MAKALAH BIOLOGI SISTEM IMUN

45
KATA PENGANTAR Puji syukur saya ucapkan kehadirat Ida Shang hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya makalah yang berjudul “Sistem Kekebalan Tubuh Manusia” ini selesai tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini, saya merasa bahwa banyak hambatan yang saya hadapi. Namun, berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak termasuk dari Bapak Ida Bagus Djelantik, sebagai dosen pengampu mata kuliah Biologi Umum, sehigga hambatan-hambatan tersebut dapat saya atasi. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sebuah kesempurnaan. Hal ini dapat diibaratkan “tidak ada gading yang tidak retak”. Oleh sebab itu, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan-kesalahan di dalam penulisan makalah ini. Demikian pula halnya penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini untuk selanjutnya dapat menjadi lebih baik dan mempunyai potensi untuk dikembangkan. Dengan rampungnya makalah ini, maka seluruh isi makalah ini sepenuhnya menjadi tangung jawab penulis dan seberapapun sederhananya makalah ini, kami harapkan mempunyai manfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini. i

description

Makalah yang saya buat untuk memenuhi tugas akhir mata kulias Biologi Umum semester I tahun 2011

Transcript of MAKALAH BIOLOGI SISTEM IMUN

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Ida Shang hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya makalah yang berjudul Sistem Kekebalan Tubuh Manusia ini selesai tepat pada waktunya.Dalam penyusunan makalah ini, saya merasa bahwa banyak hambatan yang saya hadapi. Namun, berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak termasuk dari Bapak Ida Bagus Djelantik, sebagai dosen pengampu mata kuliah Biologi Umum, sehigga hambatan-hambatan tersebut dapat saya atasi.Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sebuah kesempurnaan. Hal ini dapat diibaratkan tidak ada gading yang tidak retak. Oleh sebab itu, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan-kesalahan di dalam penulisan makalah ini. Demikian pula halnya penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini untuk selanjutnya dapat menjadi lebih baik dan mempunyai potensi untuk dikembangkan.

Dengan rampungnya makalah ini, maka seluruh isi makalah ini sepenuhnya menjadi tangung jawab penulis dan seberapapun sederhananya makalah ini, kami harapkan mempunyai manfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini.

Singaraja, Desember 2011

Penulis

DAFTAR ISIiKATA PENGANTAR

iiDAFTAR PUSTAKA

iiiDAFTAR GAMBAR

1BAB I

1PENDAHULUAN

11.1Latar Belakang

11.1Rumusan Masalah

21.2Tujuan

21.3Manfaat

3BAB II

3PEMBAHASAN

32.1Sejarah Imunologi.

32.2Pengertian Sistem Imun.

62.1.1Sistem limfatik

92.1.2Sistem Kekebalan

122.1.3Struktur Sistem Kekebalan Tubuh-

152.1.4Mekanisme Sistem Kekebalan

162.1.5Usaha Pencegahan Terhadap Penyakit Pada Sistem Kekebalan Tubuh

172.1.6Penyakit Pada Sistem Imun.

27BAB III

27PENUTUP

27Kesimpulan

27Saran

28DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

3Gambar 1 Sistem Organ-organ imunitas

6Gambar 2 Sistem Imun

12Gambar 3 Struktur rantai polipeptide suatu molekul antibodi

13Gambar 4 jalur perkembangan Limfosit yang aktif dalam kedua cabang system imun

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSetiap hari kita bernapas, makan, dan minum. Tanpa kita sadari udara yang disekitar kita banyak mengandung kuman-kuman penyakit. Begitu pula dengan makanan dan minuman kita juga bisa terdapat kuman-kuman yang merugikan. Untuk itulah makanan dan minuman perlu dimasak agar dapat membunuh kuman-kuman tersebut. Namun, meskipun demikian pada kenyataannya kita tidak dapat terlepas dari kuman-kuman yang banyak terdapat di lingkungan kita. Kadang-kadang dijumpai orang yang mudah sekali terkena penyakit, namun ada juga yang jarang sekali terkena penyakit. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan perbedaan kekebalan yang terdapat pada masing-masing orangPada setiap interaksi manusia dengan mahluk hidup lainnya pasti akan terjadi kontak baik fisik baik secra langsung maupun tidak langsung. Begitu pula terhadap lingkungan di sekitarnya (alam), sehingga setiap interkasi tersebut pasti beresiko menimbulkan suatu gangguan terhadap kesehatan. Di dalam tubuh kita dan juga di setiap tubub mahluk hidup dilengkapi dengan suatu system pertahanan tubuh mereka masing-masing. Suatu sistem kekebalan merupakan suatu sistem struktur biologis dan proses dalam organisme yang melindungi terhadap penyakit dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen dan sel-sel tumor. Sehingga dengan adanya system kekebalan ini maka tubuh kita dapat mendeteksi virus, penyakit, kuman, dan parasite yang merugikan bagi tubuh kita sendiri serta menghalanginya agar tidak sampai masuk kedalam tubuh kita. Meskipun ada yang lolos tetapi nantinya dalam tubuh masih akan terjadi pengahaluan gangguan-gangguam tersebut dengan membentuk suatu mekanisme pertahanan tubuh.1.2 Rumusan MasalahDari uaraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa permaslahan yang nantinya akan dibahas dalam mkalah ini yaitu :

1. Bagaimana struktur Sistem kekebalan tubuh manusia.

2. Bagaimana mekanisme kerja sistem kekebalan tubuh manusia untuk melawan suatu bibit virus atau penyakit yang dapat merugikan tubuh.

3. Apa saja penyakit yang diderita apabila terjadi kelainan atau gangguan pada system kekebalan tubuh.1.3 Tujuan1. Mengetahui struktur dan fungsi kekebalan tubuh manusia.

2. Mengetahui mekanisme kerja sistem kekebalan tubuh manuisa.

3. Mengetahui penyakit-penyakit yang ditimbulkan akibat kelainan pada system kekebalan tubuh manusia.1.4 Manfaat

Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan struktur serta fungsi mengetahui system kekebalan dalam tubuh mereka. Selain itu manfaat lainnya yang dapat diperoleh nantinya stelah membaca makalah ini diharapkan Mahasiswa tahu penyakit-penyakit yang ditimbulkan dari gangguan pada system kekebalan tubuhnya, sehingga dapat lebih menjaga kesehatannya.BAB IIPEMBAHASAN2.1 Sejarah Imunologi.

Imunologi adalah ilmu yang meneliti struktur dan fungsi sistem kekebalan tubuh. Ini berasal dari obat dan studi awal penyebab kekebalan terhadap penyakit. Menyebutkan awal dikenal kekebalan adalah selama wabah Athena pada 430 SM. Thucydides mencatat bahwa orang yang telah pulih dari serangan sebelumnya penyakit itu bisa perawat orang sakit tanpa tertular penyakit itu untuk kedua kalinya. Pada abad 18, Pierre-Louis Moreau de Maupertuis dibuat percobaan dengan racun kalajengking dan mengamati bahwa tertentu anjing dan tikus yang kebal terhadap racun ini. ini dan pengamatan lain dari kekebalan yang diperoleh kemudian dieksploitasi oleh Louis Pasteur dalam pengembangan tentang vaksinasi dan mengusulkan kuman nya teori penyakit teori Pasteur itu. dalam oposisi langsung terhadap teori-teori kontemporer penyakit, seperti teori racun. Ini tidak sampai 1891 Robert Koch bukti, yang ia dianugerahi Hadiah Nobel pada tahun 1905, yang mikroorganisme dikonfirmasi sebagai penyebab penyakit menular Virus itu. Dikonfirmasi sebagai patogen manusia pada tahun 1901, dengan penemuan demam kuning Virus oleh Walter Reed.

Imunologi membuat kemajuan besar menjelang akhir abad ke-19, melalui perkembangan yang pesat, pada penelitian imunitas humoral dan kekebalan seluler. Terutama penting adalah karya Paul Ehrlich, yang mengusulkan teori rantai-sisi untuk menjelaskan spesifisitas reaksi antigen-antibodi; kontribusi kepada pemahaman imunitas humoral diakui oleh penghargaan Hadiah Nobel pada tahun 1908, yang bersama-sama diberikan kepada pendiri imunologi selular, Elie Metchnikoff .

2.2 Pengertian Sistem Imun.

Sebuah sistem imun adalah suatu sistem struktur biologis dan proses dalam organisme yang melindungi terhadap penyakit dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen dan sel-sel tumor. Mendeteksi berbagai agen, dari virus untuk cacing parasit, dan kebutuhan untuk membedakan mereka dari sel sendiri organisme yang sehat dan jaringan untuk berfungsi dengan baik. Deteksi rumit sebagai patogen dapat berkembang dengan cepat, menghasilkan adaptasi yang menghindari sistem kekebalan tubuh dan memungkinkan patogen untuk berhasil menginfeksi host mereka.

Gambar 1 Sistem Organ-organ imunitas

Untuk bertahan hidup tantangan ini, beberapa mekanisme berevolusi yang mengakui dan menetralisir patogen. organisme uniseluler Bahkan sederhana seperti bakteri memiliki sistem enzim yang melindungi terhadap infeksi virus. Lain mekanisme kekebalan dasar berkembang pada eukariota kuno dan tetap dalam keturunan modern mereka, seperti tanaman dan serangga. Mekanisme ini termasuk peptida antimikroba disebut defensin, fagositosis, dan sistem pelengkap. Jawed vertebrata, termasuk manusia, bahkan lebih canggih mekanisme pertahanan.

Sistem kekebalan khas vertebrata terdiri dari berbagai jenis protein, sel, organ, dan jaringan yang berinteraksi dalam sebuah jaringan yang rumit dan dinamis. Sebagai bagian dari respon imun yang lebih kompleks, menyesuaikan sistem kekebalan tubuh manusia dari waktu ke waktu untuk mengakui patogen khusus secara lebih efisien. Proses adaptasi ini disebut sebagai kekebalan adaptif atau kekebalan diperoleh dan menciptakan memori imunologi. memori imunologi diciptakan dari respon utama patogen tertentu, memberikan tanggapan disempurnakan untuk pertemuan sekunder dengan patogen, sama tertentu. Proses kekebalan yang diperoleh adalah dasar dari vaksinasi. respon primer dapat mengambil 2 hari bahkan 2 minggu untuk berkembang. Setelah kekebalan tubuh menuju keuntungan patogen tertentu, ketika infeksi oleh patogen yang terjadi lagi, respon kekebalan disebut respon sekunder. .

Imunologi mencakup studi tentang semua aspek dari sistem kekebalan tubuh, memiliki relevansi yang signifikan terhadap kesehatan dan penyakit. Penyelidikan lebih lanjut di bidang ini diharapkan dapat memainkan peran yang serius dalam promosi kesehatan dan pengobatan penyakit. Sistem kekebalan tubuh melindungi organisme dari infeksi dengan pertahanan berlapis kekhususan meningkat. Secara sederhana, hambatan fisik mencegah patogen seperti bakteri dan virus dari memasuki organisme. Jika pelanggaran patogen hambatan ini, sistem kekebalan tubuh bawaan memberikan tanggapan langsung, tetapi non-spesifik. Bawaan sistem kekebalan tubuh yang ditemukan di semua tumbuhan dan hewan Jika patogen berhasil menghindari respon bawaan., Vertebrata memiliki perlindungan lapisan ketiga, sistem imun adaptif, yang diaktifkan oleh respon bawaan. Di sini, sistem kekebalan tubuh beradaptasi respon selama infeksi untuk meningkatkan pengakuan atas patogen. Meningkatkan respon kemudian ditahan setelah patogen telah dieliminasi, dalam bentuk memori imunologi, dan memungkinkan sistem kekebalan tubuh adaptif untuk me-mount serangan lebih cepat dan lebih kuat setiap kali patogen ini ditemui. Komponen dari sistem sistem kekebalan tubuh bawaan sistem kekebalan imun adaptif Respon patogen non spesifik dan respon antigen spesifik Eksposur menyebabkan respon maksimal segera Lag waktu antara eksposur dan respon maksimal Cell-mediated dan komponen humoral Cell-mediated dan komponen humoral Tidak Paparan memori imunologi mengarah ke memori imunologi Ditemukan di hampir semua bentuk kehidupan hanya ditemukan di vertebrata rahang

Baik imunitas bawaan dan adaptif bergantung pada kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk membedakan antara molekul diri dan non-self. Pada imunologi, molekul sendiri adalah komponen-komponen tubuh organisme yang dapat dibedakan dari zat-zat asing oleh sistem kekebalan tubuh.Sebaliknya, molekul non-diri adalah mereka diakui sebagai molekul asing. Satu kelas dari molekul non-sendiri disebut antigen (kependekan dari generator antibodi) dan didefinisikan sebagai zat yang mengikat reseptor imun spesifik dan mendapatkan respon kekebalan. Kekebalan pada tubuh manusia meliputi sistem limfatik dan sistem kekebalan.2.1.1 Sistem limfatik

Sistem limfa memiliki beberapa fungsi seperti berikut :a. memberikan pertahanan tubuh melawan penyakit.

b. mengembalikan cairan yang berlebih dari jaringan tubuh ke dalam darah.

c. menyerap lemak yang berada di dalam usus halus untuk diangkut ke dalam darah.Sistem limfatik terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut.

2.1.1.1 Pembuluh limfa

Pembuluh limfa berfungsi untuk mengangkut cairan untuk kembali ke peredaran darah. Limfa sebenarnya merupakan cairan plasma darah yang merembes keluar dari pembuluh kapiler di system peredaran darah dan kemudian menjadi cairan intersisial ruang antarsel pada jaringan. Pembuluh limfa dapat dibedakan menjadi :

Gambar 2 Sistem Imun

a. Pembuluh linfa kanan ( Duktus Limfatikus Dekster)Pembuluh limfa kanan terbentuk dari cairan limfa yang berasal dari daerah kepala dan leher bagian kanan, dada kanan, lengan kanan, jantung dan paru-paru yang terkumpul dalam pembuluh limfa. Pembuluh limfa kanan bermuara di pembuluh balik (vena) di bawah selangka kanan. Pembuluh limfa kanan bermuara di permukaan balik (vena) di bawah selangka kanan.b. Pembuluh Limfa kiri (Duktus Toraksikus)Pembuluh limfa kiri disebut juga pembuluh dada. Pembuluh limfa kiri terbentuk dari cairan limfa yang berasal dari kepala dan leher bagian kiri dan dada kiri, lengan kiri, dan tubuh bagian bawah. Pembuluh limfa ini bermuara di vena bagian bawah selangka kiri. Peredaran limfa merupakan peredaran yang terbuka. Peredaran ini dimulai dari jaringan tubuh dalam bentuk cairan jaringan. Cairan jaringan ini selanjutnya akan masuk ke dalam kapiler limfa. Kemudian kapiler limfa akan bergabung dengan kapiler limfa yang membentuk pembuluh limfa yang lebih besar dan akhirnya bergabung menjadi pembuluh limfa besar yaitu pembuluh limfa kanan dan kiri. Kurang lebih 100 mil cairan limfa akan dialirkan oleh pembuluh limfa menuju vena dan dikembalikan ke dalam darah.

2.1.1.2 Organ-organ limfoid

Organ-organ limfoid berperan sebagai tempat hidup sel fagositik. Organ-organ limfa terdiri atas limpa, nodus limpa, sumsum tulang, timus dan tonsil.

a. Limpa

Limpa merupakan organ limfoid yang paling besar. Kelenjar yang dihasilkan dari limpa berwarna ungu tua. Limpa terletak di belakang lambung. Fungsi limpa antara lain: Membunuh kuman penyakit

Membentuk sel darah putih (leukosit) dan antibodi

Mengahncurkan sel darah merah yang sudah tuab. Nodus Limfa

Nodus limfa terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil yang disebut nodulus. Nodulus terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil lagi yang sinus. Di dalam sinus terdapat limfosit dan makrofag. Fungsi nodus limfa adalah untuk menyaring mikroorganisme yang ada di dalam limfa.

c. Sumsum Tulang

Sumsum tulang merupakan jaringan penghasil limfosit. Sel-sel limfosit yang dihasilkan tersebut akan mengalami perkembangan. Limfosit yang berkembang di dalam sumsum tulang akan menjadi limfosit B. Sedangkan limfosit yang berkembang di dalam kelenjar timus akan menjadi limfosit T. Limfosit-limfosit ini berperan penting untuk melawan penyakit.

d. Timus

Timus memiliki fungsi spesifik, yaitu tempat perkembangan limfosit yang dihasilkan dari sumsum merah untuk menjadi limfosit T. Timus tidak berperan dalam memerangi antigen secara langsung seperti pada organorgan limfoid yang lain. Untuk memberikan kekebalan pada limfosit T ini, maka timus mensekresikan hormon tipopoietin.

e. Tonsil

Tonsil disebut juga amandel. Tonsil terletak di bagian kiri dan kanan pangkal tenggorokan. Tonsil mensekresikan kelenjar yang banyak mengandung limfosit, sehingga tonsil dapat berfungsi untuk membunuh bibit penyakit dan melawan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan faring.2.1.2 Sistem KekebalanTubuh selalu kontak dengan lingkungan yang banyak terdapat kumankuman. Kuman-kuman dapat masuk melalui udara pernapasan maupun makanan. Dalam hal ini tubuh memiliki system kekebalan untuk menghalangi dan bahkan membunuh kuman-kuman tersebut. Agar tidak merugikan tubuh. Sistem kekebalan pada tubuh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

2.1.2.1 Kekebalan Bawaan

Kekebalan bawaan merupakan potensi yang terdapat dari dalam tubuh sendiri. Kekebalan ini ada sejak manusia dilahirkan. Kekebalan bawaan meliputi:

a. Perlindungan Permukaan

Apabila ada kuman masuk ke dalam tubuh, ada sistem pertahanan luar pada bagian kulit yang akan menghalangi dan mematikan kuman tersebut sehingga kuman tidak dapat masuk ke dalam tubuh. Apabila kuman masih dapat lolos dan menembus kulit, maka akan dijerat oleh lendir yang dihasilkan oleh bagian membran mukosa. Perlindungan yang diberikan oleh kulit dan membran mukosa, antara lain sebagai berikut. Kulit selalu mengelupas secara periodik dan menghasilkan minyak yang bersifat asam yang dapat membunuh kuman. Kulit yang utuh merupakan pertahanan terluar untuk mencegah masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh. Dalam kulit manusia normal selalu terdapat bakteri Stophyloccis pyogenes. Selama kulit tidak mengelupas oleh luka atau lecet maka bakteri ini tidak akan menimbulkan penyakit.

Kelenjar air mata mengeluarkan lisosim yang dapat menghancurkan bibit penyakit yang menempel pada mata.

Keasaman pada vagina dan urin akan menghambat pertumbuhan bibit penyakit tertentu.

Lambung memproduksi asam lambung (HCl) untuk membunuh kumankuman yang masuk pada makanan.

Gerakan peristaltik pada usus mendorong bibit penyakit yang ada di dalam usus segera keluar bersama feses.

Gerak rambat getar, pengeluaran lendir pada saluran pernapasan dan refleks batuk dapat mencegah masuknya bibit penyakit dari debu ke dalam paru-paru.

2.1.2.2 Kekebalan dalam Tubuh

Dengan pertahanan pada kulit dan membran mukosa yang sudah dijelaskan pada uraian di atas maka kuman akan mati dan tidak berhasil masuk ke dalam tubuh. Namun, apabila dalam hal ini kuman masih dapat lolos melewati kulit dan membran mukosa maka tubuh memiliki pertahanan yang lain, yaitu kekebalan dari dalam tubuh yang disebut pertahanan nonspesifik. Pertahanan ini dilakukan oleh sel darah putih (leukosit) yang akan mematikan segala jenis mikroba yang masuk ke dalam tubuh. Leukosit memiliki sifat fagositosis, yaitu memakan kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Leukosit yang berperan adalah sel PMN (plymorpho nuclear), monosit, makrofag, dan limfosit.2.1.2.3 Kekebalan Adaptif

Kekebalan adaptif dapat disebut juga kekebalan spesifik karena kekebalan ini mampu mengenali dan mengingat patogen spesifik. Pertahanan ini dilakukan oleh antibodi dan antitoksin yang dapat menahan serangan bibit penyakit, baik sel mikronya maupun toksin yang dihasilkan oleh bibit penyakit tersebut. Daya kerja zat anti ini sangat spesifik, misalnya antibody untuk menahan Mycobacterium tuberculosis tidak dapat menahan serangan Bacillus anthracis. Antitoksin tetanus juga dapat digunakan untuk mencegah serangan dipteri. Pertahanan spesifik dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai kekebalan tubuh (imunitas).

2.1.2.4 Macam-Macam Kekebalan

Berdasarkan asalnya, kekebalan (imunitas) dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

a. Kekebalan Aktif

Kekebalan aktif merupakan jenis kekebalan yang dapat dibuat oleh tubuh dengan sendirinya karena respon tubuh terhadap suatu antigen (benda asing) yang masuk ke dalam tubuh. Jenis kekebalan ini akan bertahan lama, bahkan dapat bertahan seumur hidup. Jenis kekebalan ini ada pula yang sengaja dibuat dengan tujuan agar tubuh dapat membuat antibodi untuk melawan dan menghasilkan kekebalan yang baru. Misalnya, dengan memasukkan antigen (benda asing) berupa vaksin ke dalam tubuh. Vaksin ini berupa bibit penyakit atau virus yang sudah dilemahkan. Percobaan untuk memperoleh kekebalan buatan pernah dilakukan oleh seorang peneliti dari Inggris, yaitu Edward Jenner pada abad ke-18. Dia melakukan percobaan dengan mengambil nanah (bibit penyakit) dari penyakit cacar yang diderita oleh seekor sapi. Bibit penyakit itu selanjutnya diberikan pada seorang anak. Ternyata anak tersebut tidak menderita sakit cacar seperti sapi, tetapi justru dapat membuat antibodi terhadap penyakit cacar itu. Berdasarkan percobaan itu muncul teori bahwa kekebalan aktif bias dibuat dengan memberikan atau memasukkan antigen yang berupa bibit penyakit yang dilemahkan agar tubuh dapat merespon sehingga akan membentuk kekebalan tertentu. b. Kekebalan PasifKekebalan pasif berbeda dari kekebalan aktif. Pada kekebalan pasif, tubuh seseorang langsung menerima antibodi yang sudah jadi sehingga tidak perlu membuatnya sendiri. Antibodi ini diperoleh dengan cara menyuntikkan suatu antigen ke dalam tubuh hewan yang sesuai. Hewan itu selanjutnya akan membuat antibodi untuk merespon antigen tersebut. Antibodi yang sudah terbentuk di dalam tubuh hewan tersebut lalu diambil dan dimasukkan ke dalam tubuh seseorang yang memerlukan. Contoh lain kekebalan pasif yaitu pemberian air susu ibu (ASI) pada anaknya. Pemberian ASI ini selain bertujuan untuk memberikan makanan nyang terbaik bagi anaknya juga untuk memberikan kekebalan pada bayinya. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa air susu ibu yang baru menyusui mengandung antibodi yang baik untuk bayi sehingga bayi memiliki kekebalan terhadap penyakit tertentu. Kekebalan pasif ini sifatnya sementara sehingga dalam jangka waktu tertentu antibodi tersebut akan hilang dari dalam tubuh.2.1.3 Struktur Sistem Kekebalan Tubuh- Antibodi merupakan suatu protein yang disintesis dengan mekanisme, yaitu DNARNA polipeptida sehingga informasi antibodi disandi dengan DNA. Antibodi memiliki struktur protein tertentu. Struktur itu dapat Anda lihat pada Gambar.

Dari gambar terlihat bahwa molekul antibodi memiliki struktur sebagai berikut.Dua rantai panjang polipeptida, Pada rantai panjang ini terdapat 446 asam amino.

Dua rantai pendek. Pada rantai pendek ini terdapat 214 asam amino yang juga identik.

Karbohidrat menempel pada rantai panjang.

Di dalam rantai panjang maupun pendek terdapat jembatan S-S, begitu pun antara rantai-rantai tersebut bertautan juga dengan jembatan S-S. Agar lebih jelas, perhatikan Gambar

Gambar 3 Struktur rantai polipeptide suatu molekul antibodiAntibodi terlibat langsung dalam menjaga daya tahan tubuh. Sel-sel tersebut ada beberapa macam, yaitu sebagai berikut.

a. Limfosit B dan Limfosit TJenis limfosit ada dua, yaitu limfosit T dan limfosit B. Dua macam limfosit ini memiliki fungsi yang berbeda-beda, walaupun jika diamati di bawah mikroskop menunjukkan struktur yang sama. Sel-sel limfosit T dan B sama-sama dihasilkan oleh sumsum tulang, namun memiliki perbedaaan, yaitu bila limfosit T meninggalkan sumsum tulang belakang dan masuk ke dalam aliran darah ke timus dan mengalami pematangan dan diferensiasi sebelum memulai aktivitasnya, tetapi pada limfosit B tidak mengalami pematangan sepenuhnya di sana.

Gambar 4 jalur perkembangan Limfosit yang aktif dalam kedua cabang system imun

Jalur perkembangan limfosit yang aktif dalam kedua cabang sistem imun Jalur perkembangannya dapat Anda lihat pada Gambar berikut ini!

Limfosit B bertanggung jawab terhadap produksi antibodi, tetapi respon humoral terhadap banyak antigen juga memerlukan bantuan limfosit T. Sistem imun ini berfungsi untuk membentuk pertahanan terhadap antigen, yaitu benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

b. MakrofagMakrofag merupakan sel pembersih yang akan memakan mikroba dan menyerahkan kepada limfosit untuk dihancurkan melalui proses kekebalan.

c. MonositMonosit memiliki peran yang sama seperti makrofag, yaitu memakan mikroba. Monosit juga menghasilkan lisosim yang berfungsi untuk menghancurkan sel mikroba dan makromolekul.

d. NeutrofilNeutrofil menghasilkan lisosim yang akan menghancurkan sel mikroba. Selain itu juga menghasilkan interferon, yaitu suatu protein yang membantu melindungi sel-sel tubuh yang sehat terhadap serangan virus. Fungsi interferon adalah menghambat perkembangbiakan virus.

e. FibroblasFibroblas juga dapat menghasilkan interferon yang berfungsi untuk menghambat perkembangbiakan virus.2.1.4 Mekanisme Sistem Kekebalan

Antigen yang masuk ke dalam tubuh akan ditangkap oleh kapiler limfa dan dibawa ke simpul limfa. Di dalam limfa, antigen dimakan oleh makrofag. Nah, di sinilah terjadi respon imun humoral. Antigen yang melekatkan diri pada reseptor limfosit yang sesuai akan menyebabkan limfosit terangsang untuk membelah. Dari sinilah akan berkembang suatu klon sel yang mampu mensintesis antibodi khusus tersebut. Klon dapat memproduksi antibodi bukan karena instruksi, tetapi sebagai akibat dari rangsangan selektif sel-sel yang ada sebelumnya. Inilah yang disebut seleksi klonal. Antibodi yang dihasilkan oleh tubuh seseorang kira-kira 105 dan 107, namun jumlah ini masih belum jelas. Setiap orang memiliki sistem imun ini, walaupun bayi yang baru dilahirkan sekalipun sudah memiliki sistem ini. Tubuh kita memiliki pengawasan imun, yang berarti dapat mendeteksi dan mengenali benda asing yang merugikan dan menghancurkannya.

Misalnya, pada kasus penyakit tumor. Sel-sel kanker membawa determinan antigenik di permukaannya yang asing bagi inangnya. Contoh agen-agen penyebab kanker yang diketahui, antara lain radiasi, bahan kimia,virus secara luas dialihkan di sekitar kita. Sel kanker dimulai sebagai sel aberan tunggal. Sel aberan dan keturunannya ini dianggap sebagai benda asing sehingga sistem imun dapat mengenali sel-sel ini dan menghancurkannya sebelum sel-sel aberan tersebut tumbuh menjadi sel kanker. Beberapa mekanisme imun akan menimbulkan alergi. Dalam hal ini limfosit T sangat berperan penting, misalnya reaksi tubuh yang tidak menyenangkan apabila makan makanan tertentu, misalnya tiram atau reaksi terhadap tumbuhan gatal

2.1.5 Usaha Pencegahan Terhadap Penyakit Pada Sistem Kekebalan Tubuh

Penyakit dapat datang kapan saja dan di mana saja, karena sebenarnya kuman-kuman penyebab penyakit banyak tersebar di lingkungan sekeliling kita. Ada pepatah, lebih baik mencegah daripada mengobati, ini dapat kita terapkan sehingga kita bisa terhindar dari penyakit. Usaha-usaha pencegahan tersebut antara lain:

a. Vaksinasi

Vaksinasi dilakukan untuk meningkatkan daya kebal tubuh terhadap penyakit tertentu, misalnya pemberian vaksin polio untuk mencegah penyakit polio. Selain itu, juga pemberian vaksin tetanus dan vaksin cacar.

b. Pemberian obat-obatan yang sesuai

Usaha ini mungkin bisa kita lakukan sehingga dapat terhindar dari tertularnya penyakit, misalnya apabila pergi ke tempat atau daerah endemic penyakit malaria, maka sebaiknya sebelumnya minum obat antimalarial agar tidak tertular penyakit malaria.

c. Pengendalian perantara penyakit

Perantara penyakit dapat berupa serangga yang ada di sekitar kita. Untuk menghindari penyebaran penyakit, maka diputuskan jalur kehidupan dari serangga-serangga tersebut. Perantara penyakit, misalnya nyamuk Anopheles dapat menjadi perantara penyebab penyakit malaria, nyamuk Aedes aegypti membawa virus yang dapat menyebabkan penyakit demam berdarah.

d. Meningkatkan kebersihan lingkungan dan diri sendiri.

Setiap respon kebal memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

Kekhususan, artinya hanya melawan salah satu antigen.

Pengenalan terhadap benda asing. Sistem kebal akan mengenal benda asing yang sudah pernah dia kenal sebelumnya. Apabila benda asing tersebut masuk, maka akan dicegah.

Daya ingatan, dalam jangka waktu tertentu apabila tidak ada serangan antigen asing, maka lama-lama akan hilang daya ingatnya. Akhirnya sistem ini tidak dapat mengenal benda asing yang menyerangnya

2.1.6 Penyakit Pada Sistem Imun.Penyakit dalam sistem kekebalan tubuh dapat mengakibatkan penyakit, termasuk penyakit autoimun, penyakit peradangan dan kanker.

a. Immunodeficiency.Penyakit Immunodefisiensi adalah sekumpulan keadaan yang berlainan, dimana sistem kekebalan tidak berfungsi secara adekuat, sehingga infeksi lebih sering terjadi, lebih sering berulang, luar biasa berat dan berlangsung lebih lama dari biasanya.Jika suatu infeksi terjadi secara berulang dan berat (pada bayi baru lahir, anak-anak maupun dewasa), serta tidak memberikan respon terhadap antibiotik, maka kemungkinan masalahnya terletak pada sistem kekebalan.

Gangguan pada sistem kekebalan juga menyebabkan kanker atau infeksi virus, jamur atau bakteri yang tidak biasa.

a. Penyakit imunodefisiensi kongenitala) Penyakit dimana terdapat kadar antibodi yang rendah

Common variable immunodeficiency

Kekurangan antibodi selektif (misalnya kekurangan IgA)

Hipogammaglobulinemia sementara pada bayi

Agammaglobulinemia X-linked

b) Penyakit dimana terjadi gangguan fungsi sel darah putih

Kelainan pada limfosit T

Kandidiasis mukokutaneus kronis

Anomali DiGeorge

Kelainan pada limfosit T dan limfosit B

Ataksia-teleangiektasia

Penyakit imunodefisiensi gabungan yang berat

Sindroma Wiskott-Aldrich

Sindroma limfoproliferatif X-linked

c) Penyakit dimana terjadi kelainan pada fungsi pembunuh dari sel darah putih

Sindroma Chediak-Higashi

Penyakit granulomatosa kronis

Kekurangan leukosit glukosa-6-fosfatas dehidrogenasi

Kekurangan mieloperoksidase

d) Penyakit dimana terdapat kelainan pergerakan sel darah putih

Hiperimmunoglobulinemia E

Kelainan perlekatan leukosit

e) Penyakit dimana terdapat kelainan pada sistem komplemen

Kekurangan komplemen komponen 3 (C3)

Kekurangan komplemen komponen 6 (C6)

Kekurangan komplemen komponen 7 (C7)

Kekurangan kompleman komponen 8 (C8)

f) Agammaglobulinemia X-Linked

Agammaglobulinemia X-linked (agammaglobulinemia Bruton) hanya menyerang anak laki-laki dan merupakan akibat dari penurunan jumlah atau tidak adanya limfosit B serta sangat rendahnya kadar antibodi karena terdapat kelainan pada kromosom X.

Bayi akan menderita infeksi paru-paru, sinus dan tulang, biasanya karena bakteri (misalnya Hemophilus dan Streptococcus) dan bisa terjadi infeksi virus yang tidak biasa di otak.

Tetapi infeksi biasanya baru terjadi setelah usia 6 bulan karena sebelumnya bayi memiliki antibodi perlindungan di dalam darahnya yang berasal dari ibunya.

Jika tidak mendapatkan vaksinasi polio, anak-anak bisa menderita polio. Mereka juga bisa menderita artritis. Suntikan atau infus immunoglobulin diberikan selama hidup penderita agar penderita memiliki antibodi sehingga bisa membantu mencegah infeksi. Jika terjadi infeksi bakteri diberikan antibiotik.

Anak laki-laki penderita agammaglobulinemia X-linked banyak yang menderita infeksi sinus dan paru-paru menahun dan cenderung menderita kanker.g) COMMON VARIABLE IMMUNODEFICIENCY

Immunodefisiensi yang berubah-ubah terjadi pada pria dan wanita pada usia berapapun, tetapi biasanya baru muncul pada usia 10-20 tahun. Penyakit ini terjadi akibat sangat rendahnya kadar antibodi meskipun jumlah limfosit Bnya normal. Pada beberapa penderita limfosit T berfungsi secara normal, sedangkan pada penderita lainnya tidak.

Sering terjadi penyakit autoimun, seperti penyakit Addison, tiroiditis dan artritis rematoid. Biasanya terjadi diare dan makanan pada saluran pencernaan tidak diserap dengan baik. Suntikan atau infus immunoglobulin diberikan selama hidup penderita. Jika terjadi infeksi diberikan antibiotik.

h) KEKURANGAN ANTIBODI SELEKTIF

Pada penyakit ini, kadar antibodi total adalah normal, tetapi terdapat kekurangan antibodi jenis tertentu. Yang paling sering terjadi adalah kekurangan IgA. Kadang kekurangan IgA sifatnya diturunkan, tetapi penyakit ini lebih sering terjadi tanpa penyebab yang jelas. Penyakit ini juga bisa timbul akibat pemakaian fenitoin (obat anti kejang).

Sebagian besar penderita kekurangan IgA tidak mengalami gangguan atau hanya mengalami gangguan ringan, tetapi penderita lainnya bisa mengalami infeksi pernafasan menahun dan alergi. Jika diberikan transfusi darah, plasma atau immunoglobulin yang mengandung IgA, beberapa penderita menghasilkan antibodi anti-IgA, yang bisa menyebabkan reaksi alergi yang hebat ketika mereka menerima plasma atau immunoglobulin berikutnya. Biasanya tidak ada pengobatan untuk kekurangan IgA. Antibiotik diberikan pada mereka yang mengalami infeksi berulang.

i) PENYAKIT IMMUNODEFISIENSI GABUNGAN YANG BERAT

Penyakit immunodefisiensi gabungan yang berat merupakan penyakit immunodefisiensi yang paling serius. Terjadi kekurangan limfosit B dan antibodi, disertai kekurangan atau tidak berfungsinya limfosit T, sehingga penderita tidak mampu melawan infeksi secara adekuat.Sebagian besar bayi akan mengalami pneumonia dan thrush (infeksi jamur di mulut); diare biasanya baru muncul pada usia 3 bulan. Bisa juga terjadi infeksi yang lebih serius, seperti pneumonia pneumokistik.

Jika tidak diobati, biasanya anak akan meninggal pada usia 2 tahun. Antibiotik dan immunoglobulin bisa membantu, tetapi tidak menyembuhkan. Pengobatan terbaik adalah pencangkokan sumsum tulang atau darah dari tali pusar.

j) SINDROMA WISKOTT-ALDRICH

Sindroma Wiskott-Aldrich hanya menyerang anak laki-laki dan menyebabkan eksim, penurunan jumlah trombosit serta kekurangan limfosit T dan limfosit B yang menyebabkan terjadinya infeksi berulang. Akibat rendahnya jumlah trombosit, maka gejala pertamanya bisa berupa kelainan perdarahan (misalnya diare berdarah). Kekurangan limfosit T dan limfosit B menyebabkan anak rentan terhadap infeksi bakteri, virus dan jamur. Sering terjadi infeksi saluran pernafasan.

Anak yang bertahan sampai usia 10 tahun, kemungkinan akan menderita kanker (misalnya limfoma dan leukemia). Pengangkatan limpa seringkali bisa mengatasi masalah perdarahan, karena penderita memiliki jumlah trombosit yang sedikit dan trombosit dihancurkan di dalam limpa. Antibiotik dan infus immunoglobulin bisa membantu penderita, tetapi pengobatan terbaik adalah dengan pencangkokan sumsum tulang.k) ATAKSIA-TELANGIEKTASIA

Ataksia-telangiektasia adalah suatu penyakit keturunan yang menyerang sistem kekebalan dan sistem saraf. Kelainan pada serebelum (bagian otak yang mengendalikan koordinasi) menyebabkan pergerakan yang tidak terkoordinasi (ataksia). Kelainan pergerakan biasanya timbul ketika anak sudah mulai berjalan, tetapi bisa juga baru muncul pada usia 4 tahun.

Anak tidak dapat berbicara dengan jelas, otot-ototnya lemah dan kadang terjadi keterbelakangan mental. Telangiektasi adalah suatu keadaan dimana terjadi pelebaran kapiler (pembuluh darah yang sangat kecil) di kulit dan mata.

Telangiektasi terjadi pada usia 1-6 tahun, biasanya paling jelas terlihat di mata, telinga, bagian pinggir hidung dan lengan. Sering terjadi pneumonia, infeksi bronkus dan infeksi sinus yang bisa menyebakan kelainan paru-paru menahun. Kelainan pada sistem endokrin bisa menyebabkan ukuran buah zakar yang kecil, kemandulan dan diabetes.

Banyak anak-anak yang menderita kanker, terutama leukemia, kanker otak dan kanker lambung. Antibiotik dan suntikan atau infus immunoglobulin bisa membantu mencegah infeksi tetapi tidak dapat mengatasi kelaianan saraf. Ataksia-telangiektasia biasanya berkembang menjadi kelemahan otot yang semakin memburuk, kelumpuhan, demensia dan kematian.

l) SINDROMA HIPER-IgeSindroma hiper-IgE (sindroma Job-Buckley) adalah suatu penyakit immunodefisiensi yang ditandai dengan sangat tingginya kadar antibodi IgE dan infeksi bakteri stafilokokus berulang. Infeksi bisa menyerang kulit, paru-paru, sendi atau organ lainnya. Banyak penderita yang memiliki tulang yang lemah sehingga sering mengalami patah tulang. Beberapa penderita menunjukkan gejala-gejala alergi, seperti eksim, hidung tersumbat dan asma.

Antibiotik diberikan secara terus menerus atau ketika terjadi infeksi stafilokokus. Sebagai tindakan pencegahan diberikan antibiotik trimetoprim-sulfametoksazol.

m) PENYAKIT GRANULOMATOSA KRONIS

Penyakit granulomatosa kronis kebanyakan menyerang anak laki-laki dan terjadi akibat kelainan pada sel-sel darah putih yang menyebabkan terganggunya kemampuan mereka untuk membunuh bakteri dan jamur tertentu.

Sel darah putih tidak menghasilkan hidrogen peroksida, superoksida dan zat kimia lainnya yang membantu melawan infeksi.

Gejala biasanya muncul pada masa kanak-kanak awal, tetapi bisa juga baru timbul pada usia belasan tahun. Infeksi kronis terjadi pada kulit, paru-paru, kelenjar getah bening, mulut, hidung dan usus. Di sekitar anus, di dalam tulan dan otak bisa terjadi abses. Kelenjar getah bening cenderung membesar dan mengering. Hati dan limpa membesar.

Pertumbuhan anak menjadi lambat.

Antibiotik bisa membantu mencegah terjadinya infeksi.

Suntikan gamma interferon setiap minggu bisa menurunkan kejadian infeksi.

Pada beberapa kasus, pencangkokan sumsum tulang berhasi menyembuhkan penyakit ini.

n) HIPOGAMMAGLOBULIN SEMENTARA PADA BAYI

Pada penyakit ini, bayi memiliki kadar antibodi yang rendah, yang mulai terjadi pada usia 3-6 bulan. Keadaan ini lebih sering ditemukan pada bayi-bayi yang lahir prematur karena selama dalam kandungan, mereka menerima antibodi ibunya dalam jumlah yang lebih sedikit.

Penyakit ini tidak diturunkan, dan menyerang anak laki-laki dan anak perempuan.

Biasanya hanya berlangsung selama 6-18 bulan.

Sebagian bayi mampu membuat antibodi dan tidak memiliki masalah dengan infeksi, sehingga tidak diperlukan pengobatan.

Beberapa bayi (terutama bayi prematur) sering mengalami infeksi.

Pemberian immunoglobulin sangat efektif untuk mencegah dan membantu mengobati infeksi. Biasanya diberikan selama 3-6 bulan.

Jika perlu, bisa diberikan antibiotik.

a. PENYEBAB

Immunodefisiensi bisa timbul sejak seseorang dilahirkan (immunodefisiensi kongenital) atau bisa muncul di kemudian hari.

Immunodefisiensi kongenital biasanya diturunkan. Terdapat lebih dari 70 macam penyakit immunodefisiensi yang sifatnya diturunkan (herediter).

Pada beberapa penyakit, jumlah sel darah putihnya menurun; pada penyakit lainnya, jumlah sel darah putih adalah normal tetapi fungsinya mengalami gangguan. Pada sebagian penyakit lainnya, tidak terjadi kelainan pada sel darah putih, tetapi komponen sistem kekebalan lainnya mengalami kelainan atau hilang.

Immunodefisiensi yang didapat biasanya terjadi akibat suatu penyakit. Immunodefisiensi yang didapat lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan immunodefisiensi kongenital.

Beberapa penyakit hanya menyebabkan gangguan sistem kekebalan yang ringan, sedangkan penyakit lainnya menghancurkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.

Pada infeksi HIV yang menyebabkan AIDS, virus menyerang dan menghancurkan sel darah putih yang dalam keadaan normal melawan infeksi virus dan jamur.

Berbagai keadaan bisa mempengaruhi sistem kekebalan.

Pada kenyataannya, hampir setiap penyakit serius menahun menyebabkan gangguan pada sistem kekebalan.

Orang yang memiliki kelainan limpa seringkali mengalami immunodefisiensi. Limpa tidak saja membantu menjerat dan menghancurkan bakteri dan organisme infeksius lainnya yang masuk ke dalam peredaran darah, tetapi juga merupakan salah satu tempat pembentukan antibodi.

Jika limpa diangkat atau mengalami kerusakan akibat penyakit (misalnya penyakit sel sabit), maka bisa terjadi gangguan sistem kekebalan.

Jika tidak memiliki limpa, seseorang (terutama bayi) akan sangat peka terhadai infeksi bakteri tertentu (misalnya Haemophilus influenzae, Escherichia coli dan Streptococcus). Selain vaksin yang biasa diberikan kepada anak-anak, seorang anak yang tidak memiliki limpa harus mendapatkan vaksin pneumokokus dan meningokokus.

Anak kecil yang tidak memiliki limpa harus terus menerus mengkonsumsi antibiotik selama 5 tahun pertama. Semua orang yang tidak memiliki limpa, harus segera mengkonsumsi antibiotik begitu ada demam sebagai pertanda awal infeksi.

Malnutrisi (kurang gizi) juga bisa secara serius menyebabkan gangguan sistem kekebalan.

Jika malnutrisi menyebabkan berat badan kurang dari 80% berat badan ideal, maka biasanya akan terjadi gangguan sistem kekebalan yang ringan.

Jika berat badan turun sampai kurang dari 70% berat badan ideal, maka biasanya terjadi gangguan sistem kekebalan yang berat.

Infeksi (yang sering terjadi pada penderita kelainan sistem kekebalan) akan mengurangi nafsu makand an meningkatkan kebutuhan metabolisme tubuh, sehingga semakin memperburuk keadaan malnutrisi.

Beratnya gangguan sistem kekebalan tergantung kepada beratnya dan lamanya malnutrisi dan ada atau tidak adanya penyakit. Jika malnutrisi berhasil diatasi, maka sistem kekebalan segera akan kembali normal.

b. PENCEGAHAN

Hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh penderita penyakit immunodefisiensi:

Mempertahankan gizi yang baik

Memelihara kebersihan badan

Menghindari makanan yang kurang matang

Menghindari kontak dengan orang yang menderita penyakit menular

Menghindari merokok dan obat-obat terlarang

Menjaga kebersihan gigi untuk mencegah infeksi di mulut

Vaksinasi diberikan kepada penderita yang mampu membentuk antibodi.

Kepada penderita yang mengalami kekurangan limfosit B atau limfosit T hanya diberikan vaksin virus dan bakteri yang telah dimatikan (misalnya vaksin polio, MMR dan BCG).

Jika diketahui ada anggota keluarga yang membawa gen penyakit immunodefisiensi, sebaiknya melakukan konseling agar anaknya tidak menderita penyakit ini.

Beberapa penyakit immunodefisiensi yang bisa didiagnosis pda janin dengan melakukan pemeriksaaan pada contoh darah janin atau cairan ketuban:

Agammaglobulinemia

Sindroma Wiskott-Aldrich

Penyakit immunodefisiensi gabungan yang berat

Penyakit granulomatosa kronis.c. Hipersensitivitas.Hipersensitivitas adalah respon imun yang merusak jaringan tubuh sendiri. Mereka dibagi menjadi empat kelas (Type I IV) berdasarkan mekanisme yang terlibat dan perjalanan waktu reaksi hipersensitif.

d. HIV(AIDS)AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Penyakit AIDS yaitu suatu penyakit yang ditimbulkan sebagai dampak berkembangbiaknya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) didalam tubuh manusia, yang mana virus ini menyerang sel darah putih (sel CD4) sehingga mengakibatkan rusaknya sistem kekebalan tubuh. Hilangnya atau berkurangnya daya tahan tubuh membuat si penderita mudah sekali terjangkit berbagai macam penyakit termasuk penyakit ringan.Virus HIV menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak Virus HIV baru, kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit, Tubuh kita lemah dan tidak berupaya melawan jangkitan penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek biasa.Ketika tubuh manusia terkena virus HIV maka tidaklah langsung menyebabkan atau menderita penyakit AIDS, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV untuk menyebabkan AIDS atau HIV positif yang mematikan

a. Cara Penularan virus HIV Melalui darah. misalnya ; Transfusi darah, terkena darah HIV+ pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb. Melalui cairan semen, air mani (sperma atau peju Pria). misalnya ; seorang Pria berhubungan badan dengan pasangannya tanpa menggunakan kondom atau pengaman lainnya, oral sex, dsb Melalui cairan vagina pada Wanita. misalnya ; Wanita yang berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks, dsb. Melalui Air Susu Ibu (ASI). misalnya ; Bayi meminum ASI dari wanita hiv+, Pria meminum susu ASI pasangannya, dsb.

Adapun cairan tubuh yang tidak mengandung Virus HIV pada penderita HIV+ antara lain Saliva (air liur atau air ludah), Feses (kotoran atau tinja), Air mata,keringat.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 SaranAgar kita terbebas dari gangguan atau penyakit-penyakit yang disebabkan oleh rendhanya system kekebalan tubuh kita, maka kita harus menjga kesehatan dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, melakukan pola hidup sehat, dan sering berolahraga agar system kekebalan tubuh kita selalu siap untuk menagkal segala macam penyakit yang menyerang tubuh kita.

DAFTAR PUSTAKALestari, S. E., & Kistinnah, I. (2008). Biologio 2 : Mahluk hidup dan lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.Kimball, W. J. (1983). Biologi. Jakarta: Erlangga.

Sumber Lain :

http://blogs.unpad.ac.id/systemimmune/2010/10/27/system-immune/ diakses pada tanggal 06 Desember 2011http://irfansworld.com/2009/06/05/penyakit-immunodefisiensikelainan-sistem-imun/ diakses pada tanggal 06 Desember 2011

ii