Makalah Biologi

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian Eksresi Eksresi merupakan pengeluaran zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak diperlukan lagi bagi tubuh organisme. Pada dasarnya peranan sistem eksresi adalah untuk memelihara homeostasis tubuh. Di dalam tubuh setiap makhluk hidup terjadi reaksi penyusunan dan pembongkaran (Metabolisme). Zar sisa hasil metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alat eksresi. Alat eksresi yang dimiliki oleh makhluk hidup berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan makhluk hidup, semakin kompleks alat eksresinya. Alat eksresi yang di miliki manusia dan hewan vertebrata terdiri atas ginjal, kulit, paru-paru dan hati. B. Tujuan Penulisan –Mengetahui alat eksresi pada manusia –Mengetahui alat eksresi pada hewan 1

description

biologi

Transcript of Makalah Biologi

Page 1: Makalah Biologi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian Eksresi

Eksresi merupakan pengeluaran zat sisa hasil metabolisme yang sudah

tidak diperlukan lagi bagi tubuh organisme. Pada dasarnya peranan sistem eksresi

adalah untuk memelihara homeostasis tubuh.

Di dalam tubuh setiap makhluk hidup terjadi reaksi penyusunan dan

pembongkaran (Metabolisme). Zar sisa hasil metabolisme yang tidak diperlukan

oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alat eksresi. Alat eksresi yang dimiliki oleh

makhluk hidup berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan makhluk hidup, semakin

kompleks alat eksresinya.

Alat eksresi yang di miliki manusia dan hewan vertebrata terdiri atas

ginjal, kulit, paru-paru dan hati.

B. Tujuan Penulisan

–Mengetahui alat eksresi pada manusia

–Mengetahui alat eksresi pada hewan

1

Page 2: Makalah Biologi

BAB II

I S I

A. Sistem Eksresi Pada Manusia

Alat Eksresi manusia terdiri atas ginjal, kulit, hati, dan paru-paru. Setiap

alat eksresi tersebut berfungsi mengeluarkan zat sisa metabolisme yang berbeda,

kecuali air yang dapat dieksresikan melalui semua alat eksresi. Berikut ini akan

dibahas satu persatu peranan keempat alat eksresi tersebut.

1.Ginjal

Pada sistem eksresi manusia, sisa-sisa metabolisme diserap dari darah,

kemudian di proses dan akhirnya dikeluarkan melalui alat-alat eksresi. Ginjal

merupakan alat eksresi utama pada manusia.

a. Struktur Ginjal

Ginjal manusia berbentuk seperti kacang merah dengan panjang

sekitar 10 cm, berwarna merah, jumlahnya sepasang dan terletak di bagian

dorsal dinding tubuh sebelah kiri dan kanan tulang belakang. Diperkirakan

berat total ginjal sekitar 1 % dari berat badan, dan setiap menit sekitar 20-

25 % darah yang dipompa jantung mengalir menuju ginjal.

b. Proses Pembentukan Urine

Pada proses pembentukan urine di dalam ginjal, terjadi rangkaian

proses filtrasi, reabsorpsi dan urine terbentuk setelah melalui penyaringan

darah (Filtrasi) di ginjal. Darah masuk ginjal melalui pembuluh nadi ginjal.

Ketika berada di membran giomerolus, zat-zat yang terdapat dalam darah

merembes keluar dari pembuluh darah, kemudian masuk ke simpai/kapsul

Bowman selanjutnya, zat-zat ini (urine primer) mengalir melalui saluran-

saluran halus (tubulus k prokssimal). Di saluran-saluran ini zat-zat yang

masih berguna, misalnya gula, akan diserap (Reabsorpsi) oleh darah

melalui pembuluh darah mengelilingi saluran tersebut sehingga terbentuk

2

Page 3: Makalah Biologi

urine ini, kemudian masuk tubulus kontortus distal, dan mengalami

penambahan zat sisa metabolisme maupun zat yang tidak mampu di

simpan (Augmentasi). Akhirnya, terbentuk urine sesungguhnya yang

dialirkan kekandung kemih melalui ureter. Apabila kandung kemih telah

penuh dengan urine, tekanan urine pada kandung kemih akan

menimbulkan rasa ingin buang air kecil atau kencing.

Urine mengandung zat pada ± 4 % dan air ± 96 %. Zat-zat padat

yang ada pada urine sebagai berikut :

a. Urea, asam urat, dan amonia sebagai sisa pembongkaran protein.

b. Zat warna empedu yang memberi warna kuning pada urine

c. Zat-zat yang berlebihan dalam darah misalnya vitamin, sisa obat-

obatan, hormon, dan zat-zat kimia yang berasal dari makanan.

d. Garam-garam, khususnya garam dapur.

Selain sebagai alat pengeluaran, ginjal juga berfungsi sebagai alat

osmoregular, untuk menjaga keseimbangan air dalam darah dan jaringan.

2.Paru-Paru

Paru-paru manusia berjumlah dua atau sepasang. Pada dasarnya fungsi

utama paru-paru adalah sebagai alat pernafasan, namun peranan tersebut juga

erat hubungannya dengan sistem eksresi. Hal ini dikarenakan CO2 dan air

yang merupakan hasil proses metabolisme di jaringan yang di angkat melalui

darah akhirnya akan dibawa keparu-paru untuk dibuang dengan cara difusi di

alveolus. Proses ini dapat berjalan dengan baik karena pada alveolus banyak

bermuara pembuluh kapiler yang memiliki selapis sel.

Sebagian besar (75%) CO2 yang di angkut dalam plasma darah

berbentuk senyawa HCO3 (asam bikarbonat), dan sisanya (25 %) akan di ikat

oleh hubungan membentuk senyawa HbCO2 (Karboksi hemaglobin). Akan

tetapi akhirnya CO2 dan air dikeluarkan melalui udara yang dihembuskan.

3

Page 4: Makalah Biologi

3.Hati

Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam

rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Hati berwarna

merah tua karena mengandung banyak pembuluh darah dengan berat ± 2 kg.

berdasarkan fungsinya hati juga termasuk sebagai alat eksresi. Hal ini

dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa

senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amino, urea, dan asam urat

dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa

racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.

Sebagai kelenjar, hati menghasilkan empedu yang mencapai 1/2 liter

setiap hari. Empedu berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah tua.

Empedu merupakan cairan kehijauan dan terasa pahit. Zat ini disimpan di

dalam kantung empedu. Empedu mengandung kolestrol, garam mineral,

garam empedu, pigmen bilirubin, dan biliverdin. Empedu yang di

ekskresikan berfungsi untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, membantu

4

Page 5: Makalah Biologi

daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air

menjadi zat yang larut dalam air.

Sel-sel darah merah dirombak dalam hati, hemoglobin yang

terkandung di dalamnya di pecah menjadi besi globin, dan heme. Zat besi dan

globin di darul ulang, sedangkan heme di rombak menjadi bilirubin dan

biliverdin yang berwarna hijau kebiruan. Di dalam usus, zat warna empedu ini

mengalami oksidasi menjadi urobilin sehingga warna feses dan urine

kekuningan.

Apabila saluran empedu di hati tersumbat, empedu masuk keperedaran

darah sehingga kulit penderita menjadi kekuning-kuningan. Orang yang

demikian dikatakan menderita penyakit kuning.

Hati juga menghasilkan enzim arginase yang dapat mengubah arginin

menjadi ornitin dan urea. Ornitin yang terbentuk dapat mengikat NH3 dan CO2

yang bersifat racun.

Fungsi lain dari hati adalah mengubah zat buangan dan bahan racun

untuk dikeluarkan ke dalam empedu dan urine, serta mengubah glukosa yang

diambil dari darah menjadi glikogen yang disimpan dalam sel-sel hati.

Glikogen akan dirombak kembali menjadi glukosa oleh emzim amilase dan di

lepaskan ke darah sebagai respons meningkatnya energi oleh tubuh.

5

Page 6: Makalah Biologi

4.Kulit

Kulit manusia terdiri atas epidermis dan dermis. Kulit berfungsi

sebagai alat ekskresi karena adanya keringat (kelenjar sudoripera) yang

terletak dilapisan dermis.

A. Epidermis

Epidermis tersusun atas lapisan tanduk (lapisan korneum) dan lapisan

malpighi. Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yag dapat

menglupas dan digantikan oleh sel-sel yang baru. Lapisan malpighi terdiri

atas lapisan spinosum dan lapisan germinativum. Lapisan spinosum

berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan sel-sel pada lapisan

korneum. Lapisan malpighi mengandung pigmen melamin yang memberi

warna pada kulit.

B. Dermis

Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf,

kelenjar keringat dan kelenjar minyak. Banyaknya keringat yang

dikeluarkan dapat mencapai 2000 ml setiap hari, tergandung pada

kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu. Keringat mengandung air, garam

dan urea. Fungsi lain kulit selain sebagi alat ekstresi adalah sebagai organ

penerima rangsang, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran dan

bibit, serta untuk pengaturan suhu tubuh.

6

Page 7: Makalah Biologi

B. Sistem Eksresi Pada Hewan

I. Sistem Pengeluaran Pada Hewan Tingkat Tinggi (Vertebrata)

1. Sistem Pengeluaran Eksresi pada Burung (Aves)

Alat pengeluaran burung terdiri atas paru-paru, hati ginjal, dan kulit.

Paru-paru burung selain berguna untuk alat pernapasan, juga berguna

untuk alat eksresi. Zat yang dikeluarkan dari paru-paru merupakan zat sisa

pembakaran (Oksidasi) zat makanan, yaitu gas karbon dioksida. Gas

tersebut dikeluarkan melalui proses pernapasan.

Fungsi hati pada burung sama dengan fungsi hati pada manusia. Ginjal

pada burung berwarna cokelat dan berjumlah manusia. Ginjal pada burung

berwarna cokelat dan berjumlah sepasang. Burung tidak memiliki

kandung kemih. Ginjal bermuara di saluran pengeluaran yang disebut

kloaka. Kloaka merupakan muara dari tiga saluran, yaitu saluran ginjal,

kelamin, dan pencernaan (usus). Ginjal burung mengekskresikan sisa

nitrogen yang berupa asam urat. Burung membuang zat-zat sisa berupa

yrine secara bersamaan melalui lubang pengeluaran yang sama. Asam urat

sebagai sisa dikeluarkan bersama kotoran (feses). Dalam bentuk pasta atau

setengah padat biasanya feses berwarna cokelat da asam urat berwarna

putih.

Pada burung yang hidup di laut terdapat kelenjar garam yang terletak di

dekat mata. Kelenjar ini bermuara melalui lubang hidung dan berfungsi

untuk membantu pengeluaran kelebihan garam. Kelebihan garam tersebut

selain dikeluarkan melalui kelenjar sekresi, juga dikeluarkan dalam bentuk

urine melalui saluran kemih.

Kulit burung tidak memiliki kelenjar minyak, kecuali di bagian ekor

atau tungginya. Kelenjar tersebut menghasilkan minyak yang berguna

untuk melumasi bulu-bulunya.

2. Sistem Pengeluaran (Eksresi) pada Hewan Malata (Reptilia)

Alat pengeluaran pada Reptilia berupa paru-paru, hati, ginjal, dan

kulit. Paru-paru sebagai alat eksresi berfungsi untuk mengeluarkan sisa

7

Page 8: Makalah Biologi

pembakaran zat makanan yang berupa gas karbon dioksida (CO2) melalui

proses pernapasan.

Hati pada Reptilia mempunyai fungsi yang sama dengan fungsi hati

pada manusia. Ginjal replitia berfungsi mengeluarkan zat sisa berupa

urine. Dari ginjal, urine masuk ke kandung kemih yang berupa kantong

kecil dan tipis. Kandung kemih bermuara di kloaka. Kloaka berfungsi

sebagai alat pelepas zat-zat sisa dari tiga saluran, yaitu kemih. Saluran

pencernaan, dan saluran kelamin. Pada reptil yang hidup di daerah kering,

sisa nitrogen dari dalam tubuh dikeluarkan dalam bentuk asam urat yang

berwarna putih dan berbentuk setengah padat. Asam urat tidak laut dalam

air sehingga tidak memerlukan banyak air untuk mengeluarkan. Asam urat

dikeluarkan bersama feses yang berwarna hitam atau cokelat.

Kulit Reptilia pada umumnya berlapis zat taduk dan mempunyai

kelenjar minyak. Reptilia tertentu dapat mengeluarkan bau menyengat dari

kulit yang berguna untuk menghalau musuh, misalnya kura-kura dan

buaya.

Reptilia yang hidup di laut, seperti penyu, memiliki kelenjar sekresi

garam di bagian kepalanya. Pada penyu kelenjar tersebut terletak di

belakang mata dan mengeluarkan cairan bergaram. Hal ini yang

menyebabkan penyu selalu tampak menangis.

3. Sistem Pengeluaran (Eksresi) pada Katak (Amphibia)

Alat pengeluaran pada Amphibia terdiri atas paru-paru, hati, ginjal,

dan kulit. Paru-paru pada Amphibia sebagai alat eksresi berfungsi untuk

mengeluarkan zat sisa pembakaran berupa gas karbon dioksida (CO2).

Fungsi hati pada Amphibia sama dengan fungsi hati pada manusia.

Aves, dan Reptilia. Ginjal berfungsi dalam pengeluaran urine. Urine

ditampung pada kandung kemih (kantong kencing). Kandung kemih pada

katak berdinding tipis da bermuara di kloaka.

Ginjal katak berfungsi mengeluarkan kelebihan. Bila katak berada di

darat, air terserap oleh darah sehingga urine menjadi pekat, sedangkan

pada saat berada di air, kandung kemih berisi urine encer.

8

Page 9: Makalah Biologi

Susunan alat pengeluaran katak jantan dan betina berlainan. Pada

katak jantan saluran ginjal bersatu dengan saluran kelenjar kelamin dan

bermuara di kloaka. Pada katak betina kedua saluran tersebut terpisah.

Kandung kemih, saluran kelamin, dan saluran pencernaan pada katak

betina maupun jantan bermuara di kloaka. Melalui kloaka inilah kotoran

katak dikeluarkan.

Kulit katak mempunyai kelenjar yang dapat menghasilkan lendir untuk

membasahi kulitnya. Kulit yang basah itu berguna untuk menyesuaikan

dirinya di darat dan berguna untuk membantu dalam pernapasan katak.

Katak gurun. Seperti Chiroleptes sp,. Memyimpan banyak urine di

kandung kemihnya sehingga tubuhnya membengkak. Sisa nitrogen pada

katak juga dikeluarkan dalam bentuk asam urat.

4. Sistem Pengeluaran (Eksresi) pada Ikan (Pisces)

Ikan mempunyai alat eksresi yang terlebih yang terlebih atas insang,

hati, ginjal, san kulit. Insang berfungsi sebagai alat pengeluaran sisa

pembakaran zat makanan melalui proses pernapasan. Zat sisa pembakaran

zat makana berupa gas karbon dioksida. Selain itu, insang juga

mengeksresikan garam-garaman.

Fungsi hati pada ikan sama dengan fungsi hati pada manusia, Aves,

Reptilia atau Amphibia. Ikan mempunyai sepasang ginjal berbentuk

memanjang dan berwarna cokelat. Saluran kemih dan saluran urogenital

dan bermuara di lubang urogenitalia yang terletak di belakang anus. Zat

sisa yang dikeluarkan berupa cairan.

Ginjal ikan air tawar sedikit berbeda dengan ginjal ika air laut. Ginjal

ikan air tawar mengandung banyak glomerulus sehingga penyaringan

berjalan cepat. Amonia dikeluarkan bersama urine yang sangat encer dan

banyak.

Ginjal ikam air laut yang bertulang keras mengandung sedikit

glomerulus sehingga penyaringan berjalan lambat. Nitrogen sisa

penyaringan yang berupa urea diekskresikan bersama uine yang hanya

9

Page 10: Makalah Biologi

sedikit. Urine ini bersifat isotonik atau mempunyai konsentrasi air yang

sama dengan cairan tubuh ikan.

Ika laut yang bertulang rawa memiliki ginjal yang mampu menyerap

kelebihan air dan menyerap kembali zat-zat yang masih bisa

dimanfaatkan. Nitrogen sebagai zat sisa juga dikeluarkan bersama urine .

Kulit ikan terdiri atas demis dan epidemis. Kulit ika selalu basah

karena selalu keluar lendir dari lapisan di antara epidermisnya. Ika

memiliki warna kulit atau sisa yang berbeda-beda dan ada juga yang

berwarna-warni. Warna kulit ikan disebabkan oleh butir yang dihasilkan

oleh kromatofora. Kromatofora berada di dalam lapisan demis.

II.Sistem Eksresi Pada Hewan Tingkat Rendah (Invetebrata)

Cacing tanah termasuk Intertebrata. Sistem pengeluaran hewan-hewan

Intertebrata berbeda dengan Vertebratam terutama mengenai alat-alat

pegeluarannya. Intertebrata mempunyai alat pengeluaran yang lebih

sederhana. Contoh Intertebrata adalah serangga, cacing, da hewan bersel satu

(Protozoa).

1.Sistem Ekresi Pada Serangga (insecta)

Alat pengeluaran serangga berupa ginjal dan trakea. Salah satu contoh

serangga yang dapat kita amati yaitu belalang. Belalang mempunyai

ginjal yang berbentuk buluh-buluh halus berwarna kuning yang disebut

buluh Mahpighi. Organ ini melekat pada usus tengah dan usus belakang.

Buluh/tubulus Malpighi berfungsi menyerap sisa-sisa metabolisme yang

berupa sisa nitrogen dalam bentuk asam urat kering untuk dikeluarkan

dari darat. Penyerapan ini berlangsung di buluh Malpighi. Zat-zat sisa

tersebut dibawa ke usus yang berada di belakang lambung untuk

dikeluarkan bersama-sama feses melalui anus.

Sisa metabolisme tersebut ada yang mengalami proses lanjut, misalnya

unsur nitrogen untuk pembentukan kitin (zat tanduk). Kitin berguna

sebagai bahan untuk membentuk kerangka luar bersama-sama dengan zat

kapur.

10

Page 11: Makalah Biologi

Trakea berfungsi sebagai alat pengeluaran sisa pernapasan berupa gas

karbon dioksida (CO2) melalui lubang halus (spirakel/stigma) yang

tersebar di permukaan tubuhnya.

2.Sistem Ekresi Pada Cacing (Vermes)

Alat pengeluaran pada kebanyakan cacing, misalnya cacing pipih

(Playhelminthes) dan cacing giling atau bulat (Nemathelminthes) berupa

sel api. Sel-sel ini berambut getar atau mempuyai silia atau flame cell.

Silia selalu bergetar sehingga menyerupai nyala api. Sel api berguna untuk

menyerap zat-zat sisa metabolisme. Karena getaran silianya, zat-zat ini

mengalir ke saluran pengeluaran yang bermuara di permukaan tubuh yang

berupa lubang pengeluaran. Zat sisa metabolisme yang dialirkan melalui

sel api biasanya berupa sisa nitrogen yang dikeluarkan dalam bentuk

amonium. Amonium tersebut mudah larut dalam air yang terdapat di

lingkungan sekitarnya, sedangkan urine dikeluarkan melalui lubang

pengeluaran.

Alat pengeluaran cacing tanah (lumbricus terrestris) berupa nefridia.

Di setiap segmen tubuhnya terdapat sepasang nefridia. Nefridia bermula

dari nefrostoma yang berbentuk corong dan berambut getar serta saluran

yang berkelok-kelo0k dan bermuara di lubang nefridia. Bagian belakang

nefridia berupa saluran melingkar yang mengandung banyak pembuluh

darah kapier dan melebar membentuk kadung kemih. Nefridia berfungsi

membuang sisa nitrogen dari cairan selom dan mengatur zat-zat tubuh.

Zat-zat sisa metabolisme diserap oleh nefrostoma, kemudian dialirkan

kesaluran dan di keluarkan melalui lubang nefridia yang terdapat di

sepanjang tubuh cacing, dan di sebut nefridiofor. Silia pada corong

nefrostoma mendorong sisa metabolisme dari darah masuk ke dalam

nefridia.

Zat-zat pengeluaran dari hasil pencernaan makanan berupa asam urat,

urea, dan amonia. Zat sisa pernapasan berupa gas karbon dioksida (CO2)

dikeluarkan melalui permukaan kulitnya secara difusi, sama berupa lendir.

Oleh karea itu, tubuh cacing tanah licin.

11

Page 12: Makalah Biologi

3.Sistem Ekresi Pada Hewan Bersel Satu (Protozoa)

Hewan bersel satu tidak mempunyai alat pengeluaran khusus karena

susunan tubuhnya sangat sederhana. Kebanyakan hewan bersel satu

mempunyai alat pengeluaran berupa rongga berdenyut (vakuola

kontraktil). Rongga berdenyut ini juga berfungsi mengatur kadar air

dalam protoplasma. Jika kadar air dalam protoplasma leih tinggi daripada

sekitarnya, air akan dikeluarkan melalui rongga berdenyut. Bersamaan

dengan keluarnya air tersebut, zat-zat sisa metabolisme juga ikut keluar.

Dalam keadaan biasa, zat-zat sisa dikeluarkan secara difusi melalui

permukaan tubuhnya. Demikian juga zat sisa yang berupa gas karbon

dioksida.

12

Page 13: Makalah Biologi

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil tulisan diatas, dapat kami simpulkan bahwa sistem ekresi

sangat penting dalam tubuh kita. Sistem ekresi mempunyai arti yaitu pengeluaran zat

sisa hasil metabolisme yang sudah tidak diperlukan lagi bagi tubuh organisme. Alat

ekresi ini mempunyai fungsi dan peranan masing-masing.

Sistem ekress pada manusia dan vertebrata terdiri dari ginjal, kulit, paru-paru

dan hati. Kami ambil contoh salah satunya sistem ekresi pada manusia yang terjadi

pada ginjal kita ginjal terdiri dari sepasang sebelah kanan dan kiri yang mana apabila

yang satunya rusak berarti tidak dapat berekresi. Proses pembentukan urine terjadi di

dalam ginjal. Adapun fungsi ginjal lainnya sebagai alat osmoregulator, serta untuk

menjaga keseimbangan air dalam darah dan jaringan. Sistem ekresi yang lain sudah di

se jelaskan di depan.

Sistem ekresi pada inverbrata (hewan tingkat rendah) biasanya alat

pengeluarannya lebih sederhana. Salah satu contohnya serangga (insecta) ginjal dan

trakea, cacing (vermes) ada sel api dan lain-lain.

Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat sistem ekresi yang mempunyai

peranan yang sangat penting.

Demikian yang dapat kami simpulkan adapun kekurangannya kami meminta

saran dan kritik yang bersifat dapat melengkapi atau menyempurnakan makalah ini.

13

Page 14: Makalah Biologi

DAFTAR PUSTAKA

– Astuti, Yuni. 2004 PR Biologi. Klaten PT. Intan Pariwara

– Syamsuri, Istamar. 2006. Biologi untuk SMA Kelas IX. Jakarta : Erlangga

14

Page 15: Makalah Biologi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga

kami dapat menyelesaikan tugas Biologi Umum pada waktu yang telah ditentukan.

Di bawah pengawasan Dosen Pengasuh mata kuliah Biologi Umum, di dalam

makalah ini kami diberikan tugas menyusun karya tulis dengan tema sistem ekskresi.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu

Rabiatul Adawiyah, S. Pd selaku dosen mata kuliah Biologi Umum, juga kepada

semua pihak yang telah membantu.

Kami menyadari sepenuh hati bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan.

Untuk itu kami mengharapkan berbagai kritik dan saran demi perbaikan dan

kesempurnaan makalah ini sehingga dapat berguna dikemudian hari.

Banjarmasin, November 2009

15i

Page 16: Makalah Biologi

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. ii

BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………… 1

A. Latar Belakang ………………………………………………… 1

B. Tujuan Penulisan ………………………………………………. 1

BAB II. PEMBAHASAN …………………………………………………… 2

A. Sistem Ekskresi Pada Manusia ………………………………… 2

B. Sistem Ekskresi Pada Hewan ………………………………….. 7

BAB III. PENUTUP …………………………………………………………. 13

Kesimpulan ………………………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 14

16ii

Page 17: Makalah Biologi

MAKALAH BIOLOGI UMUMSISTEM EKSKRESI

Rabiatul Adawiyah, S.Pd

Disusun Oleh :

Nama : Erni Sulistyas Tuti NPM. 306 09 24 073 Nining Setyaningsih NPM. 306 09 24 051

Noor Anisah NPM. 306 09 24 044 Murlina NPM. 306 09 24 047 Masliani NPM. 306 09 24 012

Iriani NPM. 306 09 24 043

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

BANJARMASIN 2009

17

Page 18: Makalah Biologi

18