makalah biologi vaksin

28
VAKSIN POLIO Diajukan untuk memenuhi salah satu nilai mata kuliah Biologi Oleh : N.Wini Apriliyani (P17320113004) Tingkat :1B

description

fgfhgjk

Transcript of makalah biologi vaksin

VAKSIN POLIODiajukan untuk memenuhi salah satu nilai mata kuliah Biologi

Oleh :N.Wini Apriliyani (P17320113004)Tingkat :1B

POLTEKKES KEMENKES BANDUNGD-III KEPERAWATANJl.Dr.Otten No.32

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah Vaksin Polio ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga saya berterimakasih pada Bapak Washudi selaku Dosen mata kuliah Biologi yang telah memberikan tugas ini kepada saya.Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian, cara,,dan yang lainya yang saya paparkan pada makalah ini. saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang di harapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenandan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Bandung, Desember 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................iDAFTAR ISI............................................................................................................iiBAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah................................................................................1B. Rumusan Masalah................2C. Tujuan penelitian................2D.Manfaat penelitian................2E. Metodologi Penelitian....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN1. Vaksin............................................................................................................32.Polio...............................................................................43. Sebabseseorangterkena polio ............................................................164. Gejalapenyakit polio.....................................................................................85. Cara pencegahan polio.................................................................................136. Perlunyavaksinasi polio..14

BAB III PENUTUPA. Kesimpulan.14B. Praktek22

DAFTARPUSTAKA........................................................................................23

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Globalisasi telah membuat pengendalian penyebaran virus menjadi lebih sukar. Mobilitas penduduk negara endemis ke berbagai negara membuat virus dengan cepat menyebar. Ketika terjadi wabah polio tahun 2005 di Sukabumi lalu virus polionya adalahvirus yang berasal dari Afrika barat. Belum dapat dipastikan bagaimana virus yang jauh dari Afrika itu bisa sampai ke Sukabumi. Salah satu perkiraannya adalah virus masuk dari Jakarta melalui perjalanan darat. Perkiraan lain adalah melalui penduduk yang menjadi jemaah haji, bisa juga dari tenaga kerja Indonesia di Timur Tengah.Penyakit polio atau yang dalam istilah kedokteran disebut dengan poliomielitis adalah penyakit lumpuh yang disebabkan oleh virus polio. Virus polio ini termasuk dalam kelompok enteroviorus, famili Picornavirus. Jenis virus ini sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan larutan klor. Virus ini bisa mati dalam suhu yang tinggi namun bisa bertahan hidup selam bertahun - tahun dalam keadaan beku. Penyakit polio ini termasuk penyakit yang menular. Penyakit ini menyerang pada setiap orang tanpa mengenal usia, namun 50% kasusnya terjadi pada anak berusia antara 3 - 5 tahun.

Karakteristik manusia/orang (WHO) Dilihat dari segi umur, penyakit polio dapat menyerang semua kelompok umur, tetapi yang paling rentan adalah kelompok umur 1-15 tahun dari semua kasus polio. Berdasarkan penelitian Soemiatno dan Apriyatmoko (1999) menyebutkan bahwa 33,3 % dari kasus polio adalah anak-anak dibawah 5 tahun. Hal ini terjadi karena daya tahan tubuh mereka masih rendah dibandingkan dengan orang dewasa. Dari segi jenis kelamin, angka penderita penyakit polio lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Dari segi pendidikan dan pengetahuan juga memiliki pengaruh terhadap penyebaran penyakit polio. Dimana penyakit polio ini lebih banyak diderita oleh anak-anak sehingga pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua terutama ibu-ibu mengenai penyakit polio sangatlah penting. Orang tua dengan pendidikan yang tinggi akan lebih memahami tentang suatu informasi, seperti pentingnya imunisasi bagi anak mereka sehingga mereka akan menaruh perhatian khusus terhadap masalah kesehatan anak mereka jadi resiko terjangkit penyakit polio yang merupakan penyakit menular akan lebih sedikit dibandingkan orang tua yang berpendidikan rendah. Hal ini dikarenakan orang tua/masyarakat yang berpendidikan rendah tidak mempunyai pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya imunisasi. Sehingga anak-anak yang terinfeksi disinyalir akibat kurangnya pengetahuan orang tua mereka.Dari segi pekerjaan. Pekerjaan dapat mempengaruhi orang dalam menjaga kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan keluarga. Akibatdari kesibukan seseorang seringkali masalah kesehatan terabaikan,terutama ibu-ibu yang memiliki balita. Kesibukan akan pekerjaan seringkali membuat sang ibu lupa terhadap pemberian imunisasi yang perlu di berikan pada balita. Disamping itu adanya hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit. Seorang ibu yang dengan kesibukan tertentu akan terabaikan terhadap kesehatan anak dalam melakukan kunjungan imunisasi sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh petugas kesehatan. Sehingga anak mereka akan rentan terkena virus polio.

2. RumusanMasalahDalam makalah ini penulis mengambil beberapa maslah diantaranya : Apa itu vaksin? Apa itu polio? Mengapa seseorang terjangkit peyakit polio ? Apa gejala apabila terjangkit penyakit polio? Factor apa saja yang dapat menyebabkan terjangkitnya polio ? Bagaimana cara pencegahan penyakit polio? Mengapa perlu dilakukan vaksinasi polio ?3. Tujuan PenelitianTujuan dari penulisan makalh ini diantaranya : Untuk mengetahui tentang penyakit polio Untuk mengetahuitanda-tanda, dan factor-faktor orang yang terjangkit Polio Untuk mengetahui cara pencegahan penyakit polio4. Manfaat PenelitianDalam penulisan makalah ini diharapkan terdapat beberapa manfaat diantaranya : Mengetahui tentang penyakit polio Mengetahui tentang vaksinasi polio Mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan polio Mengetahui tentang bagaimana cara pencegahan polio5. Metode PenelitianDalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode study pustaka dengan mencari meteri mengenai vaksin polio melalui buku suumber dan internet.

BAB IIPEMBAHASAN

A. VaksinVaksin berasal dari bahasa latin yaitu vacca (sapi) dan vaccinia (cacar sapi ). Vaksin adalah bahan antigen yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar.Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak menimbbulkan penyakit.Vakisin dapat juga berupa organism mati atau hasil-hasil pemurnianya (protein, peptide, partikel serupa virus, dan sebagainya ). Vaksin akan mempersiapkan system kekebalan manusuia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan pathogen tertentu, terutama bakteri, virus atau toksin. Vaksin juga membantu system kekebalan untuk melawansel-sel degenerative (kanker).B. PolioPenyakit polio atau poliomyelitis adalah penyakit paralisis atau kelumpuhan yang disebabkan oleh virus. Penyakit polio sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat. Biasanya kasus terbanyak penyakit polio menyerang anak-anak, namun bukan berarti orang dewasa bisa bebas dari penyakit polio.Penyakit polio disebabkanoleh virus, Virus polio adalah virus yang termasuk dalam famili Picornaviridae dan merupakan penyebab penyakit poliomielitis.Virus ini memiliki diameter ~30 nm, tahan pada keadaan asam (pH 3 atau lebih rendah), dan berbentuk ekosahedral. Virion (partikel penyusun) virus polio terdiri dari empat protein kapsid yang berbeda, disebut VP1, VP2, VP3, dan VP4. Genom (materi genetik) dari virus polio terdiri dari RNA utas tunggal positif (+) yang berukuran 7441 nukleotida.Jadi vaksin polio adalah suatu kegiatan pemberian antigen polio kedalam tubuh seseorang yang sehat dengan tujuan sebagai pencegahan dan terhindar dari penyakit polio.C. Sebab SeseorangTerkena PolioVirus polio diklasifikasikan menjadi tiga golongan berdasarkan sifat antigenik dari struktur protein penyusunnya. Virus ini menyebar melalui kontaminasi tinja pada makanan ataupun pasokan air.Untuk bereplikasi, genom virus akan masuk ke dalam sel inang melalui endositosis sementara partikel virus lainnya dibuang.Reseptor untuk pengikatan virus ini terletak pada epiteliumusus manusia. Apabila virus ini telah berhasil menginfeksi usus maka dapat terjadi kerusakan jaringan dan mengakibatkan diare.Penyakit polio sering disebut poliomyelitis merupakan penyakit virus paling tua umurnya. Penderita penyakitini sudah terekam pada relief peninggalan zaman mesir kuno yang dipahat ribuantahun sebelum masehi. Pada relief itu, tertulis seorang raja yang kakinya kecil sebelah, sehingga para arkeolog dan kalangan medis menduga sang raja terkenapolio.Virus polio hanya menyerang primata, termasuk manusia. Virus polio masuk melalui saluran cerna. Setelah masuk, virus akan bereplikasi (memperbanyak diri). Sampai saat ini belum diketahui secara pasti, tipe sel dan tempat spesifik yang digunakan virus ini untuk bereplikasi pertama kalinya. Hanya saja, virus ini dapat diisolasi dari jaringan limfe di saluran cerna, sehingga diduga tempat replikasi pertama virus tersebut adalah di jaringan limfe saluran cerna terutama bercak Peyer dan tonsil. Meskipun begitu, tidak jelas apakah virus polio memang bereplikasi di tempat tersebut atau hanya terserap oleh jaringan limfe setelah bereplikasi di sel epitel saluran cerna. Fase ini berlangsung 3-10 hari,dapat sampai3 minggu. Virus polio pada fase ini dapat ditemukan di ludah dan feses, dan berperan dalam proses penularan.Virus Polio ditularkan terutama darimanusia ke manusia, terutama pada fase akut, bersamaan dengan tingginya titer virus polio di faring dan feses. Virus polio diduga dapat menyebar melalui saluran pernafasan karena sekresi pernafasan merupakan material yang terbukti infeksius untuk virus enterolainnya. Meskipun begitu, jalur pernafasan belum terbukti menjadi jalur penularan untuk virus polio. Transmisi oral biasanya mempunyai peranan yang dominan pada penyebaran virus polio di negara berkembang, sedangkan penularan secara fekal-oral paling banyak terjadi di daerah miskin. Makanan dan minuman dapat terkontaminasi melalui lalat atau karena higienis yang rendah. Sumber penularan lain yang mungkin berperan adalah tanah dan air yang terkontaminasi material feses, persawahan yang diberi pupuk feses manusia, dan irigasi yang dengan air yang telah terkontaminasi virus polio.Penularan virus polio terutama melalui jalur fekal-oral dan membutuhkan kontak yang erat. Prevalensi infeksi tertinggi terjadi pada mereka yang tinggal serumah dengan penderita. Biasanya bila salah satu anggota keluarga terinfeksi, maka yang lain juga terinfeksi. Kontaminasi tinja pada jari tangan, alat tulis, mainan anak, makanan dan minuman, merupakan sumber utama infeksi.Setelah memperbanyak diri di jaringan limfe saluran cerna, virus polio akan menyebar melalui darah (viremia) untuk menuju sistem retikuloendotelial lainnya, termasuk diantaranya nodus limfe, sunsum tulang, hati, dan limpa, dan mungkin ke tempat lainnya seperti jaringan lemak coklat dan otot.D. Gejala Penyakit PolioSebagian besar dari mereka yang terinfeksi virus polio tidak menunjukkan gejala apapun, atau menunjukkan gejala yang disebut poliomielitis abortif (ada yang menyebutnya fase klinis minor dari infeksi virus polio). Gejalanya mirip infeksi virus pada umumnya, yaitu demam, nyeri tenggorokan, gangguan saluran cerna (mual, muntah, rasa tidak enak di perut, konstipasi atau mungkin diare), dan atau gejala yang menyerupai influenza, ditandai dengan sakit kepala, mialgia (nyeri otot), dan badan terasa lemas. Sebagian besar dari mereka yang terinfeksi dapat mengatasi infeksi yang terjadi sebelum timbul viremia yang kedua.Sekitar 5% dari mereka yang terinfeksi, setelah perbanyakan virus di sistem retikuloendotelial dan tempat lainnya, akan terjadi penyebaran virus di darah (viremia) yang kedua. Meskipun sistem saraf pusat (mungkin) dapat terserang ketika viremia pertama, namun mayoritas terjadi setelah viremia kedua. Infeksi virus polio pada sistem syaraf pusat dapat menyebabkan penyakit meningitis (radang selaput otak) aseptik (tidak disertai infeksi bakteri) non-paralitik atau dapat berupa poliomielitis paralitik (paralitik = kehilangan kemampuan untuk bergerak/lumpuh, sebagian atau total). Infeksi pada sistem syaraf pusat inilah yang ditakutkan pada infeksi virus polio.E. Faktor-faktor Penyebab PolioFaktor yang mempengaruhi penyebaran virus adalah kepadatan penduduk, tingkat higienis, kualitas air, dan fasilitas pengolahan limbah. Di area dengan sanitasi yang bagus dan air minum yang tidak terkontaminasi, rute transmisi lainnya mungkin penting. Bahan yang dianggap infeksius untuk virus polio adalah feses dan sekresi pernafasan dari pasien yang terinfeksi virus polio atau yang menerima OPV (Oral Poliovirus Vaccine) dan produk laboratorium yang digunakan untuk percobaan dengan menggunakan virus polio. Bahan yang dianggap berpotensi infeksius adalah feses dan sekresi faring yang dikumpulkan untuk tujuan apapun dari daerah yang masih terdapat virus polio liar. Darah, serum dan cairan serebrospinal tidak diklasifikasikan infeksius untuk virus polio.F. Pencegahan Penyakit PolioBeberapa cara pencegahan penyakit polio : Imunisasi polio yang biasanya dilakukan saat bayi atau anak-anak. Vaksin polio ada 2 jenis yaitu vaksin salk (vaksin virus polio yang tidak aktif), dan vaksin sabin (vaksin virus polio yang aktif). Pada penderita gangguan system kekebalan vaksin sabin bisa menyebabkan polio. Bila memasak air harus mendidih dengan sempurna. Dengan suhu yang tinggi dapat cepat mematikan virus polio, sebaliknya bila keadaan beku atau suhu yang rendah virus ini bisa bertahan hidup bertahun-tahun. Biasakan menjalani pola hidup yang sehat Sanitasi yang baik dan bersihG. PerlunyaVaksinasi PolioVirus polio yang menyebabkan penyakit poliomyelitis merupakan salah satu virus sangat menular dimana penyebarannya melalui makanan atau dari mulut ke mulut. Anak yang terserang polio mengalami kerusakan pada selaput otak dan terjadi kelumpuhan pada tubuh bagian bawah anak.Karena penyakit ini terbilang berbahaya dan menjadi penyakit endemis di Indonesia, pemerintah mewajibkan pemberian imunisasi polio pada bayi sejak bayi baru lahir. Setelah itu, vaksin polio diberikan lagi sebanyak tiga dosis berturut-turut dengan jarak 6-8 minggu antara masing-masing vaksinasi. Pemberian vaksin polio ada yang melalui mulut (oral/OPV, vaksin hidup) dan melalui suntikan (injeksi/IPV, vaksin mati). Vaksin polio oral diberikan sebanyak 2 tetes atau sekitar 0,1 ml dan harus diulang jika dalam 10 menit cairan vaksin dimuntahkan oleh anak. Sementara, vaksin polio injeksi diberikan dengan dosis sebanyak 0.5 ml dalam tiga kali pemberian berturut-turut dengan interval 2 bulan masing-masing dosis.Saat ini pemberian imunisasi polio pada bayi juga ada yang dalam bentuk simultan dengan vaksin lain yaitu DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus) dan HiB (Haemophilus Influenzae tipe B) atau biasa disebut dengan imunisasi kombo. Keuntungan menggunakan imunisasi jenis kombo ini dalam satu kali pemberian imunisasi (injeksi), anak langsung mendapatkan tiga jenis vaksin. Namun, harganya memang jauh lebih tinggi ketimbang vaksin tunggal polio saja.Seperti pada pemberian imunisasi lainnya, vaksinasi polio pun dapat menimbulkan reaksi tertentu pada tubuh anak, tergantung daya tahan masing-masing. Setelah pemberian vaksin, anak mungkin akan merasa pusing, diare ringan, atau nyeri otot. Namun efek ini sangat jarang terjadi. Jika pun terjadi, ini jauh lebih ringan daripada harus terserang penyakit poliomyelitis itu sendiri. Kasus poliomyelitis yang terjadi setelah vaksinasi polio juga pernah terjadi namun hanya 1 dari 2.5 juta vaksin, terjadi 4-30 hari setelah pemberian OPV. Sehingga tidak cukup bukti untuk disebutkan bahwa kasus penyakit polio disebabkan justru oleh pemberian vaksin.Meski demikian, segera hubungi dokter apabila setelah pemberian imunisasi polio pada bayi terjadi demam tinggi, gangguan perilaku, atau tanda-tanda reaksi anafilaksis seperti kesulitan bernafas, urtikaria (kelainan kulit berupa munculnya ruam kemerahan dengan sedikit pembengkakan), pusing hingga pingsan.

BAB 111PENUTUPA. KesimpulanPolio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen. Gejala polio meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada kaki/tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang dan merusakkan jaringan syaraf ,sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen. Pencegahan polio antara lain melakukan cakupan imunisasi yang tinggi dan menyeluruh. Imunisasi polio yang biasanya dilakukan saat bayi atau anak-anak. Vaksin polio ada 2 jenis yaitu vaksin salk (vaksin virus polio yang tidak aktif), dan vaksin sabin (vaksin virus polio yang aktif). Pada penderita gangguan system kekebalan vaksin sabin bisa menyebabkan polio.

B. Praktek Pemberian Vaksin Polio Oral Pada BayiTujuanUntuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit polimielitis dan untuk pencegahan penyakit polimielitis.DasarTeoriTerdapat 2 jenis vaksin yang beredar dan yang umum diberikan di Indonesia yaitu vaksin salk (vaksin virus polio yang tidak aktif) dan vaksin sabin (kuman yang dilemahkan). Cara pemberiannya adalah melalui mulut. Di beberapa Negara dikenal pula Tetravaccine, yaitu kombinasi DPT dan polio.Pemberian Imunisasi Polio : Dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B dan DPT Imunisasi ulangan diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang DPT Imunisasi polio diberikan sebanyak empat kali dengan selang waktu kurang dari satu bulan. Imunisasi ulangan dapat diberikan sebelum anak masuk sekolah (5-6tahun) dan saat meninggalkan sekolah dasar (12tahun) Di berikan dengan cara meneteskan vaksin polio sebanyak dua tetes langsung ke dalam mulut anak atau dengan menggunakansendok yang dicampur dengan gula manis.Kontra indikasiImunisasi polio tidak boleh diberikan pada anak yang sedang menderita diare berat.Efek sampingEfek samping yang mungkin terjadi adalah dapat berupakejang-kejang, tetapi kemungkinan tersebut sangat kecil untuk terjadi.Ruang LingkupSemua pasien yang akan melakukan imunisasi polio di unit pelayanan Posyandu pada anak berumur 0 - 11 blnAlat dan bahan Pinset/gunting kecil

Vaksin polio

Pipet

Langkah kerjaa. Petugas mencuci tangan aseptikb. Pastikan vaksin polio dalam keadaan baik (perhatikan nomor , kadaluarsa dan vvm )c. Buka tutup vaksin dengan menggunakan pinset / gunting kecild. Pasang pipet diatas botol vaksin e. Letakkan anak pada posisi yang senyaman mungkinf. Buka mulut anak dan teteskan vaksin polio sebanyak 2 tetesg. Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan oleh anak yang diimunisasih. Jika di muntahkan atau di keluarkan oleh anak, ulangi lagi penetesani. Saat meneteskan vaksin ke mulut, pastikan agar vaksin tetap dalam kondisi sterilj. Rapikan Alatk. Petugas mencui tangan aseptik

Indikator klinerMendapatkan hasil yang baik dan efektifHasilPraktikumAnak yang diberikan vaksin polio secara oral kekebalan tubuhnya aktif terhadap virus polio dan terhindar dari penyakit polimielitis.

DAFTAR PUSTAKA.Racaniello VR. 2006. One hundred years of poliovirus pathogenesis. Virology 344: 916Center for Disease Control and Prevention. 2006.Epidemiology and Prevention of Vaccine-Preventable Diseases 9th edition. Edited by: Atkinson W, Hamborsky J, McIntyre L, Wolfe S. Washington, DC. Public Health Foundation.www.lontar.ui.ac.idhttp://shyvanillaf9ttwilight.tumblr.com/perencanaan-pencegahan-penyakit-polio-contoh-kasushttp://wrm-indonesia.orgrepository.usu.ac.id/bitstream/.pdfhttp://buletinkesehatan.com/ciri-ciri-dan-gejala-penyakit-polio-akibat-infeksi-virus-1/#sthash.uAbCTxs1.dpufWilson H, Kidd D, Howard RS, Williams AJ. 2000. Calf hypertrophy following paralytic poliomyelitis Postgrad Med J. 76:179-81.Graham JM. 2004. Post-polio deterioration. Pract Neurol. 4:58-9.

LAMPIRAN-LAMPIRANKeterangan :gambaran orang terserang virusPolio

Keterangan : virus polio

Keterangan : pemberian vaksin polio oral