Makalah Gempa Final

22
Geologi Rekayasa BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sampai saat ini bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat mendukung kelangsungan hidup seluruh makhluk, diantara planet-planet anggota tata-surya lainnya. Oleh karenanya pengetahuan mengenai bumi dianggap sangat vital guna kelangsungan hidup penghuninya termasuk manusia. Di jagat raya ini masih banyak pengetahuan yang belum kita kuasai, termasuk pengetahuan mengenai gempa bumi dan cara memprediksinya. Dari hal ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ruang lingkup ilmu kita masih sangat kecil bila dibandingkan dengan luasnya jagat raya. Ini juga merupakan bukti bahwa Allah Maha Besar, Maha Mengetahui atas segalanya dan kita tidak sepatutnya sombong dengan pengetahuan kita yang sangat sedikit ini. Dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki, kami ingin sedikit membahas tentang gempa bumi yang akhir-akhir ini “Gempa Bumi” 1

Transcript of Makalah Gempa Final

Geologi Rekayasa

BAB I PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang Sampai saat ini bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat mendukung

kelangsungan hidup seluruh makhluk, diantara planet-planet anggota tata-surya lainnya. Oleh karenanya pengetahuan mengenai bumi dianggap sangat vital guna kelangsungan hidup penghuninya termasuk manusia.

Di jagat raya ini masih banyak pengetahuan yang belum kita kuasai, termasuk pengetahuan mengenai gempa bumi dan cara memprediksinya. Dari hal ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ruang lingkup ilmu kita masih sangat kecil bila dibandingkan dengan luasnya jagat raya. Ini juga merupakan bukti bahwa Allah Maha Besar, Maha Mengetahui atas segalanya dan kita tidak sepatutnya sombong dengan pengetahuan kita yang sangat sedikit ini.

Dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki, kami ingin sedikit membahas tentang gempa bumi yang akhir-akhir ini sering terjadi khususnya di Indonesia. Sebagaimana telah kita ketahui sebelumnya bahwa negeri tercinta ini termasuk daerah rawan bencana gempa bumi yang biasanya disertai juga dengan tsunami. Maka dari itu sudah sepatutnya kita harus mengetahui dan memberi tahu kepada masyarakat apa itu gempa bumi? Bagaimana proses gempa bumi terjadi? Mengapa Indonesia masuk dalam wilayah yang sangat rentan terhadap terjadinya bencana alam gempa bumi? Siapa yang memperkenalkan Skala Richter untuk mengukur kekuatan guncangan akibat gempa bumi?

Untuk itu mari kita sedikit membahasnya dalam makalah ini walaupun dalam keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami miliki.

Gempa Bumi

1

Geologi Rekayasa

1.2. Rumusan Masalah 1) 2) 3) 4) 5) 6) Apa itu gempa bumi ? Apa faktor penyebab gempa bumi ? Apa saja klasifikasi gempa bumi ? Bagaimana sejarah gempa bumi yang telah menghancurkan kehidupan manusia ? Bagaimana dampak yang ditimbulkan gempa bumi terhadap kehidupan manusia ? Apa yang kita akan lakukan apabila gempa bumi terjadi ?

1.3. Tujuan Makalah Makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang gempa bumi yang akhir-akhir ini sering terjadi. Apa itu gempa bumi? Mengapa terjadi gempa bumi? Apa saja efek yang ditumbulkan? Serta hal-hal lain yang berhubungan dengan gempa bumi itu sendiri.

1.4. Manfaat Manfaat yang ingin diperoleh antara lain adalah dengan adanya makalah ini semoga kita mengetahui apa saja penyebab gempa bumi dan bagaimana tips-tips yang dilakukan apabila gempa bumi terjadi, sehingga kita sebagai masyarakat tidak awam lagi terhadap gempa bumi dan tahu apa yang akan dilakukan apabila gempa bumi terjadi. Karena dengan adanya makalah ini juga kita dapat menambah sedikit pengetahuan tentang gempa bumi, karena masyarakat pada umumnya hanya mengetahui bahwa gempa bumi terjadi karena pergeseran lempeng bumi atau aktifitas gunung berapi, tanpa mengetahui prosesnya dan faktor penyebabnya.

Gempa Bumi

2

Geologi Rekayasa

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gempa Bumi Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan. 2.2 Proses Terjadinya Gempa Proses perekahan oleh sesar atau penyesaran boleh dibandingkan dengan pergeseran dua bahan yang tegar di antara satu sama lain. Penyesaran di sepanjang sempadan di antara bahan atau blok boleh melambatkan atau memperlahankan blok tersebut. Tetapi bila berlaku perekahan maka pergerakan tersebut boleh mempengaruhi kawasan di sepanjang sempadan. Ia adalah sama seperti keping-keping litosfera yang bergerak dan berselisih antara satu sama lain secara perlahan melalui pergeseran sepanjang sempadannya. Kesimpulannya, batu di sepanjang sempadan mengalami peregangan (perubahan akibat daripada regangan). Apabila regangan pada batu melampaui daya batu tersebut, maka berlaku perekahan yang membentuk sesar. Sesar adalah rekahan yang panjang pada batuan di mana ia telah teranjak atau berpindah tempat di mana satu bahagian pada rekahan itu telah teralih daripada satu bahagian lagi. Patahan pada batu secara tiba-tiba membentuk gelombang gempa bumi atau gelombang seismik dan dikenali sebagai tahap pertama dalam manilai risiko gempa bumi (seismik) dalam sesuatu kawasan. Jenis-jenis sesar adalah berdasarkan kepada arah pergerakan kepingan. Sesar strike-lip adalah sesar yang teralih secara mendatar, dikenali juga sesar lateral-kanan di mana kepingan bahagian kanan bergerak sepanjang jalur sesar. Jika lateral-kiri, ia bergerak pada bahagian kiri. Sesar yang bergerak secara menegak boleh jadi sesar songsang atau sesar normal bergantung kepada peralihan secara geometri. Pergerakan sesar boleh berasosiasi dengan 'crustal shortening, begitu juga dengan pergerakan sar normal yang berasosiasi dengan 'crustal extension. Terdapat juga sesar tenggelam (buried faults) di mana ia biasanyaGempa Bumi 3

Geologi Rekayasa

berasosiasi dengan batuan terlipat. Peralihan dan perekahan oleh sesar tenggelam tidak tersebar di permukaan walaupun dengan gempa bumi besar. Kebanyakan sesar jarang berlaku hanya pada 1 rekahan sahaja. Dirasainya, terbentuk di zon sesar di mana ia adalah 1 kumpulan sesar yang berhubung kait secara sejajar di antara satu sama lain dalam peta. Biasanya bertindak pada zon sesar berbeza dari segi kelebaran boleh jadi dalam beberapa meter hingga beberapa km. Kebanyakan sesar yang panjang atau zon sesar seperti zon sesar san andreas adalah bersegi, setiap segmen ada sejarah dan gaya pergerakan yang tersendiri. Segmen gempa bumi di definasikan sebagai satu bahagian daripada zon sesar yang mempunyai rkahan dalam satu unit semasa sejarah dan pra-sejarah bagi gempa bumi. Rekahan semasa gempa bumi umumnya biasanya berhenti di sempadan 2 segmen. Walaubagaimapun, gempa bumi yang besar melibatkan beberapa segmen daripada sesar. Panjang rekahan daripada gempa bumi besar boleh di ukur dalam 10km. Segmen gempa bumi adalah lebih penting untuk penilaian bahaya gelombang seismik. Gelombang seismos dan gegaran pada permukaan tanah terjadi apabila adanya pemecahan oleh sesar, batu patah secara tiba-tiba dengan melepaskan tenaga dalam bentuk gelombang seismos. Ini adalah disebabkan oleh penyebaran gelombang melalui tanah dan biasanya kita melihat ia sebagai gempa bumi walaupun dalam gempa sesuatu jangka masa tertentu boleh juga berdasarkan kepada pemecahan akibat sesar yang mewujudkan gelombang seismos.

2.3 Penyebab terjadinya gempa bumi Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi. Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.Gempa Bumi 4

Geologi Rekayasa

Sebagai informasi, bahwa Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng utama dunia yaitu Lempeng Australia, Eurasia, dan Pasifik. Lempeng Eurasia dan Australia yang bertumbukan di lepas pantai barat Pulau Sumatera, lepas pantai selatan pulau Jawa, lepas pantai Selatan kepulauan Nusatenggara, dan berbelok ke arah utara ke perairan Maluku sebelah selatan. Antara lempeng Australia dan Pasifik terjadi tumbukan di sekitar Pulau Papua. Sementara pertemuan antara ketiga lempeng itu terjadi di sekitar Sulawesi. Itulah sebabnya mengapa di pulau-pulau sekitar pertemuan 3 lempeng itu sering terjadi gempa bumi. Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi. Adapun penyebab terjadinya gempa bumi yaitu : 1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi 2. Aktivitas sesar di permukaan bumi 3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah 4. Aktivitas gunung api 5. Ledakan nuklir Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa dirambatkan ke seluruh bagian bumi. Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa juga dapat memicu terjadinya tanah longsor, runtuhan batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang merusak permukiman penduduk. Gempa bumi juga menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran, kecelakaan industri dan transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul penahan lainnya.

Gempa Bumi

5

Geologi Rekayasa

2.4 Klasifikasi Gempa Gempa dapat digolongkan menjadi beberapa kategori. 2.4.1 Menurut proses terjadinya, gempa bumi diklasifikasikan menjadi seperti berikut: 1. Gempa tektonik: terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer kulit bumi oleh tenaga tektonik. Tumbukan ini akan menghasilkan getaran. Getaran ini yang merambat sampai ke permukaan bumi. 2. Gempa vulkanik: terjadi akibat aktivitas gunung api. Oleh karena itu, gempa ini hanya dapat dirasakan di sekitar gunung api menjelang letusan, pada saat letusan, dan beberapa saat setelah letusan. 3. Gempa runtuhan atau longsoran: terjadi akibat daerah kosong di bawah lahan mengalami runtuh. Getaran yang dihasilkan akibat runtuhnya lahan hanya dirasakan di sekitar daerah yang runtuh. 2.4.2 Menurut bentuk episentrumnya, ada dua jenis gempa yaitu : 1. Gempa sentral: episentrumnya berbentuk titik. 2. Gempa linear: episentrumnya berbentuk garis. Menurut kedalaman hiposentrumnya, ada tiga jenis gempa. 3. Gempa bumi dalam: kedalaman hiposenter lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi. 4. Gempa bumi menengah: kedalaman hiposenter berada antara 60-300 km di bawah permukaan bumi. 5. Gempa bumi dangkal: kedalaman hiposenter kurang dari 60 km. 2.4.3 Menurut jaraknya, ada tiga jenis gempa. 1. Gempa sangat jauh: jarak episentrum lebih dari 10.000 km. 2. Gempa jauh: jarak episentrum sekitar 10.000 km. 3. Gempa lokal: jarak episentrum kurang 10.000 km. 2.4.4 Menurut lokasinya, ada dua jenis gempa yaitu : 1. Gempa daratan: episentrumnya di daratan. 2. Gempa lautan: episentrumnya di dasar laut. Gempa jenis inilah yang menimbulkan tsunami.Gempa Bumi 6

Geologi Rekayasa

2.5 Sejarah gempa bumi besar pada abad ke-20 dan 21 1. 30 September 2009, Gempa bumi Sumatera Barat merupakan gempa tektonik yang berasal dari pergeseran patahan Semangko, gempa ini berkekuatan 7,9 Skala Richter(BMG Amerika) mengguncang Padang-Pariaman, Indonesia. Menyebabkan sedikitnya 1.100 orang tewas dan ribuan terperangkap dalam reruntuhan bangunan. 2. 2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter mengguncang Tasikmalaya, Indonesia. Gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwa masih belum diketahui jumlah pastinya karena terjadi Tanah longsor sehingga pengevakuasian warga terhambat. 3. 12 September 2007 - Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9 Skala Richter 4. 9 Agustus 2007 - Gempa bumi 7,5 Skala Richter 5. 6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas [3]. 6. 27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

2.6 Proses Terjadinya Tsunami Ada 3 (tiga) kejadian di laut yang mengakibatkan timbulnya tsunami yaitu : 1. Gempa bumi Secara umum gempabumi yang bisa menimbulkan tsunami adalah gempabumi tektonik yang terjadi di laut dan mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1. Sumber gempabumi berada di laut 2. Kedalaman gempabumi dangkal, yakni kurang dari 60 km 3. Kekuatannya cukup besar, yakni di atas 6,0 SR 4. Tipe patahannya turun (normal fault) atau patahan naik (thrush fault) Tsunami yang ditimbulkan oleh gempabumi biasanya menimbulkan gelombang yang cukup besar, tergantung dari kekuatan gempanya dan besarnya area patahan yang terjadi. Tsunami dapat dihasilkan oleh gangguan apapun yang dengan cepat memindahkan suatu massa air yang sangat besar, seperti suatu gempabumi, letusan vulkanik, batu bintang/meteorGempa Bumi 7

Geologi Rekayasa

atau tanah longsor. Bagaimanapun juga, penyebab yang paling umum terjadi adalah dari gempabumi di bawah permukaan laut. Gempabumi kecil bisa saja menciptakan tsunami akibat dari adanya longsor di bawah permukaan laut/lantai samudera yang mampu untuk membangkitkan tsunami Tsunami dapat terbentuk manakala lantai samudera berubah bentuk secara vertikal dan memindahkan air yang berada di atasnya. Dengan adanya pergerakan secara vertical dari kulit bumi, kejadian ini biasa terjadi di daerah pertemuan lempeng yang disebut subduksi. Gempa bumi di daerah subduksi ini biasanya sangat efektif untuk menghasilkan gelombang tsunami dimana lempeng samudera slip di bawah lempeng kontinen, proses ini disebut juga dengan subduksi. 2. Land Slide (Tanah Longsor) Land Slide/tanah longsor dengan volume tanah yang jatuh/turun cukup besar dan terjadi di dasar Samudera, dapat mengakibatkan timbulnya Tsunami. Biasanya tsunami yang terjadi tidak terlalu besar, jika dibandingkan dengan tsunami akaibat gempabumi. 3. Gunung Berapi aktif yang berada di tengah laut, ketika meletus akan dapat menimbulkan tsunami. Tsunami yang terjadi bisa kecil, bisa juga sangat besar, tergantung dari besar kecilnya letusan gunung api tersebut. Ada banyak gunung api yang berada ditengah laut di seluruh dunia. Untuk di Indonesia , yang paling terkenal adalah letusan gunung Krakatau yang terletak di tengah laut sekitar Selat Sunda, yang terjadi pada tahun 1883. Letusannya sangat dashyat, sehingga menimbulkna tsunami yang sangat besar dan korban yang banyak, baik jiwa maupun harta benda. Dampak dari bencana ini juga dirasakan kedashyatannya di negara lain. Tanah longsor di dalam laut dalam , kadang-kadang dicetuskan oleh gempabumi yang besar; seperti halnya bangunan yang roboh akibat letusan vulkanik, mungkin juga dapat mengganggu kolom air akibat dari sediment dan batuan yang bergerak di lantai samudera. Jika terjadi letusan gunungapi dari dalam laut dapat juga menyebabkan tsunami karena kolom air akan naik akibat dari letusan vulkanik yang cukup besar lalu membentuk suatu tsunami. Contoh seperti yang terjadi di Gunung Krakatau.Gelombang terbentuk akibat perpindahan massa air yang bergerak di bawah pengaruh gravitasi untuk mencapai keseimbangan dan bergerak di lautan, seperti jika kita menjatuhkan batu di tengah kolam akan terbentuk gelombang melingkar.Gempa Bumi 8

Geologi Rekayasa

Sekitar era tahun 1950 an ditemukan tsunami yang lebih besar dibandingkan sebelumnya percaya atau tidak mungkin ini disebabkan oleh tanah longsor, bahan peledak, aktifitas vulkanik dan peristiwa lainnya. Gejala ini dengan cepat memindahkan volume air yang besar, sebagai energi dari material yang terbawa atau melakukan ekspansi energi yang ditransfer ke air sehingga terjadi gerakan tanah. Tsunami disebabkan oleh mekanisme ini, tidak sama dengan tsunami di lautan lepas yang disebabkan oleh beberapa gempabumi, biasanya menghilang dengan cepat dan jarang sekali berpengaruh sampai ke pantai karena area yang terpengaruh sangat kecil.Peristiwa ini dapat memberi kenaikan pada gelombang kejut lokal yang bergerak cepat dan lebih besar (solitons), Seperti gerakan tanah yang terjadi di Teluk Lituya memproduksi suatu gelombang dengan tinggi 50- 150 m dan mencapai area pegunungan yang jaraknya 524 m. Bagaimanapun juga , suatu tanah longsor yang besar dapat menghasilkan megatsunami yang mungkin berdampak pada samudera.

2.7 Macam-macam Gempa Bumi a. Tektonisme Seperti telah dijelaskan, keragaman muka bumi dipengaruhi oleh adanya gerakan-gerakan di kerak bumi, baik gerakan mendatar maupun gerakan tegak. Gerakangerakan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru yang disebut struktur diastropik. Bentuk baru yang termasuk dalam struktur diastropik adalah pelengkungan, pelipatan, patahan, dan retakan. 1. Pelengkungan : lapisan kulit bumi yang semula mendatar jika mendapat tekanan vertikal akan membentuk struktur melengkung. Lengkungan tersebut dapat mengarah ke atas yang disebut kubah (dome) dan dapat mengarah ke bawah yang disebut basin. 2. Lipatan : lapisan kulit bumi yang mendapat tekanan arah mendatar akan membentuk lipatan. Punggung lipatan disebut antiklinal. Lembah lipatan disebut sinklinal. 3. Patahan : terjadi karena adanya tekanan atau gerakan tektonik secara horizontal maupun vertikal pada kulit bumi yang rapuh. Daerah patahan merupakan daerah yang rawan gempa karena rapuh. Patahan sering disebut juga sesar. 4. Retakan : terjadi karena gaya regangan yang menyebabkan batuan menjadi retakretak

Gempa Bumi

9

Geologi Rekayasa

b. Vulkanisme Vulkanisme merupakan proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Keluarnya magma ke permukaan bumi umumnya melalui retakan batuan, patahan, dan pipa kepundan pada gunung api. Jika magma yang berusaha keluar tidak mencapai permukaan bumi, proses ini disebut intrusi magma. Jika magma sampai di permukaan bumi, proses ini disebut ekstrusi magma. Magma yang sudah keluar ke permukaan bumi disebut lava.

Proses vulkanisme menghasilkan berbagai bentuk muka bumi antara lain: 1. kawah, lubang berbentuk mangkuk di puncak gunung api 2. kaldera, hasil letusan gunung api yang berbentuk seperti kawah tetapi berukuran jauh lebih besar. Karena besar, pada sebuah kaldera dapat terbentuk danau, emisi gas, mata air panas, dan gunung api corong kecil 3. berbagai bentuk gunung api. Intrusi magma menghasilkan bentukan-bentukan berikut. 1. Retas (sill), magma yang membeku di antara dua lapisan batuan yang ada di dalam bumi berupa batuan beku. 2. Lakolit, bentuk cembung ke atas tetapi datar di bawah akibat magma yang menekan ke atas di antara dua lapisan batuan sedimen. 3. Gang atau korok, bentukan tipis dan panjang memotong lapisan litosfer secara vertikal atau miring yang berasal dari magma yang membeku ketika berusaha menerobos batuan sedimen. 4. Batholit, magma yang membeku jauh di dalam bumi.

c. Seisme Bila tumpukan energi di daerah penujaman demikian besar, energi tersebut akan mampu menggoyang atau menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera di sekitarnya. Gayangan atau getaran ini disebut gempa bumi. Gejala ini disebut seisme. Getaran yang dihasilkan akibat pergeseran kerak bumi tersebut dapat besar maupun kecil. Besar kecilnya kerusakan di muka bumi disebabkan oleh besar kecilnya gempa tersebut.Gempa Bumi 10

Geologi Rekayasa

2.8 Cara Pengukuran Gempa Bumi Getaran gempa dari hiposentrum merambat dan menyebar ke segala arah. Getaran itu berupa gelombang primer dan gelombang sekunder. Dari episentrum, juga terjadi rambatan getaran di permukaan bumi dalam bentuk gelombang panjang. Jadi, gelombang gempa dapat dibedakan atas: 1. gelombang primer (P): merupakan gelombang longitudinal yang merambat di permukaan bumi dengan kecepatan 4-7 km per detik 2. gelombang sekunder (S): berupa gelombang transversal yang merambat di permukaan bumi dengan kecepatan 2-6 km per detik 3. gelombang panjang (L): merupakan gelombang permukaan dengan kecepatan lebih lambat

2.9 Kekuatan Gempa Kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain kekuatan gempa, letak hiposentrum, struktur tanah, dan struktur bangunan.Kekuatan gempa (magnitude) diukur berdasarkan tingkat kerusakan yang dihasilkan. Ada beberapa skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa, antara lain Skala Omari, Skala Richter, Skala Cancani, dan Skala Mercalli. Intensitas gempabumi adalah tingkat kerusakan yang terasa pada lokasi terjadinya. Angkanya ditentukan dengan menilai kerusakan yang dihasilkannya, pengaruhnya pada benda-benda, bangunan, dan tanah, dan akibatnya pada orang-orang. Skala ini disebut MMI (Modified Mercalli Intensity) diperkenalkan oleh Giuseppe Mercalli pada tahun 1902. Magnituda adalah parameter gempa yang diukur berdasarkan yang terjadi pada daerah tertentu, akibat goncangan gempa pada sumbernya. Satuan yang digunakan adalah Skala Richter. Skala ini diperkenalkan oleh Charles F. Richter tahun 1934. Sebagai contoh, gempabumi dengan kekuatan 8 Skala Richter setara kekuatan bahan peledak TNT seberat 1 gigaton atau 1 milyar ton.

Gempa Bumi

11

Geologi Rekayasa

2.10 Tips Menghadapi Gempa Bumi 1. Jika berada di dalam rumah: Masuklah ke bawah meja untuk melindungi tubuhmu dari jatuhan benda-benda. Jika kamu tidak memiliki meja, lindungi kepalamu dengan bantal. Jika kamu sedang menyalakan kompor, matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran. 2. Jika berada di luar rumah: Lindungi kepalamu dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepalamu dengan menggunakan tangan, tas atau apa pun yang kamu bawa. 3. Jika kamu berada di mall, bioskop, atau di lantai dasar gedung: Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam. 4. Jika kamu berada di dalam lift: Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika kamu merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika kamu terjebak dalam lift, hubungi petugas gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia. 5. Jika kamu berada di dalam kereta api: Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga kamu tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan. 6. Jika kamu berada di dalam mobil: saat terjadi gempa bumi besar, kamu akan merasa seakan-akan roda mobil tersebut gundul. Sopir akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi, keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci. 7. Jika kamu berada di gunung/pantai: Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika kamu merasakan getaran dan tandatanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.

Gempa Bumi

12

Geologi Rekayasa

8. Dengarkan informasi: Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Kamu dapat memperoleh informasi yang benar dari pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas. 2.11 Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi 1. Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan gempa. 2. 3. 4. 5. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi. 6. 7. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi. 8. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama. 9. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya. 10. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi. 11. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama. 12. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya. 13. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.

Gempa Bumi

13

Geologi Rekayasa

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Kesimpulan yang bisa kita ambil dari pembahasan diatas antara lain, gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Gempa bumi dapat disebabkan oleh proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi, aktivitas sesar di permukaan bumi, pergerakan geomorfologi secara lokal, aktivitas gunung berapi, maupun ledakan nuklir yang disebabkan oleh manusia. Secara umum gempa bumi yang bisa menyebabkan tsunami adalah gempa bumi tektonik yang terjadi di laut.

3.2.

Saran Saran yang bisa kami berikan selain tips-tips yang telah disebutkan dalam

pembahasan diatas adalah perlu dilakukan inovasi-inovasi teknologi/penemuan terbaru dalam menghadapi bencana gempa bumi untuk meminimalisir dampak-dampak yang diakibat oleh gempa bumi, karena yang selama ini terjadi adalah setelah gempa bumi terjadi banyak sekali kerugian-kerugian yang terjadi, baik itu korban jiwa yang berjatuhan maupun kerugian materi. Karena yang di khawatirkan dari gempa bumi adalah bukan gempa bumi itu sendiri melainkan dampak yang timbul setelah gempa bumi terjadi. Semoga kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari beberapa kasus bencana alam gempa bumi di Indonesia, dulu dan di masa yang akan datang. Sebab, berdasarkan penjelasan di atas, gempa bumi termasuk satu-satunya jenis bencana alam yang potensi dan intensitas kejadiannya sangat tinggi dan sangat sering terjadi.

Gempa Bumi

14

Geologi Rekayasa

DAFTAR PUSTAKA

http : //www.wikipedia.com/ http : //www.realtimeearthquakes.com/ http : //wordpress.com/ Suharyadi., 1984. Geologi Teknik Untuk Teknik Sipil, Yogyakarta. http : //www.upi.com/ http://merapi.vsi.esdm.go.id/

Gempa Bumi

15