Makalah Fix
description
Transcript of Makalah Fix
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Transportasi merupakan salah satu sarana dan prasarana yang vital bagi kehidupan
manusia. Hal itu karena dengan adanya transportasi yang semakin baik akan memicu
perkembangan mobilitas yang baik. Dengan adanya mobilitas yang baik maka tingkat
produktifitas akan ikut meningkat. Peningkatan produktifitas merupakan motor utama dalam
menunjang kemajuan ekonomi. Ekonomi yang sudah berkembang selalu menunjukkan
tingkat mobilitas yang tinggi, yang ditunjang oleh transportasi yang lancar. Sebaliknya
ekonomi yang belum berkembang ditandai oleh faktor mobilitas yang masih rendah terutama
dipengaruhi oleh distribusi dan angkutan yang belum lancar (Nasution, 2004: 14).
Kota Surabaya merupakan salah satu contoh kota yang mempunyai mobilitas tinggi
terutama transportasi daratnya. Salah satu pilihan transportasi darat yang dipilih oleh
masyarakat adalah kereta api yang dapat terhindar dari kemacetan dan mempunyai biaya
yang murah serta efisien. Namun sayangnya, perkembangan kereta api di Indonesia banyak
dinodai oleh berbagai kecelakaan. Faktor manusia merupakan faktor terpenting dalam
terjadinya kecelakaan. Salah satu faktor manusia tersebut adalah penjaga perlintasan kereta
api baik yang resmi dan tidak resmi. Disamping itu juga persinyalan yang diterima penjaga
perlintasan rel apabila ada kereta api yang akan lewat.
Perangkat persinyalan merupakan alat yang berfungsi sebagai isyarat berupa warna
maupun bentuk yang ditempatkan di tempat-tempat tertentu. Perangkat tersebut akan
memberikan isyarat tertentu untuk mengatur dan mengontrol pengoperasian kereta api.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat digunakan untuk merumuskan
permasalahan yang terjadi pada banyaknya persinyalan perlintasan kereta api yang tidak ada
penjaga sinyal untuk mengetahui kedatangan kereta api.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang pentingnya
penjaga persinyalan perlintasan kereta api untuk menghindari kecelakaan.
1
1.3 PEMBATASAN MASALAH
Dalam penelitian ini akan dibahas tentang masih adanya perlintasan kereta api yang tidak
ada penjaga yang menerima sinyal kedatangan kereta api.
1.4 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang menyebabkan tidak ada penjaga persinyalan perlintasan kereta api
disejumlah daerah khususnya Surabaya?
2. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk menangani tidak ada penjaga persinyalan
perlintasan kereta api?
1.5 TUJUAN
1. Untuk mengetahui penyebab tidak adanya penjaga persinyalan perlintasan kereta api
di sejumlah daerah khususnya Surabaya.
2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk menangani tidak ada penjaga
persinyalan perlintasan kereta api.
1.6 MANFAAT
1. Untuk memberi informasi tentang apakah yang menyebabkan tidak ada penjaga
persinyalan perlintasan kereta api disejumlah daerah khususnya Surabaya
2. Untuk memberi informasi bagaimana upaya yang dilakukan untuk menangani tidak
ada penjaga persinyalan perlintasan kereta api.
2
BAB 2
KAJIAN TEORI
1.1 Definisi
A. Persinyalan
Persinyalan kereta api adalah seperangkat fasilitas yang berfungsi untuk memberikan
isyarat berupa bentuk, warna atau cahaya yang ditempatkan pada suatu tempat tertentu dan
memberikan isyarat dengan arti tertentu untuk mengatur dan mengontrol pengoperasian
kereta api. Sedangkan Sinyal adalah alat atau perangkat yang digunakan untuk
menyampaikan perintah bagi pengaturan perjalanan kereta api dengan peragaan dan/atau
warna.
Macam-macam peralatan persinyalan kereta api:
a. Sinyal
1. Persinyalan elektrik.
a) Peralatan dalam ruangan
1) Interlocking elektrik;
2) Panel pelayanan;
3) Peralatan blok;
4) Data logger; dan
5) Catu daya.
b) Peralatan luar ruangan
1) Peraga sinyal elektrik;
2) Penggerak wesel elektrik;
3) Pendeteksi sarana perkeretaapian;
4) Penghalang sarana;
5) Media transmisi; dan
6) Proteksi.
2. Persinyalan mekanik.
a) Peralatan dalam ruangan
1) Interlocking mekanik;
2) Pesawat blok.
b) Peralatan luar ruangan
1) Peraga sinyal mekanik;
2) Penggerak wesel mekanik;
3
3) Petunjuk kedudukan wesel mekanik;
4) Penghalang sarana; dan
5) Media transmisi/saluran kawat.
Sinyal mekanis di stasiun semut
Tuas pengerak sinyal mekanis yang ditempatkan di stasiun kereta api
4
Sinyal mekanik
Sinyal listrik dua aspek (Merah dan Hijau)
b. Tanda
1. Berupa:
a) Suara;
b) Cahaya;
c) 8endera; dan
d) Papan 8erwarna.
2. 8erdasarkan fungsi:
5
a) Semboyan di jalur kereta api terdiri atas :
1) Semboyan sementara
(a) Isyarat: 1, 2A, 2A1, 28, 281, 2C, 3 dan 4A
(b) Tanda: 2, 2H, dan 2H1
2) Semboyan tetap
(a) Sinyal: 5, 6, 6A, 68, 7, 78, 9A1, 9A2, 981, 982, 983, 9C1, 9C2,
9C3, 90, 9E1, 9E2, 9F, 9G 9H, dan 9J
(b) Tanda : 8, 8A, 88, 8C, 80, 8E, 8F, 8G, 8H1, 8H2,8J1, 8J2, 8K, 8L,
8M, 8N, dan 8P
(c) Marka : 10A, 108, 10C, 100, 10E, 10F, 10G, 10H, 10J, 10K, dan
10L
3) Semboyan wesel, corong air, jembatan timbang dan batas ruang bebas
Tanda: 11A, 118, 12A, 128, 13A, 138, 13C, 14A 148, 16A, 168, 17,
dan 18
b) Semboyan kereta api
1) Semboyan terlihat
(a) Isyarat: 30 dan 40
(b) Tanda: 20, 21, dan 31
2) Semboyan suara
(a) Isyarat: 41
(b) Tanda: 35, 36, 37, 38, 39, dan 39A
c) Semboyan langsir
1) Isyarat: 46, 47, 47A, 48,50, dan 51
2) Tanda: 45
d) Semboyan genta
Tanda: 55 A 1, 55A 2, 558, 55C, 550, dan 56
6
Semboyan 2B, mengisyaratkan bahwa kereta api harus berjalan dengan kecepatan terbatas dan hati-hati (versi Reglemen 3, masih berwarna hijau).
Semboyan 3 mengisyaratkan bahwa jalur kereta api yang akan dilewati
berstatus tidak aman, kereta api yang akan melewatinya diharuskan untuk berhenti
7
Semboyan 11B, berupa anak panah yang menunjukkan arah belok sepur.
Semboyan 40 adalah semboyan yang dilakukan petugas PPKA dengan cara mengangkat tongkat dengan rambu berbentuk bundar (eblek) berwarna hijau dengan tepian putih. Semboyan 40 mengisyaratkan bahwa status jalur yang akan dilewati dalam keadaan aman, dan kereta api diizinkan untuk berjalan
C. Marka
1. Marka batas;
2. Marka sinyal;
3. Marka pengingat masinis;
4. Marka belandaian;
5. Marka lengkung; dan
6. Marka kilometer.
8
7. Marka letak sinyal;
8. Marka nomor wesel elektrik;
9. Marka tampak sinyal masuk; dan
10. Marka bantalan kuning.
9
d. Peralatan pendukung
1. Pengaman perlintasan sebidang;
2. Pengendali/pengawas perjalanan kereta api terpusat;
3. Sistem/peralatan pendukung pengamanan perjalanan kereta api secara otomatis.
B. Penjaga Pelintasan Kereta Api
Penjaga perlintasan kereta api adalah orang yang menjaga perlintasan kereta api yaitu
tempat persimpangan antara jalan rel kereta api dengan jalan raya. Penjaga perlintasan kereta
api resmi adalah pegawai yang direkrut dan mendapatkan gaji serta tunjangan-tunjangan dari
PT. KAI (Kereta Api Indonesia). Peralatan-peralatan operasional yang digunakannya lebih
modern serta berasal dari PT. KAI (Kereta Api Indonesia) seperti pos perlintasan, palang
pintu, bel genta, serta alat menaik turunkan palang pintu. Pekerjaan ini juga banyak
menghadapi kendala-kendala yang dapat berujung pada kecelakaa
10
BAB III
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan didaerah Surabaya tepatnya daerah Ketintang Selatan
Kec.Wonokromo. Disana ditemukan adanya palang pintu perlintasan persinyalan kereta api
yang hanya di jaga orang yang tidak bekerja di PT. Kereta Api Indonesia (PT.KAI).
Disamping itu juga tidak adanya pos penerima sinyal kedatangan kereta api.
Seharusnya Perlintasan Kereta Api dijaga Penjaga perlintasan kereta api resmi , yaitu
pegawai yang direkrut oleh dan mendapatkan gaji serta tunjangan-tunjangan dari PT. KAI
(Kereta Api Indonesia). Peralatan-peralatan operasional yang digunakannya lebih modern
serta berasal dari PT. KAI (Kereta Api Indonesia) seperti pos perlintasan, palang pintu, bel
genta, serta alat menaik turunkan palang pintu. Pekerjaan ini juga banyak menghadapi
kendala-kendala yang dapat berujung pada kecelakaan. Apabila terjadi kecelakaan di
perlintasan, maka penjaga perlintasan tersebut selalu disalahkan terlebih dahulu. Padahal
tidak semua kecelakaan yang terjadi karena kelalaian petugas tetapi lebih cenderung pada si
pengguna jalan yang tidak sabar menunggu kereta api melintas.
Berdasarkan observasi di lapangan penjaga perlintasan kereta api tidak resmi yaitu
orang yang bukan pegawai dari PT. KAI (Kereta Api Indonesia) serta biasanya yang menjaga
itu merupakan masyarakat sekitar yang peduli terhadap keselamatan pengguna jalan.
Penghasilan yang mereka dapat tidak menentu kadang-kadang banyak begitupun sebaliknya.
Penghasilan mereka berasal dari sumbangan-sumbangan yang diberikan oleh para pengguna
jalan. Peralatan yang mereka gunakan juga sangatlah sederhana berbeda dengan penjaga
perlintasan resmi. Oleh karena disini kita akan membahas penyebab tidak adanya penjaga
perlintasan kereta api.
1) Faktor Penyebab Tidak Adanya Penjaga Perlintasan Persinyalan Kereta Api
a) Diskriminasi gaji untuk penjaga perlintasan kereta api di tiap-tiap daerah.
b) Sistem kerja 24 jam tidak ada pergantian di daerah-daerah tertentu.
c) Tanggung jawab yang besar untuk menyelamatkan nyawa orang lain.
d) Apabila terjadi kecelakaan di perlintasan pasti yang pertama kali di
salahkan adalah penjaga pintu perlintasan
11
2). Upaya Menangani Tidak Adanya Penjaga Perlintasan Persinyalan Kereta
Api
a) Tidak ada Diskriminasi gaji dan tunjangan untuk penjaga perlintasan
kereta api dari PT. Kereta Api Indonesia ( PT. KAI).
b) Penambahan Penjaga perlintasan disetiap pos perlintasan.
c) Apabila Terjadi suatu kecelakaan di selesaikan secara teknis apa
penyebabnya,
d) Di buat rancang bangun model palang pintu perlintasan secara otomatis.
Diharapkan dengan ini dapat mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi
akibat sistem perlintasan kereta api yang manual, serta sebagai referensi
di PT. KAI.
e) Pendataan perlintasan persinyalan kereta api yang belum ada penjaga
resminya.
12
FOTO-FOTO DILAPANGAN
13
14
15
BAB IV
PENUTUP
a) KesimpulanBahwa masih ada perlintasan persinyalan kereta api yang tidak dijaga petugas
kereta api yang resmi. Disamping Itu juga tidak adanya pos penerima sinyal
kedatangan kereta api yang akan lewat.
Dan Faktor Penyebab Tidak Adanya Penjaga Perlintasan Persinyalan Kereta Api.
Antara lain:
a) Diskriminasi gaji untuk penjaga perlintasan kereta api di tiap-tiap daerah.
b) Sistem kerja 24 jam tidak ada pergantian di daerah-daerah tertentu.
c) Tanggung jawab yang besar untuk menyelamatkan nyawa orang lain.
d) Apabila terjadi kecelakaan di perlintasan pasti yang pertama kali di
salahkan adalah penjaga pintu perlintasan.
Serta Upaya Menangani Tidak Adanya Penjaga Perlintasan Persinyalan Kereta Api.
Antara lain:
a) Tidak ada Diskriminasi gaji dan tunjangan untuk penjaga perlintasan
kereta api dari PT. Kereta Api Indonesia ( PT. KAI).
b) Penambahan Penjaga perlintasan disetiap pos perlintasan.
c) Apabila Terjadi suatu kecelakaan di selesaikan secara teknis apa
penyebabnya,
d) Di buat rancang bangun model palang pintu perlintasan secara otomatis.
Diharapkan dengan ini dapat mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi
akibat sistem perlintasan kereta api yang manual, serta sebagai referensi
di PT. KAI.
e) Pendataan perlintasan persinyalan kereta api yang belum ada penjaga
resminya.
b) Sarana. Seharusnya PT.Kereta Api Indonesia bekerja sama dengan pemerintah dan
lapisan masyarakat untuk mengkonfirmasi bila ada perlintasan yang belum
ada penjaganya supaya mengurangi terjadinya kecelakaan.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://regional.kompas.com/read/2009/02/28/18250315/
Mungkin..Penjaga.Perlintasan.KA.Tak.Dapat.Uang.Makan
17