Makalah Kuda Laut
-
Upload
riyadi-aja -
Category
Documents
-
view
1.607 -
download
27
Transcript of Makalah Kuda Laut
KONSERVASI KUDA LAUT (hippocampus spp )
MAKALAH KONSERVASI SUMBER DAYA HAYATI PERAIRAN
OLEH
RIYADINIM. 1123205013
UNIVERSITAS SAM RATULANGIPROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI ILMU PERAIRAN2012
1
PERLUNYA KONSERVASI KUDA LAUT
(hippocampus spp )
Pendahuluan
Makhluk hidup dapat menjaga kelanjutan generasinya melalui sistem reproduksi
yang berfungsi secara sempurna. Selain memiliki sistem reproduksi, hewan juga memiliki
naluri khusus yang membuat proses produksi menjadi suatu hal yang penting dan menarik
untuk dilakukan. Salah satu hewan yang memiliki proses reproduksi yang cukup menarik
adalah kuda laut (Campbell, 2008).
Secara global terdapat lebih dari 30 spesies kuda laut, keragaman spesies tertinggi
ditemukan di asia tenggara/Australia. Sebagian besar spesies yang ditemukan termasuk
dalam daftar spesies yang rentan pada IUCN red list sebagai hewan yang terancam punah
(IUCN, 2000), walaupun perkiraan yang tepat dari status populasi spesies kuda laut yang
berbeda di alam tidak tersedia. Memang, masih ada perdebatan mengenai berapa banyak
spesies yang ada dan seperti diketahui bahwa hal ini akan menghambat perkembangan
konservasi, manajemen yang tepat dan rencana undang-undang.
Asia Tenggara memiliki sejarah geologi yang sangat kompleks, dengan gerakan
lempeng tektonik, dan perubahan tinggi permukaan laut selama 30 juta tahun terakhir
sangat mempengaruhi keanekaragaman hayati . Hasil pola distribusi spesies terestrial di
daerah ini telah digunakan untuk setting konservasi prioritas. Namun organisme laut,
dengan potensi penyebaran tinggi, umumnya diyakini ada sebagai unit taksonomi luas,
dengan sedikit diferensiasi lokal. Konsep ini menyebabkan kepercayaan (mungkin keliru)
bahwa spesies laut yang tahan terhadap kepunahan. Namun, baru-baru ini taksonomi
beberapa famili ikan laut direvisi, seperti Pseudochromidae dan Blenniidae menunjukkan
bahwa adanya populasi terisolasi satu sama lain. Oleh karena itu, perlu pemahaman pola
biogeografi di laut untuk mendukung kegiatan konservasi.
Kuda laut terdapat di daerah tropis maupun subtropis dengan perairan dangkal yang
banyak terdapat padang lamun, karang, rumput laut, dan mangrove. Sebagian besar kuda
laut berada pada kedalaman kurang dari 20 meter. Ada beberapa spesies yang mampu
hidup di estuarine dengan salinitas yang fluktuatif dan biasanya akan mati jika ada banjir
air tawar. Kuda laut bergerak dengan sirip dorsal, sedangkan sirip pestoralnya (dada)
2
digunakan sebagai keseimbangan. Kuda laut memiliki kemampuan untuk menyerupai
warna lingkungannya dalam beberapa menit (DKP, 2004).
Kuda laut (Teleostei: Syngnathidae: Hippocampus), merupakan jenis ikan yang
mempunyai nilai ekologis dan ekonomis penting. Distribusinya di seluruh dunia terutama
di daerah tropis, sub-tropis dan beberapa lautan subtropics. Tingginya tingkat ekploitasi
kuda laut di alam terutama di asia yang digunakan sebagai bahan baku obat dan ikan
akuarium serta cendramata telah membangkitkan keprihatinan dan mendorong upaya
konservasi yang signifikan untuk memproteksi kuda laut di alam.
Kuda laut memiliki kemampuan reproduksi yang rendah, gaya hidup dewasa muda
menetap dan banyak spesies monogami dengan rentang rumah kecil dan tetap. Mereka
dengan demikian dihipotesiskan bentuk kecil, regional unit taksonomi terbatas. Jika
populasi terisolasi secara signifikan, ini dapat berarti bahwa kuda laut bahkan lebih rentan
terhadap tingkat eksploitasi, dan pemahaman tentang distribusi lebih penting bagi
pengelolaan konservasi.
3
KAJIAN PUSTAKA
Aspek Biologi Kuda Laut
A. Morfologi
Sebagai salah satu jenis ikan mempunyai bentuk yang sangat unik dan berbeda dari
jenis ikan pada umumnya. Kepala kuda laut berbentuk segitiga dan meyerupai kepala kuda,
moncongnya panjang dan meruncing, membentuk sudut 90 derajat dari badannya. Ekornya
memanjang, runcing pada bagian ujungnya dan berfungsi sebagai alat pemegang. Kuda
laut memiliki kantong telor yang berfungsi untuk tempat mengasuh anak-anaknya seperti
pada kangguru, namun perbedaannya pada kuda laut yang memiliki kantong adalah jenis
yang jantan, sedangkan pada kangguru yang memiliki kantong adalah betina. Bagian tubuh
kuda laut tidak ditutupi oleh sisik melainkan oleh berlapis-lapis keping tulang yang
menyerupai perisai.
Memiliki kemiripan dengan Syngnathoides spp dan Corythoichthys spp seperti
pada Gambar 1, walaupun spesies tersebut masih satu family (family Syngnathidae) tetapi
hewan tersebut bukan kuda laut, beberapa ciri yang membedakan diantaranya adalah antara
kepala dan badan tidak membentuk segitiga atau sudut dan ekornya bukan merupakan alat
pegangan.
Gambar Morfologi kuda laut
B. Klasifikasi
Termasuk dalam family Synggathidae, spesies ini hanya mempunyai satu genus,
yaitu Hippocampus, dalam bahasa Yunani hippo berarti kuda, sedangkan campus berarti
hantu laut. Klasifikasi kuda laut adalah sebagai berikut:
Phylum : ChordataSubphylum : Vertebrata
4
Kelas : PiscesSubkelas : TeleostomiOrdo : GasterosteiformesFamili : SyngnathidaeGenus : HippocampusSpesies : Hippocampus spp
Ukurannya berkisar antara 1,5 inci hingga 14 inci. Bagian tubuh kuda laut tertutup
oleh keping tulang yang berlapis-lapis menyerupai perisai. Jenis kelamin kuda laut dapat
dibedakan dari dua hal, yaitu ukuran tubuh dan kantung telur. Ukuran kuda laut jantan
lebih besar daripada betina. Selain itu, kuda laut jantan memiliki kantung telur di bagian
bawah perut. Fungsi kantung telur itu adalah untuk mengasuh anak-anaknya. Hingga saat
ini terdapat 25 spesies kuda laut yang tersebar merata di seluruh dunia (DKP, 2004).
Tingkah Laku Dan Ekologi
A. Pergerakan dan kamuflase
Kuda laut adalah biota laut yang unik dengan posisi tubuhnya yang tegak, kepala di
atas dan ekor di bawah. Pergerakan kuda laut tergolong lambat karena hanya dilakukan
dengan menggunakan sirip dorsal yang ada di bagian punggung, sedangkan sirip pectoral
(sirip dada) digunakan untuk keseimbangan. Ekor kuda laut digunakan sebagai jangkar,
yaitu alat untuk mengaitkan tubuhnya pada suatu substrat seperti rumput laut, terumbu
karang atau benda-benda lain yang ada di lingkungannya. Apabila terancam, kuda laut
membengkokkan tubuhnya hinga kepalanya mendekati ekor.
Memiliki alat kamuflase atau penyamaran, yaitu berupa kemampuan untuk
merubah warna tubuhnya dalam beberapa menit untuk menyamai lingkungannya, bahkan
kadang-kadang mampu merubah warna tubuhnya menghindari “fluorescence” (warna
orange). Alat kamuflase berfungsi untuk menghindari diri dari predator. Kuda laut juga
dapat menyebarkan semacam filament yang menyerupai kumpulan algae menempel pada
rumput laut.
B. Kebiasaan makan
Termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak,
makanannya adalah segala jenis hewan hidup ukuran kecil seperti larva ikan, udang-udang
dan invertebrate lainnya. Tidak memiliki gigi dan perut, mangsanya langsung ditelan
secara utuh dan langsung masuk ke sistem pencernaannya. Dengan kemampuannya untuk
berkamuflase memungkinkan menjadi predator. Selain sebagai predator, ia juga
merupakan sasaran beberapa predator yang berukuran labih besar. Hewan predator yang 5
dapat menjadi pemangsa kuda laut dewasa anatara lain adalah kepiting dan ikan-ikan
pelagis ukuran besar.
Kuda laut (Genus Hippocampus) merupakan salah satu hewan ikan yang berbeda
baik dari bentuk maupun sifatnya. Hewan ini kerap disebut juga "tangkur naga" atau "naga
air daun". Kuda laut terdiri dari 50 spesies berbeda dan mereka hidup di lautan tropis
seluruh dunia. Mereka memiliki mata yg dapat berputar ke segala arah singga dapat
melihat sekeliling tanpa mesti memalingkan kepala. Selain matanya yang dapat berputar ke
segala arah, ada beberapa keunikkan lainnya. Berikut ini saya tuliskan beberapa
keistimewaan kuda laut.
C. Cara Berenang
Gambar kuda laut berenang secara vertikal
Mereka berenang secara vertikal, naik turun, berbeda dengan ikan lainnya. Cara berenang
kuda laut juga dipengaruhi oleh sistem yang sangat khusus. Kuda laut bergerak naik-turun
di dalam air dengan cara mengubah isi udara dalam kantung renangnya. Jika kantung
renang ini rusak dan kehilangan sedikit udara, kuda laut tenggelam ke dasar laut.
Kecelakaan yang sedemikian menyebabkan matinya kuda laut.
C. Distribusi dan Habitat
Kuda laut tersebar pada daerah tropis maupun sub tropis, pada umumnya hidup di
perairan dangkal dengan habitat padang lamun (segrass), karang (coral reef), rumput laut
(sea weed) dan mangrove. Di perairan Indonesia telah diketahui sebanyak Sembilan jenis
kuda laut, yaitu :
1. Hippocampus barboniensis, habitat rumput laut
2. Hippocampus erectus, habitat rumput laut
3. Hippocampus quithulatus, habitat rumput laut
4. Hippocampus whitei, habitat rumput laut
5. Hippocampus zosterae, habitat rumput laut
6. Hippocampus kuda, habitat mangrove
6
7. Hippocampus cames, habitat trumbu karang
8. Hippocampus zebra, habitat terumbu karang
9. Hippocampus capensis, hidup di daerah estuaria
Sebagian besar kuda laut di temukan di perairan dengan kedalamannya kurang dari 20
meter. Beberapa spesies kuda laut dari Hippocampus capensis mampu hidup di estuarine
dengan salinitas yang berfluktuasi, biasanya jenis kuda laut ini akan mengalami kematian
jika ada banjir air tawar.
Reproduksi Kuda Laut
A. Siklus Reproduksi
Pada musim reproduksi, kuda laut jantan dengan kantong telur yang kosong siap
melakukan pemijahan. Kuda laut jantan maupun betina menggunakan ekornya untuk
menggapai pasangannya dalan pemijahan. Kuda laut juga merupakan satu-satunya
makhluk hidup dimana yang jantanlah yang hamil. Cara perkawinannya begini. Kuda laut
betina akan bertarung menarik perhatian demi memperebutkan pejantan. Kemudian, kuda
laut betina akan memasukkan telur ke dalam kantung perut jantan yang nanti kemudian
akan dibuahi di dalam sana, kantung itu mengandung oksigen dan digunakan sebagai
inkubator. Setelah telur terbentuk, pejantan akan mengerami telur-telur itu sampai mereka
menetas dan keluar dari perut jantan sebagai miniatur orang tuanya. Pejantannya pun akan
tetap merawat anak-anaknya ini.
gambar kuda laut jantan yg sedang hamil
Kuda laut jantan mengerami telur selama 10-14 hari dalam kantong pengeraman yang
dilengkapi semacam placenta untuk suplai oksigen. Anakan kuda laut (panjang 6-12 mm)
setelah dirasakan kuat selanjutnya dilepas ke perairan sebagai juwana dengan bentuk 7
seperti kuda laut dewasa, anakan demikian mudah dimangsa oleh bebagai predator. Setelah
berumur kurang lebih 30 hari akan berkembang menjadi benih kuda laut dan ekornya
mulai dapat dililitkan, selanjutnya pada umur 90 hari organ reproduksinya mulai
berkembang dan kuda laut sudah memasuki fase dewasa.
gambar siklus hidup kuda laut
Keunikan lainnya, kuda laut adalah pasangan yang setia. Kebanyakan spesies dari Kuda
Laut dikenal merupakan pasangan sehidup semati. Mereka hanya akan kawin dengan
pasangannya. Hal ini merupakan sesuatu yang jarang terjadi di dalam dunia ikan.
perbedaan jantan dan betina kuda laut
Sebagian besar spesies kuda laut seperti Hippocampus abdominalis, Hippocampus
comes, Hippocampus erectus, Hippocampus fuscus, Hippocampus quthulatus,
Hippocampus whitei diperkirakan matang telur pada umur enam sampai dua belas bulan.
Sedangkan untuk Hippocampus zostera matang telur pada usia yang sangat pendek, yaitu
sekitar tiga bulan. Sebagian besar kuda laut menghasilkan telur sekitar 100-120 butir
bahkan ada yang mencapai 1.000 butir. Perbandingan kuda laut jantan dan betina di alam
8
pada umumnya memiliki jumlah yang seimbang. Juvenil jantan dan betina masih sulit
dibedakan, namun setelah dewasa dapat dibedakan dengan jelas karena terdapat pada kuda
laut jantan memiliki kantong telur pada bagian abdomennya, sementara pada kuda laut
betina tidak. Proses reproduksi kuda laut dapat dijelaskan dalam beberapa tahapan, antara
lain :
B. Musim Kawin
Sebagian besar kuda laut memiliki musim kawin sepanjang tahun. Biasanya mereka
kawin pada pagi atau sore hari. Ada beberapa spesies yang memiliki musim kawin antara
bulan Agustus hingga Oktober. Ada pula spesies yang musim kawinnya pada saat bulan
purnama (DKP, 2004). Pada musim kawin, kuda laut jantan dengan kantung telur yang
kosong siap melakukan pemijahan. Biasanya kuda laut akan mencari tempat di dekat
rerumputan untuk melakukan perkawinan. Pasangan kuda laut akan saling menahan satu
sama lain dengan ekornya sehingga membentuk suatu formasi seperti huruf V. Kemudian
mereka menari dan saling mengelilingi satu sama lain selama beberapa menit, bahkan
dapat mencapai beberapa jam. Ritual ini sangat penting bagi jantan untuk menjaga agar
betina tetap fokus padanya. Perhatian kuda laut betina mudah teralihkan oleh jantan yang
lain ataupun oleh makanan. Pada saat menari tersebut, kuda laut menawarkan kantung
telurnya kepada betina secara berulang-ulang. Gerakan yang berulang-ulang dan adanya
arus air menginduksi kantung telur kuda laut jantan untuk terbuka (Effendi, 2002).
Gambar Pasangan kuda laut menuju rerumputan Gambar ritual menari
C. Perkawinan
Apabila kuda laut betina tertarik pada jantan, maka ia akan mendarat dengan
perutnya pada kantung telur jantan. Proses pemijahan diawali dengan masuknya sirip
dubur betina ke dalam kantung telur jantan. Setelah masuk ke kantung telur, betina mulai
mengeluarkan sel telurnya. Adanya sel telur ini menginduksi jantan mengeluarkan sperma.
Saat proses ini berlangsung, jantan menggoyang-goyangkan kantung telurnya agar telur
9
terdistribusi secara merata. Setelah beberapa saat, keduanya berpisah dan jantan menuju ke
daerah rerumputan untuk memberikan kenyamanan kepada telur-telurnya. Setelah telur-
telur tersebut menetas, larva dan dan anaknya diasuh dalam kantung jantan sampai
dianggap kuat dan keluar dari kantung (Effendi, 2002).
Di laboratorium, kuda laut jantan dan betina yang disatukan dalam satu tempat
dapat melakukan perkawinan berulang kali, bahkan sepanjang hari. Sedangkan di alam hal
ini jarang terjadi. Setelah perkawinan selesai, kuda laut betina dapat langsung kawin
dengan jantan yang lain, sedangkan kuda laut jantan merawat anak-anaknya dan baru dapat
kawin lagi setelah semua anaknya dilahirkan. Jika pasangan kawinnya mati, kuda laut
dapat mencari pasangan yang lain. Namun biasanya setelah beberapa hari, kuda laut
tersebut juga ikut mati. Jika tidak ada pasangan yang sesuai dari spesies yang sama, maka
kuda laut dapat memilih dari spesies yang lain (Effendi, 2002).
Gambar Kuda laut betina memasukkan sirip dubur ke kantung telur jantan
D. Kelahiran
Kuda laut jantan mengalami kehamilan selama
2-3 minggu. Dalam sekali fertilisasi bisa terdapat sekitar
50-1500 anak kuda laut yang berkembang di dalam kantung
telur jantan. Di dalam kantung telur jantan terdapat pembuluh
kapiler yang berfungsi memberikan nutrisi dan oksigen kepada anak-anak kuda laut. Pada
saat jantan siap melahirkan, kantung telurnya memanjang dan berbentuk seperti elips.
Kemudian terjadi tegangann otot dan kantung telur mulai bergerak ke depan dan ke
belakang, baru kemudian anak kuda laut lahir (Effendi, 2002).
Bayi-bayi tersebut tidak keluar secara langsung, namun dibutuhkan waktu beberapa
jam, bahkan beberapa hari hingga semua bayi dalam kantung telur dikeluarkan. Setelah
10
melahirkan ada beberapa kuda laut jantan yang mengalami kematian akibat adanya
pembusukan sisa bayi yang tidak berhasil dikeluarkan (mati) di dalam kantung. Bayi-bayi
ini sudah lebih dulu mati karena terlalu lama menunggu antrian untuk keluar. Bangkainya
tentu saja mengundang infeksi bakteri yang dapat membuat kuda laut jantan mati. Untuk
kuda laut jantan yang berhasil hidup, kantung telurnya akan kembali ke ukuran semula
setelah melahirkan dan kemudian siap untuk kawin kembali (Effendi, 2002).
Ukuran bayi-nayi kuda laut yang baru lahir sekitar beberapa milimeter dan
bantuknya sudah menyerupai kula laut dewasa. Mereka akan segera menjelajah lingkungan
hidupnya begitu keluar dari kantung telur. Setelah 4 bulan, ukurannya akan bertambah
menjadi 2.5 inchi. Pertumbuhannya ini sangat dipengaruhi oleh kemampuannya mencari
makan (Effendi, 2002).
Gambar kuda laut jantan yang melahirkan anak-anaknya
Populasi Kuda Laut Dalam Bahaya
Pengetahuan mengenai populasi alam dan biologi Kuda Laut tidak banyak
diketahui oleh para ahli. Langkanya informasi tersebut menyebabkan sulitnya menduga
dampak eksploitasi terhadap populasinya. Meskipun demikian, para nelayan dan pedagang
sepakat bahwa dalam lima tahun terakhir ini populasi kuda laut di Asia Tenggara menurun
15-50%. Manusia merupakan "predator" yang utama. Para ahli memperkirakan bahwa
pada tahun 1995 paling sedikit 20 juta ekor kuda laut kering diperdagangkan dan beratus
ratus ribu lagi diekspor sebagai ikan hias. Mereka tidak hanya dimanfaatkan sebagai ikan
hias, tetapi juga sebagai bahan obat tradisional Cina untuk mengobati berbagai penyakit
seperti asma, tulang patah, kelainan ginjal dan impoten. Hewan ini juga dianggap sebagai
bahan perangsang libido seksual.
11
Lebih kurang 45 negara terlibat dalam perdagangan hewan ini dengan Cina,
Hongkong dan Taiwan merupakan negara pengimpor terbesar. Pada tahun 1992 Cina saja
diperkirakan mengkonsumsi 20 ton kuda laut kering sedangkan Taiwan pada tahun 1994
mengimpor sekitar tiga juta ekor hewan ini. Menurut data yang ada negara-negara
pengekspor terbesar adalah India (1,3 juta ekor/tahun), Filipina, Thailand dan Vietnam.
Data ekspor ikan ini dari Indonesia sulit didapat, tetapi diperkirakan juga cukup besar.
Secara individual, perikanan kuda laut adalah kecil tetapi secara kolektif sangat besar dan
luas serta berpotensi merugikan populasi alami. Kegiatan perikanan ini merupakan mata
pencaharian penting nelayan tradisional di berbagai negara berkembang. Sebagian besar
perdagangan hewan ini dilakukan secara legal dan tidak ada pengaturannya, tetapi makin
banyak negara mulai memantau dan mengendalikannya. Sebagian besar spesiesnya
tercantum sebagai hewan "Vulnerable" pada IUCN Red List of Threatened Animals tahun
1996, tetapi tidak mempunyai implikasi hukum terhadap pengaturan perdagangannya.
Sebagai akibat dari permintaan dunia terhadap kuda laut yang terus meningkat serta
ketidakpastian dari dampak eksploitasi terhadap populasi alami, maka pembudidayaannya
mendapat perhatian yang serius banyak ahli. Pembudidayaan dianggap tidak hanya dapat
mengurangi tekanan terhadap populasi alam, tetapi juga dapat menciptakan mata
pencaharian alternatif bagi banyak nelayan. Meskipun demikian, berbagai keberhasilan
pembenihan kuda laut masih dalam skala laboratorium. Masih banyak masalah yang harus
dipecahkan antara lain bagaimana menyediakan pakan hidup berupa plankton hewan, serta
kerentanannya terhadap berbagai penyakit. Selain itu ada kecenderungan pasar lebih
memilih kuda laut yang ditangkap dari alam.
Menurut “Red Data Book” yang diterbitkan IUCN (International Union for
Conservation of Nature and Natural Resources), kuda laut termasuk dalam kategori
terancam populasinya di alam, sebab selama ini telah terjadi eksploitasi berlebihan untuk
dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional China dan sebagai ikan hias. Selain itu, kuda
laut juga sering dijadikan hiasan untuk cinderamata di seluruh dunia. Kuda laut baik dalam
keadaan hidup atau mati mempunyai nilai perdagangan yang tinggi di seluruh dunia.
Masyarakat China telah lama mengenal kuda laut sebagai bahan obat tradisional
mereka (TCM, Traditional Chinese Medicine) sejak jaman Dinasti Ming (1368-1644).
Mereka menggunakan kuda laut untuk mengobati berbagai jenis penyakit, seperti: asma,
penyempitan pembuluh darah, tulang retak, gangguan ginjal, gangguan kelenjar tiroid,
penyakit kulit, demam dan ngilu, serta obat kuat atau tonikum. Biasanya kuda laut
12
ditumbuk bersama bahan lain (jenis tumbuhan tertentu) atau direbus lalu diminum air
rebusannya. Kuda laut dapat pula direndam dalam alkohol atau arak agar meragi baru
dicampur dengan bahan lain, kemudian cairannya diminum sebagai tonikum.
Gambar kuda laut yang dikeringkan dan siap dikemas
Menurut hasil pengamatan Amanda C. J. Vincent dari Oxford University, Inggris,
seperti yang ditulisnya dalam TRAFFIC Bulletin Vol.15 No.3 Tahun 1995 yang berjudul
“Trade in Seahorses for Traditional Chinese Medicines, Aquarium Fishes and Curious”,
sedikitnya ada 10 species kuda laut yang ada di perairan Indo-Pasifik, antara lain:
H.barbouri, H.bargibanti, H.comes, H.denise, H.histrix, H.kelloggi, H.kuda,
H.semispinosus, H.spinosissimus, dan H.trimaculatus. Sejauh ini yang dijadikan sebagai
bahan TCM hanya satu species saja, yaitu H.trimaculatus.
Setiap species kuda laut memiliki ciri yang berbeda-beda, seperti pola warna, ukuran
moncong, jumlah perisai, struktur koronet (mahkota), dll. Sebagai contoh: H.kuda (kuda
laut China) yang banyak dijumpai di perairan Asia Tenggara berwarna hitam coklat atau
kekuning-kuningan. Panjang tubuh dewasa berkisar antara 10-30 cm dengan berat badan
sekitar 25 gram dalam keadaan hidup.
Penangkapan besar-besaran terhadap kuda laut secara langsung di habitat alaminya,
terutama di perairan Asia Tenggara, telah mengakibatkan menurunnya jumlah populasi
hewan ini. Penangkapan untuk kepentingan perdagangan TCM kenyataannya lebih besar
dibandingkan tujuan komoditi ikan hias atau hiasan. Berdasarkan perkiraan para pedagang
TCM, China adalah pengguna paling banyak (sekitar 6 juta ekor/tahun), diikuti Taiwan (3
13
juta ekor atau 11,26 ton/tahun), Hongkong (mendekati 3 juta/tahun), Singapura (2-3 juta
ekor/ tahun), dan Australia (100 kg atau 28.000 ekor/tahun). Belum lagi negara-negara lain
seperti Filipina, India, serta negara-negara Asia lainnya termasuk Indonesia. Para nelayan
sengaja melakukan penangkapan kuda laut karena harganya yang cukup mahal. Hewan
yang masih hidup dihargai US$ 0,25/ekor, sedangkan yang telah mati dan dicuci bersih
dihargai sekitar US$ 0,50/ekor. Kuda laut yang telah dikeringkan dapat mencapai harga
US$ 1.200/kg di Hongkong (tahun 1993).
Ancaman terhadap populasi kuda laut di habitat alaminya tidak hanya disebabkan
oleh eksploitasi berlebihan tetapi juga karena kualitas perairan tempat tinggalnya yang
menurun. Pencemaran, penggalian pasir laut, pembabatan hutan mangrove, pendangkalan,
reklamasi pantai, serta perusakan terumbu karang turut berperan terhadap menurunnya
jumlah populasi kuda laut di alam. Berbagai usaha ke arah konservasi kuda laut, baik
konservasi jenis maupun konservasi habitat harus segera dimulai. Cara-cara inovatif untuk
memperbaiki kondisi habitat serta populasi jenis meliputi:
Perlindungan atas dasar lokalisasi dalam bentuk suaka alam laut;
Modifikasi perikanan berupa pembatasan jumlah tangkapan, pemilihan jenis (jangan
menangkap yang masih kecil atau yang sedang bunting/ bertelur), pengaturan waktu
penangkapan, dan perpindahan lokasi penangkapan;
Meningkatkan jumlah populasi melalui pengembangan usaha budidaya dan
pembenihan kembali di lokasi-lokasi yang menyusut populasinya. Yang tak kalah
penting juga adalah memberikan penyuluhan kepada masyarakat nelayan dan
masyarakat pengguna.
Gambar pengelolaan berwawasan lingkungan
14
Proyek pengelolaan kuda laut berwawasan lingkungan mulai diujicobakan di
Filipina dan Vietnam. Nelayan diajari cara penangkapan yang baik, yaitu menampung
terlebih dahulu kuda laut jantan yang sedang “bunting”, lalu melepaskan anak-anaknya
setelah menetas sebelum menangkap kembali kuda laut jantan. Mereka diikutsertakan pula
dalam kegiatan sensus dan melaporkan hasil tangkapan harian setiap unit usaha
pertumbuhan maupun ukuran reproduksi kuda laut.
Indonesia sebagai salah satu negara penanda tangan CITES (Convention on
International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) terikat untuk
mengikuti peraturan yang akan diberlakukan tahun 2004 ini. Sebagai negara kepulauan di
daerah tropis dengan keanekaragaman jenis biota lautnya yang berlimpah, pengawasan
terhadap jalur perdagangan satwa langka perlu ditingkatkan, terutama di sepanjang jalur
perdagangan yang bukan biasanya. Menjadi tantangan bagi para peneliti dan ilmuwan
Indonesia terhadap aspek biologi kuda laut Hippocampus sp. yang sampai saat ini masih
sangat jarang dilakukan penelitiannya, apalagi sampai pada usaha pembudidayaannya.
Kuda laut sebenarnya bisa menjadi jenis biota laut yang cukup “berlimpah” populasinya di
perairan Indonesia jika tidak dieksploitasi secara berlebihan. Apabila usaha budidaya
penangkaran berhasil dilakukan, maka jenis ini dapat menjadi komoditi nonmigas bagi
penambahan devisa negara. Bersama dengan ketam kaki kuda (Tachypleus sp.), kuda laut
dapat dijadikan sebagai bahan obat di masa mendatang yang cukup potensial, baik kualitas
maupun harganya setelah melalui penelitian dan ujicoba, namun tentunya didahului dengan
usaha perlindungannya.
Gambar ilmuwan terus melakukan penelitian tentang kuda laut
Sementara para peneliti masih harus menempuh jalan panjang untuk dapat
membudidayakan kuda laut secara massal. Studi-studi untuk memahami aspek-aspek
biologi hewan ini terus diupayakan untuk mendukung usaha konservasi populasi ikan ini
secara luas. Pada tahun 1996 para ahli telah meluncurkan program yang disebut Project
Seahorse guna menanggulangi penurunan populasinya akibat eksploitasi yang tidak
15
terkendali. Proyek merupakan program terpadu untuk konservasi dan usaha-usaha
pengelolaan yang ditujukan untuk menjamin keberadaan populasinya di alam dan keutuhan
habitatnya, serta masih memperhatikan kebutuhan dan aspirasi masyarakat untuk
memanfaatkannya. Project Seahorse dipimpin oleh Dr. Amanda Vincent dari Mc Gill
University, Montreal, Canada dan Dr. Heather Hall dari Zoological Society of London,
Inggris. Anggota tim proyek ini berada di beberapa negara seperti Canada, Inggris, Filipina
dan Hongkong serta berafiliasi dengan Great Barrier Reef Aquarium Australia. Project
Seahorse melaksanakan beberapa aktivitas seperti.
Mempelajari biologi kuda laut baik di habitat alam maupun di laboratorium;
Memantau perikanan dan perdagangan kuda laut di seluruh dunia;
Mengkoordinasikan pemeliharaan kuda laut di akuarium di seluruh dunia;
Melaksanakan konservasi berbasis masyarakat, di Filipina termasuk penetapan daerah
perlindungan (sanctuary), program pendidikan dan pengembangan mata pencaharian
alternatif bagi nelayan penangkap kuda laut;
Menyelenggarakan lokakarya baik nasional maupun internasional mengenai konservasi
dan pengelolaan kuda laut
16
PENUTUP
Makhluk hidup dapat menjaga kelanjutan generasinya melalui sistem reproduksi
yang berfungsi secara sempurna. Selain memiliki sistem reproduksi, hewan juga memiliki
naluri khusus yang membuat proses produksi menjadi suatu hal yang penting dan menarik
untuk dilakukan. Secara global terdapat lebih dari 30 spesies kuda laut, keragaman spesies
tertinggi ditemukan di Asia Tenggara/Australia. Sebagian besar spesies yang ditemukan
termasuk dalam daftar spesies yang rentan pada IUCN red list sebagai hewan yang
terancam punah (IUCN, 2000).
Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi makanan dalam jumlah
banyak, makanannya adalah segala jenis hewan hidup ukuran kecil seperti larva ikan,
udang-udang dan invertebrate lainnya. Merupakan hewan laut yang cukup unik, dimana
yang jantanlah yang hamil, merawat anak-anaknya dan baru dapat kawin lagi setelah
semua anaknya dilahirkan. Jika pasangan kawinnya mati, kuda laut dapat mencari
pasangan yang lain. Namun biasanya setelah beberapa hari, kuda laut tersebut juga ikut
mati. Karenanya dikenal merupakan pasangan sehidup semati.
Kuda laut tersebar pada daerah tropis maupun sub tropis, pada umumnya hidup di
perairan dangkal dengan habitat padang lamun (segrass), karang (coral reef), rumput laut
(sea weed) dan mangrove. Sebagian besar kuda laut di temukan di perairan dengan
kedalamannya kurang dari 20 meter. Beberapa spesies kuda laut dari Hippocampus
capensis mampu hidup di estuarine dengan salinitas yang berfluktuasi, biasanya jenis kuda
laut ini akan mengalami kematian jika ada banjir air tawar.
Para ahli memperkirakan bahwa pada tahun 1995 paling sedikit 20 juta ekor kuda
laut kering diperdagangkan dan beratus ratus ribu lagi diekspor sebagai ikan hias. Mereka
tidak hanya dimanfaatkan sebagai ikan hias, tetapi juga sebagai bahan obat tradisional Cina
untuk mengobati berbagai penyakit seperti asma, tulang patah, kelainan ginjal dan
impoten.
Ancaman terhadap populasi kuda laut di habitat alaminya tidak hanya disebabkan
oleh eksploitasi berlebihan tetapi juga karena kualitas perairan tempat tinggalnya yang
menurun. Pencemaran, penggalian pasir laut, pembabatan hutan mangrove, pendangkalan,
reklamasi pantai, serta perusakan terumbu karang turut berperan terhadap menurunnya
jumlah populasi kuda laut di alam. Berbagai usaha ke arah konservasi kuda laut, baik
konservasi jenis maupun konservasi habitat harus segera dimulai. 17
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2000. Reproduction in The Sea Horse. Diakses melalui :
http://www.bio.davidson.edu/Courses/anphys/2000/Cook/Reproduction.htm.
Tanggal akses : 15 Februari 2010.
DKP. 2004. Pembenihan Kuda Laut. Diakses melalui : http://www. dkp.go.id/content.php?
c:1301. Tanggal akses : 15 Februari 2010.
Effendi, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusantara.
Saanin, H. 1988. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan 1. IKAPI : Penerbit Binacipta.
Warta Konservasi Lahan Basah 12(4):28-30, Oktober 2004. ISSN: 0854-963X
Wetlands International – Indonesia Programme
Divegallery.com
http://library.thinkquest.org/5512/seahorse.gi
Endah, Sri dkk, Avertebrata
Kalawarta ,Vol 3 No.4 Mar'2000
18