PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN...

29
LAPORAN AKHIR TAHUNAN KEGIATAN PENELITIANTAHUN ANGGARAN 2017 (Periode I, 2017) (Dr. Ir. Safar Dody, M.Si) PUSAT PENELITIAN OSEANOGRAFI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA TAHUN 2017 PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)

Transcript of PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN...

Page 1: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

LAPORAN AKHIR TAHUNAN

KEGIATAN PENELITIANTAHUN ANGGARAN 2017

(Periode I, 2017)

(Dr. Ir. Safar Dody, M.Si)

PUSAT PENELITIAN OSEANOGRAFI

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

TAHUN 2017

PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)

Page 2: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

LEMBARAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan/Penelitian

2. Sub Kegiatan

3. Peneliti Kepala

Nama Lengkap

Jenis Kelamin

4. Lama Penelitian

Tahun dimulai

Tahun berakhir

5. Tahun ke –

6. Total Biaya Keseluruhan

Tahun I (2017)

Tahun II (2018)

Tahun II (2019)

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

Pembenihan dan Budidaya Kuda Laut (Hippocampus spp).

Kompetensi Inti (Tematik)

Dr. Ir. Safar Dody, M.Si

Laki-Laki

3 (Tiga) Tahun

2017

2019

I (Pertama)

Rp. 150.000.000,-

Rp. 150.000.000,-

--

--

Jakarta, 30November 2017

Kepala Kelompok Penelitian, Peneliti Kepala/Koordinator,Budidaya dan Bioprospeksi Laut,

Dr. Tutik Murniasih Dr. Ir. Safar Dody, M.SiNIP. 19710927 1996032 002 NIP. 19631101 1991031 004

Mengetahui,

Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Ketua PME P2O LIPI,

Dr. Dirhamsyah, MA. Dr. A’an Johan WahyudiNIP. 196112211981031001 NIP. 19830120 2006041 005

Page 3: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

PENGANTAR

Kegiatan Kompetensi Inti (Tematik) Tahun 2017 dengan topik bahasan utama adalah

“Pembenihan dan Budidaya Kuda Laut (Hippocampus spp)”., dilaksanakan di perairan

Ternate, Maluku Utara. Tujuan utama dari kegiatan Tematik tahun 2017 adalah mendapatkan

Kuda Laut potensial asal perairan Maluku Utara. Untuk mendukung kegiatan utama tersebut

ada beberaparangkaian kegiatan yang meliputi: survey pendahuluan, penyiapan berbagai

sarana pendukung di Laboratorium budidaya SPL LIPI Ternate dan kegiatan survey lapangan

untuk mengkaji kondisi habitat dan potensi induk Kuda Laut pada lokasi pengamatan, dan

kunjungan laboratorium ke Instansi yang terkait.

Persiapan sarana pendukung yang dilakukan meliputi perbaikan instalasi listrik, air

dan udara serta pengecekan terhadap mesin blower dan mesin pompa air laut. Penyiapan

sarana kultur massal pakan alami (zooplankton dan fitoplankton) serta penyiapan sarana

pemeliharaan berupa bak-bak dan akuarium dan serta keramba pemeliharaan dan

penampungan di laut.

Kuda Laut yang ditemukan di perairan Ternate, Maluku Utara selama kegiatan

berlangsung adalah satu jenis dari species Hippocampus kuda. Selanjutnya dilakukan

aklimatisasi untuk mendapatkan calon induk di laboratorium serta pemeliharaan lanjutan dan

penjodohan calon induk. Perbanyakan pakan alami secara massal juga dilakukan karena

merupakan faktor utama keberhasilan budidaya kuda laut.

Jakarta, 30 November 2017

Tim Peneliti

Page 4: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

TIM PENELITI :

1. Dr. Ir. Safar Dody, M.Si

2. Ir. M. Djen Marasabessy, MP

3. Raismin Kotta, S.Pi

Kontak : Safar Dody([email protected])

Page 5: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

DAFTAR ISI

No. Halaman

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

2. Permasalahan

3. Tujuan dan Sasaran

4. Hopotesis

B. PROSEDUR DAN METODOLOGI

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. KESIMPULAN DAN SARAN

E. REKAPITULASI PENGGUNAAN DANA

F. DAFTAR PUSTAKA

G. LAMPIRAN

Page 6: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kuda laut tersebar pada daerah tropis maupun sub tropis, pada umumnya hidup di

perairan dangkal dengan habitat padang lamun (segrass), karang (coral reef), rumput laut

(sea weed) dan mangrove. Di perairan Indonesia telah diketahui ada sembilan jenis kuda laut.

Komoditas ini dimanfaatkan baik sebagai ikan hias maupun sebagai bahan baku industri obat-

obatan tradisional. Kuda laut dikenal dengan nama Hippocampus, yang berarti kuda yang

bergerigi dan sesuai dengan bentuk morfologinya yang unik dan aneh. Tubuh bersegmen dan

mempunyai satu sirip punggung, insang membuka sangat kecil yang dilengkapi sepasang

siripdada (pectoralfin), satu sirip dubur (analfin) yang sangat kecil, sirip perut dan sirip ekor

tidak ada (NELSON 1976, WEBER & BEAUFORT 1922).

Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak,

makanannya adalah segala jenis hewan hidup ukuran kecil seperti larva ikan, udang-udan dan

invertebrate lainnya. Kuda laut tidak memiliki gigi dan perut, mangsanya langsung ditelan

secara utuh dan langsung masuk ke sistem pencernaannya. Dengan kemampuannya dengan

kemampuannya untuk berkamuflase memungkinkan menjadi predator. Selain sebagai

predator, kuda laut juga merupakan sasaran beberapa predator yang berukuran labih besar.

Hewan predator yang dapat menjadi pemangsa kuda laut dewasa antara lain adalah kepiting

dan ikan-ikan pelagis ukuran besar.

Kuda laut mempunyai nilai pasaran baik di dalam maupun di luar negeri karena

memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat yang memanfaatkan sumberdaya hayati laut

tersebut, maka sumberdaya kuda laut harus dikelola secara baik dan lestari. Manfaat kuda

laut adalah sebagai obat tradisional, ikan akuarium, cinderamata, dan makanan tonic. Obat

Tradisional Cina (TCM) merupakan pasar terbesar untuk perdagangan kuda laut (HANSEN

& CUMMINS, 2002).

Kuda laut (Hipocampus spp) merupakan komoditas yang kian diburu hingga

mengancam kelestariannya. Sebagai salah satu biota yang memiliki nilai jual namun terancam

punah, diperlukan suatu terobosan yang tepat sehingga biota tersebut dapat dimanfaatkan oleh

masyarakat sebagai salah satu alternatif peningkatan pendapatan tanpa mengesampingkan segi

pelestariannya. Berkaitan dengan upaya pelestarian Kuda Laut agar populasinya dapat

bertahan di alam, kegegiatan budidaya diperlukan untuk menghasil anakan guna ditebar pada

habitatnya di alam

Page 7: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

Teknologi budidaya dapat diterapkan sebagai salah satu alternatif kegiatan untuk

mengembangkan kuda laut. Tehnik pematangan induk, pembenihan dan pemberian pakan yang

tepat pada fase larva hingga dewasa merupakan faktor utama yang perlu diamati sehingga

diperoleh faktor penentu dalam mengembangkan kuda laut sebagai salah satu komoditi yang

dapat diproduksi serta dimanfaatkan secara berkesnambungan. Sehubungan dengan hal

tersebut, kajian tentang sebaran, potensi dan habitat diperlukan agar dalam penebaran hasil

budidaya nanti kelestarian Kuda Laut dapat dipertahankan.

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan penelitian Kompetensi Inti (Tematik) tahun 2017

tentang “Pembenihan dan budidaya Kuda Laut (Hippocampus spp)’, telah dilakukan

sejumlah kegiatan survey yang meliputi: penyiapan berbagai sarana pendukung di

Laboratorium budidaya SPL LIPI Ternate dan kegiatan survey lapangan untuk mengkaji

kondisi habitat dan potensi induk Kuda Laut pada lokasi pengamatan, dan kunjungan

laboratorium ke Instansi yang terkait.

Selanjutnya yang menjadi target utama pada kegiatan tahun 2017 ini adalah

mendapatkan jenis Kuda Laut yang potensial serta mengetahui karakteristik habitatnya.

Selanjutnya dilakukan aklimatisasi di laboratoriun serta pemeliharaan lanjutan dan

penjodohan calon induk. Perbanyakan pakan alami secara massal juga dilakukan karena

merupakan factor utama keberhasilan budidaya kuda laut.

2. Permasalahan

Sebagaimana diketahui, kuda laut merupakan jenis ikan yang dilindungi sesuai

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan

Satwa Liar. Konvensi perdagangan internasional tumbuhan dan satwa liar telah memasukkan

33 spesies kuda laut ke dalam daftar Appendix II CITES yang berarti bahwa perdagangan

kuda laut harus mengikuti ketentuan perdagangan internasional dimana CITES

merekomendasikan batas minimal ukuran minimal 10 cm untuk semua spesimen kuda laut

dalam perdagangannya. Selain itu, lalu lintas perdagangan dilakukan dalam bentuk hidup dan

bukan dalam bentuk kering. Penetapan tersebut didasari oleh kenyataan bahwa status kuda

laut di alam yang terancam punah akibat pemanfaatan manusia. Beberapa lokasi di Indonesia

diduga telah mengalami penurunan populasi dan kehilangan jenis kuda laut akibat eksploitasi

dan tekanan penangkapan yang berlebih.

Petunjuk pelaksanaan tentang monitoring populasi kuda laut di alam telah dirilis oleh

Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2016 lalu, sehingga keberadaan kuda laut di

suatu daerah dapat diketahui secara tepat dengan metode yang seragam dan baku. Dengan

Page 8: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

demikian sebagai langkah awal untuk melakukan kegiatan pembenihan dan budidaya kuda

laut, terlebih dahulu informasi tentang kondisi populasi dan keberadaan jenis kuda laut di

suatu lokasi haruslah diketahui terlebih dahulu. Informasi tentang kondisi habitat alami kuda

laut di suatu lokasi perlu diketahui karena akan berhubungan dengan upaya restocking biota

tersebut di alam. Begitupun halnya dengan upaya aklimatitasi hingga kegiatan domestikasi

perlu dilakukan bagi calon-calon induk kuda laut, sehingga pada akhirnya upaya pembenihan

dan budidaya kuda laut dapat berjalan dengan baik.

Dalam kegiatan budidaya kuda laut, peranan pakan alami dan pakan buatan

merupakan faktor utama dasamping pengontrolan kualitas air dan penyakit. Disamping itu

penangan calon induk melalui proses penjodohan hingga mendapatkan pasangan induk yang

siap memijah dalam kondisi terkontrol hingga mengasilkan anakan dengan dengan tingkat

keloloshidupan (survival rate) yang tinggi merupakan goals yang harus dicapai.

Pada akhirnya keberadaan sarana dan prasarana penunjang serta kesiapan tenaga

pelaksana dengan kemampuan (skill) yang mumpuni akan menentukan keberhasilan dari

kegiatan yang dilaksanakan. Out put dari kegiatan ini akan memberikan manfaat dari dua sisi,

yakni pemanfaatan kuda laut secara berkesinambungan serta upaya restocking yang

menjamin kestabilan populasinya di alam.

Nformasi ilmiah tentang keberadaan jenis-jenis kuda laut di wilayah timur Indonesia

khusunya perairan Malukuu Utara dapat disajikan melalui publikasi ataun pertemuan-

pertemuan ilmiah yang akan menambah khasanah pengayaan informasi yang ter update bagi

stake holder yang berkepentingan.

3. Tujuan dan Sasaran

1. Mendapatkan kuda laut dari hasil kegiatan budidaya dan mengurangi ketergantungan

akan benih dari alam;

2. Mendapatkan tehnik budidaya kuda laut dengan sistem resirkulasi

3. Mendapatkan tehnik dan formulasi pakan untuk meningkatkan survival rate larva dan

laju pertumbuhan anakan.

4. Hipotesis

Kondisi habitat yang sesuai akan menjamin kehidupan Kuda Laut dan kestabilan

populasinya di almm

Page 9: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

B. PROSEDUR DAN METODOLOGI

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – November 2017 di perairan Pulau Ternate

dan sekitarnya. Metode kuadrat sampling digunakan dalam pengambilan sampel Kuda Laut

yang dibantu dengan jaring tarik (beach seine) berukuran 10 m x10 m dan diameter mata

jaring 5 mm. Jaring yang ditarik sejajar garis pantai pada 6 stasiun pengamatan, dimana tiap

stasiun pengamatan terdapat 10 kuadrat sampling, sehingga total kuadrat sampling ada 60.

Stasiun 1 dan 2 terletak di P. Ternate sebelah selatan, Stasiun 3 dan 4 terletak di P. Maitara

sebelah selatan dan timur, serta Stasiun 5 dan 6 di P. Halmahera (Sofifi sebelah Barat).

Penentuan stasiun pengamatan berdasarkan informasi dari masyarakat setempat tentang

keberadaan Kuda Laut serta kondisi habitat yang diprediksi merupakan tempat hidupnya

Kuda Laut. (Gambar 1). Seluruh Kuda Laut yang dijumpai,pada tiap stasiun pengamatan

dihitung jumlahnya kemudian dimasukkan kedalam plastik, diberi air laut dan oksigen untuk

kemudian di bawa ke laboratorium untuk keperluan analisis selanjutnya.

Pengamatan kondisi habitat Kuda Laut dilakukan secara langsung dengan

menggunakan alat snorkeling dan scuba diving, yang meliputi areal mangrove, lamun,

substrat dasar perairan dan areal terumbu karang. Pengamatan kualitas perairan tiap stasiun

pengamatan dilakukan secara in situ menggunakan water quality checker, sedangkan kondisi

habitat diamati secara visual, dicatat kondisi vegetasi dan substratnya.Wahana yang

digunakan adalah speed boat, long boat, dan sampan bermesin (katinting).

Untuk mengetahui kepadatan jenis Kuda Laut, dihitung jumlah individu per satuan

luas. Kepadatan jenis pada masing-masing lokasi sampling dihitung dengan menggunaka

rumus Odum(1971), ( Jumanto, 2013) sebagai berikut:

Di mana:

Di = Kepadatan jenis (individu/m2)

ni = Jumlah total individu jenis (Individu)

A = Luas daerah yang disampling (m2).

Page 10: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

Contoh Kuda Laut hidup yang ditemukan diaklimatisasi di Laboratorium dan keramba

apung di laut serta diamati perkembangannya. Selama dalam proses aklimatisasi Kuda Laut

diberi pakan alami berupa, fitoplankton, rotifer dan artemia serta udang rebon beku. Kuda

Laut yang ditemukan tersebut di pelihara didalam akuarium kapasitas 80 liter dan dipisahkan

sesuai ukurannya, yakni Kuda Laut dewasa dan anakan serta pasangan induk yang siap

memijah.

Gambar 1. Peta Perairan P. Ternate dan Lokasi Sampling ( = Stasiun Pengamatan)

1 2P. Maitara

Page 11: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sarana Pendukung Kegiatan Budidaya

Sebelum kegiatan penelitian tentang Kuda Laut dilakukan terlebih dahulu dilakukan

pengecekan terhadap beberapa sarana pendukung kegiatan budidaya di Laboratorium SPL

Ternyata ada beberapa peralatan yang mengalami kerusakan tetapi belum sempat dilaporkan

ke P2O. Kerusakan terjadi pada mesin pompa air laut dan 2 buah mesin blower (penyuplai

udara). Juga terjadi kebocoran klep pada pipa utama penyuplai air laut ke Lab. Akibat

kerusakan yang terjadi tersebut menyebabkan terhambatnya suplai air laut secara kontinyu

untuk keperluan budidaya secara rutin. Alternatif yang ditempuh akibat kerusakan mesin dan

instalasi untuk pasokan air laut adalah dengan menggunakan pompa alkon (portable) yang

dioperasikan berdekatan dengan pantai, dengan cara mesinnya digotong setiap kali

beroperasi. Cara ini sangat praktis serta kemampuan alkon juga cukup terbatas. Selain itu

dilakukan cara manual yakni mengambil air laut langsung menggunakan wadah seadanya

yang sudah tentunya sangat membutuhkan tenaga ekstra. Untuk mengatasi persoalan tersebut

adalah dengan membuat rumah pompa yang letaknya berdekatan dengan sumber air laut.

Pengerjaan rumah pompa tersebut dilakukan secara gotong royong oleh tim pelaksana

kegiatan di Ternate. Dengan adanya rumah pompa tersebut diharapkan proses penarikan air

laut dengan menggunakan mesin pompa dapat lebih lancar.

Gambar 1. Pengerjaan rumah pompa yang ditempatkan di tepi laut agar memudahkanpenarikan air laut ke laboratorium budidaya.

Page 12: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

Kondisi Habitat Tiap Stasiun Pengamatan

Pada Stasiun 1 (ST 1) kondisi substrat berupa pasir halus hingga kasar yang

ditumbuhi lamun jenis Thallassia hemprichii dengan kepadatan sedang yang diselingi jenis

Enhalus accoroides dengan kepadatan yang jarang. Pada areal yang lebih dekat dengan

daratan terdapat beberapa tumbuhan mangrove dengan kepadatan yang sangat jarang

(Gambar 2). Lokasi ST 1 sangat berdekatan dengan pemukiman dan aktivitas masyarakat.

Areal pengambilan contoh dilakukan pada daerah pesisir hingga kedalaman 2 meter.

Di sekitar pesisir selatan P. Ternate terdapat beberapa buah sungai yang kondisi

tidak berair pada musim kemarau, sebaliknya pada musim hujan airnya cukup berlimpah.

Sehingga sungai-sungai tersebut dapat dikatakann berperan sebagai saluran untuk

mengalirkan air hujan (run off) dari daratan.

Gambar 2. Kondisi habitat Kuda Laut di pesisir P. Ternate Selatan (Stasiun 1)

Stasiun 2 (ST 2) kondisi substrat berupa pasir berlumpur serta patahan karang mati

dan dasar perairannya terdapat tumbuhan Halimeda sp dengan kepadatan yang jarang. Pada

lokasi ini dijumpai tumbuhan mangrove dengan kerapatan yang sangat jarang (Gambar 3).

Kualitas perairan di ST 2 seperti tertera pada Tabel 2.

Page 13: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

Stasiun 3 (ST 3) kondisi substrat berpasir hingga pasir berlumpur serta ditemukan 3

ekosistem peisisir yang hidup dengan baik yakni hutan mangrove, padang lamun dan terumbu

karang. Keberadaan mangrove dan lamun cukup padat serta keberadaan terumbu karang di

lokasi ini juga cukup beragam dan dalam kondisi cukup baik.Walaupun P. Maitara merupakan

pulau yang berpenghuni, namun kondisi kualitas perairannya cukup baik (Tabel 1). Stasiun 4

(ST 4) yang terletak di pesisir timur P. Maitara memiliki karakteristik fisik dengan hamparan

terumbu (reef flat) yang lebih sempit dibandingkan ST 3 serta keberadaan tumbuhan

mangrove dan lamun juga sangat jarang. Disamping itu substratnya lebih didominasi oleh

pasir dengan patahan karang mati serta keragaman terumbu karang yang relative lebih rendah

dari ST 3. Menurut Patty (2016) dari hasil interpretasidata citraLandsat8 diketahui

bahwaluaspadang lamundi sepanjang garispantai Pulau Ternate adalah 166,41 ha,pulau

Maitara 25,56 ha dan pulauTidore199,62 ha (Tabel 1).

Tabel 1. Panjang garis pantai, luasan rataan terumbu karang dan lamun berdasarkan analisaSIG (Patty, 2016).

Location

CoastLine(km)

IslandArea(ha)

coral reefarea (ha) Seagrass

area(ha)

Pulau Hiri 11,41 697,84 84,69 10,98

PulauTernate 42,36 10275,45 239,67 166,41

PulauMaitara 6,39 292,93 97,38 25,56

PulauTidore 47,48 11883,75 445,95 199,62

Stasiun 5 dan 6 yang terletak di sebelah barat P. Halmahera memiliki karakteristk fisik

masing relative berbeda. Stasiun 5 ditumbuhi pohon mangrove dan lamun yang cukup padat,

memiliki substrat dasar berupa pasir halus hingga kasar, dan makin ke laut terdapat terumbu

karang yang tidak terlalu padat. Stasiun 6 memiliki substrat terdiri dari pasir kasar, ditumbuhi

lamun yang jarang serta keberadaan mangrove juga jarang. Nilai parameter kualitas

perairannya dapat dilihat pada Tabel 2. Nilai parameter kualitas perairan yang tercatat

tersebut tidak melewati ambang batas nilai baku mutu untuk kehidupan biota perairan

(KNLH, 2004)

Rata-rata nilai parameter kualitas perairan pada ST 1 yang terdiri suhu perairan (29.1oC), , kecerahan (1.5 m), salinitas (25.3 o/oo), pH (7.7) dan DO (5.3 mg/L). Nilai rata-rata

kualitas perairan seluruh stasiun pengamatan pada daerah penelitian untuk suhu berkisar

Page 14: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

antara 29.1-30.2 oC, kecerahan berkisr antara 1.5-6.2 m, salinitas berkisar antara 25.3-32.2o/oo. Nilai pH berkisar antara 7.7-8.2 dan nilai DO berkisar antara 5.0-6.1 mg/L (Tabel 2).

Tabel 2. Nilai rerata parameter kualitas perairan setiap stasiun pengamatan

Station Temperature(oC)

Transparency SalinitypH

Dissolve(m) (o/oo) Oxygen(mg/L)

1 29.1 1.5 25.3 7.7 5.3

2 29.2 1.7 25.5 7.8 5.0

3 29.5 6.2 30.3 8.1 6.0

4 30.2 5.0 32.2 8.0 5.7

5 29.6 5.8 32.1 8.0 6.1

6 30.1 6.3 32.1 8.1 6.1

Sebaran, Habitat dan Potensi Kuda Laut

Survey habitat Kuda Laut (Hippocampus spp) dilakukan setelah mendapat informasi

dari berbagai pihak terutama para nelayan setempat. Lokasi yang menjadi target adalah P.

Ternate pesisir Selatan, P. Maitara sebelah Selatan dan P. Tidore sebelah Utara. Pada Stasiun

1 (ST 1) yang terletak P. Ternate sebelah Selatan, kondisi habitatnya terdiri dari pasir

berlumpur dan ditumbuhi hamparan lamun secara tidak merata yang ditemukan pada lokasi-

lokasi tertentu (Gambar 2).

Kuda Laut yang ditemukan pada daerah ini umumnya merupakan Kuda Laut muda

(anakan) karena ukurannya kecil, selain itu induknyapun berukuran relatif kecil. Informasi

yang berhasil dihimpun dari nelayan setempat, keberadaan Kuda Laut di lokasi ini cukup

melimpah pada saat musim selatan (musim gelombang). Pada saat kondisi perairan bergolak

Kuda Laut akan terbawa oleh arus ke tepi pantai akibat hembasan ombak, dan berlindung di

daerah lamun.

Lokasi Stasiun 2 (ST 2) yang berada pada kawasan pesisir P. Ternate Selatan pada

wilayah Desa Jambula, habitat Kuda Laut memiliki karakteristik habitat yang relatif berbeda

dengan ST1. Substrat dasarnya yang berupa pasir kasar ditumbuhi mangrove dan lamun yang

jarang serta ditumbuhi algae (Halimeda sp). Selain itu lokasinya berdekatan dengan muara

sungai.

Page 15: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

Gambar 2. Kondisi habitat Kuda Laut di pesisir P. Ternate Selatan

Individu Kuda Laut yang ditemukan di Stasiun 2 berada di antara bebatuan dan algae

(Halimda sp) di dasar perairan. Pada lokasi ini umumnya Kuda Laut yang ditemukan

berukuran relatif besar yang tergolong induk serta tidak ditemukan fase anakannya (Gambar

3). Disamping pengamatan kondisi habitat dan keberadaan Kuda Laut juga dilakukan

pengambilan sampel air dan pengukuran kualitas air laut pada seluruh stasiun pengamatan.

Gambar 3. Kuda Laut di habitatnya pada ST 2 di pesisir P. Ternate sebelah Selatan

Page 16: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

PadaStasiun 3 yang berlokasi di pesisir pantai selatan P. Maitara relatif kondisi

pantainya relatif landai dengan substrat dasar berupa pasir, patahan coral dan terumbu

karang. Terdapat tiga ekosistem pesisir di lokasi ini yang tumbuh cukup subur yaitu

mangrove, lamun dan terumbu karang (Gambar 4). Lokasi ST 3 walaupun kondisi habitatnya

cukup ideal, namun selama dilakukan sampling tidak ditemukan satu ekorpun Kuda Laut.

Hal ini diduga karenatim peneliti mengalami kendala dalam melakukan sampling akibat

rapatnya tumbuhan mangrove, sehingga Kuda Laut sulit ditemukan.

Gambar 4. Pengamatan habitat Kuda Laut di P. Maitara sebelah Selatan (ST 3).

Disamping itu menurut warga setempat Kuda Laut di P. Maitara biasanya akan

muncul pada musim-musim tertentu. Namun alternatif lain yang dapat dilakukan adalah

pengamatan Kuda Laut pada habitatnya di P. Maitara dengan melakukan sampling pada

Page 17: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

malam hari, sesuai dengan kebiasaan Kuda Laut yang aktif mencari makan pada saat kondisi

gelap (malam hari).

Sampling yang dilakukan di sekitar pesisir P. Tidore bagian Utara yang berhadapan dengan P.

Maitara dilakukan dengan menyusuri perairan pesisir hingga ke tengah sampai pada

kedalaman 23 m (yang merupakan kedalaman maksimal pada lokasi tersebut), namun tidak

ditemukan Kuda Laut seekorpun. Kondisi substrat perairan selat antara P. Tidore dan P.

Maitara adalah berpasir dan ditemukan terumbu karang secara sporadis dengan kondisi yang

cukup baik. Selain itu ditemukan juga hamparan padang lamun yang cukup luas (Gambar 5).

Gambar 5. Kondisi habitat pada ST 4 antara P. Tidore dan P. Maitarahingga kedalam 23 m

Page 18: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

Perairan selat antara P. Tidore dan P. Maitara merupakan perairan yang cukup ramai

dengan aktivitas pelayaran kapal dengan berbagai ukuran dan juga merupakan arus

pelayaran utama Kapal Ferry dan kapal motor lainnya yang melayani penumpang ke pulau-

pulau sekitarnya.

Sasaran penyelaman yang dilakukan pada daerah lamun dan terumbu karang di

perairan selat antara P. Tidore dan P. Maitara adalah untuk mengamati kemungkinan adanya

Kuda Laut dari berbagai jenis yang memilih habitat di daerah tersebut. Penyelaman ini

merupakan yang pertama kalinya, sehingga pengamatan secara detail tentang keberadaan

Kuda Laut di lokasi tersebut belum bisa dilakukan sepenuhnya. Tidak menutup kemungkinan

akan dilakukan pengamatan lanjutan secara lebih intensif lagi.

Pengamatan pada Stasiun 5 dan 6 di Pulau Halmahera (daerah Sofifi dan sekitarnya),

menunjukkan bahwa kondisi habitatnya cukup ideal bagi kehidupan Kuda Laut, namun pada

saat dilakukan sampling tidak ditemukan kehadiran Kuda Laut pada kedua stasiun pengamtan

tersebut (Gambar 6). Hal ini diduga bahwa posisi ST 5 dan ST 6 yang cukup terbuka,

sehingga lokasinya sering mendapat gempuran ombak. Hal ini akan menyulitkan Kuda Laut

dapat hidup dan berkembang di lokasi tersebut.

Gambar 6. Kondisi habitat pada ST 5 dan ST 6 di Pulau Halmahera

Page 19: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

Kelimpahan dan Komposisi Kuda Laut

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada ke enam stasiun pengamatan,

menunjukkan bahwa keberadaan Kuda Laut hanya ditemukan pada lokasi ST 1 dan ST 2.

Kondisi habitat kedua stasiun tersebut yang terlindung dari gempuran ombak dan kondisi

arus yang lemah memungkinkan Kuda Laut dapat hidup dan berkembang biak di areal

tersebut. Disamping itu dengan adanya vegetasi mangrove turut pula memberi andil

menyumbangkan nutrient bagi kesuburan perairan setempat. Keberadaan areal padang serta

tumbuhan algae Halimeda sp merupakan sarana utama bagi Kuda Laut untuk berlindung dan

mencari makan (Gambar 7).

Gambar 7. Komposisi dan Jumlah Total Kuda Laut (Hippocampus kuda) pada ST 1 dan ST2

Hasil pengambilan contoh yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pada ST 1

Kuda Laut yang dijumpai berada dalam fase anakan lebih dominan (75.81 %) dibandingkan

dengan yang berada pada fase dewasa (24.19%). Kepadatan Kuda Laut pada Stasiun 1 adalah

2,1 individu/m2. Kuda Laut yang berada fase dewasa tersebut didominasi oleh induk betina

(14.52%) dan induk jantan (9.68%) dari total Kuda Laut yang tertangkap selama pengamatan

berlangsung. Lain halnya pada Stasiun 2, Kuda Laut yang dijumpai seluruhnya berada dalam

fase dewasa dengan kepadatan 1 individu/m2, dengan komposisinya terdiri dari jantan

(46,77 %) dan betina (53,23 %).

Beberapa stasiun pengamatan yang potensial memiliki habitat yang ideal bagi Kuda

Laut adalah ST 3 dan ST 4 yang terletak di P. Maitara. Namun selama pengamatan di

lapangan pada kedua stasiun tersebut belum ditemukan keberadaan Kuda Laut. Hal ini diduga

0

20

40

60

80

Fry (%) Male (%) Female (%) Total(Indv.)

STATION 1 75,81 14,52 9,68 62STATION 2 0 46,77 53,33 30

Perc

enta

ge (%

)

Page 20: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

berkaitan erat dengan karakteristik pesisir sebelah barat P. Maitara yang berhadapan dengan

P. Tidore yang dipisahkan oleh selat yang relatif sempit yang menimbulkan adanya pengaruh

aliran arus pasang surut yang cukup dominan serta pengaruh pukulan ombak pada musim-

musim tertentu. Hal inilah yang memungkinkan Kuda Laut tidak dapat bertahan lebih lama

untuk mencapai dan menetap pada lokasi tersebut. Begitupun halnya pada Stasiun 5 dan

Stasiun 6 juga tidak dijumpai kehadiran Kuda Laut pada kedua tempat tersebut. Hal ini dapat

dijelaskan bahwa posisi kedua stasiun cukup terbuka dari pengaruh arus dan gempuran

ombak, sehingga daerah tersebut sulit dicapai oleh induk maupun larva Kuda Laut.

Berdasarkan pengamatan Februari hingga November 2017, menunjukkan bahwa

keberadaan Kuda Laut yang hadir di lokasi pengamatan hanya terfokus pada lokasi di sekitar

P. Ternate dengan puncak kemunculannya bulan April dan Oktober. Kemunculan Kuda Laut

pada bulan April dominasi oleh individu fase anakan dan Kuda Laut muda menjelang dewasa.

Sebaliknya kemunculannya pada bulan Oktober lebih dominasi oleh Kuda Laut dewasa yang

berada pada pase indukan yang siap memijah (Gambar 8).

Gambar 8. Puncak keberadaan Kuda Laut di perairan Pulau Ternate, Maluku Utara

Page 21: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

Aklimatisasi dan Budidaya Kuda Laut

Pelaksanaan pembenihan dan budidaya Kuda Laut akan dilakukan di Laboratorium

Budidaya Stasiun Penelitian Lapangan LIPI di Ternate, Maluku Utara. Sejumlah persiapan

dilakukan diantaranya adalah persiapan keramba di laut, persiapan wadah-wadah

pemeliharaan berupa bak-bak fiber glass dan akuarium serta persiapan budidaya pakan alami

untuk larva Kuda Laut. Selain itu pembenahan instalasi udara dan air juga dilakukan

termasuk perbaikan kecil mesin pompa air laut dan mesin blower (suplay utama udara).

Kuda Laut yang didapat untuk sementara ini adalah dari jenis Hippocampus kuda,

sehingga persiapan untuk aklimatisasi ke laboratorium juga dilakukan, termasuk persiapan

budidaya pakan alami induknya (Gambar 9). Kuda Laut yang ditemukan selama kegiatan

sampling untuk sementara ditampung di dalam keramba tancap yang berlokasi tepat di

belakang kantor SPL Ternate.

Pada saat sampling di lapangan, Kuda Laut yang ditemukan berada dalam kondisi

berbagai fase yakni, fase anakan hingga dewasa dan matang gonad (mature). Selama proses

akimatisasi juga telah terjadi pemijahan yang menghasilkan larva Kuda Laut berjumlah 400-

600 individu/1 ekor induk. Namun dikarenakan sarana pemeliharaan larva hingga

penggelondongan belum memadai, maka larva-larva tersebut kembali dilepas kea lam.

Selama dalam proses aklimatisasi di dalam akuarium maupun bak-bak pemeliharaan,

Kuda Laut baik yang berada pada fase dewasa (induk) maupun fese anakan sudah bisa

mengkonsumsi pakan alami (plankton, artemia dan rebon) yang diberikan.

Page 22: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

Gambar 9. Kuda Laut (Hippocampus kuda) dari perairan Maluku Utara yang ditempatkanpada keramba penampungan, akuarium dan bak-bak pemeliharaan selama proses aklimatisasi

Page 23: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

D. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada ke enam stasiun pengamatan,

menunjukkan bahwa keberadaan Kuda Laut hanya ditemukan pada lokasi ST 1 dan ST 2.

Kondisi habitat kedua stasiun tersebut yang terlindung dari gempuran ombak dan kondisi arus

yang lemah memungkinkan Kuda Laut dapat hidup dan berkembang biak di areal

tersebut.Disamping itu dengan adanya vegetasi mangrove turut pula memberi andil

menyumbangkan nutrient bagi kesuburan perairan setempat. Keberadaan areal padanglamun

serta tumbuhan algae Halimeda sp merupakan sarana utama bagi Kuda Laut untuk berlindung

dan mencari makan. Sebaran populasi Kuda Laut berada di sekitar perairan P. Ternate dengan

puncak kemunculannya pada bulan April yang didominasi oleh Kuda Laut pada fase anakan

dan keberadaan pada bulan Oktober yang didominasi oleh indukan siap memijah.

Saran

Penelitian ini hendaknya perlu dilanjutkan, mengingat sebagian informasi tentang

kondisi populasi Kuda Laut di perairan Maluku Utara telah diketahui yang merupakan

pijakan awal dalam pengembangan budidayanya. Persiapan sarana dan prasaran yang

menunjang kegiatan budidaya secara keseluruhan di SPL Ternate perlu dilengkapi agar dapat

menunjang keberhasilan penelitian ini serta SDM yang dianggap sudah mampu melakukan

kegiatan budidaya.

Page 24: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

E. REKAPITULASI PENGGUNAAN DANA

(PERIODE 1 FEBRUARI-30 NOVEMBER 2017)

NO. JENIS BELANJAPAGU

ANGGARANDAYA SERAP SISA

JUMLAH % JUMLAH %

01 Bahan Persiapan Kegiatan 36,437,000,-` 23,020,000,- 13,417,000

02 Belanja Barang Non Operasional 5,920,000,- 5,920,000,- 0

03 Beban sewa 14,000,000,- 13,150,000,- 850,000

04 Belanja perjalanan biasa 86,775,000,- 86,753,000,- 22,500

05 Pelaporan Kegiatan 6,250,000,- 6,250,000,- 0

06 Peralatan dan Mesin (rancang bangun)JUMLAH SELURUHNYA 149,383,000,-

Page 25: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

F. DAFTAR PUSTAKA

Anononim, ……. : https://makassar.terkini.id/kementerian-kelautan-dan-perikanan-gagalkan-penyelundupan-kuda-laut-kering-2/

Calef, Z., Ferber, P. &Fedrizzi, N.2012. Summary of Seahorse Population and DistributionKoh Rong Samloem Preah Sihanouk, Cambodia. Marine Conservation Cambodia

Effendi,H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius, Yogyakarta .258 hal.

KNLH, 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 tahun 2004, TentangBaku Mutu Air Laut. Jakarta.

Setiawan, D. 2009. Studi Komunitas makrozoobenthos di Perairan Hilir Sungai LematangSekitar Daerah Pasar Bawah Kabupaten Lahat. Jurnal PenelitianSains. EdisiKhususDesember2009(D) 09:12-14.

Tahir, A. 2012. Ekotoksikologi Dalam Perspektif Kesehatan Ekosistem Laut. Karya PutraDarmawati. Bandung

Tishmawati, RNC., dan SuryantiA., 2014. Hubungan Kerapatan Lamun (Seagrass) DenganKelimpahan Syngnathidae Di PulauPanggang Kepulauan Seribu.DiponegoroJournal of Maquares. Volume 3, Nomor4,Tahun2014:147-153.

Widianingrum, R., 2000. Respon Pertumbuhan Kuda Laut (Hippocampus kuda) TerhadapLama Pencahayaan.Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Fahmawati,Y.2014.20Jenis Budidaya Perikanan Laut. Mitra Edukasi Indonesia. Bandung.

Kordi K., 2010. Budidaya Biota Akuatik. Lily Publisher. Yogyakarta.

Lourie, SA.,Foster, SJ., Cooper, EWT., And Vincent, ACJ. 2004. A Guide to theIdentification of Seahorses. Project Seahorseand TRAFFIC North America.

Mahathir, A. 014. Polapertumbuhan Kuda Laut (Hippocampus barbouri, Jordan&Richardson,1908) Yang Hidup Pada Beberapa Tipe Habitat diPerairan KepulauanTanakeke Kabupaten Takalar. Skripsi. Universitas Hasanuddin Makassar.

Santoso, B. 2014. Analisis Jenis Makanan Kuda Laut (Hippocampus barbouri,Jordan& Richardson,1908) Pada Daerah Padang Lamun Di KepulauanTanakeke, Takalar, Sulawesi Selatan. Skripsi. Universitas Hasanuddin Makassar.

Widianingrum, R. 2000. Respon Pertumbuhan Kuda Laut ( Hippocampuskuda) TerhadapLama Pencahayaan.Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Page 26: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

G. LAMPIRAN

Data dan analisis data

Page 27: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

HABITAT, SEBARAN DAN POTENSI KUDA LAUT (Hippocampus spp)DI PERAIRAN MALUKU UTARA

OlehSafar Dody

Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, JakartaEmail: [email protected]

ABSTRAKKuda Laut (Hippocampus spp) merupakan salah satu komoditas pesisir yang sering diburuhingga mengancam kestasbilan populasinya di alam. Sebaran Kuda Laut di perairanIndonesia khususnya di Maluku Utara belum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui sebaran, habitat dan potensi Kuda Laut di Maluku Utara khususnya perairanTernate dan sekitarnya. Pengambilan contoh Kuda Laut dengan menggunakan jaring tarik(beach seine) dengan ukuran mata 5 mm, yang ditarik sejajar garis pantai. Pengamatankondisi habitat Kuda Laut dilakukan secara langsung pada 6 stasiun pengamatan denganmenggunakan alat snorkeling dan scuba diving, yang meliputi areal mangrove, lamun, danareal terumbu karang. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dari seluruh stasiunpengamatan, Kuda Laut hanya dijumpai pada daerah pesisir Selatan Pulau Ternate. Stasiun 1Kuda Laut dijumpai pada areal mangrove dan daerah padang lamun dengan substrat terdiridari pasir berlumpur. Di lokasi tersebut Kuda Laut ditemukan sebanyak 76% berada dalamfase anakan dan fase dewasa sebanyak 24 %. Pada Stasiun 2 Kuda Laut dijumpai di arealmangrove dan terdapat alga Halimeda sp pada substrat pasir berlumpur dengan campuranpatahan karang mati. Pada lokasi ini Kuda Laut ditemukan berada dalam fase dewasa.Kisaran nilai parameter kualitas perairan pada Stasiun 1 dan Stasiun 2 adalah, suhu perairan(29.1-29.2 oC), kecerahan (1.5 – 1.7 m), salinitas (25.3 – 25.5 o/oo), pH (7.7 – 7.8) dan DO(5.0 - 5.3 mg/L).

Kata Kunci: Hippocampus spp, habitat, sebaran, Maluku Utara

ABSTRCT

Sea horse (Hippocampusspp) is one of the coastal biota that is often exploited for variouspurposes. The distribution of sea horse in Indonesian waters, especially in North Maluku hasnot been widely known. The purpose of this study is to know the distribution, habitat andpotential of sea horse in North Maluku province especially in Ternate Island and surroundingareas. Collection of sea horses by using a beach seine drawn parallel to the shoreline atdepths of 1.0 to 2.0 m. Observation of habitat condition was done directly on 6Stations bysnorkling at sea grass beds and mangrove area and using scuba diving equipment on coralreef area. The results show that from all Stations, sea horse is only found at the south ofTernate island (ST 1 and ST 2). At Station 1it is found in the mangrove area and seagrassbeds area with a substrate consisting of muddy sand. At this location the seahorse was found

Page 28: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

to be in the fry phase (76%) and the adult phase (24%). At the Station 2 sea horse found inthe mangrove area with a substrate consisting of muddy sand with a mixture of dead coralfracture and also found algae Halimeda sp. At this location all samples of seahorses are foundin the adult phase. Water quality parameters at the site location are temperature (29.1-29.2oC), transparency (1.5 - 1.7 m), salinity (25.3 - 25.5 o/oo), pH (7.7 - 7.8) and DO (5.0 - 5.3 mg/ L).

Key words : Hippocampus spp, habitat, distribution, Maluku Utara

Page 29: PEMBENIHAN DAN BUDIDAYA KUDA LAUT (Hippocampus spp)oseanografi.lipi.go.id/laporan/SAFAR DODY_LAPORAN KOMPETENSI INTI KL 2017.pdf · Kuda laut termasuk hewan karnivora, mengkonsumsi

Rencana kerja tahun berikutnya

Kultur Pakan Alami

Aklimatisasi & Pematangan Induk

Pemijahan & pemeliharaan Larva

Penggelondongan

Pelaporan

Publikasi