Makalah filsum siap di print

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Filsafat lebih dikenal sebagai ilmu yang mencari hakikat dari segala sesuatu yang ada. Selain itu, filsafat juga dapat dikatakan sebagai metode atau cara yang radikal hendak mencari keterangan yang terdalam tentang segala sesuatu yang ada. Sehingga filsafat adalah awal dimana manusia mulai mengembangkan berbagai jenis ilmu. Dari serangkaian proses tersebut, maka wajar dikatakan bahwa filsafat adala induk dari segala ilmu yang ada. Filsafat sendiri dibagi menjadi beberapa periode, yaitu; periode kuno, klasik, abad pertengahan, modern dan masa kini. Dapat dikatakan pada awal kemunculan filsafat, para tokoh-tokohnya lebih tertarik pada alam atau lebih bersifat cosmosentris. Kemudian menginjak zaman klasik, pemikiran para tokoh-tokohnya tidak lagi bersifat cosmosentris, namun lebih condong pada etika manusia. Pada masa ini, terjadi peristiwa dialog antara kaum sophis dengan socrates. Sedangkan pada abad pertengahan, para tokoh-tokohnya tidak lagi membicarakan hal-hal mengenai alam dan manusia, melainkan pada Tuhan atau bercorak Theosentris Abad pertengahan merupakan kurun waktu yang khas. Secara singkat dikatakan bahwa dominasi agama kristen sangat menonjol. Perkembangan alam pikiran harus 1

Transcript of Makalah filsum siap di print

Page 1: Makalah filsum siap di print

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filsafat lebih dikenal sebagai ilmu yang mencari hakikat dari segala sesuatu

yang ada. Selain itu, filsafat juga dapat dikatakan sebagai metode atau cara yang

radikal hendak mencari keterangan yang terdalam tentang segala sesuatu yang ada.

Sehingga filsafat adalah awal dimana manusia mulai mengembangkan berbagai jenis

ilmu. Dari serangkaian proses tersebut, maka wajar dikatakan bahwa filsafat adala

induk dari segala ilmu yang ada.

Filsafat sendiri dibagi menjadi beberapa periode, yaitu; periode kuno, klasik,

abad pertengahan, modern dan masa kini. Dapat dikatakan pada awal kemunculan

filsafat, para tokoh-tokohnya lebih tertarik pada alam atau lebih bersifat cosmosentris.

Kemudian menginjak zaman klasik, pemikiran para tokoh-tokohnya tidak lagi bersifat

cosmosentris, namun lebih condong pada etika manusia. Pada masa ini, terjadi

peristiwa dialog antara kaum sophis dengan socrates. Sedangkan pada abad

pertengahan, para tokoh-tokohnya tidak lagi membicarakan hal-hal mengenai alam

dan manusia, melainkan pada Tuhan atau bercorak Theosentris

Abad pertengahan merupakan kurun waktu yang khas. Secara singkat dikatakan

bahwa dominasi agama kristen sangat menonjol. Perkembangan alam pikiran harus

disesuaikan dengan ajaran agama. Pada masa ini juga dikatakan masa kemerosotan

dimana pemikiran para filosof dibatasi oleh pihak gereja, yang mengakibatkan

pemikiran-pemikiran para pada abad tersebut terhambat. Karena hal itulah pada abad

ini sering juga disebut abad kegelapan.

Filsafat abad pertengahan menggambarkan suatu zaman yang baru di tengah-

tengah suatu perkumpulan bangsa yang baru, yaitu bangsa eropa barat. Pada masa

pertumbuhan dan perkembangan filsafat eropa (sekitar lima abad) belum

memunculkan ahli pikir (filosuf), akan tetapi setelah abad ke-6 masehi, baru muncul

ahli pikir yang mengadakan penyelidikan filsafat. Jadi, filsafat Eropa yang mengawali

kelahiran filsafat barat abad pertengahan.

1

Page 2: Makalah filsum siap di print

Berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja, saat itu tindakan gereja sangat

membelenggu kehidupan manusia. Manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk

mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya. Para ahli pikir saat itu juga

tidak mempunyai kebebasan berpikir. Apalagi  terdapat pemikiran-pemikiran yang

bertentangan dengan agama ajaran gereja. Siapa pun orang yang mengemukakannya

akan mendapatkan hukuman berat. Pihak gereja melarang diadakannya penyelidikan-

penyelidikan berdasarkan rasio terhadap agama. Karena itu, kajian terhadap agama

(teologi) yang tidak berdasarkan ketentuan gereja akan mendapatkan larangan ketat.

Yang berhak mengadakan penyelidikan terhadap agama hanyalah pihak gereja.

Kendati demikian, ada juga yang melanggar peraturan tersebut dan mereka dianggap

orang murtad dan kemudian diadakan pengejaran.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah sejarah filsafat pada abad pertengahan?

2. Siapakah tokoh-tokoh filosof pada abad pertengahan?

3. Apakah ciri filsafat pada abad pertengahan?

4. Bagaimanakah perkembangan filsafat pada abad pertengahan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah filsafat pada abad pertengahan.

2. Untuk mengetahui tokoh-tokoh filosof pada abad pertengahan

3. Untuk mengetahui ciri filsafat pada abad pertengahan

4. Untuk mengetahui perkembangan filsafat pada abad pertengahan.

2

Page 3: Makalah filsum siap di print

BAB I

PEMBAHASAN

FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN

A. ZAMAN PATRISTIK

1. Makna Patristik

Istilah Partistik berasal dari kata latin patres atau pater yang berarti bapak

dalam lingkungan gereja, yang artinya para pemimpin gereja. Para pemimpin

gereja ini dipilih dari golongan atas atau golongan ahli pikir. Dari golongan ahli

pikir inilah menimbulkan sikap yang beragam pemikirannya. Mereka ada yang

menolak filsafat Yunani dan ada yang menerimanya (Hadiwijono, 1995 : 72).

Bagi mereka yang menolak, alasannya karena beranggapan bahwa sudah

mempunyai sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, dan tidak dibenarkan apabila

mencari sumber kebenaran yang lain seperti dari filsafat Yunani. Bagi mereka

yang menerima sebagai alasannya beranggapan bahwa walaupun telah ada sumber

kebenaran yaitu firman Tuhan, tetapi tidak ada jeleknya menggunakan filsafat

Yunani hanya diambil metodosnya saja (tata cara berpikir). Juga, walaupun

filsafat Yunani sebagai kebenaran manusia, tetapi manusia juga sebagai

ciptaan Tuhan. Jadi, memakai atau menerima filsafat Yunani diperbolehkan selama

dalam hal-hal tertentu tidak bertentangan dengan agama.

Perbedaan pendapat tersebut berkelanjutan, sehingga orang-orang yang

menerima filsafat Yunani menuduh bahwa mereka (orang-orang Kristen yang

menolak filsafat Yunani) itu munafik. Kemudian, orang-orang yang dituduh

munafik tersebut menyangkal, bahwa tuduhan tersebut dianggap fitnah. Dan

pembelaan dari orang-orang yang menolak filsafat Yunani mengatakan bahwa

dirinyalah yang benar-benar hidup sejalan dengan Tuhan.

Akibatnya, muncul upaya untuk membela agama Kristen, yaitu para

apologis (pembela iman Kristen) dengan kesadarannya membela iman Kristen

dari serangan filsafat Yunani. Para pembela iman Kristen tersebut adalah Justinus

Martir, Irenaeus, Klemens, Origenes, Gregorius Nissa, Tertullianus, Diosios

Arepagos, Au-relius Augustinus.

3

Page 4: Makalah filsum siap di print

2. Tokoh Filosof dan karakteristik Filsafat Patristik

a. Justinus Martir

Nama aslinya Justinus, kemudian nama Martir diambil dari

istilah "orang-orang yang rela mati hanya untuk kepercayaannya". Menurut

pendapatnya, agama Kristen bukan agama baru karena Kristen lebih tua dari

filsafat Yunani, dan Nabi Musa dianggap sebagai awal kedatangan Kristen.

Padahal, Musa hidup sebelum Socrates dan Plato.

Socrates dan Plato sendiri sebenarnya telah menurunkan hikmahnya

dengan memakai hikmah Musa. Selanjutnya dikatakan bahwa filsafat

Yunani itu mengambil dari kitab Yahudi. Pandangan ini didasarkan bahwa

Kristus adalah logos, telah membagi-bagikan benih logos kepada seluruh

umat manusia, sehingga pada para orang yang bukan kristen telah juga

tertanam rasa kebenaran, bagi yang baik. Tiap orang yang telh mendapat

bagian benih logos itu sebenarnya adalah orang kristen, sekalipun ia tidak

dibaptis. Dalam mengembangkan aspek logosnya ini orang-orang Yunani

(Socrates, Plato dan lain-lain) kurang memahami apa yang terkandung dan

memancar dari logosnya, yaitu pencerahan sehingga orang-orang Yunani

dapat dikatakan menyimpang dari ajaran murni. Mengapa mereka

menyimpang? Karena orang-orang Yunani terpengaruh oleh demon

atau setan yang dikepalai oleh iblis. Demon atau setan tersebut dapat

mengubah pengetahuan yang benar kemudian dipalsukan. Jadi, agama

Kristen lebih bermutu dibanding dengan filsafat Yunani (Muzairi, 2009: 68).

b.  Agustinus

      Agustinus adalah seorang pujangga gereja dan filsuf besar. Agustinus

mengganti akal dengan iman; potensi manusia yang diakui pada zaman

Yunani diganti dengan kauasa Allah. Ia mengatakan bahwa kita tidak perlu

dipimpin oleh pendapat bahwa kebenaran itu relatif. Kebenaran itu mutlak

yaitu ajaran agama. Moral berpuncak pada dosa Adam, kehidupan pertapa

adalah kehidupan terbaik. Hati memerlukan kehidupan demikian. Ia juga

mengatakan bahwa mempelajari hukum alam adalah mubadzir, memboroskan

waktu. Ia berkutat bahwa bumi adalah pusat jagat raya. Intelektualisme tidak

penting, yang penting adalah cinta kepada Tuhan. Tidak perlu dipikir, tanya

hati Anda, siapa pencipta alam ini. Untuk itu hati bersih, harus hidup. Maka

kehidupan berbujang adalah kehidupan terpuji. Manusia dilarang mempelajari

4

Page 5: Makalah filsum siap di print

Astronomi. Mempelajari Anatomi menjadikan manusia materialistis. Filsafat

dan Sains jangan disentuh. Akal mati, hati menang.

Pada pemikiran Augustinus, ada beberapa hal penting yang dapat

dipahami, yaitu sebagai berikut:

a. Iluminasi atau penerangan. Rasio insani hanya dapat abadi jika mendapat

penerangan dari rasio ilahi. Allah adalah guru yang tinggi dalam batin

kita dan menerangi roh manusia.

b. Dunia jasmani yang terus menerus berkembang bergantung kepada

Allah. Mula-mula, Allah menciptakan materi yang tidak mempunyai

bentuk tertentu, tetapi mengandung benih berupa prinsip bagi

perkembangan jasmani. Menurut pandangannya bahwa didalam benih itu

segala hal telah ada, seperti sesudah telur, lahirlah ayam. Suatu masalah

tida akan mencapai jalan buntu apabila berdasarkan Al-Kitab.

c. Manusia yang dipengaruhi platonisme, tetapi tidak mengakui dualisme

ektrem plato, jiwanya senantiasa terkurung tubuh. Tubuh bukan sumber

kejahatan. Sumber kejahatan adalah dosa yang berasal dari kehendak

bebas (Tafsir, 2001 : 71).

Untuk mengetahui corak pemikiran abad pertengahan, perlu dipahami

karakteristik dan ciri khas pemikiran filsafatnya. Beberapa karakteristik yang

perlu dikeahui diantaranya sebagai berikut:

1. Cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja

2. Bersifat terlalu yakin terhadap penafsiran teks kitab suci

3. Berfilsafat didalam lingkungan ajaran aristoteles

4. Berfilsafat dengan pertolongan Augustinus

3. Sumbangan Filsafat Patristik terhadap perkembangan ilmu

Menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani dan menyebar luaskannya

sedemikian rupa sehingga dapat dikenal dunia Barat seperti sekarang ini.

Memperluas pengamatan dalam lapangan ilmu kedoteran, obat-obatan,

astronomi,ilmu kimia, ilmu bumi, dan ilmu tumbuh-tumbuhan.

Menegaskan system decimal dan dasar-dasar aljabar

B. ZAMAN SKOLASTIK AWAL

1. Makna Skolastik

5

Page 6: Makalah filsum siap di print

Zaman Skolastik dimulai sejak abad ke-9. Kalau tokoh masa Partistik

adalah pribadi-pribadi yang lewat tulisannya memberikan bentuk pada pemikiran

filsafat dan teologi pada zamannya, para tokoh zaman Skolastik adalah para pelajar

dari lingkungan sekolah-kerajaan dan sekolah-katedral yang didirikan oleh Raja

Karel Agung (742-814) dan kelak juga dari lingkungan universitas dan ordo-ordo

biarawan.

Filsafat mereka disebut “Skolastik” (dari kata Latin “scholasticus”, “guru”),

karena pada periode ini filsafat diajarkan dalam sekolah-sekolah, biara dan

universitas-universitas menurut suatu kurikulum yang baku dan bersifat

internasional.

Dengan demikian, kata “skolastik” menunjuk kepada suatu periode di Abad

Pertengahan ketika banyak sekolah didirikan dan banyak pengajar ulung

bermunculan. Namun, dalam arti yang lebih khusus, kata “skolastik” menunjuk

kepada suatu metode tertentu, yakni “metode skolastik”.

Dengan metode ini, berbagai masalah dan pertanyaan diuji secara tajam dan

rasional, ditentukan pro-contra-nya untuk kemudian ditemukan pemecahannya.

Tuntutan kemasukakalan dan pengkajian yang teliti dan kritis atas pengetahuan

yang diwariskan merupakan ciri filsafat Skolastik.

Terdapat beberapa pengertian dari corak khas skolastik, sebagai berikut:

a. Filsafat Skolastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama.

Skolastik ini sebagai bagian dari kebudayaan abad pertengahan yang religius.

b. Filsafat Skolastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang

rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada,

kejasmanian, kerohanian, baik buruk.

c. Filsafat Skolastik adalah suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran

pengetahuan alam kodrat, akan dimasukkan ke dalam bentuk sintesis yang

lebih tinggi antara kepercayaan dan akal.

d. Filsafat Skolastik adalah filsafat Nasrani karena banyak dipengaruhi oleh

ajaran gereja.

2. Tokoh Filosof dan karakteristik Filsafat Skolastik Awal

1. Tokoh Filsafat Skolastik Awal

a. Boethius (480-524 M), dalam usianya yang ke-44 tahun, mendapat hukuman

mati dengan tuduhan berkomplot. Ia dianggap sebagai filosof akhir Romawi

6

Page 7: Makalah filsum siap di print

dan filosof pertama Skolastik. Jasanya adalah menerjemahkan logika

Aristoteles ke dalam bahasa Latin dan menulis beberapa traktat logika

Aristoteles. Boethius adalah seorang guru logika pada abad pertengahan dan

mengarang beberapa traktat teologi yang dipelajari sepanjang abad

pertengahan.

b. Kaisar Karel Agung yang memerintah pada awal abad ke-9 yang telah berhasil

mencapai stabilitas politik yang besar. Hal ini menyebabkan perkembangan

pemikiran kultural berjalan pesat. Pendidikan yang dibangunnya yaitu

diantaranya pendidikan yang digabungkan dengan biara dan pendidikan yang

dibangun raja atau kerabat kerajaan. (Muzairi, 2009:73)

2. Karakteristik Filsafat Skolastik Awal

Zaman Skolastik awal ditandai dengan pembentukan metode yang lahir karena

hubungan yang rapat antara agama dan filsafat. Yang tampak pada permulaan ialah

persoalan tentang universalia.

Secara umum, karakteristik zaman skolastik awal, yaitu:

1. Bertujuan untuk memperlihatkan penerimaan kebenaran dengan metode

deduksi.

2. Minat ilmiah adalah dunia yang superior.

3. Keinginan untuk menyediakan dalil ilmiah mengembangkan filsafat baru.

4. Keilmiahannya metapisikal, lebih peduli tehadap kejiwaan daripada

bagaimana ia dilakukan (etika, psikologi) maka mereka mengabaikan fakta

studi empiris.

5. Kebaikan tertinggi adalah renungan hidup tentang keyakinan dan

pengetahuan.

6. Kebenaran yang diterima oleh  indera dianggap tidak penting: berpikir itu

penting dan logika silogistik esensial dalam memunculkan ilmu

pengetahuan.

7. Karena orang-orang yang berpendidikan menjadi penganalisis kehidupan

yang lebih cerdas dengan menggunakan logika.

3. Sumbangan Filsafat Skolastik Awal terhadap perkembangan ilmu

Zaman skolastik awal ini, berdiri sekolah-sekolah yang menerapkan studi

duniawi meliputi tata bahasa, retorika, dialektika, ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu

7

Page 8: Makalah filsum siap di print

perbintangan dan musik. Sekolah yang mula-mula ada di biara Italia Selatan ini

akhirnya berpengaruh ke daerah-daerah yang lain.

C. ZAMAN KEJAYAAN SKOLASTIK

Abad ke-12 adalah abad pertumbuhan yang cepat dari peradaban abad

pertengahan. Dalam abad ini ilmu pengetahuan berkembang sedemikian rupa hingga

timbul harapan baru bagi masa depan yang cerah. Pada masa ini ilmu alam, ilmu pasti

dan ilmu kedokteran menarik perhatian (berkembang pesat). Semuanya itu menjadikan

abad ke-13 menjadi abad kejayaan skolastik.

1. Faktor Pendorong Kejayaan Skolastik

a. Adanya pengaruh Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, sejak abad ke-12 sampai

ke-13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas.

b. Tahun 1200 didirikan Universitas Almamater di Prancis. Ini merupakan

gabungan dari beberapa sekolah. Almamater inilah sebagai awal berdirinya

Universitas di Paris, di Oxford, Mont pellier, Cambridge dan lain-lain.

c. Berdirinya ordo-ordo. Ordo inilah yang muncul karena banyaknya perhatian

orang terhadap ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan dorongan yang kuat

untuk memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Hal ini akan

berpengaruh terhadap kehidupan kerohanian dimana kebanyakan tokoh-

tokohnya memegang peran di bidang Filsafat dan Teologi, seperti Albertus De

Grote, Thomas Aquinas, Binaventura, J. D. Scotus, William Ocham.

2. Tokoh Filosof Dan Karakteristik Filsafat Zaman Kejayaan Skolastik

Tokoh-tokohnya memegang peranan dibidang filsafat dan teologi, seperti

Albertus De Grote, Thomas Aquinas, Bonaventura, J.D. Scouts, William Ocham.

Karakteristik pada zaman kejayaan Skolastik ini ditandai dengan

munculnya Universitas-universitas dan ordo-ordo, yang secara bersama-sama ikut

menyelenggarakan atau memajukan ilmu pengetahuan, disamping juga peranan

universitas sebagai sumber atau pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Adapun

tokoh-tokoh yang memegang peranan dibidang filsafat dan teologi pada masa

keemasan Skolastik ini diantaranya:

a. Yohanes Duns Scotus (1266-1308)

8

Page 9: Makalah filsum siap di print

Seorang Skot dari ordo Fransiskan. Ia belajar di Cambridge, Oxford dan

Paris yang kemudian menjabat menjadi guru besar di paris. Tulisan-tulisannya

sukar dimengerti, karena gaya bahasanya yang singkat. Ia adalah seorang ahli pikir

yang tajam, yang menyusun pembuktian-pembuktiannya dengan ketajaman yang

mencolok dan mengupas argumentasi lawannya sampai habis. Ia bermaksud

mempertahankan tradisi ordo Fransiskan yang berjiwa Augustinis-Neoplatonis.

Duns Scotus berpendapat, bahwa ada hubungan yang selaras antara iman

dan pengetahuan. Menurut Duns Scotus nisbah antara teologia dan filsafat bahwa

keduanya adalah dua ilmu yang berdampingan, yang masing-masing memiliki

pangkal keberangkatan serta metodenya sendiri-sendiri. Hal ini disebabkan karena

filsafat adalah ilmu yang teoritis, sedang teologia adalah ilmu yang praktis.

Menurut Duns Scotus, kehendak adalah lebih penting daripada akal. Sebab

kehendaklah yang menentukan, sedang akal hanya dapat mengemukakan

bermacam-macam kemungkinan kepada kehendak, agar bisa ditentukan yang mana

yang harus dilakukan. Menurut Duns Scotus tentang Allah bahwa pada Allah akal

dan kehendak adalah satu, sedemikian rupa sehingga keduanya tidak dapat dipisah-

pisahkan.

b. Thomas Aquinas (1225-1274 M.)

Puncak kejayaan masa skolastik dicapai melalui pemikiran Thomas Aquinas

(1225-1274 M.). Lahir di Rocca sicca, Italia 1225 M dari suatu keluarga

bangsawan. Ia mendapat gelar “The Angelic Doctor”, karena banyak pikirannya,

terutama dalam “Summa Theologia” menjadi bagian yang tak terpisahkan dari

gereja. Menurutnya, pengetahuan berbeda dengan kepercayaan. Pengetahuan

didapat melalui indera dan diolah akal. Namun, akal tidak mampu mencapai

realitas tertinggi yang ada pada daerah adikodrati. Ini merupakan masalah

keagamaan yang harus diselesaikan dengan kepercayaan.

Thomas Aquinas merupakan theolog skolastik yang terbesar. Ia adalah

murid Albertus Magnus. Albertus mengajarkan kepadanya

filsafat Aristoteles sehingga ia sangat mahir dalam filsafat itu. Pandangan-

pandangan filsafat Aristoteles diselaraskannya dengan pandangan-pandangan

9

Page 10: Makalah filsum siap di print

Alkitab. Ialah yang sangat berhasil menyelaraskan keduanya sehingga filsafat

Aristoteles tidak menjadi unsur yang berbahaya bagi iman Kristen.

Menurut Thomas Allah adalah aktus yang paling umum, actus purus ( aktus

murni ), artinya Allah sempurna adanya, tiada perkembangan pada-Nya, karena

pada-Nya tiada potensi. Di dalam Allah segala sesuatu telah sampai kepada

perealisasiannya yang sempurna. Tiada sesuatu pun pada-Nya yang masih dapat

berkembang. Pada-Nya tiada kemungkinan, Allah adalah aktualitas semata-mata.

Thomas juga mengajarkan apa yang disebut theologia naturalis, yang

mengajarkan bahwa manusia dengan pertolongan akalnya dapat mengenal Allah,

sekalipun pengetahuan tentang Allah yang diperolehnya dengan akal itu tidak jelas

dan tidak menyelamatkan. Dengan akalnya manusia dapat tahu bahwa Allah ada,

dan juga tahu beberapa sifat Allah. Dengan akal orang dapat mengenal Allah,

setelah ia mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang mengenai dunia dan

mengenai manusia sendiri.

Thomas mengajarkan bahwa Allah sebagai “ada yang tak terbatas” (ipsum

esse subsistens). Allah adalah “dzat yang tertinggi”, yang mempunyai keadaan

yang paling tinggi. Allah adalah penggerak yang tidak bergerak. Tampak sekali

pengaruh filsafat Aristoteles dalam pandangannya. Dunia ini dan hidup manusia

terbagi atas dua tingkat, yaitu tingkat adikodrati dan kodrati, tingkat atas dan

bawah. Tingkat bawah (kodrati) hanya dapat dipahami dengan mempergunakan

akal. Hidup kodrati ini kurang sempurna dan ia bisa menjadi sempurna kalau

disempurnakan oleh hidup rahmat (adikodrati). “Tabiat kodrati bukan ditiadakan,

melainkan disempurnakan oleh rahmat,” demikian kata Thomas Aquinas

3. Sumbangan Zaman Kejayaan Skolastik

Abad ke-13 menjadi abad kejayaan skolastik. Ada beberapa faktor yang

memberi sumbangan yang berguna bagi kejayaan skolastik. Beberapa faktor yang

memberi sumbangan yang berguna bagi abad ke-13 adalah:

Pertama, mulai abad ke-12 ada hubungan-hubungan baru dengan dunia

pemikiran yunani dan dunia pemikiran arab, yaitu dengan peradaban yunani dari

italia selatan, sisilia dan dengan kerajaan bizantium disatu pihak, dan dengan

peradaban arab yang ada di spanyol dilain pihak. Melalui karya orang-orang arab

10

Page 11: Makalah filsum siap di print

dan yahudi eropa barat mulai lebih mengenal karya-karya Aristoteles melalui karya

para Bapak gereja Timur yang pada masa itu dikenal juga.

Kedua, munculnya Universitas-universitas. Telah dikemukakan bahwa pada

abad ke-9 di Eropa Barat muncul sekolah-sekolah karena perkembangan semakin

maju ada sekolah-sekolah yang membentuk persekutuan antara dosen dan

mahasiswa dari satu jurusan sehingga keduanya mewujudkan suatu kesatuan yang

menyeluruh. Kesatuan ini disebut universitas magistrorum et scolarum.

Hal yang ketiga yang membantu perkembangan skolastik ialah munculnya

ordo-ordo baru, yaitu ordo Fransiskan dan ordo Dominikan. Ordo pada Bapak

gereja serta para ahli skolastik

D. ZAMAN AKHIR SKOLASTIK

1. Faktor penyebab berakhirnya zaman skolastik

a. Timbulnya Kejenuhan terhadap segala macam pemikiran filsafat.

Awal dari berakhirnya zaman skolastik ini dimulai pada abad ke 14, dimana

timbul banyak kejenuhan terhadap segala macam pemikiran filsafat yang

kontruktif. Hal tersebut terjadi karena para ahli pemikiran menampakkan gejala

pembekuan yang memperlihatkan stagnasi (kemandegan) pemikiran filsafat

Skolastik Kristen.

b. Munculnya beberapa kelompok diantaranya adalah aliran Thomisme, Scotisme,

via antiqua (jalan kuna) dan via moderna (jalan modern).

Aliran via antiqua merupakan kelompok lebih kecil dan lebih lemah dimana

mereka adalah pengikut dari Augustinus dan Albertus Agung yang tidak

memiliki pemikiran baru artinya asli. Berbanding terbalik deangan aliran via

moderna yang menolak pemikiran metafisis yang kontruktif. Selain itu aliran

via moderna lebih memperhatikan kepada hal-hal yang ilmiah dan positif,

bukan kepada persoalan-persoalan filsafati. Oleh karena itu dibidang teologia

yang diperhatikan adalah persoalan gerejani dan politik yang konkrit. William

Dari Ockham adalah tokoh yang memulai aliran via moderna.

c. Pada tahap akhir masa skolastik terdapat filosof yang berbeda pandangan

dengan Thomas Aquinas, yaitu William Occam (1285-1349). Tulisan-

tulisannya menyerang kekuasaan gereja dan teologi Kristen. Karenanya, ia

tidak begitu disukai dan kemudian dipenjarakan oleh Paus. Namun, ia berhasil

meloloskan diri dan meminta suaka politik kepada Kaisar Louis IV, sehingga ia

11

Page 12: Makalah filsum siap di print

terlibat konflik berkepanjangan dengan gereja dan negara. William Occam

merasa membela agama dengan menceraikan ilmu dari teologi.Tuhan harus

diterima atas dasar keimanan, bukan dengan pembuktian, karena kepercayaan

teologis tidak dapat didemonstrasikan.

d. Tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Nicolous Cusanus (1401-1404

M.). Dari filsafatnya ia beranggapan bahwa Allah adalah obyek sentral bagi

intuisi manusia. Karena menurutnya dengan intuisi manusia dapat mencapai

yang terhingga, obyek tertinggi filsafat, dimana tidak ada hal-hal yang

berlawanan. Dalam diri Allah semua hal yang berlawanan mencapai kesatuan.

Semua makhluk berhingga berasal dari Allah pencipta, dan segalanyaakan

kembali pula pada pencipta-Nya.  Nicolous Cusanus sebagai tokoh pemikir

yang berada paling akhir masa Scholastik. Menurut pendapatnya, terdapat tiga

cara untuk mengenal, yaitu : lewan indra, akal, dan intuisi. Dengan indra akan

mendapat pengetahuan tentang benda berjasad, yang sifatnya tak sempurna.

Dengan akal akan mendapatkan bentuk-bentuk pengertian yang abstrak

berdasarkan pada sajian atau tangkapan indera. Dengan intuisi, akan

mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi

2. Tokoh filsafat skolastik arab (Islam)

Pemikiran filsafat abad pertengahan didominasi oleh agama. Maka didirikanlah

sekolah-sekolah yang memberi pelajaran gramatika, dialetika, geometri, aritmatika,

astronomi dan music Pada abad ke 6 M dikalangan para ahli piker islam (periode

filsafat Skolastik islam) muncul: Al-Kindi, Al-Farabi, Al-Gazali, Ibnu Bajah, Ibnu

Tufail, Ibnu Rusyd. Periode ini berlangsung tahun 850-1200. Mereka mengadakan

perpaduan dan sinkrestisme antara agama dan filsafat. Kemudian pikiran-pikiran ini

masuk Eropa yang merupakan sumbangan islam yang paling besar. Peralihan dari

abad pertengahan keabad modern dalam sejarah filsafat disebut sebagai masa

peralihan (masa transisi) yaitu munculnya Renaissance dan Humanisme yang

berlangsung pada abad 15-16.

Tokoh-tokoh yang termasuk para ahli pikir Islam (pemikir Arab atau Islam pada

masa skolastik), yaitu Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Kindi, Ibnu Rusyd. Peranan para

ahli pikir tersebut besar sekali, yaitu sebagai berikut.

a. Sampai pertengahan abad ke-12 orang-orang Barat belum pernah mengenal

filsafat Aristoteles sehingga yang dikenal hanya buku Logika Aristoteles.

12

Page 13: Makalah filsum siap di print

b. Orang-orang Barat itu mengenal Aristoteles berkat tulisan dari para ahli pikir

Islam, terutama Ibnu Rusyd sehingga Ibnu Rusyd dikatakan sebagai guru

terbesar para ahli pikir Skolastik Latin.

c. Skolastik Islamiah yang membawakan perkembangan Skolastik Latin.

Tidak hanya dalam pemikiran filsafat saja, tetapi para ahli pikir Islam tersebut

memberikan sumbangan yang tidak kecil bagi Eropa, yaitu dalam bidang ilmu

pengetahuan. para ahli pikir Islam sebagian menganggap bahwa filsafat

Aristoteles benar, Plato dan Alquran benar, mereka mengadakan perpaduan

dan sinkretisme antara agama dan filsafat. Pemikiran-pemikiran tersebut

kemudian masuk ke Eropa yang merupakan sumbangan Islam paling besar.

Dengan demikian, dalam pembahasan skolastik islam terbagi menjadi dua periode,

yaitu:

a. Periode Mutakallimin (700-900);

b. Periode Filsafat Islam (850-1200).

Banyak buku filsafat dan sejenisnya mengenai peranan para ahli pikir Islam atas

kemajuan dan peradaban Barat sengaja disembunyikan karena mereka (Barat) tidak

mau mengakui secara terus terang jasa para ahli pikir Islam itu dalam mengantarkan

kemoderenan Barat.

AL- kindi (801- 865)

Al kindi adalah orang pertama yang memasukan filsafat sebagai salah satu

ilmu ke islam, setelah ia menyusaikannya dengan islam filsafat metafisiska al-

kindi pada umumnya menyetujui pendapat Aristoteles dan Neo-Platinisme,

kecuali dalam dua hal yang prinsip yaitu, tentang keabadian ciptaan dan tentang

tidak mungkinnya tiada melahirkan ada

13

Page 14: Makalah filsum siap di print

Dalam hal tersebut Al-Kindi tetap pada prinsip teologi islam bahwa semua

diciptakan Tuhan dan Tuhan di atas ketentuan hukum alam. Alama bukan qodim

(kekal di zaman lampau), tetapi mempunyai permulaan.

AL- Farabi.

Asal kelahirannya di Farab Turkistan, ia digelari sebagai al- muallimuts-

tsani (guru kedua) dalam Al- farabi juga seorang ahli matematika dan ahli

musik. Definisi filsafat menurutnya adalah Al-ilmu bil maujudat bima hiya Al-

maujudat( ilmu yang menyelidiki hakikat yang sebenarnya dari segala yang ada!

Al farabi sependapat dengan plato bahwa alam ini adalah baru, terjadi dari tiada.

Tentang terjadaianya alam Al- farabi menyetujui teori emanasi platinus namun

dari teorinya malah lebih terperinci lagi.

Ibnu Sina.

Nama lengakapanya ialah Abu Ali Husain ibnu sina. Selaian dikenal

sebagai ahli di bidanga filsafat, juga dikenal sebagai ahli kedokteran. Ibnu Sina

mengatakan bahwa Tuhan itu adalah Al- aqlu (akal) ia memikirkan dirinya lalu

14

Page 15: Makalah filsum siap di print

memikirkan sesuatu di luar dirinya menyebabakan timbulnya akal lain yang

dinamakan akal pertama ( Al- Aqlu awwal).

Jadi menurut ibnu sina tiapa-tiap akal itu menimbulkan tiga (tidak 2 seperti

Al- farabi) ujud yaitu Akal, jarim langit dan planet-planetnya dan jiwa langit dan

planet-planetnya. Jadi Falak (langit) menurut ibnu sina mempunyai jiwa( nafs)

yang menggerakannya dan memepeunyai akal yang mengaturnya.

Al-Ghazali

Al-Ghazali dalam bukunya tahafutulfattusifah menyeranga argumen

filsafat para filosuf yunanai dan filosuf islam banyak masalah Al- Ghazalai

dengan tegas ia katakan bahwa alam berasal dari tidak ada menjadi ada, sebab

diciptakan oleh tuhan dan kalau dikatakan bahwa alam tidak bermula, itu

namanya bukan ciptaan Tuhan jadi bukan pencipta, sedangakan. AL-quran

menyebutakan bahwa Tuhan pencipta segala-galanya. AL-Ghazal juga

menentang pendapat ahli filsafat

Bahwa segala sesuatu terjadi dengan kepasatian sebab akibat semata-mata

dan mustahil adanya penyimpangan-penyimpanagan. Bahwa segala kejadian

hanyalah merupakan kebiasaan atau adat semata-mata dan bukan merupakan

kepasatian.

Ibnu Rusyd

Dalam bukunya itu Ibnu Rusyd membela pendapat filosuf yunanai dan

islam yang telah diserang oleh AL- Ghazali. Ibnu Rusyd berpendapat bahwa

alam adalah azalai. Jadi ada dua yang azalai yaitu Tuhan dan Alam . Namun

keazalian tuhan lebih utama daripada keazalian alam. Argumen yang

dikemukakan ialah seandainya alam tidak azali, ada permulaan, maka habislah

ala ini (baru). Dan setiap yang baru pasti ada yang menjadikannya.

3. Zaman peralihan skolastik

Setelah abad pertengahan berakhir sampailah pada masa peralihan yang diisi

dengan gerakan kerohanian yang bersifat pembaharuan. Zaman peralihan ini

merupakan embrio masa modern. Masa peralihan ini ditandai dengan munculnya

15

Page 16: Makalah filsum siap di print

renaissance, humanisme, dan reformasi yang berlangsung antara abad ke-14 hingga

ke-16.

a. Renaissance

Renaissance atau kelahiran kembali di Eropa ini merupakan suatu gelombang

kebudayaan dan pemikiran yang dimulai di Italia, kemudian di Prancis,

Spanyol, dan selanjutnya hingga menyebar ke seluruh Eropa. Di antara tokoh-

tokohnya adalah Leonardo da Vinci. Michaelangelo, Machiavelli, dan

Giordano Bruno.

b. Humanisme

Humanisme pada mulanya dipakai sebagai suatu pendirian ahli pikir

Renaissance yang mencurahkan perhatiannya terhadap pengajaran kesusastraan

Yunani dan Romawi, serta perikemanusiaan. Kemudian, Humanisme berubah

fungsinya menjadi gerakan untuk kembali melepaskan ikatan dari gereja dan

berusaha menemukan kembali sastra Yunani atau Romawi. Di antara para

tokohnya adalah Boccaccio, Petrarcus, Lorenco Vallia, Erasmus, dan Thomas

Morre.

c. Reformasi

Reformasi merupakan revolusi keagamaan di Eropa Barat pada abad ke-16.

revolusi tersebut dimulai dari gerakan terhadap perbaikan keadaan gereja

Katolik. Kemudian berkembang menjadi asas-asas Protestantisme. Para

tokohnya antara lain Jean Calvin dan Martin Luther.

Akhirnya dalam filsafat Renaissance salah satu unsure pokoknya adalah

manusia. Suatu pemikiran yang sejajar dengan Renaissance. Pemikiran yang ingin

menempatkan manusia pada tempat yang sentral dalam pandangan kehidupan.

Abad pertengahan disebut masa kelam bagi pemikiran filsafat, kerena

kebebasan berpikir manusia telah dipangkas dan didominasi oleh dogma gereja.

Tetapi, justru abad pertengahan menjadi titik balik bagi munculnya cahaya baru

pemikiran filsafat, yang ditandai dengan gerakan Renaisance yang kembali

melahirkan budaya berfikir ilmiah. Renaisance ini lah yang menjadi cikal-bakal

bagi munculnya pemikiran filsafat modern. Namun, pemikiran filsafat modern

dengan budaya berpikir ilmiah yang berujung pada lahirnya ilmu pengetahuan dan

teknologi mutakhir, juga memberikan karakteristik negatif berupa menurunya

kepercayaan atas dogma gereja, dan mulai tumbuh masyarakat anti agama.

16

Page 17: Makalah filsum siap di print

Simbol bagi perubahan zaman dari gelapnya abad pertengahan menuju abad

modern adalah terbuktinya teori Copernicus, yang juga diperkuat oleh Galileo dan

Keppler. Hal ini semakin menyudutkan posisi gereja yang telah salah memberikan

doktrin mati, bahwa bumi itu pusat tata surya, sementara pada masa modern dapat

dibuktikan bahwa mataharilah yang merupakan pusat tata surya. Perubahan yang

sangat mendasar bagi corak pemikiran pada abad pertengahan dan modern adalah,

para filsuf dan ilmuan modern berpikir mengandalkan rasio, mereka bebas

mengungkapkan argumen-argumen tanpa adanya batasan dari otoritas gereja,

sehingga filsafat dapat berkembang luas. Teori dan argumen yang diungkapkan

dimasa modern merupakan teori dan argumen terbuka yang bisa menerima kritik,

efaluasi, verifikasi, modifikasi ataupun falsifikasi, bukan berupa dogma-dogma

yang kaku dan tidak dapat diubah sebagaimana yang diajarkan pada abad

pertengahan oleh gereja.

Era modern ditandai dengan munculnya ilmu – ilmu praktis, dengan

ditemukannya alat-alat produksi berbasis mesin, juga listrik dan mesin uap.

Bahkan, ilmu teoritis-spekulatif  hampir lumpuh dan tergantikan oleh ilmu-ilmu

praktis yang manfaatannya dapat dirasakan secara langsung oleh manusia.

Pentingnya ilmu praktis ini terkait dengan kebutuhan logistik akan perang yang

berlangsung pada waktu itu.

Sisi filosofis dan moralitas berubah drastis pada masa modern. Masyarakat

dogmatis dengan ciri filsafat skolastik telah berganti menjadi masyarakat yang

indifidualis dan rasional, yang lebih menekankan pada prinsip dan nilai-nilai

kedisiplinan, intelektualitas, moral, dan politik konseptual. Akibatnya, karya-karya

manusia modern semakin menakjubkan, terutama dibidang seni, sastra dan

teknologi. Lahirnya zaman modern tidak bisa lepas dari kontribusi filsuf-filsuf

seperti Descartes, Spinoza, Leibniz, John locke, David Hume, Imanuel Kant,

Berkeley, dan Hegel. Masing-masing filsuf tersebut mempunyai corak pemikiran

tersendiri dalam memandang realitas, yang dari pemikiran mereka-lah filsafat

pemikiran modern muncul dan berkembang pesat.

17

Page 18: Makalah filsum siap di print

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bedasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sejarah filsafat pada abad pertengahan terbagi menjadi zaman patristik dan

zaman skolastik, zaman skolastik mencakup zaman skolastik awal, kemudian

mencapai masa kejayaan atau uncak dan masa berakhirnya skolastik.

2. Tokoh-tokoh filosof pada abad pertengahan dapat dikategorikan berdasarkan

zamannya yang berbeda-beda, sebagaimana berikut:

a) Pada zaman patristik muncul upaya untuk membela agama Kristen, yaitu

para apologis dengan kesadarannya membela iman Kristen dari serangan

filsafat Yunani, para tokoh pada masa ini diantaranya; Justinus Martir,

Irenaeus, Klemens, Origenes, Gregorius Nissa, Tertullianus, Diosios

Arepagos, Au-relius Augustinus.

b) Pada zaman skolastik para tokoh-tokoh filosof muncul berdasarkan

perkembangannya, yaitu masa skolastik awal, masa kejayaan skolastik dan

masa akhir skolastik.

3. Filsaat pada abad pertengahan dapat dikatakan masa kemerosotan dimana

pemikiran para filosof dibatasi oleh pihak gereja, yang mengakibatkan

pemikiran-pemikiran para pada abad tersebut terhambat. Karena hal itulah pada

abad ini sering juga disebut abad kegelapan.

4. Pada abad pertengahan ini perkembangan ilmu mencapai perkembangan yang

pesat karena adanya penerjemahan karya filsafat Yunani klasik ke bahasa Latin,

juga penerjemahan kembali karya para filsuf Yunani oleh bangsa Arab ke

bahasa Latin.

18

Page 19: Makalah filsum siap di print

FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN

ZAMAN PATRISTIK

ZAMAN SKOLASTIK

Makna Zaman Patristik

Tokoh Filosof Zaman Patristik

Karakter Filsafat Zaman Patristik

Sumbangan dalam Perkembangan Ilmu

Zaman Skolastik Akhir

Zaman Kejayaan Skolastik

Zaman Skolastik Awal

Makna Zaman Skolastik

Tokoh Filosof Zaman Skolastik Awal

Karakter Filsafat Zaman Skolastik Awal

Sumbangan dalam Perkembangan Ilmu

Faktor Pendorong Kejayaan

Tokoh Filosof pada Zaman Kejayaan

Faktor Penyebab Zaman Akhir

Tokoh Filsafat Skolastik Arab

Zaman Peralihan Skolastik

PETA KONSEP

19

Karakter Filsafat pada Zaman Patristik

Sumbangan dalam Perkembangan Ilmu