Makalah Hyper Tiro Id Pada Kehamilan Punya Zizah

download Makalah Hyper Tiro Id Pada Kehamilan Punya Zizah

of 15

Transcript of Makalah Hyper Tiro Id Pada Kehamilan Punya Zizah

HYPERTIROID PADA KEHAMILAN

Disusun Oleh : 1. Novi Rahmayani 2. Nurazizah Ely P. 3. Nurattini

PROGDI D3 KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) BANI SALEH BEKASI Jl. RA Kartni No.66 Bekasi 2009

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rakhmat dan nikmatnya sehingga kelompok Bisa menyelesaikan makalah ini. Kerja keras selama kurang lebih 1 minggu akhirnya membuahkan makalah ilmu penyakit umum yang berjudul Hypertiroid Pada Kehamilan . Penyelesaian makalah ini direncanakan selesai dalam waktu empat hari, namun kelompok menemui berbagai hambatan dan permasalahan, namun berkat kerja keras kelompok serta teman-teman dan dosen pengajar masalah tersebut bisa diatasi. Demikian makalah ini dibuat agar dapat menjadi inspirasi serta menambah pengetahuan tentang hypertiroid yang di alami ibu hamil. Usulan, saran dan kritikan dari pembaca diharapkan mampu menjadi masukan agar kelompok bias membuat makalah yang lebih baik di lain kesempatan. Cukup sekian,Kurang lebihnya kelompok mengucapkan banyak terima kasih

Bekasi,

Juli 2009

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Hypertiroid pada kehamilan jarang terjadi karena sebagian besar ibu muda sekarang ini pernah terkena atau pernah di imunisasi ketika mereka masih kecil. Bila memungkinkan; anda dapat menanyakan kepada orang tua atau dokter yang merawat anda ketika masih kecil, apakah anda pernah mengalami gondong atau mendapatkan imunisasinya. Bila belum,kemungkinan tertular juga sangat kecil karena gondong

1.2

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Hypertiroid Hipertiroidisme adalah suatu sindroma klinik akibat meningkatnya sekresi hormon

tiroid baik T4, T3 atau kedua-duanya. Hipertiroidisme, 90% disebabkan oleh penyakit Graves dan struma noduler baik noduler soliter maupun noduler multipel. Setelah diabetes, hipertiroidismisme yang tidak terobati atau yang pernah diobati sebelumnya adalah gangguan endokrin yang paling sering ditemukan dalam kehamilan.Therapi diperlukan untuk mencegah komplikasi pada ibu dan janin,jika tidak diobati maka angka kelahiran mati meningkat menjadi 8-15% dan kelahiran prematur bisa terjadi sampai pada seperempat pasien yang terkena.1. Penyakit Graves pada umumnya ditemukan pada usia reproduktif antara 20-40 tahun, sedangkan Hipertiroidisme akibat nodul toksik ditemukan pada umur yang lebih tua yaitu antara 40-60 tahun. Oleh karena Hipertiroidisme Graves pada umumnya ditemukan

pada masa reproduktif maka hampir selalu Hipertiroidisme Graves ditemukan pada kehamilan. Yang sangat menarik bahwa penyakit Graves sering menjadi berat pada trimester pertama kehamilan, sehingga insidensi tertinggi hipertiroidisme pada kehamilan akan ditemukan terutama pada umur kehamilan trimester pertama. Pada kehamilan yang lebih tua, penyakit Graves mempunyai kecenderungan untuk remisi dan akan mengalami eksaserbasi pasca persalinan.2,3.

Hipertiroidisme tanpa pengobatan yang adequat akan mengakibatkan abortus, bayi lahir prematur (11,25%), bayi lahir dengan berat badan rendah, toksemia dan krisis tiroid pada saat persalinan. Penyakit tiroid ditemukan pada 2-5 % wanita dan 1-2 % dari seluruh wanita yang berada dalam kelompok usia reproduktif. Masalah tiroid tidak jarang ditemukan menjadi masalah dalam kehamilan. Penyakit Graves timbul 0,2 % dalam kehamilan dan kejadian neonatal yang dilahirkan dengan hipertiroid hanya 1 % dari ibu yang menderita hipertiroid.4,5. 2.2 Etiologi Penyebab hypertiroid yang paling umum adalah penyakit Grave. Lebih sering terjadi diantara wanita dari pada pria dan merupakan penyebab lebih dari 90% tirotoksikosis pada dewasa muda. Penyebab lain hypertiroidisme meliputi goiter multinodular toksik, adenoma toksik, tahap awal tiroiditid hashimoto atau tiroiditis pascamelahirkan. Hal itu juga dikaitkan dengan HCG yang bersirkulasi dengan kadar yang sangat tinggi, seperti yang ditemukan pada mola hidatidosa, hipertiroidisme subklinis tejadi ketika TSH rendah atau tidak terdeteksi dan T3 dan T4 bebas normal. Keadaan ini lebih sering ditemukan dengan terapi tiroid supresif.

2.3

Tanda dan Gejala 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Ansietas Keletihan kelemahan keringat meningkat intoleransi terhadap panas Diare Kulit hangat, Lembab Tremor Menstruasi tidak teratur

10. Kelopak mata terangkat, melotot

11. Hiperfloksia 12. Nafsu makan meningkat dengan penurunan berat badan 13. Palpitasi dengan angina 14. Goiter 15. Oftalmopati 2.4 Manifestasi Klinik Pada individu yang lebih muda manifestasi yang umum termaksud palpitasi, kegelisahan, ,mudah capai dan diare, banyak keringat, tidak tahan panas, dan senang dingin. Sering terjadi penurunan berat badan jelas, tanpa penurunan nafsu makan. Pembesaran tiroid, tanda-tanda tirotoksikosis pada mata, dan takikardi ringanumumnya terjadi. Kelemahan otot dan berkurangnya massa otot dapat sangat berat sehingga pasien tidak dapat berdiri dari kursi tanpa bantuan. Pada anak-anak terdapat pertumbuhan cepat dengan pematangan tulang yang lebih cepat. Pada pasien diatas 60 tahun, manifestasi kardiovaskuler dan miopati sering lebih menonjol. Keluhan yang paling menonjol adalah palpitasi, dispnea pada latihan, tremor, nervous dan penurunan berat badan3,8 kg. Terjadinya hipertiroidisme biasanya perlahan-lahan dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun, namun dapat juga timbul secara dramatik. Manifestasi klinis yang paling

sering adalah penurunan berat badan, kelelahan, tremor, gugup, berkeringat banyak, tidak tahan panas, palpitasi, dan pembesaran tiroid. Penurunan berat badan meskipun nafsu makan bertambah dan tidak tahan panas adalah sangat spesifik, sehingga segera dipikirkan adanya hipertiroidisme3. Penderita hipertiroidisme memiliki bola mata yang menonjol yang disebut dengan exophthalamus, yang disebabkan oleh edema daerah retro-orbita dan degenerasi otot-otot ekstraokuli. Penyebabnya juga diduga akibat proses autoimun. Exophthalamus berat dapat menyebabkan teregangnya N. Optikus sehingga penglihatan akan rusak. Exophthalamus sering menyebabkan mata tidak bisa menutup sempurna sehingga permukaan epithel menjadi kering dan sering terinfeksi dan menimbulkan ulkus kornea3. Hipertiroidisme pada usia lanjut memerlukan perhatian khusus sebab gejala dan tanda sistem kardiovaskular sangat menonjol dan kadang-kadang berdiri sendiri. Pada beberapa kasus ditemukan payah jantung, sedangkan tanda-tanda kelainan tiroid sebagai penyebab hanya sedikit. Payah jantung yang tidak dapat diterangkan pada umur pertengahan harus dipikirkan hipertiroidisme, terutama bila ditemukan juga curah jantung yang tinggi atau atrium fibrilasi yang tidak dapat diterangkan. Pada usia lanjut ada baiknya dilakukan pemeriksaan rutin secara berkala kadar tiroksin dalam darah untuk mendapatkan hipertiroidisme dengan gejala klinik justru kebalikan dari gejala-gejala klasik seperti pasien tampak tenang,apatis,depresi dan struma yang kecil3,8. 2.5 Diagnosis Manifestasi klinis hipertiroid umumnya ditemukan. Sehingga mudah pula dalam menegakkan diagnosa. Namun pada kasus-kasus yang sub klinis dan orang yang lanjut usia perlu pemeriksaan laboraturium yang cermat untuk membantu menetapkan diagnosa hipertiroid. Diagnosa pada wanita hamil agak sulit karena perubahan fisiologis pada kehamilan seperti pembesaran tiroid serta manifestasi hipermetabolik, sama seperti pada tirotoksikosis. Meskipun diagnosa sudah jelas, namun pemeriksaan laboratorium untuk hipertiroidisme perlu dilakukan, dengan alasan3 : 1. Untuk lebih menguatkan diagnosa yang sudah ditetapkan pada pemeriksaan klinis. 2. Untuk menyingkirkan hipertiroidisme pada pasien dengan beberapa kondisi, seperti atrial fibrilasi yang tidak diketahui penyebabnya, payah jantung, berat badan menurun,

diare atau miopati tanpa manifestasi klinis lain hipertiroidisme. 3. Untuk membantu dalam keadaan klinis yang sulit atau kasus yang meragukan. Menurut Bayer MF kombinasi hasil pemeriksaan laboraturium Thyroid Stimulating Hormone sensitif (TSHs) yang tak terukur atau jelas subnormal dan free T4 (FT4) meningkat, jelas menunjukan hipertiroidisme. 2.6 Therapi Tujuan pengobatan adalah mengendalikan tirotoksikosis ibu tanpa gangguan fungsi tiroid janin. Pengobatan yang dapat dilakukan pada tirotoksikosis kehamilan ada 2 macam yaitu : OAT (obat anti tiroid) dan pembedahan. Kehamilan merupakan kontraindikasi untuk pemberian iodium radioaktif.3,5,8 Obat anti tiroid Obat anti tiroid yang dianjurkan ialah golongan tionamid yaitu propilthiourasil (PTU) dan carbamizole (Neo Mercazole) . Yodida merupakan kontraindikasi untuk diberikan karena dapat langsung melewati sawar plasenta dan dengan demikian mudah menimbulkan keadaan hipotiroid janin. Wanita hamil dapat mentolerir keadaan hipertiroid yang tidak terlalu berat sehingga lebih baik memberikan dosis OAT yang kurang dari pada berlebih. Bioavilibilitas carbamizole pada janin 4 kali lebih tinggi dari pada PTU sehingga lebih mudah menyebabkan keadaan hipotiroid. Melihat hal-hal tersebut maka pada kehamilan PTU lebih terpilih. PTU mula-mula diberikan 100-150 mg tiap 8 jam. Setelah keadaan eutiroid tercapai (biasanya 4-6 minggu setelah pengobatan dimulai), diturunkan menjadi 50 mg tiap 6 jam dan bila masih tetap eutiroid dosisnya diturunkan dan dipertahankan menjadi 2 kali 50 mg/hari. Idealnya hormon tiroid bebas dipantau setiap bulan. Kadar T4 dipertahankan pada batas normal dengan dosis PTU 100 mg/hari. Bila tirotoksikosis timbul lagi, biasanya pasca persalinan, PTU dinaikkan sampai 300 mg/hari. Efek OAT terhadap janin dapat menghambat sintesa hormon tiroid. Selanjutnya hal tersebut dapat menyebabkan hipotiroidisme sesaat dan struma pada bayi, walaupun hal ini jarang terjadi. Pada ibu yang menyusui yang mendapat OAT, OAT dapat keluar bersama ASI namun jumlah PTU kurang dibandingkan carbamizole dan bahaya pengaruhnya

kepada bayi sangat kecil, meskipun demikian perlu dilakukan pemantauan pada bayi seketat mungkin. Golongan -Bloker Obat golongan ini tidak dianjurkan pada kehamilan karena berbagai penelitian menunjukan bahwa obat tersebut menyebabkan terjadinya plasenta yang kecil, pertumbuhan janin intra uterin yang terhambat, tidak ada respon terhadap keadaan anoksia, dapat menimbulkan bradikardi dan hipoglikemia. Atas dasar ini maka golongan - Bloker tidak dianjurkan sebagai obat pilihan pertama pada hipertiroid dengan kehamilan. Tetapi apabila sangat diperlukan umpama pada hipertiroid berat, krisis atau ancaman krisis tiroid, dapat diberikan seperti biasa. Tiroidektomi Tiroidektomi secara umum sebenarnya tidak dianjurkan. Hanya perlu dilakukan bila pasien hipersensitif terhadap obat anti tiroid (OAT) atau OAT sama sekali tidak efektif, suatu hal yang sangat jarang atau pada mereka dengan gejala mekanik akibat penekanan dari struma. Terapi Yodium Radioaktif Pemberian terapi maupun pemeriksaan fungsi tiroid dengan iodida radioaktif merupakan kontraindikasi pada hipertiroid dalam kehamilan, oleh karena yodida dan radiodida juga dengan mudah melewati plasenta

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan

Hypertiroid dalam kehamilan , pada umum nya di sebabkan oleh penyakt grave (struma difusa toksika). Kelainan ini merupakan penyakit otoimun di mana sejenis immunoglobulin yang terikat dengan reseptor hormon pemicu tiroid akan menyebabkan biosintesis dan sekresi tiroid sacara berlebihan. Insidensi penyakit grave dalam kehamilan di atas 20 minggu adlah 2% penyebab terbanyak lainnya adalah struma multinodosa, tetapi kelainan ini hanya terjadi pada golongan usia di atas 20 tahun. Penderita penyakit hipertiroid cenderung mengalami remisi pada waktu hamil dan eksaserbasi pada masa pasca persalinan. Kehamilan merupakan suatu bentuk alograf jaringan asing yang dapat berkembang tanpa penolakan tubuh. Keadaan seperti ini dapat berlangsung karena pada proses kehamilan baik imunitas humoral maupun imunitas selular ditekan. Antibodi antitiroid pada penyakit grave biasanya menurun selama kehamilan. Fungsi sel T

supresor janin meningkat mencegah penolakan ibu dan juga akan menurun intensitas penyakit grave untuk sementara. 3.2 3.2.1 Untuk Mahasiswa Dengan seringnya menyusun tugas makalah memacu kami untuk lebih mandiri dalam mengerti dan memahami materi yang di berikan oleh dosen. 3.2.2 Untuk Dosen lebih di pertahankan dan ditingkatkan lagi proses belajar mengajar yang lebih efektif,misalnya dengan diskusi materi dan presentasi Saran