MAKALAH FARMAKOLOGI

15
1. ERWIN 4. MANYANTIA 2. TASLIM 5. FATMAWATI 3. RATNA 6. HASRIATI

Transcript of MAKALAH FARMAKOLOGI

Page 1: MAKALAH FARMAKOLOGI

1. ERWIN 4. MANYANTIA2. TASLIM 5. FATMAWATI3. RATNA 6. HASRIATI

Page 2: MAKALAH FARMAKOLOGI

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, Untaian Zikir lewat kata yang indah

terucap sebagai ungkapan rasa syukur selaku hamba dalam kerendahan hati dan

jiwa yang tulus kepada Sang Khaliq sehingga makalah kami dengan judul

“Farmakologi sulfonamid Dan Anti Tuberkulosis dapat diselesaikan,

tak lepas dari uluran tangan berbagai pihak lewat dukungan, arahan, bimbingan

serta bantuan moril dan materil, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati

kami menyampaikan terima kasih.

Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dari makalah kami,

untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun kami harapkan.

Akhir kata, hanya kepada Allah SWT Penyusun memohon Ridho dan

MaghfirahNya semoga segala ketulusan hati dan kerelaan lewat bantuan yang

telah diberikan kepada Penyusun mendapat pahala disisiNya. Semoga tugas

kami dapat memberikan manfaat kepada mereka yang membutuhkannya. Amin.

Page 3: MAKALAH FARMAKOLOGI

I. SULFONAMID

1. PENGERTIAN

Sulfonamid adalah kemoterapeutik yang pertama digunakan secara sistematik untuk pengobatan dan pencegahan penyakit infeksi pada manusia penggunaan sulfonamide kemudian terdesak oleh antibiotik. Pertengahan tahun 1970 penemuan kegunaan sediaan kombinasi trimetropin dan sulfametoksazol meningkatkan kembali penggunaan sulfonamid untuk pengobatan penyakit infeksi tertentu.

2. FARMAKOKINETIKa. Absorbsi

Absobsi melalui saluran cerna mudah dan cepat kecuali beberapa macam sulfonamide yang khusus digunakan untuk infeksi local pada usus. Kira- kira 70–100% dosis oral sulfonamide diabsorsi melalui saluran cerna dan dapat ditemukan dalam urin 30 menit setelah pemberian. Absorsi terutama pada usus halus tetapi beberapa jenis sulfa dapat diabsorsi melalui lambung dan melalui tempat – tempat lain misalnya vagina,saluran nafas,kulit yang terluka.

b. DistribusiSemua sulfonamide berikat pada protein plasma terutama albumin dalam derajat yang berbeda-beda. Obat ini tersebar keseluruh jaringan tubuh, karena itu berguna untuk infeksi sistemik. Dalam cairan tubuh kadar obat bentuk bebas mencapai 50-80% kadar dalam darah.

c. MetabolismeDalam tubuh sulfa mengalami asetilasi dan oksidasi. Hasil oksidasi inilah yang sering menyebabkan reaksi toksis sistemikberupa lesi pada kulit dan gejala hipersensivitas, sedangkan hasil asetilasi menyebabkan hilangnya aktivitas obat. Bentuk asetil pada N-4 merupakan metabolit utama, dan beberapa sulfonamid yang terasetilasi lebih sukar larut dalam air sehingga sering menyebabkan Kristal uria atau komplikasi ginjal Lain. Bentuk asetil ini lebih banyak terikat protein plasma dari pada bentuk asalnya. Kadar bentuk terkonyugasi ini tergantung terutama pada besarnya dosis, lama pemberian,keadaan fungsi hati dan ginjal pasien.

d. EkskresiHamper semua obat diekskresikan melalui ginjal, baik dalam bentuk asetil maupun bentuk bebasmasa paruh sufonamid tergantung pada keadaan fungsi ginjal. Sebagian kecil diekskresikan melalui tinja,empedu dan air susu ibu.

Page 4: MAKALAH FARMAKOLOGI

3. MACAM – MACAM OBATGolongan sulfonamide :a. Sulfonamid dengan absorsi dan ekskresi cepat yakni:

Sulfisoksazol Sulfametaksazol Sulfadiazine Sulfasitin Sulfametizol Kombinasi sulfa

b. Sulfonamid yang hanya diabsorsi sedikit oleh saluran cerna yakni: Sulfasalazin Suksinilsulfatiazol dan ftalilsulfatiazol

c. Sulfonamid untuk penggunaan topical yakni: Sulfasetamid Ag- sulfadiazine Mefenid

d. Sulfonamid dengan masa kerja panjang yakni: sulfadoksin

4. CARA KERJAKuman memerlukan PABA (p-aminobenzoic acid) untuk membentuk asam

folat yang digunakan untuk sentetis purin dan asam-asam nukleat. Sulfonamid merupakan penghambat bersaing PABA

Efek anti bakteri sulfonamid dihambat oleh adanya nanah,darah dan jaringan nekrotik karena kebutuhan mikroba akan asam folat berkurang dalam media yang mengandung basa purin dan timidin

Dalam proses sintetis asam folat bila PABA digantikan oleh sulfonamid,maka akan terbentuk analog asam folat yang tidak fungsional.

5. INDIKASI / KONTRAINDIKASI Penggunaan sulfonamid sebagai obat pilihan pertama dan untuk pengobatan penyakit infeksi tertentu makin terdesak oleh perkembangan obat anti mikroba lain yang lebih efektif serta meningkatnya jumlah mikroba yang resisten terhadap sulfa.Penggunaan topical tidak dianjurkan karena kurang efektif, sedangkan reaksi sensitisasi tinggi, kecuali pemakaian local dari Na-sulfasetamid pada infeksi mata.Indikasi sulfonamid pada:a. Infeksi saluran kemihb. Disentri basilerc. Meningitis oleh meningokokus

Page 5: MAKALAH FARMAKOLOGI

d. Nokardiosise. Trakoma dan Inclusion conjungtivitisf. Toksoplasmosis g. Kemoproflaksis dengan Sulfonamid

Kontra indikasi pemberian sulfonamid adalah Hipersensitif terhadap sulfonamid, ibu menyusui,gangguan hati, ibu hamil dan penderita anemi megaloblastik.

6. DOSIS YANG DIGUNAKANSulfmetaksazol 400 mg/tab & 200 mg/5 ml suspense.

Dewasa & anak >12 thn = 2x2 tab Anak 6 – 12 tahun = 2 x 1tab 6 bln – 5 tahun = 2 x ½ tab 2 bln – 5 bln = ¼ tab setiap hari Susp , BB 10 kg 1 sdk, 20 kg 2 sdk,30 kg 3 sdk,40 kg 4 sdk.

7. EFEK SAMPING DAN CARA MENGATASINYAEfek samping sering timbul (sekitar 5%) pada pasien Yang mendapat sulfonamid. Reaksi ini dapat hebat dan kadang-kadang bersifat fatal. Karena itu pemakaiannya harus hati-hati. Bila mulai terlihat adanya gejala reaksi toksik atau sensilitasi pemakaiannya harus segerah dihentikan. Mereka yang pernah menunjukkan reaksi tersebut untuk seterusnya tidak boleh diberi sulfonamid.Gejalah reaksi toksik atau sensilitas pemakain sulfonamid adalah:a. Gangguan system hematopoetik (anemia hemolitik) Kebanyakan pasien sembuh

kembali dalam beberapa minggu atau bulan setelah pemberian sulfonamid dihentikan.

b. Gangguan saluran kemih (pembentukan dan penumpukan kristal dalam ginjal, kaliks, pelvis,ureter yang menyebabkan obstruksi dan iritasi. Bahaya ini dapat dikurangi dengan alkalinisasi urin atau banyak minum air putih.

c. Reaksi alergi. Gambaran hipersensitivitas pada kulit dan mukosa bervariasi berupa kelainan morbiliform,skarlatiniform,urtikariform,petekia juga timbul eritema nodosum. Gejala timbul setelah minggu pertama pengobatan.

d. Lain-lain. Satu sampai 2% pasien mengeluh mual,muntah yang mungkin bersifat sentralkarena meski diberikan parenteral efek ini kadang-kadang juga muncul.

Page 6: MAKALAH FARMAKOLOGI

II. ANTI TUBERKULOSIS

Obat yang digunakan untuk tuberkulosis digolongkan atas 2 kelompok yaitu kelompok obat primer dan obat sekunder. Kelompok obat primer yaitu isonazid,rifampisin, etambutol,streptomisin, pirazinamid dan kelompok obat sekunder yaitu etionamid,paraaminosalisilat, sikloserin,amikasin,kapreomisin dan kanamisin. Yang akan dibahas pada makalah ini adalah obat golongan primer yaitu isoniasid, rifampisin, etambutol, streptomisin dan pirasinamid

A. STREPTOMISIN1. Pengertian

Streptomisin adalah anti tuberculosis pertama yang secara klinik dinilai efektif. Namun sebagai obat tunggal bukan obat yang ideal.

2. FarmakokinetikSetelah diserap dari tempat suntikan, hampir semua streptomisin berada dalam plasma. Hanya sedikit sekali yang masuk kedalam eritrosit.streptomisin kemudian menyebar keseluruh cairan ekstra sel, kira-kira sepertiga streptomisin diekskresi melalui filtrasi glomelurus. Kira-kira 50-60% dosis streptomisin yang diberikan secara parenteral diekskresikan dalam bentuk utuh dalam waktu 24 jam pertama. Sebagian besar jumlah ini diekskresikan dalam waktu 12 jammasa paruh obat ini pada orang dewasa normal antara 2-3 jam dan dapat sangat memanjang pada gagal ginjal, ototoksisitas lebih sering terjadi pada penderita yang fungsi ginjalnya terganggu.

3. Macam-Macam ObatStreptomisin terdapat dalam bentuk bubuk injeksi dalam vial 1 dan 5 gram

4. Cara KerjaStreptomisin invitro bersifat bakteriostatik dan bakterisit terhadap kuman tuberculosis. Kadar serendah 0,4µg/ml dapat menghambat pertumbuhan kuman. Sebagian besar M.Tuberculosis strain human dan bovin dihambatdengan kadar 10µg/ml. Mikobacterium atipik fotokromatogen, skotokromatogen,nonkromatogen dan spesies yang tumbuh cepat tidak peka terhadap streptomisin. Adanya mikroorganisme yang hidup dalam abses atau kelenjar limfe regional serta hilangnya pengaruhobat setelah beberapa bulan pengobatan, mendukung konsep bahwa streptomisin invivo ialah supresi, bukan eradikasi kuman tuberculosis .

5. Indikasi / KontraindikasiPenderita TBC yang kambuh kembali dan tidak boleh diberikan pada kelompok diatas usia 65 tahun dan bumil pada kehamilan trimester pertama.

6. Dosis Yang Digunakan

Page 7: MAKALAH FARMAKOLOGI

Dosisnya 20mg/kg BB secara IM. Maksimum 1 gram/hari selama 2 sampai 3 minggu. Kemudian frekwensi pemberian dikurangi menjadi 2-3 kali seminggu. Dosis harus dikurangi pada penderita usia lanjut,anak-anak, orang dewasa yang badannya kecil dan penderita dengan gangguan ginjal.

7. Efek Samping Dan Cara MengatasinyaKadang-kadang terjadi sakit kepala,malaise,parestesi dimuka utamanya sekitar mulut serta rasa kesemutan. Reaksi hipersensitivitas biasanya terjadi pada minggu I pengobatan. Streptomisin bersifat neurotoksikpada saraf cranial ke VIII.dan efek samping lain ialah reaksi anafilaktik,agranulositosis dan anemia aplastik.

B. ISONAZID

1. PengertianIsonazid atau isonikotinil hidrazid yang sering disingkat INH. Hanya satu derivatnya yang diketahui menghambat pembelaan kuman Tuberculosis, yakni iproniazid , tetapi obat ini terlalu toksik untuk manusia.

2. FarmakokinetikIsoniazid mudah diabsorpsi pada pemberian oral maupun parenteral. Kadar puncak di capai dalam waktu 1-2 jam setelah pemberian oral. Di hati isonazid terutama mengalami asetilasi dan pada manusia kecepatan metabolisme ini dipengaruhi factor genetic yang secara bermakna mempengaruhi kadar obat dalam plasma dan masa paruhnya. Masa paruh obat ini dapat memanjang bila terjadi insufisiensi hati. Perlu ditekankan bahwa perbedaan kecepatan asetilasi ini tidak berpengaruh pada evektivitas atau toksisitas isoniazid bila obat ini diberikan setiap hari.Isoniazid mudah berdifusi kedalam sel dan semua cairan tubuh. Kadar dalam cairan serebrospinal padaradang selaput otak kira-kira sama dengan kadar cairan plasma. Isonazid mudah mencapai material kaseosa. Kadar obat ini pada mulanya lebih tinggi dalam plasma dan otot dari pada dalam jaringan yang terinfeksi.Antara 75-95% isonazid diekskresikan melalui urin dalam waktu 24 jam dan hamper seluruhnya dalam bentuk metabolit. Ekskresi terutama dalam bentuk asetil isoniazid yang merupakan metabolit proses hidrolisis. Sejumlah kecil diekskresikan dalam bentuk isonikotinil glisin dan isonikotinil hidrazon dan dalam jumlah lebih kecil N-metil isoniazid.

3. Macam – Macam ObatIsoniazid terdapat dalam bentuk tablet 50, 100, 300 dan 400mg serta syrup 10mg/ml.

Page 8: MAKALAH FARMAKOLOGI

4. Cara KerjaMekanisme kerja izoniasid belum diketahui, tetapi ada beberapa hipotesis yang diajukan diantaranya efek pada lemak , biosistesis asam nukleat dan glikolisis. Ada pendapat bahwa efekutamanya adalah menghambat biosintesis asam mikolat yang merupakan unsur penting dinding sel mikobakterium. Isoniazid kadar rendah mencegah perpanjangan rantai asam lemak yang merupakan bentuk awal molekul asam mikolat. Isonazid menghilangkan sifat tahan asam dan menurunkan jumlah lemak yang terektraksi oleh methanol dari mikobakterium.

5. Indikasi / KontraindikasiAntituberkulostatikum dan kontraindikasi pada gangguan hati,epilepsy dan gangguan ginjal.

6. Dosis Yang DigunakanDosis biasa 5 mg/kgBB,maksimun 300mg/hari. Untuk tuberculosis berat dapat diberikan 10 mg/kg BB,maksimun 600 mg/hari.Anak dibawah 4 tahun dosisnya 10 mg/kg BB/hari dan dapat juga diberikan secara intermiten 2 kali seminggu dengan dosis 15 mg/kgBB/hari.

7. Efek Samping Dan Cara MengatasinyaReaksi hipersensitivitas mengakibatkan demam,berbagai kelainan kulit, reaksi hematologik, neuritis perifer,perubahan neuropatologik, dapat menimbulkan icterus dan efek samping yang lain adalah mulut terasa kering dan merasa tertekan pada ulu hati. Peridoksin digunakan sebagai antidotnyadengan dosis sesuai dengan dosis INH yang ditelan.

C. RIFAMPISIN 1. Pengertian

Rifampisin adalah derivate semi sentetik rifampisin B yaitu salah satu anggota kelompok antibiotik makrosiklikyang disebut rifamisin yang dihasilkan oleh streptomyces mediterranel.

2. Farmakokinetik Pemberian rifampisin per oral menghasilkan kadar puncak dalam plasma setelah 2-4 jam dosis tunggal sebesar 600 mgmenghasilkan kadar sekitar 7 µg/ml. asam para amino salisilat dapat memperlambat absorpsi rifamfisin sehingga kadar terapi rifampisin dalam plasma tidak tercapai. Bila rifamfisin harus digunakan bersama asam amino salisilat maka pemberian kedua sediaan harus berjarak waktu 8-12 jam.Setelah diserap dari saluran cerna obat ini cepat diekskresikan melalui empedu dan kemudian mengalami sirkulasi enterohepatik. Penyerapannya dihambat oleh makanan , sehingga dalam waktu 6 jam hamper semua obat yang berada

Page 9: MAKALAH FARMAKOLOGI

dalam empedu berbentuk diasetil rifampisin, yang mempunyai aktifitas anti bakteri penuh. Masa paruh eliminasi rifampisin berpariasi antara 1,5 sampai 5 jam dan akan memanjang bila ada kelainan fungsi hepar. Pada pemberian berulang masa paruh ini memendek sampai kira-kira 40% dalam waktu 14 hari. Sekitar 75% rifampisin terikat pada protein plasma. Obat ini berdifusi baik keberbagai jaringan termasuk otak. Luasnya distribusi ini sehingga tercermin dari warna merah pada urin,airmata dan keringat pasien. Ekskresi melalui urin mencapai 30% setengahnya merupakan rifampisin utuh sehingga pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal tidak memerlukan penyesuaian dosis dan juga dieliminasi melalui ASI .

3. Macam – Macam ObatRifampisin dalam bentuk kapsul 150mg dan 350mg, selain itu terdapat pula tablet 450mg dan 600mg, suspense 100mg/5ml

4. Cara KerjaRifampisin terutama aktif terhadap sel yang sedang tumbuh, kerjanya menghambat DNA dependend RNA Polymerase dari mekobakteria dan mikroorganisme lain dengan menekan mula terbentuknya (bukan pemanjangan) rantai dalam sintetis RNA. Inti RNA polymerase dari berbagai sel eukariotik tidak mengikat rifampisin dan sistesis RNAnya tidak dipengaruhi rifampisin dapat menghambat sistesis RNA mikondria mamalia tetapi diperlukan kadar lebih tinggi dari kadar untuk penghambatan pada kuman.

5. Indikasi / KontraindikasiAntituberkulosis dan kontra indikasinya adalah ibu hamil.

6. Dosis Yang DigunakanDewasa dengan BB kurang dari 50 kg ialah 450mg/hariDewasa dengan BB lebih dari 50kg ialah 600mg/hariAnak-anak 10-20mg/kgBB perhari.dan dosis maksimun 600mg/hari.

7. Efek Samping Dan Cara MengatasinyaDengan dosis biasa kurang dari 4% penderita Tuberkulosis mengalami efek toksik. Yang paling sering muncul ialah ruam kulit, demam, mual dan muntah. Pada pemberian berselang dengan dosis lebih besar sering terjadi flu like syndrome, nefritis,interstisial,nekrosis tubular akut dan trombositopenia.Berbagai keluhan yang berhubungan dengan sistim saraf seperti rasa lelah,mengantuk,sakit kepala,pening ataksia,bingung dan melemahnya otot dapat juga terjadi.

Page 10: MAKALAH FARMAKOLOGI

D. ETAMBUTOL 1. Pengertian

Etambutol merupakan tuberkulostatik golongan primer.2. Farmakokinetik

Pada pemberian oral sekitar 75-80% etambutol diserap dari saluran cerna. Kadar puncak dalam plasma dicapai dalam waktu 2-4 jam setelah pemberian. Masa paruh eliminasinya 3-4 jam. Kadar etambutol dalam eritrosit 1-2 kali dalam kadar plasma. Oleh karena itu eritrosit dapat berperan sebagai depot etambutol yang kemudian melepaskan sedikit demi sedikit kedalam plasma.Dalam waktu 24 jam, 50% etambutol yang diberikan diekskresi dalam bentuk asal melalui urin, 10% sebagai metabolit,berupa derivate aldehid dan asam karboksilat. Bersihan ginjal untuk etambutol kira-kira 8,6 ml/menit/kg menandakan bahwa obat ini selain mengalami filtrasi glomerulus juga disekresi melalui tubuli.

3. Macam – Macam ObatEtambutol dalam bentuk tablet 250 mg dan 500mg dan adapula sediaan yang telah dicampur dengan isoniazid dalam bentuk kombinasi tetap.

4. Cara KerjaEtambutol menghambat sintetis RNA. Absbsorsi setelah pemberian obat peroral cepat. Etambutol juga menghambat sintetis metabolit sel sehingga metabolisme sel terhambat dan sel mati. Karena itu obat ini hanya aktif terhadap sel yang bertumbuh dengan khasiat tuberkulostatik.

5. Indikasi / Kontraindikasi6. Antituberkulosis dan kontra indikasinya adalah kelainan mata.7. Dosis Yang Digunakan

Dosis biasanya 15 mg/kg/BB, diberikan sekali sehari. Adapula yang menggunakan dosis 25 mg/kgBB selama 60 hari pertama,kemudian diturunkan menjadi 15mg/kgBB. Pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal dosisnya perlu disesuaikan karena etambutol terakumulasi dalam darah.

8. Efek Samping Dan Cara MengatasinyaEtambutol jarang menimbulkan efek samping. Pada dosis 15mg/kgBB kurang dari 2% penderita akan mengalami efek samping yaitu penurunan ketajaman penglihatan, ruam kulit, dan demam.Efek samping yang paling penting adalah gangguan penglihatan, biasanya bilateral, yang merupakan neuritis retrobulbar.

E. PIRAZINAMID1. Pengertian

Pirazenamid adalah analog Nikotinamid yang telah dibuat sentetiknya. Obat ini tidak larut dalam air.

Page 11: MAKALAH FARMAKOLOGI

2. FarmakokinetikPirazinamid mudah diserap diusus dan tersebar luas keseluruh tubuh. Dosis satu gram menghasilkan kadar plasma sekitar 45 µg/ml pada 2 jam setelah pemberian obat. Ekskresinya terutama melalui filtrasi gromelurus. Asam firazinoat yang aktif kemudian mengalami hidroksilasi menjadi asam hidropirazinoat yang merupakan metabolit utama. Masa paruh eliminasi obat ini antara 10-16 jam.

3. Macam – Macam ObatPirazinamid terdapat dalam bentuk tablet 250 mg dan 500mg.

4. Cara KerjaMekanisme kerja obat ini belum diketahui

5. Indikasi / KontraindikasiAntituberkulosis dan kontra indikasinya adalah kelainan fungsi hati

6. Dosis Yang DigunakanDosis oral ialah 20 – 35 mg/kgBB sehari (maksimun 3 g), diberikan dalam satu atau beberapa kali sehari.

7. Efek Samping Dan Cara MengatasinyaEfek samping yang paling umum dan serius adalah kelainan hati. Bila pirazinamid diberikan dengan dosis 3 gram perhari gejala penyakit hati muncul pada kira-kira 15% penderita dan kematian akibat nekrosis hati pada beberapa kasus. Jika jelas timbul kerusakan hati terapi dengan pirazinamid harus dihentikan. Obat ini menghambat ekskresi asam urat dan dapat menyebabkan kambuhnya piral . efek samping lain ialah artralgia,anoreksia,anoreksia,mual dan muntah, juga disuria,malaise dan demam.