Makalah Dasgro Acara 3

26
ACARA III KEBUTUHAN AIR TANAMAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN AIR I. TUJUAN 1. Mengetahui jumlah air yang hilang karena evaporasi dan transpirasi. 2. Mengetahui jumlah air yag dibutuhkan tanaman selama periode waktu tertentu. 3. Mengetahui efisiensi penggunaan air tanaman. II. TINJAUAN PUSTAKA Air adalah dasar hidup bagi seluruh sel tak terkecuali sel tanaman. Kebutuhan air tanaman dapat merupakan jumlah air yang diperlukan untuk memenuhi hilangnya air melalui proses evapotranspirasi. Tanaman yang sehat dapat mencapai potensi penuh pada kondisi lingkungan tertentu (Soewarno, 2004). Kekurangan air merupakan salah satu faktor pembatas utama di bidang pertanian yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan serta hasil produksi tanaman. Ketersediaan air tanah yang semakin menurun serta adanya perubahan iklim yang tidak menentu menyebabkan kemarau yang berkepanjangan dan selanjutnya mengakibatkan kekurangan air pada tanaman. Di samping itu kekurangan air pada tanaman dapat terjadi karena laju hilangnya air akibat transpirasi terjadi lebih

Transcript of Makalah Dasgro Acara 3

ACARA IIIKEBUTUHAN AIR TANAMAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN AIR

I. TUJUAN1. Mengetahui jumlah air yang hilang karena evaporasi dan transpirasi.2. Mengetahui jumlah air yag dibutuhkan tanaman selama periode waktu tertentu.3. Mengetahui efisiensi penggunaan air tanaman.

II. TINJAUAN PUSTAKAAir adalah dasar hidup bagi seluruh sel tak terkecuali sel tanaman. Kebutuhan air tanaman dapat merupakan jumlah air yang diperlukan untuk memenuhi hilangnya air melalui proses evapotranspirasi. Tanaman yang sehat dapat mencapai potensi penuh pada kondisi lingkungan tertentu (Soewarno, 2004). Kekurangan air merupakan salah satu faktor pembatas utama di bidang pertanian yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan serta hasil produksi tanaman. Ketersediaan air tanah yang semakin menurun serta adanya perubahan iklim yang tidak menentu menyebabkan kemarau yang berkepanjangan dan selanjutnya mengakibatkan kekurangan air pada tanaman. Di samping itu kekurangan air pada tanaman dapat terjadi karena laju hilangnya air akibat transpirasi terjadi lebih cepat dibandingkan dengan laju pengambilan air dari tanah. (Ai and Torey, 2013).Air sangat diperlukan tanaman untuk pertumbuhan fisiologi maupun biologis tanaman, tanpa air semua proses biologis akan terhenti dan semua zat hara yang tersedia punmenjadi kurang eektif. Air berfungsi membawa karbohidrat dan mineral ke daerah perakaran tanaman sebagai caadangan makanan , air untuk penguapan berguna menjaga kestabilan suhu diisekitar tanam dimana pori pori daun akan tertutup apabla kadar air dalam daun terllu kecil (Rokhmana, 2006) .Kebutuhan air untuk tanaman adalah jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman untuk proses pertumbuhannya. Kebutuhan air tanaman dapat diukur dari perbandingan berat air yang dibutuhkan untuk setiap pertambahan berat kering tanaman. Dari sudut pandang irigasi, kebutuhan air untuk tanaman ditentukan oleh dua proses kehilangan air selama pertumbuhan tanaman, yaitu evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah kehilangan air karena penguapan dari permukaan tanah dan badan air atau permukaan tanaman tanpa memasuki sistem tanaman. Transpirasi adalah kehilangan air karena penguapan melalui bagian dalam tubuh tanaman, yaitu air yang diserap oleh akar-akar tanaman, dipergunakan untuk membentuk jaringan tanaman dan kemudian dilepaskan melalui daun ke atmosfir. Kedua proses kehilangan air tersebut kemudian sering disebut sebagai evapotranspirasi (Purba, 2011). Evapotranspirasi merupakan penggabungan proses-proses penguapan yang terjadi pada vegetasi yang disebut transpirasi dan permukaan lahan yang disenur evaporasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya evapotranspirasi diantaranya adalah fakor-faktor seperti suhu, kecepatan angin,, tekanan atmosfer, radiasi matahari, gradien tekanan uap air, kelembapan relatif dan faktor biologis seperti vegetasi, ketinggian kanopi, dan kepadatan tanaman (Yanto, 2011).Water Use Efficiency (WUE) merupakan produksi asimilasi per unit air. WUE sebagai indikator yang penting untuk mengonversikan energi tumbuhan. Pada daun, WUE adalah rasio netto laju fotosisntesis (Pn) dan laju transpirasi (Tr) yang terjadi pada stomata daun. Netto laju fotosintesis merupakan faktor utama mengenai produksi tanaman, evolusi, dan siklus karbon global, sedangkan transpirasi mendorong siklus air di tanah tanaman dalam suasana kontinu (SPAC) dan ekosistem. Oleh karena itu WUE tanaman adalah indeks utama untuk mengevaluasi interaksi antara air dan siklus karbon dalam ekosistem. Stomata mengaatur hubungan antara asimilasi karbon dan transpirasi air, dengan arah perpindahan yang berbeda. Jadi, untuk memahami respon stomata dengan lingkungan berdasarkan pada interaksi karbon dan siklus air serta interaksi dengan faktor lingkungan lainnya (Fang Quan Xiao, et al., 2008).WUE dapat dimaksimalkan dengan menerapkan deficit irigasi, teknologi irigasi dan penjadwalan irigasi serta dengan meningkatkan praktek pertanian yang dapat mengakibatkan peningkatan hasil panen.Irigasi tetes adalah respon terhadap tekanan pada sumber daya yang terbatas air tawar memainkan peran penting dalam peningkatan WUE.Namun demikian, masih ada informasi yang terbatas tentang cara menggunakannya pada tanaman konvensional (Quezadaet.al., 2011).

III. METODOLOGI PELAKSANAAN PRAKTIKUMPraktikum Dasar-dasar Agronomi acara III yang berjudul Kebutuhan Air Tanaman dan Efisiensi Penggunaan Air dilaksanakan pada hari Selasa, 6 Mei 2014 di Laboraturium Manajemen dan Produksi Tanaman Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pada praktikum ini alat-alat yang digunakan diantaranya cetok, termohigrometer, neraca, oven dan ember. Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum adalah benih/bibit cabai (Capsicum frutescens), media tanam tanah (kering angin) dan air kran.Pada praktikum ini yang dilakukan pertama kali yaitu ember kecil diisi 1000 gram tanah kering udara kemudian ditambahkan air 100 ml. ember pertama diisi tanah sebagai kontrol. Ember kedua ditanami tanaman cabai (Capsicum frutescens). Pada hari ke- 4, 8, 12 dan 16 ember ditimbang dan dicatat suhu udaranya. Setelah penimbangan, air ditambahkan kembali ke dalam ember hingga beratnya menjadi 1100 gram. Setelah pengamatan selesai, hasil pengukuran evaporasi, transpirasi dan evapotranspirasi selama 16 hari dijumlah. Pada hari ke- 16 tanaman dipanen, bobot kering tanaman saat tanam sebagai biomassa tanaman. Kemudian efisiensi penggunaan air ditentukan dengan rumus:

Untuk mengetahui luas daun, dapat digunakan rumus:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

Gambar 3.1. Histogram Evaporasi-Transpirasi

Gambar 3.2. Histogram Rerata Water Use Eficiency

B. PEMBAHASANPada praktikum kebutuhan air tanaman dan efisiensi penggunaan air digunakan tanaman cabai (Capsicum annum) untuk pengamatan penggunaan air oleh tanaman, praktikum ini bertujuan mengetahui jumlah air yang hilang karena evaporasi dan evapotranspirasi, mengetahui jumlah airyang dibutuhkan tanaman selama periode waktu tertentu dan mengetahui efisiensi penggunaan air tanaman. Air merupakan faktor terpenting bagi keberlangsungan suatu makhluk hidup. Semua makhluk hidup membutuhkan air untuk proses pertumbuhan dan perkembangan, tanaman merupakan salah satu makhluk hidup yang membutuhkan air. Air berfungsi dalam berbagai hal, yaitu sebagai penyusun tubuh tanaman, pelarut dan medium reaksi biokimia, medium transport senyawa, memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan sel dan pembesaran sel), bahan baku fotosintesis dan menjaga suhu tanaman agar konstan. Tanaman membutuhkan air sesuai dengan kebutuhannya, tidak kurang tetapi juga tidak berlebihan dengan begitulah air disebut juga sebagai faktor pembatas. Bila tanaman kekurangan air maka proses pertumbuhan dan perkembangan akan terhambat dan proses metabolisme juga akan menurun. Tetapi apabila air berlebihan juga dapat menyebabkan akar tanaman membusuk dan mikroorganisme tidak dapat berkembang sehingga tidak ada pula yang dapat menetralkan unsur unsur yang berbahaya bagi tanaman, selain itu unsur hara juga akan larut dalam air dan rusak. Akibatnya unsur hara dalam tanaman berkurang dan tidak ada lagi yang dapat diserap oleh tanaman.Ada beberapa cara yang dilakukan tanaman untuk mengurangi kemungkinan terburuk nya dalam keadaan air yang berlebihan, yaitu melalui proses transpirasi. Transpirasi adalah satu proses kehilangan air dari tumbuh-tumbuhan ke atmosfer dalam bentuk uap air. Air yang berlebihan akan disingkirkan melalui proses transpirasi, air diserap melalui akar dan diedarkan oleh jaringan pengangkut xilem menuju semua bagian tubuh organ tumbuhan khususnya daun untuk proses fotosintesis. Kegiatan transpirasi dipengaruhi oleh faktor, baik faktor dalam maupun luar. Faktor dalam antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata, dan faktor luar antara lain kelembaban, suhu, cahaya, angin dan kandungan air tanahEvaporasi atau penguapan adalah proses pertukaran (transfer) air dari permukaan bebas (free water surface) dari muka tanah, atau dari air yang tertahan di atas permukaan bagunan atau tanaman menjadi molekul uap air di atmosfer. Evaporasi dipengaruhi oleh kondisi iklim, terutama temperatur, kelembaban, radiasi dan kecepatan angin, serta kandungan air tanah. Dengan terjadinya evaporasi, maka kandungan air tanah turun dengan demikian kecepatan evaporasi juga akan turun. Evapotranspirasi adalah kejadian bersama-sama antara evaporasi dan transpirasi, keduanya saling mempengaruhi. Bila penguapan terjadi dilihat pada suatu daerah dimana di dalam nyater dapat juga tanaman yang tumbuh maka penguapan yang terjadi di daerah tersebut disebut evapotranspirasi (Devlin and Withan, 1983). Efisiensi penggunaan air (EPA) atau Water Use Efficiency (WUE) adalah banyaknya hasil yang didapat per satuan air digunakan. Satuan efisiensi penggunaan air dapat dinyatakan dalam filogram bahan kering per meter kubik air. Efisiensi penggunaan air irigasi dapat ditingkatkan dengan: (1) mengurangi banyaknya air yang diberikan (2) mengurangi kebocoran-kebocoran saluran irigasi tinggi, (3) meningkatkan produktivitas, (4) pergiliran pemberian air, (5) pemberian air secara terputus (Kurnia, 2004).Transpirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu faktor dari luar maupun dari dalam. Faktor antara lain ukuran atau besar kecilnya daun. Ketebalan daun, keberadaan lilin pada permukaan daun, jumlah bulu pada permukaan daun, jumlah stomata, bentuk dan letak stomata, faktor luar antara lain kelembapan, suhu, cahaya, angin dan kandungan air tanah. Kemudian faktor-faktor yang mepengaruhi evaporasi adalah kondisi iklim terutama temperatur, kelembapan, radiasi matahari dan kecepatan angin, selain itu tingkat penutupan oleh tanaman pelindnung (crop canopy) serta kandungan air tanah. Dengan terjadinya evaporasi maka kandungan air tanah turun degan demikian kecepatan evaporasi juga akan turun. Evapotranspirasi dipengaruhi oleh faktor meteorologi (suhu, kecepatan angin, tekanan atmosfer, radiasi matahari, gradien tekanan uap air, dan kelembapan relatif), geografi dan sifat tanah, yaitu kadar lengas tanah, karakteristik kapiler tanah, teluk muka air tanah, dan faktor biologis seperti vegetasi, ketinggian kanopi, dan kepadatan tanaman. Besarnya laju evapotranspirasi berpengaruh terhadap kadar lengas tanah yang digunakan sebagai media tanam. Semakin besar laju evapotranspirasi yang terjadi, maka akan mengakibatkan semakin banyak kandungan lengas tanah yang hilang karena penguapan, namun semakin kecil laju evapotranspirasinya, kandungan lengas tanah yang hilang akan terminimalisir. Faktor yang mempengaruhi WUE yaitu iklim, tanah, dan unsur hara. WUE tertinggi lazimnya terjadi pada tanaman yang berproduksi optimum. Adanya faktor pembatas pertumbuhan akan menurunkan WUE. Selain itu WUE juga dipengaruhi oleh jenis tanaman apaka C3, C4, atau tanaman CAM berdasakna jumlah stomata yang dimiliki. CAM merupakan tanaman yang melakukan proses respirasi pada malam hari. CAM umumnya tumbuh pada daerah kering, untuk menghindari hilangnya air tanaman biasanya menutup stomata pada siang hari dan membuka pada malam hari serta jumlah stomatanya tidak banyak. Mekanisme CAM menyebabkan tanaman mampu memaksimumkan WUE (Water Use Efficiency) sekitar 50 100 g air/g CO2 sedangkan tanaman C4 sekitar 250 300 g air/g CO2 dan tanaman C3 sekitar 400 500 g air/g CO2 (Purwoko, 2005). Kondisi inilah yang juga dapat menyebabkan sedikitnya jumlah stomata yang ditemukan pada tanaman tersebut. Untuk mengetahui jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman, dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satunya adalah dengan metode phytometer. Dengan menggunakan metode phytometer dapat mengetahui besar terjadinya evaporasi dan evapotranspirasi. Metode ini dilakukan dengan cara mengukur volume dan biomassa tanaman yang ditanam pada suatu lahan dengan membandingkan hasil evapotranspirasi dan besar penyiraman yang sebelumnya telah dilakukan. Dengan mengetahui volume dan biomassa maka dapat menentukan efisiensi penggunaan air (WUE) oleh tanaman. Efisiensi penggunaan air dapat ditentukan dengan membagi besar biomassa yang dihasilkan dan besar air yang dibutuhkan dikali 100%. Air yang dibutuhkan oleh tanaman dapat ditentukan melalui hasil pengurangan berat tanah setelah disiram dan dikurangkan oleh nilai hasil evapotranspirasi. Jika telah didaptakan nilai tersebut maka dapat megetahui kebutuhan air tanaman agar tidak memberikan terlalu banyak maupun kekurangan, sehingga dapat menjadi patokan pengukuran penyiraman air secara berkala.Manfaat transpirasi adalah sebegai penunjang pengangkutan mineral, mempertahankan turgiditas yang optimum dan menghilangkan sejumlah besar panas dari daun. Selain itu peranan transpirasi dalam tanaman untuk menurunkan suhu atau mendinginkan daun Daun yang tidak melakukan transpirasi akan lebih panas beberapa derajat. Perubahan suhu dari daun menunjukan adanya pertukaran energi dari daun dan lingkungannya. Kejadian hujan, irigasi dan gerakan vertikal air dalam tanah dari muka air tanah dangkal merupakan sumber pembasahan permukaan tanah. Jika tanah dapat menyuplai air dengan cepat yang memenuhi kebutuhan evaporasi, maka evaporasi dari tanah ditentukan hanya oleh kondisi meteorologi. Akan tetapi, bila interval antara hujan dan irigasi cukup lama dan kemampuan tanah mengalirkan lengas ke dekat permukaan tanah kecil, maka kandungan air di lapisan topsoil meturun dan menyebabkan permukaan tanah menjadi kering.Manfaat mengetaui evaporasi, transpirasi, evopotranspirasi, dan WUE adalah kita dapat mengetahui sebatas mana tanaman yang kita budidayakan membutuhkan air. Air menjadi penting dalam pertumbuhan tanaman, sehingga faktor air merupakan faktor utama yang harus diperhatikan, sebab bila tanaman yang dibudiyakan kekurangan atau kelebihan air maka pertumbuhannya tidak akan maksimum. Dengan mengetahui evaporasi kita dapat mengetahui air yang dibutuhkan agar tanah yang ditanami cukup kandungan air dengan kondisi lapang, lalu dengan mengetahui transpirasi kita dapat mengetahui kebutuhan air tanaman, dan dengan mengetahui keduanya tadi kita telah mendapatkan nilai evapotranspirasi dimana dengan mengetahui jumlah kebutuhan air di tanah dan tanaman kita dapat menentukan jumlah, maupun pengairan yang diperlukan dalam budidaya tanaman tersebut. Lalu dengan mengetahui WUE kita dapat mengetahui berapakah nilai efisiensi air yang diperlukan tanaman agar air yang diberikan cukup, dalam artian tidak kurang dan tidak lebih.

Pada praktikum ini dilakukan oleh 6 kelompok dengan perlakuan yang sama, pohon cabai ditanam diluar dan didalam rumah kaca dengan intensitas dan jumlah penyiraman yang sama. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang beragam sehingga hasil percobaan dapat lebih akurat dan mendekati teori. Setelah dilakukan pengamatan didapatkan hasil rata-rata efisiensi penggunaan air didalam rumah kaca sebesar 17,6% dengan biomassa sebesar 0.036667 dan total transpirasi yang dihasilkan adalah 0.20833, sedangkan efiesiensi penggunaan air diluar ruangan sebesar -0.519% dengan besar biomassa -0.05833 dan total transpirasi 11.25.

Gambar 3.1. Histogram Evaporasi-TranspirasiDilihat dari data diatas nilai evapotranspirasi dan nilai evaporasi didalam maupun diluar ruangan nilai yang lebih tinggi pada evapotranspirasi dibandingkan nilai evaporasinya. Evaporasi merupakan air yang dikeluarkan oleh tanah dan tanaman dan evaporasi merupakan air yang dikeluarkan oleh tanah yang digunakan sebagai media tanam, dengan begitu nilai evapotanspirasi akan lebih besar. Nilai transpirasi merupakan selisih dari nilai evapotranspirasi dengan nilai evaporasi. Nilai transpirasi dan evaporasi ini akan menentukan jumlah volume air yang dibutuhkan oleh tumbuhan.Besarnya nilai evapotranspirasi diluar ruangan lebih besar dibandingkan didalam ruangan karena berbagai faktor, bila didalam ruangan intensitas cahaya matahari yang didaptkan akan lebih sedikit sehingga tanaman akan cenderung lebih basah, dan apabila diluar ruangan tanaman akan kekeringan. Jika tanaman kekeringan tentu saja daun akan mengalami penguapan untuk mendinginkan tubuhnya yang juga panas akibat kekeringan.Kebutuhan air berhubungan dengan laju transpirasi suatu tanaman. Laju transpirasi berbanding lurus dengan kebutuhan air. Dimana laju transpirasi merupkan hasil bagi antara kebutuhan air tanaman dengan luas pola daun dikali dengan jumlah hari sebelum dipanen. Dari hasil perhitungan laju transpirasi pada tanaman cabai yang ditanam diluar rumah kaca sebesar 59,983 dan laju transpirasi yang ditanam dalam ruangan sebesar 64.51.Tanaman merupakan satu kesatuan dari akar hingga tunas. Semua bagian tanaman membutuhkan air untuk melangsungkan fugsi dan pertumbuhan perkembangan, dari semua bagian tersebut semua memiliki peran dalam menentukan kebutuhan air dari tanaman. Jika air yang diserap oleh tanaman cukup maka akan mempengaruhi metabolisme dan proses produksi suatu tanaman, seperti luas daun yang dihasilkan. Pada praktikum ini didapat luas daun cabai rata-rata yang ditanaman diluar rumah kaca sebesar 28.23, sedangkan luas daun yang ditanam didalam rumah kaca sebesar 24.49. Hal ini membuktikan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai berjalan dengan baik dan kebutuhan air terpenuhi. Dari perhitungan berat segar dan berat kering dapat diketahui bahwa berat segar tanaman cabai di dalam dan di luar ruangan lebih besar daripada tanamn yang berada diluar ruangan. Hal ini terjadi karena pada saat diluar ruangan kandungan air pada tanaman lebih banyak menguap karena terkena cahaya matahari secara langsung dan suhu yang mengalami kenaikan dan penurunan yang cukup signifikan.Temperatur udara pada permukaan evaporasi sangat berpengaruh terhadap evaporasi. Semakin tinggi temperatur semakin besar kemampuan udara untuk menyerap uap air. Selain itu semakin tinggi temperatur, energi kinetik molekul air meningkat sehingga molekul air semakin banyak yang berpindah ke lapis udara di atasnya dalam bentuk uap air. Oleh karena itu di daerah beriklim tropis jumlah evaporasi lebih tinggi, di banding dengan daerah di kutub (daerah beriklim dingin). Untuk variasi harian dan bulanan temperatur udara di Indonesia relatif kecil (Bambang, 2010) Pengaruh temperatur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain yaitu didalam hubungannya dengan tekanan uap air didalam daun dan tekanan uap air di luar daun, kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam daun. Sinar matahari menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan menutupnya stoma jadi banyak sinar mempercepat transpirasi

Gambar 3.2. Histogram Rerata Water Use EficiencyDari data hasil percobaan tersebut dianalisis dan dibandingkan dengan teori yang ada, dimana perhitungan yang didapat ditemukan beberapa anomaly seperti nilai WUE yang bernilai negatif untuk pengamatan diluar rumah kaca, artinya tanaman tidak mampu menyimpan air dengan baik dan yang terjadi malah sebaliknya, tanaman mengalami kekurangan air. Hal ini terlihat dari berat kering biomassa akhir yang dihasilkan juga bernilai negative. Artinya tanaman tidak mengalami pertumbuhan dengan baik, tetapi malah mengalami gejala layu yang disebabkan oleh tingginya suhu diluar ruangan sehingga memicu laju transpirasi dan evaporasi lebih tinggi dan berdampak pada berkurangnya kandungan air yang berada didalam bagian tubuh tanaman ikut berkurang karena menguap akibat suhu yang terlalu tinggi diluar ruangan. Selain itu faktor lain yang juga menyebabkan besarnya nilai transpirasi juga ukuran luas daun yang lebih besar, sehingga untuk bertranspirasi tanaman akan memiliki media yang lebih luas dan nilai tranpirasi yang dikeluarkan juga akan lebih tinggi.Untuk perhitungan WUE didalam ruangan didapati nilai 17,6% artinya tanaman mampu menggunakan air dengan baik sehingga mendapatkan nilai efisiensi air yang bernilai positif. Hal ini terlihat dari berat kering biomassa akhir yang dihasilkan bernilai lebih besar daripada berat kering biomassa awal, kenyataan ini menunjukkan bahwa tanaman dengan perlakuan di dalam rumah kaca mengalami pertumbuhan. Dan jika diperhatikan dari luas pola daun yang digambar pada saat menghitung nilai WUE, didapati bahwa luasan daun tanaman yang di dalam ruang memilki luasan daun yang lebih kecil dibanding perlakuan tanaman di luar ruang. Hal ini tentu berpengaruh terhadap laju transpirasi yang dilakukan tanaman tersebut.

V. KESIMPULAN

Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:1. Efisiensi penggunaan air tergantung kepada laju evaporasi, laju evapotranspirasi, dan laju transpirasi.2. Jumlah air rata-rata yang hilang karena evaporasi lebih tinggi daripada transpirasi karena penguapan di tanah lebih banyak terjadi.3. Efisiensi penggunaan air tanaman (WUE) oleh tanaman cabai (Capsicum annum) pada suhu tinggi lebih rendah daripada di suhu rendah karena air yang menguap pada suhu tinggi lebih banyak. Nilai efisiensi penggunaan air tanaman (WUE) tanaman cabai adalah untuk percobaan di dalam rangan 17,6% dan untuk percobaan di luar ruangan -0.519%.

DAFTAR PUSTAKA

Ai, N.S. and P. Torey. 2013. Karakter morfologi akar sebagai indikator kekurangan air pada tanaman (Root morphological characters as water-deficit indicators in plants) . Jurnal bioslogos 3(1):1-19.

Bambang Triatmodjo. 2010. Hidrologi Terapan. Yogyakarta, Beta Offset.

Devlin, R..M. and K. H.Withan.1983. Plant Phisiology. Williard Grant Press, Boston.

Fang Quan Xiao, Jiang Defeng, Qi Hua, Wang Jialin, Wang Qiufeng, and Yu Gurui. 2008. Responses water use effisiencincy of plant species to light and CO2 and their modeling. Acta Ecological Sinca 2(2):31-42.

Kurnia, U.R.D. 2004. Teknologi Konservasi Tanah pada Lahan Keriing Belerang. Puslitbangtana, Bogor.

Purba, J.H. 2011. Kebutuhan dan cara pemberian air irigasi untuk tanaman padi sawah (Oryza sativa L.) . Jurnal Sains dan Teknologi 10(3):48-61.

Purwoko, B. S. 2005. Fotosintesis. Handbook Fisiologi Tanaman Lanjut. Departemen Budidaya Pertanian. Bogor, IPB.

QuezadaC., S. Fischer, J. Campos, and D. Ardiles.2011. Water requirements and water use efficiency of carrot under drip irrigation in a haploxerand soil.Journal of soil science and plant nutrition11(1):16-28.

Rokhmana, N.M. 2006. Menyelamatkan Pangan Dengan Irigasi Hemat Air. Kanisius : Yogyakarta.

Soewarno. 2004. Pengelolaan Air untuk Tanaman. . Diakses tanggal 2 Juni 2014.

Yanto. 2011. Pengertian dan Fungsi Evaporasi. . Diakses tanggal 2 Juni 2014.

LAMPIRAN1. Pengamatan WUE pada suhu sedang (luar rumah kaca)

A. Dengan Tanaman

PengamatanKe-Kelompok

123456

IAwal110011001100110011001100

Akhir960100010001000950950

IIAwal110011001100110011001100

Akhir94010001050101010001000

IIIAwal110011001100110011001100

Akhir94010009509909501050

IVAwal110011001100110011001100

Akhir106010001000100010601000

Kelompok123456

ISelisih140100100100150150

IISelisih1601005090100100

IIISelisih16010015011015050

IVSelisih4010010010040100

Rerata125100100100110100

B. Tanpa Tanaman

PengamatanKe-Kelompok

123456

IAwal110011001100110011001100

Akhir10001000110010009501000

IIAwal110011001100110011001100

Akhir9501000100010301050970

IIIAwal110011001100110011001100

Akhir9501050960100010001000

IVAwal110011001100110011001100

Akhir10901000100010001050980

Kelompok123456

ISelisih1001000100150100

IISelisih1501001007050130

IIISelisih15050140100100100

IVSelisih1010010010050120

Rerata102.587.58592.587.5112.5

2. Pengamatan WUE pada suhu tinggi (dalam rumah kaca)

A. Dengan Tanaman

PengamatanKe-Kelompok

123456

IAwal110011001100110011001100

Akhir9501000100010009501000

IIAwal110011001100110011001100

Akhir100010001050100010501000

IIIAwal110011001100110011001100

Akhir95010509509801000980

IVAwal110011001100110011001100

Akhir1050100010009901090990

Kelompok123456

ISelisih150100100100150100

IISelisih1001005010050100

IIISelisih15050150120100120

IVSelisih5010010011010110

Rerata112.587.5100107.577.5107.5

B. Tanpa Tanaman

PengamatanKe-Kelompok

123456

IAwal110011001100110011001100

Akhir9501000105010009751000

IIAwal110011001100110011001100

Akhir9401000100010201050960

IIIAwal110011001100110011001100

Akhir970105097096010501000

IVAwal110011001100110011001100

Akhir1050100010009801080980

Kelompok123456

ISelisih15010050100125100

IISelisih1601001008050140

IIISelisih1305013014050100

IVSelisih5010010012020120

Rerata122.587.59511061.25115

Perhitungan berat kering akhir

laju transpirasi = x jumlah hari sebelum panen

laju traspirasi (luar) = x 16 = 59,983

laju transpirasi (dalam) = x 16 = 64.51