Makalah Dasgro Acara 1

35
ACARA I PERBANYAKAN VEGETATIF I. TUJUAN 1. Mengetahui prinsip-prinsip dasar perbanyakan tanaman secara vegetatif. 2. Menguasai teknik-teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif. II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam usaha memperbanyak tanaman, digolongkan menjadi dua macam cara yaitu cara generatif yang biasanya melalui bji dan cara vegetatif yang biasanya melalui organ fisik seperti batang, daun, dan akar tanaman. Perbanyakan vegetatif merupakan suatu cara perbanyakan atau perkembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti: ranting, batang, cabang, pucuk, daun, umbi, dan akar untuk menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat sama dengan induknya.. Perbanyakan vegetatif dilakukan tanpa melalui proses penyerbukan dan pembuahan sehingga pembuahan ini tidak menggunakan biji dari tanaman induk (Anonim, 2013). Pembiakan tanaman bertujuan untuk memperbanyak jenis dan mempertahankan kelestarian jenisnya. Pembiakan tanaman dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara pembaiakan aseksual (vegetatif) dan cara pembiakan seksual (generatif). Kedua cara

Transcript of Makalah Dasgro Acara 1

Page 1: Makalah Dasgro Acara 1

ACARA I

PERBANYAKAN VEGETATIF

I. TUJUAN

1. Mengetahui prinsip-prinsip dasar perbanyakan tanaman secara vegetatif.

2. Menguasai teknik-teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam usaha memperbanyak tanaman, digolongkan menjadi dua macam

cara yaitu cara generatif yang biasanya melalui bji dan cara vegetatif yang

biasanya melalui organ fisik seperti batang, daun, dan akar tanaman. Perbanyakan

vegetatif merupakan suatu cara perbanyakan atau perkembangbiakan tanaman

dengan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti: ranting, batang, cabang,

pucuk, daun, umbi, dan akar untuk menghasilkan tanaman baru yang memiliki

sifat sama dengan induknya.. Perbanyakan vegetatif dilakukan tanpa melalui

proses penyerbukan dan pembuahan sehingga pembuahan ini tidak menggunakan

biji dari tanaman induk (Anonim, 2013). Pembiakan tanaman bertujuan untuk

memperbanyak jenis dan mempertahankan kelestarian jenisnya. Pembiakan

tanaman dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara pembaiakan aseksual

(vegetatif) dan cara pembiakan seksual (generatif). Kedua cara pembiakan

tersebut mempunyai perbedaan pada fenotipe dan genotipenya. Perbedaan

fenotipe antara kedua metode tersebut antara lain adalah waktu produksi dan

kesuksesan pembentukan. Secara genetik, keturunan vegetatif identik dengan

induknya, sedangkan pada generatif ditentukan oleh segregasi dan rekombinasi

(Fischer et al., 2008).

Dua sifat dasar sel tanaman yang berperan dalam perbanyakan vegetatif

adalah totipotensi dan dediferensiasi. Totipotensi merupakan potensi atau

kemampuan sebuah sel ntuk tumbuh dan berkembang menjadi individu baru yang

utuh. Implikasi dari totipotensi adalah bahwa semua informasi genetic suatu

tanaman yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan ada di dalam sel

(Fauzy, 2009). Menurut Syam’um (2012), faktor yang sangat berpengaruh

terhadap aktivitas pertumbuhan vegetatif seperti pembelahan, pembesaran, dan

Page 2: Makalah Dasgro Acara 1

diferensiasi sel antara lain disebabkan karena adanya ketersediaan N bagi

tanaman. N merupakan komponen penyusun klorofil, asam amino, dan protein

yang merupakan bagian penting dalam plasma sel. N sangat dibutuhkan oleh

tanaman pada awal pertumbuhan hingga pembentukan anakan.

Salah satu teknik perbanyakan vegetatif buatan adalah grafting

(penyambungan) dan budding (penempean). Grafting diartikan sebagai seni

penyambungan dua tanaman hidup sedemikian rupa sehingga keduanya dapat

bergabung, tumbuh, dan berkembang menjadi satu tanaman utuh. Budding adalah

salah satu bentuk grafting dengan ukuran batas atas tereduksi hanya terdiri atas

satu mata tunas (satu titik tumbuh) (Hartmann et al, 1997). Menurut Ashari

(1995), teknik perbanyakan ini dipilih dengan pertimbangan untuk memperbanyak

tanaman yang sukar atau tidak dapat diperbanyak dengan cara stek, perendukan,

pemisahan, ataupun dengan cangkok.

Teknik perbanyakan vegetatif yang lainnya adalah stek. Prinsip stek

adalah memotong, menanam, dan memelihara bagian-bagian tertentu dari

tanaman (akar, batang, dan daun) menjadi individu baru yang tumbuh menjadi

replica genetic dari tanaman induk (Abdullateef, 2012). Dari dasar-dasar itulah

muncul beberapa macam stek organ, yaitu: (Wudianto, 1991)

a. Stek batang (stek kayu)

Merupakan stek yag dikembangkan pada tanaman kayu (cambium).

b. Stek daun (stek pucuk)

Memotong daun tanaman dan ditanam, indikatornya adalah munculnya

tunas baru

c. Stek akar

Akar yang digunakan biasanya adalah akar muda yang masih bersifat

marestematik

Menurut Jumin (2010), pembiakan tak kawin berlangsung dengan cara

pelepasan organ vegetatif dari tumbuhan induknya yang kemudian tumbuh

menjadi individu baru. Contoh dari perkembangbiakan vegetatif antara lain:

1. Okulasi

Okulasi adalah memindahkan sebuah mata tunas ke pangkal bawah

tanaman lain yang sejenis untuk memperoleh tanaman yang mempunyai

Page 3: Makalah Dasgro Acara 1

sifat gabungan antara kedua tanaman itu. Asal mata tunas yang

ditempelkan mempunyai sifat tajuk baik, sedangkan batang bawah

mempunyai perakaran kuat sehingga kedua sifat tersebut tergabung pada

satu tanaman.

2. Cangkok

Apabila floem pada suatu tanaman diputus, maka hasil fotosintesis akan

berhenti dan terbentuk kalus. Kalus akan merangsang terbentuknya akar

jika menyentuh media yang basah. Cabang atau dahan tempat akar

terbentuk jika dipotong dan ditanam ke tanah akan dipeorleh tanaman

baru. Hal inilah yang dinamakan mencangkok. Keuntungan mencangkok

adalah sifat tanaman sama dengan induknya dan cepat memperoleh bibit

yang diinginkan. Kekurangannya adalah tanaman tidak mempunya akar

tunggang, memakan waktu yang banyak dan merusak pohon induk asal

atau cabang.

3. Stek

Bagian batang, cabang, ranting, atau pucuk yang dipotong untuk ditanam

disebut stek. Stek dibedakan menjadi stek batang, stek cabang, stek

ranting, stek pucuk, stek daun dan stek tunas. Kelemahan stek adalah

susahnya terbentuk akar pada jenis tanaman tertentu, misalnya kopi. Pada

stek batang, ada perlakuan tanaman stek direndam 15 menit dalam ZPT.

ZPT adalah zat pengatur tumbuh dan hormon tumbuh yang merupakan

senyawa organik dalam konsentrasi rendah mampu mendorong,

menghambat, atau secara kualitatif merubah pertumbuhan dan

perkembangan tanaman (Kusumah dkk., 2012). Faktor yang perlu

diperhatikan untuk menunjang keberhasilan stek antara lain adalah kondisi

lingkungan secara fisik dan fisiologis bahan yang digunakan sebagai stek.

Suhu dan kelembaban suatu media merupakan faktor lingkungan

terpenting. Ketiga faktor tersebut mempunyai peranan penting dalam

mempertahankan kesegaran stek serta mempengaruhi pembentukan dan

diferensiasi kalus menjadi akar (Robbins and Wilfred, 1966).

4. Sambung

Page 4: Makalah Dasgro Acara 1

Menyambung adalah menempatkan atau menyambung bagian tanaman ke

bagian lainnya sehingga tercapai persenyawaan yang membentuk tanaman

baru. Menyambung ditujukan untuk memperoleh tanaman yang cepat

berbuah, memperrbaiki bagian tanaman yang rusak, dan untuk

memperbaiki sifat batang atas.

5. Grafting

Grafting dapat dibedakan atas empat macam, yaitu:

a. Approach graft (penyambungan dekat) yaitu menyambung dua

tanaman yang masing-masing tanaman masih berhubungan dengan

akarnya. Bagian yang digabungkan antara dua tanaman itu adalah

bagian atasnya saja. Setelah cukup umur, salah satu batang bawah

dipotong atau dibiarkan terus sampai waktu tertentu.

b. Inarching adalah penyambungan (penyusukan) yang masing-

masing batang atas dan batang bawah tetap berhubungan dengan

akarnya. Hal ini untuk memperoleh tanaman yang daya hisap

haranya tinggi.

c. Detached scion graft adalah batang atas lepas dari akarnya,

diperoleh dari tanaman lainnya yang menjadi batang bawah.

d. Bridge grafting adalah penyambungan yang berbentuk seperti

jembatan, guna untuk mengganti kulit yang rusak.

Dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat diperoleh beberapa

keuntungan, antara lain keturunan yang didapat memiliki sifat genetic yang sama

dengan induknya, tidak memerlukan peralatan khusu, alat dan teknik yang tinggi

kecuali untuk produksi bibit dalam skala besar, produksi bibit tidak tergantung

pada ketersediaan benih/musim buah, bisa dibuat secara kontinu dengan mudah

sehingga dapat diperoleh bibit dalam jumlah yang cukup banyak, meskipun akar

yang dihasilkan dengan cara vegetatif umumnya relative dangkal, kurang

beraturan dan melebar, namun lama kelamaan akan berkembang dengan baik

seperti tanaman dari biji, umumnya tanaman akan lebih cepat bereproduksi

dibandingkan dengan tanaman yang berasal dari biji (Adinugraha, dkk., 2007).

Menurut Adinugraha, dkk. (2007), pembiakan vegetatif sangat diperlukan karena

bibit hasil pengembangan secara vegetatif merupakan duplikat induknya sehingga

Page 5: Makalah Dasgro Acara 1

mempunyai struktur genetic yang sama, Keuntungan lain dari pembiakan secara

vegetatif adalah untuk pembangunan kebun benih klo, bank klon, dan

perbanyakan tanaman yang penting dari hasil kegiatan pemuliaan seperti hybrid

yang streil atau tidak dapat berproduksi secara seksual serta perbanyakan masal

tanaman terseleksi.

Page 6: Makalah Dasgro Acara 1

III. METODOLOGI PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Praktikum Dasar-dasar Agronomi acara I, yang berjudul “Perbanyakan

vegetatif” telah dilaksanakan pada hari Selasa, 29 April 2014 di Laboratorium

Manajemen dan Produksi Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas

Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pada praktikum ini alat yang

digunakan antara lain: pisau, plastik pembungkus, tali raffia, label, gunting, dan

alat tulis. Bahan yang digunakan antara lain tanah, pupuk kandang atau pupuk

organik, tanaman Annona muncata L. (sirsak), tanaman Sanciviera sp. (lidah

mertua), dan tanaman Citrus sp. (jeruk).

Pada praktikum ini dilakukan 3 cara perbanyakan vegetatif, yaitu yang

pertama adalah cara sambung pucuk tanaman Annona muncata L. Cara kerjanya

yaitu dua tanaman Annona muncata L. yang cabangnya sama besar dipilih untuk

yang berdaun kecil untuk scion dan yang berdaun lebar untuk stock, kemudian

bagian pucuk scion 10-15cm dipotong tergantung besarnya cabang. Daun scion

dikurangi dan disisakan 2-3 helai. Setelah itu batang pangkal scion dipotong

membentuk huruf “V” atau baji, stock dibelah kebawah (dibagian tengah batang)

sepanjang 1-2cm tergantung dari besarnya cabang. Langkah terakhir scion

disisipkan pada stock kemudian diikat dengan tali (tidak boleh terlalu kuat atau

terlalu kendor). Setelah itu dibungkus dengan plastik untuk mengurangi laju

transpirasi pada scion. Untuk perlakuan B sama dengan perlakuan A, namun pada

langkah ketiga daun pada scion tidak disisakan. Perbanyakan vegetatif yang kedua

adalah stek daun, langkah kerjanya ialah daun Sanciviera sp. dan media tanam

disiapkan. Daun kemudian dipotong menjadi tiga bagian, yaitu: ujung, tengah, dan

pangkal. Terakhir bagian stek daun tersebut ditanam kedalam media tanah dan

disiram sampai kapasitas lapang untuk mempercepat pertumbuhan. Perbanyakan

vegetatif yang ketiga adalah stek batang, langkah kerjanya ialah bagian tanaman

yang akan dijadikan bahan stek dipilih dengan panjang 10-15cm dengan satu helai

daun yang disisakan. Bagian pangkal batang Citrus sp. dipotong dengan sudut 45E

lalu dikurangi luas permukaan daunnya dengan memotongnya hingga setengah

bagian. Bahan tanam tersebut ditanam dalam media tanam yang sudah disiapkan,

yaitu dicelup air biasa sebagai perlakuan A, dicelup air kelapa sebagai perlakuan

B, dan ZPT IBA 2000ppm sebagai perlakuan C dan semuanya dicelupkan selama

Page 7: Makalah Dasgro Acara 1

15 menit. Lalu ditanam dalam polybag dan disungkup dengan plastic dan dijaga

agar terus dalam kondisi lapang. Pemeriksaan stek dilakukan setelah satu bulan.

Stek yang hidup ditandai dengan tumbuhnya tunas daun dan munculnya akar, lalu

dibandingkan pengaruh pemberian ZPT terhadap keberhasilan stek dengan

variabel panjang akar dan tunas.

Page 8: Makalah Dasgro Acara 1

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

Ujung Tengah Pangkal0

0.10.20.30.40.50.60.70.80.9

Histogram Rerata Panjang Akar Stek Daun

Panj

ang

Akar

Ste

k Da

un

Gambar 1.1 Histogram Rerata Panjang Akar Stek Daun

Ujung Tengah Pangkal0

0.5

1

1.5

2

2.5

Histogram Rerata Jumlah Akar Stek Daun

Jum

lah

Akar

Ste

k Da

un

Gambar 1.2 Histogram Rerata Jumlah Akar Stek Daun

Page 9: Makalah Dasgro Acara 1

Air Air Kelapa IBA0

0.10.20.30.40.50.60.70.80.9

1

Histogram Rerata Panjang Akar Stek Batang

Panj

ang

Akar

Ste

k Ba

tang

Gambar 1.3 Histogram Rerata Panjang Akar Stek Batang

Air Air Kelapa IBA0

0.10.20.30.40.50.60.70.80.9

1

Histogram Rerata Jumlah Akar Stek Batang

Jum

lah

Akar

Ste

k Ba

tang

Gambar 1.4 Histogram Rerata Jumlah Akar Stek Batang

Page 10: Makalah Dasgro Acara 1

Air Air Kelapa IBA0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

Histogram Rerata Jumlah Tunas Stek Batang

Jum

lah

Tuna

s Ste

k Ba

tang

Gambar 1.5 Histogram Rerata Jumlah Tunas Stek Batang

Berhasil Tidak0%

10%20%30%40%50%60%70%80%

67%

33%

Histrogram Rerata Keberhasilan Sambung Pucuk

Kebe

rhas

ilan

Sam

bung

Puc

uk

Grafik 1.6 Histogram Rerata Keberhasilan Sambung Pucuk

Page 11: Makalah Dasgro Acara 1

B. PEMBAHASAN

Dalam budidaya tanaman dikenal 2 teknik perbanyakan, yaitu teknik

perbanyakan secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan generatif merupakan

reproduksi seksual, Proses perkawinan antara dua tanaman induk yang terpilih

melalui organ bunga pada salah satu induk, kemudian terjadi penyerbukan dan

menghasilkan buah dengan kandungan biji di dalamnya. Biji ini dapat ditanam

untuk menumbuhkan tanaman yang baru yang memungkinkan terjadinya variasi

karakter, mulai dari sistem perakaran, batang, bunga dan daun yang tergantung

dari indukan yang terpilih.

Proses yang terjadi ialah pada saat setelah terjadinya penyerbukan, inti

generatif serbuk sari akan membelah menjadi dua sel sperma (gamet jantan). Satu

sperma membuahi sel telur untuk membentuk zigot.  Sperma yang lain menyatu

dengan kedua inti sel yang terdapat di tengah kantung embrio untuk membentuk

endosperma. Penyatuan dua sel sperma dengan sel-sel yang berbeda dalam

kantung embrio disebut pembuahan ganda. Setelah fertilisasi ganda, bakal biji

akan berkembang menjadi biji dan bakal buah akan berkembang menjadi buah.

Yang akan ditanam untuk menghasilkan tanaman baru tadi ialah dengan jalan

menanam biji yang berada di dalam buah tersebut. Bisa tumbuh akibat proses

alam, ataupun dengan bantuan manusia yang menanamnya.

Apabila biji tersebut ditanam dan tumbuh, maka akan muncul bibit

tanaman yang memungkinkan terjadinya variasi atau keragaman karakter, baik itu

sistem perakaran, batang, daun, dan bunga. Hal ini tergantung dari indukan yang

terpilih. Perbanyakan generatif mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan

perbanyakan generatif adalah sistem perakarannya lebih kuat, lebih mudah

diperbanyak, dan jangka waktu berbuah lebih panjang, biaya yang relatif murah,

penyimpanan dalam waktu lama memuaskan, daya hidupnya tetap tinggi bila

disimpan dalam lingkungan yang menghindari kondisi favorable untuk untuk

respirasi dan kegiatan enzimatik, serta memiliki keaneragaman genetic dari hasil

persilangan yang dapat digunakan untuk pemuliaan tanaman. Kelemahan dari

perbanyakan generatif adalah waktu untuk mulai berbuah lebih lama, sifat turunan

tidak sama dengan tanaman induk dan baru dapat diketahui kualitasnya ketika

tanaman tersebut mulai tumbuh, serta kebanyakan benihnya sulit untuk

Page 12: Makalah Dasgro Acara 1

berkecambah. Untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang ada pada

perbanyakan secara generatif maka muncul solusi perbanyakan secara vegetatif.

Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan aseksual yang mempunyai

pengertian perbanyakan tanaman dengan menggunakan organ vegetatif tanaman

dari induk yang terpilih. Secara umum perbanyakan vegetatif menjadi dua jenis,

yaitu: perbanyakan vegetatif secara alami dan buatan. Perbanyakan vegetatif

alami adalah perbanyakan tumbuhan yang terjadi tanpa disertai campur tangan

manusia, perbanyakan vegetatif secara alami meliputi perbanyakan melalui tunas

seperti pada pisang, umbi lapis seperti pada bawang, umbi batang seperti pada

kentang, umbi akar seperti pada singkong, geragih pada semanggi, spora pada

paku-pakuan, dan akar rimpang pada jahe.

Perbanyakan vegetatif buatan adalah perbanyakan tanaman yang tidak

terjadi secara alami, melainkan dibuat sengaja dengan campur tangan manusia

agar mendapatkan tanaman baru yang cepat dan dapat juga memperbaiki sifat

pada tanaman yang akan ditumbuhkan. Perbanyakan vegetatif buatan ini meliputi,

teknik cangkok yaitu dengan cara menguliti suatu bagian batang tanaman yang

ada, kemudian dibungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh, kemudian dipotong

dan ditanam pada media tanam yang lain. Kemudian sambung pucuk yaitu proses

menyambung pucuk atas tanaman dengan batang bawah suatu tumbuhan sejenis.

Tujuannya menggabungkan dua sifat baik pada tumbuhan sehingga dapat

menghasilkan tanaman yang memiliki kualitas baik dari dua sifat tersebut. Stek

juga termasuk dalam salah satu teknik perbanyakan vegetatif buatan, stek

merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan

menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan

menjadi tanaman baru.

Hasil akhir dari perbanyakan vegetatif ini adalah bibit atau tanaman yang

sama dengan induk yang terpilih. Perbanyakan vegetatif mempunyai kekurangan

dan kelebihan. Kelebihan dari perbanyakan vegetatif adalah mampu

memperbanyak tanaman yang tidak memiliki biji (generatif), tanaman lebih cepat

berbuah karena masa muda yang pendek, sifat turunan sesuai dengan induk, dan

tanaman dapat terdiri dari gabungan sifat-sifat yang diinginkan. Kelemahannya

adalah pohon induk akan rusak bentuknya karena pengambilan beberapa bagian

Page 13: Makalah Dasgro Acara 1

tubuhnya, perakaran yang kurang baik atau kurang kuat, dan terkadang lebih sulit

dikerjakan karena membutuhkan keahlian pada jenis tanaman tertentu. Pada

praktikum kali ini dilakukan tiga macam metode, yaitu stek daun dengan

komoditas Sanciviera sp., stek batang Citrus sp., dan sambung pucuk atau

grafting. Bagian batang, cabang, ranting, atau pucuk yang dipotong untuk ditanam

disebut stek. Keberhasilan perbanyakan dengan cara stek ditandai terjadinya

regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru.

Regenerasi akar dan pucuk dipengaruhi oleh faktor intern yaitu tanaman itu

sendiri dan faktor ekstern atau lingkungan. Salah satu faktor intern yang

mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk adalah fitohormon yang berfungsi

sebagai zat pengatur tumbuh.

Menurut Sasanti (2009), faktor intern yang paling penting dalam

mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk pada stek adalah faktor genetik. Jenis

tanaman yang berbeda mempunyai kemampuan regenerasi akar dan pucuk yang

berbeda pula. Untuk menunjang keberhasilan perbanyakan tanaman dengan cara

stek, tanaman sumber seharusnya  adalah:

1. Status air. Stek lebih baik diambil pada pagi hari dimana bahan stek dalam

kondisi turgid.

2. Temperatur. Tanaman stek lebih baik ditumbuhkan pada suhu 12°C hingga

27°C.

3. Cahaya. Durasi dan intensitas cahaya yang dibutuhkan tamnaman sumber

tergantung pada jenis tanaman, sehingga tanaman sumber seharusnya

ditumbuhkan pada kondisi cahaya yang tepat.

Faktor lingkungan tumbuh stek yang cocok sangat berpengaruh pada

terjadinya regenerasi akar dan pucuk. Lingkungan tumbuh atau media pengakaran

seharusnya kondusif untuk regenerasi akar yaitu cukup lembab, evapotranspirasi

rendah, drainase dan aerasi baik, suhu tidak terlalu dingin atau panas, tidak

terkena cahaya penuh dan bebas dari hama atau penyakit.

Pada percobaan stek batang bahan tanaman yang digunakan adalah

tanaman Citrus sp. dengan diberikan perlakuan khusus yakni direndam dengan air

biasa, air kelapa dengan konsentrasi 50%, dan ZPT IBA selama 15 menit sebelum

ditanam. Pemilihan batang dilakukan dengan cara memilih 3 batang yang hampir

Page 14: Makalah Dasgro Acara 1

sama ukurannya untuk 3 perlakuan berbeda. Selain itu juga pada percobaan ini

jumlah daunnya dikurangi dan disisakan 2-3 helai daun untuk mengendalikan laju

transpirasi agar seminimal mungkin, oleh karena itu media tanam harus selalu

dalam kondisi lapang agar kebutuhan air tanaman dapat terpenuhi dan dapat

muncul tunas baru seperti yang diharapkan.

Pada perlakuan 1 batang yang akan di stek di rendam dalam ZPT. ZPT adalah zat

pengatur tumbuh dan hormon tumbuh yang merupakan senyawa organik dalam

konsentrasi rendah mampu mendorong, menghambat, atau secara kualitatif

merubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Secara fisiologis, ZPT

berfungsi dalam perkembangan dan diferensiasi sel yang dapat memacu

pertumbuhan organ-organ tanaman. Sementara itu pada perlakuan 2 batang

direndam dengan air kelapa 50%. ZPT dibedakan menjadi 6 kelompok, yaitu

auksin, giberelin, sitokinin, asam absisik (ABA), etilen dan retardan. Seiring

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ZPT banyak digunakan

dalam pertanian modern untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas produk.

Beberapa fungsi ZPT menurut Purwanto (2013) diantaranya ialah :

AUKSIN

1. Perkecambahan biji. Auksin akan mematahkan dormansi biji (biji tidak

mau berkecambah) dan akan merangsang proses perkecambahan biji.

Perendaman biji/benih dengan Auksin juga akan membantu menaikkan

kuantitas hasil panen.

2. Pembentukkan akar. Auksin akan memacu proses terbentuknya akar serta

pertumbuhan akar dengan lebih baik.

3. Pembungaan dan pembuahan. Auksin akan merangsang dan mempertinggi

prosentase timbulnya bunga dan buah.

4. Mendorong Partenokarpi. Partenokarpi adalah suatu kondisi dimana

tanaman berbuah tanpa fertilisasi atau penyerbukan sehingga dapat

menghasilkan buah tanpa biji.

5. Mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya.

6. Mematahkan dominansi pucuk/apikal, yaitu suatu kondisi dimana pucuk

tanaman atau akar tidak mau berkembang.

Page 15: Makalah Dasgro Acara 1

SITOKININ

1. Pembelahan sel dan pembesaran sel. Sitokinin memegang peranan penting

dalam proses pembelahan dan pembesaran sel, sehingga akan memacu

kecepatan pertumbuhan tanaman.

2. Pematahan Dormansi biji. Sitokinin berfungsi untuk mematahkan

dormansi (tidak mau berkecambah) pada biji-bijian tanaman.

3. Pembentukkan tunas-tunas baru,turut dipacu dengan penggunaan

Sitokinin.

4. Penundaan penuaan atau kerusakan pada hasil panenan sehingga lebih

awet.

5. Menaikkan tingkat mobilitas unsur-unsur dalam tanaman.

6. Sintesis pembentukkan protein akan meningkat dengan pemberian

Sitokinin.

GIBERELIN

1. Mematahkan dormansi atau hambatan pertumbuhan tanaman sehingga

tanaman dapat tumbuh normal (tidak kerdil) dengan cara mempercepat

proses pembelahan sel.

2. Meningkatkan pembungaan.

3. Memacu proses perkecambahan biji. Salah satu efek giberelin adalah

mendorong terjadinya sintesis enzim dalam biji seperti amilase, protease

dan lipase dimana enzim tersebut akan merombak dinding sel endosperm

biji dan menghidrolisis pati dan protein yang akan memberikan energi bagi

perkembangan embrio diantaranya adalah radikula yang akan mendobrak

endosperm, kulit biji atau kulit buah yang membatasi

pertumbuhan/perkecambahan biji sehingga biji berkecambah.

4. Berperan pada pemanjangan sel.

5. Berperan pada proses partenokarpi. pada beberapa kasus pembentukan

buah dapat terjadi tanpa adanya fertilisasi atau pembuahan, proses ini

dinamai partenokarpi.

Air kelapa mengandung kandungan mineral dan kaya akan potasium yang

dibutuhkan tanaman dalam pertumbuhan, sehingga dengan begitu pemberian ZPT

dan air kelapa akan mampu membuat pertumbuhan tanaman lebih cepat yang

Page 16: Makalah Dasgro Acara 1

nanti hasilnya akan dibandingkan dengan batang yang direndam dalam air biasa

sebagai perlakuan 3 atau control.

Pada percobaan stek daun bahan tanam yang digunakan adalah daun

Sanciviera sp. yang dibagi 3 bagian menjadi ujung, tengah , dan pangkal sebagai

bagian dari perlakuan dan ditanam dalam media tanam yang sama dengan diberi

penutup plastic dan terus dijaga media tanamnya dalam kondisi lapang. Bahan

awal pada stek daun tidak akan menjadi bagian dari tanaman baru. Akar dan tunas

baru pada stek daun berasal dari jaringan meristem primer atau meristem

sekunder. Pada beberapa species, akar dan tunas baru muncul darijaringan kalus

yang terbentuk dari aktivitas meristem sekunder karena pelukaan. Masalah pada

stek daun secara umum adalah pembentukan tunas-tunas adventif, bukan akar

adventif. Pembentukan akar adventif pada daun lebih mudah dibandingkan

pembentukan tunas adventif.

Faktor yang perlu diperhatikan untuk menunjang keberhasilan stek antara

lain adalah kondisi lingkungan secara fisik dan fisiologis bahan yang digunakan

sebagai stek. Suhu dan kelembaban suatu media merupakan faktor lingkungan

terpenting. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Bila

konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula

tidak aktif akan mulai ekspresi. Dari sudut pandang evolusi hormon tumbuhan

merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan

untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya. Ketiga faktor tersebut

mempunyai peranan penting dalam mempertahankan kesegaran stek serta

mempengaruhi pembentukan akar dan tunas baru.

Metode selanjutnya adalah sambung pucuk atau grafting dengan bahan

tanam tanaman Annona muricata L.. Perbanyakan secara grafiting merupakan

teknik perbanyakan yang mahal karena memelukan banyak tegana terlatih dan

waktu. Grafting dapat dibedakan atas empat macam, yaitu approach graft

(penyambungan dekat), inarching, detached scion graft, dan bridge grafting.

Approach graft (penyambungan dekat) yaitu menyambung dua tanaman yang

masing-masing tanaman masih berhubungan dengan akarnya. Dalam percobaan

ini yang pertama kali dilakukan adalah mencari 2 tanaman Annona muricata L.

yang memiliki cabang sama besar dan lalu mulai menentukan scion dan stock

Page 17: Makalah Dasgro Acara 1

yang akan disambung. Bagian yang digabungkan antara dua tanaman itu adalah

bagian atas (scion) dan bawah (stock) nya saja. Teknik ini dipilih dengan

pertimbangan untuk memperbanyak tanaman yang tidak bisa atau sukar

diperbanyak dengan cara stek, rundukan, pemisahan atau dengan cangkok.

Penyambungan dilakukan dengan cara menyambungkan scion berupa

bagian pucuk atau tunas dari tajuk pada tanaman batang bawah yang telah

disediakan. Setelah tumbuh lalu disambung dengan ranting/cabang dari pohon

sejenis yang buahnya baik. Kemiringan potongan kurang lebih 45°. Diameter

batang atas harus sesuai dengan diameter batang bawah. Kedua sambungan itu

diikat dengan kuat. Diusahakan agar tidak terjadi infeksi.

Ujung Tengah Pangkal0

0.10.20.30.40.50.60.70.80.9

Histogram Rerata Panjang Akar Stek Daun

Panj

ang

Akar

Ste

k Da

un

Gambar 1.1 Histogram Rerata Panjang Akar Stek Daun

Pada percobaan stek daun dengan bahan tanam Sanciviera sp. diperoleh

hasil panjang akar sebagai berikut: pada bagian ujung daun diperoleh panjang akar

sebesar 0.183 cm; pada bagian tengah daun sebesar 0.316 cm; pada bagian

pangkal daun sebesar 0.85 cm. Daun yang akan digunakan untuk stek daun

haruslah yang memenuhi syarat. Syarat-syarat tersebut antara lain adalah daun

yang digunakan harus cukup umur sehingga memiliki kandungan karbohidrat

tinggi. Warna daun yang dipilih juga harus berwarna hijau segar karena daun yang

kekuningan menandakan daun itu kekurangan nitrogen yang akan menghambat

pembentukan akar. Bagian daun yang paling baik untuk dilakukan stek daun

adalah bagian pangkal. Hasil percobaan kurang sesuai dengan teori yang ada

dimana seharusnya semua bagian daun dapat tumbuh perakaran baru dengan

Page 18: Makalah Dasgro Acara 1

persentase kesuksesan yang sama. Fenomena ini dapat terjadi karena saat

memotong daun menjadi 3 bagian daun terlalu lama dibiarkan di udara sehingga

daun mengering dan tentunya dapat mempengaruhi hasil perakaran yang nantinya

akan tumbuh. Selain itu prosentase kesuksessan yang berbeda-beda dapat

disebabkan oleh perlakuan yang sangat beragam karena seharusnya pada saat kita

menstek suatu tanaman, maka tanaman tersebut harus dalam kondisi yang

optimum untuk tumbuh salah satu faktornya adalah menjadi media tanam selalu

dalam kondisi lapangan dan beragamnya tingkat perlakuan mulai dari cara

memotong, kedalaman yang berbeda, sungkup kurang menutup, serta kondisi

media tanam yang berbeda-beda membuat nilai prosentase keberhasilan stek daun

ini sangat beragam.

Ujung Tengah Pangkal0

0.5

1

1.5

2

2.5

Histogram Rerata Jumlah Akar Stek Daun

Jum

lah

Akar

Ste

k Da

un

Gambar 1.2 Histogram Rerata Jumlah Akar Stek Daun

Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil jumlah akar sebagai berikut:

pada bagian ujung daun diperoleh jumlah akar sebanyak 1, pada bagian tengah

daun diperoleh jumlah akar sebanyak 2.16, pada bagian pangkal daun diperoleh

jumlah akar sebanyak 1.16. Pertumbuhan akar yang paling baik pada stek daun

adalah pada bagian tengah daun.

Page 19: Makalah Dasgro Acara 1

Air Air Kelapa IBA0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

Histogram Rerata Panjang Akar Stek Batang

Panj

ang

Akar

Ste

k Ba

tang

Gambar 1.3 Histogram Rerata Panjang Akar Stek Batang

Berdasarkan hasil percobaan stek batang dengan bahan tanam Citrus sp.,

diperoleh panjang akar sebagai berikut: pada perlakuan batang direndam ZPT IBA

diperoleh rerata panjang akar 0 cm; pada perlakuan batang direndam air kelapa

diperoleh rerata panjang akar 0 cm; pada perlakuan batang direndam air biasa

diperoleh rerata panjang akar 0 cm sehingga ketiganya dapat dikatakan bahwa

stek batang dalam percobaan ini gagal menumbuhkan akar. Fenomena ini tetap

terjadi walaupun sudah diberi perendaman dengan ZPT, yaitu zat pengatur

tumbuh dan hormon tumbuh yang merupakan senyawa organik dalam konsentrasi

rendah mampu mendorong, menghambat, atau secara kualitatif merubah

pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu juga pada perendaman

dengan air kelapa tidak tumbuh akar padahal air kelapa mengandung kadar kalium

tinggi dan mineral lain yang tidak ditemukan pada air biasa yang dibutuhkan

tanaman untuk tumbuh.

Secara fisiologis, ZPT berfungsi dalam perkembangan dan diferensiasi sel

yang dapat memacu pertumbuhan organ-organ tanaman. Seharusnya pada

percobaan bahwa batang yang sebelumnya direndam dengan ZPT IBA

mempunyai rerata panjang akar yang paling tinggi. Air kelapa merupakan zat

pengatur tumbuh alami yang dapat merangsang pertumbuhan akar. Namun tetap

saja pemberian zat pengatur tumbuh baik secara alami lewat air kelapa dan buatan

lewat ZPT IBA masih belum mampu untuk menumbuhkan akar. Hal ini dapat

terjadi karena ZPT IBA yang digunakan kurang sesuai konsentrasinya dengan

Page 20: Makalah Dasgro Acara 1

kebutuhan tanaman, sedangkan untuk perlakuan dengan air kelapa bisa saja air

kelapa yang digunakan sudah teroksidasi karena terlalu lama di tempat terbuka

sehingga muncul bakteri pembusuk yang jika tanaman direndam kedalam air

kelapa yang sudah teroksidasi tadi tentu saja bukannya hormon pertumbuhan yang

diserap tetapi malah bakteri yang menghambat pertumbuhan yang diserap.

Sementara perlakuan untuk menjaga media tanam tetap dalam kondisi lapang juga

tidak dilakukan dengan baik, ada beberapa polybag tanaman yang terlihat sangat

kering dan tentu saja faktor kekurangan air seperti ini mempengaruhi tingkat

keberhasilan tumbuhnya akar dalam stek batang ini.

Air Air Kelapa IBA0

0.10.20.30.40.50.60.70.80.9

1

Histogram Rerata Jumlah Akar Stek Batang

Jum

lah

Akar

Ste

k Ba

tang

Gambar 1.4 Histogram Rerata Jumlah Akar Stek Batang

Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh hasil sebagai berikut: jumlah akar

stek batang dengan perlakuan ZPT IBA sebanyak 0; jumlah akar stek batang

dengan perlakuan air kelapa sebanyak 0; jumlah akar stek batang dengan

perlakuan air biasa sebanyak 0. Hasil percobaan kurang sesuai dengan teori

karena seharusnya jumlah akar pada stek batang yang direndam pada ZPT IBA

dan air kelapa lebih baik daripada air biasa. Hal ini dapat terjadi karena saat

pemotongan batang, alat yang digunakan tidak steril dan mengganggu

pertumbuhan akar. Selain itu banyak tanaman yang mengalami kehilangan (putus

atau lepas) daunnya bahkan sampai ada tanaman yang tidak tersisa daunnya

sehingga mempengaruhi fotosintesis dan transpirasi yang terjadi. Tanaman yang

kekurangan laju fotosintesis tentu akan kesulitan tumbuh karena kekurangan zat-

Page 21: Makalah Dasgro Acara 1

zat yang diperlukan untuk tumbuh dan tanaman yang memiliki laju transpirasi

kecil tentu memiliki kandungan air yang lebih banyak dan rentan busuk

dibandingkan dengan tanaman sejenis yang tumbuh pada kondisi normal.

Kesemua hal tadi dapat berpengaruh terhadap gagalnya tumbuh perakaran dalam

stek batang ini.

Air Air Kelapa IBA0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

Histogram Rerata Jumlah Tunas Stek Batang

Jum

lah

Tuna

s Ste

k Ba

tang

Gambar 1.5 Histogram Rerata Jumlah Tunas Stek Batang

Pada percobaan stek batang, diperoleh rerata jumlah tunas sebagai berikut:

pada perlakuan batang direndam ZPT IBA diperoleh rerata jumlah tunas sebesar

0.67; pada perlakuan batang direndam air kelapa diperoleh rerata jumlah tunas

sebesar 1; pada perlakuan batang direndam air biasa diperoleh rerata jumlah

sebesar 1.16. Hasil percobaan berbanding terbalik dengan teori, yaitu dimana

seharusnya hasil stek batang yang direndam dengan zat pengatur tumbuh lebih

besar daripada yang direndam dengan air biasa namun hasil percobaan

menunjukan hal sebaliknya. Hal ini dapat terjadi karena ZPT IBA yang digunakan

kurang sesuai konsentrasinya dengan kebutuhan tanaman, sedangkan untuk

perlakuan dengan air kelapa bisa saja air kelapa yang digunakan sudah teroksidasi

karena terlalu lama di tempat terbuka sehingga muncul bakteri pembusuk yang

jika tanaman direndam kedalam air kelapa yang sudah teroksidasi tadi tentu saja

bukannya hormon pertumbuhan yang diserap tetapi malah bakteri yang

menghambat pertumbuhan yang diserap. Sehingga pertumbuhan tunas lebih baik

Page 22: Makalah Dasgro Acara 1

terjadi pada perlakuan yang direndam dengan air biasa karena berada pada kondisi

normal yaitu tumbuh tanpa diberi zat pengatur tumbuh yang kurang sesuai.

Berhasil Tidak0%

10%20%30%40%50%60%70%80%

67%

33%

Histrogram Rerata Keberhasilan Sambung Pucuk

Kebe

rhas

ilan

Sam

bung

Puc

uk

Grafik 1.6 Histogram Rerata Keberhasilan Sambung Pucuk

Pada percobaan yang telah dilakukan, diperoleh prosentase keberhasilan

sambung pucuk sebesar 67% sehingga dapat dikatakan berhasil secara rerata,

namun tingkat kegagalan juga cukup tinggi sekitar 33%. Kegagalan ini dapat

disebabkan karena ketidaksesuaian antara ukuran stock dengan scion sehingga

nutrisi tidak dapat berjalan dengan baik. Rongga yang ada diantara scion dan

stock secara tidak sengaja terkena air sehingga menyebabkan kebusukan pada

sambungan tersebut. Selain itu, kegagalan juga dapat disebabkan pengikatan

antara stock dan scion yang kurang atau terlalu kencang. Alat yang kurang steril

juga dapat menyebabkan kegagalan dalam sambung pucuk.

Page 23: Makalah Dasgro Acara 1

V. KESIMPULAN

Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan aseksual yang mempunyai

pengertian perbanyakan tanaman dengan menggunakan organ vegetatif

tanaman dari induk yang terpilih. Hasil akhir dari perbanyakan vegetatif

ini adalah bibit atau tanaman siap tanam yang memiliki sifat sama dengan

induk yang terpilih.

2. Teknik-teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dibagi 2 yaitu secara

alami dan buatan. Perbanyakan vegetatif buatan antara lain adalah okulasi,

stek daun, stek batang, cangkok, dan sambung pucuk atau grafting.

Sedangkan perbanyakan vegetatif alami antara lain adalah tunas, umbi

lapis, umbi batang, umbi akar, geragih, spora, dan akar rimpang.

Page 24: Makalah Dasgro Acara 1

DAFTAR PUSTAKA

Abdullateef, R. A. 2012. Effect of stem cutting types, position, and hormonal factors on rooting in Stevia rebaudiana. Journal od Agricultural Science 4:49-57.

Adinugraha, H.A., S. Pudjino, dan D. Yudhistiro. 2007. Pertumbuhan stek pucuk dari tunas hasil pemangkasan semai jenis Eucalptus pellita di persemaian. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan 1:1-6.

Adinugraha, H.A., S. Pudjino, dan T. Herwan. 2007. Teknik perbanyakan vegetatif jenis tanaman Acacia mangium. Info Teknis Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan 5:1-6.

Anonim. 2013. Pengembangan Teknologi Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif. <http://bpthbalinusra.net/index.php?option:com-content&view:article&id:313:pengembangan-teknologi-perbanyakan-tanaman-secara-vegetatif&catid:latest-news>. Diakses pada tanggal 5 Mei 2014.

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Brawijaya Press. Malang.

Fauzy, R. S. 2009. Kultur Jaringan dan Teori Totipotensi. Institut Teknologi Bandung Press. Bandung.

Fischer, M., E. Winkler, dan B. Schmid. 2008. Simulating the evolution of a clonal trait in plants with sexual and vegetatif reproduction. Journal Of Ecology (1): 161-171.

Hartmann, H. T., D. E. Keser, F. T. Davses, and R. L. Genece. 1997. Plant Propagation Principles and Practices 6th Edition. Prentice Hall, Englewood. New Jersey.

Jumin, H. B. 2010. Dasar-Dasar Agronomi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Kusumah Y. A., Karno, dan Sutarno. 2012. Perbanyakan vegetatif cara stek Desmodium cinereum dan Hibiscus rosasinensis L. dengan pemberian zat pengatur tumbuhan alami dan auksin sintetis. Animal Agriculture Journal (1): 557-565.

Purwanto, W. T. 2013. Pengaruh zat pengatur tumbuh dalam kegiatan budidaya tanaman hortikultura. Jurnal Ilmu Pertanian 5:19-31.

Robbins dan Wilfred. 1966. Botany and Introduction to Plant Science. John Wiley and Sons, USA.

Page 25: Makalah Dasgro Acara 1

Sasanti, S. 2009. Tatacara Perbanyakan Tanaman dengan Cara Stek. Swasembada Karya Terang. Bogor.

Syam’um, E., Kasmuddin, dan A. Dachlan. 2012. Pertumbuhan vegetatif dan serapan N (nitrogen) tanaman yang diaplikasikan pupuk N anorganik dan mikroba penambat N non-simbiotik. Jurnal Agrivigor 11:251-261.

Wudianto, R. 1991. Membuat Setek, Cangkok, dan Okulasi. Penebar Swadaya. Jakarta.