Makalah Imun Selesai

39
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada mulanya imunologi merupakan cabang mikrobiologi yang mempelajari respon tubuh, terutama respon kekebalan, terhadap penyakit infeksi. Pada tahun 1546Girolamo Frascastoro mengajukan teori contagion yang menyatakan bahwa penyakit infeksi terhadap suatuzat yang dapat memindahkan penyakit tersebut dari satu individu ke individu lain. Tetapi zat tersebut sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata pada waktu itu belum dapat diidentifikasi. Menurut sejarah perkembangan laboratorium sebenarnya laboratorium imunologi merupakan laboratorium yang pertama-tama menunjang klinik dalam meneggakkan diagnosis penyakit infeksi. Pengertian awal imunitas adalah perlindungan terhadap penyakit dan lebih spesifiklagi perlindungan terhadap infeksi. Sel dan molekul yang bertanggung jawab atas imunitas disebut system imun dan respons komponennya secara bersama dan 1

Transcript of Makalah Imun Selesai

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pada mulanya imunologi merupakan cabang mikrobiologi yang mempelajari

respon tubuh, terutama respon kekebalan, terhadap penyakit infeksi. Pada tahun

1546Girolamo Frascastoro mengajukan teori contagion yang menyatakan bahwa

penyakit infeksi terhadap suatuzat yang dapat memindahkan penyakit tersebut dari

satu individu ke individu lain. Tetapi zat tersebut sangat kecil sehingga tidak dapat

dilihat dengan mata pada waktu itu belum dapat diidentifikasi.

Menurut sejarah perkembangan laboratorium sebenarnya laboratorium

imunologi merupakan laboratorium yang pertama-tama menunjang klinik dalam

meneggakkan diagnosis penyakit infeksi. Pengertian awal imunitas adalah

perlindungan terhadap penyakit dan lebih spesifiklagi perlindungan terhadap

infeksi. Sel dan molekul yang bertanggung jawab atas imunitas disebut system

imun dan respons komponennya secara bersama dan terkoordinasi disebut respon

imun. Kemudian terungkap bahwa substansi asing non-infeksius pun dapat

menyulut respons imun, dan ternyata pula bahwa mekanisme yang biasanya

melindungi seseorang terhadap infeksi dan berfungsi menyingkirkan substansi

asing, pada keadaan tertentu dapat mengakibatkan kerusakan jaringan dan

penyakit.

Dalam perkembangan imunologi selanjutnya, ternyata imunologi dewasa ini

tidak sengaja berkisar sekitar masalah infeksi tetapi sudah meluas hingga ruang

lingkupnya telah meliputi hamper semua disiplin ilmu kedokteran. Dalam 30

1

tahun terakhir telah terjadi perubahan dalam pengertian kita tentang sistem imun

dan fungsinya.

Setiap manusia memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sari

makanan dapat diangkut oleh darah dalam bentuk molekul-molekul yang kecil

dan sederhana. Oleh karenanya, makanan yang dimakan dihancurkan terlebih

dahulu sebelum diangkut. Proses ini disebut proses pencernaan. Pencernaan

dilakukan oleh sistem pencernaan. Sistem pencernaan meliputi saluran pencernaan

dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan merupakan alat yang dilalui

makanan seperti mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus.

Saluran pencernaan berfungsi memecahkan makanan yang besar menjadi

berukuran lebih kecil dan halus.

Mikroba saluran cerna adalah unsur terpenting dalam pertahanan sistem

pencernaan. Keuntungan probiotik melindungi saluran cerna dapat diketahui dari

beberapa hal , misalnya kolonisasi bakteri disaluran cerna yang menekan

pertumbuhan atau pengikat epitel oleh kuman pathogen dan produksi zat anti

mikroba.

A. Tujuan

Tujuan umum

Meningkatkan pengetahuan Hubungan saluran pencernaan dengan

imunitas dan gizi.

Tujuan khusus

1. Diketahuinya definisi saluran pencernaan

2. Diketahuinya definisi imunitas

2

3. Diketahuinya hubungan saluran pencernaan dengan imunitas dan

gizi

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Saluran Pencernaan

Setiap manusia memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sari

makanan dapat diangkut oleh darah dalam bentuk molekul-molekul yang kecil

dan sederhana. Oleh karenanya, makanan yang dimakan dihancurkan terlebih

dahulu sebelum diangkut. Proses ini disebut proses pencernaan. Pencernaan

dilakukan oleh sistem pencernaan. Sistem pencernaan meliputi saluran pencernaan

dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan merupakan alat yang dilalui

makanan seperti mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus.

Saluran pencernaan berfungsi memecahkan makanan yang besar menjadi

berukuran lebih kecil dan halus.

4

a. Sistem Pencernaan

1. Mulut (cavum oris) dan faring

Mulut merupakan alat (organ) pencernaan pertama, di dalamnya terdapat gigi,

lidah dan kelenjar ludah. Macam gigi adalah gigi seri, gigi taring dan gigi

geraham. Fungsi gigi seri untuk memotong makanan, gigi taring untuk merobek,

gigi geraham untuk mengunyah makanan. Susunan gigi secara umum dari luar ke

dalam meliputi lapisan email (sebagai pelindung lapisan gigi).

Lidah di dalam mulut berfungsi untuk mengecap rasa makanan, memindahkan

makanan pada saat dikunyah dan membantu menelan makanan. Kuncup

pengecap di lidah disebut papilla. Daerah lidah yang peka terhadap rasa manis

terletak di bagian ujung lidah, peka asam dan asin di pinggir lidah serta yang peka

terhadap rasa pahit terletak di pangkal lidah. Saliva atau air ludah yang dihasilkan

oleh kelenjar ludah, berfungsi untuk melunakkan makanan serta membantu dalam

menelan makanan. Saliva mengandung enzim ptialin. Makanan dari rongga mulut

menuju ke kerongkongan melalui faring. Faring berupa saluran memanjang di

belakang rongga mulut. Pada pangkal faring terdapat epiglotis, untuk menutup

saluran pernapasan pada saat menelan makanan.

2. Kerongkongan (esophagus)

Kerongkongan berupa saluran panjang yang terdapat di dalam leher, berfungsi

untuk memasukkan makanan dari mulut menuju lambung. Di dalam

kerongkongan terjadi gerakan peristaltik untuk mendorong makanan menuju

lambung.

5

3. Lambung (ventriculus)

Lambung terdapat di dalam rongga perut di sebelah bawah difragma, berupa

kantong penyimpanan makanan. Lambung terdiri dari tiga bagian : kardiak

(bagian atas), fundus (bagian tengah) dan pilorus (bagian akhir). Lambung

melakukan gerakan peristaltik dan pendular untuk meremas dan mengaduk

makanan yang masuk. Di dalam lambung terdapat kelenjar yang menghasilkan

enzim pencernaan seperti asam khlorida (HCl), enzim pepsin dan enzim renin.

Enzim ptialin dalam air ludah tidak dapat bekerja di dalam lambung karena terlalu

asam (pH sekitar 1,5 sampai 3). Makanan berada di lambung kira-kira 3 sampai 4

jam atau sampai 7 jam untuk bahan makanan yang mengandung banyak lemak.

Makanan yang sudah hancur sedikit demi sedikit masuk ke usus halus.

4. Usus halus (intestinum)

Usus halus terdapat 3 bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus

kosong (yeyenum) dan usus penyerap (ileum). Duodenum memiliki panjang

sekitar dua belas jari, terdapat muara dari dua saluran : saluran dari kelenjar

pankreas dan saluran dari kantung empedu. Di dalam duodenum makanan dicerna

dengan bantuan enzim pencernaan menjadi molekul yang lebih sederhana. Pada

duodenum sudah terjadi penyerapan (absorbsi) asam amino yang berlangsung

cepat. Selanjutnya makanan melewati yeyenum (sekitar 7 meter) menuju ileum.

Di dalam ileum terjadi penyerapan sari makanan hasil pencernaan.

Dinding dalam dari ileum berlipat-lipat yang disebut dengan jonjot (villi). Villi

berfungsi untuk memperluas bidang penyerapan sari makanan. Sari makanan yang

6

larut dalam air (seperti glukosa, asam amino, vitamin B dan C) diserap oleh darah

dalam pembuluh kapiler kemudian diedarkan ke seluruh sel yang membutuhkan.

Molekul glukosa diserap secara difusi dengan kecepatan maksimum 120 gram tiap

jam. Sedangkan sari makanan yang larut dalam lemak (seperti asam lemak,

gliserol, vitamin A, D dan E ) diserap dan diangkut oleh cairan getah bening

(limfe) di dalam pembuluh kill. Sisa makanan yang tidak dapat dicerna seperti zat

serat (sellulosa) dan bahan yang telah diserap sarinya menuju ke usus besar.

Makanan berada di dalam usus kira-kira 12 sampai 24 jam.

5. Usus besar (colon)

Pertemuan antara usus halus dan usus besar terdapat usus buntu dan umbai

cacing (appendiks). Belum diketahui fungsi utama appendiks. Usus besar

memiliki ukuran yang lebih pendek dari pada usus halus, tetapi memiliki diameter

lebih lebar sampai 3X usus halus (mencapai 7 cm). Pada usus besar terjadi

penyerapan garam-garam mineral dari sisa makanan serta penyerapan air

(reabsorbsi) dalam jumlah tertentu. Apabila sisa makanan kekurangan air, maka

7

air dilepaskan kembali. Di alam usus besar terdapat banyak mikroorganisme yang

membantu membusukkan sisa makanan, seperti Escherichia coli. Sisa makanan

yang telah busuk ini disebut faeces. Colon terdiri dari colon ascendens (naik),

colon transcendens (mendatar) dan colon menurun.

6. Rectum dan muara pelepasan (anus).

Faeces melalui rectum dilepaskan di anus.

b. Kelenjar Pencernaan

Pencernaan makanan di dalam saluran pencernaan dibantu dengan enzim.

Enzim pencernaan dihasilkan oleh kelenjar pencernaan. Macam kelenjar

pencernaan pada manusia diantaranya :

kelenjar ludah (parotis),

kelenjar lambung,

kelenjar pankreas dan hati.

1. Kelenjar ludah (parotis)

8

Kelenjar ludah terdapat di bawah lidah, di rahang bawah sebelah kanan

dan kiri serta di bawah telinga sebelah kanan dan kiri faring. Kelenjar ludah

menghasilkan air ludah (saliva). Saliva keluar dipengaruhi oleh kondisi psikhis

yang membayangkan makanan tertentu serta refleks karena adanya makanan yang

masuk ke dalam mulut. Saliva mengandung enzim ptialin atau amilase ludah.

2. Kelenjar lambung

Lambung memiliki kelenjar yang menghasilkan enzim pepsin, enzim renin

dan asam khlorida (HCl). Enzim pepsin berasal dari pepsinogen yang diaktifkan

oleh asam lambung. Sekresi atau pengeluaran asam lambung dipengaruhi oleh

refleks jika ada makanan yang masuk ke dalam lambung, serta dipengaruhi oleh

hormon gastrin yang dikeluarkan oleh dinding lambung. Produksi asam lambung

yang berlebih dapat membuat radang pada dinding lambung.

3. Kantong empedu

Kantong empedu menempel di hati, sebagai tempat menampung cairan

empedu. Empedu dihasilkan dari perombakan sel darah merah yang tua atau rusak

9

oleh hati. Cairan empedu dialirkan ke dalam duodenum. Pengeluaran cairan

empedu dipengaruhi oleh hormon kolesistokinin. Hormon ini dihasilkan oleh

duodenum.

4. Kelenjar pankreas

Kelenjar pankreas terletak di rongga perut di dekat lambung. Pankreas

menghasilkan enzim pencernaan yang dialirkan menuju duodenum, yaitu:enzim

amilase, enzim tripsinogen, enzim lipase dan NaHCO3. Sekresi enzim dari

pankreas dipengaruhi oleh hormon sekretin. Hormon sekretin   dihasilkan oleh

duodenum pada saat makanan masuk duodenum (usus dua belas jari).

5. Kelenjar di usus halus

Kelenjar pada usus halus menghasilkan enzim enterokinase, enzim erepsin

(peptidase), enzim maltase, enzim sukrase, enzim laktase dan enzim nuklease serta

lipase. Pengeluaran enzim-enzim ini dipengaruhi oleh hormon enterokrinin yang

dihasilkan oleh duodenum.

c. Macam Proses Pencernaan

Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar

menjadi lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks

menjadi molekul yang sederhana. Ukuran molekul yang kecil ini memungkinkan

darah dan cairan getah bening mengangkut menuju sel-sel yang memerlukan.

Proses pencernaan makanan meliputi pencernaan mekanik dan pencernaan

kimiawi.

10

1. Pencernaan Mekanik

Pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan dari ukuran besar

menjadi lebih kecil dengan bantuan alat-alat pencernaan. Alat yang membantu

pencernaan mekanik seperti gigi, lambung, usus. Gerakan gigi seri memotong

makanan, gigi taring merobek makanan, gigi geraham mengunyah makanan serta

lambung dan usus melakukan gerakan meremas makanan merupakan pencernaan

mekanik.

Pada pencernaan mekanik umumnya tidak mengubah susunan molekul bahan

makanan yang dicerna. Pencernaan mekanik menjadi lebih mudah karena adanya

saliva (air ludah) dan getah lambung. Pencernaan mekanik dibantu oleh gerakan

saluran pencernaan seperti gerakan peristaltik, gerak segmentasi dan gerak ayun

(pendular). Gerakan-gerakan ini memungkinkan makanan di dorong, kemudian

diremas dan dicampur dengan enzim pencernaan (pengadukan).

2. Pencernaan Kimiawi

Pencernaan makanan secara kimiawi terjadi dengan bantuan zat kimia tertentu.

Enzim pencernaan merupakan zat kimia yang berfungsi memecahkan molekul

bahan makanan yang kompleks dan besar menjadi molekul yang lebih sederhana

dan kecil. Molekul yang sederhana ini memungkinkan darah dan cairan getah

bening (limfe) mengangkut ke seluruh sel yang membutuhkan.

Secara umum enzim memiliki sifat : bekerja pada substrat tertentu,

memerlukan suhu tertentu dan keasaman (pH) tertentu pula. Suatu enzim tidak

dapat bekerja pada substrat lain. Molekul enzim juga akan rusak oleh suhu yang

11

terlalu rendah atau terlalu tinggi. Demikian pula enzim yang bekerja pada keadaan

asam tidak akan bekerja pada suasana basa dan sebaliknya. Macam-macam enzim

pencernaan yaitu :

1. Enzim ptialin

Enzim ptialin terdapat di dalam air ludah, dihasilkan oleh kelenjar ludah.

Fungsi enzim ptialin untuk mengubah amilum (zat tepung) menjadi glukosa.

2. Enzim amilase

Enzim amilase dihasilkan oleh kelenjar ludah (parotis) di mulut dan kelenjar

pankreas. Kerja enzim amilase yaitu :

Amilum sering dikenal dengan sebutan zat tepung atau pati. Amilum

merupakan karbohidrat atau sakarida yang memiliki molekul kompleks. Enzim

amilase memecah molekul amilum ini menjadi sakarida dengan molekul yang

lebih sederhana yaitu maltosa.

3. Enzim maltase

Enzim maltase terdapat di usus dua belas jari, berfungsi memecah molekul

maltosa menjadi molekul glukosa. Glukosa merupakan sakarida sederhana

(monosakarida). Molekul glukosa berukuran kecil dan lebih ringan dari pada

12

maltosa, sehingga darah dapat mengangkut glukosa untuk dibawa ke seluruh sel

yang membutuhkan.

4. Enzim pepsin

Enzim pepsin dihasilkan oleh kelenjar di lambung berupa pepsinogen.

Selanjutnya pepsinogen bereaksi dengan asam lambung menjadi pepsin. Cara

kerja enzim pepsin yaitu :

Enzim pepsin memecah molekul protein yang kompleks menjadi molekul

yang lebih sederhana yaitu pepton. Molekul pepton perlu dipecah lagi agar dapat

diangkut oleh darah.

5. Enzim tripsin

Enzim tripsin dihasilkan oleh kelenjar pancreas dan dialirkan ke dalam

usus dua belas jari   (duodenum). Cara kerja enzim tripsin yaitu :

Asam amino memiliki molekul yang lebih sederhana jika dibanding

molekul pepton. Molekul asam amino inilah yang diangkut darah dan dibawa ke

seluruh sel yang membutuhkan. Selanjutnya sel akan merakit kembali asam

amino-asam amino membentuk protein untuk berbagai kebutuhan sel.

13

6. Enzim renin

Enzim renin dihasilkan oleh kelenjar di dinding lambung. Fungsi enzim

renin untuk mengendapkan kasein dari air susu. Kasein merupakan protein susu,

sering disebut keju. Setelah kasein diendapkan dari air susu maka zat dalam air

susu dapat dicerna.

7. Asam khlorida (HCl)

Asam khlorida (HCl) sering dikenal dengan sebutan asam lambung,

dihasilkan oleh kelenjar didalam dinding lambung. Asam khlorida berfungsi untuk

membunuh mikroorganisme tertentu yang masuk bersama-sama makanan.

Produksi asam khlorida yang tidak stabil dan cenderung berlebih, dapat

menyebabkan radang lambung yang sering disebut penyakit ”mag”.

8. Cairan empedu

Cairan empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantong

empedu. Empedu mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin yang

menyebabkan kotoran sisa pencernaan berwarna kekuningan. Empedu berasal dari

rombakan sel darah merah (erithrosit) yang tua atau telah rusak dan tidak

digunakan untuk membentuk sel darah merah yang baru. Fungsi empedu yaitu

memecah molekul lemak menjadi butiran-butiran yang lebih halus sehingga

membentuk suatu emulsi. Lemak yang sudah berwujud emulsi ini selanjutnya

akan dicerna menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana lagi.

14

9. Enzim lipase

Enzim lipase dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan ke

dalam usus dua belas jari (duodenum). Enzim lipase juga dihasilkan oleh

lambung, tetapi jumlahnya sangat sedikit. Cara kerja enzim lipase yaitu :

Lipid (seperti lemak dan minyak) merupakan senyawa dengan molekul

kompleks yang berukuran besar. Molekul lipid tidak dapat diangkut oleh cairan

getah bening, sehingga perlu dipecah lebih dahulu menjadi molekul yang lebih

kecil. Enzim lipase memecah molekul lipid menjadi asam lemak dan gliserol yang

memiliki molekul lebih sederhana dan lebih kecil. Asam lemak dan gliserol tidak

larut dalam air, maka pengangkutannya dilakukan oleh cairan getah bening

(limfe).

d. Gangguan Sistem Pencernaan

• Apendikitis : Radang usus buntu.

• Diare : Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang

terlalu cepat.

• Kontipasi (Sembelit) : Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air

besar)

• Maldigesti : Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang

15

merangsang lambung.

• Parotitis : Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong

• Tukak Lambung/Maag : "Radang" pada dinding lambung, umumnya

diakibatkan infeksi Helicobacter pylori

• Xerostomia : Produksi air liur yang sangat sedikit

Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola

makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara

gangguan-gangguan ini adalah diare, sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik,

sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis).

1. Diare

Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi

lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini

disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau

organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama

menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.

2. Konstipasi (Sembelit)

Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat.

Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan

kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang

berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging.

16

3. Tukak Lambung (Ulkus)

Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung

enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-

bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah

terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding

lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak

lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu.

Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut:

Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium). Gangguan

lain adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti

alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan

produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada

dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak

lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat

makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada

lambung. Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada

lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut

apendisitis.

B. Imunitas

Apabila tubuh mendapatkan serangan dari benda asing maupun infeksi

mikroorganisme (kuman penyakit, bakteri, jamur, atau virus) maka sistem

kekebalan tubuh akan berperan dalam melindungi tubuh dari bahaya akibat

17

serangan tersebut. Ada beberapa macam imunitas yang dibedakan berdasarkan

cara mempertahankan dan berdasarkan cara memperolehnya.

Mikrobia untuk dapat menginfeksi bagian organ yang lebih dalam terlebih

dahulu harus berhasil menembus penghalang luar yaitu kulit dan membran

mukosa. Apabila sudah berhasil melewati pertahanan pertama maka harus

menghadapi pertahanan kedua yaitu fagositosis (protein antimikroba).

Berdasarkan cara mempertahankan diri dari penyakit, imunitas dibedakan

menjadi dua, yaitu imunitas nonspesifik dan imunitas spesifik. Adapun

berdasarkan cara memperolehnya dibedakan menjadi kekebalan aktif dan

kekebalan pasif. Berikut ini akan dibahas jenis-jenis kekebalan satu persatu dan

proses pembentukan antibodi.

1. Imunitas Nonspesifik

Pertahanan tubuh terhadap serangan (infeksi) oleh mikroorganisme telah

dilakukan sejak dari permukaan luar tubuh yaitu kulit dan pada permukaan organ-

organ dalam. Tubuh dapat melindungi diri tanpa harus terlebih dulu mengenali

atau menentukan identitas organisme penyerang. Imunitas nonspesifik didapat

melalui tiga cara berikut.

a. Sistem Imun / Imunitas pertahanan yang terdapat dipermukaan organ tubuh

Tubuh memiliki daerah-daerah yang rawan terinfeksi oleh kuman penyakit

berupa mikroorganisme, yaitu daerah saluran pernapasan dan saluran pencernaan.

Saluran pencernaan setiap hari dilewati oleh berbagai macam makanan dan air

yang diminum. Makanan tersebut tidak selalu terbebas dari kuman penyakit baik

18

berupa jamur maupun bakteri sehingga terinfeksi melalui saluran pencernaan yang

kemungkinannya tinggi.

Setiap organ tubuh seperti paru-paru, lambung, ginjal, mempunyai kulit dan

membran mukosa sebagai pembatas mekanis agar mikrobia tidak masuk ke dalam

organ tersebut. Setiap kulit dan membran mukosa pada organ-organ tubuh

memiliki cara tersendiri untuk melindungi diri dari kuman penyakit.

Sebagai contoh, pada kulit terdapat kelenjar minyak yang mengandung bahan

kimia dan dapat melemahkan bahkan membunuh bakteri di kulit. Mikroorganisme

yang berada pada bahan makanan sebagian besar sudah dimatikan oleh saliva

yang mengandung lisosom. Di dalam perut, mikroorganisme yang masih hidup

juga dimatikan dengan adanya asam-asam. Di dalam usus terdapat enzim-enzim

pencernaan yang juga dapat membunuh mikroorganisme yang merugikan.

Demikian juga dengan saluran pernapasan. Hal ini disebabkan udara yang

dihirup melalui hidung mengandung partikel-partikel asing (berupa debu) maupun

mikroorganisme (termasuk spora jamur). Spora jamur dapat tumbuh dan

berkembang biak jika berada di tempat (lingkungan) yang sesuai.

b. Sistem Imunitas Pertahanan dengan Cara Menimbulkan Peradangan

(Inflamatori)

Mikroorganisme yang telah berhasil melewati pertahanan di bagian

permukaan organ dapat menginfeksi sel-sel dalam organ. Tubuh akan melakukan

perlindungan dan pertahanan dengan memberi tanda secara kimiawi yaitu dengan

cara sel terinfeksi mengeluarkan senyawa kimia histamin dan prostaglandin.

Senyawa kimia ini akan menyebabkan pelebaran pada pembuluh darah di daerah

yang terinfeksi. Hal ini akan menaikkan aliran darah ke daerah yang terkena

19

infeksi. Akibatnya daerah terinfeksi menjadi berwarna kemerahan dan terasa lebih

hangat.

Apabila kulit mengalami luka akan terjadi peradangan yang ditandai dengan

memar, nyeri, bengkak, dan meningkatnya suhu tubuh. Jika luka ini menyebabkan

pembuluh darah robek maka mastosit akan menghasilkan bradikinin dan histamin.

Bradikinin dan histamin ini akan merangsang ujung saraf sehingga pembuluh

darah dapat semakin melebar dan bersifat permeabel. Kenaikan permeabilitas

kapiler darah menyebabkan neutrofil berpindah dari darah ke cairan luar sel.

Neutrofil ini akan menyerang bakteri yang menginfeksi sel.

Selanjutnya, neutrofil dan monosit berkumpul di tempat yang terluka dan

mendesak hingga menembus dinding kapiler. Setelah itu, neutrofil mulai

memakan bakteri dan monosit berubah menjadi makrofag (sel yang berukuran

besar). Makrofag berfungsi fagositosis dan merangsang pembentukan jenis sel

darah putih yang lain.

.

Keterangan:

20

1) Jaringan mengalami luka, kemudian mengeluarkan tanda berupa

senyawa kimia yaitu histamin dan senyawa kimia lainnya.

2) Terjadi pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) yang menyebabkan

bertambahnya aliran darah, menaikkan permeabilitas pembuluh darah.

Selanjutnya terjadi perpindahan sel-sel fagosit.

3) Sel-sel fagosit (makrofag dan neutrofil) memakan patogen.

Sinyal kimia yang dihasilkan oleh jaringan yang luka akan menyebabkan

ujung saraf mengirimkan sinyal ke sistem saraf. Histamin berperan dalam proses

pelebaran pembuluh darah.Makrofag disebut juga big eaters karena berukuran

besar, mempunyai bentuk tidak beraturan, dan membunuh bakteri dengan cara

memakannya. Anda dapat mengingat kembali cara makan amoeba, seperti itulah

cara makrofag memakan bakteri

Bakteri yang sudah berada di dalam makrofag kemudian dihancurkan

dengan enzim lisosom. Makrofag ini juga bertugas untuk mengatasi infeksi virus

dan partikel debu yang berada di dalam paru-paru. Sebenarnya di dalam tubuh

keberadaan makrofag ini sedikit, tetapi memiliki peran sangat penting. Setelah

infeksi tertanggulangi, beberapa neutrofil akhirnya mati seiring dengan matinya

jaringan sel dan bakteri. Setelah ini sel-sel yang masih hidup membentuk nanah.

Terbentuknya nanah ini merupakan indikator bahwa infeksi telah sembuh. Jadi

reaksi inflamatori ini sebagai sinyal adanya bahaya dan sebagai perintah agar sel

darah putih memakan bakteri yang menginfeksi tubuh. Selain sel monosit yang

berubah menjadi makrofag juga terdapat sel neutrofil yang akan membunuh

bakteri (mikroorganisme asing lainnya).

21

c. Sistem Imun Pertahanan Menggunakan Protein Pelindung

Jenis protein ini mampu menghasilkan respons kekebalan, di antaranya

adalah komplemen. Komplemen ini dapat melekat pada bakteri penginfeksi.

Setelah itu, komplemen menyerang membran bakteri dengan membentuk lubang

pada dinding sel dan membran plasmanya. Hal ini menyebabkan ion-ion Ca+

keluar dari sel bakteri, sedangkan cairan serta garam-garam dari luar sel bakteri

akan masuk ke dalam tubuh bakteri. Masuknya cairan dan garam ini

menyebabkan sel bakteri hancur.

2. Imunitas Spesifik

Imunitas spesifik diperlukan untuk melawan antigen dari imunitas

nonspesifik. Antigen merupakan substansi berupa protein dan polisakarida yang

mampu merangsang munculnya system kekebalan tubuh (antibodi). Mikrobia

yang sering menginfeksi tubuh juga mempunyai antigen. Selain itu, antigen ini

juga dapat berasal dari sel asing atau sel kanker. Tubuh kita seringkali dapat

membentuk sistem imun (kekebalan) dengan sendirinya. Setelah mempunyai

kekebalan, tubuh akan kebal terhadap penyakit tersebut walaupun tubuh telah

terinfeksi beberapa kali. Sebagai contoh campak atau cacar air, penyakit ini

biasanya hanya menjangkiti manusia sekali dalam seumur hidupnya. Hal ini

karena tubuh telah membentuk kekebalan primer. Kekebalan primer diperoleh

dari B limfosit dan T limfosit.

Adapun imunitas spesifik dapat di peroleh melalui pembentukan antibodi.

Antibodi merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh sel darah putih. Apakah

Anda tahu bagaimana kuman penyakit dapat terbunuh di dalam tubuh? Semua

kuman penyakit memiliki zat kimia pada permukaannya yang disebut antigen.

22

Antigen sebenarnya terbentuk atas protein. Tubuh akan merespon ketika tubuh

mendapatkan penyakit dengan cara membuat antibodi. Jenis antigen pada setiap

kuman penyakit bersifat spesifik atau berbeda-beda untuk setiap jenis kuman

penyakit. Dengan demikian diperlukan antibodi yang berbeda pula untuk jenis

kuman yang berbeda. Tubuh memerlukan macam antibodi yang banyak untuk

melindungi tubuh dari berbagai macam kuman penyakit. Anda pasti tahu bahwa

dalam kehidupan sehari-hari tubuh tidak dapat selalu berada dalam kondisi

terbebas dari kotoran dan mikroorganisme (steril).

C. Hubungan Saluran Pencernaan Dengan Imunitas dan Gizi

Kita mengenal berbagai macam sumber bahan makanan, tetapi tidak ada

satupun dari bahan makanan tersebut mengandung zat gizi yang lengkap. Oleh

karena itu, kita perlu mengonsumsi berbagai macam makanan agar kebutuhan zat

gizi tubuh dapat terpenuhi. Zat gizi tersebut meliputi protein, karbohidrat, lemak,

vitamin dan garam mineral. Selain harus mengandung zat gizi, makanan juga

harus higienis dan berkecukupan. Makanan yang higienis artinya tidak

mengandung kuman penyebab penyakit dan zat beracun yang dapat

membahayakan kesehatan. Makanan berkecukupan artinya dapat memenuhi

kebutuhan tubuh pada usia tertentu.

Makanan yang kita makan selanjutnya akan dipecah menjadi molekul yang

lebih sederhana sehingga dapat dimanfaatkan oleh sel-sel tubuh. Proses

pemecahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dikenal sebagai

proses pencernaan. Proses pencernaan terjadi di dalam organ pencernaan,. Organ

pencernaan dimulai dari mulut dan berakhir pada anus. Beberapa organ

pencernaan tersebut mengandung enzim pencernaan. Proses pencernaan makanan

23

di dalam tubuh berlangsung secara mekanis dan secara kimiawi. Proses

pencernaan makanan yang dibantu oleh enzim-enzim pencernaan berarti

berlangsung secara kimiawi, sedangkan mekanis terjadi karena adanya

gesekan/gerakan, misalnya dilakukan oleh gigi-gigi di dalam mulut. Molekul-

molekul makanan yang telah dicerna akan diserap oleh usus diedarkan keseluruh

sel-sel tubuh.

Komponen terakhir dari MALT adalah flora komensal yang berperan

membentuk kumpulan imunologi dari sistem imun mukosa usus. Flora komensal

diperkirakan ada 1012-1014 bakteri per gram jaringan kolon. Flora ini

menguntungkan manusia karena membantu digesti, memicu pertumbuhan dan

diferensiasi sel epitel, memproduksi vitamin, dll. Bila ada penyakit, flora dapat

terpengaruh dan terjadi pertumbuhan berlebihan dari strain yang kurang dapat

ditoleransi, contohnya pada kolitis pseudomembran akibat Clostridium difficile.

Flora komensal normalnya dapat menjaga keseimbangan spesies bakteri ini. Pada

beberapa kasus, flora normal dapat dikembalikan dengan pemberian probiotik.

Probiotik didefinisikan sebagai mikroba yang didapat dari suplemen diet

yang dapat mempengaruhi tubuh manusia secara menguntungkan khususnya di

saluran cerna. Ada dua golongan probiotik yang paling sering digunakan, yaitu

golongan lactobacillus dan bifidobacteria. Lactobacillus diidentifikasi pertama

kali oleh Louis Pasteur di Perancis. Lactobacillus merupakan bakteri yang

habitatnya berasal dari membrane mukosa dari hewan, manusia, tanaman, limbah

dan makanan fermentasi. Sementara bifidobacteria pertama kali diisolasi dari

feses atau kotoran bayi yang hanya minum Air Susu Ibu (ASI) dan terdapat

24

banyak sekali dalam usus manusia, hewan. Contohnya bifidobacterium logum,

Infasis dan bifidum.

Mikroba saluran cerna adalah unsur terpenting dalam pertahanan sistem

pencernaan. Keuntungan probiotik melindungi saluran cerna dapat diketahui dari

beberapa hal , misalnya kolonisasi bakteri disaluran cerna yang menekan

pertumbuhan atau pengikat epitel oleh kuman pathogen dan produksi zat anti

mikroba.

Secara fisiologis,probiotik dapat bertahan hidup dalam saluran cerna karena

memiliki l‘ketahanan relatif’ terhadap asam lambung dan cairan empedu.

Probiotik juga dapat melekat erat dengan sel epitel lapisan mukosa saluran cerna.

Probiotik digunakan seara luas untuk menangani penyakit saluran cerna dan aman

dikonsumsi. Tapi ingat, probiotik, prebiotik dan sinbiotik, digunakan dalam

pengobatan bukan sebagai terapi tunggal, tapi pengobatan pendampingan atau

obat tambahan.

Disamping itu, probiotik juga digunakan diluar saluran cerna seperti

modulasi lemak, kondisi alergi, infeksi urogenital, dan kondisi alergi. Pada

keadaan kontipasi, misalnya FOS (Frukto Oligo Sakarida) dan GOS (Galakto

Oligo Sakarida) dapat digunakan karena banyak mengandung serat sehingga

menjadikan pencernaan lebih lancar.

25

DAFTAR PUSTAKA

AP, Arwin,1996, Buku Ajar- Imunologi anak, Jakarta: Ikatan dokter Indonesia

Boidina, Siti, 2001, Imunologi, Jakarta:FKUI

Hill, Graham, 2000, Buku Ajar Nutrisi Bedah, Jakarta: Farmedia

Narjodisastro, daldiyono, 2006, Dukungan Nutrisi pada Kasus Penyakit Dalam,

Jakarta: FKUI

Subowo. 1993. Imunologi Klinik. Angkasa Bandung.

26