Makalah Fix

14
MAKALAH KASUS KAPITA SELEKTA FARMASI INDUSTRI AREA PRODUKSI Disusun oleh: Alexander Budi Kuncoro, S.Farm. 148115169 Anita Sari, S.Farm. 148115172 Catharina Apriyani Wuryaningsih Heryanto, S.Farm. 148115176 Lenny Aftalina Letlora, S.Farm. 148115188 Sandi Setyo Ardananto, S.Farm 148115203 Vivo Puspitasari Ana Maria, S.Farm 148115211 1

description

berisi tentang permasalahan di produksi di industri farmasi

Transcript of Makalah Fix

MAKALAH KASUS KAPITA SELEKTA

FARMASI INDUSTRI AREA PRODUKSI

Disusun oleh:

Alexander Budi Kuncoro, S.Farm.

148115169

Anita Sari, S.Farm.

148115172Catharina Apriyani Wuryaningsih Heryanto, S.Farm.148115176

Lenny Aftalina Letlora, S.Farm.

148115188

Sandi Setyo Ardananto, S.Farm

148115203

Vivo Puspitasari Ana Maria, S.Farm

148115211

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015PENDAHULUANBerdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.1799/Menkes/XII/2010, industri farmasi merupakan badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Proses produksi obat adalah seluruh tahapan kegiatan dalam menghasilkan obat yang meliputi pengadaan bahan awal dan bahan pengemas, produksi, pengemasan, pengawasan mutu, dan pemastian mutu sampai diperoleh obat untuk didistribusikan. Untuk mencapai mutu obat yang berkualitas, maka industri farmasi melakukan seluruh aspek rangkaian kegiatan produksinya dengan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). CPOB merupakan suatu pemaparan konsep bagaimana Industri farmasi dapat menghasilkan obat sesuai dengan "Good Manufacturing Practice" dalam seluruh aspek dan rangkaian kegiatan produksi sehingga obat yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya. CPOB bertujuan untuk menjamin obat dibuat secara konsisten memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. CPOB mencakup seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu (BPOM RI, 2013).Industri farmasi memiliki struktur organisasi, tugas spesifikasi dan kewenangan dari masing-masing di bagiannya. Struktur organisasi terdiri atas Kepala Bagian Produksi dan Kepala Bagian Pengawasan Mutu serta Kepala Bagian Pemastian Mutu. Kepala produksi memiliki tugas dan tanggung jawab, yaitu: memastikan bahwa obat diproduksi dan disimpan sesuai prosedur, memberikan persetujuan kerja yang terkait dengan produksi dan memastikan petunjuk kerja diterapkan secara tepat, memastikan bahwa catatan produksi telah dievaluasi dan ditandatangani oleh kepala bagian produksi sebelum diserahkan kepada kepala bagian Quality Assurance, memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta peralatan di bagian produksi, memastikan bahwa validasi yang sesuai telah dilaksanakan, memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan bagi personil di departemennya, dilaksanakan dan diterapkan sesuai kebutuhan. Tugas utama kepala bagian Pengawasan Mutu yaitu membuat, memvalidasi dan menerapkan semua prosedur pengawasan mutu; menyimpan sampel pembanding dari bahan dan produk; memastikan pelabelan yang benar pada wadah bahan dan produk; memastikan pelaksanaan pemantauan stabilitas dari produk; ikut serta pada investigasi dari keluhan yang terkait dengan mutu produk, dll (BPOM RI, 2013).Berikut adalah gambaran alur produksi yang dilakukan dalam sebuah industri farmasi dimulai dari bahan awal ( proses validasi ( pencegahan pencemaran silang ( sistem penomeran BETS/LOT ( penimbangan dan penyerahan dan pengembalian.WHO, 2011 mengklasifikasikan kebersihan ruangan obat menjadi beberapa grade seperti tabel di bawah

Ket : at rest ( tidak ada operator yang bekerja dan mesin beroperasi)

Operasional (ada operator yang bekerja dan mesin yang sedang beroperasi)

Kelas A,B,C untuk kelas kebersihan pembuatan produk steril sedangkan D untuk produk non sterilHal lain yang perlu diperhatikan juga batas cemaran mikroba di area bersih

Persyaratan di atas diterapkan untuk meminimalkan adanya kontaminasi silang yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Kontaminasi silang bisa terjadi pada starting material, produk antara maupun produk jadi dengan starting material atau produk lain (PIC/S, 2008) . Pencegahan yang dapat dilakukan antaralain

Pemrosesan dan pengisian di area terpisah

Menghindarkan pembuatan produk yang berbeda pada waktu yang sama

Pemindahan bahan dengan airlock, penyodatan udara, penggantian baju, pencucian serta dekontaminasi peralatan secara seksama

Melindungi terhadap resiko kontaminasi yang disebabkan oleh resirkulasi udara tercemar yang belum disaring/ pemasukan kembali tanpa sengaja udara yang disedot

Menggunakan sistem tertutup dalam pembuatan

Mencegah terbentuknya aerosol

Menggunakan wadah steril

PEMBAHASAN

A. Fish Bone DiagramKasus 1Pada tanggal 5 Juni 2010, PT. Nusantara Bakti memproduksi amoxicillin injeksi dalam bentuk vial. Dalam sekali produksi, industri tersebut mampu menghasilkan 1000 vial. Departemen QC melakukan sampling ketika produk sedang dalam proses produksi dan didapatkan pada saat proses rekonstitusi amoxicilin injeksi dengan nomor batch 12AI105 terdapat partikulat asing pada 15 vial sampel. Temuan ini sangat tidak diperkenankan untuk sediaan injeksi. Oleh karena itu, Apoteker QC harus melakukan investigasi untuk mencari akar permasalahan yang mungkin terjadi selama pemeriksaan

Evaluasi CAPA:

Short Acting Stop produksi

Memperbaiki sistem HVAC Pencucian APD sesuai dengan prosedur yang berlaku

Long acting

Pemantaun tingkat kebersihan udara

Prosedur validasi sistem udara Prosedur perawatan

Dilakukan seleksi personil yang ingin memasuki ruang steril

Kasus 2Tanggal 10 Desember 2008 Industri Obat Herbal PT. HAM memasang baru fasilitas in line untuk memproduksi sediaan cair. Mesin tersebut digunakan untuk memproduksi dua produk sediaan cair oral yaitu sirup herbal (dari bahan gingseng) dan OBH (Obat Batuk Herbal). Pada tanggal 19 Februari 2009, pabrik tersebut hendak memproduksi kedua produk tersebut, dan rencananya diproduksi sirup herbal kemudian dilanjutkan produksi dengan sirup OBH. Saat proses pembuatan OBH, operator produksi tiba-tiba melihat terjadi gelembung/berbusa pada campuran saat mixing, sehingga proses produksi harus dihentikan.

Evaluasi CAPA:

Short Acting

Stop produksi

Cek dokumentasi (siapa yang melakukan, bagaimana pelaksanaan cleaning validation) Revalidation pembersihan alat

Operator harus memahami SOP dari mesin baru tersebut Long acting

Pengawasan yang terkontrol saat melaksanakan cleaning validation Traning operator agar lebih terampil dalam mengoprasikan mesin KESIMPULAN

Penerapan serta pengontrolan yang ketat sesuai dengan pedoman GMP dan CPOB terkait bagaimana proses produksi berlangsung dalam suatu industri farmasi, sehingga menghasilkan produk yang berkualitas dan aman bagi konsumen.

NoTemuanPersyaratanRoot Cause analisysDampakCapaStatusTimelinePIC

1.Ketika dilakukan pemeriksaan amoxicillin injeksi pada tanggal 5 juli 2010 oleh QC ditemukan bahwa amoxicillin injeksi tersebut terdapat partikula tasing

AQL (persentasi tertinggi unit cacat yang masih dapat diterima untuk pelolosan) 0,25 sampai 1% dari besarnya lot (USP)

Untuk sediaan steril tidak boleh ada partikulat asingSistem HVAC yang tidak berjalan optimal akibat filter yang tersumbat

Memberikan peluang masuknya kontaminanCA:

Stop produksi

Perbaiki sistem HVAC

PA:

Pemantauan tingkat kebersihan udara

Prosedur validasi system udara

Prosedur perawatan

-5 juni 2010

6 juni 2010

Setiap hari saat shift pertama produksi (pukul 08.00 wib)

Setiap 3 bulan sekaliKepala produksi

Kepala produksi

Kepala produksi

Kurangnya perawatan pada perlengkapan personil

Memberikan peluang masuknya kontaminanCA:

Pencucian APD

Sesuai dengan prosedur yang berlaku

PA:

Dilakukan seleksi personil yang ingin memasuki ruangsteril

training untukganti pakaian di ruang steril

6 Juni 2010

6 Juni 2010dansetiap 6 bulanKepala sarana dan prasarana

KepalaProduksi

Menejer produksi

2.

Pada tanggal 19 Februari 2009, ditemukan adanya busa ketika dilakukan pembuatan OBH setelah digunakan mixer secara bergantian untuk produksi sirup obat herbalTidakdiperbolehkan suatu sediaan liquid terdapat busa dipermukaannya karena akan mengakibatkan perbedaan volume dan dosis.

Cleaning Validation yang kurang cermat

Memungkin adanya bahan yang tertinggal pada mesin produksiCA:

Stop produksi

Cekdokumentasi (siapa yang melakukan, bagaimanapelaksanaan cleaning validation)

Revalidation pembersihanalat

PA:

Pengawasan yang terkontrolsaatmelaksanakan cleaning validation -19 Februari 2009

19 Februari 2009

20 Februari 2009

Setiap memproduksi produk yang berbeda dari sebelumnyaKepalaproduksi

Manager QA

Kepala QA

Kepala QA

Operator yang kurang berkompeten dalam pengoprasianmesin yang baru didatangkanMesin yang baru didatangkan kurang digunakan secara optimalCA:

Operator harus memahami SOP dari mesin baru tersebut

PA:

Traning operator agar lebih terampil dalam mengoprasikan mesin24 Februari 2009

Trainning awal pada 25 Februari 2009, kemudian dilakukan tranning berkala setiap 6 bulanTeknisi Bagian Teknik

Kepala Bagian produksi

DaftarPustaka

DepKes RI, 2012, PenerapanPedoman CaraPembuatanObat yang Baik, BadanPengawasanObatdanMakanan,Jakarta.

Pharmaceutical Inspection Convention Pharmaceutical Inspection Co-Opertaion Scheme, 2008, PIC/S Guide to Good Practices for The Preparation of Medicinal Product in Healthcare Establishments.

United State Pharmacope, Physical Test Containers, In USP 24 - NF 19, US Pharmacope Convention Rockville, MD 2000, pp. 1930-1932WHO, 2011, WHO Good Manufacturing Practices for Sterile Pharmaceutical Products: Annex 6, WHO Technical Report Series, No. 961

WHO, 2011, W HO Good Manufacturing Practices for Active Pharmaceutical Ingredients: Annex 2,WHO Technical Report Series, No. 957

Measurment

Magnehelic dan hygrometer dalam ruangan tidak optimal

Human

Operator kurang aseptis

(kulit, rambut, pakaian personalia)

Machine

Pembersihan alat tidak sesuai prosedur

Enviroment

suhu dan kelembapan udara yang kurang terkontrol

sanitasi

sistem HVAC tidak berjalan optimal

Process

proses penimbangan, mixing dan filling kurang aseptis

Material

komponen pengemas kurang bersih

bahan baku tidak disiapkan dengan benar

impurities dan pelarut

Problem

terdapat partikel asing dalam sediaan saat di rekonstitusi

Problem

Timbul gelembung/busa pada pembuatan OBH

Material

Gelembung berasal dari raw material

Bahan pencuci yang digunakan kurang sesuai

Kompaktibilitas antar bahan

Process

Validasi pembersihan yang kurang cermat

Saat mixing tidak sesuai prosedur

Enviroment

-

Machine

Kecepatan mesin belum di setting ulang oleh operator

Human

Human error karena kurang pelatihan

Measurment

Kecepatan mixer tidak sesuai prosedur pembuatan OBH

Matrix CAPA

6