137903384 Makalah Teknik Media Tanam Acara Aplikasi Teknik Media Tanam Sawi Pahit Dengan Berbagai...

34
MAKALAH REKAYASA MEDIA TANAM Kelompok 4 : ARGHYA NARENDRA D. (111510501105) MAHASISWA S-1 BEASISWA UNGGULAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNEJ

Transcript of 137903384 Makalah Teknik Media Tanam Acara Aplikasi Teknik Media Tanam Sawi Pahit Dengan Berbagai...

Page 1: 137903384 Makalah Teknik Media Tanam Acara Aplikasi Teknik Media Tanam Sawi Pahit Dengan Berbagai Komposisi Media

MAKALAH

REKAYASA MEDIA TANAM

Kelompok 4 :

ARGHYA NARENDRA D. (111510501105)

MAHASISWA S-1 BEASISWA UNGGULAN

AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNEJ

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2013

Page 2: 137903384 Makalah Teknik Media Tanam Acara Aplikasi Teknik Media Tanam Sawi Pahit Dengan Berbagai Komposisi Media

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sawi atau Caisin (Brassica sinensis L.) termasuk famili Brassicaceae,

daunnya panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Sawi mengandung pro

vitamin A dan Asam Askorbat yang tinggi. Tumbuh baik di tempat yang berhawa

panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah

sampai dataran tinggi, tapi lebih baik di dataran tinggi. Biasanya dibudidayakan di

daerah ketinggian 100 - 500 m dpl, dengan kondisi tanah gembur, banyak

mengandung humus, subur dan drainase baik. Tanaman sawi terdiri dari dua jenis

yaitu sawi pait dan sawi daging.

Sawi bukan tanaman asli Indonesia, namun Indonesia mempunyai

kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di

Indonesia. Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas

maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun

dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih

baik di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian

5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya

dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500

meter dpl. Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam

sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman

secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa

yang sejuklebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi

tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian,

tanaman ini cocok bila di tanam pada akhir musim penghujan. Tanah yang cocok

untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta

pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk

pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7.

Tanaman sawi adalah tanaman sayuran yang sering dikonsumsi oleh

masyarakat indonesia, hal ini dikarenakan tanaman sawi mempunyai kelebihan

untuk kesehatan tubuh, karena dapat melengkapi asupan vitamin untuk kesehatan

Page 3: 137903384 Makalah Teknik Media Tanam Acara Aplikasi Teknik Media Tanam Sawi Pahit Dengan Berbagai Komposisi Media

tubuh. Sawi sebagai salah satu jenis sayuran yang murah harganya dan mudah

didapatkan. Hal ini menjadi sebuah faktor yang menyebabkan konsumsi akan sawi

yang banyak.

Pertumbuhan sawi yang bagus tidak terlepas dari peran media tanam yang

sangat penting, karena asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman sawi. Media

tanam menjadi faktor yang menentukan untuk perkembangan pertumbuhan. Tanah

yang subur haruslah mengandung unsur hara makro dan mikro. Selain itu dalam

tanah juga terdapat mineral yang merupakan bagian dari cadangan hara, karena

dengan proses mineralisasi akan menjadi unsur-unsur hara yang siap diserap oleh

tanaman maupun kehidupan lain di dalam tanah. Mineral juga menjaga kestabilan

bentuk dan struktur tanah sehingga tidak mudah berubah komposisi komponennya

oleh pengaruh perubahan-perubahan dan pergerakan-pergerakan di dalam tanah.

Struktur tanah juga akan menopang tanaman dan memberi ruang gerak kehidupan

bagi akar tanaman dan makhluk hidup lainnya di dalam tanah.Untuk mendapatkan

kesuburan yang baik juga dilakukan pengolahan tanah, secara umum melakukan

penggemburan bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan

pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan

menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan.

Namun kondisi tanah saat ini tidak dapat menunjang perkembangan

tanaman sawi, karena tanah sudah terlalu banyak mengandung zat kimia yang dapat

meracuni tanaman, juga mengurangi kegunaaan tanah sebagai media tanah. Untuk

mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengkombinasikan media

tanah dengan media penunjang yang lain. Media penunjang yang lain seperti

sekam, untuk aerasi yang optimal, dan untuk kebutuhan zat hara dapat ditambah

dengan bahan organik.

Dengan praktikum yang dilakukan selama 30 hari tersebut kita dapat

mengetahui dan belajar dari kejadian-kejadian baik secara eksternal maupun

internal. Setelah pemindahan bibit ke area tanam maka faktor eksternal sangat

mempengaruhi kegagalan maupun keuntungan dari tanaman sawi. Contoh jika

cahaya, kelembapan mendukung untuk pertumbuhan tanaman sawi untuk tumbuh

maka sawi tersebut dapat tumbuh secara optimal. Tetapi jika terjadi suatu hujan

Page 4: 137903384 Makalah Teknik Media Tanam Acara Aplikasi Teknik Media Tanam Sawi Pahit Dengan Berbagai Komposisi Media

yang dapat menggenangi atau merobohkan tanaman sawi maka akan

mengakibatkan kerugian.

1.2 Tujuan

Praktikum Teknik Media Tanam acara 2 dengan judul “Rekayasa Media

Tanam” memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mendapatkan formulasi komposisi media tanam yang ideal tanaman sawi.

2. Untuk mengetahui pengaruh komposisi media tanam terhadap pertumbuhan

tanaman sawi.

Page 5: 137903384 Makalah Teknik Media Tanam Acara Aplikasi Teknik Media Tanam Sawi Pahit Dengan Berbagai Komposisi Media

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Sawi atau Caisin (Brassica sinensis L.) termasuk famili Brassicaceae,

daunnya panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Sawi mengandung pro

vitamin A dan asam askorbat yang tinggi. Tumbuh baik di tempat yang berhawa

panas maupunberhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran

rendahsampai dataran tinggi, tetapi pertumbuhan dan produksi sawi yangditanam

lebih baik di dataran tinggi. Biasanya dibudidayakan didaerah ketinggian 100 - 500

m dpl, dengan kondisi tanah gembur, banyak mengandung humus, subur dan

drainase baik. Tanaman sawi terdiri dari dua jenis yaitu sawi putih dan sawi hijau

(Edi, 2010). Secara umum tanaman sawi memiliki bentuk lonjong, halus, tidak

berbulu dan tidak berkrop. Salah satu sawi yang banyak dikonsumsi dan banyak

terdapat di pasaran adalah sawi bakso. Tangkai daunnya panjang, tipis dan

berwarna hijau (Haryanto, 1995). Sawi memiliki akar tunggang dan cabang akar

bentuknya silindris menyebar ke semua arah pada kedalaman 30-50 cm. Akar sawi

berfungsi untuk menyerap air, unsur hara, dan berdiri tegaknya tanaman sawi

(Rukmana, 1994).

Berdasarkan agroklimat, keadaan alam Indonesia khusunya di Sulawesi

Selatan mempunyai lahan yang potensial untuk budidaya berbagai jenis sayuran,

baik lokal maupun luar negeri. Salah satu tanaman yang potensial adalah tanaman

sawi karena merupakan jenis tanman yang mempunyai nilai komersial dan prospek

yang cukup baik. Tanaman sawi selain sebagai tanaman sayur, juga mempunyai

khasiat untuk kesehatan (Rina, dkk, 2007).

Proses penyerapan kobalt oleh tanaman dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu

tekanan akar, kapilaritas dan transpirasi (daya isap daun). Akar tanaman menyerap

air dan garam mineral baik siang maupun malam. Pada malam hari, ketika

transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar masih tetap menggunakan

energi untuk memompa ion–ion kobalt ke dalam xylem. Endodermis yang

mengelilingi stele akar tersebut membantu mencegah kebocoran ion-ion kobalt

keluar dari stele. Akumulasi kobalt di dalam stele akan menurunkan potensial air.

Air akan mengalir masuk dari korteks akar, menghasilkan suatu tekanan positif

Page 6: 137903384 Makalah Teknik Media Tanam Acara Aplikasi Teknik Media Tanam Sawi Pahit Dengan Berbagai Komposisi Media

yang memaksa cairan naik ke xilem. Dorongan getah xilem ke arah atas ini disebut

tekanan akar (roof pressure) (Hodson, 2006). Kebanyakan tanaman mempunyai

pertumbuhan yang bagus pada kondisi kapasitas lapang. Kapasitas lapang adalah

keadaan dimana air hanya berada dalam pori-pori mikro tanah dan disebut sebagai

air tersedia, sedang pori-pori makro tanah ditempati oleh udara (Setiari,dkk.2009).

Daun merupakan organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis.

Kedudukan batang caisim pada poros utamanya menyebar secara merata. Oleh

karena itu jumlah daun yang optimum memungkinkan distribusi (pembagian)

cahaya antar daun lebih merata. Distribusi cahaya yang lebih merata antar daun

mengurangi kejadian saling menaungi antar daun. Daun dengan jumlah yang lebih

banyak memungkinkan pupuk lebih banyak yang menempel pada daun, serta

penyerapan hara yang lebih optimum (Agusta dan Handoyo, 2010).

Usaha budidaya tanaman sawi, salah satu kendala utama yang menjadi

penghambat produksi baik secara kualitas maupun kuantitas, adalah adanya

serangan organisme pengganggu tanaman, terutama hama ulat. Akibat dari adannya

serangan organisme pengganggu tanaman, baik pada masa pra panen maupun pada

pasca panen diperkirakan menimbulkan sekitar 45% kehilangan hasil dari total

potensi produksi, dan dalam beberapa kasus dapat mengakibatkan kegagalan

panen/puso (Rina, 2007).

Sayuran memerlukan banyak sekali hara tanaman. Pemberian yang terlalu

banyak dapat mengakibatkan ketidak seimbangan hara di dalam tanah dan tanaman.

Selain itu tidak semua N dari kompos dapat diserap oleh tanaman, sehingga

mengakibatkan berlebihnya hara N dan dapat menjadi polusi lingkungan (Sunarlim,

2005).

Perbandingan pengambilan logam berat antara dua jenis tumbuhan yang

berbeda sangatlah berguna. Tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai akumulasi

atau indikator unsur. Tumbuhan akumulator mempunyai kemampuan untuk

mengakumulasikan unsur tertentu dalam konsentrasi yang tinggi tanpa

menimbulkan efek toksik pada tumbuhan. Tumbuhan indikator adalah jenis

tumbuhan yang pengambilan elemennya berhubungan dengan kadar metal pada

Page 7: 137903384 Makalah Teknik Media Tanam Acara Aplikasi Teknik Media Tanam Sawi Pahit Dengan Berbagai Komposisi Media

lingkungan disekitarnya. Keduanya dapat digunakan sebagai indikator sumber

pencemar dari intensitasnya (Hendrasarie, 2007).

Nitrogen yang berlimpah menaikkan pertumbuhan dengan cepat dengan

perkembangan yang lebih besar pada batang dan daun-daun berwarna hijau gelap.

Penyediaan nitrogen tersedia yang cukup selama awal kehidupan tanaman dapat

memacu pertumbuhan dan berakibat dalam kemasakan yang terlalu dini. Gejala

kekurangan nitrogen ditandai oleh adanya warna hijau terang sampai kuning pada

daun. Pada pohon buah-buahan, rontoknya daun yang terlalu awal, kematian tunas -

tunas lateral, rangkaian buah yang kurang baik, perkembangan warna buah yang

tidak biasa merupakan tanda-tanda kekurangan nitrogen (Rahmah, 2005).

Konsumsi caisim diduga akan mengalami peningkatan sesuai pertumbuhan

jumlah penduduk, meningkatnya daya beli masyarakat, kemudahan tanaman ini

diperoleh di pasar, dan peningkatan pengetahuan gizi masyarakat. Oleh karena itu

perlu dilakukan perbaikan budidaya yang sudah ada agar hasilnya meningkat, salah

satunya melalui pemupukan (Agusta, dan Handoyo, 2010).

Bahan organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan

tanah untuk mendukung tanaman, sehingga jika kadar bahan organik tanah

menurun, kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas tanaman juga

menurun. Menurunnya kadar bahan organik merupakan salah satu bentuk

kerusakan tanah yang umum terjadi. Kerusakan tanah merupakan masalah penting

bagi negara berkembang karena intensitasnya yang cenderung meningkat sehingga

tercipta tanah-tanah rusak yang jumlah maupun intensitasnya meningkat.

Kerusakan tanah secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga kelompok

utama, yaitu kerusakan sifat kimia, fisika dan biologi tanah. Kerusakan kimia tanah

dapat terjadi karena proses pemasaman tanah, akumulasi garam-garam (salinisasi),

tercemar logam berat, dan tercemar senyawa-senyawa organik dan xenobiotik

seperti pestisida atau tumpahan minyak bumi (Djajakirana, 2001).

Bahan organik dalam tanah mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai

amelioran, sumber hara, perbaikan sifat kimia dan fisik tanah, dan sumber energi

bagi mikroba tanah. Pemberian bahan organik dikombinasikan dengan pemberian

pupuk P anorganik memberikan kadar P-Colwell lebih tinggi dibandingkan

Page 8: 137903384 Makalah Teknik Media Tanam Acara Aplikasi Teknik Media Tanam Sawi Pahit Dengan Berbagai Komposisi Media

pemberian pupuk anorganik saja (Purnomo et al., 2002). Bahan organik dapat

meningkatkan KTK yang lebih besar (lebih dari 200 cmol/kg), dan transformasi

kimia dan mikrobiologi menghasilkan asam-asam organik. Selain itu bahan organik

dapat meningkatkan kelarutan FA melalui peningkatan daya sangga Ca,

menghasilkan proton, dan pengkelatan kation (Rajan et al., 1996). Moersidi (1993)

dan Hue dalam Iyamuremye et, al, (1996) mengemukakan bahwa pemupukan P

anorganik lebih Pengaruh Pemberian Bahan Organik dan Pemupukan Fosfat pada

Teknik Budidaya efisien bila diberikan bersama-sama dengan bahan organik.

Pemberian bahan organik menurunkan erapan P, kebutuhan pupuk P, kelarutan Al

dan Fe. Bahan organik dalam tanah dapat berfungsi meningkatkan ketersediaan

unsur hara, pH tanah, aktivitas mikroorganisme, dan jumlah Al yang terkelat oleh

senyawa humik pada Typic Haplohumults (Purwani, 2007).

Page 9: 137903384 Makalah Teknik Media Tanam Acara Aplikasi Teknik Media Tanam Sawi Pahit Dengan Berbagai Komposisi Media

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Teknik Media Tanam acara 2 dengan judul acara “Rekayasa

Media Tanam” dilaksanakan mulai tanggal Februari 2013 sampai rentang waktu 1

bulan, yakni berakhir pada tanggal Maret 2013 dilaksanakan di lahan

Agroteknopark, Universitas Jember.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan

1. Tanah

2. Kompos

3. Polybag

4. Cocopeat

3.2.2 Alat

1. Timba plastik

2. Ayakan 2 mm

3. Karung plastik

4. Centok

5. Gembor

3.3 Cara Kerja

1. Mengambil contoh tanah

2. Mengeringanginkan pada tempat yang telah disediakan

3. Mengayak dengan saringan lolos 2 mm

4. Menyiapkan plastik untuk alas hasil ayakan tanah dan kantong plastik sebagai

tempat hasil ayakan

5. Menyiapkan kompos dan cocopeat sebagai campuran media

6. Mencampur bahan tersebut sesuai dengan petunjuk, memasukkan dalam pot

plastik, menyiram sampai kapasitas lapang

Page 10: 137903384 Makalah Teknik Media Tanam Acara Aplikasi Teknik Media Tanam Sawi Pahit Dengan Berbagai Komposisi Media

7. Menanam biji, atau bibit yang telah disiapkan, setelah itu menimbang media +

tanaman yang telah ditanam tersebut

8. Menyiram setiap hari (bilamana perlu)

9. Mengamati dan menyiram dengan air bilamana setiap hari bobot media tanam

berkurang dari bobot awal, menjaga dari gangguan hama dan penyakit

10. Mengukur tinggi tanaman dan menghitung jumlah daun setiap seminggu sekali

11. Pada akhir pengamatan, mengukur tinggi tanaman dan menghitung jumlah

daun serta menimbang bobot basah tanaman di Laboratorium

12. Membahas data yang telah didapat dalam bentuk makalah kemudian

mendiskusikan dengan kelompok yang lain.

Page 11: 137903384 Makalah Teknik Media Tanam Acara Aplikasi Teknik Media Tanam Sawi Pahit Dengan Berbagai Komposisi Media

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1. Pengamatan Sifat Fisik Media Tanam (Pasir Kasar/Pasir Halus/Debu/Lempung)

Kelompok Perlakuan

Sifat Fisik Media TanamSebelum pencampuran

Setelah pencampuran

Setelah ada tanaman

Saat panen

4 U1P0U2P0

U3P0

U1P1U2P1

U3P1

Pasir halusPasir halus

Pasir halus

Pasir halusPasir halus

Pasir halus

Pasir halusPasir halus

Pasir halus

Pasir halusPasir halus

Pasir halus

LempungPasir halusPasir halusLempungPasir halusPasir halus

LempungPasir halusPasir halusLempungPasir halusPasir halus

Tabel 2. Pengamatan Sifat Fisik Media Tanam Sebelum Pencampuarn

Sifat FisikPerlakuan

U1P0 U2P0 U3P0 U1P1 U2P1 U3P1WHCKapilaritasPerkolasiKapasitas absorbsiPlastisitasTemperatur

Aerasi

SedangRendah CepatRendah

SedangAgak hangat Agak baik

SedangRendahCepatRendah

SedangAgak hangatAgak baik

SedangRendahCepat Rendah

SedangAgak hangatAgak baik

SedangRendahCepatRendah

SedangAgak hangatAgak baik

SedangRendahCepatRendah

SedangAgak hangatAgak baik

SedangRendahCepatRendah

SedangAgak hangatAgak baik

Tabel 3. Tabel Pengamatan Sifat Fisik Media Tanam Setelah Pencampuran

Sifat FisikPerlakuan

U1P0 U2P0 U3P0 U1P1 U2P1 U3P1WHC

Kapilaritas

Perkolasi

Kapasitas

Sedang

Rendah

Cepat

Rendah

Sedang

Rendah

Cepat

Rendah

Sangat rendahSangat cepatSangat cepat Sangat

Sedang

Rendah

Cepat

Rendah

Sedang

Rendah

Cepat

Rendah

Sangat rendahSangat cepatSangat cepatSangat

Page 12: 137903384 Makalah Teknik Media Tanam Acara Aplikasi Teknik Media Tanam Sawi Pahit Dengan Berbagai Komposisi Media

absorbsiPlastisitas

Temperatur

Aerasi

Rendah

Agak hangat Agak baik

Rendah

Agak hangatAgak baik

rendahTidak adaHangat

Sangatbaik

Rendah

Agak hangatAgak baik

Rendah

Agak hangatAgak baik

rendahTidak adaHangat

Sangat baik

Tabel 4. Tabel Pengamatan Sifat Fisik Media Tanam Setelah Ada Tanaman Pencampuran

Sifat FisikPerlakuan

U1P0 U2P0 U3P0 U1P1 U2P1 U3P1WHC

Kapilaritas

Perkolasi

Kapasitas absorbsiPlastisitas

Temperatur

Aerasi

Tinggi

Tinggi

Rendah

Tinggi

Tinggi

Dingin

Buruk

Sedang

Rendah

Cepat

Rendah

Rendah

Agak hangatAgak baik

Sangat rendahSangat cepatSangat cepat Sangat rendahTidak adaHangat

Sangatbaik

Tinggi

Tinggi

Rendah

Tinggi

Tinggi

Dingin

Buruk

Sedang

Rendah

Cepat

Rendah

Rendah

Agak hangatAgak baik

Sangat rendahSangat cepatSangat cepatSangat rendahTidak adaHangat

Sangat baik

Tabel 5. Tabel Pengamatan Sifat Fisik Media Tanam Saat Panen Tanaman

Sifat FisikPerlakuan

U1P0 U2P0 U3P0 U1P1 U2P1 U3P1WHC

Kapilaritas

Perkolasi

Kapasitas absorbsiPlastisitas

Temperatur

Aerasi

Tinggi

Tinggi

Rendah

Tinggi

Tinggi

Dingin

Buruk

Sedang

Rendah

Cepat

Rendah

Rendah

Agak hangatAgak baik

Sangat rendahSangat cepatSangat cepat Sangat rendahTidak adaHangat

Sangatbaik

Tinggi

Tinggi

Rendah

Tinggi

Tinggi

Dingin

Buruk

Sedang

Rendah

Cepat

Rendah

Rendah

Agak hangatAgak baik

Sangat rendahSangat cepatSangat cepatSangat rendahTidak adaHangat

Sangat baik

Page 13: 137903384 Makalah Teknik Media Tanam Acara Aplikasi Teknik Media Tanam Sawi Pahit Dengan Berbagai Komposisi Media

Tabel 6. Pengamatan Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

Kelom

pok

Perlaku

an

Jumlah Daun Tinggi Tanaman (cm) Bobot

Basah

Tana

man

Minggu Ke- Minggu Ke-

0 1 2 3 4 0 1 2 3 4

4 U1P0

U2P0

U3P0

U1P1

U2P1

U3P1

4

5

5

5

5

5

6

4

6

6

6

6

6

5

5

6

6

6

6

5

5

8

8

8

5

5

4

7

7

7

1.5

1

1.5

1

1

1.3

2

2.5

2.5

1.8

2.1

2

3.5

3

3.5

4

4

3

3.7

3.2

3.7

6

6

5

10

12

10

19

20

25

9.04 gr

9.27 gr

10.4 gr

52.12 gr

54.19 gr

63.53 gr

4.2 Pembahasan

Pada praktikum rekayasa media tanam kali ini, kelompok 4 menggunakan

media tanah, kompos, dan cocopet. Praktikum kali ini menggunakan 6 kali ulangan

dengan 3 perlakuan komposisi media yang berbeda. U1P0 dan U1P1 menggunakan

media tanah seluruhnya, untuk U2P0 dan U2P1 menggunakan komposisi media

tanam kompos dan tanah dengan perbandingan komposisi 1 : 1. Sedangkan untuk

Page 14: 137903384 Makalah Teknik Media Tanam Acara Aplikasi Teknik Media Tanam Sawi Pahit Dengan Berbagai Komposisi Media

perlakuan U3P0 dan U3P1 menggunakan komposisi media tanah, kompos dan

cocopeat dengan perbandingan masing-masing 1:1:1.

Tanaman yang ditanam pada praktikum kali ini adalah tanaman sawi pait

dan sawi daging. Tanaman ini digunakan sebagai bahan percobaan karena tanaman

sawi menunjukkan perubahan pertumbuhan yang mudah diamati terhadap media

tumbuh yang digunakan pada praktikum kali ini. Sebelum mengetahui pertumbuhan

tanaman sawi yang terdapat pada media tersebut, maka diperlukan teknik

transplanting pada bibit tanaman sawi. Transplanting merupakan teknik

pemindahan bibit tanaman pada media tanam. Bahan transplanting bisa berasal dari

bibit sosis dan bibit sebaran. Transpanting pada praktikum kali ini menggunakan

bibit yang berasal dari bibit sosis. Perbedaan transplanting menggunakan bibit sosis

dan sebaran yaitu pada bibit sosis, saat melakukan transplanting, tanah disekitar

akar tanaman diikutkan, sedangkan pada bibit sebaran tanah yang disekitar tanaman

tidak diikutkan ketika ditanam pada media tanam. Kelebihan transplanting

menggunakan bibit sosis yaitu tanaman cepat menyesuaikan terhadap media yang

baru, karena akar tanaman tetap berada di media sosis. Kelemahan bibit media sosis

yaitu jumlah bibit lebih sedikit dibandingkan dengan bibit sebaran. Sedangkan

kelebihan dari bibit sebaran yaitu bibit tanaman lebih banyak. Kelemahan dari bibit

sebaran yaitu bibit lebih lama beradaptasi dengan media yang baru, karena akar

tanaman telah terusik ketika dicabut dari media sebaran.

Perawatan yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu dengan menjaga

kestabilan bobot awal media + tanaman agar tidak berkurang. Cara yang digunakan

yaitu dengan menambahkan air / menyiram tanaman ketika bobot berkurang dari

bobot awal sampai mencapai bobot yang sama dengan bobot yang awal. Selain itu,

juga melakukan perlindungan tanaman terhadap serangan hama tanaman sawi,

terutama hama belalang. Cara yang dapat dilakukan untuk mencegah hama belalang

ini yaitu dengan menanam tanaman sawi di dalam tempat yang sekelilingnya diberi

waring atau dengan memasang insectrap. Perawatan yang terakhir yaitu dengan

menjaga agar lingkungan disekitar tanaman terhindar dari gulma. Cara yang dapat

dilakukan yaitu dengan mencabut gulma yang ada disekitar tanaman.

Page 15: 137903384 Makalah Teknik Media Tanam Acara Aplikasi Teknik Media Tanam Sawi Pahit Dengan Berbagai Komposisi Media

Dari hasil praktikum, diketahui bahwa tekstur media tanam sawi kelompok

4 sebelum pencampuran diketahui U1P0 memiliki tekstur pasir halus, U2P0

bertekstur halus, U3P0 bertekstur pasir halus, U1P1 bertekstur pasir halus, U2P1

bertekstur pasir halus, dan U3P1 juga memiliki tekstur pasir halus. Setelah adanya

pencampuran, pada ulangan U1P0 memiliki tekstur pasir halus dan U1P1 memiliki

tekstur pasir halus, pada ulangan U2P0 memiliki tekstur pasir halus dan U2P1

memiliki tekstur pasir halus, sedangkan pada ulangan U3P0 juga memiliki tekstur

sama yaitu pasir halus dan U3P1 juga bertekstur pasir halus. Saat ada tanaman

masing-masing media tersebut memiliki tekstur sebagai berikut : pada ulangan

U1P0 dan U1P1 bertektur lempung, untuk U2P0 dan U2P1 memiliki tekstur pasir

halus, sedangkan untuk U3P0 dan U3P1 memiliki tekstur pasir halus. Setelah

pemanenan tanaman, sifat fisik dari masing – masing media tersebut yaitu : pada

U1P0 dan U1P1 memiliki tekstur lempung, untuk U2P0 dan U2P1 memiliki tekstur

pasir halus, sedangkan untuk U3P0 dan U3P1 bertekstur pasir halus.

Pengamatan sifat fisik media tanam yang dilakukan yaitu terhadap WHC,

kapilaritas, perkolasi, kapasitas absorbsi, plastisitas, temperatur dan aerasi. Sifat

fisik media tanam sebelum pencampuran diketahui bahwa WHC pada seluruh

media tanam yaitu sedang, sifat kapilaritas pada seluruh medai tanam diketahui

rendah, perkolasi seluruh media tanam diketahui cepat, kapasitas absorbsi seluruh

media rendah, plastisitas seluruh media sedang, temperatur keseluruhan media yang

digunakan menunjukkan agak hangat dan aerasi pada seluruh media menunjukkan

agak baik. Setelah terjadi pencampuran, WHC U1 dan U2 yaitu sedang, untuk U3

WHCnya sangat rendah, kapilaritas U1 dan U2 yaitu rendah, sedangkan U3

menunjukkan sangat cepat. Sifat perkolasi untu U1 dan U2 yaitu cepat, sedangkan

untuk U3 sangat cepat. Sifat kapasitas absorbsi untuk U1 dan U2 yaitu rendah,

sedangkan U3 memiliki kapasitas absorbsi sangat rendah. Sifat kapilaritas untuk U1

dan U2 rendah, sedangkan untuk U3 memiliki sifat tidak plastis. Temperatur pada

media U1 dan U2 yaitu agak hangat, sedangkan untuk U3 hangat. Aerasi yang

ditunjukkan media tanam U1 dan U2 yaitu agak baik, sedangkan U3 menunjukkan

aerasi yang sangat baik.

Page 16: 137903384 Makalah Teknik Media Tanam Acara Aplikasi Teknik Media Tanam Sawi Pahit Dengan Berbagai Komposisi Media

Saat setelah pemanenan tanaman, sifat WHC media tanam U1P0 yaitu

tinggi, U2P0 sedang, U3P0 sangat rendah, U1P1 sedang, U2P1 sedang dan U3P1

sangat rendah. Kapilaritas yang ditunjukkan oleh media U1P0 yaitu tinggi, U2P0

rendah, U3P0 sangat cepat, U1P1 rendah, U2P1 rendah dan U3P1 sangat cepat.

Perkolasi media tanam yang ditunjukkan oleh U1P0 yaitu rendah, U2P0 cepat,

U3P0 sangat cepat, U1P1 cepat, U2P1 cepat dan U3P1 sangat cepat. Kapasitas

absorbsi yang ditunjukkan pada masing-masing media percobaan yaitu U1P0

tinggi, U2P0 rendah, U3P0 sangat rendah, U1P1 rendah, U2P1 rendah, U3P1

sangat rendah. Plastisitas media yang diketahui untuk U1P0 yaitu tinggi, U2P0

rendah, U3P0 tidak ada, U1P1 rendah, U2P1 rendah, U3P1 tidak ada. Temperatur

media tanam percobaan masing-masing media untuk U1P0 dingin, U2P0 agak

hangat, U3P0 hangat, U1P1 agak hangat, U2P1 agak hangat, U3P1 hangat.

Sedangkan untuk aerasi pada masing-masing media diketahui U1P0 buruk, U2P0

agak baik, U3P0 sangat baik, U1P1 buruk, U2P1 agak baik dan U3P1 sangat baik.

Media tanam yang digunakan tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan

masing-masing. Media pertama yaitu tanah, tanah merupakan media tanam yang

paling umum digunakan untuk menanam tanaman. Tanah memiliki banyak

kelebihan diantaranya sebagai tempat berpijaknya akar tanaman, sebagai media

tegak tumbuhnya tanaman, sebagai penyedia air untuk tanaman, penyimpan nutrisi

yang dibutuhkan tanaman, dan sebagai tempat penyedia udara yang dibutuhkan

tanaman, sedangkan kelemahannya diantaranya semakin berkurangnya kesuburan

tanah, residu bahan kimia yang semakin tinggi dalam tanah, menurunnya

kandungan BO tanah yang juga berakibat pada semakin berkurangnya jumlah jasad

hidup di dalam tanah. Sedangkan untuk media kompos memiliki kelebihan yaitu

mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, sebagai fasilitator

penyerapan unsur N yang sangat dibutuhkan tanaman, dapat memperbaiki struktur

tanah, dan dapat memperbaiki kapasitas tukar kation pada tanah. Media cocpeat

yang digunakan memiliki kelebihan diantaranya mampu mengikat dan menyimpan

air dengan kuat, mengandung unsur-unsur hara esensial seperti kalsium,

magnesium, kalium, natrium, dan fosfor, sedangkan kelemahannya yaitu mudah

Page 17: 137903384 Makalah Teknik Media Tanam Acara Aplikasi Teknik Media Tanam Sawi Pahit Dengan Berbagai Komposisi Media

lapuk, apabila sering jenuh air, akar tanaman akan mudah membusuk dan terserang

penyakit.

Komposisi media tanam yang dipraktekkan kali ini juga berpengaruh pada

tanaman sawi yang ditanam. Perbedaan yang terlihat jelas yaitu pada tinggi

tanaman yang telah diamati. Pada media tanpa adanya percampuran yaitu hanya

tanah ketinggian tanaman sawi pada U1P0 akhir pengamatan hanya mencapai 10

cm dan U1P1 memiliki ketinggian tanaman 19 cm, pada U2P0 tinggi tanaman sawi

12 cm dan U2P1 memiliki ketinggian 20 cm, sedangkan pada U3P0 ketinggian

tanaman sawi yaitu 10 cm dan U3P1 memiliki ketinggian 25 cm. Dari data tersebut

sudah jelas bahwa komposisi media tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan

tanaman. Campuarn dari ketiga media tersebut menunjukkan pertumbuhan tanaman

sawi yang paling baik, sedangkan untuk campuran dari 2 media memiliki

pertumbuhan sedang dan untuk media tanpa adanya percapuarn yaitu hanya tanah

saja pertumbuhannya kurang menunjukkan hal yang baik.

Pertumbuhan tanaman sawi pada kelompok 4 yang paling baik yaitu pada

campuran ketiga media tanam yang terdiri dari tanah, kompos dan cocopeat dengan

masing-masing perbandingan 1:1:1. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan

tanaman sawi yang menunjukkan ketinggian yang paling tinggi dan jumlah daun

yang paling banyak diantara tanaman sawi yang lain. Pada akhir pengamatan

diketahui bahwa ketinggian tanaman sawi untuk U1P0 yaitu 10 cm, U2P0 yaitu 12

cm, U3P0 10 cm, U1P1 memiliki ketinggian tanaman 19 cm, U2P1 dengan

ketinggian 20 cm, dan untuk U3P1 memiliki ketinggian 25 cm. Jumlah daun yang

paling banyak yaitu pada U1P1, U2P1 dan U3P1 yaitu dengan masing-masing

memiliki jumlah 7 helai daun, sedangkan untuk jumlah daun tanaman sawi yang

paling sedikit pada percobaan yang dilakukan oleh kelompok 4 yaitu pada U3P0

dengan jumlah daun 4 helai.

Perbedaan pertumbuhan yang mencolok pada tanaman sawi tersebut

dipengaruhi oleh pengaruh pemberian aplikasi pupuk dan yang tidak diberi pupuk.

Tanaman sawi yang tidak diberi pupuk memiliki pertumbuhan yang sangat lambat,

rata – rata ketinggian pada akhir pengamatan yaitu 10.7 cm, sedangkan pada

tanaman sawi yang diberi perlakuan pupuk memiliki rata-rata ketinggian tanaman

Page 18: 137903384 Makalah Teknik Media Tanam Acara Aplikasi Teknik Media Tanam Sawi Pahit Dengan Berbagai Komposisi Media

pada akhir pengamatan yaitu 21,3 cm. Hal tersebut jelas menunjukkan perbedaan

antara yang tidak dipupuk dengan yang diberi pupuk. Dengan demikian diketahui

bahwa pemberian pupuk pada tanaman sawi ini sangat penting untuk mempercepat

pertumbuhan tanaman. Selain itu, hal tersebut menunjukkan bahwa tanaman yang

tidak diberi pupuk tidak memperoleh nutrisi yang cukup, sedangkan pada tanaman

yang dipupuk menunjukkan bahwa tanaman tersebut memperoleh nutrisi yang

cukup sehingga pertumbuhannya sangat baik. Pupuk kimia yang diberikan

merupakan tambahan nutrisi untuk tanaman, karena nutrisi yang ada di dalam

media tanam hanya terbatas, sehingga tidak dapat membuat pertumbuhan tanaman

maksimal, sedangkan apabila ditambahkan pupuk kimia pertumbuhannya menjadi

maksimal.

Dapat disimpulkan bahwa tanaman yang memiliki pertumbuhan terburuk

adalah U3P0 dengan tinggi tanaman 10cm dan jumlah daun 4 helai. Kondisi ini

dikarenakan komposisi media tanam tanah + kompos + cocopeat memiliki kadar

C/N ratio yang tinggi sekitar 50:1 keatas sehingga dapat menyebabkan

immobilisasi. Immobilisasi adalah pengambilan unsur N oleh mikroorganisme

terhadap tanaman karena kurangnya nitrogen dalam tanah sehingga

mikroorganisme terpaksa mengambilnya dari tanaman. Tanaman yang memiliki

pertumbuhan terbaik adalah U3P1 dengan tinggi tanaman 25cm dan jumlah daun 7

helai. Kondisi ini dikarenakan seimbangnya perlakuan, mulai dari komposisi media

tanam tanah + kompos + cocopeat yang diimbangi pemberian pupuk urea sehingga

kebutuhan mikroorganisme akan nitrogen tercukupi untuk mengurai bahan organik

dalam media. C/N ratio menjadi berkurang menjadi normal bagi kebutuhan

tanaman, akibatnya tanaman tumbuh dengan baik dan menghasilkan tanaman sawi

pahit yang terbaik (63,5 gram) dari satu golongan. Rekayasa media tanam memang

perlu dilakukan, namun harus diimbangi oleh pemupukan dan perlakuan yang lain

agar pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik dan seimbang.

Page 19: 137903384 Makalah Teknik Media Tanam Acara Aplikasi Teknik Media Tanam Sawi Pahit Dengan Berbagai Komposisi Media

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum teknik media tanaman yang dilakukan, didapatkan

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Tanaman yang ditanam pada saat praktikum adalah sawi pait dan sawi

daging.

2. Pengamatan sifat fisik yang dilakukan adalah mengenai WHC, kapilaritas,

perkolasi, kapasitas absorbsi, plastisitas, temperatur, dan aerasi.

3. Pertumbuhan tanaman sawi pada kelompok 4 yang paling baik yaitu pada

campuran ketiga media tanam yang terdiri dari tanah, kompos dan cocopeat

dengan masing-masing perbandingan 1:1:1. Hal ini ditunjukkan dengan

pertumbuhan tanaman sawi yang menunjukkan ketinggian yang paling

tinggi dan jumlah daun yang paling banyak diantara tanaman sawi yang

lain.

4. Perbedaan pertumbuhan yang mencolok pada tanaman sawi tersebut

dipengaruhi oleh pengaruh pemberian aplikasi pupuk dan yang tidak diberi

pupuk. Tanaman sawi yang tidak diberi pupuk memiliki pertumbuhan yang

sangat lambat, rata – rata ketinggian pada akhir pengamatan yaitu 10.7 cm,

sedangkan pada tanaman sawi yang diberi perlakuan pupuk memiliki rata-

rata ketinggian tanaman pada akhir pengamatan yaitu 21,3 cm.

5. Dapat disimpulkan bahwa tanaman yang memiliki pertumbuhan terburuk

adalah U3P0 dengan tinggi tanaman 10cm dan jumlah daun 4 helai. Kondisi

ini dikarenakan komposisi media tanam tanah + kompos + cocopeat

memiliki kadar C/N ratio yang tinggi sekitar 50:1 keatas sehingga dapat

menyebabkan immobilisasi.

5.2 Saran

Dalam perawatan tamanan sawi, haruslah diperhatikan asupan nutrisi dan

asupan air yang sesuai untuk pertumbuhan, juga dalam pemupukan haruslah sesuai

prosedur yang benar agar tidak mengakibatkan kematian pada tanaman sawi.Dalam

Page 20: 137903384 Makalah Teknik Media Tanam Acara Aplikasi Teknik Media Tanam Sawi Pahit Dengan Berbagai Komposisi Media

pengambilan data, perlu ketelitian dan kecermatan dalam pengambilan data, seperti

penimbangan berat, perhitungan jumlah daun, tinggi daun, pemberian air,

danpemberian pupuk.

Page 21: 137903384 Makalah Teknik Media Tanam Acara Aplikasi Teknik Media Tanam Sawi Pahit Dengan Berbagai Komposisi Media

DAFTAR PUSTAKA

Adil, Widiati Hadi, dkk. 2006. Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Nitrogen Terhadap Tanaman Sayuran. Jurnal Biodiversitas,Vol. 7(1)

Edi, Safri. 2010. Budidaya Tanaman Sayuran. Jambi : Kementerian Pertanian

Handoyo, Gani Cahyo dan Herdhata A. 2007. Respon Tanaman Caisim (Brassica Chinensis) Terhadap Pupuk Npk (16-20-29) di Dataran Tinggi. Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura.

Haryanto,E. 1995.Sawi dan Selada.Penebar Jakarta : Swadaya.

Hendriyani, Ika Susanti dan Setiari N. 2009. Kandungan Klorofil Dan Pertumbuhan Kacang Panjang (Vigna Sinensis) Pada Tingkat Penyediaan Air Yang Berbeda. Jurnal Sains & Mat. Vol. 17(3)

Hodson, Robert C. 2006. Water Transport in Plants: Anatomy and Physiology. Journal of Department of Biological Sciences University of Delaware. Newark, DE.

Lengkong, Jeane E. DanRafli I.K. 2008. Pengelolaan Bahan Organik Untuk Memelihara Kesuburan Tanah. Jurnal Soil Environment, Vol.6(2)

Rahmah, Nur. 2005. Studi Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Untuk Pupuk Cair Tanaman (Studi Kasus Pabrik Tahu Kenjeran).

Rina, dkk. 2007. Evaluasi Penyuluhan dan Analisi Usaha Tani Pestisida Nabati Daun Sirsak (Annona Muricata L.) Untuk Mengendalikan Hama Ulat Daun (Plutella Xylostella) Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.). Jurnal Agrisitem. Vol 3(2)

Rukmana,R.1994.Bertanam Petsai dan Sawi.Jakarta :Penebar Swadaya.Brady, N.C. 1990. The Nature and Properties of Soils. 10th ed. Macmillan Publ.

Com., New York

Delgado, J. A. and R. F. Follett. 2002. Carbon and Nutrient Cycles. J. Soil and Water Conserv. Vol 57 no. 6: 455-464

Djajakirana, G. 2001. Kerusakan Tanah Sebagai Dampak Pembangunan Pertanian. Makalah disampaikan pada Seminar Petani “Tanah Sehat Titik Tumbuh Pertanian Ekologis” di Sleman, 30 Oktober 2001.

Munir, H. M. 1994. Tanah-Tanah Utama Indonesia. Pustaka Jaya, Jakarta.

Page 22: 137903384 Makalah Teknik Media Tanam Acara Aplikasi Teknik Media Tanam Sawi Pahit Dengan Berbagai Komposisi Media

Munir, H. M. 1995. Geologi dan Mineralogi Tanah. Pustaka Jaya, Jakarta.

Purwani, J. Purnomo, dan R. Saraswati.2008. Pengaruh Pemberian Bahan Organik Dan Pemupukan Fosfat Pada Teknik Budidaya Ubikayu Terhadap Sifat Kimia Dan Aktivitas Dehydrogenase Lahan Kering Masam Ultisols Lampung. Jurnal 473:482

Radjagukguk,B. 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Gadjah mada University Press. Yogyakarta.

Supriyadi, Slamet. 2008. Kandungan Bahan Organik Sebagai Dasar Pengelolaan Tanah di Lahan Kering Madura. Embryo 5(2). 176:183

Sukojo, Bangun Muljo dan Wahono . 2002. Pemanfaatan Teknologi Penginderaan Jauh Untuk Pemetaan Kandungan Bahan Organik Tanah. Makara Teknologi 6(3). 102:112