Lap Fiswan 2-Koagulasi n Eritrosit

25
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN KOAGULASI, PENDARAHAN, SERTA ERITROSIT, LEUKOSIT DAN HEMOGLOBIN Nama : Natalina NIM : J1C108027 Kelompok : 6 (enam) Asisten : Demes Cornelia PROGRAM STUDI BIOLOGI

description

laporan ini bertujuan untuk mengetahui besarnya toleransi osmotik eritrosit hewan poikiotermik terhadap beberapa tingkat kepekatan medium, serta untuk mengetahui aliran darah pada berbagai pembuluh darah pada selaput renang katak.

Transcript of Lap Fiswan 2-Koagulasi n Eritrosit

Page 1: Lap Fiswan 2-Koagulasi n Eritrosit

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

KOAGULASI, PENDARAHAN, SERTA ERITROSIT, LEUKOSIT DAN HEMOGLOBIN

Nama : Natalina

NIM : J1C108027

Kelompok : 6 (enam)

Asisten : Demes Cornelia

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2010

Page 2: Lap Fiswan 2-Koagulasi n Eritrosit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Darah merupakan suatu jaringan yang terdiri atas plasma darah dan sel-

sel darah yang berwarna merah. Warna merah tersebut tidak selalu tetap, tetapi

selalu berubah-ubah karena pengaruh zat kandungannya, terutama kadar oksigen

dan CO2. Bila kadar oksigen tinggi, maka warna darahnya menjadi merah tua.

Pada manusia atau mamalia, volume darahnya dalah 8% berat badannya.

(Prawirohartono, 2000).

Pada semua hewan tingkat tinggi terdapat suatu cairan yang berfungsi

mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,

mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme dan juga sebagai pertahanan

tubuh terhadap virus dan bakteri. Cairan itu disebut dengan darah. Ada tiga

macam sel darah, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan

keeping darah (trombosit) (Wulangi, 1993).

Terdapat sekitar 99% sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh suatu

organisme. Sel ini tidak memiliki nukleus ataupun organel dan tidak dianggap

sebagai sel dari sel biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan

oksigen, juga berperan dalam menentukan golongan darah. Sel-sel darah merah

juga bersifat elastis dan mempunyai kemampuan berubah bentuk (Leeson, 1990).

Trombosit atau keping darah mempunyai beberapa karakteristik yaitu :

bentuk sel agak bulat, tidak berinti, tidak berwarna, berat jenisnya rendah, dan

berukuran kecil dengan diameter antara 1 – 4 mikron. Dinding trombosit bersifat

sangat rapuh dan cendrung untuk melekat pada permukaan kasar seperti pembuluh

darah yang robek. Setelah banyak melekat pada permukaan kasar, trombosit

kemudian mengalami aglutinasi (berkumpulnya trombosit yang diikuti dengan

pecahnya dinding sel) (Wulangi, 1993).

Bila seseorang mendapat luka laserasi darah mengalir keluar dari

pembuluh yang terpotong atau cidera. Namun, kecuali dalam hal pembuluh ini

relatif lebar, aliran darah ini tidak lama kemudian berkurang dan berhenti.

Walaupun faktor lain juga berperan misalnya subtansi vasokontriktor seperti

Page 3: Lap Fiswan 2-Koagulasi n Eritrosit

serotonin dapat merangsang berkontraksinya lapisan sirkular otot polos pada

dinding pembuluh dan dengan mengecilkan lamen pembuluh sebab utama

penghentian pendarahan ialah bahwa trombosit mengendap dan melekat pada

permukaan dalam dinding pembuluh dekat bagian terpotong. Semakin banyak

trombosit akan melekat pada yang telah menumpuk di situ dan penumpukan

trombosit ini secara progresif mengecilkan ukuran lubang keluarnya darah

(Paparo, 1996).

Waktu aliran darah terhenti, atau ketika darah berkontak dengan udara,

salah satu globulin plasma (fibrinogen) mengendap sebagai jala-jala filamen

halus, disebut fibrin. Pengerutan bekuan darah atau plasma menghasilkan cairan

jernih, kekuningan yaitu serum. Adanya fibrin-fibrin yang membentuk jala-jala

yang menyaring dan menghentikan aliran darah disebut pembekuan darah atau

thrombus (Paparo, 1996).

1.2 Tujuan

Tujuan pada praktikum ini adalah untuk mengetahui besarnya toleransi

osmotik eritrosit hewan poikiotermik terhadap beberapa tingkat kepekatan

medium, serta untuk mengetahui aliran darah pada berbagai pembuluh darah pada

selaput renang katak.

Page 4: Lap Fiswan 2-Koagulasi n Eritrosit

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sel darah terdiri atas 3 jenis yaitu eritrosit atau sel darah merah, leukosit

atau sel darah putih, dan trombosit atau butir pembeku (Pearce, E 1993). Sel

darah merah (eritrosit) merupakan sel yang telah terdiferensiasi jauh dan

mempunyai fungsi khusus untuk transpor oksigen. Pada mamalia, eritrosit adalah

sel yang telah melepaskan inti dan organel – organel sitoplasma lain selama

perkembangan. Tiap sel berbentuk seperti cakram binkonkap dan bila dilihat dari

bidang datar bentuknya bundar. Sel – sel darah merah bersifat elastis dan

mempunyai kemampuan berubah bentuk. Hal ini terbukti dari kemampuannya

melalui kapiler – kapiler dengan diameter kecil ( Leeson, 1996 ).

Eritrosit merupakan sel yang terdapat dalam darah dengan bentuk bikonkaf

yang berwarna merah kekuningan serta bersifat elastis dan lunak. Eritrosit yang

terdapat dalam pembuluh darah tidak memiliki inti sel. Salah satu kandungan

eritrosit yang sangat penting hemoglobin, hemoglobin inilah yang menyebabkan

darah berwana merah. Jika eritrosit banyak mengikat oksigen maka warnanya

adalah merah terang, jika sedikit maka akan berwarna merah pucat. Sel eritrosit

rata-rata berumur 120 hari, dimana sel eritrosit yang sudah tua akan dirombak

dalam hati, kemudian hemoglobin akan diubah menjadi bilirubin, yaitu pigmen

warna empedu yang berfungsi dalam proses pencernaan. Hemoglobin merupakan

metaloprotein berfungsi sebagai pengangkut oksigen yang mengandung besi

dalam sel darah merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya (Wiguna, 2009)

Leukosit dalam tubuh organisme hanya sebesar 0,2%. Sel ini

bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan

benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, seperti virus atau

bakteri. Leukosit mengandung inti, dan darah manusia normal terdapat jumlah

leukosit rata-rata 5000 – 9000 sel per milimeter kubik. Jumlahnya pada anak-

anak lebih tinggi dan pada keadaan patologis berbeda nyata dengan yang normal

(Leeson, 1990).

Sel darah putih memiliki jumlah yang jauh lebih rendah jika dibandingkan

dengan sel darah merah yaitu lebih kurang 1:1000, maka untuk mengamati sajian

Page 5: Lap Fiswan 2-Koagulasi n Eritrosit

sel darah putih dapat dilihat dengan perbesaran lemah tampak berupa titik-titik

biru tersebar diantara lautan sel darah merah. (Cormack, 1994).

Leukosit dalam keadaan hidup tampak sangat berbeda dengan leukosit

yang terlihat pada sajian apus kering. Pada sajian irisan, leukosit tampak bulat

seperti di dalam sirkulasi darah, tetapi diameternya lebih kecil dari pada dalam

keadaan hidup akibat pengerutan. Pada sajian apus sel-sel menjadi pipih dan

tampak lebih besar daripada dalam keadaan hidup dan banyak struktur halus

berubah atau rusak (Leeson, 1990).

Sel darah putih terdiri dari enam jenis sel yaitu: neutrofil, eosinofil,

basofil, monosit, limfosit, dan sel plasma. Dari keenam jenis sel tersebut, ada

yang memiliki granula sehingga disebut granulosit, yaitu neutrofil, eosinofil, dan

basofil, sedangkan sel monosit, limfosit dan sel plasma yang tidak memiliki

granula disebut agranulosit. Pada umumnya sel darah putih ditemukan pada

sistem kardiovaskular, namun pada sel-sel jenis tertentu seperti sel limfosit

sebagian besar berkumpul pada saluran limfe, sedangkan monosit yang telah

berkembang menjadi makrofag dapat ditemukan di cairan interstitial tubuh, hal

tersebut karena makrofag memiliki elastisitas tinggi sehingga mampu masuk

sampai celah-celah sel (Wiguna, 2009).

Trombosit atau keping darah, memiliki ciri khas yaitu tanpa inti dan

berupa keping-kepingan kecil yang berbentuk cakram, permukaan selnya tidak

rata, di dalam sitoplasmanya terdapat granula besar dan kecil yang berisi

gambar 1. Jenis-jenis sel darah putih

Page 6: Lap Fiswan 2-Koagulasi n Eritrosit

serotonin. Apabila pembuluh darah mengalami kerusakan atau pecah, maka

trombosit di tempat itu akan mengeluarkan granula yang berisi serotonin, dimana

zat ini bersifat vasokonstriktor yaitu suatu zat yang sifatnya mengeuncupkan

pembuluh darah dan membuat sel otot polos menjadi berkerut sehingga

menyebabkan aliran darah menjadi pelan dan bahkan menjadi terhenti. Sementara

itu, trombosit melekat ke serat kolagen, kemudian sel endotelnya mengeluarkan

tromboplastin yang merubah protrombin yang berada dalam plasma darah

menjadi trombin. Trombin akan mengubah fibrinogen yang ada dalam plasma

darah menjadi serat-serat fibrin yang membentuk jala-jala untuk menyerap dan

menghentikan aliran darah sehingga terjadilah peristiwa yang di namakan

pembekuan darah atau thrombus (Wiguna, 2009).

Penggumpalan darah adalah proses majemuk dan memerlukan berbagai

faktor. Trombin tidak ada dalam darah normal yang masih dalam pembuluh.

Tetapi yang ada adalah zat pendahulunya, prototrombin, yang kemudian diubah

menjadi zat aktif trombin oleh trombokinase. Trombokinase atau tromboplastin

adalah zat penggerak yang dilepaskan ke darah di tempat yang luka. Diduga

terutama tromboplastin terbentuk karena terjadinya kerusakan pada trombosit,

yang selama ada garam kalsium dalam darah, akan mengubah protrombin menjadi

trombin sehingga terjadi penggumpalan darah (Pearce, 2002).

Aglutinasi atau penggumpalan sel-sel darah merah dapat dipengaruhi

berbagai zat. Ini dapat terjadi di dalam peredaran darah pada berbagai keadaan

patologik. Aglutinin yang terdapat di dalam plasma beberapa individu dapat

menyebabkan aglutinasi eritrosit orang lain. Aglutinin menjadi dasar dari empat

bagian darah (Leeson. 1990).

Untuk menghasilkan penggumpalan darah maka diperlukan 4 faktor :

1). Garam kalsium yang dalam keadaan normal ada dalam darah.

2). Sel yang terluka yang membebaskan trombokinase.

3). Trombin yang terbentuk dari protrombin bila ada trombokinase.

4). Fibrin yang terbentuk dari fibrinogen disamping trombin (Leeson.

1990).

Page 7: Lap Fiswan 2-Koagulasi n Eritrosit

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Biologi I, Laboratorium Dasar

MIPA Universitas Lambung Mangkurat pada tanggal 26 Maret 2010 jam 15.45 –

18.00 wita.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan yaitu pipet sahli, mikroskop, pisau,

tabung reaksi, darah donor, larutan EDIA, larutan hayam, larutan turk, kertas

tissu, kaca benda, jarum, stopwacth, ikan nila (Oreochromis niloticus).

3.3 Prosedur Kerja

A. Percobaan waktu koagulasi

1. Ditusukkan jarum pada jari untuk diambil sample darah. Mengambil 2

tetes darah yang keluar pertama.

2. Diletakkan tetesan pertama pada ujung gelas benda dan tetesan yang

kedua pada ujung gelas benda yang lainnya.

3. Selang waktu 30 detik tetesan pertama. Dilakukan tusukkan dan tarikan

dengan jarum sampai terbentuknya benang-benang fibrin. Begitu juga

dengan tetesan kedua.

B. Percobaan waktu pendarahan

1. Ditusukkan jarum pada jari untuk diambil sample darah.

2. Dicatat waktu pertama mulai keluar tetesan darah.

3. Diusap luka dengan kertas tissu setiap 30 detik. Mengulangi usapan

sampai darah tidak terusap lagi.

4. Waktu pendarahan ialah waktu saat mulai keluar tetesan darah pertama

sampai saat darah tidak dapat diusap lagi.

C. Menghitung Eritrosit

1. Diambil darah sapi dengan menggunakan pipet sahli sebanyak 20 mm.

2. Dimasukkan darah yang ada dipipet sahli ke dalam tabung reaksi yang

berisi larutan hayam (4 cc) kemudian dikocok.

Page 8: Lap Fiswan 2-Koagulasi n Eritrosit

3. Dituangkan larutan ke dalam bilik hitung dan melihat dibawah

mikroskop.

4. Dihitung jumlah eritrosit yang terdapat di kotak bujur sangkar kecil

dengan sisi 1/20 mm.

D. Menghitung Leukosit

1. Diambil darah sapi dengan menggunakan pipet sahli sebanyak 20 mm.

2. Dimasukkan darah yang ada dipipet sahli ke dalam tabung reaksi yang

berisi larutan turk kemudian dikocok.

3. Dituangkan larutan ke dalam bilik hitung dan melihat dibawah

mikroskop.

4. Dihitung jumlah eritrosit yang terdapat di kotak bujur sangkar kecil

dengan ukuran 1/4 mm.

E. Menghitung Hemoglobin

1. Diisi tabung berskala sampai angka 20 dengan larutan 0,1 N HCl.

2. Diambil darah sapi dengan pipet sahli sampai angka 20 mm.

3. Diusap darah yang ada di luar pipet.

4. Dimasukkan darah yang ada di pipet ke dalam tabung yang berisi

larutan HCl.

5. Dibilas pipet dengan larutan HCl, bilasan ini dimasukkan ke dalam

tabung.

6. Dibiarkan selama 5 menit, kemudian menambahkan air dengan pipet.

Setiap kali air ditambahkan, isi tabung harus diaduk dengan memakai

batang kaca, kemudian cocokkan dengan warna standar. Pengambilan

batang kaca harus hati-hati jangan sampai larutan terbawa. Penambahan

air berakhir apabila warna larutan sama dengan warna standar.

Page 9: Lap Fiswan 2-Koagulasi n Eritrosit

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil yang di dapat dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Pengamatan jumlah eritrosit, leukosit, hemoglobin, koagulasi dan

pendarahan (data kelas).

No. Kel. Jumlah Eritrosit (mm3)

Jumlah Leukosit (mm3)

Jumlah Hemoglobin % per 100

mL

Koagulasi Pendarahan

1.

2.

3.

I

II

III

1.320.000 12.350 38,89%

1 menit 10 detik57 detik

1 menit 17 detik

4 menit 2 detik5 menit 40 detik5 menit 30 detik

4.

5.

6.

IV

V

VI

1.590.000 15.950 38,89% 1 menit 12 detik

2 menit 50 detik

7.

8.

9.

VII

VIII

IX

1.225.000 12.550 38,89%

2 menit 48 detik2 menit 4 detik1 menit 22 detik

3 menit 9 detik5 menit 1 detik8 menit 53 detik

Page 10: Lap Fiswan 2-Koagulasi n Eritrosit

Tabel 2. Hasil pengamatan eritrosit, leukosit, dan hemoglobin kelompok

IV, V dan VI.

No. Gambar Keterangan

1.

2.

3.

Gambar 1. Sel eritrosit

Gambar 2. Sel leukosit

Gambar 3. Hemoglobin

Eritrosit yang nampak dibawah mikroskop

Leukosit yang nampak dibawah mikroskop

Pencocokan hemoglobin dengan warna standar

Perhitungan jumlah eritrosit, leukosit dan hemoglobin kelompok IV,

V dan VI.

a. Menghitung jumlah eritrosit

Diketahui : PDP = Pengenceran Darah = 200 x

TKP = Tinggi Kaca Penutup = 10 x

KKS = Kotak Kecil Sebenarnya = 400

KKH = Kotak Kecil Dihitung = 80 kotak

Jumlah eritrosit yang diamati = 159 buah

Ditanya : Jumlah eritrosit seluruhnya per mm3 = ......?

Page 11: Lap Fiswan 2-Koagulasi n Eritrosit

Jawab :

Rumus = PDP X TKP X KKS X Eritrosit KKH

= 200 X 10 X 400 X 159 80

= 1.590.000 mm3

b. Menghitung jumlah leukosit

Diketahui : PDP = Pengenceran Darah = 20 x

TKP = Tinggi Kaca Penutup = 10 x

KBH = Kotak Besar Dihitung = 4 kotak

Jumlah leukosit yang diamati = 319 buah

Ditanya : Jumlah leukosit seluruhnya per mm3 = ......?

Jawab :

Rumus = PDP X TKP X Leukosit KBH

= 20 X 10 X 3194

= 15.950 mm3

c. Menghitung kadar hemoglobin

Diketahui : Kadar Hb yang diamati (x) = 36%

Ditanya : Warna Hb hingga mencapai warna standar (y) =...?

Jawab :

Rumus = x = 14% 100% y

y = x X 14% 100%

= 100% X 14% 36%

= 38,89%

Page 12: Lap Fiswan 2-Koagulasi n Eritrosit

4.2 Pembahasan

Dalam darah manusia terdapat 3 sel-sel darah yaitu sel darah merah atau

eritrosit, sel darah putih atau leukosit dan keping darah atau trombosit. Ketiga sel

darah tersebut memiliki fungsi dan peranan masing-masing dalam tubuh manusia,

sehingga tercipta keadaan yang stabil dalam tubuh.

Peranan utama dari eritrosit adalah mengikat oksigen untuk kemudian

diedarkan ke seluruh tubuh, selain itu eritrosit juga berperan dalam mengedarkan

nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh sel-sel lain dalam tubuh. Secara umum fungsi

leukosit adalah untuk membantu pertahanan tubuh terhadap infeksi karena sel

darah putih mampu bergerak secara ameboid serta memiliki kemampuan

fagositosis. Sel limfosit memiliki kemampuan untuk menyerang virus atau bakteri

yang spesifik yang disebut antibodi, antibodi ini tetap disimpan selama hidup

sehingga apabila bakteri atau virus yang sama menyerang dapat dengan mudah

dikalahkan. Sedangkan trombosit yang juga dikenal sebagai keping darah adalah

sel yang berfungsi untuk mengaktifkan mekanisme pembekuan darah.

Proses pembekuan darah dilakukan oleh trombosit dan berlangsung dalam

3 tahap, yaitu :

1. Jaringan yang luka atau keping darah (trombosit) yang rusak akan menghasilkan

tromboplastin atau (trombokinase) yang merupakan activator dari protombrin.

2. Adanya trombokinase menyebabkan perubahan protombin menjadi enzim

thrombin yang dibantu dengan ion kalsium dan vitamin K.

3. Trombin bekerja sebagai enzim yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin yang

berupa benang – benang sehingga mampu menutup luka.

Pada saat kita terluka, ada 3 komponen yang langsung bereaksi mencoba

menstabilkan susanannya lagi. Ketiganya ini bekerja secara bersamaan. Pada

bagian vaskular, begitu darah mengalir maka endohtel akan melakukan kontraksi

secara reflek agar tidak banyak darah yang mengalir keluar. Pada sellular, saat

terjadinya luka, maka bagian permukaan di bawah endohtel (matrix yang

mengandung kollagen) terbuka dan Thrombozyten mempunyai rezeptornya. Maka

dia akan datang ke TKP, merubah dirinya dari bulat menjadi bentuk bintang dan

menempel bagian yang bocor (adhäsion perlu batuan ADP), dibantu dengan van-

Willendbrand faktor yang membentuk komplex bersama faktor VIII.

Thrombozyten kemudian mengeluarkan isi granulanya, dalam hal ini serotonin

Page 13: Lap Fiswan 2-Koagulasi n Eritrosit

mengakitbatkan kontraksi dari endothel. Untuk mencengah terjadinya aggregasi

thrombozyten secara berlebihan maka endothel mengeluarkan NO dan

Prostazyklin. Keduanya adalah Vasodilatator. Dan terakhir pada bagian plasma,

tambalan dari Thrombozyten tidaklah stabil. Untuk itu diperlukan bantuan

benang-benang Fibrin dari Fibrinogen. Pengaktifannya melalui limitierte

Proteolyse (pemotongan sebagian kecil protein rantai, mrupakan jenis

serinprotease, artinya di gugus aktif enzym ini mengandung serin, bukan serin-nya

yang dipotong) oleh Thrombin.

Thrombin sendiri harus diaktifkan melalui 2 jalan yaitu Intrinsik jaringan,

luka kolagen terbuka (negatif beraliran) mengaktifkan faktor XII. Dari sini mulai

signal kaskade yang nantinya mengaktivkan faktor X (prothrombinaktivator

komplek). Jalannya ini sangat lambat makanya dibantu oleh Faktor VIII yang

telah aktif. Extrinsic berjalan lebih efektif, hanya dalam hitungan detik saat

terluka dari jaringan sendiri mengeluarkan yang disebut dengan Thromboplastin.

Faktor III mengaktifkan Faktor VII dan faktor VII mengaktifkan faktor X. Dari

faktor sepuluh ini 2 jalan yang dulunya terpisah kita menyatu dalam satu tujuan.

Faktor X terdiri dari Calzium ion, dari Thrombozyten faktor 3, Va. Barulah

sekarang dengan limitierte proteolyse Thrombin bisa dibebaskan dari prothrombin

(II), dipercepat oleh faktor Va. sekarang baru bisa dipotong Fibrinogen menjd

Fibrin, sayangnya masih tidak stabil. Monomere fibrin harus berikatan kovalent

dahulu dengan sesama. Agar stabil ini dibantu oleh Faktor XIIIa. Setelah itu

barulah luka tersebut tertutupi oleh benang fibrin.

gambar 2. Proses terjadinya pembekuan darah

Page 14: Lap Fiswan 2-Koagulasi n Eritrosit

Metode untuk menghitung eritrosit dan leukosit sama kecuali larutan

yang digunakan. Untuk pengukuran eritrosit digunakan larutan Hayem, ini

dilakukan untuk pengenceran eritrosit, sehingga leukosit tidak terlihat.

Sedangkan untuk mengencerkan leukosit dengan menggunakan larutan Turk dan

eritrosit tidak ikut mengencer, sehingga tidak nampak. Sebelum darah

digunakan untuk percobaan, darah ditambah dengan larutan EDTA agar darah

tidak mudah menggumpal. Pengukuran kadar Hb digunakan pengencer HCl atau

akuades, besarnya kadar Hb dapat diukur dengan membandingkan larutan darah

yang digunakan dengan larutan yang ada pada Haemometer.

Dari praktikum ini diperoleh hasil yaitu jumlah eritrosit 1.590.000 mm2,

leukosit 15.950 mm2, Hb 38,89%. Dari hasil praktikum eritrosit, leukosit dan

hemoglobin dapat disimpulkan bahwa jumlah eritrosit dalam darah ternyata lebih

banyak dibandingkan dengan jumlah leukosit dalam darah, ini sesuai dengan teori

yang telah ada dan pada darah tersebut diperoleh Hb sebesar 38,89%.

Sedangkan dari praktikum koagulasi dan pendarahan diperoleh hasil

secara berturut-turut adalah 1 menit 12 detik dan 2 menit 50 detik.

Page 15: Lap Fiswan 2-Koagulasi n Eritrosit

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Peranan eritrosit untuk mengedarkan oksigen dan nutrisi-nutrisi yang

dibutuhkan oleh sel-sel lain dalam tubuh.

2. Peranan leukosit untuk membantu pertahanan tubuh terhadap infeksi

dalam tubuh.

3. Hemoglobin berperan untuk mengikat O2 dan CO2 dalam eritrosit.

4. Di dalam darah, eritrosit lebih banyak dibandingkan dengan jumlah

leukosit yaitu jumlah eritrosit 1.590.000 mm2, sedangkan leukosit 15.950

mm2.

5. Proses pembekuan darah dilakukan oleh trombosit yang berlangsung 3

tahap, yaitu : trombosit yang rusak menghasilkan tromboplastin sehingga

protombin menjadi enzim thrombin, Lalu fibrinogen menjadi fibrin yang

berupa benang–benang.

6. Koagulasi dan pendarahan diperoleh hasil secara berturut-turut adalah 1

menit 12 detik dan 2 menit 50 detik.

5.2 Saran

Agar praktikum lebih berjalan lancar, sebaiknya praktikan lebih cekatan

dalam melaksanakan praktikum agar praktikum berjalan cepat dan juga dapat

mempersingkat waktu praktikum.

Page 16: Lap Fiswan 2-Koagulasi n Eritrosit

DAFTAR PUSTAKA

Cormack, D. H. 1994. HAM Histologi Jilid I. Binarupa Aksara. Jakarta.

Leeson C. R., dkk. 1990. Buku Ajar Histologi Edisi V. EGC. Jakarta Prawirohartono, S. & Hadisumarno, S. 2000. Sains Biologi. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.

Leeson, T.et al. 1996. Buku Ajar Histologi. EGC. Jakarta.

Pearce, Evelyn C. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT. Gramedia. Jakarta.

Wiguna, I Komang. 2009. Aplikasi Ilmu Fisiologi Sistem Darah Dan Cairan Tubuh Dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Udayana. Denpasar.

Wulangi, K. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Paparo, l. l. 1996. Atlas Histologi Berwarna. Binarupa Aksara. Jakarta.