makalah tugas imun

28
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu sistem terpenting yang terus menerus melakukan tugas dan kegiatan dan tidak pernah melalaikan tugas-nya adalah sistem kekebalan tubuh atau biasa kita sebut dengan sistem imun. Sistem ini melindungi tubuh sepanjang waktu dari semua jenis penyerang yang berpotensi menimbulkan penyakit pada tubuh kita. Ia bekerja bagi tubuh bagaikan pasukan tempur yang mempunyai persenjataan lengkap. Setiap sistem, organ, atau kelompok sel di dalam tubuh mewakili keseluruhan di dalam suatu pembagian kerja yang sempurna. Setiap kegagalan dalam sistem akan menghancurkan tatanan ini. Sistem imun sangat diperlukan bagi tubuh kita. System imun diperlukan sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi. Berbagai komponen system imun bekerja sama dalam sebuah respon imun. Apabila seseorang secara imunologis terpapar pertama kali dengan antigen kemudian terpapar lagi dengan antigen yang sama, maka akan timbul respon imun sekunder yang lebih efektif. Reaksi tersebut dapat berlebihan dan menjurus ke kerusakan individu mempunyai respon imun yang menyimpang. Kelainan yang disebabkan oleh respon imun tersebut disebut hipersensitivitas. Oleh karena itu, untuk dapat lebih memahami tentang sistem imun ini dan berbagai komponen penyusun yang ada di dalamnya, maka kami membuat makalah ini, makalah yang akan menambah pengetahuan kita tentang peranan sistem imun dalam tubuh manusia yang mempunyai peranan penting dalam sistem mempertahankan kesehatan dan daya tahan tubuh seseorang. 1 TUGAS IMUNOLOGI

description

makalah imun

Transcript of makalah tugas imun

Page 1: makalah tugas imun

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu sistem terpenting yang terus menerus melakukan tugas dan kegiatan dan tidak pernah melalaikan tugas-nya adalah sistem kekebalan tubuh atau biasa kita sebut dengan sistem imun. Sistem ini melindungi tubuh sepanjang waktu dari semua jenis penyerang yang berpotensi menimbulkan penyakit pada tubuh kita. Ia bekerja bagi tubuh bagaikan pasukan tempur yang mempunyai persenjataan lengkap. Setiap sistem, organ, atau kelompok sel di dalam tubuh mewakili keseluruhan di dalam suatu pembagian kerja yang sempurna. Setiap kegagalan dalam sistem akan menghancurkan tatanan ini. Sistem imun sangat diperlukan bagi tubuh kita.System imun diperlukan sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi. Berbagai komponen system imun bekerja sama dalam sebuah respon imun. Apabila seseorang secara imunologis terpapar pertama kali dengan antigen kemudian terpapar lagi dengan antigen yang sama, maka akan timbul respon imun sekunder yang lebih efektif. Reaksi tersebut dapat berlebihan dan menjurus ke kerusakan individu mempunyai respon imun yang menyimpang. Kelainan yang disebabkan oleh respon imun tersebut disebut hipersensitivitas. Oleh karena itu, untuk dapat lebih memahami tentang sistem imun ini dan berbagai komponen penyusun yang ada di dalamnya, maka kami membuat makalah ini, makalah yang akan menambah pengetahuan kita tentang peranan sistem imun dalam tubuh manusia yang mempunyai peranan penting dalam sistem mempertahankan kesehatan dan daya tahan tubuh seseorang.

B. RUMUSAN MASALAHI. Komponen apa saja yang terdapat dalam sel imunII. Klasifikasi sel imun III. Fungsi sel imun

C. MANFAATManfaat yang dapat diperoleh dalam makalah ini adalah Sebagai sumber

informasi yang sangat berguna dalam menambah pengetahuan dan wawasan ( aspek teoritis ).

1TUGAS IMUNOLOGI

Page 2: makalah tugas imun

BAB II

PEMBAHASAN

A. KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM IMUN

Sel yang terlibat dalam sistem imun normalnya berupa sel yang bersirkulasi dalam darah juga pada cairan lymph Sel-sel tersebut dapat dijumpai dalam jumlah yang besar pada organ limfoid, dan dapat ditemukan pula dalam keadaan tersebar pada seluruh jaringan tubuh kecuali pada central nervous system (CNS). Kemampuan sel-sel tersebut untuk bersirkulasi dan mengadakan perpindahan antara darah, lymph, dan jaringan merupakan hal yang sangat penting untuk terjadinya respon imun. Sistem imun harus mampu merespon antigen asing yang mempunyai keragaman molekul sangat besar. Sehubungan dengan tugas sistem imun sebagai alat pertahanan, sistem imun mempunyai mekanisme kerja yang sangat unik meliputi:

1. kerja sama dengan sel-sel lain untuk mengenali antigen dan untuk berkembang menjadi sel efektor.

2. mampu keluar-masuk antara sirkulasi dan jaringan, mempunyai daya migrasi menuju jaringan terinfeksi dan homing pada daerah yang terinfeksi itu.

3. limfosit yang spesifik harus mampu menerima stimuli dan melakukan penggandaan klon terhadap antigen yang sesuai.

4. limfosit menempati organ yang menguntungkan untuk terjadinya pertemuan dengan antigen dan juga mendukung perkembangan dan diferensiasinya.

Sel-sel yang terlibat dalam system imun berasal dari sumsum tulang. Beberapa komponen sistem imun menyelesaikan seluruh proses diferensiasinya di dalam sumsum tulang sedangkan sebagian yang lain menyelesaikan diferensiasinya setelah keluar dari sumsum tulang. Semua sel yang membentuk komponen darah berasal dari sumsum tulang, termasuk di dalamnya adalah darah merah yang mengangkut oksigen, platelet yang membantu pembekuan darah pada jaringan yang luka, dan sel darah putih yang terlibat dalam sistem imun. Semua komponen sel tersebut berasal dari prekursor yang sama, yakni hematopoietic stem cells (HSC) dalam sumsum tulang. Karena HSC memiliki potensi untuk berdiferensiasi menjadi semua tipe sel darah maka sering disebut pluripoten hematopoietic stem cells.

2TUGAS IMUNOLOGI

Page 3: makalah tugas imun

Sel sel imun dapat dibagi menurut fungsinya sebagai berikut :

1. Sel-sel imun non spesifik, yang terdiri atas : Fagosit :

fagosit mononuklier (monosit dan makrofag)fagosit polimorfonuklier atau polimorf atau granulosit

Sel NK ( natural killer cell ) Sel mediator (basofil dan mastosit )

2. Sel –sel system imun spesifik,yang terdiri atas : Sel T Sel B

I. SEL-SEL IMUN NON SPESIFIKA. Sel Fagosit

I. Sel fagosit mononuklier- Sel monosit

Asal fagosit mononuklier adalah sel asal dalam sumsum tulang . setelah sesudah berploroferasi dan menjadi matang, sel tersebut masuk ke dalam peredaran darah. Di dalam sirkulasi sel ini disebut monosit yang berfungsi sebagai fagosit.

- Sel makrofag Setelah 24 jam, sel monosit akan bermigrasi dari peredaran darah ke tempat tujuan di berbahgai jaringan dan disana berdifrensiasi sebagai makrofag.

3TUGAS IMUNOLOGI

Page 4: makalah tugas imun

II. Fagosit polimorfonuklier

fagosit polimorfonuklier atau polimorf atau granulosit dibentuk dalam sumsum tulang dengan kecepatan 8 juta / menit dan hidup selama 2 – 3 hari, sedangkan monosit/makrofag dapat hidup untuk beberapa bulan sampai tahun. Di dalam sitoplasma sel granulosit terdapat granula dalam jumlah yang banyak pada pengecatan dengan gimsa ataupun yang lain. Di samping itu sel granulosit memiliki bermacam-macam bentuk inti, sehingga sering disebut polymorphonuclear leukocytes. Ada tiga macam granulosit, yaitu, neutrofil, eosinofil, dan basofil. Ketiganya memiliki waktu hidup yang relatif pendek. Jumlah sel-sel granulosit akan meningkat selama ada reaksi sistem imun. Sel-sel tersebut akan segera mengadakan migrasi ke daerah infeksi atau daerah yang mengalami inflamasi.

4TUGAS IMUNOLOGI

Page 5: makalah tugas imun

Neutrofil Neutrofil merupakan 70 % dari jumlah leukosit dalam sirkulasi. Biasanya

hanya berada dalam sirkulasi kurang dari 48 jam sebelum bermigrasi. Butir – butir azurofilik primer (lisosom) mengandung hidrolase asam, mieloperoksidase dan neuraminidase (lisozim), sedangkan butir – butir sekunder atau spesifik mengandung laktoferin dan lisozim. Neurotropil mempunyai reseptor untuk fraksi Fc antibody dan komplemen yang diaktifkan. Mikroorganisme yang di simpan dalam vakuol yang disebut fagosom.

EosinofilEusinofil merupakan 2 -5 % dari sel darah putih orang sehat tanpa alergi.

Seperti neutrofil, eusinofil juga berfungsi sebahgai fagosit. Eusinofil dapat juga dirangsang untuk degranulasi seperti halnya pada sel mastosit dan basofil. Eusinofil mengandung berbagai granul seperti major bbasic protein (MBP), eosinophil cationic protein (ECP), eosinophil derived neurotoksin (EDN), dan eosinophil peroxidase (EPO) yang bersifat toksik dan dapat menghancurkan sel sasaran bila dilepas.Eosinofil diduga juga berperan pada imunitas cacing. Eosinofil dapat mengikat skistosoma yang dilapisi IgG untuk kemudian melalui degranulasi melepaskan protein yang toksik.

5TUGAS IMUNOLOGI

Page 6: makalah tugas imun

Fagosit frustrasi

Bila fagosit menempel pada bahan tertentu (membrane basal) yang tidak dapat dimakan, sel akan melepas enzim lisosomnya ke luar sel (eksositosis). Proses tersebut dapat menimbulkan kerusakan seperti terjadi pada penyakit kompleks imun.

B. Sel NK (Natural Killer Cell)Sel NK berasal dari progenitor yang sama dengan sel limfosit namun tidak

spesifik untuk antigen yang merupakan ciri-ciri imunitas adaptif. Sel NK ini pada prinsipnya merupakan sel yang terlibat pada sistem imunitas innate karena sel ini tidak mempunyai spesifikasi terhadap antigen. Sel NK sangat penting peranannya untuk mendeteksi sel terinfeksi virus yang tidak terdeteksi oleh sel T CD8. Pada umumnya sel yang terinfeksi virus kehilangan atau terjadi penurunan ekspresi molekul MHC pada permukaan sel, sehingga kemampuan mempresentasikan antigen asing semakin kecil. Rendahnya presentasi antigen asing inilah yang menyebabkan sel yang terinfeksi virus sebagian lolos dari penyergapan yang dilakukan sel T sitotoksik.

Gambar 8. Sel NK. Sel NK merupakan sel limfosit bergranula yang penting peranannya pada sistem imunitas innate. Meskipun tidak memiliki reseptor yang spesifik NK dapat mendeteksi sel yang terinfeksi virus. Perforin dan grandzim merupakan molekul efektor terpenting yang terkandung pada granula sel NK.

C. Sel MediatorI. Basofil dan mastosit

Jumlah sel basofil yang ditemukan dalam sirkulasi darah sangat sedikit, yaitu kurang dari 0,5 % seluruh sel darah putih. Sel basofil diduga berfungsi sebagai sel fagosit, tetapi yang jelas sel tersebut berfungsi sebagai sel mediator. Mastosit adalah sel

6TUGAS IMUNOLOGI

Page 7: makalah tugas imun

yang dalam struktur, fungsi dan proliferasinya serupa dengan basofil. Lain halnya dengan basofil, sel mastosit hanya ditemukan dalam kebanyakan jaringan yang berhubungan dengan pembuluh darah. Baik sel mastosit maupun sel basofil melepaskan bahan – bahan yang mempunyai aktifitas biologic, antara lain meningkatkan permeabilitas vaskuler dan respon inflamasi serta mengerutkan otot polos bronkus.

Butir-butir di dalam kedua sel tersebut mengandung histamine, heparin, slow reacting substance A (SRS-A) dan eosinophile chemotactic factor (ECF). Degranulasi disebabkan antara lain akibat terjadinya suatu ikatan antigen dan IgE. Peningkatan IgE ditemukan pada reaksi alergi. Dilain pihak peningkatan kadar IgE sering dihubungkan dengan imunitas terhadap parasit.

Basofil dan maltosit yang diaktifkan melepas berbagai mediator serta sitokin. Maltosit mempunyai reseptor untuk IgE dan karenanya dapat diaktifkan oleh allergen yang spesifik. Disamping melalui mekanisme IgE, maltosit dapat pula diaktifkan dan melepas mediator-mediatornya atas berbagai pengaruh.

Ada dua macam sel maltosit yaitu terbanyak sel maltosit jaringan dan sel maltosit mukosa. Yang pertama ditemukan sekitar pembuluh darah dan mengandung sejumlah histamine dan heparin. Pembentukannya dicegah oleh kromoglikat. Yang kedua ditemukan di saluran cerna dan nafas. Proliferasinya dipengaruhi IL-3 dan IL-4 dan ditingkatkan pada infeksi parasit.

II. TrombositPeranan terombosit yang diketahui adalah hemostatis melalui pembentukan agregasi di dinding paskuler yang rusak. Jumlah terombosit yang menurun akan disertai dengan pendarahan. Sebetulnya terombosit mempunyai peranan penting pula pada implamasi. Terombosit merupakan sel darah dengan jumlah terbanyak dalam sirkulasi setelah sel darah merah. Jumlah trombosit berbanding leokosit adalah sekitar 20-50 berbanding satu.

Hal-hal yang mengaktifkan leokosit akan pula mengaktipkan trombosit. Trombosit diaktifkan melalui npetanda permukaan yang dimilikinya. Sekarang telah diketahui bahwa trombosit berperan kepada hemostatis,modulas respon inflamasi, sitotoksik sebagai sel efektor dan penyembuhan jaringan.

Akibat kerusakan endotel, trombosit melekat dan menggumpal pada permukaan endotel serta melepas berbagai bahan antara lain serotonin yang dapat meningkatkan permeabilitas vaskuler dan mengaktifka komplemen untuk melepas faktor kemotaktik. Trombosit diaktifkan juga oleh Platelet Achtifating Faktor(PAF) yang dilepas sell lain seperti mastosit.

7TUGAS IMUNOLOGI

Page 8: makalah tugas imun

II . SEL – SEL SISTEM IMUN SPESIFIK/LIMFOSIT

Limfosit yang merupakan 20% dari semua leukosit dalam sirkulasi darah orang dewasa terdiri

atas sel T dan sel B , merupakan kunci pengontrolan sistem imun. Sel-sel tersebut dapat

mngenal benda asing dan membedakannya dari sel jaringan sendiri. Biasanya sel limfosit

hanya memberikan reaksi terhadap benda asing, tetapi tidak terhadap sel sendiri.

Kemampuan mengenal limfosit tersebut disebabkan oleh adanya reseptor pada pemukaan sel

( TCR ). Sel B mengenal antigen melalui TCR sel T berupa imunoglobulin (antibodi) pada

permukaan selnya. TCR sel T ditemukan pada semua sel T yang matang dapat mengenal

peptida antigen yang berhubungan dengan molekul MHC. TCR sel T terdiri atas heterodimer

yag mengikat antigen / MHC dan kompleks polipeptida yang disebut kompleks CD3 yang

diperlukan untuk mencetuskan aktivitas sel T .

A. Sel T

1. Perkembangan sel T

Pada neonatus, timus merupakan salah satu tempat pematangan sel. Sel asal sel T

berasala dari sumsum tulang , memasuki timus dan berproliferasi di rego subkapsuler. Sel

tersebut adalah CD4-8- dan berkembang dengan cepat menjadi CD4+8+ di regio kortikal yang

merupakan sebagian besar dari timosit. Dalam perkembangan selanjutnya tomosit mendapat

TCR dan mengalami seleksi positif dan negatif. timosit yang berdiferensiasi akan kehilangan

CD4 atau CD8, meninggalkan sel matang dengan ekspresi hanya CD4 atau CD8 saj di medula.

Sel yang gagal mendapat TCR yang berfungsi atau tidak dapat berinteraksi dengan molekul

MHC, atau yang mengenal self-antigen akan mati dalam korteks dan dimakan makrofog .

Seleksi positif dan negatif

Seleksi positif dan negatif adalah proses yang menghindarkan sel T dari apoptosis dalam

perkembangannya. Sel diseleksi melalui interaksi dengan molekul MHF pada epitel sel tims

dan diseleksi negatif bila dikenalnya self-antigen yang dipresentasikan molekul kepada sel

dendritik yang berfungsi sebagai sel APC.

8TUGAS IMUNOLOGI

Page 9: makalah tugas imun

Diduga 90% timosit yang gagal memperoleh reseptor yang diperlukan untuk berfungsi

akan dihancurkan .

Sel T merupakan 65-80% dari semua limfosit dalam sirkulasi. Di bawah mikroskop biasa,

sel T tidak dapat dibedakan dari sel B.

2. Petanda permukaan

Secara morfologik sangat sulit untuk membedakan berbagai sl limfoid dan diferensiasi

subkelas sel T tidak mungkin dapat dilakukan atas dasar morfologik. Untuk dapat melakukan

fungsi , dalam proses pematangannya sel-sel tersebut telah dipersenjatai dengan moleku-

molekul unik enzim, glikoprotein dan reseptor spesifik. Sel T mempunyai reseptor pada

permukaan sel yag dapat mengikat sel darah merah biri-biri . Petanda permukaan ( surface

marker ) tersebut dapat digunakan untuk membedakannya dar sel B dengan pemeriksaan cara

rosette dan teknik imunofluoresen.

Dengan bntuan teknik imunofluoresensi dan antibodi monoklonol, sel-sel subset sel T

dapat dibedakan satu dari yang lain. Kebanyakan sel T mempunyai 3 glikoprotein permkaan

yang dapat diketahui dengan antibodi monoklonal T11,T1, dan T3. Singkatan T disini berasal daro

Ortho yang membuat antibodi tersebut.

T11

Petanda yang ditemukan dalam perkembangan sel T ialah reseptor yang dapat mengikat

sel darah merah biri-biri dan membentuk rosette yang dikenal sebagai T11. Meskipun fungsi

reseptor tersebut belum diketahui, tetapi reseptor tersebut dapat digunakan sebagai

pertanda diferensiasi sel T terutama oleh karena petanda tersebut menetap selama

pematangan sel T selanjutnya.

T4 dan T8

Dalam fas diferensiasi selanjutnya timbul 2 petanda baru yaitu T4 dan T8 masing-masing

dengan berat molekul 62.000 dan 76.000 . T4 berfungsi dalam pengenalan molekul kleas II

MHC dan T8 dalam pengenalan molekul kelas I MHC.

T1

Dalam diferensiasi selanjutnya timbul reseptor T1.

9TUGAS IMUNOLOGI

Page 10: makalah tugas imun

T3

T3 ditemukan dalam semua sel T yang matang , merupakan reseptor yang diperlukan

dalam perangsangan sel T.

TcT ( Terminal deoxyribonucleotidyl Transferase )

TcT adalah enzim yang diprlukan untuk menemukan pre T cell . Dalam fase akhir

sebelum sel T meninggalkan timus, Sel T mulai dapat berfungsi dengan hilangnya peyanda T4

atau T8 . Jadi sel yang belum HALAMAN 64 65 GAK ADA

5. Fungsi sel T

Fungsi sel T umumnya ialah :

membantu sel B dalam produksi antibodi

mengenal dan menghancurkan sel yang berinfeksi virus

mengaktifkan makrofag dalam fagositosis

mengontrol ambang dan kualitas sistem imun

6. Subset sel T

Sel terdiri atas beberapa sel subset sebagai berikut :

a. Sel Th ( T helper )

Sel Th berperan menolong sel B dalam diferensiasi dan memproduksi antibodi. Untuk

membentuk antibodi, kebanyakan antigen T dependen harus dikenal terlebih dahulu

baik oleh sel T maupun oleh sel B . Sel Th juga berpengaruh atas sel Tc dalam

mengenal sel yang terinfeksi virus dan jaringan cngok allogeneic. Istilah sel T inducer

dipakai untuk menunjukan aktivitas sel Th dalam megaktifkan sel suset T lainnya. Sel

Th juga melepas limfokin yang mngaktifkan makofag sehingga dapat menghancurkan

patogen yang di makan nya dan sel-sel lainnya. Kebanyak sel Th adalah CD4+ yang

mengenal antigen yang dipresentasikan di permukaan sel APC yang berhubungan

dengan molekul MHC kelas II .

b. Sel Ts ( T suppressor )

Sel Ts brperan menekan aktivitas sel T yang lain dan sel B . Menurut fungsinya, sel Ts

dapat dibagi menjadi sel Ts spesifik untuk antigen tertentu dan sel Ts nonspesifik.

10TUGAS IMUNOLOGI

Page 11: makalah tugas imun

Tidak ada petanda unik pada sel ini, tetap ada penilaian yang menemukan molekul

CD8+. Molekul CD4+ kadang dapat pula supresif.

Dasar seluler imunoregulasi sel Ts terjadi melalui :

Efek sitostatik terhadap sel CD8+

Blokade pasif aktivasi limfosit

Sekresi molekul imunosupresif seperti PG atau TGF-B

Produksi sitokin setempat

c. Sel Tdh atau Td ( delayed hypersensitivity )

Sel Tdh adalah sel yang berperan pada pengerahan makrofag dan sel inflamasi lainnya

ketempat terjadina reaksi hipersensitivitas tipe lambat. Dalam fungsinya, sel Tdh

sebenarna menerupai sel Th.

Melalui sitokin yang lepas, sel Th juga berperan pada aktivasi limfosit lainna dan

monosit antara lain pengerahan makrofag dan sel inflamasi yng terlihat pada reaksi

tersebut adalah hipesensitvitas lambat. Sel T yang aktif berperan pada jenis reaksi

tersebut adalah sel Tdh. Pada tikus, sel Th dapat dibedakan dari sel Tdh, tetapi pada

manusia perbedaan antara kedua sel tersebut belum dapat ditunjukkan.

d. Sel Tc ( cytotoxic )

Sel Tc adalah limfosit kecil berasal dari sel asal dalam sumsum tulang. Sel tersebut

matang dalam timus untuk mendapat reseptor spesifik terhadap fragmen anigen.

Kebanyakan sel Tc adalah CD8+ dan hanya mengenal antigen yang berhubugan dengan

MHC kelas 1. Fungsi utamanya adalah mengeliminir sel yang terinfektir virus. Sel Tc

akan juga menghancurkan sel ganas dan sel histoinkompatibel seperti penolakan pada

transplantasi. Dalam keadaan tertenu dapat juga menghacrkan sel yang terinfektir

bakteri.

Sel Tc mempunai kemampuan untuk menghancurkan sl allogeneic dan sel sasaran yang

mengandung virus.

e. Sel limfosit naif ( virgin )

Sel limfosit naif adalah sel limfosit yang belum pernah terpajang dengan antigen dan

mnunjukan molekul permukaan CD45RA.

11TUGAS IMUNOLOGI

Page 12: makalah tugas imun

f. Sel ThO

Sel Th dibagi menjadi sel Th1 dan TH2 atas dasar jenis-jenis sitokin yang

diproduksinya .Ada klon sel T yang memproduksi berbagai kombinasi sitokin dari ke 2

jens tersebut misalnya IL-2, IFN dan IL-4 yang disebut sel ThO

g. Sel regulator dan efektor

Sel Th dan Ts disebut juga sel T regulator, sedangkan set Tdh dan el Tc disebut sel T

efektor.

B. Sel B

Pada unggas sel B berkembang dalam bursa fabricius yang timbul dari epitel kloaka.

Pada manusia belum didapatkan hal yang analog dengan bursa tersebut dan pematangan

terjadi di sumsum tulang atau ditempat yang belum diketahui. Setelah matang, sel B bergerak

ke alat-alat seperti limpa, kelenjar limfe dan tonsil.

Sel B termuda ditemukan dalam hati fetus dan sumsum tulang dan belum mempunyai

imunoglobulin permukaan/petanda. Mula-mula dibentuk IgM dalam sitoplasma yang dapat

digunakan sebagai ciri dari pre-B cell. Dalam stadium selanjutnya, IgM tersebut di drong ke

arah membran sel dn kemudian dijadikan reseptor monomerik permukaan sIgM. Sekarang sel

dapat mengenal antigen dan sel B muda ini tidak menimbukan ekspansi dan diferensiasi lebih

lanjut. Dalam perkembangan selanjutnya, dibentuk IgD yang kemudian juga didorong ke arah

membran sel. Sel yang sudah memiliki reseptor IgM dan IgD dianggap matang. Kebanyakan sel

B yang matang dan belum diaktifkan meninggalkan sumsum tulang.

Perkembangan sel B dalam sumsum tulang adalah antigen independen tetapi

perkembangan selanjutnya memerlukan rangsangan dari antigen. Sel B dalam istirahat

12TUGAS IMUNOLOGI

Page 13: makalah tugas imun

berukuran kecil dengan sedikit sekali sitoplasma. Bila diaktifkan berkembang menjadi

limfoblas. Beberapa diantaranya menjadi matang / sel plasma yang tidak memiliki lagi Ig pada

permukaannya., tetapi mampu memproduksi antibodi bebas. Beberapa limfoblas berkembang

menjadi sel memori.

Atas pengaruh antigen melalui sel T , sel B berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel

plasma yang mampu membentuk dan melepas Ig dengan sfesifitas yang sama seperti reseptor

yang ada pada permukaan sel prekursornya. Pada waktu yang sama, sebagian sel yang

dibentuk akan kembali ke dalam fase istirahat , Sel B yang matang sebagian sel B memori yang

dapat memberikan respons iumun dengan lebih cepat .

Rangsangan antigen pertama menimbulkan diproduksinya IgM dan Rangsangan

selanjutnya menimbulkan IgG dan IgA atau IgE. Sebab yang menyebabkan switch ini belum

diketahui .

Sel B merupakan 5-15% dari jumlah seluruh limfosit dalam sirkulasi . Fungsi utamanya

ialah memproduksi antibodi . Sel B ditanadai dengan adanya imunoglobulin yang dibentuk di

dalam sel dan kemudian dilepas, tetapi sebagian menempel pada permukaan sel yang

selanjutnya berfungsi sebagai reseptor antigen Kebanyakan sel B perifer mengandung IgM dan

IgD dan hanya beberapa sel yang mengandung IgG , IgA dan IgE pada permukaan tersebut

yang dapat ditemukan dengan teknik imunofluoresen .

1. Ig permukaan ( sIg )

Semua sel B memiliki molekul Ig pada permkaannya, atau hanya IgM atau hanya IgG

dan sebagainya .

2. Reseptor Fc ( FcR )

Semua sel B memilki reseptor terhadap fraksi Fc ( FcR ) dari IgG. Reseptor tersebut

dapat ditunjukan dengan menambahkan sel darah merah biri-biri yang dilapisi antibodi IgG ke

larutan sel B yang akan membentuk rosette.

3. Reseptor C3

Sel B memiliki pula reseptor terhadap komponen komplemen yang diaktifkan C3B. Oleh

karena itu sel B dapat pula ditunjukan dengan cara rosette seperti diatas dengan

menggunakan sel darah merah biri-biri yang dilapisi dengan C3.

13TUGAS IMUNOLOGI

Page 14: makalah tugas imun

4. Reseptor Epstein Barr Virus ( EBV )

Virus Epstein Barr Virus ( EBV ) dapat diikat sel B melalui reseptor spesifik ( RC3d ).

Infeksi EBV sering menimbulkan replikasi sel B yang stabil dan terus menerus .

5. Presentasi antigen dan MHC

Seperti halnya dengan makrofag, sel B memiliki antigen MHC kelas II yang diperlukan

untuk merangsang sel T . Sel B dapat mengikat antigen melalui antibodi pada permukaannya

dan mempresntasikannya ke sel T dalam hubungannya dengan MHC kelas II. Disini sel B

berfungsi sebagai APC.

C. Seleksi klon (clonal selection )

Klon adalah segolongan sel yang berasal dari satu sel dan karenanya genetik identik.

Selama perkembangannya dalam jaringan limfoid primer, sel B dan sel T memperoleh reseptor

permukaan spesifik untuk satu antigen yang akan memberikan kemampuan untuk bereaksi

terhadap antigen tersebut. Untuk sel T, reseptor tersebut akan menetap selama sel hidup,

tetapi imunoglobulin permukaan sel B dapat berubah oleh mutasi somayik. Hal tersebut

terlihat dari modifikasi produksi imunoglobulin bila sel terpapar dengan antigen spesifik. Bila

berikatan dengan antigen spesifik , sel akan berproliferasi, berdiferensiasi dan menjadi sel

efektor yang matang .

Limfosit yang dibentuk memiliki reseptor yang unik yang dapat mengenal epitop khusus.

Mengingat begitu banyaknya jumlah dan jenis antigen, jumlah limfosit reaktif terhadap

antigen tertentu tidaklah sel-sel yang genetikidentik ( = klon ) . Fenomen tersebut disebut

clonal selection. Sel-sel dengan reseptor yang tidak mengenal antigen akan dibiarkan sampai

suatu saat berpapasan dengan antigen yang spesifik sebagai sel memori .

Sel memori merupakan sel B dan sel T yang pernah dirangsang antigen dan hidup lama.

IgG ditemukan pada permukaan sel memori B yang berfungsi sebagai reseptor antigen yang

menunjukan afinitas yang lebih besar di banding dengan IgD dan IgM . Sel memori T memiliki

molekul CD45RO dan menunjukan peningkatan molekul LFA-3 dan VLA-4.

Bila sel-sel virgin yang belum dirangsang antign, bertemu dengan antigen melalui sel

asesori (APC) , maka sel tersebut yang sedang berada dalam keadaan istirahat akan

14TUGAS IMUNOLOGI

Page 15: makalah tugas imun

berproliferasi dan menjadi matang sebagai sel efektor. Sebagian sel virgin beserta sel memori

tersebut disebar keseluruh jaringan tubuh melalui sirkulasi darah dan limfe sehingga dapat

memantau jaringan tubuh terhadap serangan mikroorganisme .

Akibat rangsangan antigen spesifik, sel-sel virgin berproliferasi dan berdiferensiasi

menjadi salah satu sel tersebut di bawah ini :

1. sel efektor ( misalnya sel T dengan fungsi sitotoksik atau fungsi lain, atau sel plasma

yang melepaskan antibodi yang terbentuk dari sel B yang matang ).

2. Sel memori .

Proliferasi sel efektor dan sel memori tersebut diatas disebut respons primer. Bila sel

memori dirangsang ulang oleh antigen yang sama, maka sel tersebut akan berproliferasi lebih

cepat yang disebut respons sekunder, yaitu sebagian sel akan berkembang menjadi sel

efektor. sedang sebagian sel lainnya tetap berkembang sebagai sel memori .

Akhirnya, sel B berkembang menjadi sel plasma. Sel plasma jarang terlihat dalam

sirkulasi ( kurang dari 0,2% seluruh jumlah leukosit ) dan biasanya terbatas pada organ limfoid

sekunder dan jaringan . Imunoglobulin yang dibentuk sel plasma dapat ditemukan dalam

sitoplasma dan permukaan sel dengan teknik imunofluoresen.

Biasanya sel B akan dirangsang menjadi sel plasma yang membentuk antibodi atas

pengaruh antign yang sel T dependen. Tetapi sel B dapat pula membentuk antibodi atas

pengaruh antigen yang sel T independen.

Sel Dendritik.Sel dendritik (DC) mempunyai tugas untuk menelan antigen dan mempresentasikan kembali antigen yang telah disederhanakan ke permukaan sel. Presentasi antigen yang telah sederhana pada permukaan sel dendritik sangat penting maknanya, karena dengan itu sel-sel limfosit bisa mengenal dan selanjutnya reaksi sistem imun secara bertahap akan dilaksanakan. Pada perkembangan awal, seldendritik sebagaimana sel monosit berada dalam peredaran darah. Sel dendritik yang belum masak segera mesasuki jaringan. Sel dendritik yang berhadapan dengan patogen akan segera masak dan mengadakan migrasi ke jaringan lymph node.

15TUGAS IMUNOLOGI

Page 16: makalah tugas imun

Gambar 4. Sel dendritik dapat membantu aktivasi limfosit T (sel T). a) Sel dendritik yang menelan antigen akan memproses dan mempresentasikan antigen tersebut pada permukaan sel. Antigen yang telah dipresentasikan oleh sel dendritik akan dikenali oleh sel T spesifik. Sel T spesifik selanjutna akan memproduksi sitokin yang berguna untuk membantu eliminasi potogen yang menginfasi tubuh. Sebagian sitokin yang diproduksi pada mekanisme ini sangat penting untuk proliferasi sel T itu sendiri dan juga membantu aktivasi sel-sel lain yang terlibat pada sistem pertahanan tubuh. b) Sel dendritik yang telah menelan antigen akan mencerna dan memproses antigen itu serta mempresentasikan pada permukaan sel dalam bentuk kompleks MHC:antigen. Kompleks MHC:antigen inilah yang dapat dideteksi oleh sel T. Karena mempunyai kemampuan mempresentasikan antigen, sel dendritik disebut Antigen Presenting Cell (APC).

16TUGAS IMUNOLOGI

Page 17: makalah tugas imun

Gambar 5. Semua elemen selluler darah termasuk limfosit yang terlibat pada sistem imunitas adaptif berasal dari hematopoietic stem cells (HSC = pluripotent) pada sumsum tulang. Sel pluripoten ini membelah menjadi dua tipe stem cells (sel tunas) yaitu limfoid progenitor yang berkembang menjadi sel T dan sel B yang bertanggungjawab pada sistem imunitas adaptif dan myeloid progenitor yang berkembang menjadi tipe leukosit yang berbeda, eritrosit, dan megakariosit yang memproduksi platelet yang penting bagi pembekuan darah. Limfosit T dan B mempunyai tempat diferensiasi yang berbeda. Limfosit T berdirerensiasi pada timus sedang limfosit B berdiferensiasi pada sumsum tulang. Limfosit T dan B yang telah masak bersirkulasi antara darah dan jaringan limfoid peripheral. Setelah menemukan antigen sel B berkembang menjadi sel plasma yang mensekresikan antibodi, sedang sel T menjadi sel T efektor dengan berbagai macam fungsi. Jalur ketiga yaitu di luar limfoid dan myeloid progenitor adalah prekursor sel NK. Sel NK berasal dari progenitor yang sama dengan sel limfosit namun tidak spesifik untuk antigen yang merupakan ciri-ciri imunitas adaptif. Leukosit yang berkembang dari progenitor myeloid adalah monosit, sel dendritik, basofil, eosinofil dan neutrofil. Basofil, eosinofil, dan neutrofil dikenal sebagai sel granulosit sebab mempunyai granula pada sitoplasma yang dapat dibedakan pada pewarnaan, atau leukosit polimorfonukleus sebab mempunyai bentuk nukleus yang tidak teratur. Leukosit tersebut bersirkulasi pada darah dan masuk ke dalam jaringan apabila direkrut pada daerah infeksi maupun daerah inflamasi dimana neutrofil direkrut untuk memfagosit bakteria. Eosinofil dan basofil direkrut pada daerah imflamasi karena alergi dan berfungsi sebagai pertahanan melawan parasit. Sel dendritik yang belum masak berjalan dari darah memasuki jaringan periferal, pada jaringan tersebut sel dendritik mencerna antigen. Ketika menemukan patogen sel dendritik masak dan memasuki

17TUGAS IMUNOLOGI

Page 18: makalah tugas imun

jaringan limfoid. Pada jaringan limfoid inilah sel dendritik mengaktivasi sel T yang spesifik untuk suatu antigen. Monosit sebelum mengalami pemasakan juga bersirkulasi dalam darah. Selanjutnya monosit memasuki jaringan dan berdiferensiasi menjadi makrofag. Makrofag merupakan sel fagosit utama yang terlibat pada sitem imunitas innate. Sel mast merupakan sel yang prekursornya berada pada sumsum tulang, namun seluruh proses pemasakannya terjadi pada jaringan. Sel mast sangat berhubungan dengan peristiwa alergi

Sel Mast.Perkembangan sel mast ini sampai sekarang belum bisa dijelaskan. Sel mast sebagian besar menempati jaringan di sekitar pembuluh darah kapiler. Peranan utama sel mast sejauh ini diketahui berhubungan dengan respon alergi dan dipercaya mampu member perlindungan terhadap patogen pada permukaan jaringan mukosa.

Gambar 6. Sel mast banyak dijumpai di bawah kulit, saluran pernafasan, dan saluran pencernakan. Sel mast mempunyai granula yang berisi molekul penting yang terlibat pada reaksi inflamasi. Molekul yang ada pada granula itu pada dasarnya digunakan untuk melawan parasit yang masuk. Sel mast mempunyai sisi ikat dengan antibodi IgE. IgE dapat diproduksi ketika tubuh terpapar antigen dari parasit misalnya protein dari cacing atau protein lain yang mempunyai bentuk yang sama. Komplek sel mast:IgE juga terjadi pada paparan pollen yang mempunyai antigen dengan bentuk yang sama dengan antigen parasit.

Progenitor Limfoid.18

TUGAS IMUNOLOGI

Page 19: makalah tugas imun

Progenitor limfoid pada akhirnya berkembang menjadi sel-sel limfosit. Limfosit dibagi menjadi dua golongan penting, yaitu limfosit B dan limfosit T, yang selanjutnya lebih dikenal sebagai sel B dan sel T. Sel T dibagi menjadi dua kelas, kelas pertama disebut sel T sitotoksik (cytotoxic T cell), yang memiliki peranan membunuh sel-sel yang terinfeksi virus. Sel T sitotoksik ini mengekspresikan molekul permukaan CD8. CD8 sendiri merupakan protein yang mempunyai kompetensi berikatan dengan molekul major hystocompatibility complex (MHC) kelas I. Kelas kedua disebut sel T helper, yang berfungsi membantu aktivitas sel B dan makrofag. Sel T helper mempunyai cirri mengekspresikan molekul CD4 pada permukaan sel. CD4 ini mempunyai kompetensi berikatan dengan molekul MHC kelas II. Limfosit tidak memiliki fungsi jika tidak ada antigen yang masuk. Adanya antigen yang masuk akan meyebabkan terjadinya proliferasi dan akan menunjukkan fungsi yang spesifik bagi antigen tertentu. Setiap satu limfosit masak akan membawa satu macam reseptor antigen. Oleh karena itu jika antigen misalnya berupa bakteri, mengekspresikan bermacam-macam molekul pada permukaannya, maka akan ditanggapi oleh bermacam-macam klon limfosit sesuai dengan macam molekul yang ditampilkan oleh bakteri itu. Hal ini membawa kesan bahwa sesungguhnya dalam tubuh kita telah tersedia jutaan klon yang bertanggung jawab untuk menanggapi antigen yang masuk sewaktu-waktu. Hanya klon yang terstimuli oleh antigen yang mengalami aktivasi dan berproliferasi. Reseptor antigen sel B (B-cell antigen receptor, BCR) merupakan bentuk antibodi yang terikat pada membran sel. Antibodi yang disekresikan oleh sel B sesungguhnya merupakan reseptor antigen, dan setiap satu sel B hanya mensekresikan satu macam antibodi. Antibodi berupa molekul imunoglobulin dan sering disingkat dengan Ig. Reseptor antigen sel T sangat berbeda dengan reseptor antigen sel B. Reseptor antigen sel T telah terspesifikasi untuk mendeteksi protein asing atau patogen yang telah masuk ke dalam sel host. Patogen dapat masuk ke dalam sel host baik melalui proses fagositosis maupun adanya kemampuan patogen tersebut melakukan penetrasi dan menginfeksi sel host. Sel limfoid ke tiga yang diketahui punya peranan sebagai imunitas innate adalah sel natural killer. Sel ini tidak memiliki reseptor yang spesifik sebagaimana sel B dan sel T. Sel natural killer memiliki kemampuan mengenali dan membunuh sel abnormal seperti sel-sel tumor dan sel yang telah terinfeksi virus dengan cara mendeteksi perubahan level MHC yang akan dibahas pada bab lain. Sel NK ini pada prinsipnya merupakan sel yang terlibat pada sistem imunitas innate karena sel ini tidak mempunyai spesifikasi terhadap antigen. Sel NK sangat penting peranannya untuk mendeteksi sel terinfeksi virus yang tidak terdeteksi oleh sel T CD8. Pada umumnya sel yang terinfeksi virus kehilangan atau terjadi penurunan ekspresi molekul MHC pada permukaan sel, sehingga kemampuan mempresentasikan antigen asing semakin kecil. Rendahnya presentasi antigen asing inilah yang menyebabkan sel yang terinfeksi virus sebagian lolos dari penyergapan yang dilakukan sel T sitotoksik.

19TUGAS IMUNOLOGI

Page 20: makalah tugas imun

Gambar 9. Sel myeloid pada sistem imunitas innate dan adaptif. Sel yang berasal dari jalur myeloid menunjukkan berbagai macam fungsi pada respon imun. Makrofag dan neutrofil pada dasarnya merupakan sel fagosit yang menelan patogen dan menghancurkannya di dalam vesikel. Hal ini merupakan fungsi makrofag baik pada imunitas innate maupun imunitas adaptif. Sel dendritik bertindak sebagai sel fagosit sewaktu belum masak dan dapat menelan patogen. Setelah masak fungsinya terbatas sebagai antigen-presenting cell (APC), yaitu mempresentasikan antigen asing kepada sel T yang spesifik untuk antigen itu. Dari peristiwa inilah respon imunitas adaptif dimulai. Makrofag juga dapat bertindak sebagai APC terhadap sel T dan sekaligus mengaktifkannya. Sel myeloid lain dapat bertindak sebagai sel sekretor yang melepaskan isinya yang berupa granula jika teraktivasi karena pengaruh antibodi selama terjadinya imunitas adaptif. Eosinofil terlibat pada penyerangan parasit besar yang telah

20TUGAS IMUNOLOGI

Page 21: makalah tugas imun

terselubungi antibodi seperti misalnya larva cacing, sedangkan fungsi basofil belum diketahui. Sel mast merupakan sel pada jaringan yang memicu inflamasi lokal sebagai respon terhadap antigen dengan cara membebaskan substansi yang berpengaruh pada pembuluh darah setempat.

21TUGAS IMUNOLOGI