Makalah Fix

43
ii Alkilasi Dalam Pengilangan Minyak Bumi

description

fdrdr

Transcript of Makalah Fix

Page 1: Makalah Fix

iiAlkilasi Dalam Pengilangan Minyak Bumi

Page 2: Makalah Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin: petrus ), dijuluki

juga sebagai emas hitam adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang

mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi.

Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan

yang mati sekitar 150 juta tahun yang lalu. Sisa-sisa organisme tersebut

mengendap di dasar lautan, kemudian ditutupi oleh lumpur. Lapisan lumpur

tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di

atasnya. Sementara itu, dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob

menguraikan sisa-sisa jasad renik tersebut dan mengubahnya menjadi minyak dan

gas.

Proses pembentukan minyak bumi dan gas ini memakan waktu jutaan tahun.

Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori seperti air

dalam batu karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke

daerah lain, kemudian terkosentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap.

Walupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber

minyak bumi yang terdapat di daratan. Hal ini terjadi karena pergerakan kulit

bumi, sehingga sebagian lautan menjadi daratan.

Pada seluruh rentang proses pengilangan, alkilasi sangatlah penting karena

dapat meningkatkan perolehan bensin dengan bilangan oktan tinggi. Tetapi, tidak

semua pengilangan memiliki pabrik alkilasi. Pengilangan memeriksa apakah akan

ada peningkatan yang signifikan apabila pada pengilangan tersebut dipasang unit

alkilasi. Hal ini disebabkan karena unit alkilasi sangatlah kompleks, dengan skala

ekonomi. Produk alternatif dari pengilangan alkilasi dapat berupa LPG,

pencampuran dari laju C-4 secara langsung kedalam bensin dan bahan baku untuk

pabrik zat kimia. Ketersediaan dari katalis yang cocok juga merupakan faktor

1

Page 3: Makalah Fix

pentingan untuk menentukan apakah perlu di dirikan pabrik alkilasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai

berikut :

1. Apa yang dimakud dengan alkilasi ?

2. Bagaimana proses alkilasi dalam pengilangan minyak bumi ?

3. Apa saja contoh alkilasi dalam pengilangan minyak bumi ?

4. Sebutkan Hasil Proses Alkilasi Termis dan Kegunaan Produk?

1.3 Tujuan

Tujuan dari dibuatnya karya tulis ini adalah :

1. Mengetahui pengertian dari alkilasi.

2. Mengetahui proses alkilasi dalam pengilangan minyak bumi.

3. Mengetahui apa saja contoh alkilasi dalam pengilangan minyak bumi.

4. Mengetahui hasil proses alkilasi termis dan kegunaan produk

BAB II

ISI

2

Page 4: Makalah Fix

2.1 Pengertian Alkilasi

Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi

molekul yang lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan

katalis asam kuat seperti H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Reaksi

secara umum adalah sebagai berikut:

RH + CH2=CR’R’’ R-CH2-CHR’R”.

Alkilasi dalam proses industri minyak bumi merupakan salah satu proses

yang digunakan bertujuan meningkatkan angka oktan produk minyak bumi. Salah

satu reaksi yang terkenal adalah reaksi antara isobutana dengan olefin

menggunakan katalis aluminium klorida yang ditemukan oleh Ipattief dan kawan-

kawan. Reaksi ini sampai saat ini digunakan secara luas dalam alkilasi senyawa

aromatik dan olefin, tetapi jarang digunakan dalam alkilasi olefin dengan parafin.

Selain itu, contoh reaksi jenis ini adalah reaksi antara isobutana dengan olefin

menggunakan katalis asam sulfat atau asam fluorida. Alikilasi akan

mengkombinasikan olefin dengan berat molekul rendah (umumnya terdiri dari

campouran propilena dan butilena) dengan isobutena dengan adanya katalis asam

sulfat atau asam fluorida. Produk disebut alkylat merupakan gasolin dengan sifat

antiknocking dan pembakaran bersih.

Secara teknis, proses alkilasi dengan katalis asam sulfat dilakukan sebagai

berikut, umpan reaksi berupa olefin, isobutana dan asam dikontakkan dalam

reaktor dan kemudian panas reaksi yang dihasilkan dihilangkan dengan

refrigerator. Effluen reactor ditreatmen dengan asam sebagai katalis, dan pada

produk yang dihasilkan dilakukan fraksinasi untuk pemisahan. Penambahan atau

reaksi substitusi menggunakan gugus alkil menjadi molekul organik dalam proses

reaksi. Reaksi alkilasi sebagai alat sintetis yang penting banyak digunakan dalam

banyak proses kimia. Alkilasi adalah suatu gugus alkil dari satu molekul ke yang

lain oleh molekul. Senyawa diperkenalkan ke molekul alkil (metil, etil) reaksi.

Dalam aksi mikroorganisme seperti merkuri di sedimen bawah alkilasi akan

menghasilkan metilmerkuri atau dua metil merkuri. Adapaun Reaksi alkilating

3

Page 5: Makalah Fix

sebagai berikut :

Gambar 2.3 Reaksi Alkilating

Alkilating agen umum industri adalah olefin, alkil halida, sulfat ester alkil

asam dan sejenisnya. Memimpin produk teralkilasi dipimpin alkil, timbal tetraetil

yang sering digunakan sebagai aditif bensin, sebagai agen anti huru-hara. Dalam

proses penyulingan standar, katalis alkilasi sistem (asam atau asam fluorida) di

bawah aksi dari olefin dengan berat molekul rendah (terutama terdiri dari

propilena dan butena) dan isobutene bergabung untuk membentuk alkilat

(terutama oleh senior yang oktan, sisi-rantai alkana). Alkilate adalah aditif bensin,

dengan efek antiknock dan menghasilkan produk pembakaran yang bersih. Olefin

alkilat Octane digunakan oleh jenis dan kondisi reaksi yang digunakan.

2.2 Proses Alkilasi Pada Pengilangan Minyak Bumi

Proses alkilasi pada pengilangan minyak bumi, dimulai reaksi alkilasi dengan

katalis asam dimulai dengan pembentukan ion karbonium dengan mentransfer

proton (H+) dari katalis asam ke molekul umpan olefin, dan kemudian ion

karbonium tersebut berkombinasi dengan molekul jumpan isobutana untuk

menghasilkan kation tertier butil. Reaksi antara kation tertier butil tersebut dengan

umpan butilena-1 dan butilena-2 akan membentuk masing-masing ion karbonium

4

Page 6: Makalah Fix

oktil dengan dua cabang (dimetil) dan tiga cabang (trimetil) yang selanjutnya akan

bereaksi dengan molekul umpan isobutana untuk menghasilkan produk alkilat

isooktana yaitu masing-masing bercabang dua dan tiga metal.

Adapun mekanisme reaksi alkilasi dengan isomerisasi umpan butilena-1

menjadi butilena-2 yang kemudian berkombinasi dengan umpan isobutana, maka

produk alkilasi akan menghasilkan isooktana bercabang tiga metil, berangka

oktana lebih tinggi. Salah satu reaksi penting dalam proses alkilasi propilena

adalah terbentuknya isobutilena dari hasil kombinasi kedua molekul umpan

propilena dan isobutana, dan berkombinasinya molekul isobutilena tersebut

dengan umpan isobutana akan menghasilkan produk isooktana bercabang tiga

metil yang berangka oktana -RON -100. Isobutilena tersebut terbentuk dengan

timbulnya transfer hidrogen dari isobutana ke propilena. Reaksi alkilasi adalah

eksotermis dengan pelepasan panas reaksi sekitar 124.000–140.000 BTU per barel

isobutana bereaksi.

Didalam industri minyak bumi, umpan isobutana dan butilena sebagian besar

berasal dari hasil perengkahan berkatalis. Isobutana sebagian kecil juga terdapat

dalam minyak mentah bersama-sama dengan normal butane. Umpan Butana-

butilena (BB) yangberasal dari berbagai operasi perengkahan adalah suatu

campuran isobutilena, butilena-1, butilena-2, isobutana dan normal butane dengan

sedikit butadiene. Semua olefin-olefin ini termasuk kedalam reaksi yang akan

menghasilkan alkilat. Alkilat tersebut esensinya merupakan campuran 2,2,4

trimetil pentane : 2,2,3 trimetil pentane dan 2,3,4 trimetil pentane.

Secara garis besar unit alkilasi itu terdiri menjadi 3 bagian yaitu :

1. Bagian Reaktor dan Treating.

2. Bagian Pendingin.

3. Bagian Fraksionasi

Jika menggunakan asam sulfat sebagai katalis, maka reaksi harus terjadi pada

suhu rendah untuk menekan terjadinya reaksi berkelanjutan atau polimerisasi.

Suhu reaktor biasanya dijaga sekitar 7oC atau 45oF, dimana suhu operasi beragam

5

Page 7: Makalah Fix

antara 0-20oC atau 32-68oF. Operasi pada suhu dibawah 0oC tidak menarik karena

dapat menaikkan viskositas emulsi campuran asam/hidrokarbon dan memberi

kemungkinan terjadinya pembekuan asam sehingga menyulitkan dalam

operasinya. Sebaliknya suhu diatas 20oC juga tidak menarik karena sangat

cenderung mempercepat reaksi polimerisasi yang akan menyebabkan kenaikan

konsumsi asam dan menurunkan yield alkilat. Tekanan operasi tidak begitu

berpengaruh terhadap efisiensi alkilasi. Tekanan sistem harus tinggi untuk

menjaga hidrokarbon berada dalam fasa cairan dan perbedaan hidraulik cukup

untuk mengatur fluida mengalir dalam sistem reaktor.

2.3 Contoh Alkilasi Pada Pengilangan Minyak Bumi

Adapun contoh-contoh alkilasi pada minyak bumi yaitu :

1. Alkilasi Katalis

Pada proses alkilasi asam sulfat telah dimulai di amerika Serikat pada tahun

1938 oleh Shell Oil Company. Proses alkilasi asam fluoride telah

diperkenalkan oleh Phillips Petroleum Company pada tahun 1942, sedangkan

proses alkilasi aluminium khlorida telah di operasikan oleh Phillip selama

perang dunia kedua.

a. Alkilasi Asam Sulfat

Pada proses alkilasi asam sulfat, komponen gasoline dengan angka oktan

tinggi dibuat melalui reaksi isobutana dengan olefin. Butilena merupakan

senyawa yang paling umum dipakai, karena produk yang dihasilkan

mempunyai kualitas tinggi dan dapat diperoleh hanya dengan sedikit asam

sulf at dibandingkan dengan olefin lainnya, jika diproses pada kondisi operasi

yang sama. Di dalam industri minyak bumi, umpan isobutana dan butilena

sebagian besar berasal dari hasil perengkahan berkatalis. Isobutana sebagian

kecil juga terdapat dalam minyak mentah bersama-sama dengan normal

butane.

6

Page 8: Makalah Fix

Umpan masuk reactor adalah fraksi isobutana yang konsentrasinya

tinggi dengan kemurnian 85-90 % berat dan stok olefin yang biasanya

campuran fraksi butane-butilena (BB) dari berbagai hasil operasi perengkahan

dan reforming. Kedua jenis umpan tersebut bila diperlukan dipanaskan

dengan larutan soda untuk memisahkan H2S dan merkaptan yang terdapat

dalam umpan. Kadar soda dalam larutan di pencucian soda dijaga 5-6o Be

atau 2 % NaOH. Untuk menekan terjadinya reaksi samping, utamanya reaksi

polimerisasi maka dipakai umpan isobutana dalam jumlah yang besar sekitar

4 sampai 5kali jumlah olefin. Di dalam reactor terjadi resirkulasi antara

isobutana dan asam sulfat yang jenuh dengan isobutana yang akan menaikkan

rasio isobutana/olefin di dalam reactor menjadi 400 sampai 500.

Proses alkilasi isobutana adalah suatu reaksi eksotermis. Jika

menggunakan asam sulfat sebagai katalis, maka reaksi harus terjadi pada suhu

rendah untuk menekan terjadinya reaksi berkelanjutan atau polimerisasi. Suhu

reaktor biasanya dijaga sekitar 7oC atau 45oF, dimana suhu operasi beragam

antara 0-20oC atau 32-68oF. Operasi pada suhu dibawah 0oC tidak menarik

karena dapat menaikkan viskositas emulsi campuran asam/hidrokarbon dan

memberi kemungkinan terjadinya pembekuan asam sehingga menyulitkan

7

Page 9: Makalah Fix

dalam operasinya. Sebaliknya suhu diatas 20oC juga tidak menarik karena

sangat cenderung mempercepat reaksi polimerisasi yang akan menyebabkan

kenaikan konsumsi asam dan menurunkan yield alkilat. Tekanan operasi tidak

begitu berpengaruh terhadap efisiensi alkilasi. Tekanan sistem harus tinggi

untuk menjaga hidrokarbon berada dalam fasa cairan dan perbedaan hidraulik

cukup untuk mengatur fluida mengalir dalam sistem reaktor.

Katalis asam sulfat dengan konsentrasi 98% (berat) dimasukkan secara

terus-menerus atau dengan secara injeksi asam dari belakang. Rasio asam dan

hidrokarbon didalam reactor adalah 1:1. Penambahan asam segar didalam

reaktor dilakukan apabila konsentrasinya kurang dari 88% (berat). Kualitas

alkilat, Yeild alkilat dan umur katalis asam merupakan fungsi daripada

komposisi umpan masuk dan kondisi operasi dalam reaktor.

Yield tersebut secara luas dipengaruhi oleh kondisi operasi, tetapi mudah

melihat bahwa perbedaan yang sangat besar dalam yield alkilat terjadi karena

menggunakan umpan olefin yang berbeda. Umur katalis dipertimbangkan

dipengaruhi oleh umpan olefin. Berbagai umur katalis dapat diharapkan

terlihat pada table dibawah. Pengaruh umpan olefin terhadap kualitas alkilat

dapat juga terlihat pada table diatas. Harga-harga yang diberikan untuk

propilena,butilena dan amilena saja, karenaproduk yang deperoleh langsung

dari butilena.

Proses lain yang juga merupakan modifikasi proses alkilasi asam sulfat

adalah alkilasi keluaran refrigerasi (Effluent Refrigeration Alkylation) dimana

dijaga nisbah umpan yang tinggi antara isobutana dan olefin-olefin seperti

propilena, butilena dan amilena untuk mendapatkan alkilat yang lebih banyak

untuk digunakan sebagai komponen avgas dan bahan bahan baker motor.

Proses ini dikembangkan oleh Stratford Engineering Corp. keluaran reactor

dipakai sebagai refrigerant untuk mengendalikan suhu reaktor (45-50oC) dan

pada waktu yang sama memisahkan isobutana sebagai daur ulang.

8

Page 10: Makalah Fix

b. Alkilasi Asam Fluorida

Alkilasi dengan menggunakan asam fluoride sebagai katalis telaah

dijumpai dalam 2 kelompok operasi pengilangan minyak. Pertama dalam

pembuatan komponen dasar untuk diterjen sintesis, yang diperoleh dari

alkilasi benzene dengan olefin yang sesuai, seperti propilena tetramer, olefin

yang diturunkan dari perengkahan lili, dan lain-lain. Alkilasi ini banyak

dijumpai dalam bidang petrokimia. Kedua dalam pembuatan komponenen

blending untuk avgas yang berkualitas tinggi melalui alkilasi isobutana

dengan propilena, butilena dan pentilena (amilena).

Proses alkilasi asam fluoride utnuk pembuatan komponen dasar avgas ini

telah dikembangkan oleh Philips Petroleum Company dan oleh UOP

Company. Operasi proses ini sangan sama dengan operasi alkilasi asam

sulfat. Perbedaannya yang sangat penting adalah terletak adalah pada

pengolahan asam bekas yang siap dan terus-menerus dapat diregenerasi

sehingga konsumsi asam flourida sangat sedikit. Regenerasi asam bekas ini

dipengaruhi oleh cara destilasi yang sangat sederhana, dimana asam dapat

dipisahkan dari campuran azeotrop H2O-HF dan polimer yang terbentuk dari

proses alkilasi. Titik didih HF pada tekana 1 atm adalah 19,4oC dan berat

jenisnya 0,988. Tanpa proses regenerasi, baik air maupun polimer akan

terakumulasi didalam asam dan akan berpengaruh buruk terhadap yield dan

kualitas produk. Asam yang sudah diregenerasi didaur ulang kedalam reaktor.

Pada alkilasi isobutan dengan butilen, proses alkilasi HF memproduksi

suatu alkilat yang mengandung 2,2,4 trimetil pentane yang persentaseya lebih

besar dari pada proses alkilasi asam sulfat. Angka oktan alkilat yang

dihasilkan sangat tergantung pada jenis olefin sebagai berikut :

i-C4H10 + i-C4H8 iso Oktana (ON = 92-94 )

i-C4H10 + i-C5H10 iso Nonana (ON = 90-92 )

i-C4H10 + i-C3H6 iso Oktana (ON = 89-91 )

9

Page 11: Makalah Fix

c. Alkilasi Aluminium Khlorida

Alkilasi ini adalah proses fasa cair yang mengubah etilen, propilen dan

isobutilen menjadi bahan dasar campuran yang mempunyai angka oktan

tinggi dengan adanya katalis aluminium khlorida (AlCl3). Sebagai promoter

katalis dipakai asam khlorida. Konsentrasi HCl dijaga dengan cara

menginjeksikan air ke dalam reactor. Alkilasi ini juga dikenal alkilasi

diisopropil.

10

Page 12: Makalah Fix

Proses alkilasi aluminium khlorida pertama kali di install oleh

Phillips dan telah dioperasikan selama perang dunia kedua.

Proses alkilasi menggunakan katalis AlCl3, yang lain adalah alkilasi benzene

dengan etilen untuk memproduksi etil benzene yang sangat luas dipergunakan

pada pembuatan stirena. Reaksi dilaksanakan pada titik didih alkilat sekitar

105oC dan penguapan benzene dari reactor akan melepaskan panas reaksinya.

Katalis berbentuk granular dimasukkan secara terus menerus ke dalam reactor

dengan pengangkut berputar. Diagram alirnya dapat dilhat pada gambar

dibawah ini.

d. Alkilasi Asam Posfat

Alkilasi menggunakan asam posfat dimaksudkan untuk memprodukasi

isopropil benzene atau kumen dengan mereaksikan propilena dengan benzene.

11

Page 13: Makalah Fix

Katalis asam posfat berbentuk padatan dapat mengendung campuran

kieselguhr, tepung, magnesia, seng khlorida, seng oksida dan lain-lain yang

dikalsinasi pada suhu 180-250oC. Nisbah benzene dan propilena dijaga pada

6/1 atau lebih besar, dan yield yang diperoleh sekitar 96% (V) kumen dan 4%

(v) adalah alkilat aromatik berat.

2. Alkilasi Termis

Alkilasi termis adalah alkilasi yang mengolah etilena yang diikuti oleh

propilena, butena, dan isobutilena dengan bantuan panas. Kondisi operasi proses

ini tinggi, suhu sekitar 950oF dan tekanan sekitar 3000-5000 psia. Umpan olefin

yang diperkaya seperti tersebut diatas dapat diproduksi dari proses dekomposisi

hidrokarbon yang beroperasi pada suhu 1200-1425 oF dan tekanan 1 atm. Kondisi

sedemikian sangat memungkinkan untuk pembentukan etilena. Etilena diserap

didalam isobutana untuk dimasukkan kedalam dapur melalui zona perendaman.

Sedikit ter atau material yang mempunyai titik didih diatas gasoline dapat

dihasilkan karena konsentrasi etilennya rendah dalam zona reaksi. Diperlukan

waktu 2-7 detik unutk mencapai suhu 950oF, tergantung pada jumlah hidrokarbon

yang diolah dan jumlah isobutilena yang didaur ulang.

12

Page 14: Makalah Fix

Alkali khusus untuk membuat neoheksana telah dikembangkan oleh Phillips

Petroleum Co. Dibawah ini merupakan diagram alirnya.

Campuran etana dan propane direngkah pada suhu sekitar 1400oF dan tekanan

6-8 psig utnuk pembentukan propilena yang optimum. Gas-gas yang terbentuk

dibebaskan dari material yang lebih besar dari C2 melalui scrubber, lalu diikuti

dengan kompresi dan pendinginan. Etilena kemudian diserap oleh cairan

isobutana pada suhu -30oF, sedangkan gas hydrogen dan metana dipisahkan dari

sistem. Campuran etilena dan isobutana pada dapur alkilasi melalui preheater pada

suhu 950oF. Nisbah isobutana daan etilena pada 9/1 atau lebih pada zona reaksi.

Yield yang dikirim kemenara depropanizer berupa cairan pada bagian bawah yang

menghabiskan 7% (berat etana, propane dan isobutanayang mengandung kira-kira

30-40% neoheksana. Neoheksana dikarakterisasi sebagai bahan campuran avgas

dengan sifat-sifat yang sempurna dan sangat mudah menerima TEL. Senyawa ini

mempunyai RVO 9,5 psi ; titik didh 121oF dan angka oktan 95.

2.4 Hasil Proses Alkilasi Termis dan Kegunaan Produk

13

Page 15: Makalah Fix

Produk utama alkilasi termis adalah neoheksana yang mempunyai

bilangan oktana 104,8. Senyawa ini dikenal juga sebagai 2,2-dimetilbutana

dengan rumus kimia CH3C(CH3)2CH2CH3 dan merupakan isomer struktur dari

heksana. Neoheksana dapat digunakan sebagai probe untuk meneliti bagian aktif

dari katalis metal. Senyawa yang bersifat volatil, mudah terbakar, dan tak

berwarna ini juga digunakan sebagai komponen oktan tinggi dalam motor dan

bahan bakar pesawat.

Neoheksana mungkin tidak kompatibel dengan oksidator kuat seperti asam

nitrat. Charring dapat terjadi diikuti oleh pengapian bahan bakar yang tidak

bereaksi dan terdekat lainnya. Dalam pengaturan lain, sebagian besartidak

bereaksi. Senyara ini tidak terpengaruh oleh larutan air asam, alkali, sebagian

besarzat pengoksidasi, dansebagian besar agen pereduksi. Ketika dipanaskan atau

saat dinyalakan dengan adanya udara, oksigen atauzat pengoksidasi kuat,

neoheksana akan membakarsecara eksotermis untuk menghasilkan karbon

dioksidadan air.

Tabel 1. Sifat fisika neoheksana

Penggunaan produk proses alkilasi di industri yakni sebagai berikut:

1. Industri Minyak Bumi

Untuk membuat bahan bakar sintesis. Yaitu dalam pembuatan senyawa

bercabang untuk meningkatkan kualitas bahan bakar. Bahan bakar motor yang

mempunyai angka oktan tinggi adalah yang bercabang.

2. Industri Zat Warna, misalnya membuatan anilin menjadi dimetil anilin

3. Industri Obat-obatan

2.5 Zat-zat Pengalkilasi

14

Page 16: Makalah Fix

1) Olefin : etilena, propilena, butilena.

RH harus banyak karena olefin mudah mengalami polimerisasi.

2) Alkohol ROH : metanol dan etanol.

Digunakan pada pembuatan eter, isopropil eter, etil eter, naphtil metil eter.

3) Alkil Halogenida : R’X , sangat reaktif tetapi mahal.

RH + R11X RR1 + HX

RNa + R1X RR1 + NaX

Pb(Na)y + y R1X Pb(R1)y + yNaX

4) Alkil sulfat

a. Yang sering digunakan adalah dimetil sulfat, metil hidrogen sulfat dan

dietilsulfat.

b. Alkil sulfat rantai panjang digunakan pada beberapa hal saja.

c. Dimetil sulfat sangat beracun dan harus ditangani secara hati-hati.

d. Alkil sulfat digunakan untuk mendapatkan senyawa dialkil eter, alkil aril

eter, etil selulosa dan polivinil eter.

Zat-zat yang dialkilasi

Pada umumnya alkana hanya dapat dialkilasi dengan olefin. Dalam alkilasi

alkana, perlu dibedakan dua kelompok :

a. alkana lurus hanya bisa dilakilasi dengan mekanisme radikal bebas, suhu tinggi

b. alkana bercabang : lebih mudah dialkilasi dengan mekanisme ion.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

15

Page 17: Makalah Fix

Kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan diatas adalah :

1. Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi

molekul yang lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan

katalis asam kuat seperti H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Reaksi

secara umum adalah sebagai berikut:

RH + CH2=CR’R’’ R-CH2-CHR’R”.

2. Di dalam minyak bumi terdapat campuran yang kompleks dari berbagai

macam hidrokarbon terutama alkana mulai dari yang paling sederhana

seperti : metana ( CH4 ), etana ( C2H6 ), propane ( C3H8 ) dan butana ( C4H10)

sampai dengan alkana yang berantai panjang lurus atau bercabang.

3. Proses alkilasi pada pengilangan minyak bumi, dimulai reaksi alkilasi dengan

katalis asam dimulai dengan pembentukan ion karbonium (C+ 4H9 ) dengan

mentransfer proton (H+) dari katalis asam ke molekul umpan olefin, dan

kemudian ion karbonium tersebut berkombinasi dengan molekul jumpan

isobutana untuk menghasilkan kation tertier butil (iso C+ 8H9).

4. Contoh alkilasi dalam pengilangan minyak bumi yaitu alkilasi asam sulfat,

alkilasi asam fluorida, alkilasi isobutana, alkilasi asam posfat, alkilasi HF dan

alkilasi termis.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2010. Step-Oil-Processes.

http://salman.blogspot.com/2010/11/blog-post.html?m=1

Diakses Pada Tanggal 30 September 2014.

16

Page 18: Makalah Fix

Anonim2. 2014. Alkilasi.

http://id.swewe.net/word_show.htm/?78238_1&Alkilasi

Diakses Pada Tanggal 30 September 2014.

Austin, George T. 2008. "Shreve's Chemical Process Industries". England.

Ika Ratna Sari, S.Pd. 2006. Metode Belajar Efektif Kimia : Jawa Tengah. CV

Media Karya Putra.

Keenan, dkk. 1992. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

Kengie, R. 2010. Minyak Bumi.

http://rasenshurikengie.blogspot.com/2010/12/-minyak-bumi.html

Diakses Pada Tanggal 30 September 2014.

Oyyiin. 2011. Minyak Bumi dan Alkilasi.

http://doanddoo.blogspot.com/2011/12/minyak-bumi-alkilasi-polimerisas

i.html.

Diakses Pada Tanggal 30 September 2014.

Septiadevana, R. 2008. Minyak Bumi dan Gas Alam.

http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Riski%20Septia

devana%200606249_IE6.0/halaman_16.html.

Diakses Pada Tanggal 30 September 2014.

Stocchi, E.1990. "Industrial Chemistry Vol. 1", Ellis Horwood, England.

Triwahyudi.2011. Alkilasi dan Polimerasi.

http://yudi3wahyudi.blogspot.com/2011/04/4.html

17

Page 19: Makalah Fix

Diakses Pada Tanggal 30 September 2014.

Zulfan Adi Putra.2010. Kilang Minyak Bumi.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kilang_minyak

Diakses Pada Tanggal 30 September 2014.

18