Makalah Fix

81
NASKAH DRAMA “MELAWAN KUTUKAN” KARYA HARDJONO WS DALAM TELAAH KARAKTER MAKALAH Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan matakuliah Apresiasi Drama Dosen Pengampu: Dra. Endang Sriwidayati, M.Pd Oleh Sutrisno Gustiraja Alfarizi NIM. 130210402039

description

alhamdulillah

Transcript of Makalah Fix

NASKAH DRAMA MELAWAN KUTUKAN KARYA HARDJONO WS DALAM TELAAH KARAKTER

MAKALAH

Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan matakuliah Apresiasi Drama

Dosen Pengampu: Dra. Endang Sriwidayati, M.Pd

Oleh

Sutrisno Gustiraja Alfarizi

NIM. 130210402039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAJURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS JEMBER2015KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah, Sang Penguasa Ilmu atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah berjudul Naskah Drama Melawan Kutukan karya Hardjono WS dalam Telaah Karakter dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan makalah ini tentu tidak lepas dari bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak berikut.1) Pak Samo dan Ibu Hatiyani, kedua orangtua yang senantiasa memberi semangat dan dukungan dalam mencari ilmu.2) Ibu Dra. Endang Sriwidayati, M.Pd, selaku dosen pengampu matakuliah Apresiasi Drama kelas D.3) Rekan-rekan seperjuangan, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2013 yang telah memberikan senyum dan semangat setiap perkuliahan.4) Pihak-pihak yang dan datang dari masa lalu yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu.Semoga Allah memberikan limpahan rahmat yang sepadan atas bantuan yang telah diberikan dalam penyusunan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Amin.Jember, 23 Mei 2015Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB I. PENDAHULUAN11.1 Latar Belakang11.2 Rumusan Masalah21.3 Tujuan Pembahasan31.4 Manfaat Pembahasan3BAB II. TINJAUAN PUSTAKA42.1 Hakikat Drama42.2 Konsep Dasar Karakter62.3 Nilai-Nilai Karakter8BAB III. PEMBAHASAN113.1 Tema dalam naskah drama Melawan Kutukan113.2 Penokohan133.3 Karakter dalam naskah drama Melawan Kutukan143.4 Nilai-Nilai Karakter dalam drama Melawan Kutukan15BAB IV. KESIMPULAN224.1 Kesimpulan22

DAFTAR TABEL

DAFTAR TABELivTabel 2. 3 Nilai-Nilai Karakter10

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN24A.BIODATA PENGARANG24B.NASKAH DRAMA MELAWAN KUTUKAN28

i

ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDrama merupakan salah satu produk dari karya sastra selain puisi dan prosa, tidak terlepas dari masalah kehidupan dan kemanusiaan. Dalam drama, masalah kehidupan dan kemanusiaan yang dikemukakan biasanya tidak terlepas dari aspek-aspek sosial masyarakat dalam hubungan manusia dengan manusia lainnyaDrama juga dapat didefinisikan sebagai cerita yang dipertunjukkan karena pada dasarnya drama merupakan dialog dari tokoh dalam cerita yang diperankan dalam sebuah pertunjukan. Drama sebagai suatu genre sastra mempunyai kekhususan dibandingkan dengan genre sastra lain, layaknya puisi dan prosa. Kekhususan drama disebabkan tujuan drama ditulis oleh pengarangnya tidak hanya berhenti sampai pada tahap pembeberan peristiwa untuk dinikmati secara artistik imajinatif oleh pembacanya, melainkan juga divisualisasikan dalam pertunjukan. Untuk itulah, drama dibedakan menjadi dua yakni drama pentas dan drama naskah. Oleh karena drama pentas tidak dibahas. Maka, pengkaji hanya membahas drama naskah. Dalam drama naskah terdapat unsur-unsur yang membangun seperti dialog, tokoh, alur, latar dan tema. Apresiasi karya sastra dalam hal ini drama naskah merupakan tindakan menggauli karya sastra, maka menganalisis adalah tindakan yang membutuhkan ilmu atau teori yang melandasinya.Karakter dapat bermakna sama dengan perilaku, sifat, akhlak, watak, tabiat, dan budi pekerti. Ron Kurtus (Taryana dan Rinaldi, 2007 dalam Mutiah) berpendapat bahwa karakter adalah satu set tingkah laku atau perilaku (behavior) dari seseorang sehingga perilakunya tersebut, orang akan mengenalnya ia seperti apa.

Pada naskah drama Melawan Kutukan karya Hardjono WS terdapat berbagai karakter yang sangat erat kaitannya dengan perwatakan. Karya ini menceritakan tentang mengisahkan cerita sejarah negeri ini selalu ribut dengan adanya pertumpahan darah. Dari pemimpin satu ke pemimpin ke dua atau ke berikutnya, dan selalu rakyat serta anak muda yang jadi korban. Salah satu penyebabnya mungkin masyarakat masih banyak yang mempercayai bahwa ini semua karena atau akibat kepercayaan tentang kisah keris Empu Gandring atau sumpah dan kutukan Sang Empu Gandring. Tampaknya ini yang membuat anak muda yang kritis si Gendon berpikir keras untuk mencoba melakukan dialog-dialog, sehingga suatu malam benar-benar ia bisa dialog imaginer dengan seorang pelaku tokoh sejarah ini yaitu Ken Arok.Pemilihan naskah drama Melawan Kutukan karya Harjono WS sebagai objek kajian karena pertama, setelah dilakukan pengamatan naskah drama mempunyai keterkaitan karakter-karakter. Kedua, naskah drama ini dihasilkan oleh sastrawan asal Jawa Timur yang telah memiliki banyak prestasi di kanca nasional. Ketiga, naskah drama ini menjadi juara harapan II dalam lomba menulis naskah drama remaja yang diadakan oleh Dewan kesenian Jatim. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan telaah karya sastra dengan menggunakan judul Karakter Tokoh Drama Melawan Kutukan dalam Telaah Karakter.

1.2 Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah:1. Bagaimanakah tema dalam naskah drama Melawan Kutukan?2. Bagaimanakah perwatakan dalam naskah drama Melawan Kutukan3. Bagaimanakah karakter dalam naskah Melawan Kutukan?4. Bagaimanakah nilai-nilai karakter yang terkandung dalam naskah Melawan Kutukan?

1.3 Tujuan PembahasanPembahasan ini bertujuan antara lain:1. Mendeskripsikan tema dalam naskah drama Melawan Kutukan.2. Mendeskripsikan perwatakan dalam naskah drama Melawan Kutukan.3. Mendeskripsikan karakter-karakter dalam naskah drama Melawan Kutukan

1.4 Manfaat PembahasanPembahasan ini mempunyai dua manfaat, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat praktis:1. Manfaat Teoritisa. Hasil telaah tentang nilai-nilai karakter dalam naskah drama Melawan Kutukan karya Hardjono WS diharapkan dapat memperkaya dan menambah wawasan mahasiswa dalam penerapan teori apresiasi drama.b. Hasil telaah ini dapat menjadi bahan informasi untuk kajian yang sejenis pada masa yang akan datang.2. Manfaat Praktisa. Bagi mahasiswa hasil telaah ini dapat membantu mahasiswa dalam memahami darma Melawan Kutukan melalui peneltian sastra dari sudut pandang karakter.b. Bagi para penelaah lain, hasil telaah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan menjadi salah satu pendorong untuk mengadakan penelitian ditinjau dari sudut lain dalam naskah drama Melawan Kutukan.c. Bagi dosen pengampu matakuliah Apresiasi Drama, kajian ini dapat digunakan sebagai alat mengukur kemampuan mahasiswa terhadap teori-teori yang telah dipelajari di perkuliahan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakikat DramaKata drama berasal dari bahasa Yunani dramaoi yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, bereaksi, dan sebagainya: dan drama berarti: perbuatan, tindakan (Harymawan, 1993 : 1). Dalam KBBI drama berarti komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog.Menurut Harymawan (1993 : 1), drama adalah kualitas komunikasi, situasi, action, (segala apa yang terlihat dalam pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (exciting), dan ketegangan pada pendengar/penonton. Sementara Wijanto (dalam Dewojati, 2010 : 8) mengemukakan bahwa drama dalam arti luas adalah semua bentuk tontonan yang mengandung cerita yang dipertunjukkan di depan orang banyak, sedangkan dalam arti sempit, drama adalah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan ke atas panggung, disajikan dalam bentuk dialog dan gerak berdasarkan naskah; didukung tata panggung; tata lampu; tata musik; tata rias; dan tata busana.Pembicaraan tentang drama yang muncul di tengah masyarakat lebih banyak terfokus pada pementasan atau seni pertunjukannya. Padahal, sesungguhnya drama sendiri mempunyai dua dimensi, yakni dimensi sastra dan dimensi seni pertunjukan. Masing-masing dimensi dalam drama tersebut dapat dibicarakan secara terpisah untuk kepentingan analisis.Drama yang dimaksud pada kajian ini adalah drama sebagai karya sastra atau drama dalam bentuk teks. Amrizal (2002 : 12 dalam Sucipta), mengutip pendapat Luxemburg mengatakan bahwa Drama ditulis dalam bentuk dialog-dialog, dengan dialog inilah isi dan alur cerita dibentangkan. Dalam sebuah teks prosa, berita dan komentarlah yang menonjol, tetapi dalam drama dialoglah yang menduduki tempat utama: tindak-tindak bahasa tidak membahas sesuatu, melainkan berbuat sesuatu, menimbulkan reaksi para lawan berbicara. Teks-teks naratif bercerita mengenai suatu kejadian, drama merupakan kejadian itu sendiri. Di dalam dialog-dialog tidak hanya terjadi pembicaraan suatu kejadian, karena dialog-dialogitu sendiri merupakan suatu kejadian. Melalui dialog ini pula kita dapat memahami bagaimana style penulis drama.Sederhananya, dialog merupakan bagian dari naskah drama yang berupa percakapan antara satu tokoh dengan yang lain. Begitu pentingnya kedudukan dialog di dalam sastra drama, sehingga tanpa kehadirannya, suatu karya sastra tidak dapat digolongkan ke dalam karya sastra drama.Amrizal juga mengatakan bahwa selain dialog-dialog di dalam drama juga terdapat petunjuk-petunjuk yang ditulis di antara dua tanda kurung. Petunjuk-petunjuk ini diperuntukkan bagi sutradara dan para aktor, dan bagi pembaca justru akan terasa membosankan, karena bahasanya lebih banyak berbentuk instruksi dan petunjuk yang kaku (baca Hadimadja, 1978). Petunjuk bukan unsur yang utama dalam drama seperti halnya dialog. Petunjuk adalah sebagai teks samping yang juga disebut sebagai karamagung (Semi dalam Amrizal, 2002 : 13).Drama naskah disebut juga sastra lakon, drama naskah dibangun oleh struktur fisik (kebahasaan) dan struktur batin (semantik, makna) (Waluyo 2001 : 6). Oleh karena itu, setiap akademisi bisa mempelajarinya. Keutuhan dari sebuah naskah drama dapat dilihat dari unsur-unsur yang membentuknya. Adapun unsur-unsur dalam naskah drama, yaitu:A. Tema, merupakan pikiran pokok yang mendasari lakon drama. Pikiran pokok ini dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang menarik.B. Amanat, adalah pesan moral yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca naskah atau pendengar (dalam hal ini) dan juga penonton drama.C. Plot. Lakon drama yang baik selalu mengandung konflik. Sebab, roh drama adalah konflik. Drama memang selalu menggambarkan konflik atau pertentangan. Adanya pertentangan menimbulkan rangkaian peristiwa yang menjadi sebab-akibat dan disebut alur/plot.Secara rinci perkembangan plot drama ada enam tahap, yaitu:1. Eksposisi, tahap ini disebut tahap perkenalan, karena penonton mulai diperkenalkan dengan lakon drama.2. Konflik, tahap ini adalah tahap kejadian. Insiden inilah mulai plot drama sebenarnya, karena insiden merupakan konflik yang menjadi dasar sebuah drama3. Komplikasi, konflik-konflik yang semakin berkembang dan semakin banyak, kait-mengait dan masih menimbulkan tanda tanya.4. Krisis, tahap ini berbagai konflik mencapai puncaknya.5. Resolusi, Pada tahap ini dilakukan penyelesaian konflik.6. Keputusan, tahap terakhir ini semua konflik berakhir dan cerita sebentar lagi selesai.D. Karakter atau perwatakan, yaitu keseluruhan ciri-ciri jiwa seorang tokoh dalam lakon drama.E. Dialog, merupakan perwujudan dari jalan cerita lakon drama. Dialog yang dilakukan harus mendukung karakter tokoh yang dimainkan.F. Setting, adalah tempat, ruang, waktu, suasana terjadinya adegan. Karena semua adegan dimainkan di panggung, panggung harus bisa menggambarkan tempat adegan yang sedang terjadi.G. Bahasa, naskah drama diwujudkan dari bahan dasar bahasa dan penulis drama sebenarnya menggunakan bahasa untuk menuangkan ide dramanya.H. Interpretasi, adalah penafsiran terhadap lakon drama yang dimainkan yang biasanya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang diangkat ke atas panggung oleh para seniman.

2.2 Konsep Dasar KarakterKata karakter yang dimaksud dalam tulisan ini, berasal dari bahasa Inggris yang bermakna hampir sama dengan sifat, perilaku, akhlak, watak, tabiat, dan budi pekerti. Ron Kurtus (dalam Taryana dan Rinaldi, 2007) berpendapat bahwa karakter adalah satu set tingkah laku atau perilaku (behavior) dari seseorang sehingga dari perilakunya tersebut, orang akan mengenalnya ia seperti apa. menurutnya karakter akan menentukan kemampuan seseorang untuk mencapai cita-citanya dengan efektif, kemampuan untuk berlaku jujur dan berterus terang kepada orang lain serta kemampuan untuk taat terhadap tata tertib dan aturan yang ada. Dalam kamus Poerwadarminta karakter diartikan sebgai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang daripada yang lain. Sujanto (2008) melihat bahwa watak merupakan pribadi jiwa yang menyatakan dirinya dalam segala tindakan dan pernyataan dalam hubungannya dengan bakat, pendidikan, pengalaman dan alam sekitaranya.Secara garis besar karakter dapat digolongkan ke dalam dua kategori, yakni karakter positif atau protagonis dan karakter negarif atau antagonis (Wurianto, 2010). Beberapa karakter positif yang sudah kita ketahui antara lain, jujur, penolong, penyabar, religius, penyayang, dan tanggung-jawab. Sementara itu, karakter negarif di antaranya adalah pengiri, munafik, materialistis, egois, pemarah, pemalu, pembohong, sombong, pendiam, tidak tahu malu, otoriter, pendendam, dan tidak tahu diri. Selanjutnya dijelaskan oleh Wurianto bahwa gambaran universal karakter (positif) meliputi taqwa kepada Tuhan, tanggung jawabm disiplin, mandiri, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli dan kerja sama, percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah, keadalian dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan perstuan, dapat dipercaya, hormat dan perhatian, peduli, tanggung jawab, kewarganegaraan/citizenship, ketulusan, berani, tekun, integritas jujur, tanggung jawab, disiplin, visioner, adil, peduli, dan kerjasama. Untuk masa depan, para ahli telah menjabarkan setidaknya ada 20 karakter dasar yang sangat dibutuhkan anak demi kesusksesannya di masa depan, di antaranya empati, peduli, suka menolong, hormat, setia, sopan, bijak, percaya diri, berani, semangat, inspiratif, humoris, tanggung jawab, adil, sabar, jujur, disiplin, kerjasama, mandiri, dan toleran. Karakter-karakter tersebut mengacu pada serangkaian sikap, perilaku, motivasi, dan keterampilan.Karakter seseorang disengaja atau tidak, didapatkan dari orang lain yang sering berada di dekatnya atau yang sering mempengaruhinya, kemudian ia mulai meniru untuk melakukannya. Oleh karena itu, seorang anak yang masih polos acapkali akan mengikuti tingkah laku orangtuanya atau teman mainnya, bahkan pengasuhnya karena karakter dari proses meniru yaitu melalui proses melihatnya, mendengar, dan mengikuti. Maka karakter, sesungguhnya diajarkan secara sengaja. Oleh karena itu, seorang anak bisa memiliki karakter yang baik atau juga karakter buruk bergantung pada sumber yang ia pelajari atau sumber yang mengajarinya.

2.3 Nilai-Nilai KarakterSecara umum dapat dikatakan bahwa nilai merupakan sesuatu yang memberi makna hidup dan dijunjung tinggi yang mewarnai dan menjiwai tindakan seseorang. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa nilai merupakan sesuatu yang abstrak dalam diri manusia yang mendorong sikap dan tingkah laku sehari-hari. Dengan kata lain, sikap dan tingkah laku merupakan cerminan nilai yang dianut oleh seseorang. Cerminan nilai yang dianut seseorang di antaranya dapat dilihat dari cara berpakaian, cara berbicara, temanteman yang dipilih, interaksi sosial, dan bagaimana hubungan dengna saudara-saudaranya. Linda dan Eyre (1997) dalam Mutiah mengegaskan bahwa nilai adalah suatu kualitas yang dibedakan menurut (a) kemampuannya untuk berlipat ganda atau bertambah meskipun sering diberikan kepada orang lain dan (b) kenyataan bahwa makin banyak nilai diberikan kepada orang lain, makin banyak pula nilai serupa yang dikembalikan dan diterima dari orang lain.Nilai memiliki sifat relatif, sekaligus universal. Ada nilai-nilai tertentu yang dianut oleh seabgaian orang atau kelompok, sementara tidak oleh kelompok yang lain. Ada pula nilai yang dianut oleh manusia secara umum. Nilai yang benar dan diterima secara universal adalah nilai yang menghasilkan suatu perilaku dan perilaku itu berdamppak positif bagi yang menjalankan bagi orang lain.Ada delapan belas nilai-nilai karakter yang dikeluarkan oleh kebijakan pemerintah. Dalam kebijakan tersebut dinyatakan bahwa dengan prinsip dapat ditambah dan ditata sebaik-baiknya, delapan belas karakter berikut perlu diajarkan.NoJenis KarakterDeskripsi

1Religiussikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain

2Jujurperilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan

3Toleransisikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain

4Disiplintindakan tertib dan patuh pada berbagai aturan

5Kerja kerasperilaku bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas sebaik-baiknya dan mengatasi hambatan

6Kreatifberpikir dan melakukan sesuatu yang baru

7Mandirisikap dan perilaku tidak mudah bergantung kepada orang lain

8Demokratiscara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiba antarorang.

9Rasa ingin tahusikap dan tindakan mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar

10Semangat kebangsaancara berpikir, bertindak, dan berwawaan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompok

11Cinta tanah aircara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, penghargaan yagn tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, dan sosbudpolek bangsa

12Menghargai prestasisesuatu dan tindakan mendorong diri menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan menghargai sera menghormati keberhasilan orang lain

13Bersahabat/ko-munikatiftindakan yang memerlihatkan rasa senang berbicara bergaul, dan bekerja sama

14Cinta damaisikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman

15Gemar membacakebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan

16Peduli lingkungansikap dan tindakan mencegah dan memetbaiki kerusakan lingkungan alam

17Peduli sosialsikap dan tindakan memberikan bantuan kepada pihak yang membutuhkan

18Tanggung jawabsikap dan perilaku untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan.

Tabel 2. 3 Nilai-Nilai Karakter

Nilai-nilai karakter yang diuraikan di atas depan bersifat individual. Keberadaaannya melekat dengan kadar yang tidak sama pada individu. Sebagai contoh ada orang yang bertanggung jawab sekali, bertanggung jawab, adak bertanggung jawab, dan tidak bertanggung jawab.

BAB III. PEMBAHASAN

Dalam bab ini disajikan hasil telaah tentang karakter dalam naskah drama Melawan Kutukan. Karakter bermakna hampir sama dengan sifat, perilaku, akhlak, watak, tabiat, dan budi pekerti. Di dalam drama, karakter dapat diartikan sebagai keseluruhan ciri-ciri jiwa seorang tokoh dalam lakon drama.Karakter dibedakan menjadi dua yakni karakter protagonis dan antagonis. Di dalam karakter itu sendiri terdapat delapan belas nilai yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal-hal di atas dapat diketahui sejauh mana peran karakter dalam drama naskah. Namun, sebelum menelaah karakter haruslah diketahui tema dan penokohan dalam drama. Berikut akan dijelaskan tentang tema, penokohan, dan karakter:3.1 Tema dalam naskah drama Melawan Kutukan Tema merupakan pikiran pokok yang mendasari lakon drama. Pikiran pokok ini dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang menarik.Dalam naskah drama Melawan Kutukan temanya adalah peran anak muda di masa depan. Hal ini dijelaskan pada kutipan berikut:GENDON: Hei Ken Arok dengarkan sumpahku ini. Kami anak-anak muda negeri ini tak percaya sama sekali dengan sumpah empu Gandring dan sama sekali tak ingin melanjutkan perjalanan keris Empu Gandring yang membuat negeri kami masih terus saling berbunuhan perang dan sengketa. Inilah sumpah kami. Kami rindu damai kami rindu cinta kasih tidak rindu akan dendam dan berakhir saling berbunuhan. Empu Gandring dan Ken Arok adalah masa lalu, jaman sekarang adalah jaman rindu damai dan cinta kasih sayang sesama. Ken Arok, Empu Gandring dengarkan sumpahku ini demi kejayaan negeri kami.COWOK-CEWEK : Gendon Gendon ayo kembali ke rumah kita kagi. Aku mendukung sumpahmu Gendon. Kami sudah muak dengan sumpah atau yang tertulis dalam kitab-kitab tentang peperangan dan pembunuhan yang tak pernah selesai. Jangan percaya itu semua. Tuhan Maha Damai dan Tuhan Maha Kasih. Tuhan Maha Cinta. Ia pasti cinta pada negeri ini. Sumpah atau yang tertulis dalam kitab-kitab tentang peperangan dan pembunuhan yang tak pernah selesai. Jangan percaya itu semua. Tuhan Maha Damai dan Tuhan Maha Kasih. Tuhan Maha Cinta. Ia pasti cinta pada negeri ini.(MT: 18-19)

Percakapan Gendon dan Cowok-Cewek (teman Gendon) ini dapat diartikan jika mereka merindukan cinta kasih, tidak saling dendam, apalagi berujung kematian. Memang, Sejarah negeri ini selalu ribut dengan adanya pertumpahan darah. Dari pemimpin satu ke pemimpin ke dua atau ke berikutnya, dan selalu rakyat serta anak muda yang jadi korban. Salah satu penyebabnya mungkin masyarakat masih banyak yang mempercayai bahwa ini semua karena atau akibat kepercayaan tentang kisah keris Empu Gandring atau sumpah dan kutukan Sang Empu Gandring. Untuk mengubah sumpah dan kutukan Empu Gandring (atau bahkan mengubah negeri ini menjadi lebih baik, dibutuhkan peran anak muda yang begitu tinggi. Hal ini pun dijelaskan pada kutipan dialog Gendon. Seperti berikut:Gendon: Tidak! Kalau aku sendiri tidak punya beban berat, tetapi kalau melihat masa depan bangsa dan negara ini aku wajib punya, punya beban berat. Aku kan pengganti orangtua. Bayangkan betapa enaknya orang-orang tua mengatakan anak muda dan remaja Indonesia adalah penerus bangsa, tetapi apa yang ditinggalkan buat kami anak-anak muda dan remaja ini. Apa? Ken Arok: Stop stop jangan terlalu serius anak muda nanti hidupmu makin berat. Santai sajalah anak muda.Gendon : Apa santai? Santai yang bagaimana? Anak muda sekarang remaja santai. Omong apa ini. Nggak bisa masa depan dihadapi dengan santai. Harus jelas. Ini tanggung jawab sampeyan orang tua supaya saya juga menghadapi masa depan ini dengan jelas. Ini akibatnya kalau warisan yang diberikan kepada kami tidak jelas. Salin curiga, saling membunuh. Warisan macam apa ini?! Jawablah pak tua jawablah dan jangan hanya berkata dengarkan dulu alasan saya mengapa saya harus membunuh. Akhirnya minta pembenaran dan dibenarkan! Ijinkanlah saya berkata ini atas nama remaja dan anak-anak muda. Kami adalah anak-anak bapak sendiri. (MT: 9)Peran seorang pemuda itu begitu penting dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air, oleh karena itu orang tua haruslah memberi pemahaman-pemahaman yang baik pada anaknya. Sehingga setiap anak muda (remaja) bisa memiliki kesadaran akan tanggung jawabnya untuk diri sendiri bahkan untuk negeri. Seperti kata-kata mutiara Soekarno Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncang dunia. 3.2 PenokohanTokoh merupakan seseorang yang memerankan suatu sikap atau karakter dalam sebuah karya sastra. Dalam prosa, sikap atau karakter tokoh disebut penokohan, sedangkan dalam drama disebut sebagai perwatakan.Dalam naskah drama Melawan Kutukan terdapat dua tokoh yang paling berperan penting. Yakni, Ken Arok dan Gendon. Adapun penokohannya digambarkan sebagai berikut:a. Gendon: Anak muda yang kritis dan berpikir jauh akan negerinya. Seperti digambarkan pada kutipan berikut:Gendon: Tidak! Kalau aku sendiri tidak punya beban berat, tetapi kalau melihat masa depan bangsa dan negara ini aku wajib punya, punya beban berat. Aku kan pengganti orangtua. Bayangkan betapa enaknya orang-orang tua mengatakan anak muda dan remaja Indonesia adalah penerus bangsa, tetapi apa yang ditinggalkan buat kami anak-anak muda dan remaja ini. Apa? (MT: 9)Tokoh Gendon dalam naskah drama ini memiliki sifat yang mencintai negeri, hal ini ditunjukkan dengan cara berpikirnya.b. Ken Arok: seorang pembunuh, perebut istri orang.Ken Arok: Sudahlah, kau pasti tahu sendiri siapa saya ini. Belum waktunya kau tanya aku ini siapa. Kau sedang apa di sini? Kenapa kau malam-malam berada di lapangan yang sepi ini apalagi angin dingin berhembus kencang malam ini. Yang perlu kau ketahui aku adalah seorang pembunuh. Pembunuh besar tetapi akhirnya aku malah ditulis dalam sejarah besar di negeri ini. (MT: 5)Seperti diketahui oleh banyak orang Ken Arok adalah orang yang membunuh suami Ken Dedes. Setelah melakukan pembunuhan ia malah menikah dengan Ken Dedes. Dalam naskah ini pun dijelaskan atas hal tersebut, seperti pada kutipan di atas.Dari pembahasan tema dan penokohan itu bisa diperoleh data tentang karakter dalam naskah drama Melawan Kutukan.3.3 Karakter dalam naskah drama Melawan KutukanSeperti dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, karakter merupakan sifat, perilaku, akhlak, watak, tabiat, dan budi pekerti. Secara garis besar karakter dapat digolongkan ke dalam dua kategori, yakni karakter positif atau protagonis dan karakter negarif atau antagonis.Dalam naskah drama Melawan Kutukan tokoh Gendon bisa dikatakan sebagai karakter positif atau protagonis. Hal ini dapat dibuktikan pada kutipan berikut:Gendon: Pak, kenapa diam, saya minta maaf kalau apa yang kukatakan ini amat kasar dan menyinggung perasaanmu. Menangis dan diam saja itu tak menyelesaikan persoalan apalagi mengurangi dosa-dosa bapak sebagai seorang pembunuh. Jangan terlalu serius pak nanti makin berat pikiran bapak. Santai saja pak! (MK: 9)Pada kutipan di atas dijelaskan jika Gendon meminta maaf atas kata-katanya yang dirasa kasar sehingga takut menyinggung perasaan Ken Arok.Sementara itu, Ken Arok memiliki karakter tidak baik atau antagonis. Hal ini bisa digambarkan pada kutipan berikut:Ken Arok: Ya akulah pembunuh tetapi itu sejarahku masa lalu. Semua itu kulakukan dengan keberanianku sendiri tidak melibatkan orang lain, apalagi atas nama rakyat seperti sekarang ini. Atas nama rakyat. Rakyat yang mana? Semua itu kulakukan atas namaku sendiri. (MK: 5)Pembunuhan atas nama apapun di dunia ini tidaklah dibenarkan, kecuali dia membunuh secara tidak sengaja seperti untuk melindungi diri atau berperang untuk menegakkan agama dan negaranya. Pembunuhan yang dilakukan Ken Arok itu sendiri atas nama cinta, guna merebut istri orang lain, dan hal tersebut tidak dibenarkan dalam agama dan adat-istiadat manapun.3.4 Nilai-Nilai Karakter dalam drama Melawan KutukanNilai merupakan sesuatu yang abstrak dalam diri manusia yang mendorong sikap dan tingkah laku sehari-hari. Pemerintah dalam kebijakannya mengeluarkan aspek-aspek nilai karakter yang berjumlah delapan belas. Di dalam naskah drama Melawan Kutukan ada beberapa nilai-nilai karakter, sebagai berikut:1. Religius adalah sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.Di dalam naskah drama Melawan Kutukan nilai religius terdapat pada kutipan berikut:COWOK-CEWEK: Gendon Gendon ayo kembali ke rumah kita kagi. Aku mendukung sumpahmu Gendon. Kami sudah muak dengan sumpah atau yang tertulis dalam kitab-kitab tentang peperangan dan pembunuhan yang tak pernah selesai. Jangan percaya itu semua. Tuhan Maha Damai dan Tuhan Maha Kasih. Tuhan Maha Cinta. Ia pasti cinta pada negeri ini.

Seperti diketahui, sifat Tuhan Maha Damai, Tuhan Maha Kasih, Tuhan Maha Cinta ada dalam setiap agama termasuk agama yang hidup di Indonesia. Pereprangan dan pembunuhan yang terjadi atas nama agama sekalipun tidak pernah disebabkan agama, namun hawa nafsu manusia. 2. Jujur adalah perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.Dalam naskah ini, perilaku jujur digambarkan pada percakapan Ken Arok dan Gendon seperti digambarkan pada kutipan berikut:Gendon: Kenalkan namaku Gendon, dan kau?Ken Arok: Oh tidak penting nama itu, tetapi kau pasti kenal dengan aku sekaligus dengan sejarah hidupku. What is name? Kata William Shekaspeare. Ya to? Yang penting apa yang ada dalam benak itu. Nama itu sendiri tak penting. Bagaimana setuju?GENDON TAK MENGERTI APA YANG DIKATAKAN KEN AROK.Ken Arok: Sudahlah, kau pasti tahu sendiri siapa saya ini. Belum waktunya kau tanya aku ini siapa. Kau sedang apa di sini? Kenapa kau malam-malam berada di lapangan yang sepi ini apalagi angin dingin berhembus kencang malam ini. Yang perlu kau ketahui aku adalah seorang pembunuh. Pembunuh besar tetapi akhirnya aku malah ditulis dalam sejarah besar di negeri ini.Gendon: Pembunuh besar? (MK: 4-5)Kejujuran dalam dialog tersebut tercermin dari tokoh Ken Arok yang mengakui kesalahannya telah membunuh seseorang di masa lalu pada Gendon. Mereka pun terus melakukan dialog, sehingga kejujuran demi kejujuran lain terungkap. Akhirnya, Gendon mengetahui siapa Pak Tua yang berbicara dengannya, tak lain adalah Ken Arok. Hal ini diperjelas pada kutipan berikut:Gendon: Jadi bapak Ken Arok?Ken Arok : Benar, akulah Ken Arok itu anak muda. Sekarang apa yang akan kaulakukan terhadapku kalau sudah ketemu ini? Akan mengumpatku? Umpatlah. Mau menghukumku? Hukumlah atau mau membunuhku bunuhlah Aku telah siap karena aku telah siap menerima itu semua. Yang penting aku merasa bahagia karena telah bertemu denganmu dan langsung bisa bercerita denganmu anak muda. (MK: 17)3. Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.Dalam naskah drama Melawan Kutukan rasa ingin tahu dapat digambarkan pada kutipan berikut:Gendon: Hallo ada apa? Oh ya, ya aku segera pulang, tetapi sekarang masih berbicara dengan pak tua pembunuh ini apa? Ya dia seorang pembunuh menurut pengakuannya. Nggak aku bisa jaga diri sayang. Pembunuh tapi sabar. Tampaknya ia menyesali apa yang telah dilakukan. Oh nggak, nggak usah nanti saja kalau aku perlu tak bel lagi. Okey? Ya selamat malam. Hati-hati ya sayang.(MK: 9)

Pada kutipan di atas dijelaskan, rasa ingin tahu Gendon yang berlebih akan sosok pak tua yang mengatakan dirinya seorang pembunuh. Terkadang, rasa ingin tahu seseorang akan sesuatu itu begitu berlebih. Namun, jangan sampai rasa ingin tahu itu membuat orang tersebut salah dalam menempatkannya di dunia sehari-hari. Seperti pada naskah drama tersebut, Gendon yang memiliki rasa ingin tahu berlebih itu tidak bisa dijadikan contoh. Karena bisa saja orang yang kita ajak bicara merasa daerah privasi-nya ingin diketahui, bukan tidak mungkin akan membuat kemarahan.4. Semangat kebangsaan adalah cara berpikir, bertindak, dan berwawaan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompok.Pada naskah drama Melawan Kutukan nilai karakter semangat kebangsaan ini dapat digambarkan pada kutipan berikut:Gendon: Tidak! Kalau aku sendiri tidak punya beban berat, tetapi kalau melihat masa depan bangsa dan negara ini aku wajib punya, punya beban berat. Aku kan pengganti orangtua. Bayangkan betapa enaknya orang-orang tua mengatakan anak muda dan remaja Indonesia adalah penerus bangsa, tetapi apa yang ditinggalkan buat kami anak-anak muda dan remaja ini. Apa?(MK: 8)Pada kutipan di atas menunjukkan semangat kebangsaan Gendon yang melihat masa depan bangs dan negaranya memiliki beban berat. Dia (Gendon) sebagai pemuda memiliki tugas yang teramat penting akan bangsanya, namun kebanyakan orang-orang tua memberi warisan tak berharga bagi bangsa, contoh: perusakan lingkungan, korupsi, saling memperebutkan kekuasaan sekalipun dengan berbagai macam cara.5. Bersahabat/komunikatif : tindakan yang memerlihatkan rasa senang berbicara bergaul, dan bekerja sama.Dalam naskah drama Melawan Kutukan sikap bersahabat atau komunikatif ini tercermin pada kutipan berikut:Ken Arok: Aku senang sekali dan bahagia bertemu dengan anak muda seperti kamu. Anak muda yang kritis berani berpendapat untuk perdamaian. Oh Sang Pembuat Hidup terima kasih telah kau pertemukan aku dengan generasi dan pewaris bangsa yang masih berpikir dan berakal sehat untuk keselamatan negeri ini.Gendon: Jangan terlalu menyanjung pak tua aku makin bingung nantinya mau berbuat kalau mendapat sanjungan semacam itu. Biasa sajalah pak tua.(MK: 16)Pada kutipan di atas digambarkan keakraban antara Gendon dan Ken Arok. Ken Arok yang memuji Gendon, dan Gendon yang bersifat rendah hati menyikapi pujian tersebut. Padahal, jika membaca kutipan-kutipan sebelumnya, nilai bersahabat atau komunikatif itu tidak tergambar. Apalagi Gendon sempat takut mendengar penuturan Ken Arok yang mengatakan jika dirinya adalah seorang pembunuh, seperti digambarkan pada kutipan berikut:Ken Arok: Kau takut ketemu aku karena aku seorang pembunuh?Gendon: Ya.Ken Arok: Kenapa aku harus kau takuti meski aku nggak pernah dihukum. Aku menyesal dan itu aku tak ingin lagi menjadi pembunuh kepada siapa saja termasuk kepadamu anak muda. Aku menyesal sekali sampai aku merasa berdosa dan terhukum kalau ingat apa yang telah aku lakukan. Aku ingin bertobat dan benar-benar menyesali apa yang telah aku lakukan. Sayang masih banyak orang yang menganggap aku, aku pahlawan karena aku dinggap laki-laki sejati, laki-laki perkasa, padahal itu amat salah. (MK: 5-6)Pada hakikatnya, dalam kehidupan sehari-hari begitu banyak orang yang menilai seseorang hanya dari tampilan luarnya saja. seperti pada tokoh Gendon yang awalnya takut akan sikap Ken Arok lambat laun dia merasa nyaman berbicara dengan Ken Arok. Maka dari itu, tampilan luar sesoeorang belum berarti menampilkan tampilan dalam (hati dan pikiran).6. Tanggung jawab : sikap dan perilaku untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan.Dalam naskah drama Melawan Kutukan, karakter tanggung jawab digambarkan sebagai berikut:Gendon: Tidak! Kalau aku sendiri tidak punya beban berat, tetapi kalau melihat masa depan bangsa dan negara ini aku wajib punya, punya beban berat. Aku kan pengganti orangtua. Bayangkan betapa enaknya orang-orang tua mengatakan anak muda dan remaja Indonesia adalah penerus bangsa, tetapi apa yang ditinggalkan buat kami anak-anak muda dan remaja ini. Apa?(MK: 8)Tanggung jawab Gendon sebagai pemuda dalam naskah drama ini adalah menjadi penerus bangsa yang wajib memperindah bangsanya. Selain itu, tanggung jawab Gendon sebagai pribadi dapat digambarkan pada kutipan berikut:Ken Arok: Jangan omong begitu kamu masih remaja dan muda. Belajar saja yang pinter dan menjadi anak baik.Gendon: Lho yok apa se rek bapak ini. Katanya aku ini pengganti generasi bapak harus kritis dan tak boleh santai. Omong begitu saja dilarang dan nggak boleh, bagaimana to bapak ini? Repote rek rek. Mangkane.Ken Arok: Kenapa bicara mangkane?Gendon: Mangkane, pelajaran di sekolah dan di kehidupan tidak pernah sama. Yang dipercaya pelajaran di sekolah atau di kehidupan kita ini pak? Terus diamalkan atau dihafalkan? (MK: 10)Pada kutipan di atas, digambarkan tentang tanggung jawab Gendon sebagai pemuda (generasi penerus bangsa) adalah belajar. Meskipun, ilmu yang diperoleh dari sekolah dan kehidupan jelas berbeda. Ilmu di sekolah dihafalkan untuk mempermudah dalam pengerjaan soal-soal, sedangkan ilmu di kehidupan diperoleh untuk diamalkan. Meskipun, nilai-nilai karakter baik digambarkan dalam naskah drama tersebut. Namun ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi. Ternyata setelah ditelaah lebih lanjut, naskah drama ini memiliki kata-kata arkais, seperti digambarkan pada kutipan berikut:Gendon: Bangsat bajingan kamu jahat. Sampai hati kau lakukan itu semua. Betapa terhinanya pikiran dan perbuatanmu. Nista dan busuk!(MK: 6)Gendon: Jancuk, jancuk. (BUKAN MENGUMPAT TETAPI SEKEDAR SADAR DIRI DAN MENGGERUTU.)Maaf pak, Suroboyoku keluar. Hanya sebagai tanda persahabatan. (MK: 11)

Dari kutipan di atas, ada tiga kata arkis (kasar), contoh: (1) Bangsat yang diartikan sebagai orang bertabiat jahat atau orang yang tidak tahu diri. (2) Bajingan diartikan sebagai penjahat atau pencopet, bisa juga sebagai kata makian. (3) Jancuk merupakan sebuah ungpatan yang biasa dilakukan oleh orang Jawa tuturan kasar dan biasanya sering diucapkan oleh orang-orang Surabaya sebagai umpatan atau menggerutu bahkan dijadikan kebiasaan sehari-hari. Sebagai pemuda, seharusnya menghindari penggunaan kata-kata tersebut, apalagi mengucapkannya pada orang yang lebih tua karena bisa mengurangi rasa hormat atau dianggap sebagai tindakan kurang sopan.

BAB IV. KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil telaah dari naskah drama Melawan Kutukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:1. Tema dalam naskah tersebut adalah peran anak muda di masa depan.2. Tokoh yang ada dalam naskah tersebut, memiliki sikap dan sifat yang berbeda.a. Gendon: Anak muda yang kritis dan berpikir jauh akan negerinya. b. Ken Arok: seorang pembunuh, perebut istri orang.3. Karakter dalam naskah drama Melawan Kutukan tokoh Gendon bisa dikatakan sebagai karakter positif atau protagonis. Sementara itu, Ken Arok memiliki karakter tidak baik atau antagonis.4. Nilai-nilai karakter yang terkandung dalam naskah tersebut ada enam, yakni: (a) Religius, (b) Jujur, (c) Rasa ingin tahu, (d) Semangat kebangsaan, (e) Bersahabat atau komunikatif, (f) Tanggung jawab. Meskipun memiliki nilai-nilai karakter yang baik, ternyata naskah tersebut juga memiliki kata-kata kasar atau arkais, yakni: (a) Bangsat, (b) Bajingan, (c) Jancuk.

DAFTAR PUSTAKA

Mutiah, Arju. 2013. Pengembangan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: Gress Publishing.Nurgiantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press.Setyaning, Tri Rasa. 2011. Analisis Konflik dalam Naskah Drama Stella Karya Wolfgang Von Goethe Melalui Pendekatan Psikologi Sastra. Yogyakarta: Skripsi, Tidak Diterbitkan.Sucipta, Ganda. 2014. Analisis Naskah Drama Pelacur dan Sang Presiden Karya Tatna Sarumpaet dengan Pendekatan Feminisme. Bengkulu: Skripsi, Tidak Diterbitkan.Suhartono. 2013. Karakter dan Budaya Bangsa dalam Pengajaran Berbasis Teks. Yogyakarta: Gress Publishing. Tarigan, Henry Guntur. 1985. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.Ada 2 yang lupa daftar pustakanya, yakni web naskah dan web biodata pengarang. Janhgan lupa ya Trisno!

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. BIODATA PENGARANG

Hardjono W.S., lahir dari pasangan R.W. Soetrisno dan Rr. Roekminiwati di Bondowoso, tanggal 11 Maret 1945 dengan nama lengkap R. Soehardjono. Ketika ayahnya sakit ia meminta izin untuk mengubah namanya dari R. Soehardjono menjadi Hardjono Wieyosoetrisno yang kemudian disingkat menjadi Hardjono W.S.Sejak kecil ia suka berkesenian dan jalan-jalan. Tahun 1970 masuk Akademi Seni Rupa Surabaya (AKSERA) yang ia lakoni setelah dua tahun berada di Sumatra Selatan. Sempat kuliah di fakultas hukum tapi tidak selesai, yang akhirnya pendidikan yang tamat adalah pendidikan guru. Sebelum aktif menulis, ia lebih dulu bergiat di seni rupa, dan baru yakin sebagai penulis pada tahun 1972 hingga sekarang. Selain itu juga sebagai pelopor pertamateater anak di Surabaya, yang ia dirikan tahun 1972. Tiga naskah anak-anak menang di Dewan Kesenian Surabaya. Di surabaya ia dikenal sebagai The Camp di bidang penulisan mulai dari menulis puisi, cerita pendek,naskah teater dan televisi, dongeng sampai novel mendapat nomor utama baik tingkat regional maupun nasional.Dari tahun 1972-1995 selalu mendapat hadiah dari sayembara penulisan, di antaranya:1. Puisi Adakah suara malam ini , juara se-Jawa Timur versi Dewan Kesenian Surabaya. 2. Tiga naskah teater anak-anak juara se-Jawa Timur versi Dewan Kesenian Surabaya.3. Tiga naskah teater anak-anak juara tingkat nasional versi Dewan KesenianJakarta dan Pengembangan Kesenian di Jakarta.4. Dua naskah teater dewasa, masing-masing Pasar dan Pabrik juara tingkat nasional versi Pengembangan Kesenian dan kebudayaan dan PGI di Jakarta.5. Naskah televisi juara tingkat nasional versi TVRI Surabaya.6. Puisi Anak kecil bermain-main dan biarkan saja. Juara tingkat nasional versi sebuah harian di Jakarta.7. Naskah teater anak-anak dan remaja juara se-Jawa Timur versi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur di Surabaya.8. Dua naskah cerita pendek juara se-Jawa Timur versi Dewan Kesenian Surabaya.9. Naskah Dongeng juara tingkat nasional versi BP7 Pusat Jakarta.10. Naskah novel (cerita bersambung) Titik Akhir juara nasional versi harian Suara Pembaharuan di Jakarta.11. Dua naskah drama menjadi pemenang dalam Lomba penulisan naskah drama remaja oleh Taman Budaya Jawa Timur, masing-masing Nimok Aku Cinta Kamu dan Srikandi Edan.Selain itu ia juga menggarap teater anak-anak mulai dari Kelompok Kelinci (1972-1983), Teater Panti Asuhan Don Bosco (1983-1990) dan teater Ponakan (1992-1995) yang selalu memainkan naskahnya sendiri, dan naskahasing yang diadaptasi sendiri misalnya Heidi dari penulis Jerman, Le petiti Prince dari penulis Prancis dan Pak Kampret yang Jempolan karya penulis Jerman dan sempat pentas di beberapa desa terpencil.Selain itu ia juga suka berorganisasi, organisasi yang pernah ia ikuti sebagai berikut:1. Tiga periode menjabat anggota Dewan Kesenian Surabaya Biro Sastra kemudian Biro teater dan Film.2. Wakil ketua pengurus KEPAL (Kelompok Pecinta Anak dan Lingkungan).3. Wakil ketua Lembaga bantuan buku di Surabaya.4. Ketua Yayasan Ibunda (Yayasan anak dan remaja).5. Penanggung jawab sekaligus pembawa acara Bina Teater di TVRI Surabaya sekitar 4 tahun.6. Ketua dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto. Beberapa karyanya yang dimainkan kawan-kawan senimannya, antara lain Lileo, the Kutilang Bird oleh Linda Yosephine dan Ekkes School of Ballet, Surabaya, Maret 1999; Warisan Mak Yah oleh Ludruk Karya BudayaMojokerto dalam festival ludruk se-Jawa Timur di Gedung Utama Kompleks Balai Pemuda Surabaya.Tiga Penghargaan telah diterimanya, masing-masing dari Lembaga Indonesia-Amerika lewat Dewan Kesenian Jakarta berupa award khusus teater, dari Direktorat Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan di Jakarta, danGubernur Jawa Timur sebagai seniman kreator tahun 2000. naskah anak-anaknya yang berjudul Layang-layang diterbitkan oleh UNESCO dalam sebuah buku berjudul Together in dramaland bersama 14 pengarang AsiaAfrika.Sampai sekarang masih terus menulis, menggarap teater anak-anak, mematung. Saat ini sedang menekuni program Kebun Kreatif (Bonkre) yaitu belajar mendongeng, menulis, baca puisi, drama anak-anak di DesaJatidukuh, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur. Dan tinggal bersama istri dan putra tercinta, Marwiyah Derang dan Pramudya Sang Aru Bintang. Telah menulis 20 judul buku antara lain Celoteh Tikus dan Merpati, Pizza dan puisi, Yok Bermain Teater Yok,Sanggarku Dermagaku, Tamu dari Jati, Apa Kabar Pak Wo? Surat-surat Orang Pulau, Titik Akhir, Garis Lengkung, Rumah di persimpangan, Wayan Aku Cinta Kamu, Dua Perempuan, Rumah di Depan Langgar, KisahSeekor burung Kutilang, Buku Harian Seorang Perempuan, Bulik Asih, Panglima Perang, Tanah Ganjaran, Saumi, Panggil Aku Mbak, Yant, Kereta terakhir, Teater anak atau teater untuk anak-anak kecil tentang teater.Meja dan Kursi dari pangkal batang kelapa (Trubus Agrisarana, Surabaya 1998).Beberapa karyanya yang telah terbit dalam antologi puisi bersama, antara lain Antologi Empat Penyair bersama Jil P. Kalaran, Sabrot D Malioboro, Abdul Qodir; Omonga Apa Wae Kumpulan puisidan geguritan, Festival Cak Durasim, 2000; Bunga Rampai Bunga Pinggiran, Antologi Puisi Parade seni WR. Soepratman 1995; Mojokero dalam puisi, Dewan Kesenian Kota Mojokerto; Memo Putih, Antologi Puisi 14 Penyair Jawa Timur.

Alamat: Desa Jatidukuh Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto Jatim.Email: [email protected],HP 08785 64 29226

B. NASKAH DRAMA MELAWAN KUTUKAN

Juara Harapan II Lomba Penulisan Naskah Drama Remaja Dewan Kesenian JATIM 2008. MELAWAN KUTUKANPenulis naskah : HARDJONO WS.

SINOPSIS:Sejarah negeri ini selalu ribut dengan adanya pertumpahan darah. Dari pemimpin satu ke pemimpin ke dua atau ke berikutnya, dan selalu rakyat serta anak muda yang jadi korban. Salah satu penyebabnya mungkin masyarakat masih banyak yang mempercayai bahwa ini semua karena atau akibat kepercayaan tentang kisah keris Empu Gandring atau sumpah dan kutukan Sang Empu Gandring. Tampaknya ini yang membuat anak muda yang kritis si Gendon berpikir keras untuk mencoba melakukan dialog-dialog, sehingga suatu malam benar-benar ia bisa dialog imaginer dengan seorang pelaku tokoh sejarah ini yaitu Ken Arok.Dari dialog imaginer inilah akhirnya Gendon bersama teman temannya yang mewakili generasi sekarang ini untuk melakukan perlawanan dan tidak percaya atas kesaktian kutukan ini. Ini semua dengan harapan agar kutukan itu tidak dipercaya terus oleh generasi berikutnya. Negeri ini rindu damai, karena hakekatnya Tuhan itu sendiri Maha Damai. Dan dari persoalan ini naskah teater ini saya angkat.

Tokoh-tokohnya:1. Anak muda (si Gendon)2. Ken Arok3. Pemain pembantu antara lain: Empu Gandring, Tunggul Ametung, Ken Dedes, Kebo Ijo, Anusapati dan Toh Jaya4. Beberapa remaja sebagai teman Gendon

LAYAR DIBUKA, TAMPAK KAIN PUTIH DAN DI BELAKANGNYA ADA ADEGAN EMPU GANDRING DENGAN MEMEGANG PERUTNYA SEMENTARA TAMPAK JUGA KEN AROK DENGAN GAGAHNYA MEMEGANG KERIS EMPU GANDRING. ADEGAN ITU DIIRINGI TEMBANG.

DIALOG:Dhuh dewaning jagat ray ambo tan kuwat nandang gunging rudatin.Paringo dasih pitulung mbirat kehing cintraka.Datan pegat hayuning sun pudyo astute sirnaning kang rubedo paduko ingkang angesti.

Anak muda yang sedang lupa diri, benarkah yang kaulakukan itu. Aku tak rela semua ini terjadi. Ingat, ingatlah anak muda kematian pasti datang kepada setiap waktu. Dewa yang maha agung dengarkan sumpahku ini. Aku bersama keris itu akan menyatukan diri dan tidak terima dengan cara-cara kematianku. Aku akan terus mengejar sebelum tujuh jiwa bahkan kalau mungkin tujuh turunan melayang jiwanya bersimbah darah. Dengarkan Dewa dengarkan sumpahku ini.

LANSUNG DITIMPALI DENGAN SUARA-SUARA.Padamkan dendam kutukan kejam. Padamkan dendam kutukan kejam. Padamkan dendam kutukan kejam. Padamkan dendam kutukan kejam.

DI SELA-SELA UCAPAN ITU ADA TEMBANG KEMATIAN.Layon-layon wedi mati Gedongana kuncenana wong mati nora wurungo.Ripada pada-pada sayung mboke lara.Ripada pada-pada sayung wedi mati.Gedongana kuncenana wong mati nora wurungo

KAIN PUTIH ITU LENYAP BEGITU JUGA KEN AROK DAN EMPU GANDRING. KEMUDIAN TAMPAK HANYA LAYAR HITAM SAJA DAN TAMPAK KEN AROK SEDANG DUDUK TEPEKUR DENGAN PAKAIAN SEDERHANA. SEBENTAR LAGI KELUARLAH SEORANG ANAK MUDA (GENDON) DENGAN MEMBAWA HP NYA.GENDON:Ya, aku sekarang sedang ada di lapangan. Ya ya sebentar lagi. Ya ya memang malam ini. Dingin. Ya aku tahu. Aku bisa menjaga diri. Oh ya angin malam ini berhembus dingin. Sama di tempat ini. Oh ya sebentar, ya ini ada seorang teman laki-laki sedang susah. Ya ya ya boleh boleh. Ya selamat malam.

ANAK MUDA ATAU GENDON INI MELIHAT SESEORANG ITU ATAU KEN AROK DAN TAMPAKNYA SEDIKIT KENAL.GENDON:Selamat malam.

KEN AROK MASIH DIAM TAK MENYAHUT.KEN AROK:

GENDON:KEN AROK:

GENDON:KEN AROK:Oh selamat malam. Tampaknya aku pernah merasa kenal tetapi lupa. Di mana kita pernah bertemu?Oh mungkin dalam sejarah.Sejarah? Sejarah siapa? Sejarah orang tua kita?Bukan, tetapi sejarah negeri kita sendiri. Sejarah yang telah menulis kisah-kisah yang ada di negeri ini.Sejarah negeri kita sendiri Indonesia?Ya.

GENDON MENGINGAT INGAT WAJAH KEN AROK TETAPI TETAP TAK DIKETAHUI. TIBA-TIBA HP NYA BERBUNYI. KEN AROK MELIHAT DENGAN ANEH TETAPI TAK TERKEJUT, KEMBALI TERPEKUR. ANAK MUDA MEMEGANG HP.GENDON:Sebentar, tampaknya aku kenal dengan seorang teman lama. Ya laki-laki gagah, tetapi belum kukenal dengan jelas nama dan alamatnya. Apa? Oh ya, dont worry sayang aku bisa jaga diri.

KEN AROK MELIHAT DENGAN HERAN.GENDON:KEN AROK:Kenalkan namaku Gendon, dan kau?Oh tidak penting nama itu, tetapi kau pasti kenal dengan aku sekaligus dengan sejarah hidupku. What is name? Kata William Shekaspeare. Ya to? Yang penting apa yang ada dalam benak itu. Nama itu sendiri tak penting. Bagaimana setuju?

GENDON TAK MENGERTI APA YANG DIKATAKAN KEN AROK.KEN AROK:

GENDON:KEN AROK:

GENDON:KEN AROK:

GENDON:KEN AROK:GENDON:KEN AROK:GENDON:KEN AROK:

GENDON:KEN AROK:

GENDON:KEN AROK:GENDON:

KEN AROK:

GENDON:Sudahlah, kau pasti tahu sendiri siapa saya ini. Belum waktunya kau tanya aku ini siapa. Kau sedang apa di sini? Kenapa kau malam-malam berada di lapangan yang sepi ini apalagi angin dingin berhembus kencang malam ini. Yang perlu kau ketahui aku adalah seorang pembunuh. Pembunuh besar tetapi akhirnya aku malah ditulis dalam sejarah besar di negeri ini.Pembunuh besar?Ya akulah pembunuh tetapi itu sejarahku masa lalu. Semua itu kulakukan dengan keberanianku sendiri tidak melibatkan orang lain, apalagi atas nama rakyat seperti sekarang ini. Atas nama rakyat. Rakyat yang mana? Semua itu kulakukan atas namaku sendiri.Tak pernah dihukum?Sama sekali belum pernah aku dihukum. Kau sendiri siapa anak muda?Nggak usah tahu.Kenapa?Nggak apa apa.Kau takut ketemu aku karena aku seorang pembunuh?Ya.Kenapa aku harus kau takuti meski aku nggak pernah dihukum. Aku menyesal dan itu aku tak ingin lagi menjadi pembunuh kepada siapa saja termasuk kepadamu anak muda. Aku menyesal sekali sampai aku merasa berdosa dan terhukum kalau ingat apa yang telah aku lakukan. Aku ingin bertobat dan benar-benar menyesali apa yang telah aku lakukan. Sayang masih banyak orang yang menganggap aku, aku pahlawan karena aku dinggap laki-laki sejati, laki-laki perkasa, padahal itu amat salah.Kenapa itu kau lakukan?Karena cinta dan dicintai akhirnya kami berdua sepakat untuk membunuh pasangan perempuan itu, dan aku mendapatkan perempuan-perempuan itu dan menjadi istriku yang syah sampai mendapatkan anak seorang.Jadi kau bunuh pasangan perempuan itu?Ya kenapa?Bangsat bajingan kamu jahat. Sampai hati kau lakukan itu semua. Betapa terhinanya pikiran dan perbuatanmu. Nista dan busuk!Oh sabar anak muda jangan gampang emosi dan marah semacam itu. Dengarkan dulu alasanku kenapa aku harus lakukan itu semua.Jangan banyak alasan. Alasan apapun membunuh orang itu salah hukumnya, apalagi yang dibunuh tak jelas benar salahnya.

SI GENDON ITU TIBA-TIBA TERMENUNG KEMUDIAN MENUJU SEBUAH TEMPAT DAN MENANGIS TERSEDU SEDU MENANGIS MAKIN LAMA MAKIN KERAS.KEN AROK:Anak muda, kenapa kau menangis? Tak pantas anak laki-laki menangis semacam itu.

GENDON TETAP SESENGGUKAN TETAPI MUKANYA DITUTUPI KEUA TELAPAK TANGANNYA.KEN AROK:Hei anak muda hentikan tangismu itu. Tak selayaknya kau menangis. Kenapa menangis?

GENDON MENERAWANG JAUH ENTAH APA YANG DIPERHATIKAN.GENDON:

KEN AROK:GENDON:

KEN AROK:

GENDON:

KEN AROK:

GENDON:

KEN AROK:Kakekku mati dibunuh. Banyak orang yang terbunuh di negeri ini.Kenapa?Kenapa?Teman saling membunuh, saudara saling membunuh, sesama rakyat saling membunuh dan sekarang aku bertemu sendiri dengan seorang pembunuh yang tak dihukum. Setiap terjadi pembunuhan selalu hanya dihentikan dengan kata yang sama dari waktu ke waktu dari jaman ke jaman dan selalu minta sebuah kebenaran: Dengar dulu alasanku mengapa aku harus membunuh?Jaman mestinya sudah berubah bukan lagi jaman homo homini lupus siapa yang kuat dialah yang menang dan hukum rimba terus ditegakkan. Kenapa kau tidak dihukum bapak?Tidak ada yang berani menghukumku. Aku penguasa, tetapi akhirnya aku dihukum oleh diriku sendiri.Anak muda tampaknya kau punya beban berat dalam hidup ini. Coba ceritakan!Tidak! Kalau aku sendiri tidak punya beban berat, tetapi kalau melihat masa depan bangsa dan negara ini aku wajib punya, punya beban berat. Aku kan pengganti orangtua. Bayangkan betapa enaknya orang-orang tua mengatakan anak muda dan remaja Indonesia adalah penerus bangsa, tetapi apa yang ditinggalkan buat kami anak-anak muda dan remaja ini. Apa?Stop stop jangan terlalu serius anak muda nanti hidupmu makin berat. Santai sajalah anak muda.Apa santai? Santai yang bagaimana? Anak muda sekarang remaja santai. Omong apa ini. Nggak bisa masa depan dihadapi dengan santai. Harus jelas. Ini tanggung jawab sampeyan orang tua supaya saya juga menghadapi masa depan ini dengan jelas. Ini akibatnya kalau warisan yang diberikan kepada kami tidak jelas. Salin curiga, saling membunuh. Warisan macam apa ini?! Jawablah pak tua jawablah dan jangan hanya berkata dengarkan dulu alasan saya mengapa saya harus membunuh. Akhirnya minta pembenaran dan dibenarkan! Ijinkanlah saya berkata ini atas nama remaja dan anak-anak muda. Kami adalah anak-anak bapak sendiri.Stop berhenti, hentikan suaramu itu anak muda kalau tidak kau akan jadi korban berikutnya.

GENDON TAKUT MESKI ITU HANYA PURA-PURA MENGANCAM SAJA KEN AROK TAK BERANJAK DARI TEMPAT DUDUKNYA. TIBA-TIBA IA MENANGIS SAMBIL MENUTUP MUKANYA DENGAN KEDUA TELAPAK TANGANNYA. GENDON MELIHAT SEBENTAR TETAPI HPNYA BERBUNYI.GENDON:Hallo ada apa? Oh ya, ya aku segera pulang, tetapi sekarang masih berbicara dengan pak tua pembunuh ini apa? Ya dia seorang pembunuh menurut pengakuannya. Nggak aku bisa jaga diri sayang. Pembunuh tapi sabar. Tampaknya ia menyesali apa yang telah dilakukan. Oh nggak, nggak usah nanti saja kalau aku perlu tak bel lagi. Okey? Ya selamat malam. Hati-hati ya sayang.

GENDON MELIHAT KEN AROK DENGAN PERASAAN ANEH KEMUDIAN MENDEKAT.GENDON:Pak kenapa menangis menyesal ya? Sesal dahulu pendapatan sesal kemudian tak berguna.

KEN AROK DIAM.GENDON:

KEN AROK:

GENDON:KEN AROK:GENDON:

KEN AROK:

GENDON:

KEN AROK:GENDON:

KEN AROK:GENDON:Pak, kenapa diam, saya minta maaf kalau apa yang kukatakan ini amat kasar dan menyinggung perasaanmu. Menangis dan diam saja itu tak menyelesaikan persoalan apalagi mengurangi dosa-dosa bapak sebagai seorang pembunuh. Jangan terlalu serius pak nanti makin berat pikiran bapak. Santai saja pak!Sekarang aku sudah tidak bisa berpikir serius juga tidak bisa santai.Terus berpikir cara apa?Biasa saja berjalan tinggal mengalir seperti air mengalir.Tetapi enak kan, bapak tidak dihukum karena bapak seorang penguasa. Sekarang kan banyak penguasa yang tidak bisa dihukum karena nggak berani. Kebal hukum karena hukum hanya berlaku untuk orang-orang kecil dan mereka yang tidak kebal hukum. Buktinya sampeyan membunuh orang juga tidak dihukum. Ya kan?Jangan omong begitu kamu masih remaja dan muda. Belajar saja yang pinter dan menjadi anak baik.Lho yok apa se rek bapak ini. Katanya aku ini pengganti generasi bapak harus kritis dan tak boleh santai. Omong begitu saja dilarang dan nggak boleh, bagaimana to bapak ini? Repote rek rek. Mangkane.Kenapa bicara mangkane?Mangkane, pelajaran di sekolah dan di kehidupan tidak pernah sama. Yang dipercaya pelajaran di sekolah atau di kehidupan kita ini pak? Terus diamalkan atau dihafalkan?Sudah, sudah jangan terus ngelantur omongmu.Lho bagaimana to? Ini kan dialog interaktif.

KEDUANYA DIAM SAMBIL MERENUNG.GENDON:

KEN AROK:

GENDON:KEN AROK:GENDON:

KEN AROK:GENDON:KEN AROK:

GENDON:KEN AROK:

GENDON:KEN AROK:

GENDON:KEN AROK:

GENDON:

KEN AROK:Terus bapak sampai sekarang kok tidak pernah dihukum atau diadili?Lho siapa yang berani mengadili? Siapa yang berani menghukum. Saya ini penguasa!Enak ya pak jadi penguasa?Jadilah penguasa jangan jadi yang dikuasai.Jancuk, jancuk. (BUKAN MENGUMPAT TETAPI SEKEDAR SADAR DIRI DAN MENGGERUTU.)Maaf pak, Suroboyoku keluar. Hanya sebagai tanda persahabatan.Oh nggak apa-apa aku kan mengerti manfaatnya berekspresi.Terus kenapa bapak merenung dan berpikir berat tadi?Jangan dipikir penguasa itu tidak bisa dihukum. Aku juga akhirnya dihukum mesti tidak lewat pengadilan dihukum oleh diriku sendiri. Mati dalam hidup.Jadi bapak adalah(CEPAT) Stop! Jangan tergesa gesa menuduh nanti tak gebuk kau.(CEPAT) Maaf pak maaf aku harus tutup mulut.Terima kasih. Dihukum oleh anakku sendiri dan bukan anak kandung.(CEPAT) Jadi kalau nggak salah bapak adalah.(CEPAT) Stop sekali lagi jangan cepat-cepat menuduh tidak baik anak muda yang sok tahu.Ya ya pak aku minta maaf aku harus tutup mulut dulu. Bukankah aku ingin kenal dengan bapak.Baikkah kau nanti pasti kenal dan tahu siapa sebenarnya aku ini. Hukuman itu kurasakan sampai sekarang ini. Dan ini yang membuat aku makin terpojok menjadi seorang yang menjadikan anak cucuku saling berbunuhan untuk meraih harapannya dan hanya persoalan dendam. Hukuman inilah yang membuatku makin merasa menjadi orang berdosa sepanjang hari, sepanjang bulan, sepanjang tahun, sepanjang abad dan sepanjang sejarah negeri ini anak muda.

BERHENTI SEBENTAR MENGHELA NAFAS PANJANG SEMENTARA GENDON MENDENGARKAN DENGAN SEGALA KETIDAK MENGERTIANNYA. TIBA-TIBA TERDENGAR HP BERDERING SEGERA DITERIMANYA. LIMA ANAK MUDA CEWEK DAN COWOK SUDAH BERADA DI BAWAH PANGGUNG DEKAT PENONTON. SALAH SEORANG CEWEK PEGANG HP NYA.CEWEK:

GENDON:

CEWEK:GENDON:

KEN AROK:GENDON:KEN AROK:

GENDON:KEN AROK:GENDON:KEN AROK:GENDON: KEN AROK:

GENDON:KEN AROK:Hallo, ya kami sudah dekat Mall Matahari..hallo kok lama sekali. Temen-temen sudah nunggu lho.Ya, sebentar lagi pembunuh ini menarik sekali, ya bersahabat nggak usah takut dia baik hati. Tampaknya ia menyesal sekali sampai menangis segala. Ya lucu. Pembunuh apa bisa nangis.Cepat lho ya. Mallnya segera tutup.Ya sabar sedikit sayang, aku belum puas kalau nggak tahu siapakah pembunuh ini. Oh nggak usah, nggak. Nanti tambah ramai. Ya ya tunggu di Mall saja atau boleh ke sini tapi jangan ramai-ramai dan ribut. Di lapangan bola dekat sekolahan kita itu lho. Pegang ikannya jangan keruh air nya sayang. Okey, ya selamat malam.Siapa itu?Biasa teman-teman. Rekreasi ke Mall setelah ujian selesai.Enak kamu jaman global. Ada HP ya kan? Nama barang yang kamu pegang itu namanya HP kan. Ada Mall tempat pusat perbelanjaan. Jamanku dulu tidak ada semua itu.Jaman itu?Jaman dahulu kala, jaman kalabendu.Oh ya.Anak muda Ya.Malam ini aku merasa berbahagia sekali bisa ketemu denganmu. Aku yakin engkau dan teman-temanmu semua yang bisa meringankan beban dosaku ini. Sepanjang zaman aku selalu dikutuk orang meskipun banyak orang membenarkan tindakanku sehingga membuat mereka menganggap aku patut menjadi panutan padahal aku tak bisa menipu diri, aku adalah penjahat besar termasuk perempuan yang akhirnya menjadi istriku itu. Tolonglah anak muda, permintaan maafku kepada mereka apa yang menjadi beban hidupku sekaligus beban matiku yang amat berarti itu.Pak siapakah kau ini sebenarnya?Jangan tanya dulu namaku tetapi dengarkan seluruh kisah hidupku yang tak layak menjadi panutan dan contoh untuk generasimu kalau ingin negerimu besar dan lebih besar daripada negeriku sendiri yang lebih besar. Mau kan? Mau kau mendengar seluruh kisahku?

MUNCULLAH LAYAR PUTIH LAGI KE PANGGUNG TERSERAH BAGAIMANA PROSES KELUAR MASUKNYA NANTI BERSAMA LIMA PEMAIN SEAKAN MEREKA ADALAH KEN AROK, TUNGGUL AMETUNG ANUSAPATI, TOHJAYA DAN EMPU GANDRING. EMPAT ORANG DIBUAT SEDEMIAN RUPA KOMPOSISINYA SALING MEMBELAKANGI (DUA ORANG DAN DUA ORANG) BERDIRI SEAKAN DI POJOKAN EMPAT BUJUR SANGKAR DAN AKHIRNYA SALING MENDEKAT DENGAN JALAN MUNDUR. SETELAH DEKAT MEREKA SALING MENGHUNUS KERIS MEREKA MASING-MASING DAN SEMUA ITU DILIHAT EMPU GANDRING.ADEGAN BERIKUTNYA KEN AROK MENUSUK TUNGGUL AMETUNG, ANUSAPATI MENUSUK KEN AROK, TOHJAYA MENUSUK ANUSAPATI DAN EMPU GANDRING MENGHUNUS KERISNYA. SEMUANYA TERKAPAR MENINGGAL DAN EMPU GANDRING BERUCAP DENGAN SUMPAHNYA TERDENGAR LAMAT-LAMAT BACKSOUND.Padamkan dendam kutukan kejam. Padamkan dendam kutukan kejam. Padamkan dendam kutukan kejam. Padamkan dendam kutukan kejam.

MELIHAT ADEGAN ITU DAN SUARA-SUARA ITU ANAK-ANAK MUDA (CEWEK DAN COWOK) LANGSUNG HISTERI DAN BERLARI-LARI KELILING PANGGUNG SAMBIL BERTERIAK-TERIAK.Hentikan peristiwa itu hentikan! Tak pantas adegan semacam itu untuk kami pewaris bangsa. Bangsa kami bukan bangsa biadap, bangsa kami bangsa beradap. Hentikan hentikan segera! Masa depan kita adalah masa depan cinta kasih. Masa depan kita adalah masa cinta damai. Hentikan hentikan segera!

PELAN-PELAN LAYAR PUTIH ITU MASUK BERSAMA LIMA PEMAIN TERSEBUT. KEN AROK MASIH DUDUK DI TEMPATNYA SEMULA, SEMENTARA GENDON MASIH TERENGAH ENGAH KEMBALI KETEMPATNYA SAMBIL MENUTUP MUKANYA DENGAN KEDUA TELAPAK TANGANNYA SESEKALI MENGHENTAKKAN KAKI DI LANTAI PANGGUNG.KEN AROK:

GENDON:

KEN AROK:GENDON:

KEN AROK:GENDON:

KEN AROK:

GENDON:

KEN AROK:

GENDON:

KEN AROK:GENDON:KEN AROK:GENDON:KEN AROK:

GENDON:

KEN AROK:Anak muda betapa berat beban yang harus kuterima selama ini meskipun aku sendiri telah dibunuh anak tiriku sendiri. Aku rela telah mati tetapi sumpah itu terus menerus akan hidup dalam kehidupan sepanjang jaman.Tidak bisa, aku muak dengan peristiwa itu. Hanya untuk kepentingan diri sendiri mengorbankan banyak orang sampai anak cucunya. Ini tidak adil dan ini tidak benar. Generasi ke depan adalah generasi cinta damai dan merindukan cinta kasih.Itu menurut siapa anak muda?Itu menurutku, menurut generasiku. Tak butuh perang tak butuh saling membunuh. Jaman ini sudah berlalu, bapak. Jaman itu sudah lewat.Anak muda jangan menjadi generasai napak tilas. Generasi menjilati telapak kaki para orang tua dulu. Tidak benar. Kita harus berpikir. Kita punya akal mana yang benar dan mana yang salah.Jadi siapa yang salah?Jangan omong salah dan benar. Semua orang berebut benar dan semua orang menunjuk semua orang salah.Aku senang sekali dan bahagia bertemu dengan anak muda seperti kamu. Anak muda yang kritis berani berpendapat untuk perdamaian. Oh Sang Pembuat Hidup terima kasih telah kau pertemukan aku dengan generasi dan pewaris bangsa yang masih berpikir dan berakal sehat untuk keselamatan negeri ini.Jangan terlalu menyanjung paktua aku makin bingung nantinya mau berbuat kalau mendapat sanjungan semacam itu. Biasa sajalah pak tua.Tolonglah anak muda. Setelah melihat kisah hidupku tadi siapakah yang sebenarnya salah?Bapak sendiri yang salah dan yang lebih salah adalah sumpah serapahnya orang tua yang membawa keris tadi.Empu Gandring?Empu Gandring? (PENUH HERAN)Ya empu Gandring kan?!Jadi bapak Ken Arok?Benar, akulah Ken Arok itu anak muda. Sekarang apa yang akan kaulakukan terhadapku kalau sudah ketemu ini? Akan mengumpatku? Umpatlah. Mau menghukumku? Hukumlah atau mau membunuhku bunuhlah Aku telah siap karena aku telah siap menerima itu semua. Yang penting aku merasa bahagia karena telah bertemu denganmu dan langsung bisa bercerita denganmu anak muda.Tetapi kenapa kau masih di sini Ken Arok? Bukankah kau hidup pada jaman Singosari beberapa ratus tahun yang lalu?Ya mungkin malam ini aku baru bisa ketempat abadiku setelah ratusan tahun mencari generasi yang berani menyalahkan aku apalagi tidak membenarkan Sumpah Empu Gandring dan menjalankan keinginannya hanya karena membenarkan sumpah itu. Terima kasih anak muda terima kasih. Pasti negerimu akan menjadi lebih besar karena tidak selalu napak tilas barang yang tidak benar dari pendahulunya. Terima kasih aku benar-benar puas dan bahagia bertemu denganmu di tempat sepi ini. Selamat malam.

BERDIRILAH KEN AROK DAN LANGSUNG MUNDUR SELANGKAH DEMI SELANGKAH. GENDON LANGSUNG MENDEKATI:Ken Arok, Ken Arok ke mana kau pergi Ken Arok maafkan aku, tetapi aku wajib untuk berkata tidak benar kepadamu dan kepada Empu Gandring demi kejayaan negeri ini. Ken Arok selamat jalan ke tempat abadimu.

TIBA-TIBA TERDENGAR SUARA COWOK DAN CEWEK ITU.Gendon di mana kamu. Udara malam amat dingin. Ayo segera ke mall.

GENDON MELIHAT SEBENTAR KEMUDIAN LANGSUNG BERLARI MENUBRUK TEMAN TEMANNYA YANG LAIN. DENGAN PANDANGAN BENGONG TAK MEMBAYANGKAN TELAH BERTEMU DENGAN KEN AROK TOKOH JAMAN DAHULU KALA YANG TELAH MENOREHKAN KISAH YANG KONTRAVERSIAL DI NEGERI INI. TIBA TIBA GENDON LEPAS DARI PELUKAN COWOK CEWEK ITU BERDIRI GAGAH DI TENGAH PANGGUNG SEMENTARA COWOK CEWEK MELIHAT DENGAN HERAN.GENDON:

COWOK:CEWEKHei Ken Arok dengarkan sumpahku ini. Kami anak-anak muda negeri ini tak percaya sama sekali dengan sumpah empu Gandring dan sama sekali tak ingin melanjutkan perjalanan keris Empu Gandring yang membuat negeri kami masih terus saling berbunuhan perang dan sengketa. Inilah sumpah kami. Kami rindu damai kami rindu cinta kasih tidak rindu akan dendam dan berakhir saling berbunuhan. Empu Gandring dan Ken Arok adalah masa lalu, jaman sekarang adalah jaman rindu damai dan cinta kasih sayang sesama. Ken Arok, Empu Gandring dengarkan sumpahku ini demi kejayaan negeri kami.Gendon Gendon ayo kembali ke rumah kita kagi. Aku mendukung sumpahmu Gendon. Kami sudah muak dengan sumpah atau yang tertulis dalam kitab-kitab tentang peperangan dan pembunuhan yang tak pernah selesai. Jangan percaya itu semua. Tuhan Maha Damai dan Tuhan Maha Kasih. Tuhan Maha Cinta. Ia pasti cinta pada negeri ini.

LANGSUNG GENDON DIUSUNG OLEH COWOK CEWEK SAMBIL BERGUMAM:Padamkan dendam kutukan kejam. Padamkan dendam kutukan kejam. Padamkan dendam kutukan kejam. Padamkan dendam kutukan kejam. Padamkan dendam kutukan kejam. Padamkan dendam kutukan kejam.

TERUS MASUK DAN LAYARPUN TUTUPLAH.

SELESAI