Makalah Fix

47
BAB I PENDAHULUAN Hernia Nukleus Pulposus merupakan salah satu dari sekian banyak “Low Back Pain” akibat proses degeneratif. Nyeri pinggang bawah merupakan keluhan yang umum pada kedokteran klinik. Hampir semua orang pernah mengalami nyeri pinggang bawah. Prevalensi nyeri pinggang bawah yang tinggi, tidak perlu dipersoalkan lagi, sebab sejak seorang anak belajar berdiri dan berjalan ia sudah dihadapkan resiko nyeri pinggang bawah. Penyebabnya bermacam-macam diantaranya adalah Hernia Nukleus Pulposus (HNP). Penderita penyakit ini sering mengeluh sakit pinggang yang menjalar ke tungkai bawah terutama pada saat aktivitas membungkuk (Sholat dan mencangkul). Penderita mayoritas melakukan suatu aktivitas mengangkat beban yang berat dan sering membungkuk. Aktivitas ini banyak dilakukan oleh para pekerja bangunan, pembantu rumah tangga, olahragawan angkat besi dan kuli pelabuhan. HNP adalah suatu keadaan di mana sebagian atau seluruh bagian dari nukleus pulposus mengalami penonjolan kedalam kanalis spinalis. Hernia Nukleus Pulposus (HNP) merupakan salah satu penyebab dari nyeri punggung (NPB) yang penting. Prevalensinya berkisar antara 1-2% dari populasi. HNP lumbalis paling sering (90%) mengenai diskus intervertebralis L5 – S1 dan L4 – L5. Biasanya NPB oleh karena HNP lumbalis akan membaik dalam waktu kira – kira 6 minggu. Tindakan pembedahan jarang dilakukan kecuali pada keadaan tertentu. Hernia Nucleus Pulposus Page 1

description

DSCWSD

Transcript of Makalah Fix

Page 1: Makalah Fix

BAB I

PENDAHULUAN

Hernia Nukleus Pulposus merupakan salah satu dari sekian banyak “Low Back Pain”

akibat proses degeneratif. Nyeri pinggang bawah merupakan keluhan yang umum pada

kedokteran klinik. Hampir semua orang pernah mengalami nyeri pinggang bawah. Prevalensi

nyeri pinggang bawah yang tinggi, tidak perlu dipersoalkan lagi, sebab sejak seorang anak

belajar berdiri dan berjalan ia sudah dihadapkan resiko nyeri pinggang bawah.

Penyebabnya bermacam-macam diantaranya adalah Hernia Nukleus Pulposus (HNP).

Penderita penyakit ini sering mengeluh sakit pinggang yang menjalar ke tungkai bawah

terutama pada saat aktivitas membungkuk (Sholat dan mencangkul). Penderita mayoritas

melakukan suatu aktivitas mengangkat beban yang berat dan sering membungkuk. Aktivitas

ini banyak dilakukan oleh para pekerja bangunan, pembantu rumah tangga, olahragawan

angkat besi dan kuli pelabuhan. HNP adalah suatu keadaan di mana sebagian atau seluruh

bagian dari nukleus pulposus mengalami penonjolan kedalam kanalis spinalis. Hernia

Nukleus Pulposus (HNP) merupakan salah satu penyebab dari nyeri punggung (NPB) yang

penting.

Prevalensinya berkisar antara 1-2% dari populasi. HNP lumbalis paling sering (90%)

mengenai diskus intervertebralis L5 – S1 dan L4 – L5. Biasanya NPB oleh karena HNP

lumbalis akan membaik dalam waktu kira – kira 6 minggu. Tindakan pembedahan jarang

dilakukan kecuali pada keadaan tertentu. Nukleus pulposus tidak mempunyai persarafan,

sehingga tidak menimbulkan rasa nyeri, tetapi bila ia mendorong ke belakang, ia

meregangkan anulus fibrosus dan menimbulkan rasa nyeri. Karena ikat – ikat posterior

longitudinal menutupi anulus fibrosus di bagian tengah, herniasi lebih sering mendorong ke

arah posterolateral.

Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi konservatif. Sebagian

kecil berkembang menjadi kronik meskipun sudah diterapi. Pada pasien yang dioperasi, 90%

membaik terutama nyeri tungkai, kemungkinan terjadinya kekambuhan adalah 5%.

Hernia Nucleus Pulposus Page 1

Page 2: Makalah Fix

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Dalam bahasa Inggris kedokteran, pinggang dikenal sebagai “Low Back”, secara anatomi

pinggang adalah daerah tulang belakang L1 sampai tulang sacrum dan otot-otot sekitarnya.

Daerah pinggang mempunyai fungsi penting pada tubuh manusia, yaitu membuat tubuh

berdiri tegak, untuk pergerakan, dan melindungi beberapa organ penting yang ada

didalamnya. Peranan otot – otot erector truski adalah memberikan tenaga imbangan ketika

mengangkat benda. (Sidharta Priguna, 1999)

Hernia Nucleus Pulposus (HNP) atau herniasi diskus intervertebralis, yang sering pula

disebut sebagai Lumbar Disc Syndrome atau Lumbosacral Radiculopathies adalah penyebab

tersering nyeri pugggung bawah yang bersifat akut, kronik atau berulang. (Reni H. Masduchi,

2011)

Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah suatu penyakit, dimana bantalan lunak diantara

ruas-ruas tulang belakang (Soft Gel Disc atau Nucleus Pulposus) mengalami tekanan di salah

satu bagian posterior atau lateral sehingga nucleus pulposus pecah dan luruh dan terjadi

penonjolan melalui anulus fibrosus ke dalam kanalis spinalis yang mengakibatkan penekanan

radiks saraf. (Kevin, 2011; Barbara C.Long, 1996)

Penyakit HNP ini bisa terjadi pada seluruh ruas tulang belakang, mulai dari tulang leher

sampai tulang ekor (Cervical, Thorakal, Lumbal atau Sacrum). Herniasi diskus dapat terjadi

pada dua sisi, tetapi lebih sering terjadi pada satu sisi. Keluhan nyeri dapat unilateral, bilateral

atau bilateral tetapi lebih berat ke satu sisi. Daerah sakitnya tergantung di mana terjadi

Hernia Nucleus Pulposus Page 2

Page 3: Makalah Fix

penjepitan, misalnya di leher maka akan terjadi migrain atau sakit sampai ke bahu. Bisa juga

terjadi penjepitan di tulang ekor, maka akan terasa sakit seperti otot ketarik pada bagian paha

atau betis, kesemutan, sakit pinggang yang menjalar ke tungkai bawah sesuai dengan

distribusi dermatom saraf yang terkena terutama pada saat aktifitas mengangkat beban yang

berat dan membungkuk, bahkan bisa sampai pada kelumpuhan. Penderita penyakit ini sering

mengeluh hernia diskus lebih banyak terjadi pada daerah lumbosakral, namun juga dapat

terjadi pada daerah servikal dan thorakal tetapi kasusnya jarang terjadi. HNP dapat terjadi

pada semua usia, rata-rata 35 - 45 tahun. (Sidharta Priguna, 1999)

2.2. Anatomi dan Fisiologi

Ruas-ruas tulang belakang manusia tersusun dari atas ke bawah dan diantara ruas-ruas

dihubungkan dengan tulang rawan yang disebut cakram sehingga tulang belakang dapat tegak

dan membungkuk. Dan disebelah depan dan belakangnya terdapat kumpulan serabut kenyal

yang memperkuat kedudukan ruas tulang belakang. Tulang belakang terdiri atas :

Vertebra servicalis sebanyak 7 ruas dengan badan ruas kecil dan lubang ruasnya besar.

Pada taju sayapnya terdapat lubang saraf yang disebut foramen transversalis. Ruas

pertama disebut atlas yang memungkinkan kepala mengangguk. Ruas kedua disebut

prosesus odontoit (Aksis) yang memungkinkan kepala berputar ke kiri dan kekanan.

Vertebra thorakal sebanyak 12 ruas. Badan ruasnya besar dan kuat, taju durinya panjang

dan melengkung.

Vertebra lumbalis sebanyak 5 ruas. Badan ruasnya tebal, besar dan kuat, taju durinya agak

picak. Bagian ruas kelima agak menonjol disebut promontorium.

Vertebra sacralis sebanyak 5 ruas. Ruas-ruasnya menjadi satu sehingga menyerupai

sebuah tulang.

Vertebra koksigialis sebanyak 4 ruas. Ruasnya kecil dan menjadi sebuah tulang yang

disebut os. Koksigialis. Dapat bergerak sedikit karena membentuk persendian dengan

sacrum.

Hernia Nucleus Pulposus Page 3

Page 4: Makalah Fix

Secara umum struktur tulang belakang tersusun atas dua kolom yaitu :

Kolom korpus vertebra beserta semua diskus intervetebra yang berada di antaranya.

Kolom elemen posterior (kompleks ligamentum posterior) yang terdiri atas lamina,

pedikel, prosesus spinosus, prosesus transversus dan pars artikularis, ligamentum-

ligamentum supraspinosum dan intraspinosum, ligamentum flavum, serta kapsul sendi.

Hernia Nucleus Pulposus Page 4

Page 5: Makalah Fix

Korpus

Merupakan bagian terbesar dari vertebra, berbentuk silindris yang mempunyai beberapa

facies yaitu : facies anterior berbentuk konvek dari arah samping dan konkaf dari arah

cranial ke caudal. Facies superior berbentuk konkaf pada lumbal 4 – 5.

Arcus

Merupakan lengkungan simetris di kiri-kanan dan berpangkal pada korpus menuju dorsal

pangkalnya disebut radik arcus vertebra dan ada tonjolan ke arah lateral yang disebut

procesus spinosus.

Foramen vertebra

Merupakan lubang yang besar yang terdapat diantara corpus dan arcus bila dilihat dari

columna vetebralis, foramen vetebra ini membentuk suatu saluran yang disebut canalis

vetebralisalis, yang akan terisi oleh medula spinalis.

Stabilitas pada vertebra ada dua macam yaitu stabilisasi pasif dan stabilisasi aktif. Untuk

stabilisasi pasif adalah ligament yang terdiri dari :

Ligament longitudinal anterior yang melekat pada bagian anterior tiap diskus dan anterior

korpus vertebra, ligament ini mengontrol gerakan ekstensi.

Hernia Nucleus Pulposus Page 5

Page 6: Makalah Fix

Ligament longitudinal posterior yang memanjang dan melekat pada bagian posterior

diskus dan posterior korpus vertebra. Ligament ini berfungsi untuk mengontrol gerakan

fleksi.

Ligament flavum terletak di dorsal vertebra di antara lamina yang berfungsi melindungi

medulla spinalis dari posterior.

Ligament tranfersum melekat pada tiap procesus tranversus yang berfungsi mengontrol

gerakan fleksi. (Snel S. Richard, 1997)

Setiap ruas tulang belakang dapat bergerak satu dengan yang lain oleh karena adanya dua

sendi di posterolateral dan diskus intervertebralis di anterior. Bila dilihat dari samping, pilar

tulang belakang membentuk lengkungan atau lordosis di daerah servikal, torakal dan lumbal.

Keseluruhan vertebra maupun masing – masing tulang vertebra berikut diskus

intervertebralisnya bukanlah merupakan satu struktur yang elastis, melainkan satu kesatuan

Hernia Nucleus Pulposus Page 6

Page 7: Makalah Fix

yang kokoh dengan diskus yang memungkinkan gerakan bergeser antar korpus ruas tulang

belakang. Lingkup gerak sendi pada vertebra servikal adalah yang terbesar. Vertebra torakal

berlingkup gerakan yang sedikit karena adanya tulang rusuk yang membentuk toraks,

sedangkan vertebra lumbal mempunyai ruang lingkup gerak yang lebih besar dari torakal

tetapi makin ke bawah lingkup geraknya makin kecil. (Langran, 2006; Jong Syamsuhidayat)

Kolumna vertebralis tersusun atas seperangkat sendi antar korpus vertebra yang

berdekatan, sendi antar arkus vertebra, sendi kortovertebralis, dan sendi sakroiliaka.

Ligamentum longitudinal dan diskus intervertebralis menghubungkan korpus vertebra yang

berdekatan.

Diantara korpus vertebra mulai dari cervikalis kedua sampai vertebra sakralis terdapat

diskus intervertebralis. Diskus – diskus ini membentuk sendi fibrokartilago yang lentur antara

dua vertebra. Diskus dipisahkan dari tulang yang diatas dan dibawanya oleh lempengan tulang

rawan yang tipis. Diskus intervertebralis menghubungkan korpus vertebra satu sama lain dari

servikal sampai lumbal atau sacral. Diskus ini berfungsi sebagai penyangga beban dan

peredam kejut (Shock Absorber). Diskus intervertebralis terdiri dari tiga bagian utama yaitu:

Annulus fibrosus, terbagi menjadi 3 lapis, yaitu :

Lapisan terluar terdiri dari lamella fibrokolagen yang berjalan menyilang konsentris

mengelilingi nucleus pulposus sehingga bentuknya seakan – akan menyerupai

gulungan per (Coiled Spring).

Lapisan dalam terdiri dari jaringan fibrokartilagenus.

Daerah transisi.

Nucleus pulposus

Nucleus pulposus adalah bagian tengah diskus yang bersifat semigetalin, nucleus

ini mengandung berkas-berkas kolagen, sel jaringan penyambung dan sel-sel tulang

rawan. Juga berperan penting dalam pertukaran cairan antar diskus dan pembuluh-

pembuluh kapiler.

Vertebral endplate

Tulang rawan yang membungkus apofisis korpus vertebra, membentuk batas atas

dan bawah dari diskus.

Diskus intervertabralis berfungsi secara hidrodinamik. Tekanan pada nucleus disebarkan

ke semua arah, hal inilah yang menjaga tetap terpisahnya vertebral end plates. Serabut-serabut

annulus fibrosus mempunyai kemampuan cukup untuk bergerak fleksi dan ekstensi sehingga

memungkinkan perubahan bentuk dari nukleus pulposus. Fleksibilitas dari annulus fibrosus

Hernia Nucleus Pulposus Page 7

Page 8: Makalah Fix

dimungkinkan oleh karena adanya kelenturan, kemampuan memanjang dan adanya lubrikasi

atau pelumasan dari lembaran-lemabaran annulus. (Reni H. Masduchi, 2011)

Nucleus Pulposus adalah suatu gel yang viskus terdiri dari proteoglycan (Hyaluronic Long

Chain) mengandung kadar air yang tinggi (80%) dan mempunyai sifat sangat higroskopis.

Nucleus pulposus berfungsi sebagai bantalan dan berperan menahan tekanan atau beban.

Diskus intervertebralis, baik annulus fibrosus maupun nukleus pulposus adalah bangunan

yang tidak peka nyeri. Bagian yang peka nyeri adalah :

Ligamentum longitudinal anterior.

Ligamentum longitudinal posterior.

Corpus vertebrae dan periosteumnya.

Ligamentum supraspinosum.

Fasia dan otot.

Medula spinalis merupakan jaringan saraf berbentuk kolum vertical yang terbentang dari

dasar otak, keluar dari rongga kranium melalui foramen occipital magnum, masuk kekanalis

sampai setinggi segmen lumbal 2. medulla spinalis terdiri dari 31 pasang saraf spinalis kiri

dan kanan yang terdiri atas :

8 pasang saraf servical.

15 pasang saraf thorakal.

5 pasang saraf lumbal.

5 pasang saraf sacral.

1 pasang saraf cogsigeal.

Penampang melintang medulla spinalis memperlihatkan bagian – bagian yaitu substansia

grisea dan substansia alba. Substansia grisea mengelilingi kanalis centralis sehingga

membentuk kolumna dorsalis, kolumna lateralis dan kolumna ventralis. Kolumna ini

menyerupai tanduk yang disebut conv. Substansia alba mengandung saraf myelin (Akson).

Sumsum tulang belakang berjalan melalui tiap-tiap vertebra dan membawa saraf yang

menyampaikan sensasi dan gerakan dari dan ke berbagai area tubuh. Semakin tinggi

kerusakan saraf tulang belakang, maka semakin luas trauma yang diakibatkan. Misalnya, jika

kerusakan saraf tulang belakang di daerah leher, hal ini dapat berpengaruh pada fungsi di

bawahnya dan menyebabkan seseorang lumpuh pada kedua sisi mulai dari leher ke bawah

dan tidak terdapat sensasi di bawah leher. Kerusakan yang lebih rendah pada tulang sakral

mengakibatkan sedikit kehilangan fungsi. (Langran, 2006)

Hernia Nucleus Pulposus Page 8

Page 9: Makalah Fix

2.3. Epidemiologi

Di Amerika hampir 80% dari populasi dewasa pernah mengalami nyeri pinggang dalam

kehidupannya. Dari poliklinik unit penyakit saraf RSCM Jakarta melaporkan bahwa

penderita nyeri pinggang bawah pada tahun 1976 sebanyak 5,8%. Dari poliklinik rematologi

RS. Soetomo Surabaya pada tahun 1980 sebanyak 17,7%. Dari Rumah Sakit Umum Pusat Dr.

Sardjito Yogyakarta melaporkan penderita nyeri pinggang bawah yang datang berobat ke

RSUP Dr. Sardjito sebanyak 190 penderita, 43 diantaranya adalah penderita nyeri pinggang

bawah yang disertai nyeri radikuler, ditinjau dari keseluruhan penderita baru (3,75%) maka

190 penderita nyeri pinggang bawah adalah merupakan sebagian kecil saja (5,63%). Tidak

dijumpai nyeri pinggang bawah pada pada anak 6 – 10 tahun, kemudian diikuti 41 – 50

tahun, kemudian 31 – 40 tahun dan 51 – 60 tahun. Tahun 1986 didapatkan dari 49 orang

penderita nyeri pinggang belakang sebanyak 19 orang menderita HNP (45,24%).

Hernia Nucleus Pulposus Page 9

Page 10: Makalah Fix

HNP sering terjadi pada daerah L4 - L5 dan L5 – S1 kemudian pada C5 – C6 dan paling

jarang terjadi pada daerah torakal, sangat jarang terjadi pada anak-anak dan remaja tetapi

kejadiannya meningkat setelah umur 20 tahun. Dengan insidens hernia lumbosakral lebih dari

90% sedangkan hernia servikalis sekitar 5-10%. (Ratih astarida, 2009)

HNP paling sering terjadi pada pria dewasa, dengan insiden puncak pada decade ke-4 dan

ke-5. Kelainan ini lebih banyak terjadi pada individu dengan pekerjaan yang banyak

membungkuk dan mengangkat. Karena ligamentum longitudinalis posterior pada daerah

lumbal lebih kuat pada bagian tengahnya, maka protrusi diskus cenderung terjadi kearah

posterolateral, dengan kompresi radiks saraf.

2.4. Etiologi

Penyebab utama terjadinya HNP adalah cidera, cidera dapat terjadi karena terjatuh tetapi

lebih sering karena posisi menggerakkan tubuh yang salah. Pada posisi gerakan tulang

belakang yang tidak tepat maka sekat tulang belakang akan terdorong ke satu sisi dan pada

saat itulah bila beban yang mendorong cukup besar akan terjadi robekan pada annulus

pulposus yaitu cincin yang melingkari nucleus pulposus dan mendorongnya merosot keluar

sehingga disebut hernia nucleus pulposus. Sebenarnya cincin (Annulus) sudah terbuat sangat

kuat tetapi pada pasien tertentu di bagian samping belakang (Posterolateral) ada bagian yang

lemah (Locus Minoris Resistentiae).

Contoh kejadian sehari-hari yang dapat membuat terjadinya HNP adalah sebagai berikut:

Mengambil benda yang jatuh dilantai.

Mengejar bola yang cukup jauh dengan ayunan langkah yang tidak akurat saat tennis.

Mengepel lantai.

Tergelincir saat berjalan.

Melompat.

Mengambil sesuatu di atas lemari.

Membungkuk tiba-tiba.

Tiba-tiba berlari mengejar sesuatu.

Berpijit dan punggungnya di injak-injak.

Beberapa contoh kejadian sehari-hari diatas kadang-kadang begitu saja terjadi, tidak

disengaja. Sehingga unsur ketidaksengajaan dan tiba-tiba memainkan peran yang menonjol

tercetusnya HNP. (Achdiat Agus, 2009)

Hernia Nucleus Pulposus Page 10

Page 11: Makalah Fix

Bisa juga terjadi karena adanya spinal stenosis, ketidakstabilan vertebra karena salah

posisi, mengangkat, pembentukan osteophyte, degenerasi dan degradasi dari kandungan

tulang rawan annulus dan nucleus mengakibatkan berkurangnya elastisitas sehingga

mengakibatkan herniasi dari nucleus hingga annulus. (Reni H. Masduchi, 2011)

2.5. Faktor Resiko

Faktor risiko yang tidak dapat dirubah, antara lain :

a. Umur: makin bertambah umur risiko makin tinggi.

b. Jenis kelamin: laki-laki lebih banyak dari wanita.

c. Riwayat cidera punggung atau HNP sebelumnya.

Faktor risiko yang dapat dirubah, antara lain :

a. Pekerjaan dan aktivitas, misalnya duduk yang terlalu lama, mengangkat atau menarik

barang-barang serta sering membungkuk atau gerakan memutar pada punggung,

latihan fisik yang berat, paparan pada vibrasi yang konstan seperti supir.

b. Olahraga yang tidak teratur, mulai latihan setelah lama tidak berlatih, latihan yang

berat dalam jangka waktu yang lama.

c. Merokok. Nikotin dan racun-racun lain dapat mengganggu kemampuan diskus untuk

menyerap nutrien yang diperlukan dari dalam darah.

d. Berat badan berlebihan, terutama beban ekstra di daerah perut dapat menyebabkan

strain pada punggung bawah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi, antara lain :

Hernia Nucleus Pulposus Page 11

Page 12: Makalah Fix

a. Beban yang diperkenankan, jarak angkut dan intensitas pembebanan.

b. Kondisi lingkungan kerja yaitu licin, kasar, naik atau turun.

c. Keterampilan pekerja.

d. Peralatan kerja beserta keamanannya. (Yulvitrawasih, 2011)

2.6. Klasifikasi

Macnab’s Classification membagi HNP berdasarkan pemeriksaan MRI menjadi:

Bulging Disc: Suatu penonjolan atau konveksitas dari diskus melewati batas diskus

tetapi anulus tetap intak.

Proalapsed Disc: Suatu penonjolan dari diskus melalui annulus fibrosus yang

mengalami robekan yang tidak komplit.

Extruded Disc: Suatu penonjolan dari diskus melalui annulus fibrosus yang

mengalami robekan komplit, dan nucleus pulposus mendesak ligamentum

longitudinalis posterior.

Sequesteres Disc: Sebagian dari nucleus pulposus keluar melalui annulus fibrosus

yang telah robek, kehilangan kontinuitas dengan nucleuos pulposus yang berada

didalam diskus dan telah berada dalam kanal.

Menurut lokasi penonjolan Nucleous Pulposus, terdapat 3 tipe, yaitu:

Central, tidak selalu didapatkan gejala radikular. Dapat menimbulkan gangguan pada

banyak akar saraf bila mengenai cauda equina atau nielopati apabila mengenai medula

spinalis.

Posterolateral, pada umunya terjadi pada vertebra lumbalis sehubungan dengan

menipisnya ligamentum longitudalis posterior pada daerah tersebut, misalnya HNP

vertebra L4 – L5 akan menimbulkan iritasi pada akar saraf L5.

Far – lateral foraminal, tidak selalu didapatkan gejala nyeri punggung bawah.

Mengenai akar saraf yang terekat, misalnya HNP vertebra L4 – L5 akan mengenai

akar saraf L4.

Berdasarkan lesi terkenanya terbagi atas :

Hernia Lumbosacralis

Penyebab terjadinya lumbal menonjol keluar, bisanya oleh kejadian luka pada

posisi fleksi, tapi perbandingan yang sesungguhnya pada pasien non trauma adalah

kejadian yang berulang. Proses penyusutan nucleus pulposus pada ligamentum

longitudinal posterior dan annulus fibrosus dapat diam di tempat atau ditunjukkan atau

dimanifestasikan dengan ringan, penyakit lumbal yang sering kambuh. Bersin,

Hernia Nucleus Pulposus Page 12

Page 13: Makalah Fix

gerakan tiba-tiba, biasa dapat menyebabkan nucleus pulposus prolaps, mendorong

ujungnya atau jumbainya dan melemahkan anulus posterior. Pada kasus berat penyakit

sendi, nucleus menonjol keluar sampai anulus atau menjadi “Extruded” dan melintang

sebagai potongan bebas pada canalis vertebralis. Lebih sering, fragmen dari nucleus

pulposus menonjol sampai pada celah anulus, biasanya terjadi pada satu sisi atau

lainnya (Kadang – kadang ditengah), dimana mereka mengenai sebuah serabut atau

beberapa serabut saraf. Tonjolan yang besar dapat menekan serabut-serabut saraf

melawan apophysis artikuler.

Hernia Servikalis

Keluhan utama nyeri radikuler pleksus servikobrakhialis. Penggerakan

kolumma vertebralis servikal menjadi terbatas, sedang kurvatural yang normal

menghilang. Otot-otot leher spastik, kaku kuduk, refleks biseps yang menurun atau

menghilang. Hernia ini melibatkan sendi antara tulang belakang dari C5 dan C6 dan

diikuti C4 dan C5 atau C6 dan C7. Hernia ini menonjol keluar posterolateral

mengakibatkan tekanan pada pangkal saraf. Hal ini menghasilkan nyeri radikal yang

mana selalu diawali dengan beberapa gejala dan mengacu pada kerusakan kulit.

Hernia Thorakalis

Hernia ini jarang terjadi dan selalu berada digaris tengah hernia. Gejala-

gejalannya terdiri dari nyeri radikal pada tingkat lesi yang parastesis. Hernia dapat

menyebabkan melemahnya anggota tubuh bagian bawah, membuat kejang paraparese,

kadang-kadang serangannya mendadak dengan paraparese.

2.7. Patofisiologi

Melengkungnya punggung ke depan akan menyebabkan menyempitnya atau merapatnya

tulang belakang bagian depan, sedangkan bagian belakang merenggang, sehingga nucleus

pulposus akan terdorong ke belakang.

Prolapsus diskus intervertebralis, hanya terdorong ke belakang yang menimbulkan nyeri,

sebab pada bagian belakang vertebra terdapat serabut saraf spinal serta akarnya, dan apabila

tertekan oleh prolapsus discus intervertebralis akan menyebabkan nyeri yang hebat pada

bagian pinggang, bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan anggota bagian bawah. (Sufitni,

1996)

Herniasi atau ruptur dari discus intervertebra adalah protrusi nucleus pulposus bersama

beberapa bagian anulus ke dalam kanalis spinalis atau foramen intervertebralis. Karena

ligamentum longitudinalis anterior jauh lebih kuat daripada ligamentum longitudinalis

Hernia Nucleus Pulposus Page 13

Page 14: Makalah Fix

posterior, maka herniasi diskus hampir selalu terjadi ke arah posterior atau posterolateral.

Herniasi tersebut biasanya menggelembung berupa massa padat dan tetap menyatu dengan

badan diskus, walaupun fragmen-fragmennya kadang dapat menekan keluar menembus

ligamentum longitudinalis posterior dan masuk lalu berada bebas ke dalam kanalis spinalis.

Perubahan morfologik pertama yang terjadi pada diskus adalah memisahnya lempeng tulang

rawan dari korpus vertebra di dekatnya.

Pada tahap pertama sobeknya anulus fibrosus itu bersifat sirkumferensial. Karena adanya

gaya traurnatik yang berulang, sobekan itu menjadi lebih besar dan timbul sobekan radial.

Apabila hal ini telah terjadi, maka risiko HNP hanya menunggu waktu dan bisa terjadi pada

trauma berikutnya. Gaya presipitasi itu dapat diasumsikan seperti gaya traumatik ketika

hendak menegakkan badan waktu terpeleset, mengangkat benda berat, dan sebagainya.

Menjebolnya (Herniasi) nukleus pulposus dapat mencapai ke korpus tulang belakang di atas

atau dibawahnya. Bisa juga menjebol langsung ke kanalis vertebralis. Sobekan

sirkumferensial dan radial pada annulus fibrosus diskus intervertebralis berikut dengan

terbentuknya nodus Schmorl atau merupakan kelainan yang mendasari low back pain

subkronis atau kronis yang kemudian disusul oleh nyeri sepanjang tungkai yang dikenal

sebagai iskhialgia atau siatika. Menjebolnya nukleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti

bahwa nucleus pulposus menekan radiks yang bersama-sama dengan arteria radikularis yang

berada dalam lapisan dura. Hal itu terjadi jika penjebolan berada di sisi lateral. Tidak akan ada

radiks yang terkena jika tempat herniasinya berada di tengah. Pada tingkat L2, dan terus ke

bawah tidak terdapat medula spinalis lagi, maka herniasi yang berada di garis tengah tidak

akan menimbulkan kompresi pada kolumna anterior. Setelah terjadi HNP, sisa diskus

intervertebral ini mengalami lisis, sehingga dua korpora vertebra bertumpang tindih tanpa

ganjalan.

Hernia Nucleus Pulposus Page 14

Page 15: Makalah Fix

Kemampuan menahan air dari nucleus pulposus berkurang secara progresif dengan

bertambahnya usia. Mulai usia 20 tahun terjadi perubahan degenerasi yang ditandai dengan

penurunan vaskularisasi kedalam diskus disertai berkurangnya kadar air dalam nucleus

sehingga diskus mengkerut dan menjadi kurang elastis.

Hernia Nucleus Pulposus Page 15

Page 16: Makalah Fix

Sela intervertebra lumbal L4 – L5 dan L5 – S1 adalah yang paling sering terkena,

terutama L5 – S1. Sedangkan L3 – L4 merupakan urutan berikutnya. Ruptur diskus lumbal

yang lebih tinggi jarang dan hampir selalu akibat trauma masif. Karena hubungan anatomis

pada vertebra lumbal, protrusi diskus biasanya menekan radiks saraf yang muncul satu

vertebra di bawahnya. Jika terdapat fragmen diskus bebas, biasanya mengenai radiks yang

muncul di atas diskus yang mengalami herniasi. Sebagian besar HNP terjadi pada L4 – L5

dan L5 – S1 karena:

Daerah lumbal, khususnya daerah L5 – S1 mempunyai tugas yang berat, yaitu

menyangga berat badan. Diperkirakan 75% berat badan disangga oleh sendi L5 – S1.

Mobilitas daerah lumbal terutama untuk gerak fleksi dan ekstensi sangat tinggi.

Diperkirakan hampir 57% aktivitas fleksi dan ekstensi tubuh dilakukan pada sendi L5 –

S1.

Daerah lumbal terutama L5 – S1 merupakan daerah rawan karena ligamentum

longitudinal posterior hanya separuh menutupi permukaan posterior diskus. Arah herniasi

yang paling sering adalah posterolateral.

Selain itu serabut menjadi kotor dan mengalami hialisasi yang membantu perubahan yang

mengakibatkan herniasi nucleus pulpolus melalui anulus dengan menekan akar – akar saraf

spinal. Pada umumnya herniassi paling besar kemungkinan terjadi di bagian koluma yang

lebih banyak bergerak (Perbatasan Lumbosakralis dan Servikotorakalis). Sebagian besar dari

HNP terjadi pada lumbal antara L 4 sampai L 5, atau L5 sampai S1. Arah herniasi yang paling

sering adalah posterolateral. Karena radiks saraf pada daerah lumbal miring kebawah

sewaktu berjalan keluar melalui foramena neuralis, maka herniasi discus antara L 5 dan S 1.

Hernia Nucleus Pulposus Page 16

Page 17: Makalah Fix

Perubahan degeneratif pada nukleus pulpolus disebabkan oleh pengurangan kadar protein

yang berdampak pada peningkatan kadar cairan sehingga tekanan intradistal meningkat,

menyebabkan ruptur pada anulus dengan stres yang relatif kecil (Sylvia,1991), sedang M.

Istiadi (1986) mengatakan adanya trauma baik secara langsung atau tidak langsung pada

diskus intervertebralis akan menyebabkan kompresi hebat dan herniasi nucleus pulposus

(HNP). Nukleus yang tertekan hebat akan mencari jalan keluar, dan melalui robekan anulus

mendorong ligamentum longitudinal maka terjadilah herniasi. Protrusi atau ruptur nucleus

pulposus biasanya didahului dengan perubahan degeneratif yang terjadi pada proses penuaan.

Kehilangan protein polisakarida dalam diskus menurunkan kandungan air nukleus pulposus.

Perkembangan pecahan yang menyebar di anulus melemahkan pertahanan pada herniasi

nucleus. Setelah trauma (Jatuh, kecelakaan, dan stress minor berulang seperti mengangkat)

kartilago dapat cidera.

2.8.Manisfestasi Klinis

Manifestasi klinis HNP tergantung dari radiks saraf yang terkena. Gejala klinis yang

paling sering adalah iskhialgia (Nyeri radikuler sepanjang perjalanan nervus iskhiadikus).

Nyeri biasanya bersifat tajam seperti terbakar dan berdenyut menjalar sampai di bawah lutut.

Bila saraf sensorik yang besar terkena akan timbul gejala kesemutan atau rasa tebal sesuai

dengan dermatomnya. Pada kasus berat dapat terjadi kelemahan otot dan hilangnya refleks

tendon patella (KPR) dan Achilles (APR). Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat

terjadi gangguan miksi, defekasi dan fungsi seksual. Sindrom kauda equina dimana terjadi

saddle anasthesia sehingga menyebabkan nyeri kaki bilateral, hilangnya sensasi perianal

(Anus), paralisis kandung kemih, dan kelemahan sfingter ani. Sakit pinggang yang diderita

Hernia Nucleus Pulposus Page 17

Page 18: Makalah Fix

pun akan semakin parah jika duduk, membungkuk, mengangkat beban, batuk, meregangkan

badan, dan bergerak. Istirahat dan penggunaan analgetik akan menghilangkan sakit yang

diderita.

Keluhan awal biasanya nyeri punggung bawah (Low back pain) yang onsetnya perlahan-

lahan, bersifat tumpul atau terasa tidak enak, sering intermitten, walaupun kadang-kadang

nyeri tersebut onsetnya mendadak dan berat. Nyeri ini terjadi akibat regangan ligamentum

longitudinalis posterior, karena diskus itu sendiri tidak memiliki serabut nyeri. Nyeri tersebut

khas yaitu diperhebat oleh aktivitas dan pengerahan tenaga serta mengedan, batuk, atau

bersin. Nyeri ini biasanya menghilang bila berbaring pada sisi yang tidak terkena dengan

tungkai yang sakit difleksikan. Sering terdapat spasme refleks otot-otot paravertebra yang

menyebabkan nyeri dan membuat pasien tidak dapat berdiri tegak secara penuh. Ada jenis

yang akut dan ada jenis yang berlangsung perlahan. Jenis yang berlangsung perlahan kadang-

kadang lebih lama sembuhnya. Nyeri bersifat tumpul dan semakin bertambah bila pinggang

bergerak, ketika berjalan pasien akan memiringkan tubuh ke arah badan yang sehat semata-

mata bertujuan untuk membuka ruang lebih luas bagi bagian ruas tulang belakang yang

bermasalah. Setelah periode waktu tertentu, timbul nyeri pinggul dan sisi posterior atau

posterolateral paha serta tungkai sisi yang terkena, yang biasanya disebut skiatika atau

iskialgia. Ada kalanya pasien mengeluh nyeri pada tepi luar telapak kaki (S1) dan tepi luar

betis dan paha dalam (L3 – L4 – L5). Ini semua bergantung pada radian saraf pinggang yang

terkena dorongan dari nucleus pulposus yang merosot tersebut. Pasien tidak tahan duduk lama

apalagi bila duduk bersila. Sebentar-sebentar pasien akan menjulurkan kaki, gejala ini sering

disertai rasa tebal dan kesemutan yang menjalar ke bagian kaki yang dipersarafi oleh serabut

sensorik radiks yang terkena. Kekuatan otot tungkai pada umumnya tidak terlalu terganggu,

namun sensasi raba mungkin dapat berkurang. Pada keadaan yang tidak lazim dimana protrusi

diskus sentral terjadi dengan adanya kanalis spinalis yang sempit pada regio lumbal, kompresi

kauda ekuina dapat timbul, dengan paraparesis dan hilangnya tonis sfingter. Sindrom

klaudikasio palsu telah dilaporkan dengan nyeri tungkai bila beraktivitas, akibat sekunder dari

kompresi intermitten kauda ekuina. (Achdiat Agus, 2009; Mansjoer Arif et all)

Tanda dan gejala yang spesifik pada berbagai jenis HNP adalah:

a. Henia Lumbosakralis

Gejala pertama biasanya low back pain yang mula-mula berlangsung dan

periodik kemudian menjadi konstan. Rasa nyeri di provokasi oleh posisi badan

tertentu, ketegangan hawa dingin dan lembab, pinggang terfiksasi sehingga kadang-

kadang terdapat skoliosis. Gejala patognomonik adalah nyeri lokal pada tekanan atau

Hernia Nucleus Pulposus Page 18

Page 19: Makalah Fix

ketokan yang terbatas antara 2 prosesus spinosus dan disertai nyeri menjalar kedalam

bokong dan tungkai. Low back pain ini disertai rasa nyeri yang menjalar ke daerah

iskhias sebelah tungkai (Nyeri radikuler) dan secara refleks mengambil sikap tertentu

untuk mengatasi nyeri tersebut, sering dalam bentuk skilosis lumbal. Sindrom sendi

intervertebral lumbalis yang prolaps terdiri dari kekakuan atau ketegangan, kelainan

bentuk tulang belakang, nyeri radiasi pada paha, betis dan kaki, kombinasi

paresthesiasi,  lemah, dan kelemahan refleks.

b. Hernia Servicalis

Parasthesi dan rasa sakit ditemukan di daerah extremitas (Sevikobrachialis).

Atrofi di daerah biceps dan triceps.

Refleks biceps yang menurun atau menghilang.

Otot-otot leher spastik dan kaku kuduk.

c. Hernia Thorakalis

Nyeri radikal.

Melemahnya anggota tubuh bagian bawah dapat menyebabkan kejang paraparesis.

Serangannya kadang-kadang mendadak dengan paraplegia.

2.9. Pemeriksaan Fisik

Secara klinis dapat dilakukan beberapa gerakan seperti:

a. Tes Lasegue

Tes Lasegue disebut juga tes Straight Leg Raising (SLR) test. Caranya adalah

dengan membaringkan pasien dan kemudian satu tungkai lurus diatas pembaringan

meja periksa dan satu tungkai diangkat keatas. Pasien akan menjerit kesakitan pada

saat tungkai diangkat tinggi sebelum mencapai sudut 70 derajat. Pada keadaan seperti

ini dikatakan tes Laseque positif. Bila tes Lasegue positif maka hampir dapat

dikatakan HNP positif. Bila tungkai kanan diangkat terasa sakit maka disebut tes

Lasegue kanan positif berarti lesi HNP di kanan. Sebaliknya bila tes Lasegue kiri

yang positif maka lesi HNP ada di sisi kiri pula.

Hernia Nucleus Pulposus Page 19

Page 20: Makalah Fix

b. Tes Braggard

Tes Braggard dilakukan dengan posisi sama seperti pada tes Laseque namun

ketika tungkai diangkat maka telapak kaki pasien di dorong kuat keatas (Dorsofleksi

maksimal), maka akan terasa nyeri sepanjang tungkai.

c. Tes Siccard

Tes Siccard dilakukan dengan posisi sama seperti pada tes Braggard namun

dengan ibu jari di dorong maksimal ke arah atas (Dorsofleksi maksimal) dan akan

terasa nyeri sepanjang tungkai.

Hernia Nucleus Pulposus Page 20

Page 21: Makalah Fix

Ada tes lain yaitu tes Patrick dan Contra Patrick tetapi justru tes ini untuk menunjukkan

bahwa penyebab nyeri pinggang bukan HNP tetapi suatu proses arthritis. Tes yang lain adalah

Valsalva, dimana pasien diminta untuk menahan nafas. Bila terasa nyeri di pinggang dan

menjalar ke tungkai disebut tes Valsalva positip dan HNP positip. Tes Naffziger adalah

dengan menekan vena jugularis jika setelah ditekan terasa nyeri bertambah berarti terdapat

HNP. (Achdiat Agoes, 2009; Mansjoer Arif et all)

2.10. Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis herniasi diskus antar vertebra sering dibuat hanya berdasarkan anamnesis dan

dapat dikonfirmasi melalui pemeriksaan fisik. Perasat – perasat untuk evaluasi seperti

mengangkat tungkai dan berjalan jinjit di atas tumit juga bermanfaat untuk membuat

diagnosis. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis pasti

dari hernia nukleus pulposus yaitu: (Achdiat Agoes, 2009; Mansjoer Arif et all)

a. Foto pinggang polos

Foto pinggang polos kadang-kadang sudah menunjukkan indikasi HNP bila sudut ruas

tulang belakang miring kesalahsatu sisi. Pada umumnya bila pasien cenderung

memiringkan tubuh ke kiri maka berarti HNP di kanan. Foto polos vertebra tidak lagi

dilakukan sesering masa sebelum CT-scan. Kadang-kadang pemeriksaan ini bermanfaat

untuk menyingkirkan anomali atau deformitas kongenital, penyakit reumatik tulang

belakang, tumor metastatik atau primer. Pada penyakit diskus, foto ini normal atau

memperlihatkan perubahan degeneratif dengan penyempitan sela intervertebra dan

pembentukan osteofit.

b. Foto caudografi

Hernia Nucleus Pulposus Page 21

Page 22: Makalah Fix

Foto caudografi adalah foto dengan memberikan kontras ke dalam rongga

subarakhnoid yang dimasukkan dengan jarum pungsi lumbal antara L3 – L4, L4 – L5

atau L5 – S1. Setelah kontras dimasukkan maka dilakukan foto dan akan terlihat pada

foto ada bagian yang tidak terisi kontras yaitu daerah yang terkena HNP (Filling defects).

Foto ini sangat populer pada tahun 1980 an namun dengan masuknya tehnik CT Scan dan

MRI (Magnetic Resonance Imaging) mulai berkurang permintaan untuk foto caudografi

ini.

c. Foto MRI

MRI mampu memperlihatkan daerah yang terkena HNP dengan jelas tanpa pasien

merasa kesakitan, hanya proses foto cukup lama dan biaya besar. MRI terutama

bermanfaat untuk diagnosis kompresi medula spinalis atau kauda ekuina. Alat ini sedikit

kurang teliti bila dibandingkan dengan CT scan dalam hal mengevaluasi gangguan radiks

saraf.

d. Kadar serum kalsium, fosfat, alkali, dan asam fosfatase, serta kadar gula harus diperiksa

pada setiap pasien sebab penyakit tulang metabolik, tumor metastatik, dan mononeurotis

diabetik dapat menyerupai penyakit diskus intervertebra.

e. Punksi lumbal

Walaupun cairan serebrospinal dapat memperlihatkan peningkatan kadar protein

ringan dengan adanya penyakit diskus, punksi lumbal biasanya hanya kecil manfaatnya

untuk diagnostik. Jika terdapat blok spinal total, kadar protein dapat meningkat sedikit

dengan manuver Queckendstedt yang abnormal.

Hernia Nucleus Pulposus Page 22

Page 23: Makalah Fix

f. Pemeriksaan neurofisiologis

EMG dapat normal pada penyakit diskus, atau potensial fibrilasi dan gelombang

tajam positif dapat dijumpai pada otot-otot yang dipersarafi radiks yang terkena setelah

beberapa minggu.

g. Mielografi

Bila diagnosis sindrom diskus sudah pasti, dan tidak ada kemungkinan tumor kauda

ekuina atau beberapa kelainan lain, mielografi tidak perlu dilakukan kecuali operasi

dipertimbangkan. Mielografi untuk menentukan tingkat protrusi diskus.

2.11. Diagnosis

Hernia Nucleus Pulposus Page 23

Page 24: Makalah Fix

Diagnosis ditegakkan berdasarkan amanesis, pemeriksaan klinis umum, pemeriksaan

neurologik dan pemeriksaan penunjang. Adanya riwayat mengangkat beban yang berat dan

berulang kali, timbulnya low back pain. Gambaran klinisnya berdasarkan lokasi terjadinya

herniasi.

a. Anamnesis

Dalam anamnesis perlu ditanyakan kapan mulai timbulnya, bagaimana mulai

timbulnya, lokasi nyeri, sifat nyeri, kualitas nyeri, apakah nyeri yang diderita diawali

kegiatan fisik, faktor yang memperberat atau memperingan, ada riwayat trauma

sebelumnya dan apakah ada keluarga penderita penyakit yang sama. Perlu juga ditanyakan

keluhan yang mengarah pada lesi saraf seperti adanya nyeri radikuler, riwayat gangguan

miksi, lemah tungkai dan adanya saddle anestesi.

b. Pemeriksaan klinik umum

Inspeksi dapat di mulai saat penderita jalan masuk ke ruang pemeriksaan. Cara

berjalan (Tungkai sedikit difleksikan dan kaki pada sisi sakit di jinjit), duduk (Pada sisi

yang sehat). Palpasi, untuk mencari spasme otot, nyeri tekan, adanya skoliosis, gibus dan

deformitas yang lain.

c. Pemeriksaan neurologik

Pemeriksaan sensorik.

Pemeriksaan motorik adalah dicari apakah ada kelemahan, atrofi atau fasikulasi otot.

Pemeriksaan tendon.

Pemeriksaan yang sering dilakukan, antara lain:

Tes untuk meregangkan saraf ischiadikus (Tes laseque, Tes bragard, Tes Sicard).

Tes untuk menaikkan tekanan intratekal (Tes Nafzigger, Tes Valsava).

d. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan neurofisiologi, terdiri dari:

Elektromiografi (EMG) bisa mengetahui akar saraf mana yang terkena dan

sejauh mana gangguannya, masih dalam tahap iritasi atau tahap kompresi.

Somato Sensoric Evoked Potential (SSEP), berguna untuk menilai pasien spinal

stenosis atau mielopati.

Pemeriksaan Radiologi

Foto polos untuk menemukan berkurangnya tinggi diskus intervetebralis

sehingga ruang antar vertebralis tampak menyempit.

Kaudografi, mielografi, CT Mielo dan MRI untuk membuktikan HNP dan

menetukan lokasinya. MRI merupakan standar baku emas untuk HNP.

Hernia Nucleus Pulposus Page 24

Page 25: Makalah Fix

2.12. Diagnosis Banding

Tumor tulang spinalis yang berproses cepat, cairan serebrospinalis yang berprotein

tinggi. Hal ini dapat dibedakan dengan menggunakan myelografi.

Spondylolisthesis. Spondylolisthesis adalah kelainan yang disebabkan perpindahan ke

depan (Masuk / tergelincir) satu bodi vertebra terhadap vertebra di bawahnya.

Tersering L4 – L5.

Spondylosis. Spondylosis adalah kelainan degeneratif yang menyebabkan hilangnya

suktur dan fungsi normal spinal. Walaupun peran proses penuaan adalah penyebab

utama, lokasi dan percepatan degenerasi bersifat individual. Proses degeneratif pada

regio cervical, thorak, atau lumbal dapat mempengaruhi diskus intervertebral dan

sendi facet.

2.13. Penatalaksanaan

Terapi Konservatif

Tujuan terapi konservatif adalah mengurangi iritasi saraf, memperbaiki kondisi fisik

pasien dan melindungi serta meningkatkan fungsi tulang punggung secara keseluruhan.

Perawatan utama untuk diskus hernia adalah diawali dengan istirahat dengan obat-obatan

untuk nyeri dan anti inflamasi, diikuti dengan terapi fisik. Dengan cara ini, lebih dari 95%

penderita akan sembuh dan kembali pada aktivitas normalnya. Beberapa persen dari penderita

butuh untuk terus mendapat perawatan lebih lanjut yang meliputi injeksi steroid atau

pembedahan. Terapi konservatif meliputi:

a. Tirah baring

Tujuan tirah baring untuk mengurangi nyeri mekanik dan tekanan

intradiskal,lama yang dianjurkan adalah 2 – 4 hari. Tirah baring terlalu lama akan

menyebabkan otot melemah. Pasien dilatih secara bertahap untuk kembali ke aktifitas

biasa. Posisi tirah baring yang dianjurkan adalah dengan menyandarkan

punggung,lutut dan punggung bawah pada posisi sedikit fleksi. Fleksi ringan dari

vertebra lumbosakral akan memisahkan permukaan sendi dan memisahkan

aproksimasi jaringan yang meradang.

b. Medikamentosa

Analgetik dan NSAID.

Pelemas otot, digunakan untuk mengatasi spasme otot.

Opioid, tidak terbukti lebih efektif dari analgetik biasa. Pemakaian jangka panjang

dapat menyebabkan ketergantungan.

Hernia Nucleus Pulposus Page 25

Page 26: Makalah Fix

Kortikosteroid oral, pemakaian masih menjadi kontroversi namun dapat

dipertimbangkan pada kasus HNP berat untuk mengurangi inflamasi.

Analgetik ajuvan dipakai pada HNP kronis

c. Terapi Fisik

Traksi pelvis

Diatermi atau kompres panas / dingin

Tujuannya adalah mengatasi nyeri dengan mengatasi inflamasi dan spasme

otot. keadaan akut biasanya dapat digunakan kompres dingin, termasuk bila

terdapat edema.Untuk nyeri kronik dapat digunakan kompres panas maupun

dingin.

Korset lumbal

Korset lumbal tidak bermanfaat pada HNP akut namun dapat digunakan

untuk mencegah timbulnya eksaserbasi akut atau nyeri HNP kronis. Sebagai

penyangga korset dapat mengurangi beban diskus serta dapat mengurangi spasme.

Latihan

Direkomendasikan melakukan latihan dengan stres minimal punggung seperti

jalan kaki, naik sepeda atau berenang. Latihan lain berupa kelenturan dan

penguatan. Latihan bertujuan untuk memelihara fleksibilitas fisiologik, kekuatan

otot, mobilitas sendi dan jaringan lunak. Dengan latihan dapat terjadi

pemanjangan otot, ligamen dan tendon sehingga aliran darah semakin meningkat.

Proper Body Mechanics

Pasien perlu mendapat pengetahuan mengenai sikap tubuh yang baik

untuk mencegah terjadinya cedera maupun nyeri. Beberapa prinsip dalam

menjaga posisi punggung adalah sebagai berikut:

Dalam posisi duduk dan berdiri, otot perut ditegangkan, punggung tegak dan

lurus. Hal ini akan menjaga kelurusan tulang punggung.

Ketika akan turun dari tempat tidur posisi punggung didekatkan ke

pinggir tempat tidur. Gunakan tangan dan lengan untuk mengangkat panggul

dan berubah ke posisi duduk. Pada saat akan berdiri tumpukan tangan pada

paha untuk membantu posisi berdiri.

Posisi tidur gunakan tangan untuk membantu mengangkat dan menggeser

posisi panggul.

Saat duduk, lengan membantu menyangga badan. Saat akan berdiri badan

diangkat dengan bantuan tangan sebagai tumpuan.

Hernia Nucleus Pulposus Page 26

Page 27: Makalah Fix

Saat mengangkat sesuatu dari lantai, posisi lutut ditekuk seperti hendak

jongkok, punggung tetap dalam keadaan lurus dengan mengencangkan otot

perut. Dengan punggung lurus, beban diangkat dengan cara meluruskan kaki.

Beban yang diangkat dengan tangan diletakkan sedekat mungkin dengan dada.

Jika hendak berubah posisi, jangan memutar badan. Kepala, punggung dan

kaki harus berubah posisi secara bersamaan.

Hindari gerakan yang memutar vertebra. Bila perlu, ganti wc jongkok dengan

wc duduk sehingga memudahkan gerakan dan tidak membebani punggung saat

bangkit.

d. Pembedahan

Terapi bedah berguna untuk menghilangkan penekanan dan iritasi saraf

sehingga nyeri dan gangguan fungsi akan hilang. Tindakan operatif  HNP harus

berdasarkan alasan yang kuat yaitu berupa:

Defisit neurologik memburuk.

Gangguan otonom (Miksi, defekasi, seksual).

Paresis otot tungkai bawah

Disektomi: Mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar dari diskus intervertebral.

Laminektomi : Mengangkat lamina untuk memajankan elemen neural pada kanalis

spinalis, memungkinkan ahli bedah untuk menginspeksi kanalis spinalis,

mengidentifikasi dan mengangkat patologi dan menghilangkan kompresi medula dan

radiks.

Laminotomi: Pembagian lamina vertebra.

Hernia Nucleus Pulposus Page 27

Page 28: Makalah Fix

Disektomi dengan peleburan. Pada disektomi, sebagian dari diskus intervertebralis

diangkat untuk mengurangi tekanan terhadap nervus. Disektomi dilakukan untuk

memindahkan bagian yang menonjol dengan general anesthesia. Hanya sekitar 2- 3

hari tinggal dirumah sakit. Akan dianjurkan untuk berjalan pada hari pertama setelah

operasi untuk mengurangi resiko penggumpulan darah. Untuk sembuh total memakan

waktu beberapa minggu. Jika lebih dari satu diskus yang harus ditangani, jika ada

masalah lain selain herniasi diskus. Operasi yang lebih ekstensif mungkin diperlukan

dan mungkin memerlukan waktu yang lebih lama untuk sembuh.

Microdisectomy: Pilihan  operasi  lainnya  meliputi  mikrodiskectomy,  prosedur

memindahkan fragmen of nucleated disk melalui irisan yang sangat kecil dengan

menggunakan raydan  chemonucleosis.  Chemonucleosis  meliputi  injeksi enzim

(Yang  disebut chymopapain) ke dalam herniasi diskus untuk melarutkan substansi

gelatin yang menonjol. Prosedur ini merupakan salah satu alternatif disectomy pada

kasus-kasus tertentu.

2.14. Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari hernia nukleus pulposus adalah atrofi otot-otot

ekstremitas inferior. Otot-otot yang mengalami atrofi tergantung dari radix saraf yang

mengalami lesi. Lesi pada radix saraf L4 menyebabkan atrofi pada m.quadriceps femoris, lesi

pada radix saraf S1 menyebabkan atrofi pada m.gastroknemius dan m.soleus. Atrofi yang

tidak mendapatkan rehabilitasi akan menyebabkan kelumpuhan ekstremitas inferior. (Sufitni,

1996)

2.15. Pencegahan

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya herniasi nucleus

pulposus yaitu mengurangi aktivitas fisik yang berat seperti mengangkat barang yang berat

atau selalu membungkuk terutama bagi orang lanjut usia. Bila terjadi fraktur atau dislokasi

harus ditangani sesegera mungkin untuk menghindari komplikasinya terhadap diskus

intervertebralis yang pada akhirnya memperbesar kemungkinan untuk mengalami herniasi

nukleus pulposus. Cara-cara mengangkat dan mengangkut yang baik :

Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang kuat dan sebanyak mungkin otot

tulang belakang yang lebih lemah dibebaskan dari pembebanan.

Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.

Hal-hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:

Hernia Nucleus Pulposus Page 28

Page 29: Makalah Fix

Pegangan harus tepat.

Lengan harus berada sedekat mungkin dengan badan dan dalam posisi lurus.

Punggung harus diluruskan.

Dagu ditarik segera setelah kepala bisa ditegakkan lagi pada permulaan gerakan. Dengan

mengangkat kepala dan sambil menarik dagu, seluruh tubuh belakang diluar.

Mengimbangi momentum yang terjadi dalam posisi mengangkat.

Berat badan dimanfaatkan untuk menarik dan mendorong, serta gaya untuk gerakan dan

perimbangan.

Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertikal yang melalui pusat

gravitasi tubuh.

Untuk menerapkan kedua prinsip kinetik itu setiap kegiatan mengangkat dan mengangkut

harus dilakukan sebagai berikut:

Posisi kaki dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi momentum yang terjadi

dalam posisi mengangkat.

Berat badan dimanfaatkan untuk menarik dan mendorong, serta gaya untuk gerakan dan

perimbangan.

Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertikal yang melalui pusat

gravitasi tubuh.

Hal yang patut diingat untuk efisiensi kerja dan kenyamanan kerja, yaitu hindari manusia

sebagai alat utama untuk kegiatan mengangkat dan mengangkut.

Hernia Nucleus Pulposus Page 29

Page 30: Makalah Fix

2.16. Prognosis

Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi konservatif. Sebagian

kecil berkembang menjadi kronik meskipun sudah diterapi. Pada pasien yang dioperasi, 90%

membaik terutama nyeri tungkai, kemungkinan terjadinya kekambuhan adalah 5%.

Hernia Nucleus Pulposus Page 30

Page 31: Makalah Fix

BAB III

KESIMPULAN

Hernia Nucleus Pulposus (HNP) atau herniasi diskus intervertebralis, yang sering pula

disebut sebagai Lumbar Disc Syndrome atau Lumbosacral Radiculopathies adalah penyebab

tersering nyeri pugggung bawah yang bersifat akut, kronik atau berulang. Dimana bantalan

lunak diantara ruas-ruas tulang belakang (Soft Gel Disc atau Nucleus Pulposus) mengalami

tekanan di salah satu bagian posterior atau lateral sehingga nucleus pulposus pecah dan luruh

dan terjadi penonjolan melalui anulus fibrosus ke dalam kanalis spinalis yang mengakibatkan

penekanan radiks saraf. HNP paling sering terjadi pada pria dewasa, dengan insiden puncak

pada decade ke-4 dan ke-5. Penyebab utama terjadinya HNP adalah cidera, cidera dapat

terjadi karena terjatuh tetapi lebih sering karena posisi menggerakkan tubuh yang salah.

Berdasarkan lesi terkenanya terbagi atas hernia lumbosacralis, hernia servikalis, dan

hernia thorakalis. Manifestasi klinis HNP tergantung dari radiks saraf yang terkena. Gejala

klinis yang paling sering adalah iskhialgia (Nyeri radikuler sepanjang perjalanan nervus

iskhiadikus). Nyeri biasanya bersifat tajam seperti terbakar dan berdenyut menjalar sampai di

bawah lutut. Diagnosis ditegakkan berdasarkan amanesis, pemeriksaan klinis umum,

pemeriksaan neurologik dan pemeriksaan penunjang.

Penatalaksanaan pada HNP bertujuan untuk mengurangi iritasi saraf, memperbaiki kondisi

fisik pasien dan melindungi serta meningkatkan fungsi tulang punggung secara keseluruhan.

Perawatan utama untuk diskus hernia adalah diawali dengan istirahat dengan obat-obatan

untuk nyeri dan anti inflamasi, diikuti dengan terapi fisik. Dengan cara ini, lebih dari 95%

penderita akan sembuh dan kembali pada aktivitas normalnya. Beberapa persen dari penderita

butuh untuk terus mendapat perawatan lebih lanjut yang meliputi injeksi steroid atau

pembedahan.

Komplikasi yang dapat timbul dari hernia nukleus pulposus adalah atrofi otot-otot

ekstremitas inferior. Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi

konservatif. Sebagian kecil berkembang menjadi kronik meskipun sudah diterapi. Pada pasien

yang dioperasi, 90% membaik terutama nyeri tungkai, kemungkinan terjadinya kekambuhan

adalah 5%. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya herniasi

nucleus pulposus yaitu mengurangi aktivitas fisik yang berat seperti mengangkat barang yang

berat atau selalu membungkuk terutama bagi orang lanjut usia.

Hernia Nucleus Pulposus Page 31

Page 32: Makalah Fix

DAFTAR PUSTAKA

Bose K, Lee EH. 1986. Symtomatic Treatment of Lower Back Pain. Med. Progress; 13

(10):25-30.

Effendi Z & Santosa CH. 1980. Low Back Pain di Poliklinik Rematologi RS. Dr Sutomo.

Surabaya: Naskah lengkap Simposium Low Back Pain.

Jong, Syamsuhidayat. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.

Judana A & Diwirjo S. 1983. Peranan Neurologi dalam masalah Low Back Pain. Jakarta:

Simposium Nyeri Pinggang Bawah. Fakultas Kedokteran UI.

Kapandji, I. A. 1990. The Physiologi of Joints; Volume three. Churchill Livingstone, USA.

Kevin. 2011. Hernia Nucleus Pulposus (Saraf terjepit). Available at http://Klinik Ortopedi

Singapura.htm. diakses tanggal 25 November 2011.

Langran, Mike. 2006. Spinal Injuries. Available at http://www.ski-injury.com/spinal1.htm.

diakses tanggal 25 November 2011.

Mansjoer, Arief, dkk. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Penerbit FK

UI.

Ratihastarida. 2009. Hernia Nukleus Pulposus. Available at http:// patofisiologi-hernia-

nucleus-pulposus.html. diakses tanggal 25 November 2011.

Sidharta Priguna. 1999. Neurologi Klinis Dasar. Edisi IV. Jakarta: PT Dian Rakyat. 87-95.

Snell, S.Richard. 1997. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran; Bagian Ketiga. Alih

Bhasa Jan Tambayong. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteraan.

Sufitni. 1996. Diagnosis topik neurologi. Edisi 2. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.

Suharso & Harsono. 1985. Epidemiologi Nyeri Pinggang Bawah di Poliklinik Saraf RSUP

Dr. Sardjito Yogyakarta. Yogyakarta: Simposium Nyeri Pinggang Bawah Pertemuan

regional II.

Yulvitrawasih. 2011. Hindari HNP. available at http://rumah-sakit-islam-cempaka-putih-

Index2.php.htm. 2011. diakses tanggal 25 November 2011.

Hernia Nucleus Pulposus Page 32