Makalah BI

21
Makalah Bahasa Indonesia PARAGRAF YANG PADU Disusun Oleh: 115130289 Elisawati 115130285 Novyanti 115130 Melvin 115130 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara Maret 2013

description

makalah

Transcript of Makalah BI

MakalahBahasa IndonesiaPARAGRAF YANG PADU

Disusun Oleh:115130289 Elisawati115130285 Novyanti115130 Melvin115130

Program Studi ManajemenFakultas EkonomiUniversitas TarumanagaraMaret 2013

KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan karunia yang diberikan-Nya, maka terwujudlah harapan penulis dalam menyusun makalah ini.Dengan berbekal pengetahuan dan kemampuan yang sangat terbatas , sehingga masih banyak kekurangan kekurangan, penulis mencoba membahas permasalahan yang berjudul Paragraf yang Padu pada mata kuliah Bahasa Indonesia.Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan dorongan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih terutama kepada pengajar mata kuliah Bahasa Indonesia, Ibu Siti Murni, atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini,Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca sehingga penulis dapat membuat makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Sekian dan terima kasih.

DAFTAR ISIKATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB I PENDAHULUAN11.1.Latar Belakang11.2.Rumusan Masalah11.3.Tujuan Penulisan11.4.Manfaat Penulisan1BAB II PEMBAHASAN22.1. Pengertian Paragraf22.2. Syarat-syarat Paragraf22.3. Pembagian Paragraf52.4. Rangka atau Struktur Paragraf82.5. Teknik Pengembangan Paragraf9BAB III PENUTUP113.1.Kesimpulan113.2.Saran11DAFTAR PUSTAKA12

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraf, paragraf merupakan sebuah karangan yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.Dalam membuat suatu paragraf kita harus mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah paragraf. Paragraf yang akan dibuat harus dapat mempunyai kepaduan antara paragraf yang lain. Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan pengait antar kalimat.Disini kita di tuntut agar mampu membuat suatu paragraf dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidahnya.

1.2. Rumusan Masalah1. Apa pengertian dari paragraf?2. Apa syarat-syarat sebuah paragraf?3. Apa saja pembagian paragraf berdasarkan jenisnya, letak kalimat topik, dan teknik pemaparannya?4. Bagaimana rangka atau struktur paragraf yang baik?5. Apa saja teknik pengembangan paragraf?

1.3. Tujuan PenulisanMakalah ini disusun dengan tujuan untuk :1. Mengetahui pengertian dari paragraf2. Mengetahui syarat-syarat sebuah paragraf3. Mengetahui pembagian paragraf berdasarkan jenisnya, letak kalimat topik, dan teknik pemaparannya4. Mengetahui rangka atau struktur paragraf yang baik5. Mengetahui teknik pengembangan paragraf

1.4. Manfaat PenulisanManfaat dalam penyusunan makalah ini adalah untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang paragraf baik pengertiannya; syarat-syaratnya; pembagian paragraf berdasarkan jenisnya, letak kalimat topik, dan teknik pemaparannya; rangka atau struktur paragraf yang baik maupun teknik pengembangan paragraf.BAB IIPEMBAHASAN2.1. Pengertian ParagrafParagraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuh kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat. Bahkan, sering kita temukan bahwa suatu paragraf berisi lebih dari lima buah kalimat. Walaupun paragraf itu mengandung beberapa kalimat, tidak satu pun dari kalimat-kalimat itu yang memperkatakan soal lain. Seluruhnya memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu.Contoh sebuah paragraf : Sampah selamanya selalu memusingkan. Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkali-kali pula jalan pemecahannya dirancang. Namun, keterbatasan-keterbatasan yang kita miliki tetap menjadikan sampah sebagai masalah yang pelik. Pada waktu seminar-seminar itu berlangsung, penimbunan sampah terus terjadi. Hal ini mengundang keprihatinan kita karena masalah sampah bannyak sedikitnya mempunyai kaitan dengan pencemaran air dan banjir. Selama pengumpulan, pengangkutan, pembuangan akhir, dan pengelolaan sampah itu belum dapat dilaksanakan dengan baik, selama itu pula sampah menjadi masalah. Paragraf ini terdiri atas enam kalimat. Semua kalimat itu membicarakan soal sampah. Oleh sebab itu, paragraf itu mempunyai topik masalah sampah karena pokok permasalahan dalam paragraf itu adalah masalah sampah. 2.2. Syarat-syarat ParagrafParagraf yang baik harus memiliki lima ketentuan :1. Kesatuan ParagrafDalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran. Oleh sebab itu, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu. Kalau ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu, paragraf menjadi tidak berpautan, tidak utuh. Kalimat yang menyimpang itu harus dikeluarkan dari paragraf.Contoh :Buku merupakan investasi masa depan. Buku adalah jendela ilmu pengetahuan yang bisa membuka cakrawala seseorang. Dibanding media pembelajaran audiovisual, buku lebih mampu mengembangkan daya kreativitas dan imajinasi anak-anak karena membuat otak lebih aktif mengasosiasikan simbol dengan makna. Radio adalah media alat elektronik yang banyak didengar di masyarakat. Namun demikian, minat dan kemampuan mambaca tidak akan tumbuh secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan pembiasaan. Menciptakan generasi literat membutuhkan proses dan sarana yang kondusif.

Paragraf di atas dikatakan tidak kesatuan karena terdapat satu kalimat yang sumbang atau keluar dari gagasan utamanya yaitu kalimat yang digarisbawahi.

2. Kepaduan paragrafKepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antarkalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu.

Pengait ParagrafAgar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf, yaitu berupa: Ungkapan penghubung transisiHubungan tambahanLebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di samping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi pula.

Hubungan pertentanganAkan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.

Hubungan perbandinganSama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan itu.

Hubungan akibatOleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu, maka.

Hubungan tujuanUntuk itu, untuk maksud itu.

Hubungan singkatanSingkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan.

Hubungan waktuSementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian.

Hubungan tempatBerdekatan dengan itu.

Contoh :Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Impor beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun 1998. swasembada pangan tercapai pada tahun 1984, pada tahun 1985, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton pada tahun 1993. pada tahun 1994, neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu ton. Impor beras meningkat dan pada tahun 1997 mencapai 2,5 juta ton.Paragraf di atas mengemukakan satu gagasan utama, yaitu mengenai masalah naik turunnya produksi beras Indonesia. Dengan demikian kesatuan paragraf tersebut sudah terpenuhi, namun paragraf tersebut dikatakan tidak memiliki kepaduan yang baik sehingga gagasan tersebut sulit dipahami. Paragraf tersebut perlu diperbaiki, misalnya dengan memberikan kata transisi seperti berikut ini.Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya, impor beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun 1998. Sesudah swasembada pangan tercapai pada tahun 1984, pada tahun 1985, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton pada tahun 1993. Akan tetapi, pada tahun 1994, neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu ton. Sejak itu, impor beras meningkat dan pada tahun 1997 mencapai 2,5 juta ton. Kata gantiUngkapan pengait xparagraf dapat juga berupa kata ganti, baik kata ganti orang maupun kata ganti yang lain.(1) Kata Ganti OrangDalam usaha memadu kalimat-kalimat dalam suatu paragraf, kita banyak menggunakan kata ganti orang. Pemakaian kata ganti ini berguna untuk menghindari penyebutan nama orang berkali-kali. Kata ganti yang dimaksud adalah saya, aku, ku, kita, kami (kata ganti orang pertama), engkau, kau, kamu, mu, kamu sekalian (kata ganti orang kedua), dia, ia, beliau, mereka, dan nya (kata ganti orang ketiga). Contoh : Nurul mengikuti olimpiade matematika. Ia mewakili Kalimantan Selatan.(2) Kata Ganti yang LainKata ganti lain yang digunakan dalam menciptakan kepaduan paragraf ialah itu, ini, tadi, begitu, demikian, di situ, ke situ, di atas, di sana, di sini dan sebagainya.Contoh : Kabupaten Paser merupakan penghasil minyak terbesar di Kalimantan Timur. Di sana banyak terdapat pabrik sawit sebagai alat untuk mengolah buah sawit menjadi minyak mentah. Kata kunci (pengulangan kata yang dipentingkan)Di samping itu, ungkapan pengait dapat pula berupa pengulangan kata-kata kunci, seperti kata sampah pada contoh paragraf yang pertama. Pengulangan kata-kata kunci ini perlu dilakukan dengan hati-hati (tidak terlalu sering).

3. Keruntutan ParagrafKeruntutan paragraf adalah penyajian informasi secara urut, tidak melompat-lompat sehingga pembaca mudah mengikuti jalan pikiran penulis. Jika kita menggunakan model urutan tempat, hendaklah informasi tentang objek itu disajikan secara horizontal, seolah-olah pandangan mata penulis bergerak dair arah kiri ke kanan, atau bisa juga secara vertikal dari bawah ke atas atau sebaliknya. Yang penting adalah bahwa informasi disajikan secara berurut berdasarkan dimensi ruang.

4. Ketuntasan ParagrafParagraf yang baik adalah paragraf yang tuntas. Di dalam paragraf itu telah tercakup semua yang diperlukan untuk mendukung gagasan utama. Berkenaan dengan itu, tidak boleh terjadi sebuah paragraf yang panjang, tetapi belum tuntas. Sebaliknya, boleh jadi, paragraf itu pendek, tetapi sudah tuntas.

5. Kesamaan Sudut PandangParagraf yang baik hendaknya mempertahankan sudut pandang penulis dalam membahas permasalahan yang diutarakannya. Jika sudah dipastikan bahwa pembaca tidak dilibatkan secara eksplisit sebagai mitra tutur, pilihan itu harus dipertahankan sampai akhir karangan.

2.3. Pembagian ParagrafPembagian paragraf dibagi berdasarkan :1. Jenisnyaa. Paragraf PembukaParagraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menarik perhatian ini adalah dengan mengutip pernyataan yang memberikan rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal.

b. Paragraf PengembangParagraf pengembang ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir sekali di dalam bab atau anak bab itu. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Dengan kata lain, paragraf pengembang mengemukakan ini persoalan yang akan dikemukakan. Oleh sebab itu, satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan yang serasi dan logis. Paragraf itu dapat dikembangkan dengan cara ekpositoris, dengan cara deskriptif, dengan cara naratif, atau dengan cara argumentatif yang akan dibicarakan pada halaman-halaman selanjutnya.

c. Paragraf PenutupParagraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Biasanya, paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.2. Letak Kalimat Topika. Paragraf DeduktifParagraf deduktif adalah paragraf yang meletakkan kalimat topik pada awal paragraf.Contoh : Kemacetan menjadi masalah baru di Surabaya. Permasalahan terjadi karena banyaknya masyarakat yang membeli kendaraan baru. Padahal di Surabaya terdapat berbagai macam alat transportasi umum yang mumpuni.b. Paragraf InduktifParagraf induktif adalah paragraf yang meletakkan kalimat topik pada akhir paragraf.Contoh : Maka dari itu saya sangat setuju dengan adanya kegiatan kerja bakti seminggu sekali. Karena, jika lingkungan hidup bersih maka kita juga akan sehat. Maka dari itu, kegiatan kerja bakti sangat penting di lingkungan sekolah.Ada pula paragraf yang tidak memperlihatkan kalimat utamanya. Gagasan utama sebuah paragraf itu berada di seluruh paragraf. Paragraf seperti ini tidak mempunyai kalimat yang umum. Semua kalimat bersifat khusus. Biasanya paragraf seperti ini terdapat pada paragraf yang bersifat naratif.Contoh : Pada tengah hari itu Pak Lurah datang. Bapak Bupati datang ke tempat itu. Tiga jam kemudian kita melihat orang-orang telah berkumpul di arena itu. Tidak pula ketinggalan artis-artis muda belia. Para wartawan pun telah pula memanfaatkan waktu.Suatu hal lagi yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa kalimat topik itu harus kalimat yang ideal, bukan kalimat topik yang membingungkan. Kalimat topik itu harus bersifat umum, jangan mendetail.Kalimat topik yang ideal adalah kalimat topik yang jelas maksudnya dan mudah dipahami. Pembaca tidak usah berpikir lama-lama apa yang dimaksud oleh penulis. Biasanya, kalimat yang mudah dipahami itu adalah kalimat yang sederhana, ringkas, dan tidak berbelit-belit. Sebaliknya, kalimat topik yang tidak ideal atau kalimat tidak jelas dan membingungkan, harus dihindari.

3. Teknik Pemaparannyaa. DeskriptifParagraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan (lukisan). Paragraf ini melukiskan apa yang terlihat di depan mata. Jadi, paragraf ini bersifat tata ruang atau tata letak. Pembicaraannya dapat berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. Dengan kata lain, deskriptif berurusan dengan hal-hal kecil yang tertangkap oleh pancaindera.Contoh : Pasar Tanah Abang adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada di sana. Di toko yang paling depan berderet toko sepatu dalam dan luar negri. Di lantai dasar terdapat toko kain yang lengkap berderet-deret. Di samping kanan pasar terdapat warung-warung kecil penjual sayur dan bahan dapur. Di samping kiri ada pula berjenis-jenis buah-buahan. Pada bagian belakang kita dapat menemukan berpuluh-puluh pedagang daging. Belum lagi kita harus melihat lantai satu, dua dan tiga.

Ada hal yang penting diketahui tentang paragraf deskriptif ini, yaitu bahwa setiap kalimat yang membangun paragraf tersebut memiliki tingkat yang sama, setara, atau sederajat. Kemudian, paragraf deskriptif yang realistis memiliki sifat yang eskpositoris, sedangkan paragraf deskriptif yang subjektif lebih memiliki sifat emotif, yaitu menimbulkan efek emosional. Paragraf itu lebih banyak menimbulkan kesan yang subjektif.

b. EkspositorisParagraf ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan suatu objek. Peninjauannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisis kronologis atau kekurangan.Contoh : Pasar Kramat jati adalah pasar yang kompleks. Dilantai dasar terdapat lima puluh kios penjual beras. Setiap hari rata-rata terjual seribu lima ratus kilogram untuk setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas DKI dari pasar Kramat Jati.Ada yang perlu diketahui tentang paragraf ekspositoris. Ciri paragraf ini adalah penyampaian informasi. Di dalamnya akan kita temukan informasi yang tidak memengaruhi pembaca. Pembaca hanya memperoleh informasi atau pengetahuan. Paragraf ini antara lain dapat berupa definisi, analisis, laporan, pertimbangan, dan proses. Dari bagian-bagian itu akan kita temukan bagian-bagian kecil lagi.

c. ArgumentatifParagraf argumentatif sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam ekspositoris. Paragraf argumentatif disebut juga persuasi. Paragraf ini lebih bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya, paragraf ini menggunakan perkembangan analisis.Contoh : Masalah kelautan yang dihadapi dewasa ini ialah tidak adanya peminat atau penggemar jenis binatang laut seperti halnya peminat atau penggemar penghuni darat atau burung-burung yang indah. Tidak adanya penyediaan dana untuk melindungi ketam kenari, kima, atau tiram mutiara sebagaimana halnya untuk panda dan harimau. Jenis makhluk laut tiba-tiba punah sebelum manusia sempat melindunginya. Tiram raksasa di kawasan Indonesia bagian barat kebanyakan sudah punah. Sangat sukar menemukan tiram raksasa dewasa ini, padahal rumah tiram yang sudah mati mudah ditemukan. Demikian juga halnya dengan kepiting kelapa dan kepiting begal yang biasa menyebar dari pantai barat afrika sampai bagian barat lautan teduh, kini hanya dijumpai didaerah kecil yang terpencil. Dari mana diperoleh dana untuk melindungi semua ini?Hal yang penting diketahui tentang paragraf argumentatif ditandai oleh sifat bantahan atau tentangan terhadap sesuatu walaupun bantahan dan tentangan itu tidak memengaruhi pembaca. Mungkin pula di dalamnya ada pemecahan masalah.

d. NaratifKarangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu, sebuah karangan narasi atau paragraf naratif banyak kita temukan dalam novel, cerpen, atau hikayat.

2.4. Rangka atau Struktur ParagrafRangka atau struktur sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Dengan kata lain, apabila dalam sebuah paragraf terdapat lebih dari sebuah kalimat topik, paragraf itu tidak termasuk paragraf yang baik. Kalimat-kalimat di dalam paragraf itu harus saling mendukung, saling menunjang, kait-berkait satu dengan yang lainnya. Kalimat topik adalah kalimat yang berisi topik yang dibicarakan pengarang. Pengarang meletakkan inti maksud pembicaraannya pada kalimat topik.Karena topik paragraf adalah pikiran utama dalam sebuah paragraf, kalimat topik merupakan kalimat utama dalam paragraf itu. Karena setiap paragraf hanya mempunyai sebuah topik, paragraf itu tentu hanya mempunyai satu kalimat utama. Kalimat utama bersifat umum. Ukuran keumuman sebuah kalimat terbatas pada paragraf itu saja. Adakalanya sebuah kalimat yang kita anggap umum akan berubah menjadi kalimat yang khusus apabila paragraf itu diperluas. Perhatikan paragraf berikut :Penduduk Tegal, umpamanya, merasa tidak dapat hidup di daerahnya lagi karena bahan makanan yang akan dimakan sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan penduduk. Hal ini disebabkan oleh ledakan pendudu Tegal terlalu besar sehingga daerah pertanian yang relatif tidak bertambah hasilnya itu tidak dapat menampung perkembangan penduduk. Pertumbuhan penduduk Tegal jauh lebih besar daripada perkembangan daerah pertanian yang ada di situ.Kalau kita lihat paragraf di atas, kalimat yang paling umum sifatnya ialah kalimat pertama, yaitu Penduduk Tegal, umpamanya, merasa tidak dapat hidup di daerahnya lagi karena bahan makanan yang akan dimakan sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan penduduk. Kalimat-kalimat selanjutnya adalah kalimat-kalimat penjelas yang fungsinya menjelaskan gagasan utama yang terletak pada kalimat pertama.

Tanda ParagrafSebuah paragraf dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak menjorok ke dalam, kira-kira lima ketukan mesin ketik atau kira-kira dua sentimeter. Dengan demikian, para pembaca mudah dapat melihat permulaan tiap paragraf sebab awal paragraf ditandai oleh kalimat permulaannya yang tidak ditulis sejajar dengan garis margin atau garis pias kiri. Selain itu, penulis dapat pula menambahkan tanda sebuah paragraf itu dnegna memberikan jarak agak renggang dari paragraf sebelumnya.

2.5. Teknik Pengembangan ParagrafTeknik pengembangan paragraf itu, secara garis besar, ada dua macam. Pertama, pengembangan dilakukan dengan menggunakan ilustrasi. Apa yang dikatakan kalimat topik itu dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga di depan pembaca tergambar dengan nyata apa yang dimaksud oleh penulis. Kedua, pengembangan dilakukan dengan analisis. Apa yang dinyatakan kalimat topik dianalisis secara logis sehingga pernyataan tadi merupakan sesuatu yang meyakinkan.Di dalam praktiknya, kedua teknik di atas dapat diperinci lagi menjadi beberapa cara yang lebih praktis, diantaranya adalah :a. Dengan Memberikan Contoh/FaktaBiasanya, pembaca senang membaca paragraf-paragraf yang dikembangkan dengan cara ini. Perhatikan paragraf berikut:

Kegiatan KUD di desa-desa yang belum dewasa sering di campuri oleh tengkulak-tengkulak, seperti di Desa Kioro. Semua kegiatan KUD selalu di pantau oleh tengkulak-tengkulak. Kadang-kadang bukan memantau lagi namanya, tetapi langsung ikut serta menentukan harga gabah penduduk yang akan di jual ke koperasi. Tengkulak itulah yang mengatur pembagian uang yang ditangani oleh ketua koperasi,mengatur pembelian padi, dan sebagainya. Demikian pula halnya dalam menjual kembali ke masyarakat. Harga padi selalu ditentukan oleh tengkulak itu. Dari hasil penjualan ini tengkulak meminta upah yang cukup besar dari ketua koprasi.

Dalam mengunakan cara ini, penulis hendaknya pandai memilih contoh-contoh yang umum, contoh yang representatif, yang dapat mewakili keadaan yang sebenarnya, dan bukan contoh yang dicari-cari.

b. Dengan Memberikan Alasan-AlasanDalam cara ini, apa yang dinyatakan oleh kalimat topik dianalisis berdasarkan logika, dibuktikan dnegna uraian-uraian yang logis dengan menjelaskan sebab-sebab mengapa demikian. Perhatikan paragraf berikut :Membiasakan diri berolahraga setiap pagi banyak manfaatnya bagi seorang pegawai. Olahraga itu sangat perlu untuk mengimbangi kegiatan duduk berjam-jam dibelakang meja kantor. Kalau tidak demikian, pegawai iu akan menderita beberapa penyakit karena tidak ada keseimbangan kerja otak dan kerja fisik. Kalau pegawai itu menderita sakit, berarti membengkalaikan pekerjaan kantor yang berarti pula melumpuhkan kegiatan negara.

c. Dengan BerceritaBiasanya, pengarang mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa yang sedang atau sudah berlalu apabila ia mengembangkan paragraf dengan cara ini. Dengan paragraf itu, pengarang berusaha membuat lukisannya itu hidup kembali. Perhatikan paragraf berikut :

Kota Wonosobo telah mereka lalui. Kini jalan lebih menanjak dan sempit berliku-liku. Bus meraung-raung ke dataran tinggi Dieng. Di samping kanan jurang menganga, tetapi pemandangan di kejauhan adalah hutan pinus menyelimuti punggung bukit bekas-bekas kawah yang memutih. Pemandangan itu melalaikan goncangan bus yang tak henti-hentiya berkelak-kelok. Sesekali atap rumah berderet kelihatan di kejauhan.

BAB IIIPENUTUP

3.1. KesimpulanSesuai dengan rumusan masalah, tujuan, dan pembahasan dalam makalah ini, maka dapat ditarik kesimpulan : Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Paragraf yang baik itu harus memiliki lima ketentuan yaitu kesatuan paragraf, kepaduan paragraf, keruntutan paragraf, ketuntasan paragraf, dan kesamaan sudut pandang. Pembagian paragraf :1. Menurut jenisnya, terdiri atas paragraf pembuka paragraf pengembang paragraf penutup2. Menurut letak kalimat topik, terdiri atas paragraf deduktif paragraf induktif3. Menurut teknik pemaparannya, terdiri atas deskriptif ekspositoris argumentatif naratif Rangka atau struktur sebuah paragraf yang baik harus terdiri atas sebuah kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Teknik pengembangan paragraf itu, secara garis besar, ada dua macam. Pertama, pengembangan dilakukan dengan menggunakan ilustrasi. Kedua, pengembangan dilakukan dengan analisis. Di dalam praktiknya, kedua teknik di atas dapat diperinci lagi menjadi beberapa cara yang lebih praktis, diantaranya adalah dengan memberikan contoh/fakta, dengan memberikan alasan-alasan, dan dengan bercerita.

3.2. SaranSebaiknya dalam penyusunan paragraf harus menggunakan aturan-aturan yang sudah disepakati, karena masih banyak orang yang menulis sebuah paragraf bahkan wacana tidak mengikuti aturan-aturan dalam penulisan paragraf yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2015. Bahasa Indonesia Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Pustaka Mandiri.https://khusnul05.wordpress.com/2013/11/19/makalah-bahasa-indonesia-tentang-paragraf/http://mintorogo20.blogspot.com/2014/01/makalah-paragraf-dan-alinea.htmlhttp://ridwankreatif.blogspot.com/2012/10/kohesi-dan-koherensi.htmlhttp://dandelionidha.blogspot.com/2013/03/kohesi-dan-koherensi_1709.htmlhttp://januar-ikmal.blogspot.com/2014/04/contoh-paragraf-deduktif-dan-induktif.htmlhttp://www.duniapelajar.com/2014/05/13/contoh-contoh-paragraf-deduktif-induktif/http://penduyangel-123.livejournal.com/2067.html