EBI Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12 ...
Transcript of EBI Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12 ...
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/
1 | Jurnal Ekonomi, BisnisDan Industri (EBI)
Vol. 2. No. 1 Mei 2020
EFEKTIVITAS KREDIT USAHA RAKYAT DALAM PENGEMBANGAN USAHA
MIKRO KECIL DAN MENENGAH
Dance Malelak1, Pius Bumi Kellen2, Piet De Rozari2
1,2,3 Universitas Nusa Cendana Kupang
e-mail: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Efektivitas kredit UMKM memiliki nilai yang baik dengan pencapaian hasil outstanding
yang meningkat setiap tahun serta outcome yang baik bagi masyarakat penerima dana
KUR akan tetapi dengan hasil tersebut ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan oleh
BRI Unit Tarus yang bertanggungjawab terhadap kredit UMKM. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui Efektivitas Kredit Usaha Rakyat BRI Unit Tarus dalam pengembangan
usaha mikro kecil dan menengah Kelurahan Tarus. Penelitian menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Dengan teknik pengumpulan data kepustakaan dengan mempelajari
bahan atau literatur manajamen pemasaran, efektivitas, kredit usaha rakyat dan UMKM
Kelurahan Tarus, karena ada hubungannya dengan masalah efektivitas kredit usaha rakyat
BRI Unit Tarus dalam pengembangan UMKM Kelurahan Tarus, lapangan penelitian yang
dilakukan dengan cara langsung ke BRI Unit Tarus dan Kelurahan Tarus, untuk
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam menulis masalah efektivitas kredit usaha
rakyat BRI Unit Tarus dalam pengembangan UMKM Kelurahan Tarus. Hasil penelitian
diketahui bahwa Efektivitas kredit UMKM pada akhirnya memiliki nilai yang baik dengan
pencapaian hasil outstanding yang meningkat terus setiap tahun serta outcome yang baik
bagi masyarakat penerima dana KUR akan tetapi dengan hasil yang baik tersebut ada
beberapa catatan yang perlu diperhatikan oleh BRI Unit Tarus yang bertanggungjawab
terhadap kredit UMKM.
Kata kunci: efektivitas, Kredit Usaha Rakyat (KUR), Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM).
Abstraks
The effectiveness of MSME loans has a good value with the achievement of outstanding
results that increase every year and good outcomes for the community receiving KUR
funds, but with these results there are a number of notes that BRI Unit Tarus needs to pay
attention to, which is responsible for MSME loans. This study aims to determine the
effectiveness of BRI Unit Tarus People's Business Credit in the development of micro, small
and medium enterprises in Tarus Village. The research used a qualitative descriptive
method. With the literature data collection technique by studying marketing management
materials or literature, effectiveness, people's business credit and Tarus Village UMKM,
because it has something to do with the problem of the effectiveness of the people's business
credit in the Tarus Unit in the development of SMEs in Tarus Village, the field of research
is carried out directly to BRI Tarus Unit and Tarus Village, to collect the data needed in
writing about the effectiveness of the BRI Tarus Unit people's business credit in the
development of MSMEs in Tarus Village. The results of the study show that the effectiveness
of MSME loans in the end has a good value with the achievement of outstanding results
that continue to increase every year as well as good outcomes for the community receiving
KUR funds, but with these good results there are several notes that need to be considered
by the BRI Unit Tarus who is responsible to MSME credit.
Key words: effectiveness, People's Business Credit (KUR), Micro, Small and Medium
Enterprises (UMKM).
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/
Dance Malelak, Pius Bumi Kellen, Piet De Rozari | 2
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberadaan UMKM di negara-
negara sedang berkembang seperti Indonesia,
dapat memberikan kontribusi berupa
kesempatan kerja, sumber pendapatan bagi
kelompok miskin, distribusi pendapatpan dan
pengurangan kemiskinan. Hal ini diperkuat
oleh penelitian Supriyanto (2006) yaitu
UMKM mampu menjadi solusi
penanggulangan kemiskinan di Indonesia,
karena UMKM berkontribusi menyerap lebih
dari 99,45% tenaga kerja dan memberikan
kontribusi sebesar 30% terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB). Kredit adalah semua
jenis pinjaman yang harus dibayar kembali
bersama bunganya oleh peminjam sesuai
dengan perjanjian yang telah disepakati
(Hasibuan, 2006). Pemberian kredit
dilakukan baik oleh lembaga keuangan bank
maupun lembaga keuangan bukan bank.
Lembaga keuangan merupakan bagian dari
sistem keuangan yang melayani masyarakat
pemakai jasa-jasa keuangan. Lembaga
keuangan memiliki andil yang cukup besar
dalam pembangunan ekonomi nasional,
terutama peranan perbankan.
Bank adalah suatu jenis pranata
finansial yang melaksanakan jasa-jasa
keuangan yang cukup beraneka ragam. Jasa-
jasa yang ditawarkan oleh bank diantaranya:
(1) menghimpun dana dari masyarakat; (2)
menyalurkan dana; dan (3) service atau
kegiatan penunjang untuk mendukung
kelancaran kegiatan menghimpun dana
masyarakat dan menyalurkannya, yang
meliputi: (a) kiriman uang/transfer; (b)
kliring; (c) inkaso; (d) safe deposit box; (e)
kartu kredit; (f) banknotes; (g) bank garansi;
(h) bankdraft; (i) letter of credit; (j) cek
wisata; (k) menerima setoran-setoran; (l)
melayani pembayaran-pembayaran; dan (m)
bermain di pasar modal.
Jasa menyalurkan dana atau
pemberian kredit melalui bank dilakukan
baik dengan modal sendiri atau dengan dana-
dana yang dipercayakan oleh pihak ketiga
maupun dengan jalan memperedarkan alat-
alat pembayaran baru berupa uang giral.
Kredit yang ditawarkan oleh bank berupa
kredit investasi, kredit modal kerja, kredit
perdagangan, kredit konsumtif dan kredit
produktif.
Berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia No. 17 Tahun 2015 bank wajib
menyalurkan 20% dari total kreditnya kepada
UMKM. Hal ini dimaksudkan untuk
membantu UMKM dalam mengatasi
keterbatasan finansial. Program pemerintah
ini disebut dengan nama Kredit Usaha Rakyat
atau yang disingkat KUR. KUR adalah
kredit/pembiayaan yang diberikan oleh
perbankan kepada Usaha Mikro, Kecil,
Menengah dan Koperasi (UMKM) yang
feasible tapi belum bankable.KUR bertujuan
untuk: (1) meningkatkan dan memperluas
akses pembiayaan kepada usaha produktif;
(2) meningkatkan kapasitas daya saing usaha
mikro, kecil, dan menengah; dan (3)
mendorong pertumbuhan ekonomi dan
penyerapan tenaga kerja (Per. Menko No. 11
Tahun 2017 pasal 2). UMKM yang berhak
mendapatkan KUR harus merupakan jenis
usaha yang produktif dan layak, tapi tidak
mampu dalam memenuhi persyaratan yang
ditetapkan perbankan (belum bankable).
Program KUR diluncurkan sejak
November 2007. Pada tahun 2015 KUR
diarahkan agar dapat menjadi bagian dari
pendorong kenaikan pertumbuhan ekonomi
yang sedang melambat, dengan alokasi
plafon KUR sebesar Rp.30 triliun. Seiring
dengan kebijakan tersebut pemerintah
sekarang ini menetapkan arah kebijakan di
bidang UMKM yaitu meningkatkan daya
saing UMKM sehingga mampu tumbuh
menjadi usaha yang berkelanjutan dengan
skala yang lebih besar (naik kelas) dalam
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/
3 | Jurnal Ekonomi, BisnisDan Industri (EBI)
Vol. 2. No. 1 Mei 2020
rangka mendukung kemandirian
perekonomian nasional. KUR yang telah
disalurkan sejak tahun 2007 hingga
Desember 2014, sebesar Rp.178,8 triliun
dengan total debitur sebanyak 12,4 juta. Bank
nasional yang menyalurkan KUR sebanyak 7
bank yaitu Bank Nasional Indonesia (BNI),
Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri,
Bank Tabungan Negara (BTN), Bank
Bukopin, Bank Syariah Mandiri (BSM) dan
Bank Negara Indonesia Syariah (BNI
Syariah) (Kemenko Perekonomian, 2016).
Hingga Desember 2018 realisasi penyaluran
KUR mencapai Rp.120,3 triliun atau 100,3%
dengan jumlah debitur 4,4 juta yang
disalurkan melalui 43 lembaga keuangan
baik bank maupun nonbank. Bank Rakyat
Indonesia (BRI) menduduki peringkat
pertama penyalur KUR terbanyak di
Indonesia yang mencapai plafon hingga Rp.
80 juta dengan total debitur 3,9 juta
(http://kur.ekon.go.id/realisasi_kur/2018/12,
diakses 31 Maret 2019, pukul 7.00 PM).
BRI adalah bank milik
pemerintah yang didirikan sejak tahun 1895.
BRI mampu menjangkau seluruh kecamatan
di Indonesia, sangat terkenal dengan micro
banking dan telah memperoleh penghargaan
baik nasional maupun internasional (Athesa
dkk, 2006). Keberadaan unit-unit BRI yang
menjangkau seluruh kecamatan di Indonesia
membuatnya sangat dekat dengan
masyarakat menengah ke bawah, dimana
para pengusaha UMKM berada. Kelurahan
Tarus merupakan sala satu kelurahan yang
mendapat kuncuran dana KUR yang
disalurkan kepada masyarakat Kelurahan
Tarus. Kelurahan tarus sendiri memiliki
jumlah penduduk 410 kk, yang tersebar pada
16 RT dan 8 RW dengan luas wilayah 4.23
km^2. Masyarakat kelurahan Tarus
mayoritasnya merupakan petani dan
wiraswasta sehingga dalam pengelolaan
pertanian dan usaha mereka sangat
membutuhkan akan bantuan dana KUR guna
menopang usaha mereka, masyarakat
Kelurahan Tarus yang tinggal disekitaran
sungai manikin, sering mengalami gangguan
ketika musim hujan, terutama karena
sebagian besar permukiman terletak dekat
muara sungai sehingga limpasan banjir
terkadang membuat mereka terpaksa
mengungsi ke tempat lain walaupun ada
beberapa daerah yang berdekatan dengan
sungai tetapi karena kondisi topografi tidak
terkena dampak banjir. Hal inilah yang
menyebabkan diperlukan suatu pemetaan
untuk membantu menata permukiman
disekitar sungai mengingat semakin padatnya
permukiman.
BRI Unit Tarus merupakan salah
satu Kantor Cabang Pembantu (KCP) BRI
yang berada di kabupaten Kupang,
kecamatan Kupang Tengah, kelurahan Tarus,
Nusa Tenggara Timur. BRI Tarus berdiri
sejak tahun 2015 dan merupakan salah satu
penyalur dana KUR mikro sejak tahun 2015.
1.2 Penelitian Terdahulu
Bagian ini akan menguraikan
beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan efektivitas kredit usaha rakyat BRI
Unit Tarus dalam pengembangan usaha
mikro kecil dan menengah Kelurahan Tarus
sehingga diharapkan memberikan jaminan
original penelitian ini. Dalam penelusuran
pustaka yang dilakukan penulis belum
mendapatkan penelitian terdahulu yang
hubungannya erat dengan Analisis Efisiensi
dan Efektivitas kredit usaha rakyat BRI Unit
dalam pengembangan usaha mikro kecil dan
menengah. Akan tetapi, yang ada kaitannya
dengan penelitian Analisis Efisiensi dan
Efektivitas secara terpisah penulis dapati
dalam penelusuran pustaka yang telah
dilakukan.
Penelitian terdahulu dapat
dijelaskan oleh Kadju (2017) (dalam E-Jurnal
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/
Dance Malelak, Pius Bumi Kellen, Piet De Rozari | 4
Ekonomi Pembangaunan Universitas
Udayana, 6 (5): 766-794) ditemukan KUR
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
UMKM di kota Makasar. Dengan adanya
program bantuan KUR bagi pengusaha
UMKM maka terjadi peningkatan
pendapatan serta kesempatan kerja bagi
pengusaha UMKM di Kecamatan Kuta
Selatan. Metode analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan
analisis deskriptif kuantitaf dan jenis data
yang digunakan berupa data time series
(berupa kuisioner dan wawancara
mendalam).
Hal terpisah penelitian dilakukan
oleh Aulia tahun 2017 mengatakan untuk
Aulia (2017) Penyaluran KUR Bank Rakyat
Indonesia di Kelurahan Jatimulyo memiliki
pengaruh terhadap kinerja usaha mikro kecil
pada nasabah KUR Bank Rakyat Indonesia di
Kelurahan Jatimulyo. Ditemukan bahwa
KUR menjadi salah satu faktor yang
memiliki pengaruh terhadap nilai produksi
usaha mikro kecil industri pengolahan.
Karena KUR menjadi faktor penting terhadap
produksi UMKM maka dituntut untuk efektif
dan efisien dalam pengelolaannya. Pada sisi
yang lain efisiensi dan efektivitas merupakan
sifat dasar yang tak terpisahkan dari hakikat
suatu pekerjaan yang dilakukan apalagi
dalam sektor swasta yang sangat menjunjung
tinggi nilai efektivitas.
1.3 Landasan Teori
Landasan berpijak dalam penelitian
efektivitas kredit usaha rakyat BRI Unit Tarus
dalam pengembangan usaha mikro kecil dan
menengah Kelurahan Tarus, maka tinjauan
pustaka dimaksudkan untuk memberikan
kerangka dasar pemikiran guna membahas,
mengkaji, dan menganalisis tujuan dalam
tulisan ini. Oleh karena itu, penulis
memaparkan kerangka dasar sebagai
pedoman/acuan dalam memecahkan
permasalahan tersebut sebagai berikut:
1.3.1 Manajemen Publik
Manajemen Publik merupakan
cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan
terlebih dahulu melalui suatu kegiatan.
Fungsi pokok manajemen publik seperti yang
dikemukakan Terry terdiri atas: planning,
organizing, actuating, and controlling
(P.O.A.C) (Terry 2003). Masing-masing
fungsi saling berkaitan satu sama yang lain
dan membentuk suatu sistem dimana masing-
masing unsurnya tidak boleh terlepas satu
sama lainnya. Hal itu artinya, dalam praktek
atau proses Kinerja manajemen publik
masing masing unit kerja, kantor, atau
organisasi adalah satu kesatuan sistem.
Masing-masing fungsi dalam manajemen itu
sulit memisahkan diri satu dengan yang lain.
1.3.2. Konsep Efektivitas
Kamus Besar Bahasa Inggris
Indonesia kata efektivitas berasal dari kata
bahasa inggris “Effectives” memiliki
sejumlah arti sebagai berikut: 1)Berhasil; 2)
Ditaati; 3) Mengesankan; 4) Berlaku, dan 5)
Mujarab, Manjur dan Efektif. Kata atau
istilah efektif terkait erat dengan kata effek
dalam bahasa inggris artinya pengaruh, efek
dan akibat (Anggraini 2015:221)
Efektivitas berasal dari kata efektif
artinya sesuatu cara berpikir, sikap dan
perilaku serta hasil kerja yang memiliki akibat,
hasil atau pengaruh terhadap sesuatu yang lain.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
efektif mempunyai arti efek, pengaruh, akibat
atau dapat membawa hasil. Jadi efektivitas
adalah keaktivan, daya guna, adanya
kesesuaian dalam suatu kegiatan orang yang
melaksanakantugasdengan sasaran yang
dituju. Efektivitas pada dasarnya, pada taraf
tercapainya hasil, sering atau senantiasa
dikaitkan dengan efisien, meskipun sebenarnya
adaperbedaan diantara keduanya, efektivitas
menekankan pada hasil yang dicapai
sedangkan efisiensi lebih melihat pada
bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/
5 | Jurnal Ekonomi, BisnisDan Industri (EBI)
Vol. 2. No. 1 Mei 2020
itu dengan membandingkan antara input dan
outputnya (Pasolang, 2007).
1.3.3. Usaha Perbankan
1.3.3.1. Definisi Perbankan
Menurut Undang-undang Nomor
10 Tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan
menguraikan: “perbankan adalah sesuatu yang
menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan
proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya”. Selanjutnya pada ayat 8 dinyatakan
bahwa: “Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Bank pada umumnya adalah
kegiatan-kegiatan dalam menjual belikan mata
uang (Abdurachman, 1991). Hasibuan (2008)
mendefinisikan bank sebagai usaha yang
menghimpun dana dari masayarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dendawijaya (2003) mendefinisikan bank
sebagai suatu badan usaha yang tugas
utamanya sebagai lembaga perantara
keuangan, yang menyalurkan dana dari pihak
yang kelebihan dana kepada pihak yang
kekurangan dana pada waktu yang ditentukan.
1.3.3.2. Prinsip Perbankan
Perbankan memiliki prinsip-prinsip
yang perlu diperhatikan dalam menjalankan
usahanya. Menurut Dendawijaya (2003), pada
dasarnya terdapat tiga prinsip yang harus
diperhatikan oleh bank, yaitu:
1. Likuiditas: yaitu prinsip dimana bank harus
memenuhi kewajibannya.
2. Solvabilitas: adalah kemampuan untuk
memenuhi kewajiban keuangan apabila
perusahaan tersebut dilikuidasi.
3. Rentabilitas: adalah kemampuan suatu
perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu.
Prinsip perbankan juga diatur dalam
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
perbankan. Undang-Undang ini menyebut
beberapa prinsip diantaranya:
1. Prinsip Kepercayaan
2. Prinsip Kehati-hatian
3. Prinsip Kerahasian
1.3.3.3. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit
Menurut Husaini 2012, koordinasi
dapat di bedakan atas (1) Koordinasi Hierarkis
(Vertikal) yang dilakukan oleh Pejabat pimpinan
dalam suatu instansi terhadap pejabat atau
instansi di bawahnya, (2) Koordinasi fungsional
yang di lakukan oleh pejabat atau suatu instansi
terhadap pejabat atau instansi lain yang tugasnya
saling berkaitan berdasarkan asas
fungsionalisasi. Koordinasi ini dapat di bedakan
atas koordinasi fungsional horizontal, diagonal
dan territorial.
Bank perlu melakukan analisis kredit
terlebih dahulu sebelum menerima permohonan
kredit dari nasabah (Abdulkadir dan Rilda,
2000). Analisis kredit meliputi: (1) latar
belakang nasabah/ perusahaan nasabah; (2)
prospek usaha yang akan dibiayai; (3) jaminan
yang diberikan; dan (4) hal-hal lain yang
ditentukan oleh Bank. Atas dasar hasil analisis
kredit, bank memberikan pertimbangan dengan
hati-hati apakah permohonan nasabah tersebut
layak untuk dikabulkan.
Pelaksanaan analisis kredit
berpedoman pada UU No. 10 Tahun 1988
tentang Perubahan UU No. 7 Tahun 1992
tentang Perbankan, khususnya Pasal 1 ayat 11,
Pasal 8, dan Pasal 29 ayat 3. Kriteria penilaian
yang harus dilakukan oleh Bank untuk
mendapatkan nasabah yang benar-benar
menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C,
7P, 3R dan lima aspek usaha.
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/
Dance Malelak, Pius Bumi Kellen, Piet De Rozari | 6
Prinsip-prinsip pemberian kredit
dengan analisis konsep 5C (Siamat, 1995),
yaitu:
1. Character (watak)
2. Capacity (kemampuan)
3. Capital (modal)
4. Conditional of economy (keadaan
ekonomi)
5. Collateral (jaminan)
1.3.3.4. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
KUR adalah program yang
dicanangkan oleh pemerintah namun sumber
dana sepenuhnya berasal dari bank. Kebijakan
KUR Kredit Usaha Rakyat (KUR) dikucurkan
oleh pemerintah pada November 2007.
Penerima KUR Mikro adalah
individu/perseorangan atau badan usaha yang
melakukan usaha yang produktif. KUR
Penempatan TKI Dana diberikan untuk
membiayai keberangkatan calon TKI ke negara
penempatan dengan plafond sampai dengan 25
juta per orang dengan rincian:
(1) Suku bunga sebesar 7% (tujuh persen)
efektif pertahun atau disesuaikan dengan
Suku Bunga/Marjin flat/anuitas yang
setara.
(2) Tidak dipungut biaya provisi dan
administrasi
(3) Jangka waktu maksimal 3 tahun atau
sesuai kontrak kerja
(4) Tujuan negara penempatan yaitu
Singapura, Hongkong, Taiwan, Brunei,
Jepang, Korea Selatan, Malaysia.
(5) Syarat Penerima KUR:
1. mempunyai usaha produktif
2. usaha layak
3. belum bankable
4. tidak sedang menerima kredit dari
perbankan
5. memenuhi persyaratan atministrasi
6. tingkat bunga KUR
1.3.3.5. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM) ada beberapa
kriteria yang dipergunakan untuk
mendefinisikan pengertian dan kriteria Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah. Pengertian-
pengertian UMKM tersebut adalah:
1. Usaha Mikro
Kriteria kelompok usaha mikro adalah usaha
produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteria usaha mikro sebagaimana diatur
dalam undang-undang ini.
2. Usaha Kecil
Kriteria usaha kecil adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dari
usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah
Kriteria usaha menengah adalah usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan
usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam undang-undang
ini.
Adapun ciri-ciri usaha mikro adalah
sebagai berikut:
1) Jenis barang/komoditi usahanya tidak
selalu tetap, sewaktu-waktu dapat
berganti.
2) Tempat usahanya tidak selalu menetap,
sewaktu-waktu dapat pandah tempat.
3) Belum melakukan administrasi
keuangan yang sederhana sekalipun,
dan tidak memisahkan keuangan
keluarga dengan keuangan usaha.
4) Pengusaha atau SDM nya
berpendidikan rata-rata sangat rendah,
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/
7 | Jurnal Ekonomi, BisnisDan Industri (EBI)
Vol. 2. No. 1 Mei 2020
umumnya tingkat SD dan belum
memiliki kewirausahaan yang memadai.
5) Umumnya belum mengenal perbankan
tetapi lebih mengenal rentenir
6) Umumnya tidak memiliki izin usaha
atau persyaratan legalitas lainnya
termasuk NPWP.
7) Tenaga kerja atau karyawan yang
dimilki kurang dari 4 orang.
Adapun ciri-ciri usaha kecil antara lain:
1) SDM-nya sudah lebih maju, rata-rata
pendidikannya SMA dan sudah ada
pengalaman usahanya.
2) Pada umumnya sudah melakukan
pembukuan/manajemen keuangan
walau masih sederhana, keuangan
perusahaan sudah mulai dipisahkan
dengan keuangan keluarga, dan sudah
membuat neraca usaha.
3) Pada umumnya sudah memiliki izin
usaha dan persyaratan legalitas lainnya,
termasuk NPWP.
4) Sebagian besar sudah berhubungan
dengan perbankan, namun belum dapat
membuat perencanaan bisnis, studi
kelayakan dan proposal kredit kepada
Bank, sehingga masih sangat
memerlukan jasa konsultasi/
pendampingan.
5) Tenaga kerja yang dipekerjakan antara
5-19 orang.
Usaha menengah
Ciri-ciri usaha menengah yaitu:
1) Pada umumnya telah memiliki
manajemen dan organisasi yang lebih
baik, lebih teratur bahkan lebih modern,
dengan pembagian tugas yang jelas antara
lain, bagian keuangan, bagian pemasaran
dan bagian produksi.
2) Telah melakukan manajemen keuangan
dengan menerapkan sistem akuntansi
dengan teratur, sehingga memudahkan
untuk auditing dan penilaian atau
pemeriksaan termasuk oleh perbankan.
3) Telah melakukan aturan atau pengelolaan
dan organisasi perburuhan, telah ada
Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dan
lain-lain.
4) Sudah memiliki segala persyaratan
legalitas antara lain izin tetangga, izin
usaha, izin tempat, NPWP, upaya
pengelolaan lingkungan dan lain-lain.
5) Sudah akses kepada sumber-sumber
pendanaan perbankan.
6) Pada umumnya telah memiliki sumber
daya manusia yang terlatih dan terdidik.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan Metode
deskriptif kualitatif dengan teknik
pengumpulan data, berupa penelitian
kepustakaan, yaitu dengan mempelajari bahan
atau literatur manajamen pemasaran,
efektivitas, kredit usaha rakyat dan UMKM
Kelurahan Tarus, karena ada hubungannya
dengan masalah efektivitas kredit usaha rakyat
BRI Unit Tarus dalam pengembangan UMKM
Kelurahan Tarus. Selain itu dengan penelitian
lapangan yaitu penelitian yang dilakukan
dengan cara langsung ke BRI Unit Tarus dan
Kelurahan Tarus, untuk mengumpulkan data-
data yang dibutuhkan dalam menulis masalah
efektivitas kredit usaha rakyat BRI Unit Tarus
dalam pengembangan UMKM.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Analisis Pendekatan input
Resource approach adalah segala
masukan atau sesuatu yang akan digunakan
oleh BRI Unit Tarus dalam pengelolaan KUR
agar dapat berjalan dengan nilai efektivitas dan
efisiensi dengan baik, sub fokus yang akan
dievaluasi dalam penelitian ini adalah
anggaran, sarana prasarana dan sumber daya
manusia.
3.2. Anggaran yang di Salurkan Oleh BRI
Unit Tarus
Anggaran atau dana adalah aspek
yang sangat penting dalam pelaksanaan sebuah
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/
Dance Malelak, Pius Bumi Kellen, Piet De Rozari | 8
program KUR, lebih tepatnya pada BRI Unit
Tarus. Dana KUR yang disalurkan yang
dibawah tanggung jawab BRI Unit Tarus.
Berikut merupakan anggaran KUR yang
disalurkan kepada masyarakat oleh BRI Unit
Tarus. Anggaran dana KUR yang disalurkan
kepada masyarakat terus ada dan semakin
bertambah setiap tahunnya. Dan ini diperlukan
kerjasama dari semua rumpun yang terlibat
dalam pengelolaan dana KUR agar dapat
bekerjasama untuk mencapai target yang telah
ditetapkan.
3.3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan
penunjang kegiatan pengelolaan dana KUR
dalam melaksanakan tugas sehari-hari
khususnya dalam pelaksanaan fungsi penyaluran
dan penagihan Pentingnya ketersediaan sarana
dan prasarana penunjang kegiatan ini tidak lain
supaya BRI Unit Tarus dapat dimudahkan untuk
bekerja serta turun lapangan melihat kondisi
masyarakat (untuk pendataan dan penagihan
dana KUR)dan meninjau kegiatan-kegiatan yang
telah dilaksanakan oleh masyarakat penerima
dana KUR. sarana dan prasarana pada BRI Unit
Tarus yang belum cukup baik terkonfirmasi saat
peneliti berada dilapangan menjumpai akan
beban kerja petugas dan sarana-prasarana belum
memadai. Dari hasil wawancara dan observasi
peneliti dilapangan terungkap bahwa sarana dan
prasarana yang merupakan pendukung aktivitas
kerja sehari-hari oleh petugas dalam pengelolaan
dana KUR belum cukup memadai atau belum
optimal. Ini juga dijumapi peneliti saat
berkunjung di kantor BRI Unit Tarus dan di
lapangan yang melihat aktivitas kerja yang
begitu padat dan belum didukung oleh sarana
dan prasarana yang memadai.
3.4. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan
aspek yang sangat penting dalam pelaksanaan
sebuah tugas, kegiatan, dan aktivitas sehari-hari.
Dengan sumber daya manusia yang berkualitas
maka kegiatan yang dilaksanakan akan
menghasilkan output yang diinginkan dan
berjalan dengan baik. Sumber daya manusia di
zaman sekarang ini merupakan aspek yang juga
menentukan keberhasilan sebuah program atau
kegiatan tidak halnya dengan sumberdaya
manusia pada BRI Unit Tarus dalam mendukung
kerja diperlukan sumber daya manusia yang
memadai dan berkualitas agar kegiatan
pendataan dan penagihan berjalan dengan baik
dan berdampak kepada output yang diinginkan.
SDM pada bidang KUR yang berkaitan dengan
pendataan dan penagihan pada BRI Unit Tarus
belum memiliki jumlah yang seimbang jika
dibandingkan dengan beban kerja. Dimana
hanya tersedia sala satu orang yang
bertanggungjawab mengelola dana KUR
sehingga menyulitkan petugas dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
3.5. Input/Resource Approach
Resource approach yang merupakan
dana KUR untuk UMKM yang menjadi
mengalami kenaikan setiap tahunnya, sarana dan
prasarana yang merupakan pendukung aktivitas
kerja sehari-hari oleh pegawai Mantri KUR
belum cukup memedai atau belum optimal. Ini
juga dijumapi peneliti saat berkunjung di
dilapangan diaman belum tersedia fasilitas
seperti kendaraan dinas untuk Mantri KUR, dan
sumber daya manusia belum memiliki jumlah
yang seimbang dengan beban kerja yang ada.
Hal ini juga sesuai dengan pengamatan peneliti
saat ikut turun kelapangan dengan Mantri KUR
tersebut saat pendataan dan penagihan, dimana
selama peneliti bersama mereka dilapangan
peneliti mendapatkan beban kerja yang banyak
dan hanya di handle oleh seorang petugas yakni
mantri KUR.
3.6. Pendekatan Proses/Proses Approach
Proses approach dalam kaitannya
dengan efektivitas kredit UMKM merupakan
bagaimana proses kerja dari bidang KUR saat
pendataan dan penagihan dalam mereka
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/
9 | Jurnal Ekonomi, BisnisDan Industri (EBI)
Vol. 2. No. 1 Mei 2020
memanfaatkan sumber daya yang ada guna
mengasilkan kerja yang baik. Akan dievaluasi
dalam pendekatan proses penelitian ini adalah
tenatang Proses pendataan calon penerima dana
KUR dan penagihan tunggakan angsuran yang
merupakan tugas dan tanggungjawab yang
diembankan kepada bidang Penagihan KUR.
Proses approach yaitu dalam proses
pendataan berlangsung belum berjalan dengan
baik, dimana SDM/ Mantri KUR yang
jumlahnya seorang saja kewalahan dalam
melaksanakan tugas dengan beban kerja yang
tinggi. Selain itu saat melakukan pendataan dan
penilaian sering ada calon penerima yang
usahanya tidak sesuai dengan berkas
peminjaman. Juga kurangnya sarana prasarana
yang mendukung kerja petugas KUR seperti
kendaraan transportasi yang belum ada sehingga
berdampak terhadap proses kerja dari petugas
pendataan dan penagihan juga selama peneliti
Bersama-sama dengan petugas pendataan
menjumpai akan beban kerja petugas KUR saat
pendataan dan penagihan yang tidak sebanding
dengan beban kerja serta kurangnya transportasi/
kendaraan dinas yang dapat membantu petugas
melakukan pendataan/penilaian dan penagihan
tunggakan angsuran.
3.7. Analisis Pendekatan Proses
Pendekatan proses/Proses approach
menganggap efektivitas sebagai efisiensi dari
kondisi dari dalam organisasi. Pendekatan ini
memusatkan perhatian pada sejauh mana proses
yang telah terjadi dalam organisasi berjalan
lancar, adanya komunikasi yang tumbuh serta
sikap dalam memproses sumber daya untuk
menghasilkan outpot yang didinginkan. Dalam
kaitannya dengan penelitian ini pendekatan
proses yang dimaksud yakni bagaimana proses
kerja dari bidang KUR saat melakukan
pendataan dan penagihan dalam mereka
memanfaatkan sumber daya yang ada guna
menghasilkan pengelolaan dana KUR yang
efektif dan efisien. Sub fokus yang akan
dievaluasi dalam pendekatan proses penelitian
ini adalah tenatng proses pendataan dan proses
penagihan program KUR tersebut.
3.8. Proses Pendataan Calon penerima
dana KUR
Proses pendataan calon penerima
dana KUR merupakan tugas dan
tanggungjawab yang diembankan kepada
bidang KUR oleh Mantri KUR yang ada pada
BRI Unit Tarus. Dalam melaksanakan tugasnya
dan tunggungjawab pada bidang pendataan
bertanggung jawab terhadap penilaian dan
penetapan apakah calon penerima berhak
memperoleh pinajam dana KUR. serta
pemeriksaan, pembinaan dan advokasi
masalah. Bersama Mentri KUR dan Kepala
Unit BRI dan obsevasi peneliti selama
dilapangan terkait proses pendataan dan
penilaian terhadap warga calon penerima dana
KUR belum berjalan dengan baik, dimana
SDM dalam bidang pendataan khususnya
petugas/ Mantri KUR yang hanya seorang diri
memiliki beban kerja yang banyak sehingga
menyulitkan petugas KUR dan menjalankan
tugas dan tanggungjawabnya. Juga selama
peneliti berada dilapangan bersama-sama
dengan mantri KUR mendapati akan beban
kerja yang banyak oleh Mantri KUR dan juga
kurangnya fasilitas kendaraan dinas yang dapat
digunakan oleh petugas KUR sehingga
menyulitkan Mantri KUR dalam bekerja.
3.9. Proses Penagihan Angsuran Bulanan
Proses penagihan angsuran
bulanan/pengembalian dana KUR setiap
bulannya oleh penerima dana KUR semestinya
berjalan dengan baik. Akan tetapi dalam proses
implementasinya sering terjadi hambatan-
hambatan yang membuat warga mendet dalam
pengembalian dana tersebut. Jika
pengembalian dana/angsuran bulanan berjalan
dengan baik makan peminjam dapat
mengajukan penjaman lagi dengan jumlah
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/
Dance Malelak, Pius Bumi Kellen, Piet De Rozari | 10
yang besar yang walaupun secara aturan
peminjaman hanya dapat dilakukan sebanyak
3 kali saja. dalam proses penagihan angsuran
bulanan oleh warga penerima dana KUR belum
berjalan dengan baik karena ada warga yang
belum juga melakukan setoran dana yang
walaupun sudah ditagih oleh mantri KUR
sehingga sesuai dengan aturannya jika sampe
batas waktu kelenggoran yang diberikan tidak
juga dikembalikan maka pihak Bank Unit
Tarus dapat melakukan penyitaan atas jaminan
peminjaman yang dilakukan oleh warga.
3.10. Analisis Pendekatan Output
Pendekatan goals approach yaitu
pengukuran efektivitas yang memusatkan
perhatian pada aspek output atau hasil yang
direncanakan, dengan kata pendekatan sasaran,
mengukur efektivitas dari sejauh mana
organisasi berhasil sasaran yang hendak
dicapai. Dalam kaitannya dengan penelitian ini
output yang dimaksudkan yaitu hasil dari input
dan proses pengelolaan dana KUR oleh BRI
Unit Tarus, hasil output yang dihaslikan dalam
pengelolaan dana KUR oleh BRI Unit Tarus.
Output dari pengelolaan dana KUR ini
memiliki hasil yang baik dengan total
outstanding setiap tahunnya semakin
meningkat. Ini berarti semakin banyak
masyarakat yang terbantu dengan peminjaman
dana KUR tersebut.
Pendekatan goals approach dengan
memusatkan perhatian pada aspek output atau
hasil yang direncanakan yaitu sejauh mana
organisasi berhasil sasaran yang hendak
dicapai, yang dpat dilihat realisasi outstanding
tahun 2015-2018 yang semakin meningkat
sehingga dapat dikatakan nilai efektivitas yang
baik.
3.11. Analisis Pendekatan Outcome
Pendekatan outcome membahas
tentang dampak yang dicapai dari output yang
telah dihasilkan terlebih dahulu. Outcome yang
berkaitan efektivitas program KUR oleh BRI
Tarus menekankan pada perubahan kondisi
sosial, ekonomi, dan kependudukan bagi
masyarakat penerima program KUR. outcome
dari pengelolaan dana KUR ini memiliki
outcome yang baik terhadap penerima dana
tersebut dimana masyarakat yang sebagai
penerima dana KUR memiliki dampak yang
positif terhadap usaha mereka setalah mereka
mendapatkan pinjaman dana KUR, dampak
tersebut berupada pengembangan usaha
mereka yang lebih baik kedepannya dan
dengan hal tersebut tentu dapat meningkatkan
keadaan ekonomi masyarakat tersebut.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dibahas pada bab
sebelumnya maka kesimpulan bahwa
Efektivitas kredit UMKM pada akhirnya
memiliki nilai yang baik dengan pencapaian
hasil outstanding yang meningkat terus setiap
tahun serta outcome yang baik bagi masyarakat
penerima dana KUR akan tetapi dengan hasil
yang baik tersebut ada beberapa catatan yang
perlu diperhatikan oleh BRI Unit Tarus yang
bertanggungjawab terhadap kredit UMKM.
Saran dari penelitian ini, yaitu :
1. Pemerintah
Pemerintah terus mempertahankan
dan memberikan tambahan jumlah dana
KUR bagi UMKM diseluruh Indonesia dan
jika dimungkinkan dapat menurunkan suku
bunga sehingga dapat terus membantu
masyarakat dalam mengembangkan
UMKM mereka.
2. Bank Rakyat Indonesia Unit Tarus
BRI terus mensosialisasikan dan
menyalurkan KUR kepada masyarakat dan
melakukan pelayanan dengan baik serta
dapat menambahkan petugas yang dapat
membantu Mantri KUR sehingga tidak
seorang diri menghandle seluruh
pekerjaannya juga perlu ada dukungan
sarana transportasi kusus kepada Mantri
KUR dalam menunjang kekrjanya selama
turun kelapangan
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/
11 | Jurnal Ekonomi, BisnisDan Industri (EBI)
Vol. 2. No. 1 Mei 2020
3. UMKM
UMKM terus melakukan inovasi dan
pengembangan usaha dengan memanfaatkan
dana KUR dari Pemerintah.
4. Peneliti Lanjutan
Peneliti lanjutan dapat meneliti aspek
lain dari KUR dan UMKM di BRI ataupun Bank
Lain pada waktu yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Artikel dalam Jurnal (Jurnal Primer)
[1] Anggraini, Dewi, dan Nasution, Syahrir
Hakim. (2013), peranan kredit usaha
rakyat bagi pengembangan UMKM di
kota Medan (Studi Kasus Bank BRI).
Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 105-116.
[2] Muhammad, Farhana., dan Rozali, Toyib,
(2017). Pengaruh Kredit Usaha Rakyat
Terhadap Pendapatan Usaha Mikro dan
Kecil di Desa Selagik Kecamatan Terara
Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa
Tenggara Barat (Studi Kasus Bank BRI
Unit Terara). E-Journal JPEK, 1 (1): 38-
48.
[3] Nisa, Chaerani, (2016). Analisis dampat
kebijakan penyaluran kredit kepada
UMKM terhadap pertumbuhan
pembiayaan UMKM oleh perbankan.
DeReMa Jurnal Manajemen, 11 (2): 212-
234.
[4] Riawan., dan Kusnawan, Wawan, (2018).
Pengaruh Modal Sendiri dan Kredit
Usaha Rakyat (KUR) terhadap
Pendapatan Usaha (Studi Pada UMKM di
Desa Platihan Kidul Kec. Siman). Jurnal
Akuntansi dan Pajak, 19 (01): 31-37.
[5] Ridwansyah, (2017). Pengaruh Kredit
Usaha Rakyat (KUR) Terhadap
Pendapatan Pengusaha Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM) Di Kecamatan
Panakkukang Kota Makassar. Economics
Bosowa Journal: Jurnal Riset Edisi XX, 3
(9): 57-74.
Buku
[6] Abdurrahman. (1991), Ensiklopedia
Ekonomi, Keuangan, Perdagangan.
Jakarta: Pradya Paramita.
[7] Abdulkadir Muhammad, (2004).
Lembaga Keuangan dan Pembiayaan.
Bandung: Citra Aditya Bhakti.
[8] Abdulkadir, Muhammad, dan Rilda,
Murniati. (2000). Segi Hukum: Lembaga
Keuangan dan Pembiayaan. Bandung:
Citra Aditya Bakti.
[9] Anggraini, Susan, (2015). Efektivitas dan
Landasar Teori. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
[10] Ardial, (2014). Paradigma dan Model
Penelitian Kualitaif. Jakarta: PT Bumi
Aksara
[11] Budisantoso, Totok, dan Triandaru, Sigit.
(2006). Bank dan Keuangan Lainnya:
Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
[12] Dendawijaya, Lukman, Manajemen
Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
[13] Djumhana, Mohammad, (2000). Hukum
Perbankan di Indonesia. Bandung: Citra
Aditya Bhakti.
[14] Darise,Nurlan,(2009). Pengelolaan
Keuangan Daerah. Edisi Kedua. Jakarta:
PT. Macanan Jaya Cemerlang.
[15] Firdausy, M.C, (2017). Kebijakan
Strategis Meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah Dalam Pembangunan Nasional.
Jakarta : Yayasan Pustaka Obor.
[16] Keban, T. Yeremias, (2004). Enam
Dimensi Strategis Administrasi Publik:
Konsep,Teori, dan Isu. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
[17] Kurniawa, Agung, (2005). Transformasi
Pelayanan Publik. Malang : Averroes
Press.
[18] Gazali, Djoni. S, dan Usman, Rachmadi,
(2010). Hukum Perbankan. Jakarta: Sinar
grafika.
[19] Hasibuan, Malayu, S. P, (2006). Dasar-
dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara.
[20] Hubeis, Musa, (2009). Prospek Usaha
Kecil Dalam Wadah Inkubator Bisnis.
Bogor: Ghalia Indonesia.
[21] Lembaga Administrasi Negara(LAN) RI,
(2000). Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP), pengukuran
kinerja instansi pemerintah. Modul
Lembaga Admnistrasi Negara (LAN)
[22] Moleong, L. J, (2015). Metodologi
Penelitian Kualitatif, Bandung : PT
Remaja Rosdakarya Offset
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI) Vol. 02, No. 01, 2020, pp. 01-12
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/
Dance Malelak, Pius Bumi Kellen, Piet De Rozari | 12
[23] Muljono, Teguh Pudjo, (1990).
Manajemen Perkreditan Bagi Bank
Komersil. Yogyakarta: BPFE.
[24] Nurastuti, Wiji, (2011). Teknologi
Perbankan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
[25] Ibrahim, Johannes, (2004). Bank
Sebagai Lembaga Intermediasi Dalam
Hukum Positif. Bandung: CV Utomo.
[26] Imaniyati, Neni Sri, (2010). Pengantar
Hukum Perbankan Indonesia.
Bandung: Refika Ditama.
[27] Kasmir, (2005). Dasar-dasar
Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
[28] Pasalong, Harbani, (2007).Teori
Administrasi Publik. Bandung:
Alfabeta.
[29] Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional. (2012). Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
[30] Rachmadi, Usman, (2001). Aspek-
aspek Hukum Perbankan di Indonesia.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
[31] Sugiyono, (2014). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
Bandung : Alfabeta
[32] Silalahi, Ulber, (2012).Metode
Penelitian Sosial. Bandung : PT
Rafika Aditama.
[33] Siagian, P. Sondang P, (2010).
Manajamen Sumber Daya Manusia.
Jakarta : Bumi Aksara.
[34] Terry, R. George, (2003). Dasar-
Dasar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.