Laporan Praktikum Fiswan PDF

download Laporan Praktikum Fiswan PDF

of 17

description

FISIOLOGI HEWAN

Transcript of Laporan Praktikum Fiswan PDF

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    FISIOLOGI HEWAN

    UJI GOLONGAN DARAH DENGAN SISTEM ABO

    Oleh:

    Kelompok 2

    1. Ikhwan Fauzi S. (12222045)

    2. Inne Tiara A. (12222049)

    3. Karta Dikarya (12222053)

    4. Lastri (12222054)

    5. Linda (12222059)

    6. Lola Hardede (12222062)

    7. Meli Yani (12222069)

    8. Nora Pelita (12222074)

    9. Nuraini (12222076)

    Dosen Pembimbing:

    Syarifah, M. Kes

    PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

    FAKULTAS TARBIYAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

    2014

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Menurut Heru (2008), darah adalah cairan jaringan yang dialirkan melalui

    pembuluh darah. Darah terdiri atas sel-sel darah (sel darah putih dan sel darah

    merah), trombosit (keping darah), dan plasma darah. Ada beberapa sistem

    penggolongan darah pada manusia, misalnya sistem ABO dan rhesus (Rh). Dasar

    penggolongan darah adalah adanya aglutinogen (antigen) di dalam sel darah merah

    dan aglutinin (antibodi) di dalam plasma (serum). Aglutinogen adalah zat yang

    digumpalkan dan aglutinin adalah zat yang menggumpalkan.

    Dr. Landsteiner merupakan penemu sistem ABO. Dalam sistem ABO, ada

    tidaknya antigen tipe A dan B di dalam sel darah merah menentukan golongan

    darahseseorang. Sistem tersebut mengelompokkan darah manusia menjadi empat

    golongan,yaitu, A, B, AB, dan O .

    Berdasarkan uraian diatas maka yang melatarbelakangi praktikum ini

    adalah mengetahui teknik uji golongan darah dan membuktikan golongan darah O

    adalah golongan darah yang terbanyak di dunia dengan menggunakan sampel darah

    dari tiap-tiap kelompok

    1.2 Tujuan Praktikum

    Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk menentukan golongan darah

    dengan sistem ABO.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Golongan Darah Sistem ABO

    Menurut Heru (2008), golongan darah pada manusia bersifat herediter yang

    ditentukan oleh alel ganda. Pada tahun 1900 dan 1901 K. Landsteiner menemukan

    bahwa penggumpalan darah (aglutinasi) kadang-kadang terjadi apabila eritrosit (sel

    darah merah) seseorang dicampur dengan serum darah orang lain. Akan tetapi pada

    orang lain, campuran tadi tidak akan mengakibatkan penggumpalan darah.

    Dalam suatu populasi golongan darah terbanyak adalah golongan darah O,

    diikitu golongan darah B, selanjutnya glongan darah A dan paling sedikit adalah

    golongan darah AB. Frekuensi golongan darah ini berbeda-beda pada setiap bangsa.

    Penelitian yang pernah dilakukan di Jawa pada daerah Ampel gading dari 450

    orang, 30,4 % bergolongan darah O, kemudian 24,7% bergolongan darah A,

    golongan darah B sebesar 37,4% dan hanya 7,6% bergolongan darah AB.kaian

    Sistem ABO yang sering digunakan yaitu ditemukan oleh K. Landsteiner ia

    menggolongkan darah manusia menjadi 4 macam diantaranya:

    1. Golongan darah A

    Mempunyai aglutinogen A dalam eritrositnya dan mengandung aglutinin b

    dalam serumnya.

    2. Golongan darah B

    Mempunyai aglutinogen B dalam eritrositnya dan mengandung aglutinin a

    dalam serumnya.

    3. Golongan darah AB

    Mempunyai aglutinogen AB dalam eritrositnya dan tidak mengandung

    aglutinin a dan b dalam serumnya.

    4. Golongan darah O

    Darah yang tidak mengandung aglutinogen dalam eritrositnya dan

    mengandung aglutinin a dan b dalam serumnya.

  • Golongan darah ditentukan oleh ada atau tidak adanya antigen-antibodi

    dalam darah seseorang. Sifat ada dan atau tidak adanya antigen-antibodi ini

    dikontrol oleh pasangan-pasangan alel ganda. Hanya sepasang alel pada setiap

    individu yang bertanggung jawab akan golongan darahnya. Ada tiga macam alel

    yang salah satunya dimiliki oleh seseorang, yaitu gen A menghasilkan antigen A,

    gen B menghasilkan antigen B dan gen O tidak menghasilkan antigen. Gen-gen ini

    terletak pada kromosom autosom, bukan pada kromosom seks. Gen disimbolkan I

    (dari isohemaglutinogen) dan tiga alel itu disimbolkan sebagai berikut: IA, IB, IO.

    Alel A dan B sama-sama dominan dan O resesif terhadap keduanya.

    Keberadaan alel dominan tunggal berakibat diproduksinya zat yang disebut

    aglutinin yang bertindak sebagai antibodi. Sebagai contoh, genotif IAIO akan

    menyebabkan munculkan antigen aglutinogen A pada dmembran sel darah merah,

    sementara itu plasma darahnya mengandung aglutinin anti B (Suryo, 2003).

    Untuk mengetahui golongan darah seseorang dapat dilakukan dengan

    pengujian yang menggunakan serum yang mengandung aglutinin. Dimana bila

    darah seseorang diberi serum aglutinin a mengalami aglutinasi atau penggumpalan

    berarti darah orang tersebut mengandung aglutinogen A. Dimana kemungkinan

    orang tersebut bergolongan darah A atau AB. Bila tidak mengalami aglutinasi,

    berarti tidak menngandung antigen A, kemungkinan darahnya adalah bergolongan

    darah B atau O (Kimball, 1999).

    Menurut Suyo (2003), bila darah seseorang diberi serum aglutinin b

    mengalami aglutinasi, maka darah orang tersebut mengandung antigen B, berarti

    kemungkinan orang tersebut bergolongan darah B atau AB. Bila tidak mengalami

    aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah A atau O. Bila diberi serum aglutinin a

    maupun b tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah O.

    Fungsi penggolongan darah manusia sangat besar manfaatnya, yaitu untuk :

    1. Proses transfusi darah

    2. Membantu penyelidikan tindak kriminal

    Pembagian golongan darah menurut antigen yang dimiliki :

  • 1. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen

    A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen

    B dalam serum darahnya.

    2. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel

    darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum

    darahnya.

    3. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan

    antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A

    maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat

    menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut

    resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak

    dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.

    4. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi

    memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan

    golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan

    golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang

    dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama

    O-negatif.

    Gambar 1. Sampel Uji Golongan Darah

    Sumber: (Suryo, 2003)

  • 2.2 Golongan Darah Sistem Rhesus (Rh)

    Menurut Heru (2008), pada tahun 1940, Dr. Karl menemukan

    penggolongan darah yang memanfaatkan faktor rhesus atau Rh. Nama ini

    diambil dari sampel monyet jenis Rhesus. Berdasarkan ada tidaknya antigen-

    Rh, maka golongan darah manusia dibedakan atas dua kelompok, yaitu: Rh

    positif (Rh+) berarti darahnya memiliki antigen-Rh yang ditunjukkan dengan

    reaksi positif atau terjadi penggumpalan eritrosit pada waktu dilakukan tes

    dengan anti-Rh ( antibodi-Rh), sedangkan Rh negatif (Rh-) berati darahnya tidak

    memiliki antigen-Rh yang ditunjukkan dengan reaksi negatif atau tidak terjadi

    penggumpalan saat dilakukan tes dengan anti-Rh.

    Rh+ bersifat dominan, oleh karena itu Rh+ tidak boleh mendonorkan

    darahnya ke tipe Rh- karena akan terjadi aglutinasi. Akan tetapi orang

    bergolongan darah Rh- boleh menyumbangkan darah ke orang bergolongan

    darah Rh+.

    Saat akan menikah sebaiknya kita perlu melakukan pemeriksaan antigen

    Rhesus dan memastikan Anda dan pasangan memiliki antigen Rhesus yang

    sejenis. Hal ini penting diperhatikan karena jika tidak, maka kemungkinan

    keselamatan bayi Anda yang ke-dua akan terancam eritroblastolis fetalis

    (kematian janin di dalam kandungan ibunya) (Kimball, 1999).

    Menurut Suryo (2003), Eritroblastosis fetalis adalah kelainan darah yang

    berpotensi mengancam nyawa pada janin atau bayi baru lahir. Kondisi ini

    berkembang pada bayi yang belum lahir ketika ibu dan bayi memiliki jenis darah

    yang berbeda (ibu rhesus positif, janin rhesus negatif). Sang ibu akan

    memproduksi zat antibodi yang akan menyerang sel darah merah bayi. Pada

    kehamilan pertama antibodi yang dibuat oleh ibu belum begitu banyak, sehingga

    anak pertama akan selamat. Akan tetapi jika dalam kurang dari satu tahun ibu

    hamil anak yang kedua maka di dalam darah ibu masih cukup terdapat antibodi

    yang dihasilkan ketika mengandung anak yang pertama. Akibatnya janin kedua,

    sel darahnya akan segera diserang oleh antibodi tersebut dan mengakibatkan

    kematian janin.

  • Oleh karena itu jika terpaksanya menikah dengan pasangan yang berbeda

    rhesus sebaiknya diberikan jarak kehamilan pertama dan kedua sedikitnya 5

    tahun agar darah ibu bersih dari antibodi yang dihasilkannya sendiri, sehingga

    janin akan selamat hingga dilahirkan.

  • BAB III

    METODOLOGI PRAKTIKUM

    3.1 Waktu dan Tempat

    Praktikum tentang uji golongan darah dengan sistem ABO ini dilaksanakan

    pada hari Senin, tanggal 1 Desember 2014 pada pukul 15.00-17.00 WIB, di

    laboratorium biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Institut Agama Islam

    Negeri Raden Fatah Palembang.

    3.2 Alat dan Bahan

    a. Alat

    1. Blood lancet steril

    2. Kapas

    3. Alkohol

    4. Tusuk gigi beberapa batang

    b. Bahan

    1. Serum anti A

    2. Serum anti B

    3. Serum anti AB

    4. Serum anti D

    5. Darah dari pendonor

    3.3 Cara Kerja

    1. Cuci tangan sampai bersih, lalu ambil segumpal kapas dengan pinset,

    celupkan ke dalam alkohol dan gosokkan pada jari manis tangan anda

    (tangan kanan atau tangan kiri), biarkan alkohol mengering

    2. Kemudian tusuk dengan menggunakan lanset yang telah disterilkan

    3. tempatkan setetes kecil darah di bagian kartu golongan darah (hal ini dapat

    yang ditusuk). Tutuplah bekas tusukan dengan kapas yang telah dicelupkan

    ke dalam alkohol (tahan kapas dengan ibu jari tangan yang sama selama 5

    menit).

    4. Berikan setetes serum anti A pada kotak darah anti A, serum anti B pada

    kotak darah anti B, serum anti AB pada kotak darah AB dan serum anti D

    pada kotak darah anti Rh di kartu golongan darah.

  • 5. Kemudian aduk dengan menggunakan tusuk gigi, lalu amati perubahan pada

    darah tersebut apakah terjadi penggumpalan atau tidak dan tentukan

    golongan darah si pendonor.

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil

    Gambar 1. Hasil tes uji golongan darah kelompok 2

    Berikut hasil pemeriksaan golongan darah kelas biologi 2

    No Nama Anti A Anti B Anti AB

    Anti

    D

    (Rh)

    Ket:

    1 Haider Ali - - - + O+

    2 Halimatussyadiyah - - - + O+

    3 Hedo Verdiansyah + - + + A+

    4 Husni - - - + O+

    5 Iin Royani + - + + A+

    6 Indah Purnama Sari - - - + O+

    7 Ira Kendi - - - + O+

  • 8 Ikhwan Fauzi - - - + O+

    9 Istiroha + + + + AB+

    10 Inne Tiara Anggita + - + + A+

    11 Karta Dikarya - - - + O+

    12 Lilis Sonia - - - + O+

    13 Lindawati + - + + A+

    14 Linda + - + + A+

    15 Liskawina + - + + A+

    16 Leniawati + - + + A+

    17 Leni Apriyanita + + + + AB+

    18 Lastri - - - + O+

    19 Lekat Harmeni - + + + B+

    20 Lucia Erviana + - + + A+

    21 Mega Destriani - - - + O+

    22 Muchammad Sangkut + - + + A+

    23 M. Mubin Ardiansyah + O+

    24 Malindawati + - + + A+

    25 Meliyani - - - + O+

    26 Meli Astuti - + + + B+

    27 Nyimas Nabila Azizah + - + + A+

    28 Nia Novita - - - + O+

    29 Nurfadilah - - - + O+

    30 Nur Dita Anggraini + - + + A+

    31 Nuraini - - - + O+

    32 Najma Istipada - - - + O+

    34 Nike Ardila + - + + A+

    35 Nora Pelita - - - + O+

    36 Oktadiana + + + + AB+

    37 Ovie Shella Ramadhani + - + + A+

  • 4.2 Pembahasan

    Pada praktikum kali ini membahas mengenai uji golongan darah dengan

    sistem ABO. Darah adalah cairan jaringan tubuh yang berfungsi mengangkut

    oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai

    jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan

    mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan

    mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem

    endokrin juga diedarkan melalui darah. Volume darah di dalam tubuh manusia

    kurang lebih 1/14 atau 8% dari berat badan.

    Ada beberapa komponen penyusun darah yaitu: terdiri dari beberapa jenis

    korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa

    cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma

    darah. Korpuskula darah yaitu:

    1. Eritrosit (sel darah merah)

    Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela dan tidak dianggap

    sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan

    mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan

    golongan darah. Hemoglobin adalah molekul protein yang membawa oksigen

    dan memberi warna pada darah yang mengandung besi dalam bentuk heme,

    yang merupakan tempat terikatnya molekul- molekul oksigen. Hal ini sesuai

    dengan pendapat Evelyn (2009), bahwa hemoglobin adalah protein yang kaya

    akan zat besi. Memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan

    oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan

    melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru- paru ke jaringan-jaringan.

    Jumlah eritrosit pada seorang pria dewasa 5.400.000 sel per mm3 dan pada

    seorang wanita dewasa 4.800.000 sel per mm3. Diameter sel-sel ini sekitar 7

    mikron dengan ketebalan 2 mikron, sedangkan kadar hemoglobin normal

    berkisar antara 14 sampai 16 gram per 100 milimeter darah.

    2. Trombosit adalah bagian terkecil dari unsur selular sumsum tulang dan sangat

    penting peranannya dalam hemostatis dan pembekuan.

  • Kira-kira sepertiga dari trombosit berada dalam limpa sebagai sumber

    cadangan. Sisanya berada dalam sirkulasi. Kondisi normal trombosit berjumlah

    antara 150.000-400000/mm3.

    3. Leukosit sel

    darah yang mengandung inti, disebut juga sel darah putih.

    Lima jenis sel darah putih yang telah diidentifikasi dalam darah perifer adalah:

    a. Neutrofil (50 % 75 % SDP total)

    b. Eosinofil (1 % 2 %)

    c. Basofil (0,5 % 1 %)

    d. Monosit (6 %)

    e. Limfosit (25 % 33 %)

    Batas normal leukosit dalam darah berkisar antara 5.000 10.000/mm3. Fungsi

    dari leukosit adalah memakan kuman penyakit dan benda-benda asing lain, seperti

    bakteri yang ada di dalam tubuh. Oleh sebab itu, leukosit dikenal sebagai fagosit.

    Menurut K. Landsteiner (1990-1901), darah dibagi menjadi 4 golongan

    yaitu:

    1. Golongan darah A dengan kriteria mempunyai aglutinogen A dalam eritrositnya

    dan mengandung aglutinin b dalam serumnya.

    2. Golangan darah B dengan kriteria mempunyai aglutinogen B dalam eritrositnya

    dan mengandung aglutinin a dalam serumnya.

    3. Golangan darah AB dengan kriteria mempunyai aglutinogen AB dalam

    eritrositnya dan mengandung aglutinin b dalam serumnya.

    4. Golangan darah O dengan kriteria mempunyai aglutinogen B dalam eritrositnya

    dan mengandung aglutinin a dan b dalam serumnya.

    Dalam praktikum uji golongan darah dengan sistem ABO, darah yang

    dominan dimiliki oleh mahasiswa biologi 2 yaitu darah O.

    Berikut nama-nama yang mempunyai darah O: Haider Ali, M. Mubin

    Ardiansyah, Halimatussyadiyah, Meliyani, Husni, Nia Novita, Indah Purnama

    Sari, Nurfadilah, Ira Kendi, Nuraini, Ikhwan fauzi saputera, Najma istifada,

    Karta Dikarya, Nora Pelita, Lilis Sonia, Lastri, Mega destriani

    Hal ini berarti darah O memiliki aglutinogen B dalam eritrositnya dan

    mengandung aglutinin a dan b dalam serumnya.

  • Berikut nama mahasiswa yang bergolongan darah B: Meli astuti, Lekat

    harmeni

    Hal ini berarti darah B mempunyai aglutinogen B dalam eritrositnya dan

    mengandung aglutinin a dalam serumnya.

    Berikut nama mahasiswa yang memiliki darah A: Ovie Shella Ramadhani,

    Muchammad Sangkut, Lindawati, Nike Ardila, Lucia erviana , Inne tiara , Nur Dita

    Anggraini, Lenia wati, hedo, Nyimas Nabila Azizah, Liska wina, Malindawati,

    Linda.

    Hal ini berarti memiliki aglutinogen A dalam eritrositnya dan mengandung

    aglutinin b dalam serumnya.

    Dalam satu kelas ini dapat diketahui bahwa golongan darah setiap orang

    berbeda-beda tergantung oleh sepasang gen, yang diwarisi dari kedua orang tuanya.

    Setiap golongan darah dapat dikenal dari zat kimia yang disebut antigen, yang

    terletak di permukaan sel darah merah.

    Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya

    perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah.

    penggolongan darah sistem ABO yang kita kenal ditentukan berdasarkan ada atau

    tidaknya aglutinogen A dan B. Aglutinogen merupakan antigen, disebut juga

    aglutinogen karena dia mampu menyebabkan reaksi aglutinasi sel darah. Bila tidak

    terdapat aglutinogen tipe A dalam sel darah merah seseorang, maka dalam

    plasmanya akan terbentuk antibodi yang dikenal sebagai aglutinin anti-A.

    Demikian pula, bila tidak terdapat aglutinogen tipe-B di dalam sel darah merah,

    maka dalam plasmanya terbentuk antibodi yang dikenal sebagai aglutinin anti-B.

    Golongan darah O, meskipun tidak mengandung aglutinogen, tetapi mengandung

    agglutinin anti-A dan anti-B. Golongan darah A mengandung aglutinogen tipe-A

    dan aglutinin anti-B, sedangkan golongan darah B mengandung aglutinogen tipe-B

    dan aglutinin anti-A. Golongan darah AB mengandung kedua aglutinogen A dan B,

    tetapi tidak mengandung aglutinin sama sekali.

    Selain itu kita juga mengenal adanya rhesus. Rhesus darah manusia itu

    dibagi jadi 2, yaitu rhesus darah positif dan rhesus darah negatif. Perbedaan antara

    rhesus positif dan negatif adalah terletak pada kandungan antigen (karbohidrat dan

  • protein). Rhesus darah positif memiliki kandungan antigen, sedangkan rhesus

    negatif tidak memiliki kandungan antigen.

    Orang yang darahnya ber-rhesus negatif tidak bisa mendapat donor dari

    orang yang darahnya be-reshus positif, begitupun sebaliknya. Jika seandainya,

    orang yang darahnya be-rhesus negatif dialiri darah orang be-rhesus positif, maka

    kemungkinan orang tersebut bisa meninggal. Ini terjadi karena di dalam darah

    orang yang be-rhesus positif terdapat kandungan antigen, ketika darah ini mengalir

    di dalam tubuh yang didalamnya mengalir rhesus negatif maka darah itu akan

    dianggap sebagai benda asing sehingga antibody (sistem pertahanan tubuh) akan

    menghancurkan benda asing tersebut dan akibatnya akan terjadi penggumpalan

    darah sehingga terjadi kematian.

    BAB V

    PENUTUP

  • 5.1 Kesimpulan

    Pada praktikum cek golongan darah ini dapat disimpulkan bahwa,, Ada

    beberapa sistem penggolongan darah pada manusia, misalnya sistem ABO dan

    rhesus (Rh). Dasar penggolongan darah adalah adanya aglutinogen (antigen) di

    dalam sel darah merah dan aglutinin (antibodi) di dalam plasma (serum).

    Aglutinogen adalah zat yang digumpalkan dan aglutinin adalah zat yang

    menggumpalkan. Fungsi penggolongan darah manusia sangat besar manfaatnya,

    diantaranya adalah untuk, proses transfusi darah, dan membantu penyelidikan

    tindak kriminal. Pada percobaan cek darah menggunakan sistem ABO dan Rhesus

    di kelas biologi 2, hasil yang didapatkan adalah yang mempunyai darah O paling

    banyak yaitu 14 orang mahasiswa, kedua golongan darah A ada 14 orang

    mahasiswa, Ketiga golongan darah AB ada 3 orang mahasiswa, dan paling sedikit

    golongan darah B ada 2 orang mahasiswa, dan dari seluruh mahasiswa mempunyai

    rhesus yang sama yaitu positive semua.

    5.2 Saran

    Dalam setiap praktikum mahasiswa harus melakukan persiapan terlebih

    dahulu, menyiapkan segala sesuatu seperti alat dan bahan, dan paham akan materi

    yang akan di praktekan, ketika praktikum harus berhati-hati dan teliti agar

    mendapatkan hasil yang baik dan tepat.

    DAFTAR PUSTAKA

  • Heru, Nurcahyo. 2008. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan Dasar. Yogyakarta:

    FMIPA UNY

    Kimball, J. W. 1999. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga

    Prawirohartono, Slamet. 1995. Sains Biologi. Jakarta: Bumi Aksara

    Suryo. (1998). Genetika Strata 1. Yogyakarta: Gadah Mada University Press

    _____. (2003). Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

    Widianti. T dn Noor Aini. H. 2011. Petunjuk Praktikum Genetika. Semarang:

    Biologi UNNES