Fiswan 1 Tia

29
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Fisiologi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari berbagai gejala pada makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan. Dalam hal ini akan dibahas factor fisik dan kimia yang mempengaruhi makhluk hidup, menyangkut masalah awal mula, perkembangan dan kelangsungan hidup Pulungan et al., (2005). Adapun ruang lingkup pembahasan pada fisiologi hewan air salah satunya adalah sistem sirkulasi. Jika berbicara tentang sirkulasi, maka yang terpikirkan oleh kita adalah darah. Darah merupakan cairan yang memiliki peranan penting dalam semua sistem dan reaksi yang terjadi dalam tubuh manusia. Baik dalam sistem metabolisme, ekresi, sirkulasi, respirasi, dan lain sebagainya. Di sini darah memegang peranan penting sebagai media transportasi dalam penyediaan, pengangkautan, ataupun penyebaran dari materi dan hasil sistem tersebut. 1

Transcript of Fiswan 1 Tia

Page 1: Fiswan 1 Tia

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Fisiologi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari berbagai gejala pada

makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan. Dalam hal ini akan dibahas factor

fisik dan kimia yang mempengaruhi makhluk hidup, menyangkut masalah awal

mula, perkembangan dan kelangsungan hidup Pulungan et al., (2005).

Adapun ruang lingkup pembahasan pada fisiologi hewan air salah satunya

adalah sistem sirkulasi. Jika berbicara tentang sirkulasi, maka yang terpikirkan

oleh kita adalah darah.

Darah merupakan cairan yang memiliki peranan penting dalam semua

sistem dan reaksi yang terjadi dalam tubuh manusia. Baik dalam sistem

metabolisme, ekresi, sirkulasi, respirasi, dan lain sebagainya. Di sini darah

memegang peranan penting sebagai media transportasi dalam penyediaan,

pengangkautan, ataupun penyebaran dari materi dan hasil sistem tersebut.

Layaknya makhluk hidup yang lain, tubuh ikan juga mengandung sel

darah, yaitu : sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit

(trombosit).

Berdasarkan fungsinya sel darah ikan terlihat sama dengan darah manusia,

namun berdasarkan komponen selnya, terdapat perbedaan di antara keduanya.

Kita ambil contoh sel darah merah, pada manusia sel darah merahnya tidak

memiliki inti sedangkan sel darah merah pada ikan memiliki inti sel. Dan

trombosit digologkan ke dalam leukosit.

1

Page 2: Fiswan 1 Tia

Didalam darah mempunyai dua komponen utama yaitu sel-sel darah dan

plasma darah. Sel-sel darah terbagi lagi menjadi sel darah merah (eritrosit), sel

darah putih (leukosit) dan sel pembeku darah atau bitir-butir darah (trombosit).

Sedangkan plasma darah disebut juga sebagai cairan darah Pulungan et al.,

(2005).

Sistem peredaran darah ikan bersifat tunggal, artinya hanya terdapat dalam

satu jalur sirkulasi peredaran darah. Setar darah jantung, darah menuju insang

untuk melakukan pertukaran gas. Selanjutnya, darah dialirkan ke dorsal aorta dan

terbagi kesegenap organ-organ tubuh melalui saluran-saluran kecil, (Yushinata

Fujaya, 2004).

Darah mengangkut oksigen dari insang ke jaringan dan mengankut CO2

dari jaringan ke insang. Pada kebanyakan sepesies ikan, O2 terikat pada

haemoglobin pada darah sel merah. Tetapi pada sebagian ikan tidak memerlukan

Hb untuk transparans O2 dan Hb darah. Dua tipe peredaran darah dalam Hb

sangat pada respirasi ikan. Ketika darah mencapai jaringan, dimana CO2 tinggi,

afinitas dan kejenuhan menurun dan demikian O2 akan dilepaskan dari Hb dan

berdifusi kedalam jaringan (Chaidir P. Pulungaan, Windarti, Lesje

Lukistiyowati,1995).

Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas

ke dalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit dapat

disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis, hipertonis kedalam

darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu,

pemanasan dan pendinginan, rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah dll.

2

Page 3: Fiswan 1 Tia

1.2. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk mengetahui rupa darah

makrokopis dan mikrokopis sebelum dan sesudah haemolisis dan mengetahui

tahanan osmotik sel-sel darah merah sehingga kita mengetahui perbedaan dari

masing-masing rupa darah tersebut.

1.3. Manfaat Praktikum

Manfaat dari pratikum ini adalah dapat membedakan kombinasi darah

setelah diberi suatu larutan baik dari aquades maupun larutan NaCL yang diambil

dari tubuh ikan dengan bantuan jarum suntik yang telah dibasahi dengan EDTA

10% dan mengetahui lapisan apa yang ada dibagian atas suatu darah apakah

lapisan merah atau lapisan putih.

3

Page 4: Fiswan 1 Tia

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ikan adalah hewan bertulang belakang yang berdarah dingin, hidup di air,

pergerakan dan keseimbangan tubuhnya menggunakan sirip dan bernafas dengan

insang (Tim Ikhtiologi, 1989).

Secara taksonomi ikan mas diklasifikasikan kedalam filum chordate, kelas

pisces, ordo cypriniformes, famili cyprinidae, genus cyprinus, san spesies

Cyprinus corpio. (Kottellat et al., 1993) sescara morfologi antara spesies dapat

dibedakan berdasarkan warna, sisik, mata, kepala dan bentuk badan

(Sumantadinata dan Taniguchi).

Kottellat et al., (1993) menyatakan bahwa distribusi ekologi ikan mas

berasal dari jepang, cina, dan asia tengah, tetapi kemudian dikenal diseluruh

dunia. Ikan mas dapat dipelihara didaerah tropis pada ketinggian 1000 meter

diatas permukaan air laut, tetapi lebih baik pada ketinggian 150 – 600 meter.

Dapat tumbuh dengan baik pada temperature 20 – 28 celcius, dan tidak

berkembanga dengan baik pada temperature 15 – 18 celcius (Huet, 1971).

Darah Merupakan salah satu komponen sistem transportasi yang sangat

penting keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai

pengangkut zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil

metabolisme tubuh, dan pengangkut oksigen dan karbondioksida. Fungsi darah

vital di dalam tubuh antara lain Sebagai Pengangkut zat-zat kimia seperti hormon,

zat Pengangkut hasil buangan metabolisme tubuh, dan Pengangkut oksigen dan

karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti trombosit dan plasma darah

4

Page 5: Fiswan 1 Tia

memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama dari serangan penyakit yang

masuk ke dalam tubuh. Selain itu, komponen darah seperti trombosit dan plasma

darah memiliki pertahanan Sebagai Peran penting pertama dari Serangan penyakit

yang masuk ke dalam tubuh (Fujaya, 2004).

Leukosit (sel darah putih) mempunyai bentuk lonjong atau bulat, tidak

berwarna, dan jumlahnya tiap MM3 darah ikan berkisar 20,000-150,000 butir,

serta Merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan (Imun) tubuh. Sel-sel

leukosit akan ditranspor secara khusus ke daerah terinfeksi. Sel-sel leukosit akan

secara khusus ditranspor Terinfeksi ke daerah. Leukosit terdiri dari dua macam sel

yaitu sel granulosit (terdiri dari netrofil, eusinofil, dan basofil dan sel agranulosit)

dan Leukosit terdiri dari dua macam sel yaitu sel granulosit (terdiri dari netrofil,

eusinofil, dan basofil dan sel agranulosit) dan sel granulosit (terdiri dari limfosit,

trombosit, dan monosit) (Wardoyo, 1981 dalam Susanto, 2002).

Darah berfungsi mengedarkan suplai makanan kepada sel-sel tubuh,

membawa oksigen kejaringan-jaringan tubuh, membawa hormon dan enzim ke

organ yang memerlukana. Pertumbuhan oksigen dari aior denga CO2 terjadi pada

bagian semipermiabel yaitu pembuluh yang terdapat didaerah insang. Selain itu

didaerah insang terjadi pengeluaran kotoran yang bernitrogen. Insang juga

mengeliminir mineral yang berdifusi. Jantung mengeluarkan darah yang relatif

kurang akan oksigen dan berkadar CO2 yang tinggi (Parluhutan, 2009)

Eritrosit (sel darah merah) ikan berinti, bewarna merah kekuningan.

Erotrosit dewasa berbentuk lonjong, kecil dan berdiameter 7-36 mikron

bergantung kepada spesies ikannya. Jumlah eritrosit tiap-tiap mm3 darah berkisar

antara 20.000-3.000.000. pangangkutan oksigen dalam darah bergantung kepada

5

Page 6: Fiswan 1 Tia

jumlah hemoglobin (pigmen pernapasan) yan terdapat didalam eritrosit

(Mudjiman, 2001).

Eritrosit (sel darah merah) merupakan sel yang paling banyak jumlahnya.

Eritrosit (sel darah merah) Merupakan sel yang paling banyak jumlahnya. Inti sel

eritrosit terletak sentral dengan sitoplasma dan akan terlihat jernih kebiruan

dengan pewarnaan Giemsa (Fernandez, 1985 dalam Lies, 2006).

Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas

ke dalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit dapat

disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis, hipertonis kedalam

darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu,

pemanasan dan pendinginan, rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah dll.

Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan larutan

NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan lrt. NaCl) akan masuk ke dalam

eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel

eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada

di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan

bebas ke dalam medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosit berada pada

medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium

luar eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini dapat

dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam medium luar

eritrosit (plasma) (Dharmawan dalam google, 2002).

6

Page 7: Fiswan 1 Tia

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari jumat tanggal 20 April 2012 Pukul

10.00-12.00 WIB yang bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah darah ikan yang telah dibebaskan fibrine,

aquades, NaCl 3 %, EDTA 10%, minyak cengkeh, ethanol murni, dan pewarna

giemsa.

Alat yang digunakan adalah nampan untuk wadah ikan, serbet, mikroskop

untuk melihat bentuk darah yang telah diberi larutan, objek glass untuk tempat

meletakkan preparat, cover glass untuk menutup preparat yang diletakkan diatas

objek glass, pipet tetes untuk mengambil darah, tabung reaksi untuk tempat

meletakkan darah yang akan diberi larutan, jarum suntik untuk mengambil darah

ikan, tisu gulung untuk membersihkan alat dari darah dan untuk mengelap tabung

reaksi yang telah digunakan.

3.3. Metode Praktikum

Pengamatan yang dilaksanakan dalam praktikum adalah senyak tiga kali

pengamatan dimana pengamatan pertama adalah pengamatan proses haemolisis

pada darah ikan, pengamatan kedua aadalah pengamatan jenis-jenis darah, dan

pengamatan darah pada tekanan osmotik.

7

Page 8: Fiswan 1 Tia

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan secara

langsung yang dilakukan di Laboratorium Biologi Perikanan Universitas Riau

yaitu dengan melakukan praktikum sesuai cara kerja yang telah diberikan dengan

dua percobaan seperti :

(pengamatan 1. Proses haemolisis ikan)

Percobaan1.a:

A1(kontrol) B1(Perlakuan 1) C1(Perlakuan 2)

Percobaan 1.b:

A2(ontrol) B2(B1+ Perlakuan 3) C2(C1+Perlakuan 4)

Pengamatan 2. Pengamatan jenis-jenis darah pada ikan

Darah(1 ml) Darah+NaCl

3%=2 ml Darah+Aquades=2 ml

Darah

B1+ Aquades=3 ml C1+ NaCl 3%

=3 ml

darah ikan (iml)

Sampel digerus merata

Objek glass yang sudah ditetesi sampel

8

Page 9: Fiswan 1 Tia

Pengamatan 3. Darah ikan pada tekanan osmotik

3.4. Prosedur Praktikum

ikan diaklimitasi

ikan di bius dengan menggunakan minyak cengkeh

jarum suntik dan spuit dibasahi dengan EDTA 3% atau heparin guna

mencagah pembekuan darah.

Darah diambil melalui vena caudalis

Darah dimasukan kedalam tabung reaksi

Setelah itu darah sample atau ulas darah ditaruh ke atas objek glass

Kemudian diamati di mikroskop

A (NaCl o%)

C (NaCl 0,5 %)

B (NaCl 0,3%)

Darah ikan kontrol)

F (NaCl 0,8%)

G (NaCl 0,9%)

D (Nacl 0,6%)

H (NaCl1%)

I (NaCl3%)

E (NaCl 0,7%)

9

Page 10: Fiswan 1 Tia

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Pada pengamatan pertama didapatkan hasil dari percobaan 1.a yaitu darah

+ NaCl 3% menghasilkan darah tidak tembus cahaya (bentuk mengkerut dan

haemoglobin padat didalam darah). Sedang darah + aquades menghasilkan darah

tembus cahaya/transparan (bentuknya pecah dan haemoglobin larut disekitar

larutan).

Gambar 2. Percobaan 1

a. Darah + kontrol b. Darah + aquades c. Darah + NaCl

tetap warnanya menjadi merah warnanya menjadi

Pekat merah pekat

d. Darah + NaCl + aquades e. Darah + aquades + NaCl

kembali seperti semula kembali seperti semula

( kontrol) (kontrol)

Pada pengamatan kedua sampel diberi ethanol murni untuk mewarnai sel

darah dan pewarna giemsa untuk mematikan sel darah dimana diperoleh hasil

bentuk sel darah terlihat memiliki inti.

Pada pengamatan ketiga sampel diberi larutan hipertonis (>0,6M), isotonis

(>0,3 dan <0,6), dan hipotonis (<0,3). Dan diperoleh hasil sebagai berikut :

a. 0% : darah dalam kondisi normal karena belum ada penambahan NaCl

b. 0,3% : darah menggumpal dan membeku pada bagian pada bagian bawah

terlihat sitoplasma.

10

Page 11: Fiswan 1 Tia

c. 0,5% : terlihat homogen tetapi pekat pada bagian bawah tabung

d. 0,6% : darah tembus cahaya atau terang

e. 0,7% : darah mengalami pemisahan, terlihat cairan bening di bawah da

darah menggumpal dalam 2 keadaan, pucata ats dan pekat di

bawah.

f. 0,8% : cairan terlihat dua bentuk/lapisan, yaitu di atas warna merah pucat

dan di bawahmerah pekat

g. 0,9% : darah tembus cahaya dan terang

h. 1% : terjadi 2 bentuk cairan darah, di bagian atas terpisah dengan

bagian tengah yang transparan, dan di bagian darah homogen

i. 3% : bagian ats merah pucat dan bagian bawah merah pekat.

4.2. Pembahasan

Dari berbagai perlakuan yang diberikan terhadap darah ikan menunjukan

bahwa darah memiliki reaksi tersendiri terhadap berbagai larutan yang

mempengaruhi lingkungannya, dalam hal ini Aquades (yang bersifat hypotonik

terhadap darah) dan NaCl (yang bersifat hypertonik terhadap darah).

Darah akan mengkerut jika dimasukan ke dalam larutan hypertonik (NaCl)

dimana cairan darah keluar kelingkungan. Hal ini juga meningkatkan daya tak

tembus cahaya karena konsentrasi Haemoglobin meningkat. Sebaliknya, darah

akan mengembang bahkan pecah ketika dimasukan ke larutan hypotonik

(aquades), dimana menyebabkan haemoglobin larut keluar dan tembus cahaya

pun meningkat.

11

Page 12: Fiswan 1 Tia

Materi yang dibawa oleh darah antara lain ion anorganik seperti Na+, Cl-,

Mg2-, Ca2+ dan senyawa organik seperti hormon, vitamin, dan beberapa protein

plasma. Protein plasma yang terdapat dalam darah ikan antara lain alfa globulin (2

jenis), beta globulin (2 jenis) dan gamma globulin. Selain itu terdapat pula

albumin dan transferin. Protein tersebut berperan pada respon kekebalan,

bertindak sebagai buffer (penyangga) bila terjadi perubahan pH rendah dan

mengatur tekana osmotik darah (Bond, 1979)

Na merupakan unsur – unsur golongan I A yang melimpah dalam litosfer

(2.6 %) yang terdiri dari kandungan garam batuan, NaCl dari karnalit, KCl 6H2O

yang dihasilkan dari penguapan air laut dalam jangka waktu geologis. Na terdapat

dalam bentuk ion dalam cairan disekeliling sel tubuh, Na membantu

mempertahankan osmotik dalam tubuh, membantu menjaga keseimbangan asam

dan basa (Gaman & Sherrington,1994).

12

Page 13: Fiswan 1 Tia

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pada

percobaan 1 untuk mengetahui suatu sel darah merah apakah mengalami

haemolisis setelah ditambahkan aquadest dan larutan NaCL. Dan juga untuk

mengetahui hasil dari kombinasi berbagai larutan yang digunakan apakah selnya

bentuknya mengembang ataupun mengkerut.

Percobaan 2 dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tahanan

osmotik sel-sel darah merah melalui darah setelah ditambahkan larutan NaCL

dengan berbagai konsentrasi dengan melihat apakah ada lapisan merah dilapisan

atas tabung atau lapisan putih yang muncul duluan.

Sampel yang diberi larutan hipertonis (>0,6M), maka kondisinya mengkerut,

isotonis (>0,3M dan <0,6M) netral, dan hipotonis (<0,3) mengembang.

5.2. Saran

Untuk melakukan praktikum dengan lancar maka saran saya untuk

praktikum selanjutnya diperlukan kehati-hatian dalam mengambil sample darah

ikan tersebut. Untuk memudahkan dalam pengambilan sample darah maka bagian

tubuh ikan yang sangat tepat untuk pengambilan darahnya adalah bagian pangkal

ekor dan bagian di dekat sirip punggung.

13

Page 14: Fiswan 1 Tia

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, R et al. 2002. Fisiologi Hewan Air. Institut Pertanian Bogor. 213 hal.

Chaidir P. Pulungaan, Windarti, Lesje Lukistiyowati. 1995, Penuntun Praktikum

Fisiologi Hewa Air, Fakultas Perikanan Universitas Riau. (tidak

diterbitkan)

Dharmawan, N.S. 2002. Pengantar Patologi Klinik Veteriner Hematologi Klinik. Dalam blog.

Haemolisisdan Fragilitas eritrosit. www.google.com

Gaman, KB dan Sherrington. 1994. Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi. Gajah

Mada University. 554 hal.

Kartolo, S.W. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan Air.

Sumantadinata, K. 1983. Pengembangbiakan Ikan – ikan Peliharaan di

Indonesia. Sastra Budaya. Bogor. 132 hal.

Susanto, H. 1996. Budidaya Ikan di Pekarangan. Penebar Swadaya. Jakarta. 152

hal.

Yushinata Fujaya, 2004. Fisiologi Hewan Air, Penebar Swadaya, Jakarta, 87 hal.

14

Page 15: Fiswan 1 Tia

15

Page 16: Fiswan 1 Tia

Lampiran 1. Alat-alat yang digunakan selama praktikum:

Alat tulis tisu gulung

Penghapus Objek dan Cover glass

Buku gambar Serbet

Nampan Jarum suntik

Tabung reaksi mikroskop

BUKU GAMBAR

Fisiologi Hewan Air

16

Page 17: Fiswan 1 Tia

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR

RUPA DARAH MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS

SEBELUM DAN SESUDAH HAEMOLISIS SERTA

MENENTUKAN TAHANAN OSMOTIK PADA SEL DARAH

MERAH

OlehSeptia Murni1004114477

Teknologi Hasil Perikanan

LABORATORIUM BIOLOGI PERIKANANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS RIAUPEKANBARU

2011

17

Page 18: Fiswan 1 Tia

KATA PENGANTAR

Maha Suci Allah swt atas kesempurnaan ciptaanya, sehingga berapa

kalipun kita melihatnya, tidak ada yang cacat sedikit pun. Bersyukur kepada Allah

karena penulis diizinkan untuk menyelesaikan penyusunan Laporan Fisiologi

Hewan Air. Ini merupakan laporan praktikum pertama yang berjudul “Rupa

Darah Makroskopis Dan Mikroskopis Sebelum Dan Sesudah Haemolisis

Didalamnya memuat hasil dan pembahasan dari beberapa perlakuan darah ikan,

yang dilengkapi dengan berbagai literatur pendukungnya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen dan Asisten yang telah

membimbing dan memberikan berbagai bantuan selama praktikum dan

penyusunan Laporan Fisiologi Hewan Air ini. Penulis membuka kesempatan yang

seluas-luasnya untuk setiap kritik dan saran yang mendukung penyempurnaan

laporan ini kedepan.

Pekanbaru, April 2012

Septia Murni

18

Page 19: Fiswan 1 Tia

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................... i

DAFTAR TABEL.......................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. iv

I. Pendahuluan............................................................................................... 1

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 11.2. Tujuan Praktikum..................................................................................... 11.3. Manfaat Praktikum................................................................................... 2

II. Tinjauan Pustaka..................................................................................... 3

III. Bahan dan Metode.................................................................................. 5

3.1. Waktu dan Tempat................................................................................... 53.2. Bahan dan Alat......................................................................................... 53.3. Metode Praktikum.................................................................................... 63.4. Prosedur Praktikum.................................................................................. 6

IV. Hasil dan Pembahasan........................................................................... 7

4.1. Hasil.......................................................................................................... 74.2. Pembahasan.............................................................................................. 8

V. Kesimpulan dan Saran............................................................................. 9

5.1. Kesimpulan............................................................................................... 95.2. Saran......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

19

Page 20: Fiswan 1 Tia

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Cyprinus carpio........................................................................................... 3

.........................................................................................................................

.......................................................................................................................

2. Percobaan 1 ................................................................................................ 8

.........................................................................................................................

20

Page 21: Fiswan 1 Tia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

21