makalah hasil observasi model pendidikan akhlak
-
Upload
hafidzotul-millah -
Category
Education
-
view
121 -
download
3
Transcript of makalah hasil observasi model pendidikan akhlak
MAKALAH
MODEL PENDIDIKAN AKHLAK di RA UMMUL HASANAH
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah ilmu ahlak di UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Dosen : Dr.Hj. Qiqi Yuliati Zakiyah, M.Ag
Disusun oleh :
Ai Indah Sulastri (1152100003)
Elsy Aprinilda (1152100016)
Evan Tripurnama (1152100018)
Fauzia Azhari (1152100021)
Hafidzotul Millah (1152100024)
Iis mustika (1152100030)
Kamila Nur Fauziah (1152100034)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU RAUDHATUL ATHFAL
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUDUNG DJATI
BANDUNG
2015/2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas
berkat rahmat petunjuk dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “Model Pendidikan Akhlak” tepat pada
waktunya. Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala
keteladanannya beserta keluarganya, sahabat, dan para pengikutnya yang setia
sampai akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata
kuliah Ilmu Akhlak yang mana merupakan salah satu mata kuliah utama yang
sangat penting untuk disampaikan kepada mahasiswa karena ini merupakan tolak
ukur di fakultas Tarbiyah dan Keguruan khususnya jurusan PGRA khususnya
penanaman norma dan bertujuan agar pesan moral yang ingin di sampaikan guru
dapat benar-benar sampai dan di pahami oleh anak-anak untuk bekal
kehidupannya di masa depan.
Kami menyadari bahwa makalah yang sederhana ini jauh dari kesempurnaan.
Karena itu, dengan segala kerendahan hati kami memohon kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak, terutama Ibu Dosen selaku pembimbing mata
kuliah ini. Dan penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
dan khususnya menambah wawasan bagi para pembaca.
Bandung, 02 Mei 2016
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................2
C. Maksud dan tujuan........................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
A. Kondisi Objektif RA Ummul Hasanah.........................................................3
B. METODE PENANAMAN AKHLAK..........................................................4
C. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT...................................7
BAB III..................................................................................................................10
A. Simpulan.....................................................................................................10
B. Saran-Saran.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu dan teknologi membawa perubahan bagi kehidupan manusia,
sejalan dengan perubahan itu, untuk menghindari ketertinggalan dengan bangsa
lain maka upaya tepat yang harus dilakukan oleh bangsa Indonesia adalah
melakukan pembangunan siaga fisik, mental, material, dan spiritual.
Manusia memiliki sejumlah potensi atau kemampuan yang diberikan Allah
SWT. Abdul Mujib menyebutkan tujuh macam potensi manusia yaitu al-fitrah
(cinta asli), akl (akal) al-Hayyah (daya/tenaga), al-Khuluq (karakter), at-Tabhu
(tabiat), al-Sajiyah (bakat), al-Sifat (sifat-sifat), dan al-Amal (perilaku). Unuk
mengembangkan potensi nya tersebut manusia memerlukan pendidikan.
Pendidikan berusaha untuk menampakan (aktualisasi) potensi-potensi tersebut
yang dimiliki oleh setiap peserta didik (Mujib,2006:43-48).
Nabi Muhammad diutus kemuka bumi ini membawa misi pokok untuk
menyempurnakan akhlak manusia yang mulia . Seperti dalam hadisnya :
“sesungguhnya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan akhlak (budi pekerti)”.
(HR.Bukhori).
Hadis diatas menjelaskan bahwa misi Nabi ini bukan misi yang seerhana,
tetapi misi yang agung dan untuk merealisasikannya diperlukan waktu kurang
lebih 22 tahun. Nabi melakukannya mulai dengan pembenahan akidah masyarakat
Arab, selama 13 tahun , lalu Nabi mengajak untuk menerapkan syariah setelah
akidahnya mantap. Dengan kedua sarana inilah (akidah dan syariah ), nabi dapat
merealisasikan akhlak mulia dikalangan umat islm (Marzuki,2009:13).
1
Untuk merealisasikan akhlak mulia dalam kehidupan, perlu adanya suatu
pembinaan yang secara terus menerus dilakukan. Tidak hanya dalam ruang
lingkup keluarga saja namun sekolah pun ikut terlibat didalamnya. pada anak usia
dini inilah sangat tept dilakukan pembinaan dan penanaman akhlak mulia sebagai
bekal yang akan mereka bawa untuk membangun suatu bangsa yang berakhlak
mulia.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana kondisi objektif RA Ummul Hasanah ?
2. Bagaimana metode penanaman akhlak di RA Ummul Hasanah ?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam penanaman akhlak di RA
Ummul Hasanah ?
C. Maksud dan tujuan
1. Untuk mengetahui kondisi objektif RA Ummul Hasanah.
2. Untuk memahami metode penanaman akhlak di RA Ummul Hasanah.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam penanaman
akhlak di RA Ummul Hasanah.
.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kondisi Objektif RA Ummul Hasanah
Raudhatul Athfaal adalah sebuah lembaga sekolah formal yang berada di
bawah Sekolah Dasar, atau disebut juga lembaga formal pra sekolah dasar. Pada
lembaga pendidikan RA ini anak dibina dan dididik untuk menumbuhkan dasar-
dasar pendidikan pada tahap pengenalan alam kepribadian anak dan terbentuknya
pengenalan dalam kepribadian anak dan terbentuknya nilai pendidikan yang baik,
serta mulai terbina sikap positif terhadap agama. Anak pada usia RA menyerap
nilai-nilai materi pelajaran melalui pengalaman yang dilalui, baik melalui
penglihatan, pendengaran, perlakuan yang diterimanya maupun latihan yang
diberikan kepada anak.
Sedangkan Raudhatul Athfaal Ummul Hasanah adalah lembaga
pendidikan Raudhatul Athfaal yang terletak di komplek Masjid Ummul Hasanah
yang berada di Desa Rahayu Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung.
RA Ummul Hasanah ini menggunakan metode pendekatan bermain dan
pembiasaan islami. Pendekatan bermain dan pembiasaan Islami yang dimaksud
disini adalah menanamkan dan memasukkan nilai-nilai ajaran islam kedalam
sebuah permainan, sehingga anak akan terbiasa melakukan ajaran islam dengan
sendirinya, seperti membaca do’a sehari-hari dalam setiap melakukan sesuatu, lari
syahadat, tepuk Islam, tepuk Anak Sholeh, dan sebagainya. Adapun yang
dijadikan obyek penelitian adalah anak usia pra sekolah pada tahun ajaran
2015/2016.
3
Adapun tujuan dari observasi ini adalah suatu penelitian yang ingin
mengetahui proses dari penanaman nilai-nilai ajaran Islam, pendidikan karakter
yang meliputi keimanan, ibadah dan akhlak yang dilakukan dengan sadar,
terencana dan bertanggung jawab dalam rangka membimbing dan melatih anak-
anak usia 5-6 tahun pada kehidupan beragama dengan pendekatan bermain dan
pembiasaan Islami yang dilakukan oleh RA Ummul Hasanah Desa Rahayu
Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung tahun ajaran 2015/2016.
B. METODE PENANAMAN AKHLAK
Untuk mewujudkan akhlak mulia tersebut dibutuhkan metode pembinaan
akhlak yang sejalan dengan semua keperluan atau kebutuhan manusia berdasarkan
al-Qurán dan al Sunnah berupa metode-metode terbaik yang telah membina
diri,mempertinggi semangat dan membuka hatimanusi pada petunjuk Ilāhi dan
pada peradaban Islam. Metode tersebut diantaranya. Memberi pelajaran atau
nasihat, membiasaakan akhlak yang baik, memilih teman yang baik, memberi
pahala dan sanksi, serta memberi keteladanan yang baik (Sa’aduddin, 2006: 61).
Terdapat sejumlah ciri yang menunjukkan akhlak mulia menurut Dr Iman Abdul
Mukmin Sa’addudin dalam bukunya Meneladani Akhlak Nabi (2006). Ciri itu
beriringan dengan semangat Islam dan semangat bimbingannya. Ciri tersebut
adalah bersifat universal, selalu relevan, bertanggung jawab secara kolektif, dan
setiap perbuatan ada ganjarannya.
Akhlak mulia dan terpuji ditandai dengan sejumlah ciri dari segi prinsip,
sumber, tujuan, isi, dan kaidahnya. Islam memang menciptakan kaidah tersendiri
dalam membina umatnya berdasarkan asas yang dapat memelihara eksistensi
mereka dan dapat mencapai keseimbangan antarsemua unsure kekuatan. Yaitu
dengan tidak memusnahkan salah satu unsure kekuatan mereka, tetapi bagaimana
agar masing-masing unsure itu dapat bekerja secara harmonis tanpa ada yang
dirugikan (Sa’aduddin, 2006: 99).
Terdapat sejumlah ciri yang menunjukkan akhlak mulia menurut Dr Iman
Abdul Mukmin Sa’addudin dalam bukunya Meneladani Akhlak Nabi (2006). Ciri
itu beriringan dengan semangat Islam dan semangat bimbingannya. Ciri tersebut 4
yaitu bersifat universal, selalu relevan, rasional, bertanggung jawab secara
kolektif, dan setiap perbuatan ada ganjarannya. Akhlak dalam penelitian ini
dispesifikasikan menjadi tiga yaitu akhlak kepada Allah, akhlak kepada diri
sendiri, dan akhlak kepada orang lain.
Proses edukatif dapat berlangsung secara efektif dan efisien dalam
mencapai tujuan disamping dibutuhkan materi yang tepat, juga dibutuhkan
metode yang tepat pula. Dalam melaksanakan pendidikan agama ,dalam hal ini
penanaman nilai-nilai moral dan akhlak pada anak, metode merupakan faktor
yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena metode sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan proses penanaman nilai, disamping itu metode juga
merupakan jalan bagi pembimbing untuk menyampaikan materi yang ada.
Menurut Nasikh Ulwan, ada beberapa metode yang dapat digunakan
dalam penanaman nilai-nilai keagamaan pada anak yaitu:
a) Metode Keteladanan
b) Metode Adat Kebiasaan
c) Metode Nasihat
d) Metode Pengawasan
e) Metode Hukuman
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh metode-metode di atas maka
penulis akan menjelaskan, sebagai berikut:
a) Metode Keteladanan
Menurut Nasikh Ulwan, keteladanan adalah metode yang influentif dan
metode yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan
membentuk anak dalam moral, spiritual dan sosial. Hal ini disebabkan karena
keteladanan merupakan contoh konkrit yang terbaik dalam pandangan anak yang
akan ditiru dalam tindak tanduknya dan tata santunnya disadari atau tidak bahkan
akan tercetak dalam jiwa dan perasaannya suatu gambar pendidikan tersebut baik
ucapan maupun perbuatan, materi maupun spiritualnya, diketahui maupun tidak
diketahui.
5
Sedangkan menurut K.H. Abdurrahman Wahid, keteladanan merupakan
katakunci dari kerja mengembangkan keagamaan dalam dirianak. Keimanan anak
merupakan sesuatu yang tumbuh nyata, walaupun dalam bentuk dan cakupan yang
sederhana dari apa yang diajarkan.
b) Metode Adat Kebiasaan
Metode ini merupakan metode yang digunakan pendidik dalam
menanamkan nilai-nilai keagamaan pada anak untuk melakukan pembiasaan
Islami dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Ihya Ulumuddin, al-Ghazali
berpendapat bahwa, pembiasaan anak dengan sifat baik atau buruk serta kaitannya
dengan fitrah (kesucian) sebagai berikut: “Bayi itu merupakan amanat disisi kedua
orang tuanya, hati dan jiwanya suci,jika ia dibiasakan dengan kejahatan atau
dibiarkan seperti hewan liar, maka ia akan celaka. Memeliharanya ialah dengan
jalan mendidiknya dan mengajarkannya adanya akhlak yang baik. Dalam hal ini ,
Ibnu Sina juga berpesan: “Carikanlah tempat belajar anak yang berperilaku cakap
dan sopan,serta mempunyai kesamaan akan lebih mudah meniru dan mengambil
contoh.
Berdasarkan hal di atas, maka hendaknya setiap pendidik menyadari
bahwa dalam pembinaan pribadi anak sangat diperlukan pembiasaan dan latihan
yang cocok dengan perkembangan jiwanya. Karena dengan demikian akan
membentuk sikap tertentu pada anak yang lambat laun sikap itu akan nampak
jelas dan kuat menjadi sebagian dari kepribadiannya.
c) Metode Nasihat
Metode nasihat merupakan metode yang efektif dalam menanamkan nilai-
nilai keagamaan pada anak tentang konsep Tuhan, membimbingnya untuk
melakukan ibadah kepada Allah SWT. Dalam al-Qur’an banyak ditemukan ayat-
ayat yang menggunakan metode ini untuk menenemkan nilai-nilai agama seperti
pada surat Luqman ayat 13 di bawah ini:
عظيم لظلم رك الش إن بالله التشرك يابني يعظه وهو البنه لقمان وإذقالArtinya: “Dan ingatlah ketika Luqman berkata pada anaknya diwaktu ia
memberi pelajaran kepadanya. “hai anakku, janganlah kamu
6
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar.
Dengan demikian pendidik hendaklah lebih memahami hakekat dan
metode al-Qur’an dalam upaya memberi nasehat, petunjuk dalam menanamkan
nilai-nilai agama pada anak-anak sehingga mereka menjadi anak-anak yang baik,
berakidah, berakhlak, berpikir dan berwawasan matang.
d) Metode Pengawasan
Pengawasan anak dilakukan dengan cara memperhatikan terus menerus
perkembangan mereka mengenai aspek-aspek pengetahuan dan sikap (tindak
tanduk dan perbuatan). Menurut Nasikh Ulwan maksud pendidikan yang disertai
pengawasan yaitu mendampingi anak dalam upaya membentuk akidah, moral dan
mengawasinya secara psikis dan sosialnya serta menanyakan secara terus menerus
tentang keadaannya baik dalam hal jasmani maupun dalam hal belajarnya.
Faktor lingkungan atau situasi lingkungan akan mempengaruhi proses
hasil pendidikan. Beberapa ahli pendidikan membagi mileu (lingkungan) menjadi
3 bagian, yaitu:
a). Lingkungan keluarga
b). Lingkungan sekolah
c). Lingkungan masyarakat.
Situasi lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, lingkungan teknis dan
lingkungan sosiokultural. Oleh karena itu dalam proses menanamkan nilai-nilai
keagamaan pada anak dibutuhkan lingkungan fisik yang sehat, dinamis dan
suasana ceria sehingga anak selalu mempunyai semangat yang tinggi dalam
belajar.
7
C. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
Faktor pendukung pelaksanaan peran guru dalam membimbing moral anak
di RA Ummul Hasanah antara lain: Latar belakang guru yang sesuai dengan
pendidikan, kesadaran akan tanggung jawab kepada Allah SWT, kecintaan
terhadap anak-anak, mengadakan pertemuan guru, Sarana prasarana yang
mencukupi, mengadakan out bond, buku-buku perpustakaan yang lengkap, dan
dukungan dari kepala sekolah berupa program-program unggulan yang dibuat dan
dilaksanakan di RA Ummul Hasanah.
Sedangkan yang menjadi hambatannya yaitu: penguasaan kelas,
keterbatasan variasi suara guru yang menyebabkan kejenuhan bagi anak-anak, dan
kurang disiplin guru dalam memantau perkembangan anak didik melalui buku
catatan (anekdot). Hambatan berasal dari orang tua anak, pola asuh orang tua yang
berbeda-beda, seperti: orang tua terlalu sibuk, orang tua yang terlalu memanjakan
anak, orang tua yang tidak mematuhi tata tertib, dan orang tua yang tidak
memahami perkembangan anaknya di sekolah. hambatan berasal dari anak didik
sendiri, anak didik yang terbiasa dimanjakan orang tua akan merasa kasih
sayangnya terbagi dengan teman-teman yang lain, anak didik yang mempunyai
watak keras, malas mengerjakan tugas, sehingga selalu mencari perhatian dengan
berbagai macam cara termasuk mengancam membolos sekolah.
8
BAB III
PENUTUP
A. SimpulanSetelah melakukan penelitian dan analisis dari peranan guru dalam
membimbing moral anak di RA Ummul Hasanah. Penulis penyimpulkan dari
rumusan masalah penelitian, sebagai berikut:
1. Peranan guru yang terdapat di RA Ummul Hasanah adalah: Peran guru
sebagai ahli instruksional, Peran guru sebagai motivator, Peran guru
sebagai model dan peran guru sebagai pengarah.
2. Faktor pendukung pelaksanaan peran guru dalam membimbing moral anak
di RA Ummul Hasanah antara lain: Latar belakang guru yang sesuai
dengan pendidikan, kesadaran akan tanggung jawab kepada Allah SWT,
kecintaan terhadap anak-anak, mengadakan pertemuan guru, Sarana
prasarana yang mencukupi, mengadakan outbond, buku-buku
perpustakaan yang lengkap, dan dukungan dari kepala sekolah berupa
program-program unggulan yang dibuat dan dilaksanakan di RA Ummul
Hasanah.
3. Sedangkan yang menjadi hambatannya yaitu: penguasaan kelas,
keterbatasan variasi suara guru yang menyebabkan kejenuhan bagi anak-
anak, dan kurang disiplin guru dalam memantau perkembangan anak didik
melalui buku catatan (anekdot). Hambatan berasal dari orang tua anak,
pola asuh orang tua yang berbeda-beda, seperti: orang tua terlalu sibuk,
orang tua yang terlalu memanjakan anak, orang tua yang tidak mematuhi
tata tertib, dan orang tua yang tidak memahami perkembangan anaknya di
sekolah. hambatan berasal dari anak didik sendiri, anak didik yang
terbiasa dimanjakan orang tua akan merasa kasih sayangnya terbagi
dengan teman-teman yang lain, anak didik yang mempunyai watak keras,
malas mengerjakan tugas, sehingga selalu mencari perhatian dengan
berbagai macam cara termasuk mengancam membolos sekolah.
10
B. Saran-SaranSetelah melihat peranan guru dalam membimbing moral anak di RA
Ummul Hasanah, hal-hal yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan peranan
guru dalam membimbing moral anak usia dini adalah:
1. Pendidik hendaknya lebih dapat mengkondisikan kelas senyaman mungkin
sehingga tidak ada anak yang lepas dari perhatian guru.
2. Sebaiknya ketika di dalam kelas perhatian guru tidak tertuju kepada satu
kelompok saja melainkan kepada seluruh kelas.
3. Intonasi suara guru yang variatif dan lebih lantang, supaya perhatian anak
tidak terpecah dan anak lebih tertarik mendengarkan guru karena dianggap
lebih menarik.
4. Hendaknya guru selalu mencatat perkembangan anak kedalam buku
anekdot agar tidak salah dalam mengambil tindakan.
5. Ada perwakilan dari sekolah yang mengkomunikasikan kepada orang tua
tentang perkembangan anaknya dan mengambil tindakan yang tegas
kepada orang tua yang tidak mematuhi tata tertib sekolah. Misalnya
melaksanakan pertemuan wali murid secara rutin sesuai waktu yang telah
dijadwal. Adapun yang perlu disampaikan adalah: orang tua disarankan
untuk tidak terlalu memanjakananaknya, orang tua diminta lebih
memberikan perhatian kepada anak.
6. Memberikan tindakan yang tegas dan tepat seperti memberikan hukuman
kepada anak yang tidak mengerjakan tugas, serta tidak selalu menuruti
permintaan anak yang melebihi batas.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali, I. (1995).Teosofia al-Qur'an. Surabaya: Risalah Gusti.
Arikunto, S. (2005).Manajemen Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta.
Marzuki. (2009).Prinsip Dasar Akhlak Mulia.Yogyakarta: Debut Wahana Press.
Moleong, L. (2010).Metodologi Penelitian Kualitataif.Bandung: PT.Remaja RosdaKarya.
Sa'aduddin, I. A. (2006).Meneladani Akhlak Nabi.Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sinaga, Z. A. (2004).Pengantar Studi Akhlak.Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Soehartono, D. I. (2008).Metode Penelitian Sosial.Bandung: Remaja Rosda Karya.
11