 Jika
dibandingkan dengan jumlah desa dan kelurahan, maka rasio Posyandu terhadap
desa/ kelurahan adalah 1,55 artinya 2 Posyandu melayani 3 desa.
Polindes yang merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakatdalam
rangka mendekatkan pelayanan kebidanan, melalui penyediaan tempat
pertolongan persalinan da pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk keluarga
berencana. Polindes ini juga dikelompokkan ke dalam 4 strata atau tingkat
perkembangannya yaitu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri.
Jika pada tahun 2006 jumlah Polindes sebanyak 425 dan pada tahun 2007
sebanyak 463, maka pada tahun 2008, jumlah Polindes sebanyak 444 yang berarti
partisipasi masyarakat berkurang. Rasio Polindes terhadap desa/kelurahan tahun
2008 adalah 0,3 artinya 3 unit polindes untuk 10 desa/kelurahan. Perkembangan
Posyandu dan Polindes Sulawesi Utara tahun dalam 3 tahun berturut-turut dapat
terlihat pada gambar di bawah
3
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Posyandu dan Polindes?
b. Apa Tujuan dari Posyandu dan Polindes?
c. Apa saja Kegiatan dari Posyandu dan Polindes ?
d. Siapa sasaran Posyandu dan Polindes?
e. Bagaimana syarat terbentuknya Posyandu dan Polindes?
1.3 Tujuan Penulisan
A. Tujuan Umum
a) Menunjang percepatan penurunan angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan
masyarakat.
B. Tujuan Khusus
a) Meningkatnya peran serta masyarakt dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan
AKB.
b) Meningkatnya peran lintas sektor dalam Penyelenggaraan Posyandu,
terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
c) Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar,
terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
1.4 Sistematika Penulisan
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan penulisan
1.4 Sistematika penulisan
BAB II ISI
2.1 Pengertian POLINDES
2.2 Latar belakang terbentuknya POLINDES
2.3 Kajian makna POLINDES
2.4 Fungsi POLINDES
2.5 Tujuan POLINDES
2.6 Syarat terbentuknya POLINDES
2.7 Prinsip – prinsip POLINDES
2.8 Program POLINDES
2.9 Kegiatan POLINDES
2.10 Sasaran POLINDES
2.11 Stratifikasi POLINDES
2.12 Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu di POLINDES
2.13 Sistem rujukan di POLINDES
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
5
BAB II
ISI
2.1 Pengertian POLINDES
Merupakan salah satu bentuk UKBM (Usaha Kesehatan Bagi Masyarakat)
yang didirikan masyarakat oleh masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai
kelengkapan dari pembangunan masyarakat desa, untuk memberikan pelayanan
KIA-KB serta pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kemampuan Bidan.
(Ambarwati retna,2009).
Suatu tempat yang didirikan oleh masyarakat atas dasar musyawarah sebagai
kelengkapan dari pembangunan kesmas untuk memberikan pelayanan Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB) dikelola oleh bidan desa
(bides) bekerjasama dengan dukun bayi dibawah pengawasan dokter puskesmas
setempat.
Pondok Bersalin Desa (Polindes) adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang merupakan wujud nyata bentuk peran
serta masyarakat didalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan
pelayanan kesehatan ibu dan anak lainnya, termasuk KB di desa. (Dinkes, 1999)
Pondok bersalin desa merupakan wujud peran serta masyarakat dalam
pemeliharaan kesehatan ibu dan anak . UKBM ini dimaksudkan untuk menutupi
empat kesenjangan dalam KIA ,yaitu kesenjangan geografis ,kesejangan
informasi, kesenjangan ekonomi dan kesenjangan sosial budaya.
6
Keberadaan bidan ditiap desa diharapkan mampu mengatasi kesenjangan
geografis, sementara kontak setiap saat dengan dengan penduduk setempat
diharapkan mampu mengurangi kesenjangan informasi. Polindes
dioperasionalkan melalui kerja sama antara bidan dengan dukun bayi , sehingga
tidak menimbulkan kesenjangan sosial budaya,sememtara tarif pemeriksaan
ibu ,anak dan melahirkan yang ditentukan dalam musyawarah LKMD diharapkan
mampu mengurangi kesenjangan ekonomi.
2.2 Latar belakang terbentuknya POLINDES
a. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI)
MDGs4 dan MDGs5.
b. Keterbatasan fungsi, waktu dan peran pelayanan di posyandu.
c. Mendekatkan serta memeratakan yankes kepada masyarakat sehingga
ditempatkan bidan desa.
d. Tugas pokok bidan dalam menangani permasalahan KIA di desa
e. Polindes merupakan bentuk sarana pelayanan kesehatan ditingkat desa
sebagai upaya melengkapi sarana bagi bidan didesa dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya.
f. Sarana dan Prasarana bidan tertera dalam Kep.MesKes
900/Menkes/SK/VII/2002.
g. Meningkatkan derajat Kesmas melalui KIA sebagai salah satu syarat Desa
SIAGA.
2.3 Kajian makna POLINDES
a. Polindes merupakan salah satu bentuk PSM dalam menyediakan tempat
pertolongan persalinan dan pelayanan KIA, termasuk KB di desa.
b. Polindes dirintis di desa yang telah mempunyai bidan yang tinggal di desa
tersebut.
7
c. PSM dalam pengembangan polindes dapat berupa penyediaan tempat untuk
pelayanan KIA (khususnya pertolongan persalinan), pengelolaan polindes,
penggerakan sasaran dan dukungan terhadap pelaksanaan tugas bidan di desa.
d. Peran bidan desa yang sudah dilengkapi oleh pemerintah dengan alat-alat
yang diperlukan adalah memberikan pelayanan kebidanan kepada masyarakat
di desa tersebut.
e. Polindes sebagai bentuk PSM secara organisatoris berada di bawah seksi 7
LKMD, namun secara teknis berada di bawah pembinaan dan pengawasan
puskesmas.
f. Tempat yang disediakan oleh masyarakat untuk polindes dapat berupa
ruang/kamar untuk pelayanan KIA, termasuk tempat pertolongan persalinan
yang dilengkapi dengan sarana air bersih.
g. Tanggung jawab penyediaan dan pengelolaan tempat serta dukungan
opersional berasal dari masyarakat, maka perlu diadakan kesepakatan antara
wakil masyarakat melalui wadah LKMD dengan bidan desa tentang
pengaturan biaya operasional dan tarif pertolongan persalinan di polindes.
h. Dukun bayi dan kader posyandu adalah kader masyarakat yang paling terkait.
2.4 Fungsi POLINDES
a. Sebagai tempat pelayanan KIA-KB dan pelayanan kesehatan lainnya.
b. Sebagai tempat untuk melakukan kegiatan pembinaan, penyuluhan dan
konseling KIA.
c. Pusat kegiatan pemberdayaan masyarakat.
d. Sebagai tempat pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan.
e. Sebagai tempat untuk konsultasi, penyuluhan dan pendidikan bagi
masyarakat, dukun bayi dan kader.
f. Sebagai tempat pelayanan kesehatan ibu dan anak.
8
2.5 Tujuan POLINDES
a. Tujuan umum :
1. Meningkatnya jangkauan dan mutu pelayanan KIA-KB termasuk
pertolongan dan penanganan pada kasus gagal.
b. Tujuan khusus :
1. Meningkatnya pembinaan dukun bayi dan kader kesehatan.
2. Meningkatnya kesempatan untuk memberikan penyuluhan dan
konseling kesehatan bagi ibu dan keluarganya.
3. Meningkatnya pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangan
bidan.
4. Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan ANC dan partus normal
di tingkat desa,
5. Meningkatkan pembinaan dukun bayi oleh bidan desa.
6. Meningkatkan yankes bayi dan anak sesuai dengan kewenangannya.
2.6 Syarat terbentuknya POLINDES
a. Tersedianya bidan di desa yang bekerja penuh untuk mengelola polindes.
b. Tersedianya sarana untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Bidan, antara
lain bidan kit, IUD kit, sarana imunisasi dasar dan imunisasi ibu hamil,
timbangan, pengukur Tinggi Badan, Infus set dan cairan D 5 %, NaCl 0,9 %,
obat - obatan sederhana dan uterotonika, buku-buku pedoman KIA, KB dan
pedoman kesehatan lainnya, inkubator sederhana.
c. Memenuhi persyaratan rumah sehat, antara lain penyediaan air bersih,
ventilasi cukup, penerangan cukup, tersedianya sarana pembuangan air
limbah, lingkungan pekarangan bersih, ukuran minimal 3 x 4 m2.
9
d. Lokasi mudah dicapai dengan mudah oleh penduduk sekitarnya dan mudah
dijangkau oleh kendaraan roda 4.
e. Ada tempat untuk melakukan pertolongan persalinan dan perawatan
postpartum minimal 1 tempat tidur.
2.7 Prinsip – prinsip POLINDES
a. Merupakan bentuk UKBM di bidang KIA-KB.
b. Polindes dapat dirintis di desa yang telah mempunyai bidan yang tinggal di
desa.
c. Dalam pembangunan fisik polindes dapat berupa ruang/ kamar yang
memenuhi persyaratan sehat, dilengkapi sarana air bersih, maupun peralatan
minimal yang dibutuhkan.
d. Pelayanan di komunitas desa sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan
masyarakat, kedokteran, sosial, psikologi, komunikasi, ilmu kebidanan, dan
lain-lain yang mendukung peran bidan di komunitas.
e. Dalam memberikan pelayanan di desa bidan tetap berpedoman pada standar
dan etika profesi yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
f. Dalam memberikan pelayanan bidan senantiasa memperhatikan dan memberi
penghargaan terhadap nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, sepanjang tidak
merugikan dan tidak bertentangan dengan prinsip kesehatan.
g. Memiliki tingkat peran serta masyarakat yang tinggi, berupa penyediaan
tempat untuk pelayanan KIA, khususnya pertolongan persalinan, pengelolaan
polindes, penggerakan sasaran dan dukungan terhadap pelaksanaan tugas
bidan di desa.
h. Kesepakatan dengan masyarakat dalam hal tanggung jawab penyediaan dan
pengelolaan tempat, dukungan operasional dan tarif pelayanan kesehatan di
polindes.
10
i. Menjalin kemitraan dengan dukun bayi.
j. Adanya polindes tidak berarti bidan hanya memberi pelayanan di dalam
gedung.
2.8 Program POLINDES
Salah satu program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah menurunkan
kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu, dan untuk mempercepat penurunan
angka Kematian Ibu dan Anak adalah dengan meningkatkan mutu pelayanan dan
menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan ibu dan perinatal.
Dalam usaha meningkatkan mutu pelayanan kebidanan dan kesehatan
anak terutama di desa maka tenaga kesehatan (medis) seperti bidan harus
menjalin kerjasama yang baik dengan tenaga non medis seperti dukun dengan
mengajak dukun untuk melakukan pelatihan dengan harapan dapat:
a. meningkatkan kemampuan dalam menolong persalinan
b. dapat mengenal tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan persalinan
Selain bekerja sama dengan tenaga non medis seperti dukun,bidan desa
juga bekerja sama dengan masyarakat yang secara sukarela membantu dan
melaksanakan pos yandu. Biasanya masyarakat tersebut telah mendapat pelatihan
dalam menjalankan tugasnya tersebut sebagai kader.
Kehadiran bidan di desa diharapkan mampu memperluas jangkauan
pelayanan yang telah ada sekaligus dapat meningkatkan cakupan program
pelayanan KIA melalui:
a. peningkatan pemeriksaan kesehatan ibu hamil yang bermutu
b. pertolongan persalinan
c. deteksi dini faktor kehamilan dan peningkatan pelayanan neonatal.
d. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada bayi
11
Serta bekerja sama dengan kader posyandu mencari sasaran ibu
hamildengan melakukan :
a. kunjungan rumah
b. sosialisasi pentingnya pemeriksaan kesehatan antenatal
c. memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan secara rutin
minimal empat kali selama kehamilannya.
Bidan di desa telah melalui tingkat pendidikan kebidanan dan telah
mampu dan cakap dalam melaksanakan tugasnya sebagai bidan. Rasa malu pada
pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
cakupan pelayanan antenatal.Masyarakat malu untuk memeriksakan dirinya
terutama pada kehamilan pertama. Pemberian bantuan tambahan gizi bagi ibu
hamil merupakan daya tarik tersendiri dalam kunjungan pelayanan antenatal dan
dapat meningkatkan kunjungan ibu.
2.9 Kegiatan POLINDES
a. Memeriksa kehamilan, termasuk memberikan imunisasi TT pada bumil dan
mendeteksi dini resiko tinggi kehamilan.
b. Menolong persalinan normal dan persalinan dengan resiko sedang.
c. Memberikan pelayanan kesehatan ibu nifas dan ibu menyusui.
d. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal, bayi, anak balita dan anak pra
sekolah, serta imunisasi dasar pada bayi.
e. Memberikan pelayanan KB.
f. Mendeteksi dan memberikan pertolongan pertama pada kehamilan dan
persalinan yang beresiko tinggi baik ibu maupun bayinya.
g. Menampung rujukan dari dukun bayi dan dari kader (posyandu, dasa wisma).
h. Merujuk kelainan ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu.
12
i. Melatih dan membina dukun bayi maupun kader (posyandu, dasa wisma).
j. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang gizi ibu hamil dan anak serta
peningkatan penggunaan ASI dan KB.
k. Mencatat serta melaporkan kegiatan yang dilaksanakan kepada puskesmas
setempat.
2.10 Sasaran POLINDES
a. Bayi berusia kurang dari 1 tahun
b. Anak balita usia 1 sampai dengan 5 tahun
c. Ibu hamil
d. Ibu menyusui
e. Ibu nifas
f. Wanita usia subur.
g. Kader
h. Masyarakat setempat.
2.11 Stratifikasi POLINDES
Dalam menganalisa pertumbuhan Polindes harus mengacu kepada indikator
tingkat perkembangan Polindes yang mencakup beberapa hal :
a. Fisik
Tempat yang disediakan oleh masyarakat untuk polindes perlu memenuhi
persyaratan antara lain :
1) Bangunan polindes tampak bersih, salah satunya ditandai tidak adanya
sampah berserakan
2) Lingkungan yang sehat, bila polindes jauh dari kandang ternak
13
3) Mempunyai jumlah ruangan yang cukup untuk : pemeriksaan kehamilan
dan pelayanan KIA, mempunyai ruang untuk pertolongan persalinan.
4) Tempat pelayanan bersih dengan aliran udara/ventilasi yang baik
terjamin.
5) Mempunyai perabotan dan alat-alat yang memadai untuk pelaksanaan
pelayanan.Mempunyai sarana air bersih dan jamban yang memenuhi
persyaratan kesehatan.
b. Tempat tinggal bidan desa
Keberadaan bidan di desa secara terus menerus (menetap) menentukan
efektifivitas pelayanannya, termasuk efektivitas polindes. Selain itu, jarak
tempat tinggal bidan yang menetap di desa dengan polindes. Bidan yang
tidak tinggal di desa dianggap tidak mungkin melaksanakan pelayanan
pertolongan persalinan di polindes. Untuk mempercepat tumbuh kembang
Polindes bidan harus selalu berada/tinggal di desa dan lebih banyak melayani
masalah kesehatan masyarakat desa setempat.
c. Pengelolaan polindes
Pengelolaan Polindes yang baik akan menentukan kualitas pelayanan,
sekaligus pemanfaatan pelayanan oleh masyarakat. Kriteria pengelolaan
polindes yang baik antara keterlibatan masyarakat melalui wadah LPM
dalam menentukan tarif pelayanan. Tarif yang ditetapkan secara bersama,
diharapkan memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk
memanfaatkan polindes, sehingga dapat meningkatkan cakupan dan
sekaligus dapat memuaskan semua pihak.
14
d. Cakupan persalinan
Tinggi rendahnya cakupan persalinan dipengaruhi banyak faktor,
diantaranya ketersediaan sumberdaya kesehatan termasuk didalamnya
keberadaan polindes beserta tenaga profesionalnya, yaitu bidan desa.
Tersedianya polindes dan bidan di suatu desa memberikan kemudahan untuk
mendapatkan pelayanan KIA, khususnya dalam pertolongan persalinan, baik
ditinjau dari segi jarak maupun dari segi pembiayaan.
Meningkatnya cakupan persalinan yang ditolong di polindes, selain
berpengaruh terhadap kualitas pelayanan ibu hamil, sekaligus mencerminkan
kemampuan bidan itu sendiri baik di dalam kemampuan teknis medis
maupun di dalam menjalin hubungan dengan masyarakat. Cakupan
persalinan dihitung secara kumulatif selama setahun.
e. Sarana air bersih
Tersedianya air bersih merupakan salah satu persyaratan untuk hidup
sehat. Demikian juga halnya di dalam operasional pelayanan polindes.
Polindes dianggap baik apabila telah tersedia air bersih yang dilengkapi
dengan : MCK, tersedia sumber air (sumur, pompa, PAM, dll), dan
dilengkapi pula dengan saluran pembuangan air limbah.
f. Kemitraan bidan dan dukun bayi
Kader masyarakat yang paling terkait dengan pelayanan di polindes
adalah dukun bayi. Karena itu, polindes dimanfaatkan pula sebagai sarana
meningkatkan kemitraan bidan dan dukun bayi dalam pertolongan
persalinan. Kemitraan bidan dan dukun bayi merupakan hal yang dianjurkan
dalam pelayanan pertolongan persalinan di Polindes. Penghitungan cakupan
kemitraan bidan dan dukun dihitung secara kumulatif selama setahun.
15
g. Kegiatan KIE untuk kelompok sasaran
KIE merupakan salah satu teknologi peningkatan peran serta
masyarakat yang bertujuan untuk mendorong masyarakat agar mau dan
mampu memelihara dan melaksanakan hidup sehat sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya, melalui jalinan komunikasi, informasi dan
edukasi yang bersifat praktis. Dengan keberadaan polindes beserta bidan
ditengah-tengah masyarakat diharapkan akan terjalin interaksi antara antara
bidan dengan masyarakat.
Semakin sering bidan di desa menjalankan KIE, akan semakin
mendorong masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup sehatnya,
termasuk di dalamnya meningkatkan kemampuan dukun bayi sebagai mitra
kerja di dalam memberikan penyuluhan kesehatan ibu hamil.
h. Dana Sehat/JPKM
Dana sehat sebagai wahana memandirikan masyarakat untuk hidup
sehat, pada gilirannya diharapkan akan mampu melestarikan berbagai jenis
upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat setempat. Suatu polindes
dianggap baik bila masyarakat di desa binaannya telah terliput dana sehat,
sehingga diharapkan kelestarian polindes dapat terjamin, kepastian untuk
mendapatkan pelayanan yang berkualitas tak perlu dikhawatirkan lagi.
Cakupan dana sehat dianggap baik bila telah mencapai 50 %.
2.12 Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu di POLINDES
Pencatatan dan pelaporan Polindes dilaksanakan seperti yang berlaku
untuk praktik bidan secara perorangan yang terdapat pada pasal 27 Bab VII
Permenkes No. 900/Menkes/SK/VII/2002, yaitu:
a. Dalam melakukan prakteknya bidan wajib melakukan pencatatan dan
pelaporan sesuai dengan pelayanan yang diberiakan.
16
b. Pelaporan sebagaimana dimaksud ayat(1)dilaporkan kepuskesmas di
tembusan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota stempel
c. Pencatatan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat(1)tercantum
dalam lampiran IV keputusan ini:
1. Dalam melaksanakan pelayanan kebidanan,bidan harus melaksanakan
pencatatan hasil pelayanan,baik berupa rakam medis kebidanan untuk
setiap pasien maupun rekapitulasi hasil pelayanan sebagai dasar untuk
pembuatan laporan.
2. Bidan setiap memberiakn pelayanan kebidanan harus sesuai peraturan
yang berlaku:
a) Identitas pasien
b) Data kesehatan
c) Data persalinan
d) Data bayi yang dilahirkan (panjang badan dan berat badan)
e) Tindakan dan obat yang diberikan
3. Bidan sedapat mungkin memberikan kartu menuju sehat(KMS)balita
dan KMS ibu ibu hamil atau KIA,yang telah diisi dengan hasil
pemerikasaan kepada setiap balita dan ibu hamil untuk dibawa pulang
4. Pelaporan yang dilakukan dengan mengikuti ketentuan program
pemerintah,khusus dalam pelayanan KIA dan KB,pelaporan ditujukan
kepada puskesmas setempat,sebulan sekali.
2.13 Sistem rujukan di POLINDES
Sistem rujukan di polindes dapat dilakukan:
a. ke puskesmas(kecamatan)
b. rumah sakit tipe C/D(kabupaten)
c. rumah sakit tipe B(propinsi)
d. rumah sakit tipe A(pusat)
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pondok Bersalin Desa (Polindes) adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang merupakan wujud nyata bentuk peran
serta masyarakat didalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan
pelayanan kesehatan ibu dan anak lainnya, termasuk KB di desa. (Dinkes, 1999)
Tujuan Posyandu Menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka
kelahiran, Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu, Mempercepat penerimaan
norma keluarga kecil sehat dan sejahtera, Meningkatkan kemampuan masyarakat
mengembangkan kegiatan kesehatan, Pendekatan dan pemerataan pelayanan
kesehatan, Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat.
Sasaran Polindes Bayi berusia kurang dari 1 tahun, Anak balita usia 1 sampai
dengan 5 tahun, Ibu hamil, Ibu menyusui, Ibu nifas, Wanita usia subur, Kader,
serta Masyarakat setempat.
3.2 Saran
Sebaiknya UKBM ini harus di gerakkan dengan sebaik-baiknya agar
mendapat hasil semaksimal mungkin dan dapat meningkatkan kesehatan di desa
setempat. Harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat dan kami juga berharap
semoga angka kesakitan dan kematian di Indonesia dapat menurun dan
diturunkan.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya
http://azay-ste.blogspot.com/2008/08/makalah-polindes-dan-program-bidan desa.html
Wijono,D. 1997. Manajemen Kepemimpinan Dan Organisasi kesehatan. Surabaya :
Airlangga press
Depkes RI. 1994. Pedoman Pembinaan Teknisi Bidandi Desa, Dit. Jend. Binkesmas.
Jakarta : Depkes RI
Departemen Kesehatan RI., 1991. Pedoman Pelayanan Antenatal di Wilayah Kerja.
Jakarta : Puskesmas
http://www.Dinkes.Com.4mei.2009.Rahjeng.Ekowati.2002.
http://www.dssbaturetno.co.cc/2010/06/poskesdes.html
Meilani, dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya
Ambarwati,Eny Retna. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Nuha
Medika
DinkesBonbol.2008.http://dinkesbonebolango.org/index2.php?
option=com_content&do_pdf=1&id=193 diunduh pada 02 Mei 2011
Yuliarati 2010.http://yuliarati.blogspot.com/2011/04/polindes.html diunduh pada 02
Mei 2011
Elfiasyukrina 2011.http://elfiasyukrina.blogspot.com/2011/05/polindes.html
19
Shakira2010.http://syakira-blog.blogspot.com/2009/01/tentang-posyandu.html
diunduh pada 02 Mei 2011
Nur Enida, Yayang. 2012. POLINDES dan POSKESDES. Blog Online : http://www.
polindes-dan-poskedes.html. Diakses tanggal : 8 April 2013
Ahdiyah, Nur. 2013. Makalah Posyandu dan Polindes. Blog Online : http://www. v-
behaviorurldefaultvmlo.html. Dikases tanggal : 8 April 2013
Wandayana. 2012. Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat : Posyandu dan Polindes.
Blog Online : http://www. posyandu-dan-polindes-by-shinta-maharani.html. Dikases
tanggal : 8 April 2013
Wr, Tribudiyanti. 2012. POLINDES. Blog Online : http//www. polindes.html.
Diakses tanggal : 8 April 2013
Wong, Nopiss. 2011. Kumpulan Bahan Kesehatan. Blog Online : http//www. upaya-
kesehatan-bersumberdaya.html. Diakses tanggal : 8 April 2013
20
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ..................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ................................................................ 4
1.3 Tujuan penulisan .................................................................. 4
1.4 Sistematika penulisan ........................................................... 4
BAB II ISI
2.1 Pengertian POLINDES ....................................................... 6
2.2 Latar belakang terbentuknya POLINDES .......................... 7
2.3 Kajian makna POLINDES .................................................. 7
2.4 Fungsi POLINDES ............................................................. 8
2.5 Tujuan POLINDES ............................................................. 9
2.6 Syarat terbentuknya POLINDES ........................................ 9
2.7 Prinsip – prinsip POLINDES .............................................. 10
2.8 Program POLINDES ........................................................... 11
2.9 Kegiatan POLINDES .......................................................... 12
2.10 Sasaran POLINDES .......................................................... 13
2.11 Stratifikasi POLINDES ..................................................... 13
2.12 Sistem pencatatan dan pelaporan
terpadu di POLINDES ...................................................... 16
2.13 Sistem rujukan di POLINDES ........................................... 17
21iii
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................... 18
3.2 Saran .................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
22iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan pada ALLAH SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya akhirnya “Makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat tentang POLINDES”
dapat diselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan. Tujuan pembuatan makalah
ini adalah agar mahasiswi berusaha menggali ilmu dalam makalah yang telah kami
buat.
Saya sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik
dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan dimasa mendatang.
Harapan saya semoga makalah ini bermanfaat bagi teman-teman Mahasiswi Akademi
Kebidanan lainnya dan dapat menjadi bahan bacaan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan.
Tenggarong, 1 Mei 2013
Kelompok 2
23ii
MAKALAH Ilmu Kesehatan Masyarakat
POLINDES
Dosen Pembimbing : M. Idris Syam
Disusun Oleh Kelompok 2 (semester 4A) :
AMELIA PRAMESWHARI
YAYASAN MITRA HUSADA TENGGARONG AKADEMI KEBIDANAN KUTAI HUSADA
TENGGARONG 2013/2014
24