TUGAS BIOLOGI LAUT
“IKAN SUBTIDAL”
Disusun oleh:
Khurin Nabillah : 230210120037
Rahmathul Zamzami : 230210120039
Nelman Sitio : 230210120041
Giovanni Gabriel Septriadi : 230210120047
Faeza Amella Vadiany : 230210120057
Selvita Nurani Siregar : 230210120060
UNIVERSITAS PADJAJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JATINANGOR
2014
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Tinjauan Umum Daerah Subtidal .................................................. 3
II.2 Ikan Daerah Subtidal ...................................................................... 3
2.2.1. Ikan Kerapu .................................................................................. 3
2.2.2. Ikan Badut...................................................................................... 5
2.2.3. Ikan Lepu Batu.............................................................................. 7
2.2.4. Ikan Napoleon................................................................................ 8
2.2.5. Ikan Beronang................................................................................ 11
III. PENUTUP
III.1......................................................................................Kesimpulan
13
III.2................................................................................................Saran
...13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Makhluk hidup akan bertahan hidup dengan mendiami tempat yang sesuai
dengan kemampuan adaptasinya. Begitu pula halnya dengan biota laut yang
merupakan flora dan fauna yang menghuni zona laut. Zonasi laut ini berkaitan erat
dengan biota laut yang hidup di dalamnya. Kondisi perbedaan pada setiap zona ini
merupakan bentuk seleksi alam terhadap biota laut yang mampu bertahan hidup atau
justru tereleminasi.
Ekosistem laut merupakan suatu kumpulan integral dari berbagai komponen
abiotik dan biotik yang berkaitan satu sama lain dan saling berinteraksi membentuk
suatu unit fungsional. Komponen-komponen ini secara fungsional tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Apabila terjadi perubahan pada salah satu dari komponen-
komponen tersebut, maka akan menyebabkan perubahan pada komponen lainnya. Hal
ini berkaitan dengan zonasi yang ada di laut dengan organisme yang mendiaminya.
Setiap zonasi laut memiliki karakteristik masing-masing, maka dari itu organisme
yang mendiami suatu zona akan berbeda karakteristiknya dengan organisme yang
mendiami zona lain.
Menurut kedalaman laut berdasarkan Paul Bennet, maka zonasi laut dibagi
menjadi 3 bagian dan setiap zona memiliki karakteristiknya masing – masing. Salah
satu dari zona tersebut adalah zona subtidal, dimana zona subtidal ini adalah daerah
yang terletak antara batas air surut terendah di pantai dengan ujung paparan benua
(continental shelf) dengan kedalaman sekitar 200 meter, zona ini juga merupakan
zona yang masih bisa ditembus matahari atau dikenal dengan nama zona twilight.
Pada umumnya, zona ini dihuni oleh beragam jenis biota laut yang melimpah dari
berbagai komunitas, termasuk padang lamun dan terumbu karang. Sehingga berbagai
jenis ikan karang dapat kita temukan di daerah subtidal ini.
1
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui jenis-
jenis ikan yang hidup di daerah subtidal beserta dengan adaptasinya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Daerah Subtidal
Zona subtidal merupakan daerah yang terletak diantara batas air surut
terendah di pantai dengan ujung paparan bemua (continental shelf), dengan
kedalaman sekitar 200 meter. Pada skema klasifikasi zona ini dikenal sebagai
sublitoral. Zona paparan atau sublitoral adalah zona bentik pada paparan benua di
bawah zona pelagic neritik. Zona ini mendapat cahaya dan pada umumnya dihuni
oleh beragam jenis biota laut yang melimpah dari berbagai komunitas, termasuk
komunitas padang lamun dan terumbu karang. zona subtidal meliputi daerah dibawah
rata-rata level pasang surut yang rendah dan biasanya selalu digenangi air secara terus
menerus.
2.2 Ikan Daerah Subtidal
Daerah subtidal merupakan daerah yang ditempati dengan ekosistem terumbu
karang dan lamun, maka dari itu, ikan-ikan yang ada di daerah ini kebanyakan adalah
jenis dari ikan karang. Berikut ini adalah beberapa jenis ikan yang mendiami zona
subtidal.
2.2.1 Ikan Kerapu
Ikan kerapu lumpur merupakan salah satu jenis ikan subtidal yang sering
dijumpai di daerah berkarang. Nilai ekonomisnya yang tinggi membuat ikan ini
menjadi salah satu ikan budidaya yang cukup populer di Indonesia. Salah satunya
adalah epinephelus suillus atau kerapu lumpur.
Klasifikasi dari ikan kerapu lumpur adalah sebagai berikut:
Filum : Chordate
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
3
Subkelas : Actinopterigi
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Family : Serranidae
Genus : Epinephelus
Spesies : epinephelus suillus
Morfologi Ikan Kerapu Lumpur
Morfologi epinephelus suillus hampir sama dengan kerapu lumpur jenis
lainnya, seperti epinephelus tauvina atau epinephelus coioides, terutama pada bintik
tubuhya. Bentuk tubuh memanjang pada bagian kepala dan punggung berwarna gelap
kehitaman, sedangkan perut berwarna keputihan dan seluruh tubuhnya dipenuhi
bintik-bintik kasar berwarna kecoklatan atau kemerahan.
Gambar 1. Kerapu Lumpur(sumber : www.google.com)
Pertumbuhan dan perkembangan dari kerapu lumpur bersifat protagony
hermaphrodite, yang berarti bahwa jenis kelamin ikan berubah sejalan dengan
pertumbuhannya. Pada waktu masih berumut 3 tahun atau kurang ikan ini berkelamin
betina namun sesudah berumur lebih dari 4 tahun ikan ini berubah kelamin jantan
tanpa perubahan morfologi yang jelas.
4
Adaptasi Ikan Kerapu
Stickney, 1979 dalam Suratmi & Aryani, 2007, menyatakan salah satu
penyesuaian ikan terhadap lingkungan ialah pengaturan keseimbangan air dan garam
dalam jaringan tubuhnya, karena sebagian hewan vertebrata air mengandung garam
dengan konsentrasi yang berbeda dari lingkungannya.
Ikan kerapu merupakan salah satu jenis ikan yang juga melakukan proses
adaptasi melalui pengaturan osmotik pada cairan tubuhnya. Pengaturan osmotik
cairan bertujuan untuk menyamakan konsentrasi garam internal dengan konsentrasi
garam di lingkungan sekelilingnya. Mekanisme pengaturan osmotik pada tubuh ikan
yaitu dengan cara mengeluarkan kelebihan air tanpa kehilangan garam atau
mengeluarkan air dan garam dan mengganti garam yang hilang dengan mengambil
ion dari lingkungan secara aktif (Nybakken, 1992). Melalui proses ini maka ikan
dapat beradaptasi dan mampu berkembang dalam lingkungan salinitas yang terus
berubah. Ikan Kerapu merupakan ikan yang hidup pada salinitas yang sedikit
perbedaannya dengan salinitas asal, maka proses adaptasi yang dilakukan tidak terlalu
berat dan semakin jauh perbedaan salinitas maka semakin berat proses
osmoregulasinya. Semakin berat proses osmoregulasi yang dilakukan maka semakin
besar pula energi yang dikeluarkan, maka semakin berat pula untuk melakukan proses
metabolisme yang lain. Sebagai akibatnya proses pertumbuhan, proses reproduksi dan
lainnya dari kehidupan ikan tersebut terganggu (Sutomo, 2005).
2.2.2. Ikan Badut (Clown fish)
Clown fish atau ikan badut adalah jenis ikan hias air asin dari subfamily
Amphiprioninae. Terdapat sekitar 28 spesies yang dikenali, salah satunya berada di
genus Premnas, sementara sisanya di genus Amphiprion. Ikan badut biasanya
berwarna kuning atau jingga, namun beberapa ada yang berwarna kemerahan atau
kehitaman. Spesies terbesar dapat tumbuh mencapai panjang 18 cm, sementara
ukuran terkecilnya mencapai 10 cm. Di alam bebas ikan ini bersimbiosis dengan
anemon laut. Anemon akan melindungi ikan badut dari pemangsa dan ikan badut
5
akan membersihkan anemon dengan memakan sisa-sisa makanan anemon. Salah satu
spesies dari ikan badut ini adalah Premnas biaculeatus.
Klasifikasi dari ikan Premnas biaculeatus adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chrodata
Class : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Family : Pomacentridae
Subfamily : Amphiprioninae
Genus : Premnas
Spesies : Premnas biaculeatus
Morfologi Premnas biaculeatus
Premnas biaculeatus ini merupakan jenis ikan yang berukuran kecil,
maksimal dari ukuran mereka mencapai ukuran 10-15 cm. Hewan ini mempunyai
warna yang cerah, tubuh lebar (tinggi) dan dilengkapi dengan mulut yang kecil.
Binatang ini mempunyai sisik yang relatif besar dan sirip dorsal yang unik. Binatang
ini juga mempunyai pola warna yang sering dijadikan cara dasar dalam proses
identifikasi mereka, disamping bentuk giginya, kepala serta bentuk tubuhnya.
Gambar 2. Premnas biaculeatus (sumber : www.aquahobby.com)
6
Habitat Premnas biaculeatus
Ikan badut diketahui merupakan ikan yang mempunyai daerah penyebaran
relative luas, terutama di daerah seputar Indo-Pasific. Satu jenis, yaitu A. bicintus,
diketahui merupakan endemic laut merah. Mereka juga biasa dijumpai pada laguna-
laguna berbatu di sekitar terumbu karang, atau pada daerah coastal dengan kedalaman
kurang dari 50 meter dan berair jernih. Namun untuk Primnas biaculeatus ini
biasanya lebih suka tinggal di anemon. Untuk beberapa jenis ikan, anemon mungkin
sesuatu yang beracun, namun untuk Primnas biaculeatus anemon merupakan tempat
tinggal dan tempat berlindung dari pemangsa.
2.2.3. Ikan Lepu Batu
Ikan Lepu adalah sekelompok spesies ikan laut yang beracun yang juga
merupakan spesies predator. Ketika berburu, mereka akan menyudutkan buruannya
dengan sirip besarnya dan dengan refleks yang cepat mereka menekan buruannya
sekaligus. Lepu dikenal karena durinya yang panjang dan memiliki warna merah,
coklat, orange, kuning, hitam atau butih berselang-seling. Ikan lepu juga merupakan
hewan nocturnal, yang berarti mereka aktif dimalam hari. Sedangkan disiang hari
mereka lebih banyak bersembunyi di tempat-tempat terlindung seperti dilubang
karang. Salah satu spesies dari ikan lepu ini adalah ikan lepu batu (Synanceia
verrucosa).
Klasifikasi dari ikan lepu batu ini adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii0
Ordo : Scorpaeniformes
Famili : Synanceiidae
Genus : Synanceia
Spesies : Synanceia verrucosa
7
Morfologi dan Habitat Ikan Lepu Batu
Ukuran rata rata dari ikanlepu batu ini adalah 30 cm dan memiliki 13 duri-
duri beracun di punggung dan di sirip yang dapat menyuntikan racun yang sangat
beracun. Ikan ini mampu melakukan penyamaran sangat baik yaitu dengan cara
tampak seperti batu bersusun atau benjolan karang. Tempat tinggal ikan ini biasanya
di perairan berkarang atau yang dipenuhi dengan ganggang kecil. Ikan ini memakan
ikan kecil dan crustacean dengan cara menunggu mangsa untuk berenang dan lewat
didepannya. Kecepatan ikan Lepu Karang ini luar biasa, peralatan yang digunakan
untuk merekam kecepatan ikan ini adalah kamera kecepatan tinggi. Cara adaptasi dari
ikan ini yaitu melakukan perubahan warna dan tidak akan berenang apabila terganggu
melainkan menegakkan duri yang di punggung dan yang di sirip.
Gambar 3. Synanceia verrucosa(sumber : www.google.com)
2.2.4. Ikan Napoleon (Cheilunus undulatus)
Ikan Napoleon merupakan ikan karang besar yang hidup pada perairan daerah
tropis. Sama halnya dengan jenis ikan karang besar lainnya, ikan napoleon pun hidup
secara soliter. Ikan ini biasa ditemukan berenang sendiri di sekitar karang-karang.
Ikan napoleon terutama terdapat di terumbu karang di kawasan Samudera Hindia dan
Samudera Pasifik. Habitat hidup ikan napoleon aslinya berada pada kedalaman 1
sampai dengan 10 meter di bawah laut. Namun berdasarkan hasil pengamatan, ikan
napoleon ditemukan pada kedalaman 20 sampai dengan 30 meter di kedalaman laut.
8
Ikan ini mampu mencapai ukuran 2 meter dengan bobot hingga 190 kilogram.
Bahkan, Tercatat ikan napoleon memiliki panjang 2,29 meter dan memiliki bobot
mencapai 191 kilogram. Makanan utama ikan napoleon berupa moluska, ikan kecil,
bulu babi, udang-udangan, kerang-kerangan, teripang, cacing laut dan avertebrata
lainnya. Ikan napoleon juga menyukai bintang laut sebagai makanannya. Berdasarkan
hasil analisis isi perutnya, menunjukkan bahwa isi perutnya terdiri dari moluska,
terutama dari kelompok gastropoda, pelecipoda, echinodermata , crsutacea, ikan gobi
dan belut laut. Ikan napoleon melahap makanannya sepanjang hari. Mereka mencari
makan dengan menghancurkan karang-karang yang mati dengan giginya yang besar
untuk mencari siput atau cacing laut.
Klasifikasi dari Ikan Napoleon ini adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Labridae
Genus : Cheilinus
Spesies : Cheilinus undulates
Morfologi Ikan Napoleon
Secara morfologi ikan napoleon memiliki ciri khas yakni dua garis diagonal
berwarna biru atau kehitaman di belakang matanya. Pada ikan dewasa memiliki
tonjolan dibagian dahinya yang akan semakin menonjol seiring dengan bertambahnya
usia, dan memiliki bibir yang padat dengan sepasang gigi yang keras. Ikan betina
berwarna ke abu-abuan, merah atau coklat yang pudar, wajahnya mempunyai
guratan-guratan unik. Guratan-guratan tersebut berwarnah krem (kuning susu) yang
saling tumpang tindih pada bagian hidung dan pipi, kemudian meluas ke atas badan
dan seberang ujung sirip dada. Badannya berwarna hijau cerah dan di bagian atas
seluruh sirip-siripnya berwarnah coklat. Warna pada bagian ekor berwarna ke biru-
9
biruan. Sisik badan sangat besar, ditepi sisik-sisiknya terdapat garis vertikal berwarna
krem kehitaman. Ikan jantan cenderung berwarna hijau terang atau ke biru-biruan
dengan pola garis-garis berlekuk di bagian kepala dan bagian depan dari tubuhnya
(Yudana, 2009).
Gambar 4. Ikan Napoleon(sumber : ikanunik.blogspot.com)
Adaptasi Ikan Napoleon
Biasanya ikan ini lahir sebagai hewan jantan dan akan berubah menjadi betina
saat menjelang dewasa. Sehingga kadang ditemukan dominasi jantan pada satu
populasi ikan kecil sampai ukuran sedang dan akan berubah menjadi dominasi
populasi betina saat mendekati matang gonad. Ini memang fenomena unik dialam
yang merupakan salah satu strategi sebagian besar hewan laut utntuk
mempertahankan kehidupan populasi mereka.
Sampai saat ini sangat kurang penelitian yang mengungkap pola adaptasi yang
bisa dikembangkan oleh ikan yang satu ini yang jelas bahwa sampai saat ini populasi
hewan ini sangat kecil dan merupakan salah satu ikan yang sangat dilindungi.
Populasi ikan ini biasanya didapatkan pada daerah-daerah yang jauh dari kegiatan
pengeboman karena dari beberapa pengalaman para penyelam, mengatakan bahwa
ikan napoleon akan sangat jarang ditemukan pada daerah dengan kondisi karang yang
sudah rusak akibat pengeboman dan atau daerah yang banyak menggunakan
potassium sianida. Ini menggambarkan bahwa keberadaan ikan ini sangat tergantung
pada ekosistem yang terjaga.
10
2.2.5. Ikan Beronang
Ikan beronang (siganus guttatus) merupakan ikan potensial dengan nilai
ekonomis yang tinggi yang hidup di daerah subtidal. Klasifikasi ikan beronang
(Kordi, 2005 ; Rum, 2013) sebagai berikut:
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Percomorphi
Family : Siganidae
Genus : Siganus
Spesies : siganus guttatus
Morfologi Ikan Beronang
Ikan beronang merupakan anggota famili Siganidae yang mempunyai ciri
badan pipih dengan mulut yang kecil. Golongan ikan ini hidup berkelompok di
daerah sekitar karang dan terumbu karang. Sirip punggung mempunyai 13 duri keras
dan 10 duri lunak, sedangkan sirip-sirip ekor terdiri dan 7 duri keras dan 9 duri lunak.
Siganidae juga disebut rabbitfish yang berarti ikan kelinci karena mulutnya memang
menyerupai kepala kelinci. Duri-duri pada ikan beronang mengandung kelenjar bisa
sehingga akan menimbulkan rasa sakit bila tersengat oleh duri-duri tersebut.
Gambar 5. Ikan Beronang(www.google.com)
11
Adaptasi Ikan Beronang
Menurut Mayunar (1992), sesuai dengan morfologi dari gigi dan saluran
pencernaan ikan Baronang yaitu mulutnya yang kecil, mempunyai gigi seri pada
masing-masing rahang, gigi geraham berkembang sempurna, dinding lambung agak
tebal, usus halusnya panjang dan mempunyai permukaan yang luas, ikan beronang
termasuk pemakan tumbuh-tumbuhan. Tetapi kalau dibudidayakan, ikan Baronang
mampu memakan makanan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan.
Ikan Baronang memiliki usus halus yang panjang dan mempunyai permukaan
yang luas. Keadaan usus yang sangat panjang pada ikan herbivora merupakan
penyesuaian terhadap kondisi makanan yang memiliki kadar serat yang tinggi
sehingga memerlukan pencernaan lebih lama. Usus yang panjang tersebut bertujuan
untuk mendapatkan hasil pencernaan makanan secara maksimal.
Ikan Baronang ada juga yang terkadang memakan makanan yang hewani,
misalnya ikan Baronang susu (Siganus canaliculatus) yang terkadang mau memakan
umpan udang mati. Kebiasaan makanan dan cara memakan ikan secara alami juga
tidak terlepas pada lingkungan tempat hidup ikan. Hal ini juga membenarkan apa
yang dikatakan oleh Mayunar (2002), bahwa ikan Baronang mampu memakan apa
saja yang diberikan seperti pakan buatan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekosistem laut merupakan suatu kumpulan dari berbagai komponen abiotik
dan biotik yang berkaitan dan saling berinteraksi sehingga membentuk suatu kesatuan
fungsional yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Apabila suatu komponen
terganggu maka akan menyebabkan ketidakseimbangan pada ekosistem tersebut. Hal
ini memiliki keterkaitan dengan zonasi yang ada di laut dengan organisme yang
mendiaminya. Setiap zonasi tersebut memiliki karakteristik masing-masing sehingga
akan muncul perbedaan pada setiap organisme sesuai dengan kemampuan
adaptasinya masing-masing.
Salah satu zonasi dari ekositim laut adalah zona subtidal, dimana zona ini
adalah daerah yang terletak antara batas air surut terendah di pantai dengan
kedalaman sekitar 200 meter, zona ini juga merupakan zona yang masih bisa
ditembus matahari. Secara umum zona ini didominasi oleh ikan karang, seperti
napolen, ikan batu, badut, beronang, dan kerapu. Masing-masing spesies tersebut
memiliki kemampuan adaptasi yang berbeda untuk mempertahankan diri di
lingkungannya masing-masing.
3.2 Saran
Dengan tersusunnya makalah ini kami menyarankan agar pembaca dapat
mengkaji lebih mendalam lagi tentang ikan subtidal berikut adaptasinya sehingga
pembaca tidak hanya terpaku pada satu sumber saja.
13
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Ikan Kerapu. Universitas Sumatera Utara. (2013).
Anonim. 2013. Tinjauan Pustaka. Universitas Sumatera Utara. (2013).
Anonim. 2013. Ikan Badut. http://o-fish.com/Spesies/ikan_badut.php. diakses pada Kamis 27 Februari 2014, pukul 20.00 WIB.
Anonim. 2013. Ikan Badut Part 2. http://paj89.blogspot.com/2013/02/ikan-badut-part-2.html. diakses pada Kamis 27 Februari 2014, pukul 19.25 WIB.
Anonim. 2013. Mengenal Ikan Napoleon. http://www.djpb.kkp.go.id/berita.php?id=816. Diakses pada, Rabu 26 Februari 2014 pukul 10.00 WIB.
Anonim. 2009. Reef Stonefish, Synanceia verrucosa (Bloch & Schneider, 1801). http://australianmuseum.net.au/reef-stonefish-synanceia-verrucosa-bloch-schneider-1801. Diakses pada Rabu 26 Februari 2014, pukul 18.45.
Maulana, R. 2013. Ekobiologi Ikan Baronang. http://benjuud.blogspot.com/2013/12/ekobiologi-ikan-baronang.html. Diakses pada, Selasa 25 Februari 2014 pukul 16.30 WIB.
Raharjo, Andhi. 2013. Ikan Napoleon. http://benihikanku.wordpress.com/page/11/. Diakses pada, Rabu 26 Februari 2014 pukul 17.00 WIB.
Wildan. 2012. Organisme Subtidal. http://wildankesumaputra.blogspot.com/2012/05/organisme-subtidal.html. Diakses pada, Kamis 27 Februari 2014 pukul 09.00 WIB.
Wulan, Rum. 2013. Ikan Beronang. http://marinefisehery.blogspot.com/2013/02/ikan-beronang-siganus-guttatus.html. Diakses pada, Selasa, 25 Februari 2014 pukul 20.00
14