Makalah Biologi Laut

25
TUGAS BIOLOGI LAUT “IKAN SUBTIDAL” Disusun oleh: Khurin Nabillah : 230210120037 Rahmathul Zamzami : 230210120039 Nelman Sitio : 230210120041 Giovanni Gabriel Septriadi : 230210120047 Faeza Amella Vadiany : 230210120057 Selvita Nurani Siregar : 230210120060 UNIVERSITAS PADJAJARAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

description

Menurut kedalaman laut berdasarkan Paul Bennet, maka zonasi laut dibagi menjadi 3 bagian dan setiap zona memiliki karakteristiknya masing – masing. Salah satu dari zona tersebut adalah zona subtidal, dimana zona subtidal ini adalah daerah yang terletak antara batas air surut terendah di pantai dengan ujung paparan benua (continental shelf) dengan kedalaman sekitar 200 meter, zona ini juga merupakan zona yang masih bisa ditembus matahari atau dikenal dengan nama zona twilight. Pada umumnya, zona ini dihuni oleh beragam jenis biota laut yang melimpah dari berbagai komunitas, termasuk padang lamun dan terumbu karang. Sehingga berbagai jenis ikan karang dapat kita temukan di daerah subtidal ini.

Transcript of Makalah Biologi Laut

Page 1: Makalah Biologi Laut

TUGAS BIOLOGI LAUT

“IKAN SUBTIDAL”

Disusun oleh:

Khurin Nabillah : 230210120037

Rahmathul Zamzami : 230210120039

Nelman Sitio : 230210120041

Giovanni Gabriel Septriadi : 230210120047

Faeza Amella Vadiany : 230210120057

Selvita Nurani Siregar : 230210120060

UNIVERSITAS PADJAJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JATINANGOR

2014

Page 2: Makalah Biologi Laut

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Tujuan ............................................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tinjauan Umum Daerah Subtidal .................................................. 3

II.2 Ikan Daerah Subtidal ...................................................................... 3

2.2.1. Ikan Kerapu .................................................................................. 3

2.2.2. Ikan Badut...................................................................................... 5

2.2.3. Ikan Lepu Batu.............................................................................. 7

2.2.4. Ikan Napoleon................................................................................ 8

2.2.5. Ikan Beronang................................................................................ 11

III. PENUTUP

III.1......................................................................................Kesimpulan

13

III.2................................................................................................Saran

...13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 14

Page 3: Makalah Biologi Laut
Page 4: Makalah Biologi Laut

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Makhluk hidup akan bertahan hidup dengan mendiami tempat yang sesuai

dengan kemampuan adaptasinya. Begitu pula halnya dengan biota laut yang

merupakan flora dan fauna yang menghuni zona laut. Zonasi laut ini berkaitan erat

dengan biota laut yang hidup di dalamnya. Kondisi perbedaan pada setiap zona ini

merupakan bentuk seleksi alam terhadap biota laut yang mampu bertahan hidup atau

justru tereleminasi.

Ekosistem laut merupakan suatu kumpulan integral dari berbagai komponen

abiotik dan biotik yang berkaitan satu sama lain dan saling berinteraksi membentuk

suatu unit fungsional. Komponen-komponen ini secara fungsional tidak dapat

dipisahkan satu sama lain. Apabila terjadi perubahan pada salah satu dari komponen-

komponen tersebut, maka akan menyebabkan perubahan pada komponen lainnya. Hal

ini berkaitan dengan zonasi yang ada di laut dengan organisme yang mendiaminya.

Setiap zonasi laut memiliki karakteristik masing-masing, maka dari itu organisme

yang mendiami suatu zona akan berbeda karakteristiknya dengan organisme yang

mendiami zona lain.

Menurut kedalaman laut berdasarkan Paul Bennet, maka zonasi laut dibagi

menjadi 3 bagian dan setiap zona memiliki karakteristiknya masing – masing. Salah

satu dari zona tersebut adalah zona subtidal, dimana zona subtidal ini adalah daerah

yang terletak antara batas air surut terendah di pantai dengan ujung paparan benua

(continental shelf) dengan kedalaman sekitar 200 meter, zona ini juga merupakan

zona yang masih bisa ditembus matahari atau dikenal dengan nama zona twilight.

Pada umumnya, zona ini dihuni oleh beragam jenis biota laut yang melimpah dari

berbagai komunitas, termasuk padang lamun dan terumbu karang. Sehingga berbagai

jenis ikan karang dapat kita temukan di daerah subtidal ini.

1

Page 5: Makalah Biologi Laut

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui jenis-

jenis ikan yang hidup di daerah subtidal beserta dengan adaptasinya.

2

Page 6: Makalah Biologi Laut

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Daerah Subtidal

Zona subtidal merupakan daerah yang terletak diantara batas air surut

terendah di pantai dengan ujung paparan bemua (continental shelf), dengan

kedalaman sekitar 200 meter. Pada skema klasifikasi zona ini dikenal sebagai

sublitoral. Zona paparan atau sublitoral adalah zona bentik pada paparan benua di

bawah zona pelagic neritik. Zona ini mendapat cahaya dan pada umumnya dihuni

oleh beragam jenis biota laut yang melimpah dari berbagai komunitas, termasuk

komunitas padang lamun dan terumbu karang. zona subtidal meliputi daerah dibawah

rata-rata level pasang surut yang rendah dan biasanya selalu digenangi air secara terus

menerus.

2.2 Ikan Daerah Subtidal

Daerah subtidal merupakan daerah yang ditempati dengan ekosistem terumbu

karang dan lamun, maka dari itu, ikan-ikan yang ada di daerah ini kebanyakan adalah

jenis dari ikan karang. Berikut ini adalah beberapa jenis ikan yang mendiami zona

subtidal.

2.2.1 Ikan Kerapu

Ikan kerapu lumpur merupakan salah satu jenis ikan subtidal yang sering

dijumpai di daerah berkarang. Nilai ekonomisnya yang tinggi membuat ikan ini

menjadi salah satu ikan budidaya yang cukup populer di Indonesia. Salah satunya

adalah epinephelus suillus atau kerapu lumpur.

Klasifikasi dari ikan kerapu lumpur adalah sebagai berikut:

Filum : Chordate

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Osteichtyes

3

Page 7: Makalah Biologi Laut

Subkelas : Actinopterigi

Ordo : Percomorphi

Subordo : Percoidea

Family : Serranidae

Genus : Epinephelus

Spesies : epinephelus suillus

Morfologi Ikan Kerapu Lumpur

Morfologi epinephelus suillus hampir sama dengan kerapu lumpur jenis

lainnya, seperti epinephelus tauvina atau epinephelus coioides, terutama pada bintik

tubuhya. Bentuk tubuh memanjang pada bagian kepala dan punggung berwarna gelap

kehitaman, sedangkan perut berwarna keputihan dan seluruh tubuhnya dipenuhi

bintik-bintik kasar berwarna kecoklatan atau kemerahan.

Gambar 1. Kerapu Lumpur(sumber : www.google.com)

Pertumbuhan dan perkembangan dari kerapu lumpur bersifat protagony

hermaphrodite, yang berarti bahwa jenis kelamin ikan berubah sejalan dengan

pertumbuhannya. Pada waktu masih berumut 3 tahun atau kurang ikan ini berkelamin

betina namun sesudah berumur lebih dari 4 tahun ikan ini berubah kelamin jantan

tanpa perubahan morfologi yang jelas.

4

Page 8: Makalah Biologi Laut

Adaptasi Ikan Kerapu

Stickney, 1979 dalam Suratmi & Aryani, 2007, menyatakan salah satu

penyesuaian ikan terhadap lingkungan ialah pengaturan keseimbangan air dan garam

dalam jaringan tubuhnya, karena sebagian hewan vertebrata air mengandung garam

dengan konsentrasi yang berbeda dari lingkungannya.

Ikan kerapu merupakan salah satu jenis ikan yang juga melakukan proses

adaptasi melalui pengaturan osmotik pada cairan tubuhnya. Pengaturan osmotik

cairan bertujuan untuk menyamakan konsentrasi garam internal dengan konsentrasi

garam di lingkungan sekelilingnya. Mekanisme pengaturan osmotik pada tubuh ikan

yaitu dengan cara mengeluarkan kelebihan air tanpa kehilangan garam atau

mengeluarkan air dan garam dan mengganti garam yang hilang dengan mengambil

ion dari lingkungan secara aktif (Nybakken, 1992). Melalui proses ini maka ikan

dapat beradaptasi dan mampu berkembang dalam lingkungan salinitas yang terus

berubah. Ikan Kerapu merupakan ikan yang hidup pada salinitas yang sedikit

perbedaannya dengan salinitas asal, maka proses adaptasi yang dilakukan tidak terlalu

berat dan semakin jauh perbedaan salinitas maka semakin berat proses

osmoregulasinya. Semakin berat proses osmoregulasi yang dilakukan maka semakin

besar pula energi yang dikeluarkan, maka semakin berat pula untuk melakukan proses

metabolisme yang lain. Sebagai akibatnya proses pertumbuhan, proses reproduksi dan

lainnya dari kehidupan ikan tersebut terganggu (Sutomo, 2005).

2.2.2. Ikan Badut (Clown fish)

Clown fish atau ikan badut adalah jenis ikan hias air asin dari subfamily

Amphiprioninae. Terdapat sekitar 28 spesies yang dikenali, salah satunya berada di

genus Premnas, sementara sisanya di genus Amphiprion. Ikan badut biasanya

berwarna kuning atau jingga, namun beberapa ada yang berwarna kemerahan atau

kehitaman. Spesies terbesar dapat tumbuh mencapai panjang 18 cm, sementara

ukuran terkecilnya mencapai 10 cm. Di alam bebas ikan ini bersimbiosis dengan

anemon laut. Anemon akan melindungi ikan badut dari pemangsa dan ikan badut

5

Page 9: Makalah Biologi Laut

akan membersihkan anemon dengan memakan sisa-sisa makanan anemon. Salah satu

spesies dari ikan badut ini adalah Premnas biaculeatus.

Klasifikasi dari ikan Premnas biaculeatus adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chrodata

Class : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Family : Pomacentridae

Subfamily : Amphiprioninae

Genus : Premnas

Spesies : Premnas biaculeatus

Morfologi Premnas biaculeatus

Premnas biaculeatus ini merupakan jenis ikan yang berukuran kecil,

maksimal dari ukuran mereka mencapai ukuran 10-15 cm. Hewan ini mempunyai

warna yang cerah, tubuh lebar (tinggi) dan dilengkapi dengan mulut yang kecil.

Binatang ini mempunyai sisik yang relatif besar dan sirip dorsal yang unik. Binatang

ini juga mempunyai pola warna yang sering dijadikan cara dasar dalam proses

identifikasi mereka, disamping bentuk giginya, kepala serta bentuk tubuhnya.

Gambar 2. Premnas biaculeatus (sumber : www.aquahobby.com)

6

Page 10: Makalah Biologi Laut

Habitat Premnas biaculeatus 

Ikan badut diketahui merupakan ikan yang mempunyai daerah penyebaran

relative luas, terutama di daerah seputar Indo-Pasific. Satu jenis, yaitu A. bicintus,

diketahui merupakan endemic laut merah. Mereka juga biasa dijumpai pada laguna-

laguna berbatu di sekitar terumbu karang, atau pada daerah coastal dengan kedalaman

kurang dari 50 meter dan berair jernih. Namun untuk Primnas biaculeatus ini

biasanya lebih suka tinggal di anemon. Untuk beberapa jenis ikan, anemon mungkin

sesuatu yang beracun, namun untuk Primnas biaculeatus anemon merupakan tempat

tinggal dan tempat berlindung dari pemangsa.

2.2.3. Ikan Lepu Batu

Ikan Lepu adalah sekelompok spesies ikan laut yang beracun yang juga

merupakan spesies predator. Ketika berburu, mereka akan menyudutkan buruannya

dengan sirip besarnya dan dengan refleks yang cepat mereka menekan buruannya

sekaligus. Lepu dikenal karena durinya yang panjang dan memiliki warna merah,

coklat, orange, kuning, hitam atau butih berselang-seling. Ikan lepu juga merupakan

hewan nocturnal, yang berarti mereka aktif dimalam hari. Sedangkan disiang hari

mereka lebih banyak bersembunyi di tempat-tempat terlindung seperti dilubang

karang. Salah satu spesies dari ikan lepu ini adalah ikan lepu batu (Synanceia

verrucosa).

Klasifikasi dari ikan lepu batu ini adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii0

Ordo : Scorpaeniformes

Famili : Synanceiidae

Genus : Synanceia

Spesies : Synanceia verrucosa

7

Page 11: Makalah Biologi Laut

Morfologi dan Habitat Ikan Lepu Batu

Ukuran rata rata dari ikanlepu batu ini adalah 30 cm dan memiliki 13 duri-

duri beracun di punggung dan di sirip yang dapat menyuntikan racun yang sangat

beracun. Ikan ini mampu melakukan penyamaran sangat baik yaitu dengan cara

tampak seperti batu bersusun atau benjolan karang. Tempat tinggal ikan ini biasanya

di perairan berkarang atau yang dipenuhi dengan ganggang kecil. Ikan ini memakan

ikan kecil dan crustacean dengan cara menunggu mangsa untuk berenang dan lewat

didepannya. Kecepatan ikan Lepu Karang ini luar biasa, peralatan yang digunakan

untuk merekam kecepatan ikan ini adalah kamera kecepatan tinggi. Cara adaptasi dari

ikan ini yaitu melakukan perubahan warna dan tidak akan berenang apabila terganggu

melainkan menegakkan duri yang di punggung dan yang di sirip.

Gambar 3. Synanceia verrucosa(sumber : www.google.com)

2.2.4. Ikan Napoleon (Cheilunus undulatus)

Ikan Napoleon merupakan ikan karang besar yang hidup pada perairan daerah

tropis. Sama halnya dengan jenis ikan karang besar lainnya, ikan napoleon pun hidup

secara soliter. Ikan ini biasa ditemukan berenang sendiri di sekitar karang-karang.

Ikan napoleon terutama terdapat di terumbu karang di kawasan Samudera Hindia dan

Samudera Pasifik. Habitat hidup ikan napoleon aslinya berada pada kedalaman 1

sampai dengan 10 meter di bawah laut. Namun berdasarkan hasil pengamatan, ikan

napoleon ditemukan pada kedalaman 20 sampai dengan 30 meter di kedalaman laut.

8

Page 12: Makalah Biologi Laut

Ikan ini mampu mencapai ukuran 2 meter dengan bobot hingga 190 kilogram.

Bahkan, Tercatat ikan napoleon memiliki panjang 2,29 meter dan memiliki bobot

mencapai 191 kilogram. Makanan utama ikan napoleon berupa moluska, ikan kecil,

bulu babi, udang-udangan, kerang-kerangan, teripang, cacing laut dan avertebrata

lainnya. Ikan napoleon juga menyukai bintang laut sebagai makanannya. Berdasarkan

hasil analisis isi perutnya, menunjukkan bahwa isi perutnya terdiri dari moluska,

terutama dari kelompok gastropoda, pelecipoda, echinodermata , crsutacea, ikan gobi

dan belut laut. Ikan napoleon melahap makanannya sepanjang hari. Mereka mencari

makan dengan menghancurkan karang-karang yang mati dengan giginya yang besar

untuk mencari siput atau cacing laut.

Klasifikasi dari Ikan Napoleon ini adalah sebagai berikut :

Kingdom :    Animalia

Phylum :    Chordata

Class :    Actinopterygii

Order :    Perciformes

Family :    Labridae

Genus :    Cheilinus

Spesies :    Cheilinus undulates

Morfologi Ikan Napoleon

Secara morfologi ikan napoleon memiliki ciri khas yakni dua garis diagonal

berwarna biru atau kehitaman di belakang matanya. Pada ikan dewasa memiliki

tonjolan dibagian dahinya yang akan semakin menonjol seiring dengan bertambahnya

usia, dan memiliki bibir yang padat dengan sepasang gigi yang keras. Ikan betina

berwarna ke abu-abuan, merah atau coklat yang pudar, wajahnya mempunyai

guratan-guratan unik. Guratan-guratan tersebut berwarnah krem (kuning susu) yang

saling tumpang tindih pada bagian hidung dan pipi, kemudian meluas ke atas badan

dan seberang ujung sirip dada. Badannya berwarna hijau cerah dan di bagian atas

seluruh sirip-siripnya berwarnah coklat. Warna pada bagian ekor berwarna ke biru-

9

Page 13: Makalah Biologi Laut

biruan. Sisik badan sangat besar, ditepi sisik-sisiknya terdapat garis vertikal berwarna

krem kehitaman.  Ikan jantan cenderung berwarna hijau terang atau ke biru-biruan

dengan pola garis-garis berlekuk di bagian kepala dan bagian depan dari tubuhnya

(Yudana, 2009).

Gambar 4. Ikan Napoleon(sumber : ikanunik.blogspot.com)

Adaptasi Ikan Napoleon

Biasanya ikan ini lahir sebagai hewan jantan dan akan berubah menjadi betina

saat menjelang dewasa. Sehingga kadang ditemukan dominasi jantan pada satu

populasi ikan kecil sampai ukuran sedang dan akan berubah menjadi dominasi

populasi betina saat mendekati matang gonad. Ini memang fenomena unik dialam

yang merupakan salah satu strategi sebagian besar hewan laut utntuk

mempertahankan kehidupan populasi mereka.

Sampai saat ini sangat kurang penelitian yang mengungkap pola adaptasi yang

bisa dikembangkan oleh ikan yang satu ini yang jelas bahwa sampai saat ini populasi

hewan ini sangat kecil dan merupakan salah satu ikan yang sangat dilindungi.

Populasi ikan ini biasanya didapatkan pada daerah-daerah yang jauh dari kegiatan

pengeboman karena dari beberapa pengalaman para penyelam, mengatakan bahwa

ikan napoleon akan sangat jarang ditemukan pada daerah dengan kondisi karang yang

sudah rusak akibat pengeboman dan atau daerah yang banyak menggunakan

potassium sianida. Ini menggambarkan bahwa keberadaan ikan ini sangat tergantung

pada ekosistem yang terjaga.

10

Page 14: Makalah Biologi Laut

2.2.5. Ikan Beronang

Ikan beronang (siganus guttatus) merupakan ikan potensial dengan nilai

ekonomis yang tinggi yang hidup di daerah subtidal. Klasifikasi ikan beronang

(Kordi, 2005 ; Rum, 2013) sebagai berikut:

Phylum : Chordata

Class : Pisces

Ordo : Percomorphi

Family : Siganidae

Genus : Siganus

Spesies : siganus guttatus

Morfologi Ikan Beronang

Ikan beronang merupakan anggota famili Siganidae yang mempunyai ciri

badan pipih dengan mulut yang kecil. Golongan ikan ini hidup berkelompok di

daerah sekitar karang dan terumbu karang. Sirip punggung mempunyai 13 duri keras

dan 10 duri lunak, sedangkan sirip-sirip ekor terdiri dan 7 duri keras dan 9 duri lunak.

Siganidae juga disebut rabbitfish yang berarti ikan kelinci karena mulutnya memang

menyerupai kepala kelinci. Duri-duri pada ikan beronang mengandung kelenjar bisa

sehingga akan menimbulkan rasa sakit bila tersengat oleh duri-duri tersebut.

Gambar 5. Ikan Beronang(www.google.com)

11

Page 15: Makalah Biologi Laut

Adaptasi Ikan Beronang

Menurut Mayunar (1992), sesuai dengan morfologi dari gigi dan saluran

pencernaan ikan Baronang yaitu mulutnya yang kecil, mempunyai gigi seri pada

masing-masing rahang, gigi geraham berkembang sempurna, dinding lambung agak

tebal, usus halusnya panjang dan mempunyai permukaan yang luas, ikan beronang

termasuk pemakan tumbuh-tumbuhan. Tetapi kalau dibudidayakan, ikan Baronang

mampu memakan makanan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan.

Ikan Baronang memiliki usus halus yang panjang dan mempunyai permukaan

yang luas. Keadaan usus yang sangat panjang pada ikan herbivora merupakan

penyesuaian terhadap kondisi makanan yang memiliki kadar serat yang tinggi

sehingga memerlukan pencernaan lebih lama. Usus yang panjang tersebut bertujuan

untuk mendapatkan hasil pencernaan makanan secara maksimal.

Ikan Baronang ada juga yang terkadang memakan makanan yang hewani,

misalnya ikan Baronang susu (Siganus canaliculatus) yang terkadang mau memakan

umpan udang mati. Kebiasaan makanan dan cara memakan ikan secara alami juga

tidak terlepas pada lingkungan tempat hidup ikan. Hal ini juga membenarkan apa

yang dikatakan oleh Mayunar (2002), bahwa ikan Baronang mampu memakan apa

saja yang diberikan seperti pakan buatan.

12

Page 16: Makalah Biologi Laut

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ekosistem laut merupakan suatu kumpulan dari berbagai komponen abiotik

dan biotik yang berkaitan dan saling berinteraksi sehingga membentuk suatu kesatuan

fungsional yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Apabila suatu komponen

terganggu maka akan menyebabkan ketidakseimbangan pada ekosistem tersebut. Hal

ini memiliki keterkaitan dengan zonasi yang ada di laut dengan organisme yang

mendiaminya. Setiap zonasi tersebut memiliki karakteristik masing-masing sehingga

akan muncul perbedaan pada setiap organisme sesuai dengan kemampuan

adaptasinya masing-masing.

Salah satu zonasi dari ekositim laut adalah zona subtidal, dimana zona ini

adalah daerah yang terletak antara batas air surut terendah di pantai dengan

kedalaman sekitar 200 meter, zona ini juga merupakan zona yang masih bisa

ditembus matahari. Secara umum zona ini didominasi oleh ikan karang, seperti

napolen, ikan batu, badut, beronang, dan kerapu. Masing-masing spesies tersebut

memiliki kemampuan adaptasi yang berbeda untuk mempertahankan diri di

lingkungannya masing-masing.

3.2 Saran

Dengan tersusunnya makalah ini kami menyarankan agar pembaca dapat

mengkaji lebih mendalam lagi tentang ikan subtidal berikut adaptasinya sehingga

pembaca tidak hanya terpaku pada satu sumber saja.

13

Page 17: Makalah Biologi Laut

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Ikan Kerapu. Universitas Sumatera Utara. (2013).

Anonim. 2013. Tinjauan Pustaka. Universitas Sumatera Utara. (2013).

Anonim. 2013. Ikan Badut. http://o-fish.com/Spesies/ikan_badut.php. diakses pada Kamis 27 Februari 2014, pukul 20.00 WIB.

Anonim. 2013. Ikan Badut Part 2. http://paj89.blogspot.com/2013/02/ikan-badut-part-2.html. diakses pada Kamis 27 Februari 2014, pukul 19.25 WIB.

Anonim. 2013. Mengenal Ikan Napoleon. http://www.djpb.kkp.go.id/berita.php?id=816. Diakses pada, Rabu 26 Februari 2014 pukul 10.00 WIB.

Anonim. 2009. Reef Stonefish, Synanceia verrucosa (Bloch & Schneider, 1801). http://australianmuseum.net.au/reef-stonefish-synanceia-verrucosa-bloch-schneider-1801. Diakses pada Rabu 26 Februari 2014, pukul 18.45.

Maulana, R. 2013. Ekobiologi Ikan Baronang. http://benjuud.blogspot.com/2013/12/ekobiologi-ikan-baronang.html. Diakses pada, Selasa 25 Februari 2014 pukul 16.30 WIB.

Raharjo, Andhi. 2013. Ikan Napoleon. http://benihikanku.wordpress.com/page/11/. Diakses pada, Rabu 26 Februari 2014 pukul 17.00 WIB.

Wildan. 2012. Organisme Subtidal. http://wildankesumaputra.blogspot.com/2012/05/organisme-subtidal.html. Diakses pada, Kamis 27 Februari 2014 pukul 09.00 WIB.

Wulan, Rum. 2013. Ikan Beronang. http://marinefisehery.blogspot.com/2013/02/ikan-beronang-siganus-guttatus.html. Diakses pada, Selasa, 25 Februari 2014 pukul 20.00

14