Fiswan Isi

30
LAPORAN PERKEMBANGAN HEWAN SEL DARAH MERAH DAN SEL DARAH PUTIH MENCIT Oleh: Joko Saryanto / A1D011025 Evi Yulianingsih / A1D011018 Widia Gustina /A1DO11O32 Ragil Tiara A/ A1DO11O22 Devi Mulyanti PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU

Transcript of Fiswan Isi

Page 1: Fiswan Isi

LAPORAN PERKEMBANGAN HEWAN

SEL DARAH MERAH DAN SEL DARAH PUTIH MENCIT

Oleh:

Joko Saryanto / A1D011025

Evi Yulianingsih / A1D011018

Widia Gustina /A1DO11O32

Ragil Tiara A/ A1DO11O22

Devi Mulyanti

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2013

Page 2: Fiswan Isi

SEL DARAH MERAH DAN SEL DARAH PUTIH MENCIT

BAB I : TUJUAN

1. Melihat struktur sel darah dan mengamati konsentrasi larutan terhadap

sel darah merah serta mengamati hemolisis sel darah merah dalam pelarut

organik

2. Mampu menghitung sel darah merah dan sel darah putih mencit di bawah

kamar hitung

BAB II : LANDASAN TEORI

1. Definisi Darah

Darah merupakan medium transport tubuh, volume darah manusia sekitar 7% -

10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Keadaan jumlah darah

pada tiap - tiap orang tidak sama, bergantung pada usia, pekerjaan, serta keadaan

jantung atau pembuluh darah. (Handayani dan Haribowo, 2008)

Darah merupakan bagian penting dari sistem transport, darah merupakan

jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari dua bagian besar yaitu plasma

darah (merupakan bagian cair dalam tubuh) dan bagian korpuskuli yakni benda -

benda darah yang terdiri dari sel darah putih atau leukosit, sel darah merah atau

eritrosit dan sel pembekuan darah atau trombosit. (Depkes, 1989)

2. Fungsi Darah

a. Sebagai alat pengangkut yang meliputi hal - hal sebagai berikut ini.

1) Mengangkut gas karbondioksida (CO2) dari jaringan perifer kemudian

dikeluarkan melalui paru - paru untuk didistribusikan ke jaringan yang

memerlukan.

2) Mengangkut sisa - sisa / ampas dari hasil metabolisme jaringan berupa urea,

kreatinin, dan asam urat.

3) Mengangkut sari makanan yang diserap melalui usus untuk disebarkan

keseluruh jaringan tubuh.

4) Mengangkut hasil - hasil metabolism jaringan.

Page 3: Fiswan Isi

b. Mengatur keseimbangan cairan tubuh.

c. Mengatur panas tubuh.

d. Berperan serta dalam mengatur pH cairan tubuh.

e. Mempertahankan tubuh dari serangan penyakit infeksi.

f. Mencegah perdarahan. (Handayani dan Haribowo, 2008)

3. Komponen-Komponen Darah

Darah terdiri atas 2 komponen utama:

a. Plasma darah : bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air,

elektrolit, dan protein darah.

b. Butir - butir darah (blood corpuscles), yang terdiri atas:

1) Eritrosit: sel darah merah (SDM)- red blood cell (RBC)

2) Leukosit: sel darah putih (SDP)-white blood cell (WBC)

3) Trombosit: butir pembeku- platelet (Bakta I Made, 2006)

Sel Darah Merah (Eritrosit)

Eritrosit atau sel darah merah adalah sel yang terbanyak dalam darah perifer.

Jumlahnya pada orang dewasa normal berkisar antara 4 - 6 juta seluler. Eritrosit

mempunyai bentuk bikonkaf , yang memberi gambaran seperti cincin pada

sediaan hapus darah tepi. Fungsi utama eritrosit adalah transport gas. (Kosasih

E.N. dan Kosasih A.S., 2008)

Eritrosit adalah satu - satunya sel dalam tubuh yang fungsinya lengkap tanpa suatu

nucleus dan juga unik yaitu mempunyai metabolisme aerobik yang minimal

( misalnya tidak mempunyai mitokondria ). Eritrosit diberkahi dengan sifat

fleksibilitas dan fluiditas untuk menjalankan peranannya dalam pertukaran gas ke

jaringan dan dari jaringan, berjalan melalui pembuluh darah yang mungkin kecil

(separuh dari ukuran eritrosit). (Isbister J.P. dan Pittiglio D.H., 1999)

Dengan menggunakan unit Internasional (SI), jumlah eritrosit dinyatakan

sebagai jumlah eritrosit per liter darah. Jadi jumlah eritrosit 5 juta/mm3

dinyatakan dalam SI adalah 5 x 1012 /L. (Widmann, 1989)

Page 4: Fiswan Isi

Nilai normal Satuan lama Satuan Baru (SI)

Pria: 4,50 - 5,90x106/ul 4,50 - 5,90x1012/L

Wanita : 4,00 - 5,20x106/ul 4,00 - 5,20x1012/L

(Kosasih E.N dan Kosasih A.S., 2008)

1. Pembentukan eritrosit (Eritropoisis)

Pematangan eritrosit dalam sumsum tulang berlangsung sekitar 7 hari. Dalam

peredaran darah perifer inti umumnya sudah hilang. Retikulosit adalah sel

termuda dalam darah perifer. Kira - kira 10% dari eritrosit dalam darah perifer

adalah retikulosit. Hal ini berarti hanya 1% dari jumlah jangka hidup eritrosit

adalah retikulosit. Sedangkan panjang masa hidup eritrosit setelah pelepasan dari

sumsum tulang kurang lebih 120 hari sampai mengalami penuaan dan destruksi .

(Kosasih E.N dan Kosasih A.S., 2008)

Eritroblast

Normoblast basofil

Sumsum tulang Normoblast polikhromatik

Normoblast asidofil

Rintangan(barrier) ……………………………………………

Retikulosit

Darah perifer

Eritrosit

Gambar 1: Skema Perkembangan Dari Eritroblast Menjadi Eritrosit (Wagener, 1980)

Page 5: Fiswan Isi

2. Proses pembentukan eritrosit memerlukan;

a. Sel induk : CFU-E, BFU-E, normoblast (eritroblast)

b. Bahan pembentuk eritrosit: besi, vitamin B12, asam folat, protein,

c. Mekanisme regulasi: faktor pertumbuhan hemopoetik dan hormon

eritropoitin. (Bakta I Made, 2006)

3. Penghancuran Eritrosit

Proses penghancuran eritrosit terjadi karena proses penuaan (senescence) dan

proses patologis (hemolisis). Hemolisis yang terjadi pada eritrosit akan

mengakibatkan terurainya komponen - komponen emoglobin menjadi dua

komponen sebagai berikut.

a. Komponen protein, yaitu globin yang akan dikembangkan ke pool protein

dan dapat digunakan kembali.

b. Komponen hame akan dipecah menjadi dua, yaitu:

1) Besi yang akan dikembalikan ke pool besi dan digunakan ulang;

2) Bilirubin yang akan diekskresikan melalui hati dan empedu. (Handayani dan

Haribowo, 2008)

4.Fungsi eritrosit

Fungsi eritrosit adalah mengangkut oksigen dari paru-paru kejaringan

tubuh dan mengangkut karbondioksida dari jaringan ke paruparu. (Depkes RI,

1989)

Eritrosit merupakan pembawa hemoglobin. Hb ini mempunyai daya tarik yang

besar bagi oksigen, sehingga darah itu dengan jalan Hb mengikat O2 dapat

mengangkut oksigen 100x lebih besar dibandingkan dengan O2 yang terdapat

khusus larut secara fisik didalam darah. Hemoglobin ini tidak berada dalam

keadaan bebas didalam darah, tetapi di dalam eritrosit. (Haanen C., 1980)

Pemeriksaan Eritrosit

1. Metode Pemeriksaan Eritrosit

a. Cara manual (Hemositometer)

Hemositometer adalah alat yang dipakai untuk menghitung jumlah sel darah dan

Page 6: Fiswan Isi

terdiri dari kamar hitung, kaca penutupnya dan dua macam pipet. Mutu kamar

hitung serta pipet-pipet harus memenuhi syaratsyarat ketelitian tertentu.

1) Kamar hitung.

Kamar hitung yang sebaiknya dipakai ialah yang memakai garis bagi “improved

Neubauer”. “Luas seluruh bidang yang dibagi” adalah 9 mm2 dan bidang ini

dibagi menjadi Sembilan “bidang besar” yang luasnya masingmasing 1 mm2.

Bidang besar dibagi lagi menjadi 16 ”bidang sedang” yang luasnya masing-

masing 1/4 x 1/4 mm2. Bidang besar yang letaknya di tengah-tengah berlainan

pembaginya: ia dibagi menjadi 25 bidang dan tiap bidang itu dibagi lagi menjadi

16 “bidang kecil”. Dengan demikian jumlah bidang kecil itu seluruhnya 400

buah, masing-masing luasnya 1/20 x 1/20 mm2. Tinggi kamar hitung, yaitu jarak

antara permukaan yang bergarisgaris dan kaca penutup yang berpasangan adalah

1/10 mm.

Maka volume diatas tiap-tiap bidang menjadi sbb;

1 bidang kecil `= 1/20x 1/20 x1/10 =1/4000 mm3

1 bidang sedang = 1/4 x 1/4 x 1/10 =1/160 mm3

1 bidang besar = 1 x 1 x 1/10 = 1/10 mm3

Seluruh bidang yang dibagi = 3 x 3 x 1/10 = 9/10 mm3

2) Kaca penutup.

Hendaknya memakai kaca penutup yang khusus diperuntukkan bagi kamar

hitung. Kaca penutup itu lebih tebal dari yang biasa, sedangkan ia dibuat dengan

sangat datar. Hanya dalam keadaan darurat kaca penutup biasa boleh dipakai.

Kaca penutup untuk menghitung jumlah trombosit dengan tehnik fasekontrast

lebih tipis daripada yang dipakai untuk mikroskop biasa.

3) Pipet.

Pipet Thoma untuk pengenceran eritrosit (pipet eritrosit) terdiri dari sebuah pipa

kapiler yang bergaris - bagi dan membesar pada salah satu ujung menjadi bola.

Dalam bola itu terdapat sebutir kaca merah. Pada pertengahan pipa kapiler itu ada

garis bertanda angka ”0,5” dan ada bagian atasnya, yaitu dekat bola, terdapat

Page 7: Fiswan Isi

garis bertanda “1,0”. Di atas bola ada angka lain lagi, yaitu pada garis tanda “101”.

Perhatikan bahwa angka - angka itu bukanlah menandakan satu volume yang

mutlak melainkan perbandingan volume. Yang penting dan menentukan ialah

pengenceran darah yang terjadi dalam pipet itu. Seandainya lebih dulu diisap

darah sampai garis-tanda “0,5” kemudian cairan pengencer sampai garis-tanda

“101”, maka darah dalam bola pipet itu diencerkan 200 kali.

(Gandasoebrata R., 2007)

4) Perhitungan jumlah eritrosit

Eritrosit dihitung dalam 5 bidang sedang yang terletak dibidang besar paling

tengah.5 bidang tersebut terdiri dari 4 bidang dipinggir dan 1 bidang ditengan

(bertanda R) tiap-tiap bidang ini dibagi lagi menjadi 16 petak-petak kecil yang

masing-masing luasnya adalah 1/400 mm2. Dengan demikian eritrosit dihitung

dalam 80 petak-petak kecil, luas keseluruhan ialah 80 x 1/400 mm2 = 1/5 mm2.

(Depkes RI., 1989)

Gambar 2: Kamar Hitung Improved Neubaur Keterangan

W : kotak untuk hitung jumlah lekosit

R : kotak untuk hitung jumlah eritrosit

Gambar 3: Cara Menghitung Eritrosit Didalam Kamar Hitung Keterangan :

tidak dihitung

dihitung

Page 8: Fiswan Isi

Cara menghitung eritrosit didalam kamar hitung improved Neubaur dapat

dilihat pada gambar 4. Mulai menghitung dari sudut kiri atas, terus ke kanan;

kemudian turun ke bawah dan dari kanan ke kiri; lalu turun lagi ke bawah dan

mulai lagi dari kiri ke kanan. Cara seperti ini dilakukan pada 5 bidang sedang

tersebut. Semua sel yang menyentuh garis batas sebelah atas dan kiri, dianggap

masuk ke dalam ruangan dan dihitung. Sedangkan sel yang

menyentuh garis batas sebalah kanan dan bawah dianggap tidak masuk dan tidak

dihitung. (Depkes RI, 1989)

Hitung jumlah eritrosit dapat diperoleh dari perhitungan:

Luas 80 petak kecil=80x1/400 mm2 = 1/5 mm2

Tinggi kaca penutup 1/10 mm.

Jadi isi 80 petak kecil = /5x1/10=1/50 mm3 yang didalamnya terdapat N eritrosit.

Pengenceran 200x

Jadi rumus perhitungan jumlah eritrosit :

eritrosit per mm3 = N x 50 x 200 = N x 10000/µl darah = N x 104/µl darah=

0,01 N x 1012/L (Depkes RI, 1989)

Kesalahan - Kesalahan pada Tindakan Menghitung Eritrosit

a. Menghitung jumlah eritrosit memakai lensa obyektif kecil, yaitu 10x,

sehingga sangat tidak teliti hasilnya.

b. Jumlah darah yang diisap ke dalam pipet tidak tepat jika,

1) Bekerja terlalu lambat ada kebekuan darah.

2) Tidak mencapai garis-tanda 0,5.

3) Membaca dengan paralaks

4) Memakai pipet basah.

5)Mengeluarkan lagi sebagian darah yang telah diisap karana melewati

garis tanda 0,5.

Page 9: Fiswan Isi

c. Pengenceran dalam pipet

1) Kehilangan cairan dari pipet, karena mengalir kembali ke dalam

botol berisi larutan Hayem.

2) Tidak mengisap larutan Hayem tepat sampai garis 101.

3) Terjadi gelembung udara didalam pipet pada waktu mengisap

larutan Hayem.

4) Terbuang sedikit cairan pada waktu mengocok pipet atau pada

waktu mencabut karet pengisap dari pipet.

5) Tidak mengocok pipet segera setelah mengambil larutan Hayem.

6) Tidak mengocok pipet sebentar sebelum mengisi kamar hitung.

7) Tidak membuang beberapa tetes dari isi pipet sebelum mengisi kamar

hitung (Gandasoebrata R., 2007)

Ketiga jenis sel darah, lekosit, eritrosit, dan trombosit dihitung jumlahnya per

satuan volume darah dengan terlebih dulu membuat pengenceran darah yang

diperiksa. Pada laboratorium besar yang beban kerjanya besar pula, upaya itu

biasanya dilakukan dengan menggunakan alat penghitung elektronik. Pada

dasarnya alat semacam itu yang lazimnya dipakai bersama alat pengencer

otomatik memberi hasil yang sangat teliti dan tepat. Sering alat penghitung

elektronik dikaitkan dengan komputer kecil yang dapat memberi data mengenai

volume eritrosit rata - rata dan nilai hemoglobin rata - rata. (Gandasoebrata R.,

2007)

Kekurangan dan Kelebihan Hitung Jumlah Eritrosit

1.Kekurangan cara manual

a. Menghitung jumlah eritrosit dalam volume yang kecil dan

pengenceran tinggi memakan waktu dan tidak teliti.(Widmann F.K.

1989)

b.Tindakan menghitung eritrosit dengan kamar hitung jauh lebih sukar

daripada menghitung leukosit, ketelitian untuk orang yang cermat

bekerja dan yang telah mahir ialah ± 15%. (Gandasoebrata R, 2007)

Page 10: Fiswan Isi

3. Kelebihan cara manual

a. Cara - cara menghitung sel darah secara manual dengan memakai pipet

dan kamar hitung tetap menjadi upaya penting dalam laboratorium

klinik. (Gandasoebrata R., 2007)

b. Hitung cara manual menggunakan Hemositometer dapat dilakukan tanpa

menggunakan aliran listrik.

c. Didalam kamar hitung sel yang dihitung benar - benar sel eritrosit karena

pengenceran menggunakan larutan hayem yang membuat bentuk -

bentuk eritrosit terlihat jelas sedangkan lekosit dan trombosit tidak tampak.

BAB III: METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

Alat:

1) kaca objek

2) cover glass

3) pipet tetes

4) mikroskop

5) lanset

6) hemositometer

Bahan:

1) darah manusia

2) darah mencit

3) larutan hayem

4) larutan turk

Page 11: Fiswan Isi

B. Cara Kerja

Melihat struktur sel darah merah dan putih

Kaca objek dibersihkan dari kotoran-kotoran yang melekat.

Diteteskan sedikit darah ke kaca objek. Kemudian ditambahkan 3

tetes larutan NaCl 0,9 %

Ditutup dengan cover glass dan diamati dibawah mikroskop.

Menghitung jumlah sel darah merah

1. Disediakan sample darah. Dihisap sample dengan pipet Tahoma

hingga mencapai angka 0,5. Dihisap larutan pengencer dengan

pipet yang sama hingga mencapai angka 101 lalu dikocok sampai

homogen. Dibuang 1 - 2 tetes suspensi pada pipet Tahoma.

Dibersihkan kamar hitung. Diletakkan cover glass sedemikian rupa

diatas kamar hitung. Diteteskan suspensi pada bagian pinggir

coverglass. Dihitung jumlah sel darah merah dalam 5 kotak

menengah. Dihitung jumlah sel darah merah dengan rumus :

2.

NE x P0,02

3. NE = Jumlah sel darah merah dalam 5 kotak menengah

4. P = Pengenceran

5. 0,02 = Total volume darah pada 5 kotak menengah

Menghitung jumlah sel darah putih

1. Disediakan sampel darah. Dihisap larutan pengencer dengan pipet

yang sama hingga mencapai angka 11 lalu dikocok sampai homogen.

Dibuang 1-2 tetes suspensi pada pipet Tahoma. Dibersihkan kamar

hitung. Diletakkan cover glass sedemikian rupa diatas kamar hitung.

Diteteskan suspensi pada bagian pinggir coverglass. Dihitung jumlah

sel darah putih dalam 4 kotak besar. Dihitung jumlah sel darah putih

dengan rumus :

2.

NL x P0,4

Page 12: Fiswan Isi

3. NL = jumlah sel darah putih dalam 4 kotak besar

4. P = Pengenceran

5. 0,02 = Total volume darah pada 4 kotak besar

BAB IV: HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

Sel darah merah

0 1

2 3

4 5

Page 13: Fiswan Isi

Sel darah putih

0 1

2 3

4 5

6 7

Page 14: Fiswan Isi

8 9

10 11

12 13

1 4 15

Page 15: Fiswan Isi

B. Hasil Perhitungan

Sel darah merah

letak kamarjumlah sel darah merah jumlah keseluruhan

A 187

3.651.150 per mm³

B 168C 68D 148E 152

jumlah total 723

Sel darah putih

letak kamar Ajumlah sel darah putih Jumlah keseluruhan

A1 31 10.312,5 per mm³A2 21A3 30A4 32

jumlah total 144

letak kamar Bjumlah sel darah putih

B1 28B2 22B3 19B4 12

letak kamar Cjumlah sel darah putih

C1 15

16

Page 16: Fiswan Isi

C2 28C3 15C4 28

letak kamar Djumlah sel darah putih

D1 26D2 29D3 21D4 31

jumlah total 375

C. Pembahasan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat di lihat bahwa sel darah

merah memiliki bentuk bulat sampai bikonkaf warna merah dan tidak memiliki

inti, jumlah sel darah mera lebih banyak di bandingkan dengan sel darah putih ini

sesuai dengan teori yg ada bahwa sel dara merah (eritrosit), “Merupakan bagian

utama pada sel darah. Bentuk dan ukuran darah tergantung jenis hewannya

dimana sel darah manusia ditemukan tidak berinti dengan bentuk bulat sampai

bikonkaf. Jumlah eritrosit pada manusia laki-laki adalah 5-5,5 juta per mm3 pada

wanita 4,5-5 juta per mm3. Menurut strukturnya eritrosit terdiri dari membrane sel

tersusun atas lipid dan protein, sel darah merah berisi bermacam-macam substansi

berupa glukosa, enzim dan garam organik dan anorganik” (Kimball, 1990).

Sedangkan sesuai dengan pengamatan yang dilakukan sel darah putih

(leukosit) memiliki inti,tdak memiliki warna/ bening, dan jumlahnya lebih sedikit

dibandngkan dengn sel darah merah.

Perhitungan sel darah merah

Dari hasil pengamatan dan perhitungan yang kami lakukann di dapat bahwa

jumlah sel darah putih pada mencit adalah sebagai berikut :

-pada kamar A memiliki jumlah sel darah sebanyak 187

-pada kamar B memiliki jumlah sel darah sebanyak 168

-pada kamar C memiliki jumlah sel darah sebanyak 62

Page 17: Fiswan Isi

-pada kamar D memiliki jumlah sel darah sebanyak 148

-pada kamar E memiliki jumlah sel darah sebanyak 152

Dengan jumlah total dari seluruh kamar A,B,C,D, dan E adalah 723, sel

darah merah di hitung dengan menggunakan rumus :

NE x P0,02 dan di peroleh

jumlah keseluruhan darah 3.651.150 per mm³

Perhitungan Sel darah putih

Dari hasil pengamatan dan perhitungan yang kami lakukann di dapat bahwa

jumlah sel darah merah pada mencit adalah sebagai berikut :

-pada kamar A memiliki jumlah sel darah sebanyak 144 dengan rincian

perhitungan kamar A1 = 31, A2 = 21, A3= 30, A4= 32

-pada kamar B memiliki jumlah sel darah sebanyak 81 engan rincian

perhitungan kamar B1=28, B2=22, B3= 19, B4=12

-pada kamar C memiliki jumlah sel darah sebanyak 86 dengan rincian

perhitungan kamar C1=155, C2=28, C3=15 C4=28

-pada kamar D memiliki jumlah sel darah sebanyak 107 Dengan rincian

perhitungan D1= 26, D2=29, D3=21, D4=31

Dengan jumlah total dari seluruh kamar A,B,C,D, dan E adalah 378, sel

darah merah di hitung dengan menggunakan rumus :

NE x P0,4 dan di peroleh

jumlah keseluruhan darah putih adalah 10.312,5 per mm³

Dari hasil ini terlihat bahwa jumlah sel darah merah memiliki jumleh sel

yang lebih banyak dibandingkan dengan sel darah putih, jika pada manusia

Jumlah eritrosit pada manusia laki-laki adalah 5-5,5 juta per mm3 pada wanita 4,5-

5 juta per mm3. (Kimball, 1990) maka tidak salah jika jumlah sel darah pada

mencit berkisar 3.651.150 per mm³ ini terjadi karena Bentuk dan ukuran darah

Page 18: Fiswan Isi

tergantung jenis hewannya dimana sel darah manusia ditemukan tidak berinti

dengan bentuk bulat sampai bikonkaf (Kimball, 1990), Jumlah eritrosit sangat

bervariasi antara individu yang satu dengan yang lainnya. Jumlah eritrosit

diperbanyak apabila terjadi perubahan dan atau pada waktu berada di daerah

tinggi dengan tujuan menormalkan pengangkutan O2 ke jaringan (Sugiyono.

2011). Jumlah eritrosit dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, kondisi tubuh,

variasi harian, dan keadaan stress. Banyaknya jumlah eritrosit juga disebabkan

oleh ukuran sel darah itu sendiri (Widmann, FK. 1989.). sedangkan pada sel

darah putih pada manusia berkisar 6.000 - 9,000 sel darah untuk Seliap 1 mm3

darah putih(Prawirohartono, 1990), sedangkan pada mencit seuai dengan hasil

perhitungan 10.312,5 per mm³, dari hasil ini, terjadi keganjilan dalam hasil akhir

jarena jumlah sel darah putih mencit memiliki jumlah yang lebih banyak dari pada

manusia. Dalam hal ini mungkin terjadi kesalahan perhitungan oleh praktikan

sehingga hasil perhitungan sel darah putih pada mencit melebihi jumlah sel darah

putih pada manusia.

Page 19: Fiswan Isi

BAB V :

A. SIMPULAN

sel darah merah memiliki bentuk bulat sampai bikonkaf warna merah dan

tidak memiliki inti, jumlah sel darah mera lebih banyak di bandingkan

dengan sel darah putih, Jumlah eritrosit pada manusia laki-laki adalah 5-

5,5 juta per mm3 pada wanita 4,5-5 juta per mm3.

Sel darah putih (leukosit) memiliki inti,tdak memiliki warna/ bening, dan

jumlahnya lebih sedikit dibandngkan dengn sel darah merah.

Dari hasil pengamatan dan perhitungan yang kami lakukann di dapat

bahwa jumlah sel darah putih pada mencit adalah sebagai berikut :

Dengan jumlah total dari seluruh kamar A,B,C,D, dan E adalah 723, sel

darah merah di hitung dengan menggunakan rumus :

NE x P0,02 dan di

peroleh jumlah keseluruhan darah 3.651.150 per mm³

Dari hasil pengamatan dan perhitungan yang kami lakukann di dapat

bahwa jumlah sel darah merah pada mencit adalah sebagai berikut :

Dengan jumlah total dari seluruh kamar A,B,C,D, dan E adalah 378, sel

darah merah di hitung dengan menggunakan rumus :

NE x P0,4 dan di

peroleh jumlah keseluruhan darah putih adalah 10.312,5 per mm³

B. Saran

Praktikan harus paham dan teliti saat menghitung sel darah pada

kamar hitung

Gunakan jas leb dan alat pengaman lainnya seperti sarung tangan dan

masker saat kotk langsung dengan darah mencit

Lakukan praktikum dengan teliti dan sungguh-sungguh agar hasilnya

sesuai dengan yang diinginkan

Page 20: Fiswan Isi

DAFTAR PUSTAKA

Bakta, I Made. 2006. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC.1-2,9.11.

Depkes RI. 1989. Hematologi. Jakarta: Pusat Pendidikan Tenaga Kerja. 1, 8, 14-5, 24-5,

27

Gandasoebrata, R. 2001. Penuntun Laboratorium Klinik. cetakan ke-10. Jakarta:

Dian Rakyat.1-3,7-8,15-21.

Handayani, Wiwik, dan Haribowo, Andi Sulistyo. 2008. Asuhan Keperawatan

pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta:

Salemba Medika.1,5,15.

Haanen, C.,Wenegar. 1980. Pengantar Ilmu Penyakit Darah. cetakan pertama.

Bandung: Binacipta.3,23.

Isbister, James P. dan Pittiglio, D.Harmening, alih bahasa Devy H. Ronaldi. 1999.

Hematologi Klinik: pendekatan berorientasi masalah. Jakarta: Hipokates.

4.

Kosasih, E. N. dan Kosasih, A. S.2008.Tafsiran Hasil Pemeriksaan

Laboratorium Klinik. Edisi ke-2. 58, 86,

Sacher, Ronald A. dan MePherson, Richard A., alih Bahasa Brahm U Pendit, Dewi

Wulandari. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi

ke-11. Jakarta: EGC. 2, 21, 42.

Sugiyono. 2011. Statistik untuk Penelitian. Edisi ke-18. Bandung: Alfabeta.49,

57,138-39, 228,372.

Sukarini, Usi. Dkk. 2010. Pemantapan Mutu Internal Laboratorium Klinik. Edisi

ke-1, Yogyakarta: Alfamedia dan Kanal Medika.

Widmann, FK. 1989. Tinjauan Klinis atas Hasil Pemeriksaan

Laboratorium. Edisi ke-9, Jakarta: EGC. 17-19.

Page 21: Fiswan Isi

Wirawan, Riadi. dkk. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Sederhana.

Jakarta: FKUI. 15