POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · Photo 1.1. Ebi (Udang Kering) Ebi adalah udang yang telah...
-
Upload
truonglien -
Category
Documents
-
view
262 -
download
4
Transcript of POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · Photo 1.1. Ebi (Udang Kering) Ebi adalah udang yang telah...
iBANK INDONESIA
KATA PENGANTAR
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional
memiliki peran yang penting dan strategis. Namun demikian, UMKM masih memiliki
kendala, baik untuk mendapatkan pembiayaan maupun untuk mengembangkan
usahanya. Dari sisi pembiayaan, masih banyak pelaku UMKM yang mengalami
kesulitan untuk mendapatkan akses kredit dari bank, baik karena kendala teknis,
misalnya tidak mempunyai/tidak cukup agunan, maupun kendala non teknis, misalnya
keterbatasan akses informasi ke perbankan. Dari sisi pengembangan usaha, pelaku
UMKM masih memiliki keterbatasan informasi mengenai pola pembiayaan untuk
komoditas tertentu. Di sisi lain, ternyata perbankan juga membutuhkan informasi
tentang komoditas yang potensial untuk dibiayai.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka menyediakan rujukan bagi
perbankan untuk meningkatkan pembiayaan terhadap UMKM serta menyediakan
informasi dan pengetahuan bagi UMKM yang bermaksud mengembangkan
usahanya, maka menjadi kebutuhan untuk penyediaan informasi pola pembiayaan
untuk komoditi potensial tersebut dalam bentuk model/pola pembiayaan komoditas
(lending model). Sampai saat ini, Bank Indonesia telah menghasilkan 88 judul buku pola
pembiayaan komoditi pertanian, industri dan perdagangan dengan sistem pembiayaan
konvensional dan 21 judul dengan sistem syariah. Dalam upaya menyebarluaskan
lending model tersebut kepada masyarakat maka buku pola pembiayaan ini telah
dimasukkan dalam website Sistem Informasi Terpadu Pengembangan UKM (SI-PUK)
yang terintegrasi dalam Data dan Informasi Bisnis Indonesia (DIBI) dan dapat diakses
melalui internet di alamat www.bi.go.id.
Dalam penyusunan buku pola pembiayaan ini, Bank Indonesia bekerjasama
dengan Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (DKP) dan
memperoleh masukan dari banyak pihak antara lain dari perbankan, lembaga/instansi
ii POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
terkait lainnya, asosiasi dan UMKM. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih atas
segala bantuan dan kerjasamanya selama ini.
Bagi pembaca yang ingin memberikan kritik, saran dan masukan bagi
kesempurnaan buku ini atau ingin mengajukan pertanyaan terkait dengan buku ini
dapat menghubungi:
Direktorat Kredit, BPR dan UMKMBiro Pengembangan UMKMTim Penelitian dan Pengembangan Perkreditan dan UMKMJl. M.H. Thamrin No.2 Jakarta PusatTelp. (021) 381.8922 atau 381.7794Fax. (021) 351.8951
Besar harapan kami bahwa buku ini dapat melengkapi informasi tentang pola
pembiayaan komoditi potensial bagi perbankan dan sekaligus memperluas replikasi
pembiayaan oleh UMKM pada komoditi tersebut.
Jakarta, Desember 2008
iiiBANK INDONESIA
RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN USAHA KECILUSAHA PENGOLAHAN EBI KERING
No Unsur Pembiayaan Uraian
1 Jenis usaha Usaha Pengolahan Ebi Kering
2 Lokasi usahaSungsang, Kecamatan Banyuasin IIKabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan
3 Dana yang digunakan Investasi = Rp. 30.935.000 Modal Kerja = Rp. 7.913.000Total = Rp. 38.848.000
4 Sumber dana a. Kredit (70%) Rp. 27.193.600b. Modal Sendiri (30%) Rp. 11.654.400
Suku Bunga per tahun = 14%Jangka Waktu = 1 tahun
5 Periode pembayaran kreditPengusaha melakukan angsuran pokok dan angsuran bunga setiap bulan selama jangka waktu kredit
6 Kelayakan usahaA Periode proyek 1 tahunB Produk utama Ebi KeringC Skala proyek Pendapatan per tahun : Rp. 456.731.250D Teknologi Perebusan dan pengeringan (teknologi sederhana)E Pemasaran produk Pedagang perantara dengan lokasi pemasaran di
lokal kabupaten/provinsi dan antar pulau7 Kriteria kelayakan usaha
NPV Rp. 77.802.939Net B/C Ratio 3,52Pay Back Period 1,79 bulanBEP rata-rata Perbulan = Rp. 7.733.769
Pertahun = Rp. 92.805.228 Penilaian Layak dilaksanakan
8 Analisis sensitivitas(1) Kenaikan Biaya variabel 28,7%
Analisis Profitabilitas :NPV Rp. 54.709Net B/C Ratio 1,00Pay Back Period 9,48 bulan
Penilaian Layak
iv POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
No Unsur Pembiayaan Uraian
(2) Kenaikan Biaya variabel 28,8%
Analisis Profitabilitas :NPV - Rp. 216.191Net B/C Ratio 0,99Pay Back Period 9,55 bulanPenilaian Tidak Layak
(3) Penurunan Pendapatan 18,2%Analisis Profitabilitas :NPV Rp. 330.854Net B/C Ratio 1,01Pay Back Period 9,84 bulan
Penilaian Layak
(4) Penurunan Pendapatan 18,3%Analisis Profitabilitas :NPV - Rp. 94.817Net B/C Ratio 1,00Pay Back Period 9,96 bulanPenilaian Tidak Layak
(5) Kombinasi Kenaikan Biaya Variabel 11% dan Penurunan Pendapatan 11%
Analisis Profitabilitas :NPV Rp. 1.180.178Net B/C Ratio 1,04Pay Back Period 9,45 bulanPenilaian Layak
vBANK INDONESIA
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ……………………………………………………............ iRINGKASAN ………………………………………………………………….… iiiDAFTAR ISI ……………………………………………………………….…….. vDAFTAR GAMBAR ……………………........................................................ viiDAFTAR PHOTO ……………………........................................................... viiDAFTAR TABEL …………………………………………………...................... viii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………..................... 1
BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN 2.1 Profil Usaha ……………………………………................... 32.2 Pola Pembiayaan Bank ………………………..................... 4
BAB III ASPEK PASAR DAN PEMASARAN 3.1 Aspek Pasar ……………………………………................... 7
3.1.1 Permintaan ……………………………….................. 73.1.2 Penawaran ……………………………….................. 73.1.3 Analisis Persaingan dan Peluang Pasar .................... 8
3.2 Aspek Pemasaran ……………………………..................... 93.2.1 Harga ……………………………………................... 93.2.2 Jalur Pemasaran Produk ..……………...................... 93.2.3 Kendala Pemasaran …………………….................... 11
BAB IV ASPEK TEKNIS PRODUKSI 4.1 Lokasi Usaha …………………………………..................... 134.2 Fasilitas Produksi dan Peralatan ……………...................... 144.3 Bahan Baku ……………………………………................... 144.4 Tenaga Kerja …………………………………..................... 154.5. Teknologi ………………………………………….………… 164.6 Proses Produksi .…………………….................................. 16
vi POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
4.7 Jumlah, Jenis dan Mutu Produksi ..................................... 23
4.8 Produksi Optimum ……………………………................... 234.9 Kendala Produksi ………………………………................. 24
BAB V ASPEK KEUANGAN 5.1 Pemilihan Pola Usaha ………………………….................. 25
5.2 Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan .............. 255.3 Komponen dan Struktur Biaya Investasi dan Biaya
Operasional …................................................................. 27
5.3.1 Biaya Investasi ………………………….................... 275.3.2 Biaya Operasional ………….................................... 28
5.4 Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja ..................... 285.5 Produksi dan Pendapatan ………..................................... 295.6 Proyeksi Rugi Laba Usaha dan Break Even Point ............... 305.7 Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek .......................... 31
5.8 Analisis Sensitivitas .......................................................... 32
BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN 6.1 Aspek Ekonomi dan Sosial …………………….................. 35
6.2 Aspek Dampak Lingkungan ………………….................... 36
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ……………………………………................... 377.2 Saran ……………………………………………................. 38
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………...………………….….. 42
viiBANK INDONESIA
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
3.1 Skema Jalur Pemasaran Ebi Kering .................................................. 104.1 Diagram Alir Proses Pengolahan Ebi Kering .................................... 17
DAFTAR PHOTO
Photo Hal
1.1 Ebi (Udang Kering) ……................................................................... 24.1 Bahan Baku Udang Segar …………………………………….............. 174.2 Peralatan Perebusan ........................................................................ 194.3 Penirisan dan Penjemuran Udang ....………………………………..... 204.4 Proses Pengupasan Daging dan Kulit ..………………………………. 214.5 Pemisahan Daging dan Kulit …………………………………………... 214.6 Daging dan Kulit Udang ….………………………………………….... 224.7 Ebi Siap Jual …………………………………………………………….. 22
viii POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
5.1 Asumsi untuk Analisis Keuangan …………………………………….... 265.2 Komposisi Biaya Investasi (Rp) ........……………………....………….... 275.3 Komposisi Biaya Operasional (Rp) ...........……………………….....….. 285.4 Komponen dan Struktur Biaya Proyek ………………………….……... 295.5 Proyeksi Produksi dan Pendapatan ………………………………......... 305.6 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi Usaha ..……………....………..... 305.7 Kelayakan Usaha Pengolahan Ebi Kering …....…………..................... 31
5.8 Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha: Skenario Kenaikan Biaya Variabel Sebesar 28,7% …………..…………………………............... 32
5.9 Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha: Skenario Kenaikan Biaya Variabel Sebesar 28,8% ...…………………………………………….... 32
5.10 Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha: Skenario Penurunan Pendapatan Sebesar 18,2% ..…....................................................... 33
5.11 Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha: Skenario Penurunan Pendapatan Sebesar 18,3% ..…………............................................ 33
5.12 Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha: Skenario Kombinasi Kenaikan Biaya Variabel Sebesar 11% dan Penurunan Pendapatan Sebesar 11% .................................................................................................... 34
1BANK INDONESIA
BAB I PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang memiliki potensi perikanan
yang sangat besar dan salah satu komoditi hasil tangkapan laut adalah udang.
Udang merupakan salah satu produk hasil laut yang banyak disukai dan dikonsumsi
oleh masyarakat walaupun ada diantara konsumen yang peka (alergi) terhadapnya.
Dibandingkan dengan binatang darat, daging udang mempunyai eating quality yang
lebih baik karena tidak liat, homogen serta tidak mengandung pembuluh – pembuluh
darah yang besar dan otot – otot.
Sebagai salah satu komoditi pangan masyarakat Indonesia, udang termasuk
bahan pangan yang mudah rusak dan menjadi busuk karena kadar airnya yang
tinggi dan kandungan gizinya yang baik untuk pertumbuhan jasad renik pembusuk.
Upaya untuk mengatasi sifat mudah busuk tersebut, antara lain adalah dengan cara
dibekukan dan dengan cara dikeringkan. Produk udang beku merupakan salah satu
produk ekspor utama di kelompok hasil perikanan/kelautan yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi. Akan tetapi usaha pembekuan udang memerlukan investasi yang
besar dan hanya dilakukan pada skala Usaha Besar. Di samping itu, tidak semua spesies
komoditas udang segar memenuhi persyaratan dan ekonomis untuk di olah menjadi
produk udang beku. Di antara spesies komoditas udang, udang krosok (Metapenaeus
Sp) atau dibeberapa tempat sering juga disebut udang merah adalah jenis udang
yang tidak diawetkan dengan cara dibekukan, antara lain karena ukurannya yang
relative kecil. Jenis udang ini yang umumnya diawetkan dengan cara dikeringkan,
dan produknya disebut udang kering atau ebi. Karena teknologinya yang sederhana
dan tidak memerlukan investasi besar, maka usaha pengolahan ebi sesuai diusahakan
pada skala kecil atau menengah.
2 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
PENDAHULUAN
Photo 1.1. Ebi (Udang Kering)
Ebi adalah udang yang telah dikeringkan dan dikuliti, melalui suatu proses
pengolahan yang relatif sederhana. Pengolahan ebi dilakukan pada skala usaha kecil
atau tingkat rumah tangga. Karena bentuknya yang kering dengan kadar air yang
rendah, maka ebi dapat disimpan dalam jangka waktu lama sehingga memudahkan
dalam distribusi, transportasi dan penjualannya. Ebi atau udang kering biasanya
digunakan sebagai penambah citarasa dalam berbagai menu dan jenis masakan.
3BANK INDONESIA
BAB IIPROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
2.1. Profil Usaha
Penyusunan pola pembiayaan usaha pengolahan ebi kering didasarkan pada
informasi yang didapatkan dari survey lapangan terhadap pengusaha pengolahan
ebi kering di Sungsang Kecamatan Banyuasin II Kabupaten Banyuasin Provinsi
Sumatera Selatan. Sungsang merupakan sebuah perkampungan nelayan dan ibukota
kecamatan Banyuasin II. Letaknya persis di muara pertemuan antara Sungai Musi dan
Selat Bangka
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari lapangan, pola usaha pengolahan
ebi kering masih dikelola dengan skala usaha rumah tangga, dengan jumlah
pengusaha sekitar 50 orang pengusaha. Jumlah pengusaha bervariasi dari waktu
ke waktu, dan umumnya meningkat terutama pada musim-musim puncak produksi
udang yaitu pada bulan-bulan September dan Oktober. Statistik resmi mengenai usaha
rumah tangga pengolahan ebi ini, seperti jumlah pengusaha dan profil usaha belum
tersedia, walaupun Sungsang secara tradisional merupakan salah satu wilayah sentra
produksi ebi di Kabupaten Banyuasin. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari nara
sumber, pemasok utama ebi di pusat pemasaran produk olahan hasil perikanan di
Sumatera Selatan yaitu di Kota Palembang. Diperkirakan sekitar 10 – 20 ton produk
ebi kering dihasilkan oleh wilayah ini per minggu yang dipasarkan ke Kota Palembang
(Pasar Ampera). Selain poduk ebi kering, wilayah ini juga merupakan sentra produksi
produk-produk olahan dengan bahan baku udang, yaitu kemplang udang, kerupuk
udang, terasi, petis, serta produk makanan khas yaitu empek-empek udang.
Keberlangsungan usaha pengolahan ebi kering didukung oleh kondisi alam
sekitar (wilayah Banyuasin Sumatera Selatan) yang cukup ideal untuk pertumbuhan
populasi udang, sehingga merupakan wilayah potensi produksi udang yang cukup
besar di Provinsi Sumatera Selatan.
4 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Bahan baku utama berupa udang merah atau udang krosok diperoleh dari
para nelayan yang juga tinggal di wilayah Sungsang dan sekitarnya. Di wilayah
ini terdapat rasa kebersamaan yang tinggi diantara pengusaha yang tergabung
dalam satu kelompok, terutama dalam memperoleh bahan baku udang segar yang
dijual oleh para nelayan tangkap. Udang yang dibeli oleh suatu kelompok secara
merata dibagi merata kepada semua kelompok. Setiap kelompok berkisar antara 5
– 7 pengusaha ebi. Akan tetapi dalam proses penjualannya tidak dilakukan secara
kelompok, melainkan oleh masing-masing individu kepada pedagang pengumpul di
kota kecamatan.
Oleh karena sifatnya masih berupa industri rumah tangga, maka kegiatan
usaha pengolahan ebi kering hanya melibatkan anggota keluarga yang ada dengan
pelaksana tugas utama ada pada diri pengusaha yang bersangkutan. Tiap pengusaha
rata-rata memiliki 2-4 orang tenaga kerja, yang umumnya adalah tenaga dari dalam
keluarga.
Alasan para pelaku usaha dalam pengolahan ebi kering karena usaha tersebut
sudah dilaksanakan secara turun temurun, ketersediaan bahan baku secara kontinue
meskipun jumlahnya kadang tidak menentu karena tergantung kondisi pasang laut
dan musim, serta terjaminnya pemasaran produk ebi kering oleh pengusaha yang
juga tinggal di wilayah tersebut.
Perkembangan usaha pengolahan ebi kering memberikan manfaat postif bagi
para nelayan udang tangkap yang umumnya adalah nelayan-nelayan kecil. Hal ini
karena pemasaran udang hasil tangkapan sudah terjamin, dan nelayan dapat langsung
memasarkan hasil tangkapannya. Hal ini penting karena para nelayan udang tangkap
di wilayah ini belum menerapkan “sistem rantai dingin” yang dapat meminimasi
resiko kerusakan udang hasil tangkapan mereka.
2.2. Pola Pembiayaan
Pola pembiayaan usaha pengolahan ebi kering sepenuhnya berasal dari dana
sendiri atau kerabat. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden pengusaha
serta informasi dari nara sumber Perbankan, usaha pengolahan ebi kering ini belum
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
PENGOLAHAN EBI KERING
5BANK INDONESIA
tersentuh oleh skim pembiayaan dari perbankan. Di ibukota Kecamatan yaitu
Sungsang tidak ada Cabang Pembantu Bank Rakyat Indonesia, satu-satunya yang
ada adalah Cabang Pembantu Bank Sumsel, yang menurut pengusaha dan tokoh
masyarakat setempat, lembaga perbankan tersebut belum berfungsi sebagai sarana
“pembiayaan usaha” atau belum melayani pemibiayaan untuk sektor riel, khususnya
pengolahan hasil perikanan udang yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat. Oleh
masyarakat setempat, lembaga ini dimanfaatkan untuk menabung atau menyetor
uang ketika mereka akan pergi ke Palembang, sehingga tidak perlu membawa uang
kas dalam perjalanan, cukup melakukan pengambilan (via ATM) di Palembang.
Beberapa faktor yang diduga belum terlayaninya fasilitas pembiayaan usaha
dari pihak Perbankan, antara lain adalah belum dimilikinya informasi yang lengkap
tentang profil dan prospek usaha pengolahan ebi kering, dan masih masih terisolirnya
wilayah Sungsang dari wilayah lain di di Sumatera Selatan. Ditahun-tahun mendatang
dengan selesainya akses jalan arteri yang menghubungkan wilayah Sungsang dengan
jalan utama menuju Pelabuhan Internasional Tanjung Api-Api, wilayah Sungsang
menjadi lebih terbuka dan meningkatkan aksesibilitas dari dan ke ibukota Provinsi
Sumatera Selatan (Palembang). Selama ini transportasi hasil produksi wilayah Sungsang
ke pusat-pusat pemasaran hanya menggunakan moda transportasi sungai dan laut.
Menurut penuturan responden pengusaha, beberapa diantara para pengusaha
tersebut pernah mendapatkan bantuan pembiayaan usaha pada periode Krisis
Moneter yang lalu, berupa Dana Bergulir dari program PPK dari Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Sumatera Selatan.
7BANK INDONESIA
BAB IIIASPEK PASAR DAN PEMASARAN
3.1. ASPEK PASAR
3.1.1. Permintaan
Produk Ebi atau udang kering tanpa kulit merupakan bumbu atau bahan
tambahan yang digunakan pada berbagai jenis atau menu masakan, khususnya
masakan Tionghoa dan Indonesia. Penggunaan ebi pada berbagai menu masakan
adalah untuk memperoleh aroma udang dan sebagai penyedap rasa masakan.
Konsumen produk ini adalah rumah tangga, restoran/hotel, industri catering, dan
industri bumbu masakan. Belum ada statistik mengenai kebutuhan atau permintaan
terhadap produk ebi, akan tetapi dapat dipastikan bahwa permintaan atau kebutuhan
terhadap produk ini selalu ada. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa produksi ebi dari
daerah produksi ebi, khususnya dari wilayah studi di Sumatera Selatan selalu diserap
pasar. Penulusuran di internet menunjukkan adanya beberapa perusahaan dan industri
makanan yang membutuhkan produk ebi ini.
Salah satu kelompok usaha dalam industri pengolahan yang bernama Ekajaya
setiap hari dapat memproduksi dengan kapasitas optimum hingga 600 kg, meskipun
rata-rata perhari hanya melakukan pengolahan dengan kisaran 100 kg – 300 kg
bahan baku udang basah yang akan menghasilkan 15 kg udang kering/ebi. Seluruh
hasil produksi tersebut dijual kepada pedagang perantara dan selanjutnya dipasarkan
ke Palembang, Lampung dan Jambi.
3.1.2. Penawaran
Dari sisi penawaran, produksi ebi kering masih terbatas pada wilayah-wilayah
sentra produksi udang tangkap. Seperti telah disampaikan sebelumnya, tidak semua
jenis udang tangkap diolah menjadi ebi, akan tetapi dijual dalam bentuk segar atau
diolah menjadi produk terasi. Jumlah produksi ebi tergantung pada jumlah hasil
8 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
tangkapan udang dan hal ini tergantung musim. Pada musim Barat, jumlah produksi
turun drastis, dan menurut informasi pedagang – pada musim tersebut terjadi
kelangkaan ebi di pasaran. Responden pengusaha di wilayah kajian, berdasarkan
wawancara menyatakan bahwa setiap pengusaha akan melakukan proses produksi
untuk berapapun jumlah udang basah yang tersedia (hasil tangkapan nelayan) dan di
lain pihak pedagang perantara akan membeli berapapun jumlah ebi yang dihasilkan.
Dengan demikian dari sisi penawaran, ebi udang akan selalu tersedia, kecuali pada
Musim Angin Barat dan air pasang yang volumenya lebih kecil dari biasanya.
3.1.3. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar
Persaingan bisnis diantara para pengusaha ebi kering dapat dalam dua
bentuk, yaitu persaingan dalam memperoleh bahan baku udang dan persaingan
dalam pemasaran produk. Dalam hal memperoleh bahan baku, tidak ada persaingan
antar pengusaha dalam satu kelompok. Hal ini karena pembelian bahan baku udang
secara kelompok, dan hasil pembelian dibagi rata antar anggota.
Dalam hal pemasaran produk, pada wilayah studi, belum ada usaha untuk
memasarkan produk ebi kering secara berkelompok, akan tetapi masing-masing
pengusaha menjual produknya masing-masing . Karena jumlah produksi yang relatif
kecil serta kebutuhan untuk memperoleh hasil penjualan secara cepat, serta relatif
mahalnya biaya transportasi untuk memasarkan produknya langsung ke Palembang,
menyebabkan pengusaha ebi sangat tergantung kepada pedagang pengumpul di
Kecamatan. Situasi perdagangan ebi kering di sentra produksi bersifat monopsoni
karena hanya terdapat satu pedagang pengumpul di Kecamatan. Antar pengusaha
ebi kering relatif tidak terjadi persaingan dalam memasarkan produknya, karena
harga jual ditentukan oleh pedagang pengumpul. Perbedaan kualitas ebi, yaitu
tingkat kekeringan, keutuhan udang dan kebersihan menentukan harga jual produk.
Keterbatasan sarana transportasi dan komunikasi menyebabkan pengusaha ebi tidak
mempunyai akses untuk memperluas pasar.
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
PENGOLAHAN EBI KERING
9BANK INDONESIA
Berdasarkan hasil dialog dengan beberapa pedagang di Kota Palembang,
bahwa ebi kering yang dipasarkan di Kota Palembang hampir seluruhnya merupakan
produk yang dihasilkan oleh pengusaha di Sungsang. Produk ebi dari wilayah
Sungsang, menurut pedagang relatif baik dibandingkan dari wilayah lain.
Peluang pasar produk ebi, dengan beberapa alasan, yaitu (1) merupakan
produk konsumsi rumah tangga, dan merupakan salah satu “bumbu” yang tidak bisa
ditinggalkan pada beberapa menu masakan, (2) penelusuran di Internet menunjukkan
adanya perusahaan-perusahaan yang membutuhkan produk ebi secaa kontinue, dan
(3) mempunyai peluang pasar ekspor, khususnya Asia, Cina dan Jepang.
3.2. ASPEK PEMASARAN
3.2.1. Harga
Harga ebi kering di pasaran relatif mengalami peningkatan meskipun pada
saat-saat tertentu juga mengalami penurunan, dan semua itu tergantung ketersediaan
bahan baku udang basah dan ketersediaan hasil produksinya.
Harga jual ebi pada tingkat produsen, pedagang perantara mampu pedagang
di kota ditetapkan berdasarkan kualitas ebi yang dipasarkan. Pada tingkat produsen
harga jual ebi kering kepada pedagang perantara berkisar antara Rp. 30.000 – Rp.
40.000 per kg ebi kering. Sementara pedagang perantara akan menjualnya di pasar-
pasar di Kota Palembang dengan harga Rp. 37.000 – Rp. 45.000 per kg ebi kering,
sementara para pedagang di pasar-pasar, ebi kering dijual dengan harga diatas Rp.
50.000. Di toko bahan makanan dan di pasar swalayan, ebi kering dijual dalam
kemasan 100 gram dengan dengan harga berkisar antara Rp. 6.500 – Rp. 7.500 per
bungkus.
3.2.2. Jalur Pemasaran Produk
Penjualan produk ebi kering dilakukan sendiri oleh para pelaku usaha yang
ada, dengan pengguna terakhir adalah konsumen/masyarakat. Pola pemasaran
produk ebi kering secara ringkas adalah sebagai berikut :
10 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Karena sudah ada jalinan pemasaran yang jelas, maka produsen ebi kering akan a.
memasarkan produksinya kepada pedagang perantara di wilayah tersebut,
berapapun jumlah produksinya dengan harga pasar disesuaikan kualitas
produksinya. Sistem pembayaran adalah cash and carry.
Pedagang perantara/pengumpul secara periodik akan membawa ebi kering ke b.
kota-kota yang telah ditentukan sebelumnya dengan porsi terbesar di pasarkan
di Kota Palembang. Disinipun para pedagang perantara/pengumpul juga sudah
memiliki hubungan bisnis dengan para pedagang di pasar-pasar tradisional.
Meski demikian tidak tertutup kemungkinan pedagang perantara langsung
menjual ebi ke konsumen langsung yang umumnya adalah para pengusaha
makanan atau rumah makan/restoran. Seperti halnya pada tingkat lokal, maka
sistem pembayaran pada tingkat pedagang dan konsumen langsung juga
dilakukan secara cash and carry.
Informasi yang diperoleh pada pedagang di Pasar Palembang menunjukkan c.
bahwa produk ebi juga dijual ke pedagang besar di luar Sumatera Selatan,
antara lain ke Jakarta.
Pengusaha Ebi Ke ring
P edagang Pengumpul Kecam atan
P adagang B esar ( Pengumpul Pro vi nsi )
P asar Lo k al ( P alembang/Sumsel)
P asar A ntar Pulau/Provi nsi
L angsung
T idak langsung
Gambar 3.1. Skema Jalur Pemasaran Ebi Kering
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
Ebi KeringKecamatan
Pedagang Besar(Pengumpul Provinsi)
Pasar Lokal(Palembang/Sumsel)
Pasar AntarPulau/Provinsi)
LangsungTidak Langsung
PENGOLAHAN EBI KERING
11BANK INDONESIA
3.2.3. Kendala Pemasaran
Kendala yang dihadapi oleh pengusaha ebi pada skala rumah tangga/ skala
kecil di wilayah kajian adalah dalam hal akses pasar yang lebih luas. Hal ini karena
mereka menjual produknya secara sendiri-sendiri dalam jumlah yang terbatas sehingga
menjadi tidak ekonomis jika menjual langsung produknya ke pasar di Palembang. Biaya
pemasaran yang tidak ekonomis disebabkan antara lain karena sarana transportasi
pemasaran yang masih terbatas pada moda angkutan sungai dengan biaya yang
relatif tinggi. Walaupun produk ebi kering dapat disimpan lama, sehingga pengusaha
ebi dapat melakukan stock dan dapat menunda penjualan untuk meningkatkan posisi
tawar, tetapi pengusaha terkendala keterbatasan modal sehingga ”terpaksa” menjual
produknya ke pedagang pengumpul di Kecamatan, walaupun pada tingkat harga
yang kurang menguntungkan. Jumlah yang terbatas dan tidak adanya kemampuan
untuk melakukan ”stock” ditambah dengan kemampuan untuk mengakses informasi
mengenai peluang pasar yang ada menyebabkan pegusaha ebi tidak mempunyai
kemampuan untuk mengakses pasar yang lebih luas.
13BANK INDONESIA
BAB IVASPEK TEKNIS PRODUKSI
4.1. Lokasi Usaha
Lokasi usaha produksi ebi kering sebaiknya dilakukan pada lokasi sumber
bahan baku, hal ini karena sifat bahan baku udang krosok atau udang merah yang
mudah rusak. Resiko bahan baku selama perjalanan dari lokasi penangkapan ke lokasi
usaha pengolahan ebi sebetulnya dapat dikurangi jika para pemasok bahan baku
(nelayan tangkap) menerapkan sistem rantai dingin, antara lain dengan pemberian es
curah kepada udang hasil tangkapan. Nelayan pemasok bahan baku di daerah kajian
adalah nelayan kecil yang tidak mempunyai kemampuan modal untuk menerapkan
pemberian es pada hasil tangkapannya.
Lokasi usaha yang dekat untuk dijangkau oleh nelayan juga memberikan
keuntungan karena (1) nelayan mudah menjual atau memasarkan hasil tangkapannya
ke pengusaha ebi kering, (2) nelayan tidak terbebani biaya transportasi yang akan
dibebankan kepada harga beli bahan baku oleh pengusaha ebi kering, sehingga lebih
menjamin ketersediaan pasokan udang bagi pengusaha ebi kering.
Lokasi usaha atau tempat usaha seyogyanya merupakan lokasi atau tempat
yang mudah untuk memperoleh air bersih, karena dalam proses pengolahan ebi
terdapat tahap pencucian dan perebusan udang. Di wilayah kajian, tempat usaha
umumnya berada dipinggir sungai. Lokasi di pinggir sungai memudahkan pengusaha
untuk membuang air limbah hasil cucian dan air hasil perebusan, sehingga tidak
mengganggu lingkungan sekitar tempat usaha.
Sebagai wilayah yang merupakan pertemuan antar muara Sungai Musi
dengan Selat Bangka, maka Sungsang menjadi salah satu wilayah penghasil utama
udang di Sumatera Selatan. Kondisi ini memberikan keuntungan bagi pengusaha ebi
kering karena udang krosok atau udah merah relatif selalu tersedia meskipun dengan
jumlah tidak tidak sama setiap waktunya.
14 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
4.2. Fasilitas Produksi dan Peralatan
Ebi merupakan salah satu bentuk awetan udang yang diolah dengan cara
perebusan dan penjemuran. Penjemuran merupakan salah satu metode pengawetan
secara tradisional yang bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh udang,
sehingga tidak memberikan kesempatan bagi bakteri untuk berkembang biak. Melalui
proses yang sederhana tersebut ebi dapat disimpan sampai berbulan-bulan.
Fasilitas produksi dan peralatan yang diperlukan dalam proses produksi ebi
kering adalah:
Panci atau kuali.a
Kompor (tungku)b
Saringanc
Tampah (nyiru)d
Karunge
Kantong plastikf
Berdasarkan ketentuan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) SNI 01-2728-
2006 tentang Udang Segar, terkait dengan persyaratan peralatan pengolahan udang,
maka Semua peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam penanganan udang
segar harus mempunyai permukaan yang halus dan rata, tidak mengelupas, tidak
berkarat, tidak merupakan sumber cemaran jasad renik, tidak retak dan mudah
dibersihkan. Semua peralatan dalam keadaan bersih, sebelum, selama dan sesudah
digunakan
4.3. Bahan Baku
Bahan baku utama usaha pengolahan ebi kering adalah udang merah atau
udang krosok (Metapenaeus Sp). Udang tersebut diperoleh dari para nelayan
setempat dalam bentuk segar dan basah. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 01-2728-2006, maka bahan baku udang segar adalah semua :
jenis udang hasil perikanan yang baru ditangkap/dipanen dan belum •mengalami penanganan dan pengolahan;
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
PENGOLAHAN EBI KERING
15BANK INDONESIA
bentuk bahan baku berupa udang segar dengan atau tanpa kepala;•bahan baku berasal dari perairan yang tidak tercemar.•
Secara umum ciri-ciri udang segar adalah :
Tekstur kulitnya elastis, padat dan kompak;•Kepala masih kuat melekat pada tubuh udang;•Kulitnya belum berwarna merah, dengn penampakan bening, cemerlang dan •antar ruas kokoh;
Tidak mengeluarkan bau busuk.•
Untuk mencegah penurunan mutu bahan baku udang, maka udang basah
harus segera dicuci dan secepatnya dilakukan proses pengolahan. Pengusaha ebi di
lokasi kajian (di Sungsang) tidak melakukan proses penumpukan (stocking) bahan
baku, karena (1) udang yang tidak segar mempengaruhi mutu produk ebi, (2)
keterbatasan modal dan pertimbangan adanya tambahan biaya menyebabkan mereka
tidak melakukan perlakuan pemberian es curah pada bahan baku udang yang akan
diproses.
4.4. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang terlibat dalam usaha pengolahan ebi kering sebanyak 2 sampai 4 orang, tergantung jumlah bahan baku udang yang akan diolah. Tenaga kerja
yang digunakan bersifat tidak tetap dengan upah harian, yaitu Rp 50.000 per hari.
Tidak diperlukan persyaratan keterampilan khusus dari tenaga kerja yang digunakan,
karena proses produksi bersifat manual dan sederhana.
Dilokasi kajian, tenaga kerja yang digunakan berasal dari daerah sekitar lokasi
usaha dan umumnya masih mempunyai ikatan keluarga atau kekerabatan dengan
pengusaha ebi. Berdasarkan informasi pengusaha, tidak ada kendala atau kesulitan
dalam memperoleh tenaga kerja untuk usaha pengolahan ebi ini.
16 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
4.5. Teknologi
Teknologi proses pembuatan ebi pada dasarnya adalah pengawetan udang
dengan teknologi pengeringan. Teknologi pengeringan yang digunakan oleh
pengusaha kecil ebi kering adalah dengan cara penjemuran, dan tidak menggunakan
teknologi mesin pengering. Produk ebi adalah berupa daging udang kering, dan
sehubungan dengan itu dalam pengolahannya terdapat tahapan pengulitan
(pengupasan kulit udang). Dalam hal ini pengupasan kulit udang juga dilakukan
secara manual, tanpa menggunakan alat/mesin pengupas.
Proses pengupasan guna memisahkan daging dengan kulitnya dilakukan
dengan ”teknik gebugan” dimana udang yang telah kering dimasukkan kedalam
karung selanjutnya karung berisi udang kering diayunkan/dibenturkan atau dipukulkan
ke bantalan kayu/tembok. Teknik seperti ini akan menyebabkan kulit udang terkelupas
dari daging udang, namun dampaknya adalah daging udang kering menjadi patah
dan pecah bahkan menjadi remahan yang mengakibatkan penurunan kualitas dan
rendemen. Disamping itu dengan teknik ”digebug” tersebut tidak semua kulit
udang terkelupas atau terlepas dengan baik. Ebi kering yang kulit udangnya masih
menempel, dan tidak utuh (patah-patah) menentukan mutu ebi dan harga jual.
4.6. Proses Produksi
Proses produksi dalam pembuatan ebi kering dimulai dengan penyiapan
bahan baku, proses pencampuran dengan bahan pendukung yang lain serta bumbu-
bumbu yang diperlukan. Untuk lebih jelasnya seperti terlihat dalam gambar 4.1.
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
PENGOLAHAN EBI KERING
17BANK INDONESIA
U dang Segar
Pencucian./Pembersihan
Perebusan
Penir isan
Penjemuran
Pengupasan Ku li t
Pengepakan
Ebi
Penampian/pembersihan
C ampuran air garam
Gambar 4.1. Diagram Alir Proses Pengolahan Ebi Kering
Udang segar hasil tangkapan 1.
Udang segar hasil tangkapan nelayan menjadi bahan baku utama dalam
proses produksi ini.
Photo 4.1. Bahan Baku Udang Segar
18 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Pencucian dan pembersihan2.
Bahan baku udang yang diproses sebelumnya dicuci dan dibersihkan dari
bahan-bahan asing selain udang utuh, seperti ikan, kotoran dan lain-lain.
Proses pencucian udang dilakukan dengan menggunakan air bersih secara
berulang-kali.
Perebusan3.
Proses selanjutnya adalah merebus udang yang telah bersih dengan
menggunakan air tawar bersih. Pada proses perebusan, air rebusan
ditambahkan garam. Jumlah garam yang ditambahkan tergantung
kepada apakah produk yang diinginkan ebi asin atau ebi ”tawar”. Produk
ebi kering dari wilayah kajian tergolong pada kelompok ebi ”tawar”.
Walaupun demikian dalam proses perebusan tetap ditambahan garam,
yaitu sebanyak 2 kg setiap kali merebus 25 kg udang basah. Penambahan
garam dalam proses perebusan juga bertujuan untuk meningkatkan daya
keawetan ebi yang dihasilkan.
Udang yang akan direbus dimasukkan kedalam wadah perebusan setelah
air rebusan mendidih. Lama perebusan sejak udang dimasukkan kedalam
wadah perebusan adalah sekitar 15 menit.
Di wilayah kajian wadah perebusan adalah berupa drum (Lihat Photo 4.2)
dan ada juga pengusaha yang menggunakan panci atau wajan besar.
Untuk memperoleh mutu ebi yang baik, sebaiknya wadah perebusan
adalah berupa bejana (panci) stainless steel.
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
PENGOLAHAN EBI KERING
19BANK INDONESIA
Photo 4.2. Peralatan Perebusan
Penirisan dan Penjemuran 4.
Setelah proses perebusan selesai, udang beserta air rebusan kemudian
dituangkan ke atas ”tampah” besar yang terbuat dari anyaman
irisan bambu atau kayu untuk memisahkan massa udang dengan air
rebusan. Pada tahap ini dilakukan penirisan air rebusan. Setelah udang
ditiriskan kemudian udang dikeringkan. Pengeringan dilakukan dengan
cara penjemuran, dan dalam hal ini udang basah dihamparkan di atas
”tampah”. Tampah yang digunakan adalah juga tampah yang digunakan
untuk penirisan.
Di wilayah kajian, pada umumnya pengusaha udang menerima pasokan
bahan baku udang pada sore/ malam hari, dan proses pencucian sampai
dengan penirisan dilakukan pada malam hari. Kemudian penjemuran
mulai dilakukan pada pagi harinya.
Lama penjemuran tergantung kepada kondisi cuaca, apabila cuaca terik
maka udang sudah kering dalam waktu antara 1 – 2 hari, namun jika
kondisi tidak memungkinkan maka proses penjemuran bisa berlangsung
20 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
selama dua hari atau lebih. Kualitas ebi ditentukan oleh kadar air atau
tingkat kekeringan ebi, dimana semakin kering mutu ebi semakin baik.
Ebi yang kurang kering selain menyulitkan dalam pengupasan kulit,
juga menyebabkan ebi tidak tahan lama disimpan. Menurut penuturan
pengusaha, pada cuaca yang terik penjemuran selama 2 hari akan
menghasilkan ebi dengan kualitas yang baik, walaupun rendemen atau
jumlah volume ebi yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan
yang dijemur selama 1 (satu) hari.
Photo 4.3. Penirisan dan Penjemuran Udang
Pengupasan5.
Proses pengupasan dilakukan untuk memisahkan antara daging dengan
kepala dan kulit kerasnya. Pengusaha ebi di beberapa daerah lain
melakukan pengupasan kulit udang satu per satu dengan tangan. Pada
wilayah kajian di Sungsang, proses pengupasan dilakukan dengan cara
udang kering dimasukkan ke dalam karung, kemudian karung yang
berisi udang kering dibanting atau dibenturkan ke landasan dari kayu
atau ke dinding atau tembok. Proses ini dilakukan berulang kali sehingga
diperkirakan kulit udang sudah terpisah dari dagingnya.
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
PENGOLAHAN EBI KERING
21BANK INDONESIA
Photo 4.4. Proses Pengupasan Daging dan Kulit
Selanjutnya udang didalam karung dituangkan ke atas tampah, kemudian
dilakukan penampian untuk memisahkan bagian kulit yang sudah terpisah,
bubuk atau remahan daging udang dengan udang kering (ebi) yang masih
utuh.
Photo 4.5. Pemisahan Daging dan Kulit
22 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Photo 4.6. Daging dan Kulit Udang
Packing / Pembungkusan6.
Kemudahan para pengusaha ebi kering dalam memasarkan produk yaitu
di lokasi kampung/desa setempat, sehingga ebi yang telah siap jual cukup
dibungkus dengan plastik untuk dibawa ke tempat pedagang perantara.
Photo 4.7. Ebi Siap Jual
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
PENGOLAHAN EBI KERING
23BANK INDONESIA
4.7. Jumlah, Jenis dan Mutu Produksi
Jumlah ebi kering yang mampu diproduksi oleh pengusaha di Sungsang
sangat tergantung kepada jumlah pasokan / hasil tangkapan nelayan dan kemampuan
modal pengusaha. Setiap pengusaha memproduksi antara 100 kg – 300 kg udang
basah per hari, dengan rendeman 15%, dalam artian bahwa untuk setiap 100 kg
udang basah akan menghasilkan 15 kg ebi kering (daging) siap jual. Mutu produk
ebi ditentukan oleh (1) kadar air atau tingkat kekeringan ebi, (2) keutuhan daging,
(3) kebersihan daging udang, dalam pengertian daging bersih dari kulit udang yang
masih menempel, (4) adanya bahan asing dalam massa ebi, seperti adanya kulit
udang, kepala udang, kotoran dan bahan asing lain. Menurut penuturan pengusaha,
dalam proses transaksi tidak ada ketentuan persyaratan mutu secara kuantitatif,
pembeli menilai mutu ebi hanya secara visual, atau diremas untuk menduga tingkat
kekeringan ebi. Pada umumnya terdapat 2 jenis mutu produk, yaitu mutu I dan mutu
II, yang didasarkan pemeriksaan secara subjektif/kualitatif terhadap tingkat kekeringan
ebi, keutuhan dan kebersihan. Dari proses produksi yang ada, maka selain daging ebi
kering yang menjadi produk utama juga dihasilkan hasil samping berupa kulit, kepala
udang serta bubuk atau remahan daging udang yang dijual dengan harga ditempat
Rp. 1.500 per kg. Produk samping ini di pasar Palembang dijual dengan harga sekitar
Rp. 2.500 per kg,
4.8. Produksi Optimum.
Tingkat produksi ditentukan oleh ketersedian bahan baku. Bahan baku ebi kering adalah udang krosok yang ketersediaannya sangat tergantung dari hasil tangkapan nelayan dan musim. Pada musim angin barat atau pada periode pasang air laut maka biasanya nelayan tidak melaut, sehingga pasokan bahan baku sedikit berkurang. Secara teknis berdasarkan skala usaha yang ada maka produksi optimum adalah 600 kg ebi per hari yang akan menghasilkan maksimal 90 kg.
24 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
4.9. Kendala Produksi
Faktor kritis dalam proses produksi ebi kering adalah ketersediaan dan kontinuitas bahan baku dimana bila terjadi pasang air laut dan musim angin barat dalam jangka yang panjang maka akan menurunkan kapasitas produksi. Dalam 1 tahun produksi terjadi sekitar 2 – 3 bulan periode paceklik pasokan bahan baku. Faktor kritis lain adalah proses pengeringan yang hanya mengandalkan sinar matahari. Pada periode musim hujan, kualitas ebi relatif lebih rendah dengan tingkat kekeringan yang kurang memenuhi syarat sehingga ebi mudah busuk dan tidak dapat disimpan lama. Di samping itu pada proses pengupasan kulit dengan cara ”digebug”, menyebabkan semakin banyak daging udang yang patah atau adanya kulit udang yang masih menempel pada ebi. Keadaaan ini menyebabkan kualitas ebi yang dihasilkan rendah.
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
25BANK INDONESIA
BAB VASPEK KEUANGAN
Analisa aspek keuangan diperlukan untuk mengetahui kelayakan usaha dari
sisi keuangan, terutama kemampuan pengusaha untuk mengembalikan kredit yang
diperoleh dari bank. Analisa keuangan ini juga dapat dimanfaatkan pengusaha dalam
perencanaan dan pengelolaan usaha pengolahan ebi kering.
5.1. Pemilihan Pola Usaha
Pola usaha yang dipilih adalah usaha pengolahan ebi kering dengan skala
kecil atau rumah tangga, dengan teknologi penjemuran dan metode proses yang
sederhana tanpa alat/mesin yang bersifat mekanis, sehingga tidak diperlukan biaya
investasi yang besar. Pasokan bahan baku diperoleh dengan cara membeli udang
merah atau udang krosok segar dari para nelayan secara langsung. Metode pembelian
bahan baku secara langsung dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan kualitas
bahan baku yang baik dan segar.
5.2. Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan
Untuk analisa kelayakan usaha ini diasumsikan bahwa awal produksi adalah
pada bulan Agustus yang merupakan periode awal musim puncak produksi udang
sebagai bahan baku ebi. Analisa kelayakan menggunakan asumsi mengenai parameter
teknologi proses dan biaya, sebagaimana terangkum dalam Tabel 5.1. Asumsi ini
diperoleh berdasarkan kajian terhadap usaha pengolahan ebi kering di Sungsang yang
termasuk wilayah Kecamatan Banyuasin II Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera
Selatan serta informasi yang diperoleh dari pengusaha dan pustaka.
26 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Tabel 5.1. Asumsi untuk Analisis Keuangan
No Asumsi Satuan Nilai / Jumlah1 Periode proyek tahun 12 Bulan kerja tahun bulan 123 Hari kerja dalam sebulan hari 254 Output, Produksi dan Harga*): a. Rata-rata Produksi ebi per bulan Kg 1.078 b. Rata-rata Produksi ebi kering per hari Kg 43 c. Rata-rata Harga penjualan ebi kering/kg Rp/kg d. Lama menunggu pendapatan hari 2 e. Hasil penjualan hari 2 f. Rendemen hasil %5 Rata-rata kebutuhan Tenaga kerja per bulan*) orang 46 Penggunaan input dan harga*): a. Rata-rata input bahan baku udang perbulan Kg 7.188
b. Rata-rata harga pembelian bahan baku
udang perbulanRp/kg 2,800
7 Suku Bunga per Tahun % 14%8 Proporsi Modal : a. Kredit % 70% b. Modal Sendiri % 30%9 Jangka waktu Kredit tahun 1
Keterangan: *) Perincian kebutuhan per bulan dapat dilihat pada Lampiran 3
Sesuai dengan fluktuasi pasokan bahan baku, jumlah bahan baku, produk,
harga dan tenaga kerja bervariasi dari bulan ke bulan, dengan jumlah dan volume
yang disajikan pada Lampiran 3. Usaha ini diasumsikan dilaksanakan oleh kelompok
dengan rata-rata produksi ebi kering per bulan sebesar 1,078 kg dan penggunaan
bahan baku rata-rata per bulan sebanyak 7,188 ton
Penentuan usia proyek selama 1 tahun didasarkan atas pertimbangan bahwa
proses produksi dan pemasaran produk dapat dilakukan secara rutin setiap hari
sehingga dapat diperoleh perhitungan per bulan, dengan 12 bulan untuk satu kali
proyek.
ASPEK KEUANGAN
PENGOLAHAN EBI KERING
27BANK INDONESIA
5.3. Komponen dan Struktur Biaya Investasi dan Biaya Operasional
Komponen biaya dalam analisis kelayakan usaha pengolahan ebi kering
dibedakan menjadi dua yaitu biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi
adalah komponen biaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dana awal
kegiatan produksi yang meliputi peralatan produksi. Biaya operasional adalah seluruh
biaya yang harus dikeluarkan dalam proses produksi.
5.3.1. Biaya Investasi
Biaya investasi yang dibutuhkan pada tahap awal proses produksi ebi kering
digunakan untuk penyediaan peralatan produksi dan peralatan lainnya sebesar Rp
2.185.000, lahan dan bangunan Rp. 28.750.000 dengan total biaya investasi sebesar
Rp. 30.935.000. Komponen terbesar adalah alat produksi (58,81%) yang terdiri
dari tungku pemasakan, wadah perebusan, rak penjemuran, timbangan, ember dan
tampah serta peralatan lainnya (Tabel 5.2). Dengan kegiatan usaha skala kecil/rumah
tangga, maka kebutuhan lahan tempat usaha seluas 100 m2 dengan areal bangunan
tempat produksi seluas 25 m2. Selengkapnya ditampilkan pada Lampiran 2.
Tabel 5.2. Komposisi Biaya Investasi (Rp)
No Komponen Biaya SatuanJumlah
Fisik
Umur Ekonomis
(Th)
Hargaper Satuan
Rp
JumlahBiaya
Rp
1 Alat produksi dan Pengemas
a.Tungku pemasakan unit 2 12 200.000 400.000
b. Wadah perebusan unit 2 12 150.000 300.000
c. Rak alas Penjemuran unit 1 12 200.000 200.000
d. Timbangan gantung unit 1 36 150.000 150.000
e. Ember/Baskom unit 10 6 20.000 200.000
f. Tampah unit 10 6 3.500 35.000
2 Peralatan lainnya
a. Papan nama unit 1 12 500.000 500.000
b. Alat penjahit kemasan unit 1 36 250.000 250.000
c. Peralatan alinnnya unit 1 12 150.000 150.000
28 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
No Komponen Biaya SatuanJumlah
Fisik
Umur Ekonomis
(Th)
Hargaper Satuan
Rp
JumlahBiaya
Rp
3 Lahan dan Bangunan
a. Bangunan M2 25 350.000 8.750.000
b. Lahan tempat usaha M2 100 200.000 20.000.000
Jumlah 30.935.000
5.3.2. Biaya Operasional
Biaya operasional dalam usaha pengolahan ebi kering meliputi biaya variabel
dan biaya tetap. Total biaya operasional rata-rata per bulan adalah Rp. 26.524.667
atau dalam satu tahun sebesar Rp 318.296.000 dengan asumsi bahwa sejak bulan
pertama usaha ini sudah dapat beroperasi secara penuh dengan kapasitas 100%.
Biaya operasional per tahun terdiri dari biaya variabel Rp 291.296.000 dan biaya
tetap Rp 27.000.000. Selengkapnya rincian kebutuhan biaya tetap dan biaya variabel
ditampilkan pada Lampiran 3 dan 4.
Tabel 5.3. Komposisi Biaya Operasional (Rp)
No Komponen BiayaRata2
PerbulanPertahun
1 Biaya Tetap 2.250.000 27.000.0002 Biaya Variabel 24.274.667 291.296.0003 Jumlah Biaya Operasional 26.524.667 318.296.000
5.4. Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja
Total kebutuhan biaya awal proyek untuk investasi adalah sebesar Rp.
30.935.000, dan sebesar Rp 21.654.500 diantaranya (70%) berasal dari kredit bank,
dengan jangka waktu pinjaman selama 1 tahun dan suku bunga 14% pertahun.
Kebutuhan modal kerja dihitung berdasarkan kebutuhan rata-rata selama 7 hari
kerja atau sebesar Rp. 7.913.000. Penetapan jangka waktu tersebut didasarkan atas
ASPEK KEUANGAN
PENGOLAHAN EBI KERING
29BANK INDONESIA
perhitungan waktu proses pengolahan ebi sampai dengan ebi sudah terjual. Sebesar
70% dari kebutuhan modal kerja ini merupakan kredit dengan suku bunga 14%.
Perincian kebutuhan proyek dan sumber pembiayaan dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Komponen dan Struktur Biaya Proyek
No Komponen Biaya Proyek Persentase Total Biaya (Rp)1 Biaya Investasi 30.935.000
Kredit a. 70 % 21.654.500Modal Sendirib. 30% 9.280.500
2 Biaya Modal Kerja 7.913.000Kredit a. 70% 5.539.100Modal Sendirib. 30% 2.373.900
3 Total Biaya Proyek 38.848.000Kredit c. 70% 27.193.600Modal Sendirid. 30% 11.654.400
Kewajiban pengusaha dalam melakukan angsuran pokok dan angsuran bunga
dilakukan setiap bulan selama jangka waktu kredit. Perhitungan jumlah angsuran
kredit perbulan selengkapnya ditampilkan pada Lampiran 6 dan 7
5.5. Produksi dan Pendapatan
Berdasarkan kapasitas yang ada, produksi dari usaha pengolahan ebi kering
per bulan rata-rata sebanyak 1.078 kg ebi kering dan 359 kg produk sampingan
berupa kulit udang dan remahan udang kering. Usaha ini diproyeksikan untuk dapat
berproduksi secara optimal mulai bulan pertama hingga akhir tahun pertama (sesuai
umur proyek). Dengan rata-rata harga jual ebi kering per bulan sebesar Rp 35.833
per kg dan Rp. 1.517 per kg produk ikutannya, maka untuk satu bulan produksi
diproyeksikan untuk memperoleh pendapatan sebesar Rp 38.060.938 atau sebesar
Rp. 456.731.250 per tahun Proyeksi produksi dan pendapatan usaha serta harga
penjualan ditampilkan pada Tabel 5.5 dan Lampiran 5.
30 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Tabel 5.5. Proyeksi Produksi dan Pendapatan
No ProdukRata2/
blnUnit
Rata2 Harga
Jual (Rp)/bln
Rata2 Nilai Penjualan per Bulan
(Rp)
Nilai Penjulan 1 Tahun (Rp)
1 Ebi kering 1.078 Kg 35.833 37.539.063 450.468.750
2Kulit udang & remahan udang kering
359 Kg 1.517 521.875 6.262.500
TOTAL 38.060.938 456.731.250
5.6. Proyeksi Rugi Laba Usaha dan Break Even Point
Hasil proyeksi laba rugi usaha menunjukkan usaha pengolahan ebi kering telah
menghasilkan laba (setelah pajak) pada rata-rata per bulan sebesar Rp. 9.337.231 dan
total dalam 1 tahun sebesar Rp. 112.046.775 dengan nilai profit on sales rata-rata per
bulan 22% dan 25% dalam kurun waktu satu tahun. (Tabel 5.6 dan Lampiran 8).
Tabel 5.6. Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi Usaha
No UraianRata2 per bulan (Rp)
Jumlah per tahun (Rp)
1 Penerimaan 38.060.938 456.731.2502 Pengeluaran 27.075.960 324.911.5153 Laba/Rugi Sebelum Pajak 10.984.978 131.819.7354 Pajak (15%) 1.647.747 19.772.9605 Laba Setelah Pajak 9.337.231 112.046.7756 Profit on Sales (%) 22% 25%7 BEP: (Rupiah) 7.733.769 92.805.228
% 20,3% 20,3%
ASPEK KEUANGAN
PENGOLAHAN EBI KERING
31BANK INDONESIA
Dengan membandingkan pengeluaran untuk biaya tetap terhadap biaya variabel
dan total penerimaan, maka BEP usaha ini terjadi pada penjualan senilai rata-rata
Rp. 7.733.769 per bulan dengan BEP total sebesar Rp. 92.805.228 atau 20,3% dari
kemampuan produksi per bulan. Selengkapnya proyeksi rugi laba usaha ditampilkan
pada Lampiran 8.
5.7. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek
Untuk aliran kas (cash flow) dalam perhitungan ini dibagi dalam dua aliran,
yaitu arus masuk (cash inflow) dan arus keluar (cash outflow). Arus masuk diperoleh
dari penjualan ebi kering dan produk sampingannya per bulan selama satu tahun.
Untuk arus keluar meliputi biaya investasi, biaya variabel, biaya tetap, termasuk
angsuran pokok, angsuran bunga dan pajak penghasilan.
Evaluasi profitabilitas rencana usaha ebi kering skala kecil/rumah tangga
dilakukan dengan menilai kriteria kelayakan usaha yaitu NPV, dan Net B/C Ratio (Net
Benefit-Cost Ratio). Usaha pengolahan ebi kering dengan menggunakan asumsi
yang ada menghasilkan NPV sebesar Rp. 77.802.939, dan Net B/C Ratio 3,52 kali.
Berdasarkan kriteria dan asumsi yang ada menunjukkan bahwa usaha pengolahan ebi
kering ini layak untuk dilaksanakan dengan Pay Back Period (PBP) selama 1,79 bulan
atau 0,15 tahun. Proyeksi arus kas untuk kelayakan usaha pengolahan ebi kering
selengkapnya ditampilkan pada Lampiran 9.
Tabel 5.7. Kelayakan Usaha Pengolahan Ebi Kering
No Kriteria Nilai Justifikasi Kelayakan1 NVP (14%) Rp. 77.802.939 > 02 Net B/C Ratio 3,52 > 1,003 Pay Back Period 1,79 bulan < 12 bulan
32 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
5.8. Analisis Sensitivitas
(a) Kenaikan Biaya Variabel
Hasil analisis sensitivitas akibat kenaikan biaya variabel sebesar 28,7% dengan
pendapatan tetap menyebabkan usaha ini masih dinilai layak, dengan NPV Rp.
54.709, dan Net B/C 1,00 kali, dengan masa pengembalian modal selama 9,48 bulan.
Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 5.8 dan Lampiran 10.
Tabel 5.8. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha :
Skenario Kenaikan Biaya Variabel Sebesar 28,7%
No Kriteria Nilai Justifikasi Kelayakan1 NVP (14%) Rp 54.709 > 02 Net B/C Ratio 1,00 > 1,003 Pay Back Period 9,48 bulan < 12 bulan
Hasil analisis sensitivitas akibat kenaikan biaya variabel sebesar 28,8% dengan
pendapatan tetap menyebabkan usaha ini sudah tidak layak, dengan NPV (negatif)
Rp. 216.990 dan Net B/C 0,99 kali. Dengan kata lain usaha ini masih tetap layak
walaupun kenaikan biaya variabel mencapai kurang dari 28,8%. Hasil analisis dapat
dilihat pada Tabel 5.9 dan Lampiran 11.
Tabel 5.9. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha :
Skenario Kenaikan Biaya Variabel Sebesar 28,8%
No Kriteria Nilai Justifikasi Kelayakan1 NVP (14%) - Rp 216.191 > 02 Net B/C Ratio 0,99 > 1,00
3 Pay Back Period 9,55 bulan < 12 bulan
ASPEK KEUANGAN
PENGOLAHAN EBI KERING
33BANK INDONESIA
(b) Penurunan Pendapatan
Hasil analisis sensitivitas sebagai akibat penurunan pendapatan atau penurunan
harga jual produk sebesar 18,2 % dengan biaya variabel tetap mengakibatkan usaha
ini masih layak, dengan NPV Rp. 330.854 dan Net B/C 1,01 kali. Hasil analisis dapat
dilihat pada Tabel 5.10 dan Lampiran 12.
Tabel 5.10. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha
Skenario Penurunan Pendapatan Sebesar 18,2%
No Kriteria Nilai Justifikasi Kelayakan1 NVP (14%) Rp 330.854 > 02 Net B/C Ratio 1,01 > 1,003 Pay Back Period 9,84 bulan < 12 bulan
Hasil analisis sensitivitas sebagai akibat penurunan pendapatan atau penurunan
harga jual produk sebesar 18,3 % dengan biaya variabel tetap juga mengakibatkan
usaha ini menjadi tidak layak, dengan NPV (negatif) Rp. 94.817 dan Net B/C 1,00
kali. Dengan kata lain jika terjadi penurunan harga jual produk atau penerimaan
sebesar kurang dari 18,2%, usaha ini masih tetap layak. Hasil analisis dapat dilihat
pada Tabel 5.11 dan Lampiran 13.
Tabel 5.11. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha :
Skenario Penurunan Pendapatan Sebesar 18,3%
No Kriteria Nilai Justifikasi Kelayakan1 NVP (14%) - Rp 94.817 < 02 Net B/C Ratio 1,00 =1,003 Pay Back Period 9,96 bulan < 12 bulan
Berdasarkan analisa sensitivitas tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha ini
relatif sensitif terhadap penurunan harga jual produk dibandingkan dibandingkan
dengan kenaikan biaya variabel, terutama kenaikan harga bahan baku udang segar.
34 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
(c) Sensitivitas Kombinasi
Hasil analisis sensitivitas kombinasi berupa kenaikan biaya variabel dan diringi
dengan penurunan pendapatan mengakibatkan usaha ini dianggap tidak layak
apabila terjadi kenaikan biaya variabel lebih dan penurunan pendapatan masing-
masing sebesar lebih dari 11%. Pada kondisi dimana biaya variabel naik 11% dan
pendapatan turun 11%, usaha ini masih layak, dengan NPV Rp. 1.180.178 dan Net
B/C 1,04 kali dan PBP 9,45 bulan. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 5.12 dan
Lampiran 14.
Tabel 5.12. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha :
Skenario Kombinasi Kenaikan Biaya Variabel Sebesar 11% dan
Penurunan Pendapatan Sebesar 11%
No Kriteria Nilai Justifikasi Kelayakan1 NVP (14%) Rp 1.180.178 > 02 Net B/C Ratio 1,04 > 1,003 Pay Back Period 9,45 bulan < 12 bulan
ASPEK KEUANGAN
35BANK INDONESIA
BAB VI
ASPEK EKONOMI, SOSIAL DANDAMPAK LINGKUNGAN
6.1 Aspek Ekonomi dan Sosial
Wilayah Sungsang di Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan dikenal
masyarakat sebagai daerah sentra pengolahan makanan beraroma udang, seperti
kemplang udang, kerupuk udang, pempek udang dan udang kering atau ebi. Cukup
banyak masyarakat Sungsang yang memiliki usaha pengolahan makan beraroma
udang, baik sebagai pengusaha ataupun menjadi tenaga kerja. Keberadaan usaha
pengolahan ebi kering meningkatkan nilai tambah kegiatan usaha masyarakat di daerah
yang bersangkutan. Adanya usaha-usaha tersebut juga mendorong berkembangnya
kegiatan ekonomi dan perdagangan di wilayah Sungsang.
Secara umum keberadaan dan pengembangan usaha pengolahan ebi kering
dan pengolahan makanan lainnya memberi dampak yang positif bagi wilayah
sekitarnya, karena semakin terbukanya peluang kerja serta peningkatan pendapatan
masyarakat dan sekaligus peningkatan kegiatan ekonomi perdagangan masyarakat.
Satu unit usaha pengolahan ebi kering dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 2-4
orang, dengan upah Rp. 50.000 per hari, atau sekitar Rp. 1.250.000 per orang per
bulan. Tidak diperoleh data mengenai nilai tambah riil yang diterima Pemerintah
Daerah dari kegiatan usaha-usaha tersebut.
Dampak lain dari keberadaan atau pengembangan usaha pengolahan
ebi adalah kemudahan dan perluasan pasar bagi nelayan penangkap udang yang
umumnya adalah nelayan kecil. Kemudahan dan perluasan pasar hasil tangkapan
udang ini memberikan dampak bagi peningkatan pendapatan nelayan kecil.
36 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
6.2. Aspek Dampak Lingkungan
Proses produksi dalam usaha pengolahan ebi kering akan menghasilkan
limbah padat dan limbah cair. Limbah padat umumnya berupa kulit dan kepala udang
sebagai sisa hasil pengolahan serta limbah cair hasi perebusan. Namun demikian
kedua jenis limbah tersebut tidak memberikan dampak negatif, bahkan untuk kepala
dan sisa kulit udang masih bisa dijual dengan harga berkisar rata-rata Rp. 1.500 per
kg sehingga memberikan dampak positif (menambahn pemasukan), sedangkan air
sisa perebusan langsung dibuang ke sungai.
ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN
37BANK INDONESIA
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Usaha pengolahan ebi kering mempunyai peranan penting dalam rangka a.
memenuhi kebutuhan sumber gizi, kalsium, fosfor, protein dan mikronutrien
dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat.
Dua faktor terpenting bagi keberhasilan usaha pengolahan ebi kering selain faktor b.
ketersediaan bahan baku adalah pemasaran produknya. Pemasaran produk
tergantung kepada pedagang perantara di tingkat Kecamatan, dengan daerah
pemasaran utama ke Palembang, yang kemudian dipasarkan ke pasar lokal dan
antar pulau khususnya Lampung dan Jawa (Jakarta). Biaya dan infrastruktur
transportasi , permodalan dan keterbatasan akses informasi pasar merupakan
kendala dalam pengembangan usaha ini.
Usaha ini mempunyai prospek pasar baik domestik maupun ekspor, karena c.
merupakan kebutuhan rumah tangga sebagai salah satu bumbu masakan.
Konsumen produk ini selain rumah tangga adalah restoran, usaha jasa boga
(catering) dan industri makanan atau bumbu masak.
Faktor kritis usaha ini adalah dalam hal pengeringan, terutama pada musim d.
hujan dan proses pemisahan kulit udang yang berpotensi terhadap penyusutan
rendemen dan mutu ebi.
Biaya investasi peralatan yang diperlukan dalam usaha ebi kering sebesar Rp e.
30.935.000 dan sebesar 70% dipenuhi dari kredit investasi atau Rp. 21.654.500
dan sisanya modal sendiri, yaitu sebesar Rp. 9.280.500. Sedangkan untuk modal
kerja yang dibutuhkan untuk produksi dan penjualan ebi kering adalah sebesar
Rp 7.913.000, dimana Rp 5.539.100 (70%) diantaranya diasumsikan diperoleh
dari kredit bank dengan jangka waktu pinjaman selama 1 tahun dan suku bunga
14% pertahun.
38 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Produksi dari usaha pengolahan ebi kering rata-rata per bulan sebanyak 1.078 f.
kg ebi kering dan 359 kg produk ikutan berupa kulit udang dan remahan udang
kering, dengan rata-rata harga jual ebi kering per bulan sebesar Rp 35.833 per
kg dan Rp. 1.517 per kg untuk produk ikutannya. Proses pemasaran produk
menghasilkan rata-rata pendapatan per bulan sebesar Rp 38.060.938 atau
sebesar Rp. 456.731.250 dalam setahun.
Berdasarkan proyeksi laba rugi, usaha ebi kering menghasilkan laba (setelah g.
pajak) rata-rata per bulan sebesar Rp 9.337.231 dengan nilai rata-rata profit on
sales 22% per bulan dan profit on sale selama 1 tahun proyek sebesar 25%.
Analisis keuangan dan kelayakan usaha pengolahan ebi kering sesuai asumsi h.
yang digunakan adalah layak untuk dilaksanakan dengan nilai Net B/C Ratio
3,52, NPV sebesar Rp. 77.802.939 dengan masa pengembalian modal selama
1,76 bulan. Usaha ini juga mampu melunasi kewajiban angsuran kredit kepada
bank dalam jangka waktu kurang dari 2 bulan.
Penurunan harga jual produk atau pendapatan usaha lebih sensitif terhadap i.
kelayakan usaha dibandingkan kenaikan biaya produksi. Penurunan pendapatan
sebesar 18,3% atau kenaikan biaya produksi, khususnya harga bahan baku
28,8% menyebabkan usaha ini menjadi tidak layak.
Pengembangan usaha pengolahan ebi kering memberikan manfaat yang positif j.
dari aspek sosial ekonomi wilayah dengan terbukanya peluang kerja serta
peningkatan pendapatan masyarakat, dan tidak menimbulkan dampak negatif
bagi lingkungan.
7.2. Saran
Berdasarkan potensi bahan baku, prospek pasar, tingkat teknologi proses, dan a.
aspek finansial, usaha pengoalahan ebi kering layak untuk dibiayai.
KESIMPULAN DAN SARAN
PENGOLAHAN EBI KERING
39BANK INDONESIA
Untuk menjamin kelancaran pengembalian kredit, pihak perbankan seyogyanya b.
juga turut berpartisipasi dalam pembinaan usaha ini, khususnya pada aspek
keuangan, dan manajemen pembukuan.
Perlu dikembangkan desain alat pengering sederhana untuk skala rumah tangga c.
dengan tetap menggunakan energi panas matahari, atau menggunakan bahan
bakar non-BBM yang lain. Selain itu desain alat pengupas kulit udang perlu
dikembangkan untuk mencegah penurunan rendemen dan mutu produk.
Perlu dilakukan penyuluhan dan pembinaan bagi para pengusaha untuk d.
mencegah penggunaan bahan tambahan atau pengawet yang membahayakan
kesehatan konsumen.
Perlu dilakukan pengembangan dan revitalisasi kelembagaan kelompok e.
usaha sehingga meningkatkan peluang untuk meningkatkan posisi tawar dan
memperluas akses pasar
42 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1 Asumsi untuk Analisis Keuangan ……………………………………... 43
2 Biaya Investasi …………………………………………………………... 44
3 Biaya Variabel …………………………………………………………... 45
4 Biaya Tetap …………………………………………............................. 47
5 Proyeksi Produksi dan Pendapatan ……………………………….….... 48
6 Angsuran Kredit Investasi …………………………………………..….. 49
7 Angsuran Kredit Modal Kerja..…………………………………….…... 50
8 Proyeksi Rugi Laba Usaha …....…………........................................... 51
9 Proyeksi Arus Kas ............................................................................. 53
10 Analisis Sensitivitas : Kenaikan Biaya Variabel 28,7% ………….……. 55
11 Analisis Sensitivitas : Kenaikan Biaya Variabel 28,8% ………….……. 57
12 Analisis Sensitivitas : Penurunan Pendapatan 18,2% ..……………... 59
13 Analisis Sensitivitas : Penurunan Pendapatan 18,3% ..……………... 6114 Analisis Sensitivitas : Kombinasi (Biaya Variabel Naik 11% dan
Pendapatan Turun 11%) .............................……............................. 63
15 Rumus dan Cara Perhitungan untuk Analisis Aspek Keuangan ......... 65
LAMPIRAN
PENGOLAHAN EBI KERING
43BANK INDONESIA
Lampiran 1. Asumsi Untuk Analisis Keuangan
No Asumsi Satuan Nilai / Jumlah1 Periode proyek tahun 12 Bulan kerja tahun bulan 123 Hari kerja dalam sebulan hari 254 Output, Produksi dan Harga: a. Produksi ebi per bulan Kg 1.078 b. Produksi ebi kering per hari Kg 43 c. Harga penjualan ebi kering/kg Rp/kg 35.800 d. Lama menunggu pendapatan hari 2 e. Hasil penjualan hari 2 f. Rendemen hasil % 15,0%5 Tenaga kerja : orang 26 Penggunaan input dan harga: a. Input bahan baku udang dalam se bulan Kg 7.188 b. Harga pembelian bahan baku udang Rp/kg 2.7507 Suku Bunga per Tahun % 14%8 Proporsi Modal : a. Kredit % 70% b. Modal Sendiri % 30%9 Jangka waktu Kredit tahun 1
44 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Lampiran 2. Biaya Investasi
No Komponen Biaya SatuanJumlah
Fisik
Hargaper
SatuanRp
JumlahBiaya
Rp
UmurEkonomis
(bulan)
NilaiPenyusutan
Rp/bulan
1 Alat produksi dan Pengemas
a.Tungku pemasakan unit 2 200.000 400.000 12 33.333
b. Wadah perebusan unit 2 150.000 300.000 12 25.000
c. Rak alas Penjemuran unit 1 200.000 200.000 12 16.667
d. Timbangan gantung unit 1 150.000 150.000 36 4.167
e. Ember/Baskom unit 10 20.000 200.000 6 33.333
f. Tampah unit 10 3.500 35.000 6 5.833
2 Peralatan lainnya
a. Papan nama unit 1 500.000 500.000 12 41.667
b. Alat penjahit kemasan unit 1 250.000 250.000 36 6.944
c. Peralatan lainnya unit 1 150.000 150.000 12 12.500
3 Lahan dan Bangunan
Bangunan Produksi m2 25 350.000 8.750.000
Lahan tempat usaha m2 100 200.000 20.000.000
Jumlah 30.935.000 179.444
Sumber dana investasi :
a. Kredit 70% 21.654.500
b. Dana Sendiri 30% 9.280.500
LAMPIRAN
PENGOLAHAN EBI KERING
45BANK INDONESIA
Lam
pira
n 3.
Bia
ya V
aria
bel
No
Stru
ktu
r b
iaya
Ag
tSe
pt
Okt
No
vD
esJa
nFe
b
1B
ahan
Bak
u U
dan
g S
egar
400
500
500
150
100
100
200
Ju
mla
h (k
g)10
.000
12.5
0012
.500
3.75
02.
500
2.50
05.
000
H
arga
/Kg
2.75
02.
500
2.50
03.
250
3.50
03.
500
2.75
0
Jum
lah
biay
a (R
p)27
.500
.000
31.2
50.0
0031
.250
.000
12.1
87.5
008.
750.
000
8.75
0.00
013
.750
.000
2B
ahan
Pem
ban
tu
a. G
aram
:
Jum
lah
3240
4012
88
16
Har
ga/K
g1.
000
1.00
01.
000
1.00
01.
000
1.00
01.
000
Ju
mla
h bi
aya
(Rp)
32.0
0040
.000
40.0
0012
.000
8.00
08.
000
16.0
00
b. K
ayu
Baka
r
Jum
lah
8010
010
030
2020
40
Har
ga/u
nit
1.50
01.
500
1.50
01.
750
1.75
01.
750
1.50
0
Jum
lah
biay
a (R
p)12
0.00
015
0.00
015
0.00
052
.500
35.0
0035
.000
60.0
00
c. K
emas
an k
arun
g pl
astik
Ju
mla
h (u
nit)
100
125
125
3725
2550
H
arga
/uni
t2.
500
2.50
02.
500
2.50
02.
500
2.50
02.
500
Ju
mla
h bi
aya
(Rp)
250.
000
312.
500
312.
500
92.5
0062
.500
62.5
0012
5.00
0
3
Ten
aga
Ker
ja L
ang
sun
g
Jum
lah
(org
)3
44
21
23
Bi
aya/
org
50.0
0050
.000
50.0
0050
.000
50.0
0050
.000
50.0
00
Jum
lah
biay
a (R
p)3.
750.
000
5.00
0.00
05.
000.
000
2.50
0.00
01.
250.
000
2.50
0.00
03.
750.
000
To
tal B
iaya
Var
iab
el31
.652
.000
36.7
52.5
0036
.752
.500
14.8
44.5
0010
.105
.500
11.3
55.5
0017
.701
.000
46 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Lam
pira
n 3.
Bia
ya V
aria
bel (
Lanj
utan
)
No
Stru
ktu
r b
iaya
Mar
Ap
rM
eiJu
nJu
lR
ata2
p
er
bu
lan
Jum
lah
p
er t
ahu
n
1B
ahan
Bak
u U
dan
g S
egar
400
500
500
150
100
288
3.45
0
Jum
lah
(kg)
7.50
07.
500
7.50
07.
500
7.50
07.
188
86.2
50
Har
ga/K
g2.
750
2.75
02.
500
2.75
02.
500
2.83
334
.000
Ju
mla
h bi
aya
(Rp)
20.6
25.0
0020
.625
.000
18.7
50.0
0020
.625
.000
18.7
50.0
0019
.401
.042
232.
812.
500
2
Bah
an P
emb
antu
a. G
aram
:
Ju
mla
h24
2424
2424
2327
6
Har
ga/K
g1.
000
1.00
01.
000
1.00
01.
000
1.00
012
.000
Ju
mla
h bi
aya
(Rp)
24.0
0024
.000
24.0
0024
.000
24.0
0023
.000
276.
000
b.
Kay
u Ba
kar
Jum
lah
6060
6060
6058
690
H
arga
/uni
t1.
500
1.50
01.
500
1.50
01.
500
1.56
318
.750
Ju
mla
h bi
aya
(Rp)
90.0
0090
.000
90.0
0090
.000
90.0
0087
.708
1.05
2.50
0
c. K
emas
an k
arun
g pl
astik
Jum
lah
(uni
t)75
7575
7575
7286
2
Har
ga/u
nit
2.50
02.
500
2.50
02.
500
2.50
02.
500
30.0
00
Jum
lah
biay
a (R
p)18
7.50
018
7.50
018
7.50
018
7.50
018
7.50
017
9.58
32.
155.
000
3
Ten
aga
Ker
ja L
ang
sun
g
Jum
lah
(org
)3
45
67
444
Bi
aya/
org
50.0
0050
.000
50.0
0050
.000
50.0
0050
.000
600.
000
Ju
mla
h bi
aya
(Rp)
3.75
0.00
05.
000.
000
6.25
0.00
07.
500.
000
8.75
0.00
04.
583.
333
55.0
00.0
00
To
tal B
iaya
Var
iab
el24
.676
.500
25.9
26.5
0025
.301
.500
28.4
26.5
0027
.801
.500
24.2
74.6
6729
1.29
6.00
0
LAMPIRAN
PENGOLAHAN EBI KERING
47BANK INDONESIA
Lam
pira
n 4.
Bia
ya T
etap
No
Ura
ian
Jum
lah
Un
itB
iaya
Pe
r U
nit
Tota
l Bia
ya
per
Bu
lan
1Te
naga
Ker
ja T
etap
1O
rang
1.00
0.00
01.
000.
000
2Bi
aya
lain
-lain
1Bu
lan
1.25
0.00
01.
250.
000
TO
TAL
2.
250.
000
Stru
ktu
r B
iaya
Ag
tSe
pt
Okt
No
vD
esJa
nFe
b
Biay
a Te
tap
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
0
Biay
a Pr
oduk
si31
.652
.000
36.7
52.5
0036
.752
.500
14.8
44.5
0010
.105
.500
11.3
55.5
0017
.701
.000
Tota
l33
.902
.000
39.0
02.5
0039
.002
.500
17.0
94.5
0012
.355
.500
13.6
05.5
0019
.951
.000
Stru
ktu
r B
iaya
Mar
Ap
rM
eiJu
nJu
lJu
mla
h/
Tah
un
(R
p)
Rat
a2/
bu
lan
(R
p)
Biay
a Te
tap
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
027
.000
.000
2.25
0.00
0
Biay
a Pr
oduk
si24
.676
.500
25.9
26.5
0025
.301
.500
28.4
26.5
0027
.801
.500
291.
296.
000
24.2
74.6
67
Tota
l26
.926
.500
28.1
76.5
0027
.551
.500
30.6
76.5
0030
.051
.500
318.
296.
000
26.5
24.6
67
48 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Lam
pira
n 5.
Pro
yeks
i Pro
duks
i dan
Pen
dapa
tan
No
Pro
du
kA
gt
Sep
tO
ktN
ov
Des
Jan
Feb
1Eb
i ker
ing
Jum
lah
1.50
01.
875
1.87
556
337
537
575
0
H
arga
/kg
35.0
0032
.500
32.5
0037
.500
40.0
0040
.000
37.5
00
Ju
mla
h (R
p)52
.500
.000
60.9
37.5
0060
.937
.500
21.0
93.7
5015
.000
.000
15.0
00.0
0028
.125
.000
2K
ulit
udan
g &
rem
ahan
ud
ang
kerin
g
Ju
mla
h50
062
562
518
812
512
525
0
Har
ga/k
g1.
500
1.25
01.
250
1.60
01.
750
1.75
01.
600
Ju
mla
h (R
p)75
0.00
078
1.25
078
1.25
030
0.00
021
8.75
021
8.75
040
0.00
0
TO
TAL
53.2
50.0
0061
.718
.750
61.7
18.7
5021
.393
.750
15.2
18.7
5015
.218
.750
28.5
25.0
00
No
Pro
du
kM
arA
pr
Mei
Jun
Jul
Rat
a-ra
ta
per
bu
lan
Jum
lah
p
er t
ahu
n
1Eb
i ker
ing
Jum
lah
1.12
51.
125
1.12
51.
125
1.12
51.
078
12.9
38
H
arga
/kg
35.0
0035
.000
35.0
0035
.000
35.0
0035
.833
430.
000
Ju
mla
h (R
p)39
.375
.000
39.3
75.0
0039
.375
.000
39.3
75.0
0039
.375
.000
37.5
39.0
6345
0.46
8.75
0
2K
ulit
udan
g&re
mah
an
udan
g ke
ring
Ju
mla
h37
537
537
537
537
535
94.
313
H
arga
/kg
1.50
01.
500
1.50
01.
500
1.50
01.
517
18.2
00
Jum
lah
(Rp)
562.
500
562.
500
562.
500
562.
500
562.
500
521.
875
6.26
2.50
0
TO
TAL
39.9
37.5
0039
.937
.500
39.9
37.5
0039
.937
.500
39.9
37.5
0038
.060
.938
456.
731.
250
LAMPIRAN
PENGOLAHAN EBI KERING
49BANK INDONESIA
Lampiran 6. Angsuran Kredit Investasi
Bunga : 14% 12 bulan
Periode KreditAngsuran
TetapBunga Total Saldo Awal Saldo Akhir
Tahun-0 21.654.500 21.654.500 21.654.500
Bulan -1 1.804.542 252.636 2.057.178 21.654.500 19.849.958
Bulan -2 1.804.542 231.583 2.036.125 19.849.958 18.045.417
Bulan -3 1.804.542 210.530 2.015.072 18.045.417 16.240.875
Bulan -4 1.804.542 189.477 1.994.019 16.240.875 14.436.333
Bulan -5 1.804.542 168.424 1.972.966 14.436.333 12.631.792
Bulan -6 1.804.542 147.371 1.951.913 12.631.792 10.827.250
Bulan -7 1.804.542 126.318 1.930.860 10.827.250 9.022.708
Bulan -8 1.804.542 105.265 1.909.807 9.022.708 7.218.167
Bulan -9 1.804.542 84.212 1.888.754 7.218.167 5.413.625
Bulan -10 1.804.542 63.159 1.867.701 5.413.625 3.609.083
Bulan -11 1.804.542 42.106 1.846.648 3.609.083 1.804.542
Bulan -12 1.804.542 21.053 1.825.595 1.804.542 -
50 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
LAMPIRAN
Lampiran 7. Angsuran Kredit Modal Kerja
Bunga : 14% 12 bulan
Periode KreditAngsuran
TetapBunga Total Saldo Awal Saldo Akhir
Tahun-0 5.539.100 5.539.100 5.539.100
Bulan -1 461.592 64.623 526.215 5.539.100 5.077.508
Bulan -2 461.592 59.238 520.829 5.077.508 4.615.917
Bulan -3 461.592 53.852 515.444 4.615.917 4.154.325
Bulan -4 461.592 48.467 510.059 4.154.325 3.692.733
Bulan -5 461.592 43.082 504.674 3.692.733 3.231.142
Bulan -6 461.592 37.697 499.288 3.231.142 2.769.550
Bulan -7 461.592 32.311 493.903 2.769.550 2.307.958
Bulan -8 461.592 26.926 488.518 2.307.958 1.846.367
Bulan -9 461.592 21.541 483.133 1.846.367 1.384.775
Bulan -10 461.592 16.156 477.747 1.384.775 923.183
Bulan -11 461.592 10.770 472.362 923.183 461.592
Bulan -12 461.592 5.385 466.977 461.592 -
PENGOLAHAN EBI KERING
51BANK INDONESIA
Lam
pira
n 8.
Pro
yeks
i Rug
i Lab
a U
saha
(Rp)
No
Ura
ian
Bu
lan
Ag
tSe
pt
Okt
No
vD
esJa
nFe
bA
Pene
rimaa
n 62
5,33
8974
2
Tota
l Pe
ner
imaa
n53
.250
.000
61.7
18.7
5061
.718
.750
21.3
93.7
5015
.218
.750
15.2
18.7
5028
.525
.000
BPe
ngel
uara
n74
4,93
5604
2
i. B
iaya
Var
iabe
l31
.652
.000
36.7
52.5
0036
.752
.500
14.8
44.5
0010
.105
.500
11.3
55.5
0017
.701
.000
ii.
Bia
ya T
etap
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
0
iii. D
epre
sias
i17
9.44
417
9.44
417
9.44
417
9.44
417
9.44
417
9.44
417
9.44
4
iv. A
ngsu
ran
Bung
a31
7.25
929
0.82
026
4.38
223
7.94
421
1.50
618
5.06
815
8.62
9
v.
Bia
ya P
emas
aran
/
Dis
trib
usi
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
To
tal P
eng
elu
aran
34.5
98.7
0339
.672
.765
39.6
46.3
2717
.711
.888
12.9
46.4
5014
.170
.012
20.4
89.0
74
C
R/
L Se
belu
m P
ajak
18
.651
.297
22.0
45.9
8522
.072
.423
3.68
1.86
22.
272.
300
1.04
8.73
88.
035.
926
DPa
jak
(15%
)2.
797.
695
3.30
6.89
83.
310.
864
552.
279
340.
845
157.
311
1.20
5.38
9E
Laba
Set
elah
Paj
ak15
.853
.602
18.7
39.0
8718
.761
.560
3.12
9.58
21.
931.
455
891.
427
6.83
0.53
7F
Profi
t on
Sal
es29
,77%
30,3
6%30
,40%
14,6
3%12
,69%
5,86
%23
,95%
G B
EP:
Rup
iah
7.26
5.11
47.
219.
150
7.15
3.79
29.
366.
598
8.45
5.62
211
.087
.389
7.34
7.54
3
%13
,6%
11,7
%11
,6%
43,8
%55
,6%
72,9
%25
,8%
52 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Lam
pira
n 8.
Pro
yeks
i Rug
i Lab
a U
saha
(lan
juta
n)
No
Ura
ian
Bu
lan
Rat
a2/
bu
lan
Jum
lah
per
ta
hu
nM
arA
pr
Mei
Jun
Jul
APe
nerim
aan
To
tal
Pen
erim
aan
39.9
37.5
0039
.937
.500
39.9
37.5
0039
.937
.500
39.9
37.5
0038
.060
.938
456.
731.
250
BPe
ngel
uara
n
i. B
iaya
Var
iabe
l24
.676
.500
25.9
26.5
0025
.301
.500
28.4
26.5
0027
.801
.500
24.2
74.6
6729
1.29
6.00
0
ii. B
iaya
Tet
ap2.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
027
.000
.000
iii
. Dep
resi
asi
179.
444
179.
444
179.
444
179.
444
179.
444
179.
444
2.15
3.33
3
iv. A
ngsu
ran
Bung
a13
2.19
110
5.75
379
.315
52.8
7626
.438
171.
848
2.06
2.18
1
v.
Bia
ya P
emas
aran
/
Dis
trib
usi
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
2.40
0.00
0
To
tal P
eng
elu
aran
27.4
38.1
3628
.661
.697
28.0
10.2
5931
.108
.821
30.4
57.3
8327
.075
.960
324.
911.
515
C
R/L
Sebe
lum
Paj
ak
12.4
99.3
6411
.275
.803
11.9
27.2
418.
828.
679
9.48
0.11
710
.984
.978
131.
819.
735
DPa
jak
(15%
)1.
874.
905
1.69
1.37
01.
789.
086
1.32
4.30
21.
422.
018
1.64
7.74
719
.772
.960
ELa
ba S
etel
ah P
ajak
10.6
24.4
609.
584.
432
10.1
38.1
557.
504.
377
8.05
8.10
09.
337.
231
112.
046.
775
FPr
ofit
on S
ales
26,6
0%24
,00%
25,3
9%18
,79%
20,1
8%22
%25
%
G
BEP
: R
upia
h7.
227.
103
7.79
6.51
37.
391.
437
9.30
6.33
28.
740.
056
7.73
3.76
992
.805
.228
%
18,1
%19
,5%
18,5
%23
,3%
21,9
%20
,3%
20,3
%
LAMPIRAN
PENGOLAHAN EBI KERING
53BANK INDONESIA
Lam
pira
n 9.
Pro
yeks
i Aru
s K
as (R
upia
h)
No
Ura
ian
Bu
lan
01
23
45
6A
AR
US
MA
SUK
1.
Tot
al P
enju
alan
53
.250
.000
61.7
18.7
5061
.718
.750
21.3
93.7
5015
.218
.750
15.2
18.7
50
2.
Kre
dit
a. I
nves
tasi
21.6
54.5
00
b. M
odal
Ker
ja
5.53
9.10
0
3.
Mod
al S
endi
ri
a. I
nves
tasi
9.28
0.50
0
b. M
odal
Ker
ja
2.37
3.90
0
4.
Nila
i Sis
a Pr
oyek
T
ota
l Aru
s M
asu
k 30
.935
.000
61.1
63.0
0061
.718
.750
61.7
18.7
5021
.393
.750
15.2
18.7
5015
.218
.750
A
rus
Mas
uk
un
tuk
Men
gh
itu
ng
IRR
0
53.2
50.0
0061
.718
.750
61.7
18.7
5021
.393
.750
15.2
18.7
5015
.218
.750
B A
RU
S K
ELU
AR
1
. Bia
ya In
vest
asi
30.9
35.0
00-
-
2
. Bia
ya V
aria
bel
31.6
52.0
0036
.752
.500
36.7
52.5
0014
.844
.500
10.1
05.5
0011
.355
.500
3
. Bia
ya T
etap
2.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
0
4
. Ang
sura
n Po
kok
2.26
6.13
32.
266.
133
2.26
6.13
32.
266.
133
2.26
6.13
32.
266.
133
5
. Ang
sura
n Bu
nga
317.
259
290.
820
264.
382
237.
944
211.
506
185.
068
6
. Paj
ak
2.79
7.69
53.
306.
898
3.31
0.86
455
2.27
934
0.84
515
7.31
1
7
. Bia
ya P
emas
aran
/Dis
trib
usi
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
T
ota
l Aru
s K
elu
ar
30.9
35.0
0039
.483
.087
45.0
66.3
5245
.043
.879
20.3
50.8
5715
.373
.984
16.4
14.0
12
A
rus
Kel
uar
un
tuk
Men
gh
itu
ng
IRR
30
.935
.000
36.8
99.6
9542
.509
.398
42.5
13.3
6417
.846
.779
12.8
96.3
4513
.962
.811
C A
rus
Ber
sih
(N
CF)
-
21.6
79.9
1316
.652
.398
16.6
74.8
711.
042.
893
(155
.234
)(1
.195
.262
)
D C
ASH
FLO
W M
ENG
HIT
UN
G IR
R
(30.
935.
000)
16.3
50.3
0519
.209
.352
19.2
05.3
873.
546.
971
2.32
2.40
51.
255.
939
D
isco
unt
Fact
or (1
4%)
1,00
000,
9885
0,97
710,
9658
0,95
470,
9437
0,93
28
P
rese
nt V
alue
(3
0.93
5.00
0)16
.161
.752
18.7
68.8
5818
.548
.583
3.38
6.16
32.
191.
547
1.17
1.50
5
E C
UM
MU
LATI
VE
(30.
935.
000)
(14.
773.
248)
3.99
5.60
922
.544
.192
25.9
30.3
5528
.121
.902
29.2
93.4
06
54 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Lam
pira
n 9.
Pro
yeks
i Aru
s K
as (l
anju
tan)
No
Ura
ian
Bu
lan
78
910
1112
A A
RU
S M
ASU
K
1.
Tot
al P
enju
alan
28.5
25.0
0039
.937
.500
39.9
37.5
0039
.937
.500
39.9
37.5
0039
.937
.500
2.
Kre
dit
a. I
nves
tasi
b. M
odal
Ker
ja
3. M
odal
Sen
diri
a. I
nves
tasi
b. M
odal
Ker
ja
4. N
ilai S
isa
Proy
ek
To
tal A
rus
Mas
uk
28.5
25.0
0039
.937
.500
39.9
37.5
0039
.937
.500
39.9
37.5
0039
.937
.500
A
rus
Mas
uk
un
tuk
Men
gh
itu
ng
IRR
28
.525
.000
39.9
37.5
0039
.937
.500
39.9
37.5
0039
.937
.500
39.9
37.5
00B
AR
US
KEL
UA
R
1
. Bia
ya In
vest
asi
235.
000
2. B
iaya
Var
iabe
l 17
.701
.000
24.6
76.5
0025
.926
.500
25.3
01.5
0028
.426
.500
27.8
01.5
00
3. B
iaya
Tet
ap
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
4
. Ang
sura
n Po
kok
2.26
6.13
32.
266.
133
2.26
6.13
32.
266.
133
2.26
6.13
32.
266.
133
5
. Ang
sura
n Bu
nga
158.
629
132.
191
105.
753
79.3
1552
.876
26.4
38
6. P
ajak
1.
205.
389
1.87
4.90
51.
691.
370
1.78
9.08
61.
324.
302
1.42
2.01
8
7. B
iaya
Pem
asar
an/D
istr
ibus
i 20
0.00
020
0.00
020
0.00
020
0.00
020
0.00
020
0.00
0
To
tal A
rus
Kel
uar
24
.016
.152
31.3
99.7
2932
.439
.757
31.8
86.0
3434
.519
.812
33.9
66.0
89
Aru
s K
elu
ar u
ntu
k M
eng
hit
un
g IR
R
21.5
91.3
8929
.001
.405
30.0
67.8
7029
.540
.586
32.2
00.8
0231
.673
.518
C A
rus
Ber
sih
(N
CF)
4.
508.
848
8.53
7.77
17.
497.
743
8.05
1.46
65.
417.
688
5.97
1.41
1D
CA
SH F
LOW
MEN
GH
ITU
NG
IRR
6.
933.
611
10.9
36.0
959.
869.
630
10.3
96.9
147.
736.
698
8.26
3.98
2
Dis
coun
t Fa
ctor
(14%
) 0,
9220
0,91
140,
9009
0,89
050,
8802
0,87
01
Pre
sent
Val
ue
6.39
2.89
29.
966.
961
8.89
1.27
29.
258.
274
6.80
9.94
87.
190.
186
E C
UM
MU
LATI
VE
35.6
86.2
9945
.653
.260
54.5
44.5
3263
.802
.806
70.6
12.7
5477
.802
.939
FA
NA
LISI
S K
ELA
YAK
AN
USA
HA
N
PV (1
4%)
Rp
77
.802
.939
N
et B
/C
3,52
PBP
1,
79 b
ulan
LAMPIRAN
PENGOLAHAN EBI KERING
55BANK INDONESIA
Lam
pira
n 10
. Ana
lisis
Sen
sitiv
itas
: Ken
aika
n Bi
aya
Varia
bel S
ebes
ar 2
8,7%
No
Ura
ian
Bu
lan
01
23
45
6A
AR
US
MA
SUK
1.
Tot
al P
enju
alan
53.2
50.0
0061
.718
.750
61.7
18.7
5021
.393
.750
15.2
18.7
5015
.218
.750
2.
Kre
dit
a. I
nves
tasi
21.6
54.5
00
b. M
odal
Ker
ja5.
539.
100
3.
Mod
al S
endi
ri
a. I
nves
tasi
9.28
0.50
0
b. M
odal
Ker
ja2.
373.
900
4.
Nila
i Sis
a Pr
oyek
T
ota
l Aru
s M
asu
k 30
.935
.000
61.1
63.0
0061
.718
.750
61.7
18.7
5021
.393
.750
15.2
18.7
5015
.218
.750
A
rus
Mas
uk
un
tuk
Men
gh
itu
ng
IRR
-
53.2
50.0
0061
.718
.750
61.7
18.7
5021
.393
.750
15.2
18.7
5015
.218
.750
B A
RU
S K
ELU
AR
1
. Bia
ya In
vest
asi
30.9
35.0
00-
-
2
. Bia
ya V
aria
bel
40.7
36.1
2447
.300
.468
47.3
00.4
6819
.104
.872
13.0
05.7
7914
.614
.529
3
. Bia
ya T
etap
2.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
0
4
. Ang
sura
n Po
kok
2.26
6.13
32.
266.
133
2.26
6.13
32.
266.
133
2.26
6.13
32.
266.
133
5
. Ang
sura
n Bu
nga
317.
259
290.
820
264.
382
237.
944
211.
506
185.
068
6
. Paj
ak
2.79
7.69
53.
306.
898
3.31
0.86
455
2.27
934
0.84
515
7.31
1
7
. Bia
ya P
emas
aran
/Dis
trib
usi
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
T
ota
l Aru
s K
elu
ar
30.9
35.0
0048
.567
.211
55.6
14.3
1955
.591
.847
24.6
11.2
2818
.274
.263
19.6
73.0
40
A
rus
Kel
uar
un
tuk
Men
gh
itu
ng
IRR
30
.935
.000
45.9
83.8
1953
.057
.365
53.0
61.3
3122
.107
.151
15.7
96.6
2317
.221
.839
C A
rus
Ber
sih
(N
CF)
-
12.5
95.7
896.
104.
431
6.12
6.90
3(3
.217
.478
)(3
.055
.513
)(4
.454
.290
)
D C
ASH
FLO
W M
ENG
HIT
UN
G IR
R
(30.
935.
000)
7.26
6.18
18.
661.
385
8.65
7.41
9(7
13.4
01)
(577
.873
)(2
.003
.089
)
D
isco
unt
Fact
or (1
4%)
1,00
000,
9885
0,97
710,
9658
0,95
470,
9437
0,93
28
P
rese
nt V
alue
(3
0.93
5.00
0)7.
182.
387
8.46
2.76
88.
361.
344
(681
.058
)(5
45.3
13)
(1.8
68.4
25)
E C
UM
MU
LATI
VE
(30.
935.
000)
(23.
752.
613)
(15.
289.
845)
(6.9
28.5
00)
(7.6
09.5
58)
(8.1
54.8
70)
(10.
023.
295)
56 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Lam
pira
n 10
. Ana
lisis
Sen
sitiv
itas
: Ken
aika
n Bi
aya
Varia
bel S
ebes
ar 2
8,7%
(lan
juta
n)
No
Ura
ian
Bu
lan
78
910
1112
A A
RU
S M
ASU
K
1.
Tot
al P
enju
alan
28.5
25.0
0039
.937
.500
39.9
37.5
0039
.937
.500
39.9
37.5
0039
.937
.500
2.
Kre
dit
a. I
nves
tasi
b. M
odal
Ker
ja
3. M
odal
Sen
diri
a. I
nves
tasi
b. M
odal
Ker
ja
4. N
ilai S
isa
Proy
ek
To
tal A
rus
Mas
uk
28.5
25.0
0039
.937
.500
39.9
37.5
0039
.937
.500
39.9
37.5
0039
.937
.500
A
rus
Mas
uk
un
tuk
Men
gh
itu
ng
IRR
28
.525
.000
39.9
37.5
0039
.937
.500
39.9
37.5
0039
.937
.500
39.9
37.5
00B
AR
US
KEL
UA
R
1
. Bia
ya In
vest
asi
235.
000
2
. Bia
ya V
aria
bel
22.7
81.1
8731
.758
.656
33.3
67.4
0632
.563
.031
36.5
84.9
0635
.780
.531
3
. Bia
ya T
etap
2.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
0
4. A
ngsu
ran
Poko
k 2.
266.
133
2.26
6.13
32.
266.
133
2.26
6.13
32.
266.
133
2.26
6.13
3
5. A
ngsu
ran
Bung
a 15
8.62
913
2.19
110
5.75
379
.315
52.8
7626
.438
6
. Paj
ak
1.20
5.38
91.
874.
905
1.69
1.37
01.
789.
086
1.32
4.30
21.
422.
018
7
. Bia
ya P
emas
aran
/Dis
trib
usi
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
T
ota
l Aru
s K
elu
ar
29.0
96.3
3938
.481
.885
39.8
80.6
6239
.147
.565
42.6
78.2
1741
.945
.120
A
rus
Kel
uar
un
tuk
Men
gh
itu
ng
IRR
26
.671
.576
36.0
83.5
6037
.508
.776
36.8
02.1
1740
.359
.207
39.6
52.5
48C
Aru
s B
ersi
h (
NC
F)
(571
.339
)1.
455.
615
56.8
3878
9.93
5(2
.740
.717
)(2
.007
.620
)D
CA
SH F
LOW
MEN
GH
ITU
NG
IRR
1.
853.
424
3.85
3.94
02.
428.
724
3.13
5.38
3(4
21.7
07)
284.
952
D
isco
unt
Fact
or (1
4%)
0,92
200,
9114
0,90
090,
8905
0,88
020,
8701
P
rese
nt V
alue
1.
708.
885
3.51
2.41
22.
187.
969
2.79
2.00
5(3
71.1
93)
247.
926
E C
UM
MU
LATI
VE
(8.3
14.4
11)
(4.8
01.9
99)
(2.6
14.0
30)
177.
975
(193
.217
)54
.709
FA
NA
LISI
S K
ELA
YAK
AN
USA
HA
Ken
aika
n Bi
aya
Varia
bel S
ebes
ar 2
8,7%
N
PV (1
4%)
Rp
54.
709
N
et B
/C
1,00
P
BP (B
ulan
)9,
48
LAMPIRAN
PENGOLAHAN EBI KERING
57BANK INDONESIA
Lam
pira
n 11
. Ana
lisis
Sen
sitiv
itas
: Ken
aika
n Bi
aya
Varia
bel S
ebes
ar 2
8,8%
No
Ura
ian
Bu
lan
01
23
45
6
A A
RU
S M
ASU
K
1.
Tot
al P
enju
alan
53.2
50.0
0061
.718
.750
61.7
18.7
5021
.393
.750
15.2
18.7
5015
.218
.750
2.
Kre
dit
a. I
nves
tasi
21.6
54.5
00
b. M
odal
Ker
ja5.
539.
100
3.
Mod
al S
endi
ri
a. I
nves
tasi
9.28
0.50
0
b. M
odal
Ker
ja2.
373.
900
4.
Nila
i Sis
a Pr
oyek
T
ota
l Aru
s M
asu
k 30
.935
.000
61.1
63.0
0061
.718
.750
61.7
18.7
5021
.393
.750
15.2
18.7
5015
.218
.750
A
rus
Mas
uk
un
tuk
Men
gh
itu
ng
IRR
-
53.2
50.0
0061
.718
.750
61.7
18.7
5021
.393
.750
15.2
18.7
5015
.218
.750
B A
RU
S K
ELU
AR
1
. Bia
ya In
vest
asi
30.9
35.0
00-
-
2
. Bia
ya V
aria
bel
40.7
67.7
7647
.337
.220
47.3
37.2
2019
.119
.716
13.0
15.8
8414
.625
.884
3
. Bia
ya T
etap
2.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
0
4
. Ang
sura
n Po
kok
2.26
6.13
32.
266.
133
2.26
6.13
32.
266.
133
2.26
6.13
32.
266.
133
5
. Ang
sura
n Bu
nga
317.
259
290.
820
264.
382
237.
944
211.
506
185.
068
6
. Paj
ak
2.79
7.69
53.
306.
898
3.31
0.86
455
2.27
934
0.84
515
7.31
1
7
. Bia
ya P
emas
aran
/Dis
trib
usi
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
T
ota
l Aru
s K
elu
ar
30.9
35.0
0048
.598
.863
55.6
51.0
7255
.628
.599
24.6
26.0
7318
.284
.368
19.6
84.3
96
A
rus
Kel
uar
un
tuk
Men
gh
itu
ng
IRR
30
.935
.000
46.0
15.4
7153
.094
.118
53.0
98.0
8422
.121
.995
15.8
06.7
2917
.233
.195
C A
rus
Ber
sih
(N
CF)
-
12.5
64.1
376.
067.
678
6.09
0.15
1(3
.232
.323
)(3
.065
.618
)(4
.465
.646
)
D C
ASH
FLO
W M
ENG
HIT
UN
G IR
R
(30.
935.
000)
7.23
4.52
98.
624.
632
8.62
0.66
7(7
28.2
45)
(587
.979
)(2
.014
.445
)
D
isco
unt
Fact
or (1
4%)
1,00
000,
9885
0,97
710,
9658
0,95
470,
9437
0,93
28
P
rese
nt V
alue
(3
0.93
5.00
0)7.
151.
100
8.42
6.85
98.
325.
849
(695
.229
)(5
54.8
49)
(1.8
79.0
17)
E C
UM
MU
LATI
VE
(30.
935.
000)
(23.
783.
900)
(15.
357.
041)
(7.0
31.1
93)
(7.7
26.4
22)
(8.2
81.2
70)
(10.
160.
287)
58 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Lam
pira
n 11
. Ana
lisis
Sen
sitiv
itas
: Ken
aika
n Bi
aya
Varia
bel S
ebes
ar 2
8,8%
(lan
juta
n)
No
Ura
ian
Bu
lan
78
910
1112
A A
RU
S M
ASU
K
1.
Tot
al P
enju
alan
28.5
25.0
0039
.937
.500
39.9
37.5
0039
.937
.500
39.9
37.5
0039
.937
.500
2.
Kre
dit
a. I
nves
tasi
b. M
odal
Ker
ja
3. M
odal
Sen
diri
a. I
nves
tasi
b. M
odal
Ker
ja
4. N
ilai S
isa
Proy
ek
To
tal A
rus
Mas
uk
28.5
25.0
0039
.937
.500
39.9
37.5
0039
.937
.500
39.9
37.5
0039
.937
.500
A
rus
Mas
uk
un
tuk
Men
gh
itu
ng
IRR
28
.525
.000
39.9
37.5
0039
.937
.500
39.9
37.5
0039
.937
.500
39.9
37.5
00B
AR
US
KEL
UA
R
1
. Bia
ya In
vest
asi
235.
000
2
. Bia
ya V
aria
bel
22.7
98.8
8831
.783
.332
33.3
93.3
3232
.588
.332
36.6
13.3
3235
.808
.332
3
. Bia
ya T
etap
2.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
0
4. A
ngsu
ran
Poko
k 2.
266.
133
2.26
6.13
32.
266.
133
2.26
6.13
32.
266.
133
2.26
6.13
3
5. A
ngsu
ran
Bung
a 15
8.62
913
2.19
110
5.75
379
.315
52.8
7626
.438
6
. Paj
ak
1.20
5.38
91.
874.
905
1.69
1.37
01.
789.
086
1.32
4.30
21.
422.
018
7
. Bia
ya P
emas
aran
/Dis
trib
usi
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
T
ota
l Aru
s K
elu
ar
29.1
14.0
4038
.506
.561
39.9
06.5
8939
.172
.866
42.7
06.6
4441
.972
.921
A
rus
Kel
uar
un
tuk
Men
gh
itu
ng
IRR
26
.689
.277
36.1
08.2
3737
.534
.702
36.8
27.4
1840
.387
.634
39.6
80.3
50C
Aru
s B
ersi
h (
NC
F)
(589
.040
)1.
430.
939
30.9
1176
4.63
4(2
.769
.144
)(2
.035
.421
)D
CA
SH F
LOW
MEN
GH
ITU
NG
IRR
1.
835.
723
3.82
9.26
32.
402.
798
3.11
0.08
2(4
50.1
34)
257.
150
D
isco
unt
Fact
or (1
4%)
0,92
200,
9114
0,90
090,
8905
0,88
020,
8701
P
rese
nt V
alue
1.
692.
564
3.48
9.92
22.
164.
613
2.76
9.47
5(3
96.2
14)
223.
737
E C
UM
MU
LATI
VE
(8.4
67.7
23)
(4.9
77.8
02)
(2.8
13.1
89)
(43.
714)
(439
.928
)(2
16.1
91)
FA
NA
LISI
S K
ELA
YAK
AN
USA
HA
Ken
aika
n Bi
aya
Varia
bel S
ebes
ar 2
8,8%
N
PV (1
4%)
- R
p 2
16.1
91
Net
B/C
0,
99
PBP
(Bul
an)
9,55
LAMPIRAN
PENGOLAHAN EBI KERING
59BANK INDONESIA
Lam
pira
n 12
. Ana
lisis
Sen
sitiv
itas
: Pen
urun
an P
enda
pata
n Se
besa
r 18
,2%
No
Ura
ian
Bu
lan
01
23
45
6
A A
RU
S M
ASU
K
1.
Tot
al P
enju
alan
43.5
58.5
0050
.485
.938
50.4
85.9
3817
.500
.088
12.4
48.9
3812
.448
.938
2.
Kre
dit
a. I
nves
tasi
21.6
54.5
00
b. M
odal
Ker
ja5.
539.
100
3.
Mod
al S
endi
ri
a. I
nves
tasi
9.28
0.50
0
b. M
odal
Ker
ja2.
373.
900
4.
Nila
i Sis
a Pr
oyek
T
ota
l Aru
s M
asu
k 30
.935
.000
51.4
71.5
0050
.485
.938
50.4
85.9
3817
.500
.088
12.4
48.9
3812
.448
.938
A
rus
Mas
uk
un
tuk
Men
gh
itu
ng
IRR
-
43.5
58.5
0050
.485
.938
50.4
85.9
3817
.500
.088
12.4
48.9
3812
.448
.938
B A
RU
S K
ELU
AR
1
. Bia
ya In
vest
asi
30.9
35.0
00-
-
2
. Bia
ya V
aria
bel
31.6
52.0
0036
.752
.500
36.7
52.5
0014
.844
.500
10.1
05.5
0011
.355
.500
3
. Bia
ya T
etap
2.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
0
4
. Ang
sura
n Po
kok
2.26
6.13
32.
266.
133
2.26
6.13
32.
266.
133
2.26
6.13
32.
266.
133
5
. Ang
sura
n Bu
nga
317.
259
290.
820
264.
382
237.
944
211.
506
185.
068
6
. Paj
ak
2.79
7.69
53.
306.
898
3.31
0.86
455
2.27
934
0.84
515
7.31
1
7
. Bia
ya P
emas
aran
/Dis
trib
usi
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
T
ota
l Aru
s K
elu
ar
30.9
35.0
0039
.483
.087
45.0
66.3
5245
.043
.879
20.3
50.8
5715
.373
.984
16.4
14.0
12
A
rus
Kel
uar
un
tuk
Men
gh
itu
ng
IRR
30
.935
.000
36.8
99.6
9542
.509
.398
42.5
13.3
6417
.846
.779
12.8
96.3
4513
.962
.811
C A
rus
Ber
sih
(N
CF)
-
11.9
88.4
135.
419.
586
5.44
2.05
8(2
.850
.769
)(2
.925
.047
)(3
.965
.074
)
D C
ASH
FLO
W M
ENG
HIT
UN
G IR
R
(30.
935.
000)
6.65
8.80
57.
976.
540
7.97
2.57
4(3
46.6
92)
(447
.407
)(1
.513
.873
)
D
isco
unt
Fact
or (1
4%)
1,00
000,
9885
0,97
710,
9658
0,95
470,
9437
0,93
28
P
rese
nt V
alue
(3
0.93
5.00
0)6.
582.
015
7.79
3.62
87.
699.
920
(330
.974
)(4
22.1
98)
(1.4
12.0
98)
E C
UM
MU
LATI
VE
(30.
935.
000)
(24.
352.
985)
(16.
559.
357)
(8.8
59.4
37)
(9.1
90.4
11)
(9.6
12.6
08)
(11.
024.
706)
60 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Lam
pira
n 12
. Ana
lisis
Sen
sitiv
itas
: Pen
urun
an P
enda
pata
n Se
besa
r 18
,2%
(lan
juta
n)
No
Ura
ian
Bu
lan
78
910
1112
A A
RU
S M
ASU
K
1.
Tot
al P
enju
alan
23.3
33.4
5032
.668
.875
32.6
68.8
7532
.668
.875
32.6
68.8
7532
.668
.875
2.
Kre
dit
a. I
nves
tasi
b. M
odal
Ker
ja
3. M
odal
Sen
diri
a. I
nves
tasi
b. M
odal
Ker
ja
4. N
ilai S
isa
Proy
ek
To
tal A
rus
Mas
uk
23.3
33.4
5032
.668
.875
32.6
68.8
7532
.668
.875
32.6
68.8
7532
.668
.875
A
rus
Mas
uk
un
tuk
Men
gh
itu
ng
IRR
23
.333
.450
32.6
68.8
7532
.668
.875
32.6
68.8
7532
.668
.875
32.6
68.8
75B
AR
US
KEL
UA
R
1
. Bia
ya In
vest
asi
235.
000
2
. Bia
ya V
aria
bel
17.7
01.0
0024
.676
.500
25.9
26.5
0025
.301
.500
28.4
26.5
0027
.801
.500
3
. Bia
ya T
etap
2.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
0
4. A
ngsu
ran
Poko
k 2.
266.
133
2.26
6.13
32.
266.
133
2.26
6.13
32.
266.
133
2.26
6.13
3
5. A
ngsu
ran
Bung
a 15
8.62
913
2.19
110
5.75
379
.315
52.8
7626
.438
6
. Paj
ak
1.20
5.38
91.
874.
905
1.69
1.37
01.
789.
086
1.32
4.30
21.
422.
018
7
. Bia
ya P
emas
aran
/Dis
trib
usi
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
T
ota
l Aru
s K
elu
ar
24.0
16.1
5231
.399
.729
32.4
39.7
5731
.886
.034
34.5
19.8
1233
.966
.089
A
rus
Kel
uar
un
tuk
Men
gh
itu
ng
IRR
21
.591
.389
29.0
01.4
0530
.067
.870
29.5
40.5
8632
.200
.802
31.6
73.5
18C
Aru
s B
ersi
h (
NC
F)
(682
.702
)1.
269.
146
229.
118
782.
841
(1.8
50.9
37)
(1.2
97.2
14)
D C
ASH
FLO
W M
ENG
HIT
UN
G IR
R
1.74
2.06
13.
667.
470
2.60
1.00
53.
128.
289
468.
073
995.
357
D
isco
unt
Fact
or (1
4%)
0,92
200,
9114
0,90
090,
8905
0,88
020,
8701
P
rese
nt V
alue
1.
606.
206
3.34
2.46
72.
343.
172
2.78
5.68
841
2.00
486
6.02
4E
CU
MM
ULA
TIV
E (9
.418
.500
)(6
.076
.034
)(3
.732
.862
)(9
47.1
74)
(535
.170
)33
0.85
4
FA
NA
LISI
S K
ELA
YAK
AN
USA
HA
Penu
runa
n Pe
ndap
atan
Seb
esar
18,
2%
NPV
(14%
) R
p 3
30.8
54
Net
B/C
1,
01
PBP
(Bul
an)
9,84
LAMPIRAN
PENGOLAHAN EBI KERING
61BANK INDONESIA
Lam
pira
n 13
. Ana
lisis
Sen
sitiv
itas
: Pen
urun
an P
enda
pata
n Se
besa
r 18
,3%
No
Ura
ian
Bu
lan
01
23
45
6
AA
RU
S M
ASU
K
1.
Tot
al P
enju
alan
43.5
05.2
5050
.424
.219
50.4
24.2
1917
.478
.694
12.4
33.7
1912
.433
.719
2.
Kre
dit
a. I
nves
tasi
21.6
54.5
00
b. M
odal
Ker
ja5.
539.
100
3.
Mod
al S
endi
ri
a. I
nves
tasi
9.28
0.50
0
b. M
odal
Ker
ja2.
373.
900
4.
Nila
i Sis
a Pr
oyek
To
tal A
rus
Mas
uk
30.9
35.0
0051
.418
.250
50.4
24.2
1950
.424
.219
17.4
78.6
9412
.433
.719
12.4
33.7
19
A
rus
Mas
uk
un
tuk
Men
gh
itu
ng
IRR
-
43.5
05.2
5050
.424
.219
50.4
24.2
1917
.478
.694
12.4
33.7
1912
.433
.719
BA
RU
S K
ELU
AR
1
. Bia
ya In
vest
asi
30.9
35.0
00-
-
2
. Bia
ya V
aria
bel
31.6
52.0
0036
.752
.500
36.7
52.5
0014
.844
.500
10.1
05.5
0011
.355
.500
3
. Bia
ya T
etap
2.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
0
4
. Ang
sura
n Po
kok
2.26
6.13
32.
266.
133
2.26
6.13
32.
266.
133
2.26
6.13
32.
266.
133
5
. Ang
sura
n Bu
nga
317.
259
290.
820
264.
382
237.
944
211.
506
185.
068
6
. Paj
ak
2.79
7.69
53.
306.
898
3.31
0.86
455
2.27
934
0.84
515
7.31
1
7
. Bia
ya P
emas
aran
/Dis
trib
usi
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
T
ota
l Aru
s K
elu
ar
30.9
35.0
0039
.483
.087
45.0
66.3
5245
.043
.879
20.3
50.8
5715
.373
.984
16.4
14.0
12
A
rus
Kel
uar
un
tuk
Men
gh
itu
ng
IRR
30
.935
.000
36.8
99.6
9542
.509
.398
42.5
13.3
6417
.846
.779
12.8
96.3
4513
.962
.811
CA
rus
Ber
sih
(N
CF)
-
11.9
35.1
635.
357.
867
5.38
0.34
0(2
.872
.163
)(2
.940
.265
)(3
.980
.293
)
DC
ASH
FLO
W M
ENG
HIT
UN
G IR
R
(30.
935.
000)
6.60
5.55
57.
914.
821
7.91
0.85
5(3
68.0
85)
(462
.626
)(1
.529
.092
)
D
isco
unt
Fact
or (1
4%)
1,00
000,
9885
0,97
710,
9658
0,95
470,
9437
0,93
28
P
rese
nt V
alue
(3
0.93
5.00
0)6.
529.
379
7.73
3.32
47.
640.
312
(351
.398
)(4
36.5
59)
(1.4
26.2
94)
E C
UM
MU
LATI
VE
(30.
935.
000)
(24.
405.
621)
(16.
672.
296)
(9.0
31.9
84)
(9.3
83.3
82)
(9.8
19.9
41)
(11.
246.
235)
62 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Lam
pira
n 13
. Ana
lisis
Sen
sitiv
itas
: Pen
urun
an P
enda
pata
n Se
besa
r 18
,3%
(lan
juta
n)
No
Ura
ian
Bu
lan
78
910
1112
A A
RU
S M
ASU
K
1.
Tot
al P
enju
alan
23.3
04.9
2532
.628
.938
32.6
28.9
3832
.628
.938
32.6
28.9
3832
.628
.938
2.
Kre
dit
a. I
nves
tasi
b. M
odal
Ker
ja
3. M
odal
Sen
diri
a. I
nves
tasi
b. M
odal
Ker
ja
4. N
ilai S
isa
Proy
ek
Tota
l Aru
s M
asu
k 23
.304
.925
32.6
28.9
3832
.628
.938
32.6
28.9
3832
.628
.938
32.6
28.9
38
Aru
s M
asu
k u
ntu
k M
eng
hit
un
g IR
R
23.3
04.9
2532
.628
.938
32.6
28.9
3832
.628
.938
32.6
28.9
3832
.628
.938
BA
RU
S K
ELU
AR
1. B
iaya
Inve
stas
i 23
5.00
0
2. B
iaya
Var
iabe
l 17
.701
.000
24.6
76.5
0025
.926
.500
25.3
01.5
0028
.426
.500
27.8
01.5
00
3. B
iaya
Tet
ap
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
4
. Ang
sura
n Po
kok
2.26
6.13
32.
266.
133
2.26
6.13
32.
266.
133
2.26
6.13
32.
266.
133
5
. Ang
sura
n Bu
nga
158.
629
132.
191
105.
753
79.3
1552
.876
26.4
38
6
. Paj
ak
1.20
5.38
91.
874.
905
1.69
1.37
01.
789.
086
1.32
4.30
21.
422.
018
7
. Bia
ya P
emas
aran
/Dis
trib
usi
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
To
tal A
rus
Kel
uar
24
.016
.152
31.3
99.7
2932
.439
.757
31.8
86.0
3434
.519
.812
33.9
66.0
89
Aru
s K
elu
ar u
ntu
k M
eng
hit
un
g IR
R
21.5
91.3
8929
.001
.405
30.0
67.8
7029
.540
.586
32.2
00.8
0231
.673
.518
CA
rus
Ber
sih
(N
CF)
(7
11.2
27)
1.22
9.20
818
9.18
174
2.90
3(1
.890
.874
)(1
.337
.152
)D
CA
SH F
LOW
MEN
GH
ITU
NG
IRR
1.
713.
536
3.62
7.53
32.
561.
067
3.08
8.35
142
8.13
695
5.42
0
Dis
coun
t Fa
ctor
(14%
) 0,
9220
0,91
140,
9009
0,89
050,
8802
0,87
01
Pre
sent
Val
ue
1.57
9.90
63.
306.
068
2.30
7.19
32.
750.
124
376.
851
831.
276
EC
UM
MU
LATI
VE
(9.6
66.3
29)
(6.3
60.2
61)
(4.0
53.0
67)
(1.3
02.9
43)
(926
.092
)(9
4.81
7)
FA
NA
LISI
S K
ELA
YAK
AN
USA
HA
Penu
runa
n Pe
ndap
atan
Seb
esar
18,
3%
NPV
(14%
) -
Rp
94.
817
N
et B
/C
1,00
P
BP (B
ulan
)9,
96
LAMPIRAN
PENGOLAHAN EBI KERING
63BANK INDONESIA
Lam
pira
n 14
. Ana
lisis
Sen
sitiv
itas
: Kom
bina
si (B
iaya
Var
iabe
l Nai
k 11
% d
an P
enda
pata
n Tu
run
11%
)
No
Ura
ian
Bu
lan
01
23
45
6
AA
RU
S M
ASU
K
1.
Tot
al P
enju
alan
47.3
92.5
0054
.929
.688
54.9
29.6
8819
.040
.438
13.5
44.6
8813
.544
.688
2.
Kre
dit
a. I
nves
tasi
21.6
54.5
00
b. M
odal
Ker
ja5.
539.
100
3.
Mod
al S
endi
ri
a. I
nves
tasi
9.28
0.50
0
b. M
odal
Ker
ja2.
373.
900
4.
Nila
i Sis
a Pr
oyek
To
tal A
rus
Mas
uk
30.9
35.0
0055
.305
.500
54.9
29.6
8854
.929
.688
19.0
40.4
3813
.544
.688
13.5
44.6
88
A
rus
Mas
uk
un
tuk
Men
gh
itu
ng
IR
R
-47
.392
.500
54.9
29.6
8854
.929
.688
19.0
40.4
3813
.544
.688
13.5
44.6
88
BA
RU
S K
ELU
AR
1
. Bia
ya In
vest
asi
30.9
35.0
00-
-
2
. Bia
ya V
aria
bel
35.1
33.7
2040
.795
.275
40.7
95.2
7516
.477
.395
11.2
17.1
0512
.604
.605
3
. Bia
ya T
etap
2.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
0
4
. Ang
sura
n Po
kok
2.26
6.13
32.
266.
133
2.26
6.13
32.
266.
133
2.26
6.13
32.
266.
133
5
. Ang
sura
n Bu
nga
317.
259
290.
820
264.
382
237.
944
211.
506
185.
068
6
. Paj
ak
2.79
7.69
53.
306.
898
3.31
0.86
455
2.27
934
0.84
515
7.31
1
7
. Bia
ya P
emas
aran
/Dis
trib
usi
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
To
tal A
rus
Kel
uar
30
.935
.000
42.9
64.8
0749
.109
.127
49.0
86.6
5421
.983
.752
16.4
85.5
8917
.663
.117
A
rus
Kel
uar
un
tuk
Men
gh
itu
ng
IR
R
30.9
35.0
0040
.381
.415
46.5
52.1
7346
.556
.139
19.4
79.6
7414
.007
.950
15.2
11.9
16
CA
rus
Ber
sih
(N
CF)
-
12.3
40.6
935.
820.
561
5.84
3.03
3(2
.943
.314
)(2
.940
.902
)(4
.118
.429
)
DC
ASH
FLO
W M
ENG
HIT
UN
G IR
R
(30.
935.
000)
7.01
1.08
58.
377.
515
8.37
3.54
9(4
39.2
37)
(463
.262
)(1
.667
.228
)
D
isco
unt
Fact
or (1
4%)
1,00
000,
9885
0,97
710,
9658
0,95
470,
9437
0,93
28
P
rese
nt V
alue
(3
0.93
5.00
0)6.
930.
233
8.18
5.40
88.
087.
183
(419
.323
)(4
37.1
59)
(1.5
55.1
43)
EC
UM
MU
LATI
VE
(30.
935.
000)
(24.
004.
767)
(15.
819.
359)
(7.7
32.1
77)
(8.1
51.5
00)
(8.5
88.6
60)
(10.
143.
803)
64 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Lam
pira
n 14
. Ana
lisis
Sen
sitiv
itas
: Kom
bina
si (B
iaya
Var
iabe
l Nai
k 11
% d
an P
enda
pata
n Tu
run
11%
) (la
njut
an)
No
Ura
ian
Bu
lan
78
910
1112
A A
RU
S M
ASU
K
1.
Tot
al P
enju
alan
25.3
87.2
5035
.544
.375
35.5
44.3
7535
.544
.375
35.5
44.3
7535
.544
.375
2.
Kre
dit
a. I
nves
tasi
b. M
odal
Ker
ja
3. M
odal
Sen
diri
a. I
nves
tasi
b. M
odal
Ker
ja
4. N
ilai S
isa
Proy
ek
To
tal A
rus
Mas
uk
25.3
87.2
5035
.544
.375
35.5
44.3
7535
.544
.375
35.5
44.3
7535
.544
.375
A
rus
Mas
uk
un
tuk
Men
gh
itu
ng
IRR
25
.387
.250
35.5
44.3
7535
.544
.375
35.5
44.3
7535
.544
.375
35.5
44.3
75B
AR
US
KEL
UA
R
1
. Bia
ya In
vest
asi
235.
000
2
. Bia
ya V
aria
bel
19.6
48.1
1027
.390
.915
28.7
78.4
1528
.084
.665
31.5
53.4
1530
.859
.665
3
. Bia
ya T
etap
2.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
02.
250.
000
2.25
0.00
0
4. A
ngsu
ran
Poko
k 2.
266.
133
2.26
6.13
32.
266.
133
2.26
6.13
32.
266.
133
2.26
6.13
3
5. A
ngsu
ran
Bung
a 15
8.62
913
2.19
110
5.75
379
.315
52.8
7626
.438
6
. Paj
ak
1.20
5.38
91.
874.
905
1.69
1.37
01.
789.
086
1.32
4.30
21.
422.
018
7
. Bia
ya P
emas
aran
/Dis
trib
usi
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
200.
000
T
ota
l Aru
s K
elu
ar
25.9
63.2
6234
.114
.144
35.2
91.6
7234
.669
.199
37.6
46.7
2737
.024
.254
A
rus
Kel
uar
un
tuk
Men
gh
itu
ng
IRR
23
.538
.499
31.7
15.8
2032
.919
.785
32.3
23.7
5135
.327
.717
34.7
31.6
83C
Aru
s B
ersi
h (
NC
F)
(576
.012
)1.
430.
231
252.
703
875.
176
(2.1
02.3
52)
(1.4
79.8
79)
D C
ASH
FLO
W M
ENG
HIT
UN
G IR
R
1.84
8.75
13.
828.
555
2.62
4.59
03.
220.
624
216.
658
812.
692
D
isco
unt
Fact
or (1
4%)
0,92
200,
9114
0,90
090,
8905
0,88
020,
8701
P
rese
nt V
alue
1.
704.
576
3.48
9.27
72.
364.
419
2.86
7.91
119
0.70
570
7.09
4E
CU
MM
ULA
TIV
E (8
.439
.227
)(4
.949
.950
)(2
.585
.531
)28
2.37
947
3.08
51.
180.
178
FA
NA
LISI
S K
ELA
YAK
AN
USA
HA
Biay
a Va
riabe
l Nai
k 11
% d
an P
enda
pata
n Tu
run
11%
N
PV (1
4%)
Rp
1.1
80.1
78
Net
B/C
1,
04
PBP
(Bul
an)
9,45
LAMPIRAN
PENGOLAHAN EBI KERING
65BANK INDONESIA
Lampiran 15. Rumus dan Cara Perhitungan untuk Analisis Aspek Keuangan
1. Menghitung Jumlah Angsuran.
Angsuran kredit terdiri dari angsuran pokok ditambah dengan pembayaran bunga
pada periode angsuran. Jumlah angsuran pokok tetap setiap bulannya. Periode
angsuran (n) adalah selama 36 bulan untuk kredit investasi dan 12 bulan untuk
kredit modal kerja.
Cicilan pokok = Jumlah Pinjaman dibagi periode angsuran (n).
Bunga = i% x jumlah (sisa) pinjaman.
Jumlah angsuran = Cicilan Pokok + Bunga.
2. Menghitung Jumlah Penyusutan/Depresiasi dengan Metode Garis Lurus
dengan Nilai Sisa 0 (nol).
Penyusutan = Nilai Investasi /Umur Ekonomis.
3. Menghitung Net Present Value (NPV).
NPV merupakan selisih antara present value dari benefit dan present value dari
biaya. Adapun rumus untuk menghitung NPV adalah sebagai berikut:
n B1 – Ct
NPV = ∑ –––––––––
t = 1 (1 + i)t
Keterangan :
Bt = Benefit atau manfaat (keuntungan) proyek yang diperoleh pada tahun
ke-t.
Ct = Biaya atau ongkos yang dikeluarkan dari adanya proyek pada tahun ke-t,
tidak dilihat apakah biaya tersebut dianggap merupakan modal atau
dana rutin/operasional.
i = Tingkat suku bunga atau merupakan social opportunity cost of capital.
n = Umur Proyek.
66 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Untuk menginterpretasikan kelayakan suatu proyek, dapat dilihat dari hasil
perhitungan NPV sebagai berikut:
a. Apabila NPV > 0 berarti proyek layak untuk dilaksanakan secara finansial;
b. Apabila NPV = nol berarti proyek mengembalikan dananya persis sama besar
dengan tingkat suku bunganya (Social Opportunity of Capital-nya).
c. Apabila NPV < 0 berarti proyek tidak layak untuk dilanjutkan karena proyek
tidak dapat menutupi social opportunity cost of capital yang digunakan.
4. Menghitung Internal Rate of Return (IRR).
IRR merupakan nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek sama dengan
0 (nol). IRR dapat juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi
bersih dari suatu proyek, sepanjang setiap benefit bersih yang diperoleh secara
otomatis ditanamkan kembali pada tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat
keuntungan i yang sama dan diberi bunga selama sisa umur proyek. Cara
perhitungan IRR dapat didekati dengan rumus dibawah ini :
NPV1
IRR = i1 + (i2 – i1) X –––––––––––––
(NPV1 – NPV2)
Keterangan :
IRR = Nilai Internal Rate of Return, dinyatakan dalam %.
NPV1 = Net Present Value pertama pada DF terkecil.
NPV2 = Net Present Value kedua pada DF terbesar.
i1 = Tingkat suku bunga /discount rate pertama.
i2 = Tingkat suku bunga /discount rate kedua.
Kelayakan suatu proyek dapat didekati dengan mempertimbangkan nilai IRR
sebagai berikut:
a. Apabila nilai IRR sama atau lebih besar dari nilai tingkat suku bunganya maka
proyek tersebut layak untuk dikerjakan.
LAMPIRAN
PENGOLAHAN EBI KERING
67BANK INDONESIA
b. Apabila nilai IRR lebih kecil atau kurang dari tingkat suku bunganya maka
proyek tersebut dinyatakan tidak layak untuk dikerjakan.
5. Menghitung Net B/C.
Net benefit-cost ratio atau perbandingan manfaat dan biaya bersih suatu proyek
adalah perbandingan sedemikian rupa sehingga pembilangnya terdiri atas present
value total dari benefit bersih dalam tahun di mana benefit bersih itu bersifat
positif, sedangkan penyebut terdiri atas present value total dari benefit bersih
dalam tahun di mana benefit itu bersifat negatif.
Cara menghitung Net B/C dapat menggunakan rumus dibawah ini:
NPV B-C Positif
Net B/C = ––––––––––
NPV B-C Negatif
Keterangan :
Net BC = Nilai benefit-cost ratio.
NPV B-C Positif = Net present value positif.
NPV B-C Negatif = Net present value negatif.
Hasil perhitungan Net B/C dapat diterjemahkan sebagai berikut:
a. Apabila nilai Net B/C > 1 maka proyek layak dilaksanakan.
b. Apabila nilai Net B/C < 1 maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan.
6. Menghitung Titik Impas (Break Even Point).
Titik impas atau titik pulang pokok atau Break Even Point (BEP) adalah suatu
keadaan dimana tingkat produksi atau besarnya pendapatan sama dengan
besarnya pengeluaran pada suatu proyek, sehingga pada keadaan tersebut
proyek tidak mendapatkan keuntungan dan tidak mengalami kerugian.
Terdapat beberapa rumus untuk menghitung titik impas yang dapat dipilih,
namun dalam buku ini digunakan rumus pada huruf a, b dan c di bawah ini :
68 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Biaya Tetap
a. Titik Impas (Rp.) = —————————————
Total Biaya Variabel
1 - —————————
Hasil Penjualan
Titik Impas (Rp)
b. Titik Impas (satuan) = ——–———————
Harga satuan Produk
c. Jika biaya variabel dan biaya tetap tidak dipisahkan maka pencarian titik
impas dapat menggunakan prinsip total pendapatan = total pengeluaran.
Total Pendapatan = Harga x Jumlah produk yang dihasilkan.
Total Pengeluaran = Jumlah semua biaya yang diperlukan proyek.
Jadi harga produk x jumlah produk yang dihasilkan = Total Pengeluaran.
Titik Impas (Rp.)
d. Titik Impas (n) = —————————— X Total Produksi
Hasil Penjualan (Rp.)
7. Menghitung PBP (Pay Back Period atau Lama Pengembalian Modal)
PBP digunakan untuk memperkirakan lama waktu yang dibutuhkan proyek untuk
mengembalikan investasi dan modal kerja yang ditanam.
Cara menterjemahkan PBP untuk menetapkan kelayakan suatu proyek adalah
sebagai berikut:
a. Apabila nilai PBP lebih pendek dari jangka waktu proyek yang ditetapkan
maka suatu proyek dinyatakan layak.
b. Apabila nilai PBP lebih lama dari jangka waktu proyek maka suatu proyek
dinyatakan tidak layak.
LAMPIRAN
PENGOLAHAN EBI KERING
69BANK INDONESIA
8. Menghitung Discount Factor (DF).
DF dapat didefinisikan sebagai: “Faktor yang dipergunakan untuk
memperhitungkan nilai sekarang dari suatu jumlah yang diterima di masa dengan
mempertimbangkan tingkat bunga yang berlaku atau disebut juga faktor nilai
sekarang (present worth factors)” DF diperhitungkan apabila suatu proyek
bersifat multi-period atau periode lebih dari satu kali. Dalam hal ini periode lazim
diperhitungkan dengan semester atau tahun. Nilai dari DF berkisar dari 0 sampai
dengan 1.
Cara memperhitungkan DF adalah dengan rumus sebagai berikut :
1
Rumus DF per tahun = ———— , dimana
(1+ r) n
r = suku bunga
n = tahun 0, 1, ……….. n ; sesuai dengan tahun proyek