Makalah Han

12
Hukum Administrasi Negara | 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perencaan merupakan sesuatu yang sering didengar oleh telinga kita. Hal ini memiliki pengertian bahwa kegiatan merencanakan dapat ditemukan dalam semua aspek kehidupa sehari-hari, baik di masyarakat maupun instansi-instansi. Seseorang atau pihak yang tidak merencanakan segala sesuatu yang akan diperbuatnya dianggap tidak sistematis sebab dengan adanya perencanaan seseorang atau pihak yang berkaitan telah menyusun dan menetapkan sejumlah langkah ke depan dalam pikirannya, yang harus menuju pada pencapaian suatu hasil tertentu. Setiap negara memiliki suatu perencanaan baik sebagai upaya mencapai tujuan yang ditetapkan dalam konstitusinya, baik negara negara maju maupun yang sedang berkembang. Meskipun demikian, setiap negara memiliki perencanaan yang berbeda dalam penyelenggaraannya yang dipengaruhi oleh sistem politik, latar belakang budaya atau tingkat penguasaan teknologinya. Tidak semua perencanaan administrasi Negara mengalami perjalanan yang bebas hambatan,terkadang ada pula yang mengalami kegagalan perencanaan yang biasanya terjadi bukan karena perencanaan itu sendiri, melainkan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor personal atau faktor alam. Dalam konteks Indonesia, negara memiliki tugas menjamin keberlangsungan kehidupan rakyatnya. Selain itu dalam alinea keempat pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan u ntuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Selain itu, sebagai penjabaran tujuan ini pada pasal 33 ayat (2) diatur bahwa Cabangcabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak. 1 Berdasarkan ketentuan yang digariskan oleh UUD 1945 di atas, negara wajib melakukan suatu perencanaan yang baik untuk mencapai tujuan tersebut. 1 Undang-Undang Dasar 1945

description

administrasi

Transcript of Makalah Han

Page 1: Makalah Han

H u k u m A d m i n i s t r a s i N e g a r a | 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perencaan merupakan sesuatu yang sering didengar oleh telinga kita. Hal

ini memiliki pengertian bahwa kegiatan merencanakan dapat ditemukan dalam

semua aspek kehidupa sehari-hari, baik di masyarakat maupun instansi-instansi.

Seseorang atau pihak yang tidak merencanakan segala sesuatu yang akan

diperbuatnya dianggap tidak sistematis sebab dengan adanya perencanaan

seseorang atau pihak yang berkaitan telah menyusun dan menetapkan sejumlah

langkah ke depan dalam pikirannya, yang harus menuju pada pencapaian suatu

hasil tertentu.

Setiap negara memiliki suatu perencanaan baik sebagai upaya mencapai

tujuan yang ditetapkan dalam konstitusinya, baik negara negara maju maupun

yang sedang berkembang. Meskipun demikian, setiap negara memiliki

perencanaan yang berbeda dalam penyelenggaraannya yang dipengaruhi oleh

sistem politik, latar belakang budaya atau tingkat penguasaan teknologinya.

Tidak semua perencanaan administrasi Negara mengalami perjalanan yang

bebas hambatan,terkadang ada pula yang mengalami kegagalan perencanaan

yang biasanya terjadi bukan karena perencanaan itu sendiri, melainkan dapat

disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor personal atau faktor alam.

Dalam konteks Indonesia, negara memiliki tugas menjamin

keberlangsungan kehidupan rakyatnya. Selain itu dalam alinea keempat

pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan u

ntuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan

ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial. Selain itu, sebagai penjabaran tujuan

ini pada pasal 33 ayat (2) diatur bahwa Cabangcabang produksi yang penting

bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak.1 Berdasarkan

ketentuan yang digariskan oleh UUD 1945 di atas, negara wajib melakukan

suatu perencanaan yang baik untuk mencapai tujuan tersebut.

1 Undang-Undang Dasar 1945

Page 2: Makalah Han

H u k u m A d m i n i s t r a s i N e g a r a | 2

Negara memberikan kewenangan mewujudkan tujuan-tujuan yang ada

dalam UUD 1945 kepada lembaga eksekutif (Presiden dan jajaran kabinetnya

termasuk juga pimpinan daerah). Berdasarkan kewenangan ini pemerintah pusat

maupun daerah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan

masyarakat umum. Seperti kebijakan tentang pangan, pertanian, ekonomi,

tranportasi, papan hunian, dan sektor-sektor lain. Namun, dalam kurun waktu

belakangan ini kebijakan pemerintah dirasa kurang menyentuh tujuan yang

digariskan dalam UUD 1945 dan sering kali rakyat yang dirugikan.

Sebagai contoh ringan adalah proyek pembangunan jalan raya dimana

dalam jangka waktu singkat aspal jalan telah mengalami kerusakan atau

pembangunan gorong-gorong untuk menangulangi bencana banjir, akan tetapi

setelah beberapa minggu gorong-gorong tersebut telah rusak. Kasus terakhir

adalah bencana alam di Wasior yang menelan banyak menimbulkan korban jiwa

dan harta. Beberapa kasus di atas menimbulkan pertanyaan bagi penulis, apakah

kasus-kasus tersebut merupakan cerminan dari lemahnya perencanaan dalam

mengambil kebijakan publik?Bagaimana pemerintah melakukan prosedur

perencanaan tersebut?Apakah perencanaan tersebut telah sesuai dengan hukum

yang berlaku dan pro terhadap kepentingan rakyat? Untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan di atas penulis mencoba melakukan analis terhadap

Proses Perencanaan Kebijakan Publik Perspektif Hukum Administrasi Negara.

B. Rumusan Masalah

1. Apa maksud dari perencanaan hukum administrasi Negara?

2. Bagaimanakah perencanaan hukum administrasi negara?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui maksud dari perencanaan hukum administrasi Negara;

2. Untuk mengetahui bagaimanakah hukum administrasi Negara.

Page 3: Makalah Han

H u k u m A d m i n i s t r a s i N e g a r a | 3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Perencanaan memiliki beberapa definisi. Menurut Prof. Bukhari Zainun,

perencanaan adalah persiapan bagi setiap perbuatan dan juga merupakan proses

peletakan dasar bagi setiap perbuatan yang akan dilaksanakan. Jadi pelaksanaan

pada dasarnya terdapat pada setiap perbuatan manusia yang sadar, secara ilmiah

bergerak terus menerus.2

Selanjutnya, menurut Drs. Sarwoto, perencanaan adalah suatu gejala

yang umum dan mutlak diperlukan, terutama bagi usaha-uasaha yang

mempunyai lapangan yang luas. Selain dari itu urgensinya esensiil, serta

merupakan fungsi utamayang harus dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan.

Jadi perencanaan merupakan persiapan yang teratur dari setiap usaha untuk

mewujudkan tujuan, kebijakan, prosedur, program dan progres.3 Sedangkan

Pasal 1 nomor 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional menyatakan Perencanaan adalah suatu

proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan

pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.4

Menurut Mochtar Kusumaatmadja hukum dipandang sebagai alat

rekayasa sosial. Pandangan ini kemudian dijadikan titik temu antara perencanaan

dengan hukum. Sebab keduanya bersifat menetapkan suatu kerangka sebagai

dasar atau pegangan suatu tindakan dimasa yang akan datang.5 Sebagai sarana

rekayasa, hukum dan perencanaan berperan merencanakan suatu keadaan sosial

tertentu yang akan diupayakan pencapaiannya dalam jangka waktu tertentu

pula.6

2 Inu Kencana Syafi’i dkk. Ilmu Administrasi Publik. (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), Hlm. 773 Ibid, Hlm. 774 Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional LN Tahun 2004 Nomor 1045 SF. Marbun dkk., Dimensi-Dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara, (Yogyakarta:UII Press,2001), hlm.2996 Ibid., 230

Page 4: Makalah Han

H u k u m A d m i n i s t r a s i N e g a r a | 4

Perencanaan dalam suatu organisasi – termasuk organisasi pemerintah –

menjadi sesuatu yang penting. Sebab pada fase ini sebuah organisasi

menentukan tujuan dan cara-cara atau strategi-strategi untuk mewujudkan

tujuan-tujuan tersebut secara maksimal. Di dalam proses perencanaan juga

ditentukan tentang dasar hukum yang menjadi rujukan serta adanya prediksi

dampak pelaksanaan perencanaan dan cara penanggulangannya.

Menurut Klaus Obermayer perencanaan dalam Hukum Administrasi

Negara adalah suatu tindakan-tindakan yang memperjuangkan dapat

terselenggaranya suatu keadaan teratur secara tertentu. Perencanaan administrasi

negara merupakan perbuatan penetapan melalui proses pengambilan keputusan

mengenai kegiatan publik atau negara dan akan dilaksanakan untuk jangka

waktu tertentu di masa depan secara terarah sesuai tujuan yang ditetapkan

bersama. Karena perencanaan publik tersebut bersifat kegiatan masyarakat

umum secara keseluruhan, dipimpin oleh pemerintah dalam arti luas sebagai

administrator publik.7 Menurut Hayek, setiap perencanaan harus didahului atau

didasarkan pada aturan-aturan hukum yang berlaku.8

B. Perencanaan Hukum Administrasi Negara

Perencanaan pembangunan dalam administrasi negara pada umumnya

harus memiliki, mengetahui, dan memperhitungkan beberapa unsur pokok,

yaitu:

1. Tujuan akhir yang dikehendaki;

2. Sasaran-sasaran dan priorotas untuk mewujudkannya (yang mencerminkan

pemilihan dari berbagai alternatif);

3. Jangka waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut;

4. Masalah-maslah yang dihadapi;

5. Modal atau sumber daya yang akan digunakan, serta pengalokasiannya;

6. Kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk melaksanakannya;

7. Program-program kerja yang akan dilaksanakan;

7 Inu Kencana Syafi’i dkk Op Cit, hlm. 788 SF. Marbun dkk., Op.Cit. hlm.232

Page 5: Makalah Han

H u k u m A d m i n i s t r a s i N e g a r a | 5

8. Orang, organisasi, atau badan pelaksananya;

9. Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya.9

C. Macam-macam Sistem Perencanaan Administrasi Negara

Jenis sistem perencanaan dapat dilihat dari berbagai pendekatan:

1. Perencanaan menurut jangkauan jangka waktu;

perencanaan menurut jangkauan waktu biasanya dikenal sebagai perencanaan

jangka panjang, jangka menengah dan atau jangka pendek. Ada pula negara

yang membaginya dengan jangka panjang dan jangka pendek saja.

Di Indonesia sendiri perencanaan menurutjangka waktu dikelompokkan dalam:

(1). Rencana jangka panjang dengan jangka waktu 25 tahun;

(2). Rencana jangka menengah atau sedang dengan waktu 5 tahun; dan

(3). Rencana jangka pendek yaitu rencana tahunan.10

2. Perencanaan menurut dimensi pendakatan dan koordinasi;

Pengelompokan perencanaan berdasarkan dimensi pendakatan dan koordinasi

meliputi:

(1). Perencanaan makro; ialah perencanaan pembangunan nasional dalam skala

makro atau menyeluruh. Dalam perencanaan makro ini ditelaah berapa pesat

pertumbuhan ekonomi dapat dan akan direncanakan, berapa besar tabungan

masyarakat dan pemerintah akan tumbuh, bagaimana proyeksinya dan hal-hal

lainnya secara makro dan menyeluruh.

(2), perencanaan sektoral; sektor adalah kelompok program yang bisa dihimpun

sebagai suatu keluarga, yang merupakan wadah dari kegiatan-kegiatan yang

menunjang pencapaian suatu kelompok tujuan atau sasaran tertentu.

Perencanaan sektor adalah kegiatan atau kelompok kegiatan. Misalnya kegiatan-

kegiatan di bidang pendidikan dan pelatihan dihimpun dalam program

pendidikan dan pelatihan, yang merupakan nsur dari sektor aparatur negara dan

pengawasan.

9 Ginanjar Kartasasmita, Administrasi Pembangunan; Perkambangan Pemikiran Dan Praktiknya Di Indonesia, (Jakarta: Pustaka LP3ES, 1997), Hlm. 4910 Ibid. Hlm. 109

Page 6: Makalah Han

H u k u m A d m i n i s t r a s i N e g a r a | 6

(3). Prencanaan regional; merupaka perencanaan yang menitik beratkan pada

lokasi atau aspek dimana kegiatan dilakukan.

(4). Perencanaan mikro; merupakan perencanaan skala rinci dalam perencanaan

tahunan, yang merupakan penjabaran rencana-rencana baik makro, sektoral,

maupun regional ke dalam proyek-proyek dan kegiatan-kegiatan dengan

berbagai dokimen perencanaan dan penganggarannya.11

3. Perencanaan menurut proses atau hierarki penyusunan.

Dilihat dari proses atau hierarki penyusunan, perencanaan dibagi menjadi dua:

(1). Perencanaan dari bawah ke atas (bottom-up planning); model ini dianggap

sebagai pendekatan perencanaan yang seharusnya diikuti karena dipandang lebih

didasarkan pada kebutuhan nyata. Pandangan ini timbul karena perencanaan dari

bawah keatas ini dimulai prosesnya dengan mengenali kebutuhan ditigkat

masyarakat yang secara langsung terkait dengan pelaksanaan dan mendapat

dampak dari kegiatan pembangunan yang direncanakan.

(2). Perencanaa dari atas ke bawah; merupakan pendekatan perencanaan yang

menerapkan cara penjabaran rincana induk ke dalam rencana inci. Pada tahap

awal pembangunan, terutama di indonesia, pendekatan perencanaan ini lebih

dominan, terutama karena masih serba terbatasnya sumber daya pembangunan

yang tersedia.12

D. Sumber Hukum Perencaan Hukum Administrasi Negara di Indonesia

Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam definisi, bahwa suatu

perencanaan yang dilakuakan oleh pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan

publik dalam konteks Hukum Administrasi Negara harus didasarkan terlebih

dahulu pada aturan Perundang-Undangan yang berlaku sebagaimana yang diatur

dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan, yang berbunyi

Pasal 7

(1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai

berikut :

11 Ibid. Hlm. 11212 Ibid. Hlm. 115

Page 7: Makalah Han

H u k u m A d m i n i s t r a s i N e g a r a | 7

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

c. Peraturan Pemerintah;

d. Peraturan Presiden;

e. Peraturan Daerah.

Perencanaan juga didasarkan pada kebijakan-kebijakan pemerintah

tedahulu yang masih relevan dengan persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa

Indonesia.

E. Prinsip Perencanaan

Dalam mengambil suatu kebijakan untuk melaksanakan tugas dan

wewenangnya, pemerintah wajib memperhatikan prinsip dasar dari perencaan.

Tujuan-tujuan tersebut antara lain:

1. Melindungi anggota masyarakat dari campur tangan tidak sah atau

penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh aparatur negara secara hukum.

Sehingga jika terjadi penyelewengan atas dasar perencanaan yang telah

ditetapkan maka dapat diajukan di Pengadilan Tata Usaha Negara;

2. Menetapkan batasan-batasan yang mengatur perluasan campur tangan

administasi negara terhadap hak-hak individu anggota masyarakat. Hal ini untuk

menentukan sejauh mana kebijakan dapat dilaksanakan, tanpa mengurangi tau

menghilangkan hak-hak tertentu masyarakat;

3. Perluasan aktivitas administrasi harus diimbangi dengan pengurangan atau

penghapusan kekebalan terhadap hukum yang dimilikinya. Maksudnya jika

adminstratur negara melakukan tindakan yang menyebabkan kerugian bagi

masyarakat atau melawan hukum, ia dapat dikenai sanksi hukum;

4. Prinsip pengawasan yang dilakukan secara heirarkhis ketatanegaraan atau

antar lembaga negara. Hal ini bertujuan agar pelaksanaan program kerja tidak

menyimpang dari perencanaan dan tidak merugikan rakyat.

F. Perencanaan Tingkat Pusat

Pelaksanaan perencaaan pembangunan nasional di Indonesia saat ini

didasarkan pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014.

Page 8: Makalah Han

H u k u m A d m i n i s t r a s i N e g a r a | 8

Peraturan Presiden ini muncul sebagai pelaksana dari Undang-Undang Nomor

25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Dalam Undang-Undang ini, perencanaan nasional dibagi benjadi dua

perencanaan jangka pangjang dengan jangka waktu 20 tahun dan perencanaan

jangka menengah dengan jangka waktu lima tahun. Adapun tahapan

perencanaan pembangunan nasional dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun

2004, sebagai berikut:

Pasal 8

Tahapan Perencanaan Pembangunan Nasional meliputi:

a. penyusunan rencana;

b. penetapan rencana;

c. pengendalian pelaksanaan rencana; dan

d. evaluasi pelaksanaan rencana.

Pasal 9

(1) Penyusunan RPJP dilakukan melalui urutan:

a. penyiapan rancangan awal rencana pembangunan;

b. musyawarah perencanaan pembangunan; dan

c. penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.

(2) Penyusunan RPJM Nasional/Daerah dan RKP/RKPD dilakukan melalui

urutan kegiatan:

a. penyiapan rancangan awal rencana pembangunan;

b. penyiapan rancangan rencana kerja;

c. musyawarah perencanaan pembangunan; dan

d. penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.

Berdasarkan Undang-Undang di atas Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 menjelaskan bahwa RPJMN merupakan

dokumen perencanaan pembangunan nasional dengan jangka waktu lima tahun

berfungsi sebagai pedoman bagi kementrikan/lembaga dalam menyusun rencana

strategisnya, bahan penyususun dan perbaikan RPJM daerah dalam upaya

menjapai RPJM nasional dengan memperhatikan tugas pemerintah daerah,

sebagai pedoman pemerintah dalam menyusun rencana kerja Pemerintah.13

13 Badan pembangunan nasional, BUKU RPJMN 2010-2014, dapat dilihat di http://www.bappenas.go.id/node/0/2518/buku-rpjmn-2010-2014/ diakses tanggal 01 Desember 2011

Page 9: Makalah Han

H u k u m A d m i n i s t r a s i N e g a r a | 9

G. Perencanaan Pembangunan Daerah

Pasal 150

(1) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah disusun perencanaan

pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan

pembangunan nasional.

(2) Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disusun oleh pemerintahan daerah provinsi, kabupaten/kota sesuai dengan

kewenangannya yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah.

(3) Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

disusun secara berjangka meliputi:

(4) a. Rencana pembangunan jangka panjang daerah disingkat dengan RPJP

daerah untuk jangka waktu 20 (dua puluh tahun yang memuat visi, misi, dan

arah pembangunan daerah yang mengacu kepada RPJP nasional;

b. Rencana pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya disebut

RPJM daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun merupakan penjabaran dari

visi, misi, dan program kepala daerah yang penyusunannya berpedoman kepada

RPJP daerah dengan memperhatikan RPJM nasional;

c. RPJM daerah sebagaimana dimaksud pada huruf b memuat arah kebijakan

keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program

satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja perangkat daerah, dan

program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi

dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif;

d. Rencana kerja pembangunan daerah, selanjutnya disebut RKPD, merupakan

penjabaran dari RPJM daerah untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, yang memuat

rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana

kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah

daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat, dengan

mengacu kepada rencana kerja Pemerintah;

e. RPJP daerah dan RJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a dan b

ditetapkan dengan Perda berpedoman pada Peraturan Pemerintah.

Pasal 151

(1) Satuan kerja perangkat daerah menyusun rencana strategis yang

selanjutnya disebut Renstra-SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi,

Page 10: Makalah Han

H u k u m A d m i n i s t r a s i N e g a r a | 10

kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan

fungsinya, berpedoman pada RPJM Daerah dan bersifat indikatif.

(2) Renstra-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirumuskan dalam

bentuk rencana kerja satuan kerja perangkat daerah yang memuat kebijakan,

program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh

pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi

masyarakat.

Pasal 152

(1) Perencanaan pembangunan daerah didasarkan pada data dan informasi

yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

(2) Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:

a. penyelenggaraan pemerintahan daerah;

b. organisasi dan tata laksana pemerintahan daerah;

c. kepala daerah, DPRD, perangkat daerah, dan PNS daerah;

d. keuangan daerah;

e. potensi sumber daya daerah;

f. produk hukum daerah;

g. kependudukan;

h. informasi dasar kewilayahan; dan

i. informasi lain terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

(3) Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, untuk tercapainya

daya guna dan hasil guna, pemanfaatan data dan informasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dikelola dalam sistem informasi daerah yang

terintegrasi secara nasional.

Pasal 153

Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 152

disusun untuk menjamin " keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.

Pasal 154

Tahapan, tata -cara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan

rencana pembangunan daerah diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah

yang berpedoman pada perundang-undangan.

Page 11: Makalah Han

H u k u m A d m i n i s t r a s i N e g a r a | 11

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perencanaan dalam konteks Hukum Administrasi Publik adalah

serangkaian kegiatan meliputi identifikasi permasalahan, penentuan landasan

hukum, penyusunan rancangan-rancangan program, dan jangka waktu

pelaksanaan yang dilakukan secara sistematis sebagai proses awal dalam

pengambilan keputusan mengenai kegiatan publik atau negara.

Perencanaan pembanguna di Indonesia diatur dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Daerah yang dilakukan dalam

jangka waktu lima tahun dengan cara sistemik yang didasarkan pada Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun

2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-

2014, atau Peraturan-peraturan Daerah.

B. Saran

Keterbatasan penulis mengakses referensi menjadikan karya tulis ini

memiliki banyak kekurangan. Sehingga diperlukan kajian mendala sebagai

pengembangan oleh peneliti atau penulis yang lain.

Page 12: Makalah Han

H u k u m A d m i n i s t r a s i N e g a r a | 12

Daftar Pustaka

Kansil, C.S.T dan Christine S. T. Kansil.2005.Modul Hukum Administrasi

Negara.Jakarta:Pradnya Paramita

Kartasasmita, Ginanjar..1997.Administrasi Pembangunan; Perkambangan Pemikiran

Dan Praktiknya Di Indonesia.Jakarta: Pustaka LP3ES

Marbun, SF. dkk., 2001.Dimensi-Dimensi Pemikiran Hukum Administrasi

Negara,.Yogyakarta:UII Press

Syafi’i, Inu Kencana dkk. 1999.Ilmu Administrasi Publik.Jakarta: Rineka Cipta

Undang-Undang Dasar 1945

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

Undangan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014