MAKALAH FARMAKOLOGI

3
Alfa bloker non selektif 1. Farmakodinamik Karena sifat hambatan yang praktis irreversible, fenoksibenzamin dan dibenamin dapat dianggap bekerja dengan cara mengurangi jumlah adenoreseptor alfa yang tersedia untuk dirangsang. Makin aktif sistemnya, makin nyata efek hambatannya. Fenoksibenzamin memblok reseptor alfa-1 maupun alfa-2 pada otot polos arteriol dan vena sehingga menimbulkan vasodilatasi dan venodilatasi. Akibatnya tekanan darah yang turun dan terjadi reflex stimulasi jantung. 2. Mekanisme kerja Absorpsi fenoksibenzamin dari saluran cerna hanya 20-30%. Waktu paruhnya kurang dari 24 jam tetapi lama kerjanya bergantung juga pada kecepatan sintesis reseptor alfa. Diperlukan waktu berhari-hari sebelum jumlah reseptor alfa pada permukaan sel target kembali normal. Tetapi lama kerjanya tidak sedemikian panjang, karena ada reseptor alfa-1 “cadangan” di otot polos pembuluh darah. 3. Dosis Kapsul fenoksibenzamin tersedia dalam 10 mg untuk pemberian oral 1 kali sehari 4. Indikasi 5. Efek samping Efek samping utama adalah hipotensi postural, yang sering disertai dengan takikardia dan aritmia lainnya hipotensi yang berat terjadi pada hipovolemia atau keadaan-keadaan yang menyebabkan vasodilatasi ( obat vasodilator, olahraga, minum alcohol atau makan banyak ). Hambatan ejakulasi yang reversible dapat terjadi akibat hambatan kontraksi otot polos vas deferens dan saluran ejakulasi. Uji Ames menunjukan bahwa fenoksibenzamin bersifat mutagen, dan pemberian berulang pada hewan coba menyebabkan sarcoma peritoneal dan tumor paru, tetapi pada manusia tidak diketahui. 6. Kontra indikasi Alfa-1 bloker selektif 1. Farmakodinamik efeknya yang utama adalah hasil hambatan reseptor alfa-1 pada otot polois arteriol dan vena, yang menimbulkan vaso- dan venodilatasi

description

frmk

Transcript of MAKALAH FARMAKOLOGI

Page 1: MAKALAH FARMAKOLOGI

Alfa bloker non selektif

1. FarmakodinamikKarena sifat hambatan yang praktis irreversible, fenoksibenzamin dan dibenamin dapat dianggap bekerja dengan cara mengurangi jumlah adenoreseptor alfa yang tersedia untuk dirangsang. Makin aktif sistemnya, makin nyata efek hambatannya. Fenoksibenzamin memblok reseptor alfa-1 maupun alfa-2 pada otot polos arteriol dan vena sehingga menimbulkan vasodilatasi dan venodilatasi. Akibatnya tekanan darah yang turun dan terjadi reflex stimulasi jantung.

2. Mekanisme kerjaAbsorpsi fenoksibenzamin dari saluran cerna hanya 20-30%. Waktu paruhnya kurang dari 24 jam tetapi lama kerjanya bergantung juga pada kecepatan sintesis reseptor alfa. Diperlukan waktu berhari-hari sebelum jumlah reseptor alfa pada permukaan sel target kembali normal. Tetapi lama kerjanya tidak sedemikian panjang, karena ada reseptor alfa-1 “cadangan” di otot polos pembuluh darah.

3. DosisKapsul fenoksibenzamin tersedia dalam 10 mg untuk pemberian oral 1 kali sehari

4. Indikasi5. Efek samping

Efek samping utama adalah hipotensi postural, yang sering disertai dengan takikardia dan aritmia lainnya hipotensi yang berat terjadi pada hipovolemia atau keadaan-keadaan yang menyebabkan vasodilatasi ( obat vasodilator, olahraga, minum alcohol atau makan banyak ). Hambatan ejakulasi yang reversible dapat terjadi akibat hambatan kontraksi otot polos vas deferens dan saluran ejakulasi. Uji Ames menunjukan bahwa fenoksibenzamin bersifat mutagen, dan pemberian berulang pada hewan coba menyebabkan sarcoma peritoneal dan tumor paru, tetapi pada manusia tidak diketahui.

6. Kontra indikasi

Alfa-1 bloker selektif

1. Farmakodinamikefeknya yang utama adalah hasil hambatan reseptor alfa-1 pada otot polois arteriol dan vena, yang menimbulkan vaso- dan venodilatasi sehingga menurunkan resistensi perifer dan alir balik vena. Penurunan resistensi perifer menyebabkan penurunan tekanan darah tetapi biasanya tidak menimbulkan reflex takikardi. Karena vasodilatasinya, maka aliran darah di organ-organ vital ( otak, jantung, ginjal ) dapat dipertahankan, demikian juga dengan aliran darah perifer di ekstermitas. Kelompok obat ini cenderung mempunyai efek yang baik terhadap lipid serum pada manusia, menurunkan kolesterol LDL dan trigliserid serta meningkatkan kadar kolesterol HDL.

2. Mekanisme kerjaSemua derivate kuinazolin di absorpsi dengan baik pada pemberian oral, terikat kuat pada protein plasma (terutama alfa-1-glikoprotein), mengalami metabolism yang ekstensif di hati, dan hanya sedikit yang dieksresi utuh melalui ginjal

3. Dosis

Page 2: MAKALAH FARMAKOLOGI

Semua derivate kuinazolin diberikan per oral. Prazosin dalam bentuk tablet 1 mg dan 2 mg, demikian juga terazosin dan doksazosin. Tamsulozin kapsul 0,2 mg, sedangkan alfuzosin tablet ER 10 mg. Perbedaan utama terletak pada waktu paruh eliminasinya. Prazosin mempunyai waktu paruh 2-3 jam sehingga harus diberikan 2-3 kali sehari. Terazosin mempunyai waktu paruh 12 jam, sehingga harus diberikan 1-2 kali sehari. Sedangkan doksazosin dengan waktu paruh 20-22 jam dapat diberikan sekali sehari. Tamsulozin mempunyai waktu paruh 5-6 jam, alfulozin 3-5 jam.

4. Indikasi5. Efek samping

Efek samping utama yang potensial dapat terjadi dengan pemberian alfa-1 bloker adalah fenomen dosis pertama, yakni hipotensi postural yang hebat dan sinkop yang terjadi 30-90 menit setelah pemberian dosis pertama. Hal ini disebabkan oleh penurunan tekanan darah yang cepat pada posisi berdiri akibat mula kerja yang cepat tanpa disertai reflek takikardia sebagai kompensasi, bahkan diperkuat oleh kerja sentral yang mengurangi aktivitas simpatis ; disamping dosis awal yang terlalu besar. Fenomen ini juga terjadi pada peningkatan dosis yang terlalu cepat atau pada penambahan antihipertensi kedua pada pasien yang telah mendapat alfa-1 bloker dosis besar. Toleransi terhadap fenomen ini terjadi dengan cepat, mekanismenya tidak diketahui. Risiko terjadinya fenomen dapat dikurangi dengan memberikan dosis awal yang rendah (1 mg prazosin ) sebelum tidur, meningkatkan dosis dengan perlahan, dan menambahkan antihipertensi kedua dengan hati-hati. Pada pemberian alfa-1 bloker, tekanan darah harus diukur pada waktu berdiri maupun berbaring untuk melihat adanya efek postural ini. Fenomen dosis pertama ini kecil kemungkinan terjadinya pada pemberian doksazosin, karena selain dilakukan titrasi dosis yang hati-hati, obat ini mempunyai mula kerja yang lambat ( yang menyertai masa kerjanya yang panjang ) sehingga penurunan tekanan darah terjadi secara perlahan (gradual). Efek samping yang paling sering berupa pusing ( hipotensi postural ), sakit kepala, ngantuk, palpitasi, edema, perifer dan mual.

6. Kontra indikasi

Alfa-2 bloker selektifSebagai alfa-2 bloker yang selektif hanya dikenal yohimbin, yang ditemukan adalam kulit batang pohon Pausinytalia yohimbe dan dalam akar Rauwolfia. Struktur kimianya mirip reserpin. Yohimbin masuk SSP dengan mudah, di situ memblok reseptor alfa-2 pascasinaps dan menyebabkan peningkatan aktivitas neuron 1. Farmakodinamik2. Mekanisme kerja3. Dosis4. Indikasi5. Efek samping6. Kontra indikasi