MAKALAH FISWAN 1

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hormon merupakan zat yang dihasilkan oleh tubuh makhluk hidup. Peranannya pun sangat penting dalam kehidupan. Kadang kala individu dapat kekurangan suatu hormon -hormon yang seharusnya ada pada saat tersebut, namun karena sesuatu hal hormon menjadi kurang. Dokter hewan dapat menyuntikkan hormon kedalam tubuh hewan, hormon yang tersedia adalah hormon sintetik dan hormon dari alam. Saat ini penggunaan keseluruhan jenis hormon masih sangat jarang dilakukan di hewan. Namun pada manusia hampir semua jenis hormon telah dimanfaatkan dan digunakan. Hormon yang sering digunakan di kedokteran hewan adalah hormon yang berhubungan dengan kelahiran, karena dianggap suatu hewan adalah ternak dan harus dijaga sistim reproduksinya. Hal inilah yang menyebabkan hormon itu terbatas untuk digunakan. Fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi normal tubuh dengan beberapa gejala yang ada pada sistem hidup, serta pengaturan atas segala fungsi dalam sistem tersebut, salah satu sistem yang akan dibahas dalam makalah ini adalah hormon dan cara kerjanya. Hormon dapat dijumpai pada semua golongan hewan, baik vertebrata maupun invertebrata. Pada umunya, sistem hormon bekerja untuk mengendalikan berbagai fungsi fisiologis tubuh, antara lain aktivitas metabolisme, pertumbuhan, reproduksi, regulasi osmotik, dan regulasi ionik. 1.2 Rumusan Masalah 1

description

makalah fiswan

Transcript of MAKALAH FISWAN 1

Page 1: MAKALAH FISWAN 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hormon merupakan zat yang dihasilkan oleh tubuh makhluk hidup. Peranannya pun

sangat penting dalam kehidupan. Kadang kala individu dapat kekurangan suatu hormon -

hormon yang seharusnya ada pada saat tersebut, namun karena sesuatu hal hormon

menjadi kurang. Dokter hewan dapat menyuntikkan hormon kedalam tubuh hewan,

hormon yang tersedia adalah hormon sintetik dan hormon dari alam. Saat ini penggunaan

keseluruhan jenis hormon masih sangat jarang dilakukan di hewan. Namun pada manusia

hampir semua jenis hormon telah dimanfaatkan dan digunakan. Hormon yang sering

digunakan di kedokteran hewan adalah hormon yang berhubungan dengan kelahiran,

karena dianggap suatu hewan adalah ternak dan harus dijaga sistim reproduksinya. Hal

inilah yang menyebabkan hormon itu terbatas untuk digunakan.

Fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi normal tubuh dengan beberapa

gejala yang ada pada sistem hidup, serta pengaturan atas segala fungsi dalam sistem

tersebut, salah satu sistem yang akan dibahas dalam makalah ini adalah hormon dan cara

kerjanya. Hormon dapat dijumpai pada semua golongan hewan, baik vertebrata maupun

invertebrata. Pada umunya, sistem hormon bekerja untuk mengendalikan berbagai fungsi

fisiologis tubuh, antara lain aktivitas metabolisme, pertumbuhan, reproduksi, regulasi

osmotik, dan regulasi ionik.

1.2 Rumusan Masalah

Apa sajakah klasifikasi hormon ?

Bagaimanakah regulasi sekresi ?

Bagaimanakah peran hormone dalam metabolisme, ?

Bagaimanakah sistem hormone pada hewan ?

Bagaimanakah reproduksi hormone ?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui klasifikasi hormone

Untuk mengetahui regulasi sekresi

Untuk mengetahui peran hormone dalam metabolisme

Untuk mengetahui sistem hormone pada hewan

Untuk mengetahui reproduksi hormone

1

Page 2: MAKALAH FISWAN 1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Hormon

Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang menggerakkan") adalah pembawa

pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel. Semua organisme multiselular, termasuk

tumbuhan, memproduksi hormon.

Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target.

Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada

permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal

tersebut dan bereaksi baik dengan memengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas

protein selular, termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan

serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan,

pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan

perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause). Pada banyak

kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga

mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.

Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi oleh

kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh hampir semua

sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. Molekul hormon dilepaskan langsung ke

aliran darah, walaupun ada juga jenis hormon - yang disebut ektohormon (ectohormone) -

yang tidak langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel

target.

Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari

otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui kelenjar

pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan

kelenjar pituitari untu mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus

anteriornya dan mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus

posteriornya.

2

Page 3: MAKALAH FISWAN 1

Klasifikasi Hormon

         Peptida / protein :

-      Merupakan kelompok terbesar dan diarahkan oleh mRNA pada  endoplasmic

reticulum, sebagian besar dibentuk sebagai prohormon. Peptida yang berqasal dari

preprohormone dipecah di aparatus Golgi membentuk hormon.

-     di sekresikan oleh sebagian besar kel. endokrin

         Amina

-    Derivat asam amino tirosin, yang disekresikan oleh kel. Tiroid dan. Medula kel.

Adrenal (catecholamines)

         Steroid

-      Berasal dari kolesterol dan disekresi oleh korteks adrenal vertebrata dan pada

mamalia juga oleh plasenta.

Klasifikasi Kimia Mempengaruhi Kelarutan Hormon:

       Kelarutan hormon ternyata juga mempengaruhi :

1)      Sintesis

2)       Penyimpanan

3)       Sekresi

4)       Transpor Dalam Darah

5)       Mekanisme yang mempengaruhi sel sasaran yang dipengaruhi

6)       Half-Life.

     Hampir semua peptida dan katekolamin bersifat hidrofilik sedangkan semua steroid dan

hormon tiroid hidrofobik.

      Situs kerja

Hidrofilik berinteraksi dengan reseptor pada membran, dan mengaktifkan kanal ion

atau caraka kedua (second messenger), karena tidak dapat menembus dwilapis lipid yang

membentuk membran sel

Hidrofobik berinteraksi dengan reseptor internal, karena dapat berdifusi menembus

dwilapis lipid dari membran sel, reseptornya umumnya berperan sebagai faktor transkripsi

dan mempengaruhi ekspresi gen.

3

Page 4: MAKALAH FISWAN 1

2.2 Regulasi Sekresi

Hormon diturunkan dari unsur-unsur penting ; hormon peptida dari protein, hormon steroid

dari kolesterol, dan hormon tiroid serta katekolamin dari asam amino. Hormon-hormon ini

bekerjasama dengan sistem saraf pusat sebagai fungsi pengatur dalam berbagai kejadian dan

metabolisme dalam tubuh. Jika hormon sudah berinteraksi dengan reseptor di dalam atau pada

sel-sel target, maka komunikasi intraseluler dimulai. Untuk itu perlu diketahui mengenai proses

pengaturan sekresi hormon , pengikatan dengan protein transpor, pengikatan dengan reseptor

dan kemampuan untuk didegradasi dan dibersihkan agar tidak memberikan dampak metabolisme

yang berkepanjangan.

Peptida

Hormon peptida merupakan protein dengan beragam ukuran. Protein yang disintesis

disisipkan ke dalam vesikel untuk sekresi, dilipat, dan dapat diproses melalui proteolisis atau

modifikasi lain. Pelipatan ditentukan oleh rangkaian primer protein maupun oleh protein

tambahan. Untuk sekresi , protein disisipkan ke dalam retikulum endoplasmik, yang akhirnya

mencapai vesikel sekretorik. Setelah transpor protein kedalam retikulum endoplasmik, protein

bergerak melalui suatu seri kompartemen khusus , dimodifikasi sebelum dilepaskan . Vesikel

bergerak ke dan berfusi dengan aparatus Golgi. Vesikel ini ditutupi oleh suatu lapisan protein

yang memungkinkan untuk berikatan dengan membran aparatus Golgi . Vesikel ini kemudian

berfusi yang memerlukan hidrolisis ATP dan protein lain, termasuk protein pengikat GTP (dan

hidrolisis GTF).

Hormon Tiroid

Hormon tiroid hanya disintesis dalam kelenjar tiroid, walaupun sekitar 70% dari

hormon steroid aktif yang utama, T3, dihasilkan dalam jaringan perifer melalui deiodinasi dari

tiroksin; T4. Sel-sel kelenjar tiroid mengkonsentrasikan iodium untuk sintesis hormon tiroid

melalui transpor aktif. Sel kelenjar tiroid tersusun dalam folikel-folikel yang mengelilingi bahan

koloidal, dan menghasilkan suatu glikoprotein yang besar, tiroglobulin. Iodium dioksidasi

dengan cepat dan disatukan dengan cincin aromatik tirosin pada tiroglobulin (organifikasi).

Residu tirosin kemudian dirangkai bersama untuk menghasilkan tironin. Organifikasi dan

perangkaian dikatalisir oleh peroksidase tiroid pada permukaan apeks sel dalam mikrovili

yang meluas ke dalam ruang koloid. Tiroglobulin dilepaskan -bersama dengan tironin yang

melekat padanya- ke dalam folikel, dan bertindak sebagai suatu cadangan bagi hormon. Hormon

tiroid dibentuk oleh ambilan balik dari tiroglobulin melalui endositosis dan pencernaan proteolitik

oleh hidrolase lisosoma dan peroksidase tiroid, menghasilkan berbagai tironin. Dalam keadaan

normal, kelenjar melepaskan T4dan T3 dalam rasio sekitar 10:1, kemungkinan melalui suatu

mekanisme transpor aktif (1,2,3)

4

Page 5: MAKALAH FISWAN 1

Steroid

Hormon steroid dihasilkan adrenal, ovarium, testis, plasenta, dan pada tingkat

tertentu di jaringan perifer . Steroid berasal dari kolesterol yang dihasilkan melalui sintesis

de novo atau melalui ambilan dari LDL melalui reseptor LDL. Terdapat sejumlah

cadangan kolesterol dalam ester kolesterol sel-sel steroi-dogenik. Jika kelenjar

penghasil steroid dirangsang, kolesterol ini dibebaskan melalui stimulasi dan esterase

kolesterol, dan sejumlah kolesterol tambahan dihasilkan melalui stimulasi sintesis

kolesterol oleh kelenjar. Namun, dengan berjalannya waktu, ambilan kolesterol yang

ditingkatkan merupakan mekanisme yang utama untuk meningkatkan steroidogenesis.

Katekolamin

Katekolamin disintesis dari jaringan saraf medula adrenal. Kelenjar ini meru-

pakan sumber utama dari epinefrin dalam sirkulasi. Katekolamin disintesis dari tirosin dan

kemudian disimpan dalam granula yang analog dengan granula yang mensekresi hormon

polipeptida. Tirosin diubah menjadi dihidroksifenilalanin (DOPA) oleh hidroksilase tirosin,

dan DOPA diubah menjadi dopamin dalam sitoplasma oleh dekarboksilase asam amino-

L aromatik. Dopamin kemudian diambiI oleh suatu pengangkut katekolamin ke dalam

membran granula, yang diubah menjadi norepinefrin (oleh -hidroksilase dopamin),

produk akhir yang dilepaskan oleh sebagian besar sel penghasil katekolamin tubuh.

Namun, dalam medula adrenal dan hanya beberapa lokasi lain, ditemukan feniletanolamin-

O-metiltransferase (PNMT); pada kasus-kasus ini, norepinefrin meninggalkan vesikel untuk

kembali ke sitoplasma, di mana PNMT mengubah norepinefrin menjadi epinefrin, yang

diambil oleh granula untuk sekresi. Katekolamin disimpan dalam granula ini dengan

kromogranin A dan ATP dan dilepaskan dengan unsur-unsur ini.

Eikosanoid

Asam arakidonat merupakan prekursor paling penting dan melimpah dari

berbagai eikosanoid pada manusia dan membatasi kecepatan sintesis eikosanoid . Asam

arakidonat dibentuk dari asam linoleat (suatu asam amino esensial) pada sebagian besar

kasus melalui desaturasi dan pemanjangan dengan asam homo--linoleat dan diikuti

desaturasi selanjutnya. Sementara eikosanoid tidak disimpan dalam sel-sel, cadangan

prekursor asam arakidonat ditemukan dalam membran lipid darimana ia dilepaskan sebagai

respons terhadap berbagai rangsangan melalui kerja dari fosfolipase.

5

Page 6: MAKALAH FISWAN 1

2.3 Peran Hormon dalam Metabolisme

Sistem hormone adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (duktus) yang

menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi

organ-organ lain. Sistem hormon disusun oleh kelenjar-kelenjar hormon. Kelenjar hormon

mensekresikan senyawa kimia yang disebut hormon, sekret yang dibuatnya ini tidak

meninggalkan kelenjarnya melalui saluran pengeluaran, tetapi sekresi berdifusi langsung dari

sel kelenjar ke dalam aliran darah dijaringan kelenjar. Hormon merupakan senyawa protein

atau senyawa steroid yang mengatur kerja proses fisiologi tubuh.

Fungsi Sistem hormon

      Mengatur metabolisme organik dan H2O serta keseimbangan elektrolit.

      Menyebabkan perubahan adaptasi untuk membantu tubuh menghadapi tekanan stress.

      Mengatur perkembangan dan pertumbuhan tubuh.

      Mengotrol reproduksi

      Mengatur produksi sel darah merah

    Bersama dengan sistem saraf otonom, mengontrol dan menyatukan baik sirkulasi dan

pencernaan serta absorpsi makanan.

Suatu zat dapat disebut hormon bila zat tersebut (definisi klasik hormon) :

           Dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau sel-sel khusus

           Disekresikan langsung ke dalam aliran darah

           Ditransportasi ke seluruh tubuh

        Mempengaruhi kegiatan sel jaringan/ organ sasaran yang letaknya jauh dari asal tempat

pembentukannya.

Dalam mempertahankan homeostasis tubuh, sistem endokrin dan sistem saraf

berinteraksi satu sama lain. Sebagai contoh medulla kelenjar adrenal dan kelenjar hipofisis

6

Page 7: MAKALAH FISWAN 1

dalam mensekrasikan hormonnya secara primer tergantung pada respon terhadap stimulasi

neural.

Perbandingan antara Sistem Saraf dan Sistem Endokrin

Sistem Saraf Sistem Endokrin

Sel Neuron Ephitelium glandular

Signal kimiawi Neurotransmitter Hormon

Spesifisitas kerja Reseptor pada sel postsynaptics

Reseptor pada sel target

Kecepatan onset Beberapa detik Beberapa menit sampai jam

Durasi kerja Sangat singkat kecuali aktivitas neural berlanjut

Dapat singkat atau dapat bertahan selama beberapa hari bahkan ketika sekresi dihentikan

Sel-sel Penyusun Organ Endokrin

Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

1.        Sel Neusekretori adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi sebagai

penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada hipotalamus. Sel tersebut

memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat juga disebut sebagai sel neuroendokrin.

Sesungguhnya, semua sel yang dapat menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh

karena itu, sel saraf seperti yang terdapat pada hipotalamus disebut sel neusekretori.

2.        Sel endokrin sejati disebut juga sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin yang benar-benar

berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf. Kelenjat

endokrin sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya secara langsung ke dalam darah

(cairan tubuh). Kelenjar endokrin sejati dapat ditemukan pada hewan yang memepunyai

sistem sirkulasi, baik vertebrata maupun invertebrata.

7

Page 8: MAKALAH FISWAN 1

MEKANISME KERJA HORMON

Reseptor Hormon

Hormon bekerja melalui pengikatan dengan reseptor spesifik .Pengikatan dari

hormon ke reseptor ini pada umumnya memicu suatu perubahan penyesuaian pada

reseptor sedemikian rupa sehingga menyampaikan informasi kepada unsur spesifik lain

dari sel. Reseptor ini terletak pada permukaan sel atau intraselular. Interaksi permukaan

hormon reseptor memberikan sinyal pembentukan dari "mesenger kedua"

Interaksi hormon-reseptor ini menimbulkan pengaruh pada ekspresi gen (3,7)

Distribusi dari reseptor hormon memperlihatkan variabilitas yang besar sekali. Reseptor

untuk beberapa hormon, seperti insulin dan glukokortikoid, terdistribusi secara luas,

sementara reseptor untuk sebagian besar hormon mempunyai distribusi yang lebih

terbatas. Adanya reseptor merupakan determinan (penentu) pertama apakah jaringan

akan memberikan respon terhadap hormon. Namun, molekul yang berpartisipasi dalam

peristiwa pasca-reseptor juga penting; hal ini tidak saja menentukan apakah jaringan

akan memberikan respon terhadap hormon itu tetapi juga kekhasan dari respon itu. Hal

yang terakhir ini memungkinkan hormon yang sama memiliki respon yang berbeda dalam

jaringan yang berbeda.

Interaksi Hormon-Reseptor

Hormon menemukan permukaan dari sel melalui kelarutannya serta disosiasi

mereka dari protein pengikat plasma. Hormon yang berikatan dengan permukaan sel

kemudian berikatan dengan reseptor. Hormon steroid tampaknya mempenetrasi

membrana plasma sel secara bebas dan berikatan dengan reseptor sitoplasmik. Pada beberapa

kasus (contohnya, estrogen), hormon juga perlu untuk mempenetrasi int i sel

(kemungkinan melalui pori-pori dalam membrana inti) untuk berikatan dengan reseptor

inti-setempat. Kasus pada hormon tiroid tidak jelas. Bukti-bukti mendukung pendapat

bahwa hormon-hormon ini memasuki sel melalui mekanisme transpor; masih belum jelas

bagaimana mereka mempenetrasi membrana inti (3,6).

8

Page 9: MAKALAH FISWAN 1

Gambar .

Lintasan yang mungkin untuk transmis sinyal hormon. Masing-masing hormon dapat

bekerja melalui satu atau lebih reseptor; masing-masing kompleks hormon-reseptor

dapat bekerja melalui satu atau lebih mediator protein (baik protein G atau mekanisme

pensinyalan lainnya), dan masing-masing protein perantara atau enzin yang diaktivasi

oleh kompleks-kompleks hormon reseptor dapat mempengaruhi satu atau lebih fungsi

efektor.

Umumnya hormon berikatan secara reversibel dan non-kovalen dengan reseptornya.

Ikatan ini disebabkan tiga jenis kekuatan. Pertama, terdapat pengaruh hidrofobik pada

hormon dan reseptor berinteraksi satu sama lain dengan pilihan air. Kedua, gugusan

bermuatan komplementer pada hormon dan reseptor mempermudah interaksi. Pengaruh

ini penting untuk mencocokkan hormon ke dalam reseptor. Dan ketiga, daya van der Waals,

yang sangat tergantung pada jarak, dapat menyumbang efek daya tarik terhadap ikatan. Pada

beberapa kasus, interaksi hormon-reseptor lebih kompleks. Hal ini sebagian besar terjadi

jika hormon yang berinteraksi dengan suatu kompleks reseptor dengan subunit yang

majemuk dan di mana pengikatan dari hormon dengan subunit pertama mengubah

afinitas dari subunit lain untuk hormon. Hal ini dapat meningkat (kerjasama positif)

atau menurun (kerjasama negatif) afinitas dari hormon untuk reseptor itu. Kerjasama

positif menghasilkan suatu plot Scatchard yang konveks dan kerjasama negatif

menghasilkan suatu plot yang konkaf . Artifak eksperimental dan adanya dua kelas

independen dari tempat juga dapat menghasilkan plot Scatchard non-linier. Yang

merupakan kejutan, ikatan kerjasama jarang diamati pada interaksi hormon-reseptor;

interaksi reseptor-insulin pada beberapa keadaan dapat merupakan suatu pengecualian.

9

Page 10: MAKALAH FISWAN 1

Pengaturan metabolisme oleh hormon :

1.     Hormon kel. Tiroid:

-    mempertahankan keseimbangan energi metabolik.

-    merupakan pencetus untuk fungsi normal dari semua sel termasuk sel otot jantung.

-    dan menunjang proses tumbuh/growth dan perkembangan sejak bayi.

2.     Stimulasi sekresi hormon Kortisol oleh Adrenal Kortex

Kadar glukosa rendah menyebabkan Hypothalamus mensekresikan CRH

(corticotropin-releasing hormone) kemudian Anterior pituitary cells mensekresikan ACTH

(adrenocorticotropic hormone) sehingga Adrenal cortex akan mensekresikan cortisol (dan

glukokortikoid lainnya) [cortisol mencegah uptake glukosa oleh sel-sel otot]

Pengaturan sekresi hormon

Umpan balik negatif (Negative feedback) Merupakan mekanisme yang paling umum

dalam pengaturan sekresi hormon. Hormon dapat pula secara langsung atau tidak langsung

mempengaruhi sekresinya sendiri melalui mekanisme down regulation. Umpan balik positif

(Positive feedback) Sangat jarang terjadi.

Jalur Pengaturan Negative Feedback:

-    kortisol menghambat sekresi ACTH oleh adrenal kortex.

-    kortisol juga menghambat sekresi CRH secretion dari hypothalamus

Kelenjar Tiroid

Kelenjar Tiroid menghasilkan 2 jenis hormone:

1. Triiodotironin (T3)

2. Tetraiodotironin (T4)

Hormon tiroid berperan dalam metabolism umum (sintesis protein),

perkembanganumum (pembentukan hormone pertumbuhan), diferensiasi jaringan (proses

tumbuh kembang) dan ekspresi gen.  Setengah hingga 2/3 hormon ini berada di luar tiroid. Di

dalam darah hormone ini terikat pada 2 protein pengikat spesifik yaitu Thyroxyne binding

globulin (TBG) dan Thyroxine binding prealbumin (TBPA).  Hormon tiroid memiliki reseptor

intrasel spesifik yang ada dalam nucleus sel target. Dalam melakukan aktivitasnya hormon

tiroid membutuhkan yodium. Bila terjadi defisiensi yodium dalam kelenjar tiroid, kecepatan

pembentukan hormone mula-mula tetap, tetapi persediaan yodium dalam kelenjar tiroid

semakin berkurang. Dalam keadaan demikian kelenjar tiroid berusaha mengambil yodium

10

Page 11: MAKALAH FISWAN 1

dalam darah. Bila deficit yodium semakin besar maka pengeluaran hormone akan semakin

berkurang. Biosintesis hormone tiroid melibatkan beberapa proses yang rumit, termasuk

metabolism yodida.

2.4 Hormon pada hewan

Pada Invertebrata

Sejumlah invertebrata tidak mempunya organ khusus untuk sekresi hormon sehingga

sekresinya dilaksanakan oleh sel neurosekretori, yang merupakan sumber hormon pada

invertebrata. Sel neurosekretori dapat ditemukan antara lain.

Coelenterata

Contohnya ialah Hydra. Hydra mempunyai sejumlah sel yang dapat menghasilkan

senyawa kimia yang berperan dalam proses reproduksi, pertumbuhan, dan regenerasi.

Apabila kepala hydra dipotong, sisa tubuhnya akan mengeluarkan molekul peptide yang

disebut activator kepala. Zat tersebut akan memnyebabkan sisa tubuh hydra dapat

membentuk mulut dan tentakel, dan selanjutnya membenyuk daerah kepala.

Platihelminthes

Hewan ini dapat menghasilkan hormon yang berperan penting dalam proses

regenerasi. Hormon yang dihasilkan tersebut juga terlibat dalam regulasi osmotic, ionic, dan

dalam proses reproduksi.

Nematoda

Hewan ini dapat mengalami ganti kulit hingga 4 kali dalam siklus hidupnya., serta

mempunyai struktur khusus yang berfungsi untuk sekresi neurohormon, yang berkaitan erat

dengan sistem saraf. Struktur khusus tersebut terdapat pada ganglion di daerah kepala dan

beberapa pada daeran korda saraf.

Annelida

Cacing poliseta dewasa dapat mengalami epitoki yakni perubahan sejumlah ruas

tubuh menjadi struktur reproduktif. Epitoki ini dikendalikan oleh sistem neuroendokrin.

Hormon yang dilepaskan akan menghambat epitoki sehingga epitoki akan berlangsung ketika

kadar hormon tersebut sangaan rendah.

Moluska

Pada hewan ini ditemukannya hormon yang merangsang pelepasna telur dari gonad

dan pengeluaran telur dari tubuh.dalam hal ini, kelenjar endokrin klasik memiliki peran yang

sangat penting. Kelenjar optic disuga menyekresi beberapa hormon yang diperlukan untuk

perkembangan sperma dan ovum.

11

Page 12: MAKALAH FISWAN 1

Crustacea

Crustacea memiliki sejumlah sel kecil sel endokrin klasik, yaitu organ Y dan kelenjar

mandibula. Organ Y merupakan sepasang kelenjar yang terletak di daerah toraks tepatnya

pada ruas maksila atau antenna. Hormon Y mempengaruhi proses molting. Kelenjar

mandibula terletak di dekat organ Y memiliki fungsi endokrin juga. Krustasea juga memiliki

kelenjar androgenic yang berperan dalam perkembanagn testis dan produksi sperma.

Insekta

Terdapat 3 kelompok sel neuroendokrin yang utama, sebagai berikut. :

1.    Sel neurosekretori medialis : memiliki akson yang membentang hingga ke korpora kardiaka,

yakni sepasng organ yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan pelepasan

neurohormon.

2.    Sel neurosekretori lateralis : memiliki akson yang membentang hingga ke korpora kardiaka.

3.    Sel neurosekretori subesofageal : terdapat di bawah kerongkongan dan memiliki akson yang

membentang ke korpora alata yang merupakan organ endokrin klasik.

Ketiganya berfungsi untuk mengendalikan berbagai aktivitas pertumbuhan dan

pengelupasan rangka luar (kulit luar).

Yang perlu dicatat adalah, karena ecdyson adalah suatu sterol, yang biosintesisnya

berasal dari kholesterol, maka dibutuhkan makanan yang cukup mengandung kholesterol

supaya serangga dapat memiliki cukup ecdyson. Sementara itu pada tumbuhan sendiri

dijumpai bentukan lanjut sterol yang sangat mirip ecdyson dan disebut sebagai

"phytoecdyson". Bahan ini bekerjanya tidak spesifik, karena ternyata dapat digunakan oleh

banyak jenis artropoda.

12

Page 13: MAKALAH FISWAN 1

Pada Vertebrata

Hormon pada Sapi

Berbeda dengan invertebrata, sistem endokrin pada vertebrata terutama sekali

tersusun atas berbagai organ endokrin klasik. Sistem endokrin vertebrata dapat dibedakan

menjadi tiga kelompok kelenjar utama, yaitu hipotalamus, hipofisis atau pituitari dan kelenjar

endokrin tepi.

Kelenjar Endokrin Utama Vertebrata dan Beberapa Hormon yang Dihasilkannya.:

1.    Kelenjar PituitariKelenjar pituitari ini dikenal sebagai master of glands (raja dari semua kelenjar) karena

pituitari itu dapat mengkontrol kelenjar endokrin lainnya. Sekresi hormon dari kelenjar

pituitari ini dipengaruhi oleh faktor emosi dan perubahan iklim. Pituitari dibagi 2 bagian,

yaitu anterior dan posterior.

     Pituitari posterior, menghasilkan hormon :

Oksitosin → merangsang kontraksi uterus dan sel-sel kelenjar susu.

Hormon antidiuretik (ADH) → mendorong retensi air oleh ginjal.

     Pituitari anterior, menghasilkan hormon :

13

Page 14: MAKALAH FISWAN 1

Hormon pertumbuhan (GH) → merangsang pertumbuhan (khususnya tulang) dan fungsi

metabolisme.

Prolaktin (PRL) → merangsang produksi dan sekresi susu

Hormon perangsang folikel (FSH) → merangsang produksi dan ovum sperma dan juga

merangsang ovarium dan testes

Luteinizing Hormone (LH) dan Hormon perangsan tiroid (TSH) → merangsang kelenjar

tiroid

Hormon adrenokortikotropik (ACTH) → merangsan korteks adrenal untuk mensekresikan

glukokortikoid

2.    Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia.

Kelenjar ini dapat ditemui di leher. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh

membakar energi, membuat protein dan mengatur kesensitifan tubuh terhadap hormon

lainnya. Kelenjar tiroid dapat distimulasi dan menjadi lebih besar oleh epoprostenol. Kelenjar

tiroid menghasilkan hormon :

     Triiodotiroin (T3) dan Tiroksin (T4) → merangsang dan memelihara proses metabolisme

     Kalsitonin → menurunkan kadar kalsium darah

3.    Kelenjar Paratiroid, menghasilkan hormon paratiroid (PTH) → menaikkan kadar kalsium

darah

4.    Pankreas, menghasilkan hormon :

     Insulin → menurunkan kadar glukosa darah

     Glukagon → menaikkan kadar glukosa darah

5.    Kelenjar Adrenal, dibagi atas :

     Medula adrenal, manghasilakan hormon epinefrin dan norepinefrin → menaikkan kadar

glukosa darah; meningkatkan aktivitas metabolisme; menyempitkan pembuluh darah tertentu.

14

Page 15: MAKALAH FISWAN 1

     Korteks adrenal, menghasilkan hormon :

Glukokortikoid → menaikkan kadar glukosa darah

Mineralokortikoid → mendorong reabsorpsi Na+ dan ekskresi K+ di ginjal

6.    Gonad, terdiri atas :

     Testes, menghasilkan hormon androgen → mendukung pembentukan sperma; mendorong

perkembangan dan pemeliharaan karakteristik seks sekunder jantan

     Ovarium, menghasilkan hormon :

Estrogen → merangsang pertumbuhan dinding uterus; mendorong perkembangan dan

pemeliharaan karakteristik seks sekunder betina

Progesteron → menggalang pertumbuhan lapisan uterus

7.    Kelenjar Pineal, menghasilkan hormon melatonin → terlibat dalam irama (ritme) biologis

8.    Timus, menghasilkan hormon timosin → merangsan limfosit T.

15

Page 16: MAKALAH FISWAN 1

2.5 Hormon Reproduksi (Gonadotropin)

Pengertian Gonad

Kelenjar kelamin disebut pula dengan gonad. Meskipun fungsi utamanya adalah

memproduksi sel-sel kelamin, namun kelenjar kelamin juga memproduksi hormon. Kelenjar

kelamin laki-laki terdapat pada testis, sementara kelenjar kelamin perempuan berada pada

ovarium.

Gonad (hormon kelamin) merupakan kelenjar endokrin yang dipengaruhi oleh

gonadotropin hormon (GtH) yang disekresikan kelenjar pituitari .Hipofisis mengsilkan 2

jenis  gonadotropin yang mengatur fungsi alat reproduksi yaitu hormon pemacu folikel

(FSH=folicle stimulating hormone dan LH= lutenizing hormone). Pada setiap spesies tertentu

hipofisis  penting selama kehamilan, sedangkan umumnya kehamilan dapat berjalan tanpa

hipofisis.

Gonadotropin hipofisis adalah hormon glikoprotein (peptida) dan hanya efektif bila

diberikan dalam bentuk suntikan. Kadar gonadotropin dalam urin dapat diukur

radioimmunoasay, berdasarkan antibodi spesifik terhadap gugus yang membeda-bedakan

dengan masing-masing hormon hipofisis.

Di dalam testis terdapat sel Leydig yang menghasilkan hormone testosteron atau

androgen. Hormon testosteron sangat berpengaruh terhadap proses spermatogenesis (proses

pembentukan sperma) dan pertumbuhan sekunder pada laki-laki. Pertumbuhan sekunder pada

anak laki-laki ditandai dengan suara menjadi besar, bahu dan dada bertambah bidang, dan

tumbuh rambut pada bagian tubuh tertentu misalnya kumis, janggut, cambang, ketiak, dan

sekitar kemaluan.

Sementara itu, hormon estrogen dan progesteron disekresikan oleh ovarium.

Estrogen dihasilkan oleh folikel de Graff dan dirangsang oleh hormon FSH. Hormon estrogen

berfungsi saat pembentukan kelamin sekunder wanita, seperti bahu mulai berisi, tumbuhnya

payudara, pinggul menjadi lebar, dan rambut mulai tumbuh di ketiak dan kemaluan. Di

samping itu, hormon enstrogen juga membantu dalam pembentukan lapisan endometrium.

Bagi wanita, hormon progesteron berfungsi menjaga penebalan endometrium,

menghambat produksi hormon FSH, dan memperlan-car produksi laktogen (susu). Hormon

ini dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH.

FSH  pada wanita menyebabkan perkembangan folikel primer menjadi folikel graaf.

Di bawah pengaruh LH, folikel yang telah berkembang mensekresi estrogen dan progesteron.

LH menyebabkan terjadinya ovulasi dan juga mempengaruhi korpus luteum untuk

16

Page 17: MAKALAH FISWAN 1

mensekresi estrogen dan progesteron. Proses terakhir dikenal sebagai aktivitas laktogenik,

yang  pada beberapa spesies  berada dibawah pengaruh proklatin. Sedangkan FSH pada pria

berfungsi menjamin terjadinya spermatogenesis, antara lain dengan mempertahankan fungsi

tubulus seminiferus, LH merangsang sel leydig mensekresi testoteron.

Mekanisme Kerja Hormon Gonadotropin

Mekanisme kerja hormon tropik adenohipofisis misalnya hormon Gonadotropin (hormon

kelamin) merupakan mekanisme kerja hormon pada taraf selular tergantung jenis hormonnya,

mengikuti salah satu mekanisme berikut:

Hormon berinteraksi dengan reseptornya mengakibatkan perangsangan atau

penghambatan mengubah kecepatan sintesis siklik AMP dari ATP ,selanjutnya siklik AMP

berfungsi sebagai mediator intrasel untuk hormon tersebut dan seluruh sistem ini berfungsi

sebagai suatu mekanisme spesifik sehingga efek spesifik suatu hormon dapat terjadi.

Siklik AMP  mempengaruhi berbagai proses dalam sel,dan efek akhirnya bergantung dari

kapasitas serta fungsi dari sel tersebut.siklik AMP menyebabkan aktivasi enzim-enzim

protein kinase yang terlibat dalam proses fosforilasi pada sintesis protein dalam sel.siklik

AMP mempengaruhi kecepatan proses ini.metabolisme siklik AMP menjadi 5,AMP

dikatalisis oleh enzim fosfodiesterase yang spesifik.dengan demikian zat-zat yang

menghambat enzim fosfodiesterase dapat menyebabkan timbulnya efek mirip hormon.

Hormon – Hormon Gonadotropin

a. Estrogen

Biosintesis dan Kimia

Estrogen disintesis dari kolesterol terutama di ovarium dan kelenjar lain, misalnya

korteks adrenal, testis dan plasenta. Kemudian melalui beberapa reaksi enzimatik dalam

biosintesis steroid terbentuklah hormon kelamin steroid. Biosintesis estrogen dipengaruhi

oleh hormon pemacu folikel (FSH).

Estrogen dibentuk dari androstenedion maupun testosteron yang mempunyai 4 cincin

siklik dengan 19 atom C. Terjadi hidroksilasi atom C19, kemudian gugus hidroksimetil yang

terbentuk akan terlepas dari inti, dan terjadi aromatisasi cincin A untuk membentuk gugus

hidroksi fenolik pada atomC3. Pada beberapa keadaan patologik, misalnya sindrom Stein-

Leventahl dengan ovarium polisiklik, terjadi hambatan sintesis estrogen sehingga

prekursornya yang berefek androgenik meningkat dan menyebabkan virilisasi.

17

Page 18: MAKALAH FISWAN 1

Gambar 1. Struktur kimia estrogen

Estrogen endogen pada manusia terdiri dari estradiol, estriol dan estron. Sekresi

estradiol paling banyak dan potensi estrogeniknya juga paling kuat. Oksidasi estradiol

menjadi estron dan hidrasi estron menjadi estriol terutama terjadi di hepar. Ketiga jenis

estrogen tersebut diekskresikan melalui urin dalam bentuk konyugasi dengan asam sulfat dab

glukuronat.

Sumber estrogen lain ialah hewan genus Equus, misalnya kuda. Estrogen yang berasal

dari kuda disebut ekuilin dan ekuilenin. Kuda hamil dapat memproduksi estrogen kira – kira

100 mg per hari.

Beberapa senyawa nonsteroid yang berasal dari tanaman, ternyata juga

memperlihatkan aktivitas estrogenik, misalnya flavon, isoflavon, dan derivat kumestan.

Dietilstibestrol, merupakan senyawa estrogen sintetik pertama, yang memiliki potensi

estrogenik cukup kuat. Aktivitas dietilstibestrol cukup tinggi. Dengan mengadakan perubahan

struktur kimia estrogen alami, didapat estrogen sintetik yang cukup aktif per oral. Salah satu

derivat yang paling poten ialah etinilestradiol, dengan gugus asetilen pada atom C17. Jenis

estrogen ini dan derivat metilnya, bersama – sama dengan derivat progestin banyak

digunakan dalam pil kontrasepsi oral dan untuk mengatur siklus haid.

Mekanisme Kerja

Reseptor estrogen berupa protein telah ditemukan di jaringan target yaitu seluruh

reproduksi wanita, kelenjar mamae, hipofisis dan hipotalamus. Estrogen terikat dengan

afinitas tinggi pada reseptor protein di sitoplasma. Setelah mengalami modifikasi, komplek

reseptor estrogen ini kemudian ditranslokasi ke inti sel dan berikatan dengan kromatin. Ikatan

ini memacu sintesis mRNA dan beberapa protein spesifik lainnya. Beberapa jam kemudian,

terjadi sintesis RNA dan protein lebih banyak, dan pada tahap lebih lanjut terjadi stimulasi

sintesis DNA.

18

Page 19: MAKALAH FISWAN 1

Sintesis protein oleh dihambat oleh penghambat sintesis RNA (daktinomisin) atau

penghambat sintesis protein (sikloheksimid). Penggunaan estrogen dengan reseptornya

dihambat oleh obat golongan antiestrogen, misalnya klomifen datau tamosifen.

b. Progesteron

Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan

endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus

dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon

HCG.

Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian

diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta. Progesteron

menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus,

yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi

implantasi.

Gambar 2. Struktur kimia proesteron

c. Gonadotropin Releasing Hormon

GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan

merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen

tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH

akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.

d. FSH (Folikel Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone)

Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis

akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel

yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan

dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.

19

Page 20: MAKALAH FISWAN 1

e. Androgen dan Testosteron

Androgen terpenting yang disekresikan oleh testis adalah testoteron. Jalur sintesis

testoteron didalam testis mirip dengan yang telah digambarkan didalam ovarium dan adrenal.

Pada laki-laki, setiap hari dihasilkan sekitar 8 mg testoteron. Kira-kira 95 persen

diproduksi oleh sel leydig dan hanya 5 persen olh adrenal. Testis juga mensekresikan dalam

jumlah sedikit androgen kuat lainnya, dihidrotestoteron. Juga androstenedion dan

dehidropiandrosteron, yang merupakan androgen lemah. Pregnenolon dan progesteron serta

turunanya 17-hidrisilasi juga dilepaskan dalam jumlah kecil. Kadar testoteron dalam plasma

pada laki-laki kira-kira 0,6  /dl setelah puberitas dan tidak tampak bervariasi secara bermakna

sesuai umur.

f. Steroid Anabolik

Steroid anabolik adalah derivat testosteron yang secara relatif memiliki efek anabolik

(membangun) yang lebih dibanding efek androgenik (maskulinasi). Kerjanya meningkatkan

sintesis protein anabolik. Indikasinya adalah anemia refraktur, penyakit yang menyebabkan

kekurusan (kanker, osteoporosis, luka bakar dan infeksi berat), katabolisme yang diinduksi

oleh kortikosteroiddari terapi jangka panjang. Penyalahgunaan, kapasitas pembentukan otot

dari steroid anabolik menyebabkan penyalahgunaan yang luas dikalangan atlet. Efek samping

pada para pengguna ini lebih buruk daripada pasien dengan indikasi yang sesuai, karena

hormon ini tidak boleh digunakan dengan dosis yang lebih tinggi dan periode yang lama.

HORMON OKSITOKSIN

Oksitosin adalah suatu hormon yang diproduksi di hipotalamus dan diangkut lewat aliran

aksoplasmik ke hipofisis posterior yang jika mendapatkan stimulasi yang tepat hormon ini

akan dilepas kedalam darah. Hormon ini di beri nama oksitosin berdasarkan efek

fisiologisnya yakni percepatan proses kelahiran dengan merangsang kontraksi otot polos

uterus. Peranan fisiologik lain yang dimiliki oleh hormon ini adalah meningkatkan ejeksi air

sus dari kelenjar mammae.

20

Page 21: MAKALAH FISWAN 1

Impuls neural yang terbentuk dari perangsangan papilla mammae merupakan stimulus

primer bagi pelepasan oksitosin sedangkan distensi vagina dan uterus merupakan stimulus

sekunder. Estrogen akan merangsang produksi oksitosin sedangkan progesterone sebaliknya

akan menghambat produksi oksitosin. Selain di hipotalamus, oksitosin juga disintesis di

kelenjar gonad, plasenta dan uterus mulai sejak kehamilan 32 minggu dan seterusnya.

Konsentrasi oksitosin dan juga aktivitas uterus akan meningkat pada malam hari.

Pelepasan oksitosin endogenus ditingkatkan oleh:

a. Kelahiran

b. Stimulasi serviks, vagina dan payudara

c. Estrogen yang beredar dalam darah

d. Peningkatan osmolalitas/konsentrasi plasma

e. Volume cairan yang rendah dalam sirkulasi darah

Pelepasan oksitosin disupresi oleh:

a. Alkohol

b. Relaksin

c. Penurunan osmolalitas/konsentrasi plasma

d. Volume cairan yang tinggi dalam sirkulasi darah

HORMON PROLAKTIN

Adalah hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary atau kelenjar hipofisis bagian

interior (depan). Hormon ini ada pada jantan dan betina. Prolaktin banyak terdapat pada

hewan yang sedang menyusui, karena ia adalah hormon penting yang merangsang kelenjar

susu untuk memproduksi susu, sehingga pada saat diperlukan siap berfungsi. Hormone ini

juga diproduksi oleh plasenta.

Kadar normal hormon prolaktin di dalam darah sekitar 5-10 ng/mL. Sekresi hormon

prolaktin meningkat pada masa hamil, stres fisik dan mental, keadaan hipoglikemia dan

pemberian estrogen dosis tinggi. Selain itu, prolaktin dianggap sebagai salah satu faktor yang

memegang peranan penting dalam terjadinya tumor mamae.

Pada wanita hormon ini bekerja lebih dominan setelah melahirkan, dimana fungsinya

adalah merangsang kelenjar-kelenjar air susu pada payudara agar memproduksi air susu bagi

anak. Dengan adanya aktivitas menyusui dari anak ini maka hormon prolaktin akan ikut

bekerja dengan sempurna, selain itu dengan tingginya hormon prolaktin pada masa menyusui,

hormon ini juga bekerja menghambat terjadinya siklus menstruasi selama menyusui,

21

Page 22: MAKALAH FISWAN 1

sehingga induk yang secara aktif menyusui bayinya akan mendapat kembali menstruasi agak

lama, sekitar 6 bulan sampai 1 tahun.

Kelenjar pituitary adalah suatu struktur yang terletak dasar otak. Pada kebanyakan

vertebrata, kelenjar ini terdiri atas tiga lobus: anterior, intermediet dan posterior. Lobus

intermediet terdapat dalam kelenjar pituitari bayi tetapi pada orang dewasa hanya merupakan

sisa (vestige).

Meskipun kecil ukuranya, kelenjar pituitari memegang peranan penting dalam koordinasi

kimia tubuh. Sering disebut ”nahkoda” (master gland), karena banyak sekresinya mengontrol

kelenjar endokrin lainnya.

22

Page 23: MAKALAH FISWAN 1

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Sistem endokrin dan sistem saraf bekerja secara kooperatif untuk mengatur seluruh

aktivitas dalam tubuh hewan, dengan cara menghasilkan hormon yang akan mempengaruhi

sel sasaran. Hormon dapat dihasilkan oleh organ endokrin sejati ataupun oleh sel

neurosekretori. Hormon dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu hormon steroid, hormon

peptide dan hormon turunan tirosin.

Hormon mempengaruhi sel target secara spesifik. Pengaruh tersebut berkaitan erta

dengan adanya reseptor hormon pada sel target yang sesuai dengan hormon tertentu. Reseptor

hormon ada yang terdapat di membrane sel juga terdapat di sitoplasma sel.

Sistem endokrin pada invertebrata masih sederhana dan organ endokrin yang dimiliki

pada umumnya berupa organ neuroendokrin, sedangkan sistem endokrin pada vertebrata

sangat kompleks. Organ endokrin yang dimiliki vertebrata umumnya berupa organ endokrin

klasik dan organ endokrin tepi.

23