Makalah Dasgro Acara 2
Transcript of Makalah Dasgro Acara 2
ACARA II
MEDIA TANAM
I. TUJUAN
1. Mengetahui pengaruh komposisi media tanam terhadap pertumbuhan dan
kualitas bibit.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Air adalah dasar hidup bagi seluruh sel tak terkecuali sel tanaman.
Kebutuhan air tanaman dapat merupakan jumlah air yang diperlukan untuk
memenuhi hilangnya air melalui proses evapotranspirasi. Tanaman yang sehat
dapat mencapai potensi penuh pada kondisi lingkungan tertentu (Soewarno,
2004). Kekurangan air merupakan salah satu faktor pembatas utama di bidang
pertanian yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan serta
hasil produksi tanaman. Ketersediaan air tanah yang semakin menurun serta
adanya perubahan iklim yang tidak menentu menyebabkan kemarau yang
berkepanjangan dan selanjutnya mengakibatkan kekurangan air pada tanaman. Di
samping itu kekurangan air pada tanaman dapat terjadi karena laju hilangnya air
akibat transpirasi terjadi lebih cepat dibandingkan dengan laju pengambilan air
dari tanah. (Ai and Torey, 2013).
Media tanam adalah tempat tumbuhnya tanaman untuk menunjang
perakaran. Dari media tanam inilah tanaman menyerap makanan berupa unsure
hara melalui akarnya. Salah satu media tanam adalh tanah. Tanah dengan sifat
koloidnya memiliki kemampuan untuk mengikat unsure hara. Melalui air unsure
hara dapat diserap oleh akar tanaman dengan prinsip pertukaran kation (Lukman,
2014).
Media tanam dapat didefinisikan sebagai kumpulan bahan dan substrat
temapt tumbuh benih yang diseabarkan atau ditanam. Media tanam banyak
macam ragamnya. Dapat merupakan campuran dari bermacam-macam bahan
atau satu jenis bahan saj asalkan memenuhi beberapa persyaratan, antara lain
cukup baik dalam memegang air, cukup porous sehingga air siraman tidak
menggenang, tidak bersifat toksik bagi tanaman, dan yang paling penting media
tanam tersebut cukup mengandung unsure-unsur hara yang diperlukan bagi
pertumbuhan tanaman (Widarto, 1996). Perkecambahan adalah proses yang
menyebabkan suatu biji yang tidak mengalami perkembangan sedemikian rupa
sehingga akan memunculkan suatu semai (Hayward, 1938).
Media tanam dapt dibedakan menjadi media tanam organik dan anorganik.
Ada 8 jenis bahan oraganik yang dapat dijadikan sebagai media tanam yaitu
arang, cacahan pakis, kompos, moss, pupuk kandang, sabut kelapa, sekam padi
dan humus. Adapun media tanam berupa bahan anorganik yang biasa digunakan
antara lain gel, pasir, kerikil, pecahan batu bata, spons (flora foam) , tanah liat
vermikulit dan perlit seta gabus (styrofoam). Pupuk kandang merupakan pupuk
yang berasal dari kotoran hewan ternak. Kandungan unsur haranya yang lengkap
seperti natrium (N), fosfor(P), dan kalium (K) membuat pupuk kandang cocok
unutk dijadikan sebagai media tanam. Pasir sering digunakan sebagai media
tanam alternative untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini pasir dianggap
memadai dan sesuai jika digunakan sebagai medai untuk penyemaian benih,
pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran stek batang (Anonim, 2011).
Kombinasi beberapa media tanam juga sangat mempengaruhi kualits tanaman.
Penggunaan media tanah saja untuk pembibitan salak gula pasir kurang
memberikan pertumbuhan yang baik, disarankan menggunakan bahan organik dan
pasir sebagai campuran media tanam tersebut (Mahardika, 2013).
Media tanam yag berasal dari limbah organik dan kompos, apabila
dicampur dengan benar akan memberikan hasil yang baik bagi transplantasi
sayuran. Kompos ,engubah limbah lumpur menjadi kering dan cocok untuk
perakaran tanaman. Kombinasi tanah sisa bakaran dapat meminimalkan sifat
negativ salinitas tinggi, heterogenitas, dan kontaminan (Lucia, 2013). Memilih
media dengan komposisi yang tepat sangat penting suksesnya produksi tanaman
(Ismail, 2011).
III. METODOLOGI PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Praktikum Dasar-dasar Agronomi acara II yang berjudul “Media Tanam”
dilaksanakan di Laboratorium Manajemen dan Produksi Tanaman, Jurusan
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa, 29 April 2014. Pada praktikum ini alat-
alat yang digunakan diantaranya polybag, cetok, oven, penggaris, dan alat tulis.
Bahan-bahan yang digunakan terdiri atas biji kacang tanah (Arachis hypogaeae),
tanah, pasir, dan pupuk kandang.
Langkah awal yang dilakukan yaitu tanah bagian atas, pupuk andang dan
pasi diambil terlebihdahulu. Kemudian media tanam disiapkan dengan komposisi
tanah saja, campuatan tanah bagian atas dan pupuk kandang dengan perbandingan
2:1, dan campuran tanah bagian atas : pasir : dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1:1:1. Media tersebut dimasukkan ke dalam wadah polibag masing-
masing. Stelah itu media tanam dibasahi dengan air sampai kapsitas media
lapangan. Stiap polibag ditanami 10 biji kacng hijau dand ilakuka pemeliharaan
sesuai dengan ekbutuhan tanaman. Perkecambahan diamati setiap 7 hari sekali.
Selanjutnya, penjarangan akan dilakukan pada awal minggu kedua, dan dan
disisakan 3 tanaman yang tumbuhnya relative sama. Jumlah daun dan tinggi
tanaman diamati setiap dua hari sekali selama 14 hari. Setelah 14 hari , tanaman
dipanen kemudian berat segar tajuk dan akar ditimbang untuk masing-masing
perlakuan. Selanjutnya tanaman dioven pada suhu sekitar 65 -70 C selama 48⁰ ⁰
jam, setelah beratnya konstan, berat kering tajuk dan akar ditimbang. Gaya
berkecambah dan indeks vigor diukur denganrumus sebagai berikut:
GB = Jumlah BijiBerkecambah hari ke−n× 100 %
total biji yangdikecambahkan
IV = Jumlah BijiBerkecambah hari ke−n
harike−n
Gya berkecambah, indeks vigor, tinggi tanaman, dan jumlah daun pada
berbagai pengamatan dibuat grafik dan histogram berat segar dan berat kering
tajuk dan akar.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENGAMATAN
Tanah Tanah+Pupuk Tanah+Pasir +Pupuk0
0.20.40.60.8
11.2
Histogram Gaya Berkecambah Vs Perlakuan
Perlakuan
Gaya
Ber
keca
mba
h (%
)
Gambar 2.1. Histogram Gaya Berkecambah
1 2 3 4 5 6 70
0.5
1
1.5
2
2.5
Grafik Indeks Vigor vs Hari
TanahTanah+Pupuk KandangTanah+Pasir+Pupuk Kandang
Hari
ndek
s Vig
or
Gambar 2.2. Grafik Indeks Vigor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1005
10152025303540
Grafik Tinggi Tanaman Vs Hari
TanahTanah+Pupuk KandangTanah+Pasir+Pupuk Kandang
Hari
Ting
gi T
anam
an
Gambar 2.3. Grafik Tinggi Tanaman
1 2 3 4 5 6 7 8 9 100
2
4
6
8
10
12
Garfik Jumlah Daun Vs hari
TanahTanah+Pupuk kandangTanah+Pasir+Pupuk Kandang
Hari
Jum
lah
Daun
Gambar 2.4. Grafik Jumlah Daun
Tanah Tanah+Pupuk Tanah+Pasir +Pupuk0
5
10
15
20
25
30
Grafik Panjang Akar Vs Perlakuan
Perlakuan
Panj
ang
Akar
Gambar 2.5. Histogram Panjang Akar Tanaman
Tanah Tanah+Pupuk Tanah+Pasir+pupuk0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
Histogram Berat Kering Tajuk-Akar
BK tajukBK akar
Perlakuan
Bera
t Ker
ing
(gr)
Gambar 2.6. Histogram Berat Kering Tajuk-Akar
B. PEMBAHASAN
Media tanam merupakan bahan yang digunakan sebagai tempat tumbuh
dan berkembangnya akar tanaman. Untuk mendapatkan media tanam yang baik
dan sesuai dengan jenis tanaman harus memiliki pemahaman mengenai
karakteristik media tanam yang berbeda-beda dari setiap jenisnya Pembudidayaan
tanaman tidak akan terlepas dari adanya media tanam. Media tanam adalah
kumpulan bahan atau substrat tempat tumbuhnya benih. Merupakan salah satu
faktor penting dalam proses pertumbuhan tanaman, berpengaruh pada hasil
produksi yang didapat. Umumnya terdiri dari tanah, bahan organik dan pasir.
Tanah merupakan media tanam yang bayak digunakan, karena selain
harganya murah ketersediaannya di alam pun banyak. Namun, untuk
meningkatkan hasil budidaya tanaman , penggunaan tanah tidaklah cukup . Perlu
adanya tambahan atau kombinasi media tanam. Kombinasi media tanam akan
menciptakan sifat fisik dan kimia tanah menjadi lebih baik yang pada akhirnya
akan memberikan dampak yang positif bagi tanaman.
Pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan disebut sebagai pupuk
kandang. Kandungan unsur haranya yang lengkap seperti natrium (N), fosfor (P),
dan kalium (K) membuat pupuk kandang cocok untuk dijadikan sebagai media
tanam. Unsur-unsur tersebut penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Selain itu, pupuk kandang memiliki kandungan mikroorganisme yang
diyakini mampu merombak bahan organik yang sulit dicerna tanaman menjadi
komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman.
Komposisi kandungan unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain jenis hewan, umur hewan, keadaan hewan, jenis
makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan, serta penyimpanan sebelum
diaplikasikan sebagai media tanam.
Pupuk kandang yang akan digunakan sebagai media tanam harus yang
sudah matang dan steril. Hal itu ditandai dengan warna pupuk yang hitam pekat.
Pemilihan pupuk kandang yang sudah matang bertujuan untuk mencegah
munculnya bakteri atau cendawan yang dapat merusak tanaman.
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan
fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan
sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan
perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan
proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk
dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan
mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir
adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta
drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan Jenis pasir
yang sering digunakan sebagai media tanam.
Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka
pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan
konsistensi pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau ligin. Dengan
demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih
intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media
tanam secara tunggal.
Penggunaan pasir sebagai media tanam sering dikombinasikan dengan
campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil, batu-batuan, atau bahan organik
yang disesuaikan dengan jenis tanaman. Pasir pantai atau semua pasir yang
berasal dari daerah yang bersersalinitas tinggi merupakan jenis pasir yang harus
dihindari untuk: gunakan sebagai media tanam, kendati pasir tersebut sudah dicuci
:erlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam dapat ,enyebabkan
tanaman menjadi merana. Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar dan daun,
juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian
jaringan (nekrosis).
Tanah Tanah+Pupuk Tanah+Pasir +Pupuk0
0.20.40.60.8
11.2
Histogram Gaya Berkecambah Vs Perlakuan
Perlakuan
Gaya
Ber
keca
mba
h (%
)
Gambar 2.1. Histogram Gaya Berkecambah Kacang Tanah (Arachis
hypogaea)
Dari grafik dapat dilihat bahwasanya gaya berkecambah tanaman Arachis
hypogaea pada masing-masing media tanam adalah berbeda. Gaya berkecambah
didefinisikan sebagai banyaknya biji yang berkecambah dari sejumlah biji murni
yang dikecambahkan dan dinyatakan dalam persen (%). Gaya berkecambah yang
paling tinggi terjadi pada media tanam tanah+pupuk kandang yaitu sebesar 97%.
Adapun gaya berkecambah pada media tanah dan tanah+pasir+pupuk kandang
adalah sebesar 73% dan 95%. Media tanam tanah+pupuk kandang memiliki gaya
berkecambah yang tinggi karena kandungan unsur haranya lengkap, seperti
natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K) . Unsur-unsur tersebut penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk kandang memiliki
kandungan mikroorganisme yang diyakini mampu merombak bahan organik yang
sulit dicerna tanaman menjadi komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh
tanaman. Gaya berkecambah pada media tanam tanah+pasir+pupuk kandang lebih
rendah dari pada media tanam tanah+pupuk karena, komposisi pupuk kandang
lebih banyak pada media tanam tanah+pupuk, sehingga unsure haranya pun akan
lebih banyak pada media tanam tersebut.
1 2 3 4 5 6 70
0.5
1
1.5
2
2.5
Grafik Indeks Vigor vs Hari
TanahTanah+Pupuk KandangTanah+Pasir+Pupuk Kandang
Hari
ndek
s Vig
or
Gambar 2.2 Grafik Gaya Perkecambahan Arachis Hypogaea
Indeks vigor dan gaya berkecambah ditentukan untuk mengetahui
kemampuan tanaman dalam berkecambah sehingga dapat ditentukan seberapa
besar kemungkinan jumlah biji yang berhasil tumbuh. Indeks vigor berguna untuk
mengetahui keserempakan berkecambah suatu biji. Berdasarkan gambaran dari
grafik di atas dapat dilihat, indeks vigor tertinggi juga terjadi pada media tanam
tanah+pupuk kandang. Hal ini menunjukkan bahwa media tanam dengan
komposisi tanah dan pupuk kandang sangat bagus bagi perkecambahan tanaman.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1005
10152025303540
Grafik Tinggi Tanaman Vs Hari
TanahTanah+Pupuk KandangTanah+Pasir+Pupuk Kandang
Hari
Ting
gi T
anam
an
Gambar 2.3 Grafik Tinggi Tanaman Arachis hypogaeae
Pengaruh yang berbeda ditunjukkan pada tinggi tanaman Arachis
hypogaea. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, pertumbuhan tertinggi
tanaman Arachis hypogaeae terjadi pada media tanam tanah. Hal tersebut terjadi
ditentukan oleh banyak faktor tidak hanya karena media tanamnya saja.
Pertumbuhan ditentukan oleh faktor genetic dan lingkungan. Faktor genetik
ditentukan oleh hormon-hormon atau zat pengatur tumbuh yang ada di dalam
tubuh tumbuhan. Adapun faktor lingkungan yang mempengaruhi diantaranya
adalah unsur hara, air dan cahaya. Hormon yang mempengaruhi tinggi tanaman
adalah hormon auksin, auksin akan bekerja lebih aktif pada daerah yang teduh,
karena cahaya matahari dapat menghambat aktivitas auksin. Faktor-faktor inilah
yang memungkinkan menjadi penyebab terjadinya variasi tingkat pertumbuhan
Arachis hypogaea pada masing-masing media tanam yang berbeda. Selain itu,
pertumbuhan yang lebih cepat pada media tanam berupa tanah dibanding dengan
media tanam berupa tanah+pasir+pupuk kandang, karena air yang terkandung
pada media tanah lebih banyak. Hal itu dikarenakan air yang tersimpan di dalam
tanah tidak mudah lepas lagi karena tidak ada peran pasir dalam drainase.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 100
2
4
6
8
10
12
Garfik Jumlah Daun Vs hari
TanahTanah+Pupuk kandangTanah+Pasir+Pupuk Kandang
Hari
Jum
lah
Daun
Gambar 2.4 Grafik Jumlah Daun Arachis hypogaea
Dari grafik diatas jumlah daun terbanyak terdapat pada media tanam
berupa tanah kemudian disusul media tanah+pasir +pupuk kandang. Sama seperti
pada tinggi batang , jumlah daun juga dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama
faktor intern yang berupa hormone atau zat pengatur tumbuh. Selain itu hal ini
juga dimungkinkan bahwa tanah yang digunakan pada praktikum ini sudah pernah
mengalami pengolahan sebelumnya, sehingga pertumbuhan tanaman pada media
ini baik.
Tanah Tanah+Pupuk Tanah+Pasir +Pupuk0
5
10
15
20
25
30
Grafik Panjang Akar Vs Perlakuan
Perlakuan
Panj
ang
Akar
Gambar 2.5 Histogram Panjang Akar Arachis hypogaea
Berdasarkan hasil percobaan yang digambarkan pada grafik di atas dapat
diketahui akar terpanjang terdapat pada media tanam dengan komposisi
tanah+pasir+pupuk tanah yaitu sepanjang 25.5 cm. Hal ini sangat sesuai dengan
teori yang ada. Berdasarkan teori, media pasir berfungsi untuk aerasi dan dan
memperbaiki porositas tanah. Dengan porositas yang baik maka tanah akan lebih
mudah untuk tumbuh, karena akar akan tumbuh ke bawah menembus tanah.
Media tanam yang mengandung pasir akan membuat penetrasi akar ke dalam
tanah lebih mudah, sehingga pertumbuhan akar akan semakin cepat.
Tanah Tanah+Pupuk Tanah+Pasir+pupuk0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
Histogram Berat Kering Tajuk-Akar
BK tajukBK akar
Perlakuan
Bera
t Ker
ing
(gr)
Gambar 2.6 Histogram Berat Kering Tajuk-Akar
Dari hasil percobaan diperoleh tanaman Arachis hypogaea denganberat
kering tertinggi baik akar maupun tajuk terdapat pada media tanam dengan
komposisi tanah+pasir+pupuk kandang. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi
media tanam dengan campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang sangat baik bagi
tanaman. Adanya pasir pada media tanam ini akn memudahkan akar tanaman
untuk menembus tanah sehingga air yang terserap oleh tanaman lebih banyak
dibangdingkan dengan media tanam lain. Hal inilah yang menyebabkan
kandungan air di dalam ubuh tanaman menjadi lebih banyak. Sehingga berat
basah dan berat kering Arachis hypogea pada media tanam tanah+pasir+pupuk
kandang lebih tinggi daripada berat basah dan berat kering Arachis hypogaea
yang ditanam di media yang lain (tanah dan tanah+pupuk kandang).
Syarat ideal media tanam meliputi iklim, dan tanah. Tanaman kacang hijau
merupakan tanaman tropis yang menghendaki suasana panas selama hidupnya,
tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500 meter di atas
permukaan air laut. Berdasarkan indikator di daerah sentra produsen tersebut
keadaan iklim yang ideal untuk tanaman kacan hijau adalah daerah yang bersuhu
25°C - 27°C dengan kelembaban udara 50-80%, curah hujan antar 50-200
mm/bulan dan cukup untuk mendapat sinar matahari (tempat terbuka). Tanaman
ini cocok ditanam pada musim kering (kemarau) yang rataan curah hujannya
rendah. Fotosintesis tanaman kacang hijau akan mencapai maksimum pada sekitar
pukul 10.00 WIB. Radiasi yang terlalu terik tidak diinginkan oleh tanaman
kacang hijau. Panjang hari yang diperlukan minimum 10 jam per hari karena
tanaman ini termasuk tanaman golongan C3.
Tanah yang diperlukan untuk tanaman kacang hijau adalah tanahnya
subur, gembur, banyak mengandung humus, aerasi dan drainase baik. Unsur hara
makro tersedia dalam jumlah optimal pada kisaran pH 6,5-7,5. Tanaman kacang
hijau menghendaki tanah yang tidak terlalu berat, artinya tidak terlalu banyak
mengandung tanah liat. Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi sangat
disukai oleh tanaman kacang hijau. Tanah berpasirpun dapat digunakan untuk
pertumbuhan kacang hijau asalkan kandungan air tanahnya tetap terjaga dengan
baik. Kacang hijau menghendaki tanah dengan kandungan hara (fosfor, kalium,
kalsium, magnesium, dan belerang) yang cukup. Oleh karena itu, dalam
percobaan kali ini tanaman kacang hijau mempunyai nilai gaya berkecambah,
nilai indeks vigor, tinggi tanaman, jumlah daun, berat kering dan panjang akar
paling tinggi pada media tanam tanah + pupuk + pasir, yang tidak terlalu mampat,
mempunyai aerasi dan drainase yang baik karena dicampur fraksi pasir serta
memiliki kandungan hara cukup bagi pertumbuhan yang disuplai oleh pupuk
kandang.
V. KESIMPULAN
Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Penambahan pupuk kandang pada tanah dapat memperbaiki sifat kimia
tanah dan menambah unsur hara. Sedangkan penambahan pasir sebagai
media tanam dapat memperbaiki sifat fisik tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Macam-macam Media Tanam. <www.dinaspertanianjawabarat.com/jenis-media-tanam.hmtl?=refid:7>. Diakses pada tanggal 5 Mei 2014.
Hayward, H. E. 1938. The Structure of Economic Plants. McMillan. New York.
Ismail, A. M., D’onghia A. M., and Nigro F. 2011. Influence of organic growing media in combination with microbial bio-agents (clonotri of sublic) on the growth parameters of olive (Olea europea L. ) plantlets in the nursery. Agriculture and Biologi Journal of North America. 2 (5) : 767.
Lucia D. B. Giusseppe C. Lorenzo V., Elvira R., and Giovanni R., 2013.Nursery growing media: Agronomic and environmental quality assessment of sewage sludge-based compost. Department of Agro-Environmental and Territorial Science, University of Bari Aldo Moro, Italy. 13 (2) :10.
Lukman, L. 2014.Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur. <www.litbang.deptan.go.id/teknologi_budidaya_tanaman_sayur_vertkultur.html/>. Diakses pada tanggal 4 Mei 2014.
Mahardika, I. K. D. I Nyoman R. dan I Wayan W. 2013. Penagruh komposisi bahan campuran media tanam dan konsentrasi IBA terhadap pertumbuhan bibit wani nyumpen Bali ( Mangifera caesia jack). E-jurnal Agroteknologi Tropika. 2(2):126-127.
Widarto, L. 1996. Perbanyakan Tanaman dengan Biji, Stek, Cangkok, Sambung Pucuk, Okulasi dan Kultur Jaringan. Kanisius, Yogyakarta.