Punya Bowo

download Punya Bowo

If you can't read please download the document

Transcript of Punya Bowo

Nekrobiosis Lipoidika Diabetikorum (NLD) NLD terdiri atas bercak numular atau plak merah dengan sentrum kuning. Biasanya NLD berlokalisasi di kedua tungkai, jarang sekali di badan. Histologik terdapat degenerasi jaringan ikat dengan focus nekrobiotik di korium. Kolagen dan elastin berubah menjadi lipid, oleh karena itu NLD juga dinamakan dermatitis atrophicans diabetic. NLD dikenal sebagai cutaneous marker dari diabetes melitus. Baik DM tipe 1 maupun DM tipe 2 dapat bermanifestasi sebagai lesi NLD. Insidensi NLD berkisar 3-7 per 1000 penderita diabetes melitus. Patogenesis NLD diduga akibat adanya hiperglikemia yang menyebabkan disregulasi protein seperti kolagen, sehingga terjadi disgradasi protein non-enzymatic glycosylation (NEG) dan penumpukan protein Advanced Glycosylation End Products (AGEs). Sebagai akibatnya terjadi penurunan solubilitas asam dan enzimatik di dalam kolagen kulit, salah satunya menyebabkan gangguan mikrovaskuler. Gangguan mikrovaskular ini berupa perubahan arteriolar pada area yang mengalami nekrobiosis kolagen kulit akibat agregasi platelet. Reaksi inflamasi ini menghasilkan granulomatosa inflamasi pada arteriolar yang bermanifestasi sebagai papul atau plak di kulit. Florez, A., Cruces, M., Jimenez, GP., 2003. Cutaneous Manifestations of Systemic Disease. In : Kerder, FA., Acosta, FJ. Dermatology, Just The Fact. NewYork : McGraw-Hill, 219-235.Fitzpatrick, TB., Johnson RA., Woff, K., Polano, MK. 1997. Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. Newyork : McGraw-Hill, 967.

Lesi-lesi nekrobiosis lipoidika secara khas ditemukan pada daerah tulang kering, walaupun bias juga didapatkan di tempat lain. Lesi-lesi ini awalnya eritematosa, kemudian berubah menjadi coklat kekuningan serta atrofik, dan pembuluh darah yang ada di bawahnya mudah di lihat melalui kulit yang menipis tersebut. Kadang-kadang lesi mengalami ulserasi.

Tidak semyua pasien dengan nekrobiosis lipoidika menderita diabetes. Penanganan yang baik terhadap diabetes rupanya tidak mempengaruhi lesi-lesi pada kulit. Steroid topical yang poten dan suntikan intralesi dipakai dalam pengobatan nekrobiosis lipoidika, tetapi hasilnya tidak memuaskan. Brown RG, Burns T. Penyakit Sistemik dan Kulit dalam: Lecture Notes on Dermatology edisi ke 8. Jakarta : Erlangga. 2008. Pengobatan nekrobiosis lipoidica tidak begitu efektif, sebab etiologinya belum diketahui pasti. Karena trauma local dapat menyebabkan nekrobiosis lipoidika menjadi ulserasi, proteksi tungkai dengan elastic stocking dan mengistirahatkan tungkai dapat membantu. Kortikosteroid topikal dan intralesi dapat mengurangi peradangan pada lesi aktif awal dan perbatasan aktif dari lesi yang membesar tetapi memiliki sedikit efek menguntungkan pada apa yang disebut burned out lesi atropi. Bahkan, dengan lesi atropi, penggunaan kortikosteroid dapat menyebabkan atrofi lebih lanjut. Pada tahun 2005, Clayton dan Harrison melaporkan kasus ulserasi lipoidica necrobiosis yang berhasil diobati dengan salep topikal tacrolimus 0,1% yang diterapkan dua kali sehari selama 1 bulan. Tacrolimus adalah inhibitor kalsineurin yang telah terbukti memiliki mekanisme kerja yang mirip dengan siklosporin dalam yang mencegah aktivasi sel T. Siklosporin pada dosis 2,5 mg / kg / hari juga telah berhasil digunakan dalam mengobati ulserasi necrobiosis lipoidica. Spencei dan Nahass menjelaskan kasus ulserasi lipoidica necrobiosis yang berhasil diobati dengan pengolesan kolagen sapi. Kolagen ini diyakini meningkatkan jaringan granulasi dengan mendukung aktivitas fibroblas dan dengan mempromosikan debridement luka dengan De Rie dkk melaporkan pengobatan berhasil necrobiosis lipoidica dengan psoralen topikal ditambah terapi sinar ultraviolet A (UVA) [10]. Tiga puluh pasien diobati dengan pemberian dua kali seminggu psoralen topikal plus terapi sinar UVA. Lima pasien mengalami perbaikan lengkap ulserasi dan eritema, dan 11 pasien menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam penyakit mereka. UVA-1 dan terapi photodynamic telah dilaporkan berhasil dilakukan. Tiklopidin, nikotinamida, klofazimin, dan suntikan heparin di sekitar telah digunakan dalam studi dan menguntungkan beberapa pasien dengan necrobiosis lipoidica. Menurut WR Heymann, tretinoin telah digunakan untuk mengurangi atrofi terkait dengan necrobiosis lipoidica (komunikasi pribadi). Durupt dkk melaporkan pengobatan berhasil necrobiosis lipoidica dengan klorokuin dan hydroxychloroquine. Perbaikan terlihat dalam waktu 3 - 6 bulan pengobatan . Pembedahan dan terapi laser Eksisi dan pencangkokan telah berhasil dilakuakanm, tetapi kekambuhan dapat terjadi sekunder terhadap kerusakan vaskular yang mendasarinya.

Terapi laser juga dilaporkan oleh Moreno-Arias dan Camps-Fresneda dilakukan pulse dye laser (Candela SPTL; Irvine, Mass). Mereka melaporkan keseluruhan perbaikan kosmetik setelah 3 sesi pengobatan terhadap eritema dan telangiektasis.. Stabilisasi dari lesi juga dicapai dengan perawatan laser. Littler dan Tschen melaporkan kasus necrobiosis lipoidica yang dirawat dengan sukses dengan pentoxifylline, obat yang digunakan dalam pengobatan klaudikasio intermiten. Pentoxifylline tidak hanya menghambat agregasi platelet tetapi juga dipercaya untuk mengurangi viskositas darah Cheryl J Barnes,. Necrobiosis Lipoidica.2012. diakses tanggal 28 juli 2012. http://emedicine.medscape.com/article/1103467-treatment

Akantosis Nigrikan Akantosis nigrikan adalah penyakit kulit yang ditandai penebalan pada kulit dengan tekstur seperti beludru di area lipatan, terutama daerah leher, axial atau paha, disertai hiperpigmentasi, kesan kulit kotor dan asimptomatik. Penyakit ini dapat terjadi karena faktor herediter, obesitas, berhubungan dengan gangguan endokrin, obat ataupun malignansi. Pada penderita DM telah terjadi gangguan endokrin, pada DM tipe 2 resistensi terhadap insulin predisposisi terjadi hiperinsulinemia. Hiperinsulinemia ini memicu abnormalitas pada proliferasi epidermal sehingga terjadi penebalan kulit disertai hiperpigmentasi yang disebut akantosis nigrikan. Tin, Melok. 2009. Diagnosis And Holistic Management Diabetes Melitus, Manifestasi Kulit Pada Diabetes Melitus. Seminar Diagnosis and Holistic Management Diabetes Melitus RSU PKU Muhammadiyah Delanggu, 17 januari 2009. Gambaran klinisnya yaitu penggelapan dan penebalan pada kulit, terutama pada lipatan. Warna kulit menjadi kecoklatan, kadang mengelupas. Kebanyakan tampak seperti kutil, disamping atau belakang leher, ketiak, dibawah dada dan pangkal paha. Bagian atas buku-buku jari juga berubah warna. Brown RG, Burns T. Penyakit Sistemik dan Kulit dalam: Lecture Notes on Dermatology edisi ke 8. Jakarta : Erlangga. 2008.

Fitzpatrick, TB., Johnson RA., Woff, K., Polano, MK. 1997. Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. Newyork : McGraw-Hill, 967. (gambar)

Penatalaksanaan Mengurangi berat badan bisa jadi membantu mengurangi atau mencegah penyakit ini. Obat topikal yang telah efektif pada beberapa kasus acanthosis nigricans termasuk keratolitik (misalnya tretinoin topikal 0,05%, amonium laktat 12% krim, atau kombinasi dari 2) dan triple-kombinasi krim depigmentasi (tretinoin 0,05%, hidrokuinon 4% , fluocinolone asetonid 0,01%) malam dengan tabir surya setiap hari. kalsipotriol, podoflin, urea, dan asam salisilat juga telah dilaporkan, dengan hasil yang bervariasi. obat oral yang telah menunjukkan beberapa keuntungan seperti etretinate, isotretinoin, metformin, dan minyak ikan makanan. Octreotide menunjukkan perbaikan berkelanjutan dalam satu pasien dengan resistensi insulin 6 bulan setelah menyelesaikan pengobatan. Dermabrasi dan long-pulsed alexandrite laser therapy juga dapat digunakan untuk mengurangi sebagian besar lesi, dengan beberapa remisi jangka panjang. Operasi pengangkatan tumor adalah pengobatan utama untuk akantosis nigrikan ganas. Siproheptadin telah digunakan dalam kasus-kasus nigricans acanthosis ganas karena dapat menghambat pelepasan produk tumor. Psoralen ditambah UVA (PUVA) telah dilaporkan bermanfaat untuk mengurangi gejalagejala dalam kasus acanthosis nigricans paraneoplastic. Miller JH. Acanthosis Nigricans Treatment & Management.2010 diakses tanggal 28 Juli 2011. http://emedicine.medscape.com/article/1102488-treatment

Infeksi Kulit

Kemudahan infeksi pada penderita DM disebabkan kondisi hiperglikemia atau asidosis yang menyebabkan menurunnya fungsi sel T kutaneus dan berakibat melambatnya gerakan kemotaksis, fagositosis, dan menurunnya kemampuan bakterisidal sel leukosit. Jenis bakterial dan fungal yang sering terlibat meliputi : Streptokokus grup A, Streptokokus grup B, Stafilokokus dan Kandida. Penyakit infeksi paling sering adalah : erysipelas, selulitis, dan kandidiasis intertriginosa. Penatalaksanaan berupa perawatan basah pada infeksi tipe basah (kompres cairan fisiologik atau antiseptic), atau perawatan kering pada infeksi kering yang dikombinasikan dengan antibiotic sistemik maupun topical. Tin, Melok. 2009. Diagnosis And Holistic Management Diabetes Melitus, Manifestasi Kulit Pada Diabetes Melitus. Seminar Diagnosis and Holistic Management Diabetes Melitus RSU PKU Muhammadiyah Delanggu, 17 januari 2009.