Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

38
Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Telah menjadi kesepakatan para ahli bahwa sumber daya manusia merupakan aset penting, bahkan di anggap paling penting di antara sumber daya lain, dalam setiap usaha memajukan suatu masyarakat atau suatu bangsa. Namun dalam kenyataannya, sumber daya manusia baru menjadi aset penting dan berharga, apabila manusia tersebut memnpunyai kualitas yang tinggi. Bahkan sebuah negara yang tidak mempunyai sumber daya alam yang banyak mampu berkembang dengan cepat menjadi negara besar dan maju karena memiliki banyak sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, seperti Jepang, Singapura, Taiwan, Korea selatan dan sebagainya. Keberadaan tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi sangat penting artinya bagi organisasi. Dalam perkembangannya, organisasi akan menghadapi permasalahan tenaga kerja yang semakin kompleks, dengan demikian pengelolaan sumber daya manusia harus dilakukan secara profesional oleh departemen tersendiri dalam suatu organisasi, yaitu Human Resource Departement. SDM sebagai salah satu unsur penunjang organisasi, dapat diartikan sebagai manusia yang bekerja di lingkungan - 1 -

Transcript of Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

Page 1: Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

Bab 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Telah menjadi kesepakatan para ahli bahwa sumber daya manusia merupakan

aset penting, bahkan di anggap paling penting di antara sumber daya lain, dalam

setiap usaha memajukan suatu masyarakat atau suatu bangsa. Namun dalam

kenyataannya, sumber daya manusia baru menjadi aset penting dan berharga, apabila

manusia tersebut memnpunyai kualitas yang tinggi. Bahkan sebuah negara yang tidak

mempunyai sumber daya alam yang banyak mampu berkembang dengan cepat

menjadi negara besar dan maju karena memiliki banyak sumber daya manusia yang

berkualitas tinggi, seperti Jepang, Singapura, Taiwan, Korea selatan dan sebagainya.

Keberadaan tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi sangat penting

artinya bagi organisasi. Dalam perkembangannya, organisasi akan menghadapi

permasalahan tenaga kerja yang semakin kompleks, dengan demikian pengelolaan

sumber daya manusia harus dilakukan secara profesional oleh departemen tersendiri

dalam suatu organisasi, yaitu Human Resource Departement.

SDM sebagai salah satu unsur penunjang organisasi, dapat diartikan sebagai manusia

yang bekerja di lingkungan suatu organisasi (disebut personil, tenaga kerja,

pekerja/karyawan); atau potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam

mewujudkan eksistensinya; atau potensi yang merupakan asset & berfungsi sebagai

modal non-material dalam organisasi bisnis, yang dpt diwujudkan menjadi potensi

nyata secara fisik dan non-fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi (Nawawi,

2000).

Mengelola SDM di era globalisasi bukan merupakan hal yang mudah. Oleh karena

itu, berbagai macam suprastruktur dan infrastruktur perlu disiapkan untuk mendukung

proses terwujudnya SDM yang berkualitas. Perusahaan yang ingin tetap eksis dan

memiliki citra positif di mata masyarakat tidak akan mengabaikan aspek

pengembangankualitasSDM-nya

- 1 -

Page 2: Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi Manajemen Sumber Daya Manusia?

3. Bagaimana pengaruh MSDM terhadap suatu perusahaan?

4. Bagaimana Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Islam?

5. Bagaimana penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam

Perspektif Islam?

6. Apa saja hak dan kewajiban pekerja yang merupakan subjek dan objek

dari Manajemen Sumber Daya Manusia dalam perspektif islam?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis Islam

2. Untuk memahami Manajemen Sumber Daya Manusia; baik

pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan pengaruhnya kepada

perusahaan

3. Untuk memahami Manajemen Sumber Daya Manusia dalam

Pandangan Islam dan bagaimana penerapannya

4. Untuk memahami hak dan kewajiban pekerja dalam pandangan

islam

- 2 -

Page 3: Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

Bab 2

Pembahasan

A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia atau sering pula disebut manajemen

kepegawaian atau manajemen personalia karena merupakan anak atau cabang ilmu

dari manajemen.

Sering dikatakan manajemen adalah alat untuk memperoleh hasil melalui orang

lain, dan karena manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu cabangnya,

maka ia pun mempunyai sasaran yang sama dengan manajemen. Dengan tekanan

utama yaitu terpeliharanya human relationships yang baik antar individu dan bahwa

setiap individu berusaha memberikan kontribusi yang optimal dalam pencapaian

tujuan organisasi atau lembaga.

Terdapat 2 perspektif utama dalam pengertian manajemen sumber daya

manusia, yaitu:

1. Segi Internasional / Makro

Manajemen Sumber Daya Manusia adalah pengembangan dan

pemanfaatan pegawai untuk pencapaian yang efektif mengenai sasaran dan

tujuan individu, organisasi, masyarakat, nasional, maupun internasional.

2. Segi Mikro

Manajemen Sumber Daya Manusia adalah perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan-kegiatan

pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegarsian,

pemeliharaan, dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai

tujuan individu, organisasi, dan masyarakat.

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditasrik kesimpulan bahwa Manajemen

Sumber Daya Manusia adalah manajemen yang berhubungan dengan perencanaan,

- 3 -

Page 4: Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

pengorganisasian, dan pengawasan terhadap bermacam-macam fungsi pelaksanaan

usaha untuk mendapatkan, mengembangkan dan memelihara para pegawai dengan

sedemikian rupa, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai seefisien dan seefektif

mungkin dan kebutuhan para pegawai dapat dilayani dengan sebaik-baiknya serta

produktivitas kerja dapat ditingkatkan.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia dapat dipengaruhi oleh berbagai factor, baik

berasal dari dalam organisasi itu sendiri (internal) maupun yang berasal dari

lingkungan organisasi (Eksternal)

1. Faktor Eksternal

Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah berbagai hal yang

pertumbuhan dan perkembangannya berada diluar kemampuan organisasi

untuk mengendalikannya. Faktor-faktor tersebut antara lain:

oTeknologi

oSosial & Budaya

oPolitik

oSituasi Ekonomi

oPeraturan Perundang-undangan

oPara Pesaing

2. Faktor Internal

Yang dimaksud dengan faktor internal adalah berbagai kendala yang

terdapat didalam organisasi itu sendiri. Faktor tersebut antara lain:

oRencana Strategik

oAnggaran

oEstimasi Produk dan Penjualan

oUsaha atau Kegiatan Baru

oRancangan Organisasi dan Tugas Pekerjaan

- 4 -

Page 5: Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, hanyalah

ada satu jalan yang harus di tempuh,yakni melakukan pendidikan dan pelatihan.

Pendidikan dan pelatihanlah yang akan meningkatkan kemampuan dan kesempatan

bagi seseorang untuk berperan dalam kehidupannya, secara individu maupun

bermsyarakat.

Lain halnya ketika tejadi lemahnya kualitas sumber daya manusia, dalam

suatu negara sumber daya manusia biasanya di sebabkan oleh faktor-faktor berikut:

1. Budaya yang ada di masyarakat

2. Struktur Masyarakat

3. Rekayasa yang sengaja diterapkan pada masyarakat tertentu

Gejala-gejala yang timbul dari lemahnya sumber daya manusia adalah:

1. Lemahnya kemauan, merasa tidak mampu, tidak percaya diri dan merasa

rendah diri.

2. Lemahnya kemampuan, terbatasnya pengetahuan, terbatasnya

keterampilan dan terbatasnya pengalaman.

3. Terbatasnya kesempatan, kuranganya memenuhi kebutuhan yang di

perlukan dan tidak mampu menggunakan kesempatan dan peluang yamg di

berikan.

Untuk memcahkan kelemahan-kelemahan tersebut agar dapat membentuk

sumber daya manusia yang berkualitas, maka di butuhkan langkah-langkah berikut:

1. Pemberian Informasi yang akurat, luas dan aktual.

2. Memberikan Motivasi dan arahan

3. Memberikan metodologi dan sistem kerja untuk menyelesaikan masalah

dengan efektif dan efisien.

C. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Tujuan utama dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk

meningkatkan kontribusi sumber daya manusia (karyawan) terhadap organisasi dalam

rangka mencapai produktivitas organisasi yang bersangkutan. Hal ini dapat dipahami

bahwa semua kegiatan organisasi dalam mencapai misi dan tujuannya adalah sangat

- 5 -

Page 6: Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

tergantung kepda manusia yang mengelola organisasi itu. Oleh sebab itu sumber daya

manusia (karyawan) tersebut harus dikelola sedemikian rupa sehingga berdaya guna

dan berhasil guna dalam mencapai misi dan tujuan organisasi.

Tujuan ini dapat dijabarkan ke dalam 4 tujuan yang lbih operasional sebagai

berikut:

1. Tujuan masyarakat (societal objective)

Untuk bertanggung jawab secara sosial dalam hal kebutuhan dan

tantangan-tantangan yang timbul dari masyarakat. Suatu organisasi yang berada

di tengah-tengah masyarakat diharapkan membawa manfaat atau keuntungan

bagi masyarakat. Oleh sebab itu suatu organisasi mempunyai tanggung jawab

dalam mengelola sumber daya manusianya agar tidak mempunyai dampak

negatif terhadap masyarakat.

2. Tujuan organisasi (organization objective)

Untuk mengenal bahwa manajemen sumber daya manusia itu ada (exist),

perlu memberikan kontribusi terhdap pendayagunaan organisasi secara

keseluruhan. Manajemen sumber daya manusia bukanlah suatu tujuan dan akhir

suatu proses, melainkan suatu perangkat atau alat untuk membantu tercapainya

suatu tujuan organisasi secra keseluruhan. Oleh sebab itu suatu unit atu bagian

manajemen sumber daya di suatu organisasi diadakan untuk melayani bagian-

bagian lain organisasi tersebut.

3. Tujuan fungsi (fungsional objective)

Untuk memelihara (maintain) kontribusi bagian-bagian lain agar mereka

(sumber daya manusia dalam tiap bagian) melaksanakan tugasnya secara

optimal. Dengan kata lain setiap sumber daya manusia atau karyawan dalam

organisasi itu menjalankan fungsinya dengan baik.

4. Tujuan personel (personel objective)

Untuk membantu karyawan atau pegawai dalam mencapai tujuan-tujuan

pribadinya,dalam rangka pencapaian tujuan organisasinya. Tujuan-tujuan

pribadi karyawan seharusnya dipenuhi, dan ini sudah merupakan motivasi dan

pemliharaan (maintain) terhadap karyawan itu.

- 6 -

Page 7: Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

D. Hubungan Sumber Daya Manusia dan Perusahaan

Peran SDM bagi sebuah perusahaan yang ingin berumur panjang merupakan

suatu hal strategis. Oleh karena itu, untuk menangani SDM yang handal harus

dilakukan sebagai human capital. Para manajer harus mengaitkan pelaksanaan

MSDM dengan strategi organisasi untuk meningkatkan kinerja, mengembangkan

budaya korporasi yang mendukung penerapan inovasi dan fleksibilitas. Peran

strategis SDM dalam organisasi bisnis dapat dikolaborasi dari segi teori sumber

daya. 

Fungsi perusahaan adalah mengerahkan seluruh sumber daya atau

kemampuan internal untuk menghadapi kepentingan pasar sebagai faktor eksternal

utama. Sumber daya sebagaimana disebutkan di atas, adalah SDM strategis yang

memberikan nilai tambah (added value) sebagai tolok ukur keberhasilan bisnis.

Kemampuan SDM ini merupakan competitive advantage dari perusahaan. Dengan

demikian, dari segi sumber daya, strategi bisnis adalah mendapatkan added value

yang maksimum yang dapat mengoptimumkan competitive advantage. Adanya SDM

ekspertis: manajer strategis (strategic managers) dan SDM yang handal yang

menyumbang dalam menghasilkan added value tersebut merupakan value added

perusahaan. Value added adalah SDM strategis yang menjadi bagian dari human

capital perusahaan

Peter Drucker (1998), pakar manajemen terkenal, bahkan mengemukakan

bahwa tantangan bagi para manajer sekarang adalah tenaga kerja kini cenderung tak

dapat diatur seperti tenaga kerja generasi yang lalu. Titik berat pekerjaan kini

bergerak sangat cepat dari tenaga manual dan clerical ke knowledge-worker yang

menolak menerima perintah (komando) ala militer, sebagaimana cara yang diadopsi

oleh dunia bisnis 100 tahun yang lalu. Kecenderungan yang kini berlangsung adalah,

angkatan kerja dituntut memiliki pengetahuan baru (knowledge-intensive, high tech-

- 7 -

Page 8: Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

knowledgeable), yang sesuai dinamika perubahan yang tengah berlangsung. Tenaga

kerja di sektor jasa di negara maju (kini sekitar 70 persen) dari tahun ke tahun

semakin meningkat, dan tenaga paruh waktu (part-timer) juga semakin meningkat.

Pola yang berubah ini menuntut pengetahuan baru dan cara penanganan (manajemen)

yang baru. Moskowitz, R. and Warwick D. (1996) berpendapat, bahwa Human capital

yang mengacu kepada pengetahuan, pendidikan, latihan, keahlian, dan ekspertis

tenaga kerja perusahaan kini menjadi sangat penting, dibandingkan dengan waktu-

waktu lampau.

Malcolm Baldrige, menyatakan bahwa penanganan SDM sebagai Human

Capital telah berhasil jika MSDM sudah merencanakan penerapan dan intergrasi

pertumbuhan pegawai secara penuh, mencakup program pelatihan, alur

pengembangan karier, penilaian/proses kesadaran pribadi, kompensasi, pemberian

wewenang, dan hasil terukur. Di samping itu manajemen senior dan madya terlibat

secara penuh dan mendukung serta turut berlatih bersama untuk membangun

perkembangan organisasi dan pegawai. Semua personalia dalam organisasi sudah

merasakan bekerja dalam kelompok (bukan hanya sebagai individu). Setiap unit kerja

sudah menguasai pegawai mereka melalui kelompok fungsional dan pembagian

informasi yang sesuai dengan fungsi masing-masing. Perusahaan sebagai organisasi

telah mempunyai suatu rencana menyeluruh dan secara penuh terhadap

pengembangan sumber daya manusia dengan memberikan pengakuan dan

penghargaan terhadap penigkatan kualitas secara penuh. Dan, setiap pegawai

mendapatkan reward untuk setiap prestasi. 

.

Untuk mencapai penanganan SDM sebagai Human Capital dapat dinilai dari

komponen-komponen sebagai berikut:

1. Perencanaan dan Pengelolaan SDM

a. Seberapa jauh perencanaan SDM dikaitkan dengan strategi.

b. Seberapa jauh SDM dikaitkan dengan tujuan peningkatan kualitas.

c. Seberapa besar penggunaan data pegawai untuk peningkatan pengelolaan

SDM.

- 8 -

Page 9: Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

2. Peningkatan Pegawai

a. Seberapa besar insentif bagi keterlibatan pegawai dalam peningkatan

kualitas.

b. Seberapa besar wewenang yang diberikan kepada pegawai dalam area

kerja mereka.

c.Bagaimana pengukuran dan pemantauan pegawai dalam peningkatan

kualitas.

d. Bagaimana indicator monitoring keterlibatan pegawai pada semua

tingkatan.

3. Pendidikan dan Pelatihan

a.Bagaimana sistematika pengembangan program pelatihan dan pendidikan.

b. Bagaimana mengukur kaitan pelatihan dan pendidikan dengan pekerjaan

pegawai.

c.Seberapa jauh pengaruh hasil pelatihan berhubungan dengan area Pekerjaan

pegawai.

d. Bagaimana mengukur pelatihan pegawai dengan kategori pekerjaan.

4. Kinerja Pegawai dan Pengakuan

a.Seberapa jauh reward program mendukung tujuan peningkatan mutu.

b. Bagaimana intensitas organisasi meninjau ulang dan meningkatan reward

program.

c.Bagaimana pengelolaan data dan bukti pengenalan setiap pegawai.

d. Bagaimana keberlanjutan peningkatan program untuk mencapai kepuasan

pegawai

5. Kepuasan Pegawai

a.Seberapa jauh program pengembangan pelayanan kepada pegawai;

b. Bagaimana system penilaian & evaluasi kepuasan pegawai;

c.Bagaimana kelengkapan data dalam peningkatan dan pelayanan pegawai.

Dengan demikian, human capital, bukanlah memposisikan manusia sebagai

modal layaknya mesin, sehingga seolah-olah manusia sama dengan mesin,

sebagaimana teori human capital terdahulu. Namun setelah teori ini semakin meluas,

- 9 -

Page 10: Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

maka human capital justru bisa membantu pengambil keputusan untuk memfokuskan

pembangunan manusia dengan menitikberatkan pada investasi pendidikan (termasuk

pelatihan) dalam rangka peningkatan mutu organisasi sebagi bagian pembangunan

bangsa. Penanganan SDM sebagai human capital menunjukkan bahwa hasil dari

investasi non fisik jauh lebih tinggi dibandingkan investasi berupa pembangunan

fisik.

E. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dalam Perspektif

Islam

Sumber daya manusia merupakan kekuatan terbesar dalam pengolahan seluruh

resources yang ada dimuka bumi, karena pada dasarnya seluruh ciptaan Allah yang ada

dimuka bumi ini sengaja diciptakan oleh Allah untuk kemaslahatan umat manusia Hal ini

sangat jelas telah ditegaskan oleh Allah dalam Al-Quran surah Al-Jatsiyah ayat 13:

Artinya : “Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di

bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang

demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum

yang berpikir”.

Oleh karena itu sumber daya yang ada ini harus dikelola dengan benar karena itu

merupakan amanah yang akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Untuk

mendapatkan pengelolaan yang baik ilmu sangatlah diperlukan untuk menopang

pemberdayaan dan optimalisasi manfaat sunber daya yang ada. Di dalam surah Ar-

Rohman ayat ke 33, Allah telah menganjurkan manusia untuk menuntut ilmu seluas-

luasnya tanpa batas dalam rangka membuktikan kemahakuasaan Allah SWT.

Allah mencerminkan keadaan manusia yang ideal dalam kitabNya yaitu dengan

- 10 -

Page 11: Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

criteria sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut:

1. Segala sesuatunya harus dikerjakan dalam rangka untuk

mengesakan Allah ( QS Muhammad : 19)

2. Menganggap bahwa semuanya adalah saudara dan memiliki

kedudukan yang sama meskipun berbeda suku bangsa ( QS Al-Hujurat : 13)

3. Saling tolong menolong dan berbuat baik sehingga akan tercipta

masyarakat yang harmonis ( QS Al-Maidah : 2)

4. Berlomba-lomba dalam kebaikan ( QS Al-Baqoroh : 148)

5. Toleransi dan bebas menjalankan ajaran agama masing-masing

( QS : Al-Kafirun : 1-6)

6. Selalu istiqomah dalam kebaikan/ teguh pendiriannya dan tidak

melampaui batas ( QS Hud : 112)

7. Adil dan selalu memperjuangkan kebenaran ( QS An-Nisa : 58)

8. Mengembangkan pola pikir dengan mempertimbangkan kebaikan

atau keburukan tentang suatu kal tertentu/ ijtihad ( Al-Baqoroh : 219).

Jika manusia telah mampu untuk mengamalkan hal diatas tentulah sumber daya

manusia dan alam akan teroptimalkan. Pengayaan kualitas SDM merupakan suatu

keharusan dalam islam, sebagaimana yang telah disampailan oleh rosulullah SAW bahwa

menuntut ilmu adalah wajib dari mulai lahir hingga wafat. Oleh karena itu mempelajari

semua ilmu, baik umum maupun keagamaan merupakan suatu keharusan. Yang harus

digaris bawahi ialah kemana ilmu itu akan digunakan.

Kalau kita menilik akar masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari, maka

jelaslah kebanyakan manusia tidak mengetahi eksistensi ia ada dimuka bumi ini atau

dengan kata lain manusia hanya hidup hanya untk sekedar hidup tanpa memikirkan

tentang hari kesudahan. Dengan demikian maka tatanan yang ada dalam masyarakat

hanyalah berkutat pada masalah yang sifatnya pragmatis.

MSDM yang ada dalam islam adalah semua sumbar daya yang dimanfaatkan

- 11 -

Page 12: Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

untuk ibadah kepada Allah, bukan untuk yang lainnya. Dengan adanya rasa menerima

amanah dari Allah maka kemampuan yang dimiliki akan ditingkatkan dan dilakukan

dalam rangka menjalankan amanah yang diemban. Sifat yang akan tercermin dari sumber

daya manusia islami yang baik ialah siddiq, amanah, fatonah dan tablig. Keempat sifat ini

adalah tolak ukur yang riil untuk mengukur keunggulan sumber daya manusia islami.

Semua sifat dan keadaan yang ideal tersebut tentunya tidak akan ada dengan

sendirinya melainkan harus dengan usaha yang sungguh-sungguh dan kesabaran yang

luar biasa, sebagaimana firmanNya dalam surah Ar-Raad ayat 11 yang artinya: “

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah

keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.

Kerja keras dan kerja cerdas adalah yang utama, untuk itu tidaklah heran juka

dalam etos kerja tidaklah jauh beda antara etos kerja orang islam dengan etos kerja

nonislam, yang membedakannya hanyalah pada ontology dan aksologinya. Bahkan

semangat kerja orang nonmuslim ada yang melebihi orang islam, oleh karena itulah iman

seorang muslim penting untuk dijadikan acuannya.

Pada intinya MSDM islam tetap mengacu pada pencapaian kesejahteraan yang

diridhoi oleh Allah, tuhan semesta alam, bagaimanapun caranya.

F. Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Manajemen Sumber Daya

Manusia

Islam sebagai sebuah way of life, mengajarkan dan mengatur bagaimana

menempatkan SDM pada sebuah syirkah (perusahaan). Islam sangat peduli terhadap

hukum perlindungan hak-hak dan kewajiban mutualistik antara pekerja dengan yang

mempekerjakan. Etika kerja dalam Islam mengharuskan, bahwa gaji dan bayaran

serta spesifikasi dari sebuah pekerjaan yang akan dikerjakan harus jelas dan telah

disetujui pada saat adanya kesepakatan awal, dan pembayaran telah dilakukan pada

saat pekerjaan itu telah selesai tanpa ada sedikitpun penundaan dan pengurangan. 

- 12 -

Page 13: Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

Para pekerja juga mempunyai kewajiban untuk mengerjakan pekerjaannya

secara benar, effektif, dan effisien. Al Quran mengakui adanya perbedaan upah di

antara pekerja atas dasar kualitas dan kuantitas kerja yang dilakukan sebagaimana

yang dikemukakan dalam surat:

1. Al Ahqaaf ayat 19

Artinya : “Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah

mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan)

pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.”

2. Surah Al Najm ayat 39-41.

Artinya : “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang

diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan

diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya

dengan balasan yang paling sempurna.”

Sungguh sangat menarik apa yang ada dalam Al Quran yang tidak

membedakan perempuan dengan laki-laki dalam tataran dan posisi yang sama untuk

masalah kerja dan upah yang mereka terima, sebagaimana yang terungkap dalam

Surah Ali-Imran ayat 195 yang berbunyi :

- 13 -

Page 14: Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

Artinya : “Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan

berfirman, ‘ Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyakan amal orang-orang

yang beramal diantara kamu, baik laki-laki maupun perempuan

(karena)sebagian kamu adalah keturunan dari sebagian yang lain. Maka,

orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang

disakiti karena jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan

Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilahAku memasukkan

mereka kedalam surga yang mengalir sungai-sungai dibawahnya sebagai

pahala disisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik.”

Islam juga menganjurkan, untuk melakukan tugas-tugas dan pekerjaan tanpa

ada penyelewelengan dan kelalaian, dan bekerja secara efisien dan penuh

kompentensi. Ketekunan dan ketabahan dalam bekerja dianggap sebagai sesuatu yang

mempunyai nilai terhormat. Suatu pekerjaan kecil yang dilakukan secara konstan dan

professional lebih baik dari sebuah pekerjaan besar yang dilakukan dengan cara

musiman dan tidak professional. Hal ini sesuai dengan Sabda Rasullulah yang

berbunyi ”Sebaik-baiknya pekerjaan adalah yang dilakukan penuh ketekunan

walaupun sedikit demi sedikit.”(H.R. Tirmidzi). 

- 14 -

Page 15: Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

Kompentensi dan kejujuran adalah dua sifat yang membuat seseorang dianggap

sebagai pekerja unggulan sebagaimana yang dinyatakan dalam Surah Al Qashash ayat

26 yang berbunyi:

Artinya : “ Salah seorang dari kedua wanita itu berkata ‘Ya bapakku ambilah ia

sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang

paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang

kuat lagi dapat dipercaya”

Standard Al Quran untuk kepatutan sebuah pekerjaan adalah berdasarkan pada

keahlian dan kompetensi seseorang dalam bidangnya. Ini merupakan hal penting,

karena tanpa adanya kompentensi dan kejujuran, maka bisa dipastikan tidak akan

lahir efisiensi dari seseorang. Oleh karena itu, merupakan kewajiban bagi manajemen

sebuah organisasi (perusahaan) untuk menempatkan seseorang sesuai dengan

kompetensinya.

Berdasarkan ayat-ayat di atas, dapat disimpulkan, bahwa Islam mengajarkan

SDM dalam sebuah perusahaan merupakan salah satu capital bukan sebagai cost unit.

Dengan demikian, penanganan SDM sebagai human capital, bukanlah sesuatu yang

baru dalam aktivitas ekonomi Islami.

1. Kerja, Gaji dan Bayaran harus jelas.

Etika kerja dalam Islam mengharuskan bahwasanya gaji dan bayaran serta

spesifikasi dari sebuah pekerjaan yang akan dikerjakan hendaknya jelas disetujui

pada saat mengadakan kesepakatan awal . ini juga mengharuskan bahwa gaji yang

telah ditentukan, dan juga bayaran-bayaran yang lain yang hendaknya dibayarkan

pada saat pekerjaan itu telah selesai tanpa ada sedikitpun penundaan dan

pengurangan. Al-Qur’an mengakui adanya perbedaan diantara para pekerja atas

dasar kwalitas dan kwantitas kerja yang dilakukan. Ini memberikan bukti bahwa

gaji yang didapat oleh para pekerja tidak harus sama rata. Dalam hal ini Al-

- 15 -

Page 16: Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

Mubarak menyatakan bahwa pemberian gaji yang sama atas sebuah pekerjaan

yang berbeda dan variatif adalah bentuk dan tindak kedzaliman.

Islam telah menetapkan hukum untuk perlindungan hak-hak dan

kewajiban mutualistik antara para pekerja dan yang memperkerjakan. Sesuai

dengan etika kerja dalam islam, seorang pekerja haruslah berlaku adil dan jujur

terhadap apa yang menjadi tugas dan kerjanya. Orang yang mempekerjakan orang

lain, yang berusaha melakukan penundaan atau melakukan kesewenang-

wenangan pada mereka, maka dalam pandangan Al-Qur’an, dianggap sebagai

dosa besar dan berhak mendapatkan siksaan. Al-Qur’an memerintahkan bahwa

gaji hendaknya ditentukan atas dasar konsultasi dan kesepakatan. Al-Qur’an

memerintahkan orang-orang yang beriman untuk menjaga amanah dan tanggung

jawab yang dibebankan pada dirinya.

Pekerja yang paling baik adalah orang yang melakukan pekerjaannya

dengan penuh efisien yang benar. Setiap orang harus bertanggung jawab ini juga

berlaku bagi sebuah pekerjaan yang dia emban, apapun bentuk pekerjaan itu.

Seseorang yang bekerja untuk orang lain, baik perusahaan ataupun

institusi, telah Allah perintahkan untuk melakukan pekerjaannya dengan cara

yang seefisien dan sebaik mungkin. Pekerjaan yang diberikan seseorang pada

dirinya adalah sebagai amanah, penerimaaan kerja itu hendaknya dengan cara

yang amanah, dan kemudian dia harus memenuhi amanah itu dengan sebaik-

baiknya. Yusuf Musa mengutip sabda Rasulullah,”Setiap orang dari kalian adalah

pemimpin, dan mereka akan dimintai pertanggung jawabannya,” ia berkata bahwa

ini juga meliputi setiap pekerja karena “Tanggung jawabnya” adalah pekerjaan

yang dibebankan pada dirinya didalam Al-Qur’an dan hadist Rasulullah

Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah termasuk didalamnya masalah pekerjaan

seseorang ataupun sebuah tanggung jawab, sebagaimana antonym dari kata

amanah yaitu khiyanah di dalamnya mencakup semua bentuk pengingkarandan

- 16 -

Page 17: Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

tidak dipenuhi tanggung jawab seseorang terhadap amanah dan kepercayaan yang

diberikan kepadanya.

2. Menanamkan jiwa Jujur, Tulus Hati, dan Benar

Al-Qur’an memerintahkan pada manusia untuk jujur, tulus/ikhlas dan

benar dalam semua perjalanan hidupnya, dan ini sangat dituntut dalam bidang

bisnis. Pada saat penipuan tipu daya dikutuk dan dilarang, kejujuran tidak hanya

diperintahkan, ia dinyatakan sebagai keharusan yang mutlak dan absolute.

Sesekali kejujuran diseberangkan/diaposisikan dengan hipokrasi (kemunafikan)

disamping ayat-ayat yang ada didalam Al-Qur’an yang memerintahkan kejujuran

dan tulus hati ini, disana juga masih banyak hadist yang memerintahkan agar

manusia berlaku jujur dan tulus hati. 

Islam juga memerintahkan setiap Muslim untuk jujur, baik dalam

perkataan maupun perbuatan. Bentuk niat dari sebuah pekerjaan akan sangat

menentukan takaran keikhlasan seseorang. Islam memerintahkan semua transaksi

bisnis secara jujur, tidak akan memberikan koridor dan ruang penipuan,

kebohongan dan eksploitasi dalam segala bentuknya. Perintah ini mengharuskan

setiap pelaku bisnis untuk secara ketat berlaku adil dan lurus dalam semua dealing

dan transaksi bisnisnya. Barang siapa yang tidak melakukan perintah Al-Qur`an

yang demikian dan terlibat dalam penipuan, kebohongan dan eksploitasi mereka

diancam dengan hukuman yang sangat berat.

3. Effisien dan Kompeten

Islam menganjurkan pada kaum Muslimin untuk melakukan tugas-tugas

dan pekerjaannya dengan tanpa penyelewengan dan kelalaian. Ia hendaknya

melakukan tugas-tugas dengan cara yang seeffisien mungkin dan penuh

kompetensi. Ketabahan dalam bekerja dianggap sebagai sesuatu yang memiliki

nilai terhormat. Satu pekerjaan kecil yang dilakukan dengan cara konstan dan

profesional lebih baik dari sebuah pekerjaan besar yang dilakukan dengan cara

- 17 -

Page 18: Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

musiman dan tidak profesional. Kompetensi dan kejujuran adalah dua sifat yang

membuat seseorang yang dianggap sebagai pekerja yang jempolan.

Al-Qur`an memerintahkan manusia untuk menguasai alam ini dan

mempergunakan sumber-sumber kekayaannya. Al-Qur`an menyuruh manusia

untuk menguasai lautan dan mempergunakan sebagai sarana navigasi, untuk

mencari makanan-makan dari laut, untuk mencari mutiara-mutiara yang bisa

dipergunakan untuk kepentingan mereka. Al-Qur`an juga memerintahkan manusia

untuk mengolah besi, untuk membangun industri-industri berat atau untuk

membangun rumah besar dan seterusnya. 

Karena tidak ada satupun pekerjaan dan tugas yang tidak bisa dilakukan

kecuali dengan cara yang efisien dan kompeten, maka otomatis peningkatan

kualitas-kualitas dalam masalah ini dengan sendirinya merupakan sebuah

kebutuhan yang tidak bisa dielakkan. Inilah sebabnya mengapa Al-Qur`an

menyuruh setiap Muslim menjadi seseorang yang melakukan segala sesuatu

dengan efisien dan kompeten.

4. Seleksi Berdasarkan Keahlian

Standar Al-Qur`an untuk kepatutan sebuah pekerjaan adalah berdasarkan

pada keahlian dan kekompetanan seseorang dalam bidang tertentu. Ini penting

untuk ditekankan, karena tanpa adanya prasyarat kompetensi dan kejujuran maka

bisa dipastikan tidak akan lahir efisiensi dari seseorang. Abdul Hadi menekankan

bahwasannya Al-Qawi (kuat dan efisien) bisa dilihat pada surat Al-Qashash ayat

26 memberikan gambaran bahwa prioritas pemilihan seseorang pekerja

hendaknya didasarkan bahwasannya seseorang melebihi yang lain dalam

kapasitasnya, baik secara fisik maupun mental, untuk memangku pekerjaan yang

disediakan.

- 18 -

Page 19: Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

Disamping adanya ayat-ayat Al-Qur`an, banyak hadits Rasulullah yang

memerintahkan pada orang-orang yang beriman untuk melihat keahlian dan

kompetensi sebagai kriteria utama untuk menetapkan pekerjaan dalam sebuah

tugas publik. Oleh karena itu merupakan kewajiban bagi pemilik otoritas untuk

melakukan investigasi sebelum ia menentukan seseorang dalam jabatan publik

tertentu, terutama sekali dalam posisi kunci mengambil keputusan. Rasullullah

sendiri merasa perlu melakukan interview dengan Muadz bin Jabal untuk melihat

kapasitas dan kompetensinya sebelum dia ditunjuk menjadi seorang hakim

(qadhi) di Yaman.

G. HAK PEKERJA DALAM ISLAM

Selain meningkatkan efisienitas untuk meningkatkan kualitas SDM, islam

juga memperhatikan hak-hak pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Seperti:

1. Hak Bekerja

a. Hak Memilih Pekerjaan yang sesuai

Islam menetapkan hak setiap individu untuk memilih pekerjaan yang sesuai

kemampuan, pengalaman, dan potensi yang dimiliki

b. Persamaan Pria dan Wanita dalam bekerja

Islam menyamakan kedudukan pria dan wanita dalam bekerja, Islam

membooehkan wanita melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan

syari'at dan dijalankan secara baik, serta tidak bertentangan dengan tabiatnya.

Al-Qur'an menegaskan, hasil kerja dan kesungguhan wanita pun dihargai

sebagaimana pria.

c. Profesionalisme

Hak cipta dalam Islam didasarkan atas kemwmpuan atau profesionalisme,

mengingat Islam sangat menekankan prestasi kerja.

Dalam pandangan Islam, menyerahkan urusan kepada orang yang tidak

menguasainya, maka itu adalah tanda-tanda kehancuran. Rasulullah saw

- 19 -

Page 20: Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

bersabda, "Jika amanah disia-siakan l, tunggulah kehancuran". Lalu sahabat

bertanya, "Ya Rasulullah, bagaimana menyia-nyiakannya?". Rasulullah saw.

menjawab, "jika urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya".

d. Kedudukan pekerjaan dalam Islam

Cakupan konsep kerja dalam Islam amat luas dan meliputi berbagai sektor

pekerjaan dan produksi, baik materi maupun pemikiran. Tetapi yang dituntut

dari seorang muslim adalah aktivitas fisik sebagai prioritas.

Ibadah dalam Islam seperti shalat, puasa dan haji pun tidak lain adalah

aktivitas fisik yang disertai zikir dan pujian kepada Allah.

Jika kita telaah hadits-hadits Rasulullah saw., akan kita saksikan bahwa hasil

pekerjaan sendiri mempunyai kedudukan yang tinggi, bahkan meskipun

pekerjaan itu dipandang rendah oleh masyarakat.

e. Kewajiban Pemerintah Menyediakan Laporan Kerja

Sesungguhnya mendapatkan pekerjaan adalah hak sakral setiap orang, pria

maupun wanita. Seseorang bebas memilih pekerjaan yang sesuai dengan bakat

dan kemampuannya. Jika seseorang tidak mampu memperoleh pekerjaan

untuk dorinya, maka tanggung jawab itu beralih pada pemerintah. Dalam

perspektif Islam, pemerintah harus mencarikan profesi yang tepat baginya

atau membantunya selama waktu tertent, yaitu selama belum memperoleh

pekerjaan karena sebab-sebab di luar dirinya.

2. Hak Memperoleh Gaji

a. Gaji sesuai dengan Pekerjaan

Kaidah Islam menegaskanbahwa gaji haruw sesuai dengan pekerjaan. Tidak

ada kedzaliman, pengurangan, atau anarki.

Dalam pandangan Islam, negara harus menyediakan anggaran untuk

menjamin gaji yang adil.

b. Perbedaan tingkat gaji

Jika islam menetapkan bahwa gaji ditentukan berdasarkan pekerjaan, maka ia

juga menetapkan perbedaan jumlah gaji yang ditentukan berdasarkan jenis

dan pentingnya suatu pekerjaan.

- 20 -

Page 21: Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

c. Menentukan Rangsangan Kerja

Islam memberi peluang adanya rangsangan kerja baik yang bersifat positif

dalam bentuk pemberian insentif, maupun yang negatif dalam bentuk sanksi.

Tujuan pemberian rangsangan adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja

dan memperbaiki tingkat pelaksanaan. Selain itu rangsangan akan mengurangi

kecerobohan bekerja serta menambah keseriusan dan efektivitas kerja.

3. Hak Cuti dan Keringanan Pekerjaan

a. Jam kerja, cuti, dan Libur

Hak cuti kerja biasanya dimasukkan dalam ketentuan jam kerja dan hari libur.

Rasulullah saw. Bersabda:

“Istirahatkanlah hati dari waktu ke waktu, sesungguhnya hati itu jika

mengalami kelelahan akan buta.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Permudahlah dan jangan kamu persulit. Gembirakanlah dan jangan

menjauhkan mereka” (HR. Bukhari dan Muslim).

b. Dasar Hubungan Manusia dalam Islam

Islam menyerukan kasih sayang secara universal. Dasar hubungan manusia

dalam Islam adalah cinta, kasih sayang, dan toleransi. Bidang ini berada

dalam konteks agama sebagai "mu'amalah", yakni perwujudan dari sabda

Rasulullah saw., "Innamaad-Diinul-Mu'amalah",'sesungguhnya agama itu

adalah mu'amalah (interaksi).

4. Hak Memperoleh Jaminan dan Perlindungan

a. Jaminan dan Perlindungan bagi Pekerja

Jaminan dan perlindungan sosial bagi yang lemah, orang sakit, pengangguran,

atau manula merupakan hasil perjuangan panjang dan konflik antara proletar

dengan para pemilik modal. Merupakan pengorbanan panjang yang mencuat

dari revolusi industri dan kemajuan ekonomi.

- 21 -

Page 22: Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

Sedangkan Islam menetapkan hak jaminan dan perlindungan pekerja sejak

empat belas abad lalu, ketika masyarakat dunia sedang diselimuti kejahiliahan

dan keterbelakangan. Islam menetapkan hak ini di atas segala hak.

Islam telah memproklamirkan konsep jaminan dan perlindungan pekerja ke

seluruh penjuru dunia. Untuk merealisirnya, didirikanlah "Lembaga Zakat"

yang merupakan lembaga independen.

b. Perlindungan Kerja Merupakan Esensi Islam

Tak sebatas memperluas penerapan prinsip jaminan dan perlindungan kerja,

Islam bahkan menempatkan prinsip ini sebagai esensinya, sehingga orang

yang mengabaikannya berarti telah mendustakan risalah Islam.

H. KEWAJIBAN PEKERJA DALAM ISLAM

Disamping menetapkan hak-hak pekerja, Islam juga menetapkan kewajiban-

kewajibannya. Kewajiban terpenting adalah menegakkan amanah dalam pekerjaan,

memahami agama dan bidang kerja.

1. Amanah dalam Bekerja

a. Bekerja secara Profesional

Pekerjaan harus dilakukan sebaik mungkin sehingga memperoleh hasil

terbaik. Rasulullah saw. Bersabda,”Sesungguhnya Allah senang jika salah

seorang diantara kamu mengerjakan suatu pekerjaan yang dilakukan secara

tekun dan sunguh-sungguh.

b. Kejujuran dalam Bekerja adalah Ibadah.

Islam memandang bahwa kejujuran dalam bekerja bukan hanya merupakan

tuntutan, melainkan juga ibadah. Seorang muslim yang dekat dengan Allah,

akan bekerja dengan baik untuk dunia dan akhiratnya.

c. Memenuhi Amanah Kerja adalah Jenis Ibadah yang Paling Utama

Islam menilai bahwa memenuhi amanah kerja merupakan jenis ibadah yang

paling utama.

- 22 -

Page 23: Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

d. Dasar Keimanan dalam Islam adalah Amal Perbuatan

Islam mendefinisikan konsep keimanan seperti yang dinyatakan Rasulullah

saw., “Iman bukanlah angan-angan, tetapi apa yang bersemayam dalam hati

dan diwujudkan dalam bentuk amal perbuatan”. (HR. ad-Dailami).

2. Mendalami Agama dan Profesi

a. Mendalami Agama

Mendalami agama merupakan kewajiban setiap muslim, apapun profesinya.

b. Menekuni Pekerjaan

Pekerja dituntut agar senantiasa mengikuti dinamika dunia kerja. Ia dituntut

untuk mencapai professional dan kreativitas dalam bekerja. Pekerja dituntut

memahami secara mendalam strategi-strategi mutakhir dalam bekerja.

Rasulullah saw. Bersabda:

“sedikit kerja dengan ilmu berarti banyak, dan banyak kerja dengan

kebodohan berarti sedikit”. (HR. as-Suyuthi).

Bab 3

Penutup

Manajemen Sumber Daya Manusia adalah manajemen yang berhubungan

dengan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan terhadap bermacam-macam

fungsi pelaksanaan usaha untuk mendapatkan, mengembangkan dan memelihara para

pegawai dengan sedemikian rupa, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai seefisien

dan seefektif mungkin dan kebutuhan para pegawai dapat dilayani dengan sebaik-

baiknya serta produktivitas kerja dapat ditingkatkan.

Manajemen Sumber Daya Manusia dapat dipengaruhi oleh berbagai factor, baik

berasal dari dalam organisasi itu sendiri (internal) meliputi : Rencana Strategik;

Anggaran; Estimasi Produk dan Penjualan; Usaha atau Kegiatan Baru; Rancangan

- 23 -

Page 24: Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

Organisasi dan Tugas Pekerjaan. Maupun yang berasal dari lingkungan organisasi

(Eksternal) meliputi : Teknologi; Sosial & Budaya; Politik; Situasi Ekonomi;

Peraturan Perundang-undangan; dan Para Pesaing.

Tujuan utama dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk

meningkatkan kontribusi sumber daya manusia (karyawan) terhadap organisasi dalam

rangka mencapai produktivitas organisasi yang bersangkutan. Hal ini dapat dipahami

bahwa semua kegiatan organisasi dalam mencapai misi dan tujuannya adalah sangat

tergantung kepda manusia yang mengelola organisasi itu. Oleh sebab itu sumber daya

manusia (karyawan) tersebut harus dikelola sedemikian rupa sehingga berdaya guna

dan berhasil guna dalam mencapai misi dan tujuan organisasi.

MSDM yang ada dalam islam adalah semua sumbar daya yang dimanfaatkan

untuk ibadah kepada Allah, bukan untuk yang lainnya. Dengan adanya rasa menerima

amanah dari Allah maka kemampuan yang dimiliki akan ditingkatkan dan dilakukan

dalam rangka menjalankan amanah yang diemban. Sifat yang akan tercermin dari

sumber daya manusia islami yang baik ialah siddiq, amanah, fatonah dan tablig.

Keempat sifat ini adalah tolak ukur yang riil untuk mengukur keunggulan sumber

daya manusia islami.

Islam sebagai sebuah way of life, mengajarkan dan mengatur bagaimana

menempatkan SDM pada sebuah syirkah (perusahaan). Islam sangat peduli terhadap

hukum perlindungan hak-hak dan kewajiban mutualistik antara pekerja dengan yang

mempekerjakan. Etika kerja dalam Islam mengharuskan, bahwa gaji dan bayaran

serta spesifikasi dari sebuah pekerjaan yang akan dikerjakan harus jelas dan telah

disetujui pada saat adanya kesepakatan awal, dan pembayaran telah dilakukan pada

saat pekerjaan itu telah selesai tanpa ada sedikitpun penundaan dan pengurangan.

Islam mengajarkan SDM dalam sebuah perusahaan merupakan salah satu capital

bukan sebagai cost unit.

- 24 -

Page 25: Makalah EBI Kelompok 7 - 'Manajemen Sumber Daya Manusia'

Daftar Pustaka

Muhammad Tholhah Hasan (2005). Islam dan Masalah Sumber Daya manusia, Cetakan ke-4, Jakarta:Lantabora Press.

Dr. Abdul Hamid Mursi (2008), SDM yang Produktif : Pendekatan Al-Qur’an dan Sains, Jakarta: Insani Press

ekonomibersama.blogspot.com Makalah-arsipku.blogspot.com Id.wikipedia.com Google.co.id

- 25 -