BI , KTL.I002.125
Transcript of BI , KTL.I002.125
BUKU INFORMASI
MENGOPERASIKAN INSTALASI LISTRIK
BANGUNAN INDUSTRI KECIL
KTL.IO02.125.01
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS DIREKTORAT BINA STANDARDISASI KOMPETENSI DAN PELATIHAN KERJA
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan 2015
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 2 dari 56
5
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------------------- 3
BAB I PENDAHULUAN------------------------------------------------------------------------- 4
A. Tujuan Umum -------------------------------------------------------------------- 4
B. Tujuan Khusus ------------------------------------------------------------------- 4
BAB II MERENCANAKAN DAN MEYIAPKAN PENGOPERASIAN INSTALASI
LISTRI ----------------------------------------------------------------------------------- 5
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam merencanakan dan
menyiapkan pengoperasian instalasi listrik ----------------------------------- 5
1. Memeriksa gambar satu garis yang berkaitan dengan
pengoperasian PHB sesuai dokumen yang ditetapkan
perusahaan dan SOP ---------------------------------------------------------- 5
2. Menyusun rencana kerja sesuai sesuai SOP ------------------------------- 12
3. Menyiapkan alat kerja, alat K3 dan alat bantu supaya kondisi
dalam bekerja aman ---------------------------------------------------------- 21
4. Menghubungi personil berwenang untuk memastikan pekerjaan
telah dikoordinasikan secara efektif dengan pihak terkait sesuai
SOP ------------------------------------------------------------------------------- 22
5. Memahami Ketentuan dan prosudur K3 sesuai setandar yang
berlaku -------------------------------------------------------------------------- 22
B. Keterampilan ----------------------------------------------------------------------- 23
C. Sikap Kerja ------------------------------------------------------------------------ 23
BAB III MENGOPERASIKAN INSTALASI LISTRIK ------------------------------------------- 23
A. Pengetahuan Yang diperlukan dalam Mengoperasikan Instalasi
Listrik ------------------------------------------------------------------------------- 23
1. Memeriksa sambungan dan terminasi kabel sesuai dokumen
pemasangan dan SOP --------------------------------------------------------- 24
2. Memeriksa pemasangan peralatan pengaman instalasi sesuai
instruksi manual peralatan dan SOP ---------------------------------------- 26
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 3 dari 56
5
3. Memeriksa kelayakan perlengkapan utama dan perlengkapan
instalasi sesuai SOP dan dokumen pemasangan -------------------------- 32
4. Memberi tegangan pada instalasi listrik sesuai SOP ---------------------- 45
B. Keterampilan -------------------------------------------------------------------- 46
C. Sikap Kerja ----------------------------------------------------------------------- 46
BAB IV MEMERIKSA OPERASI JPU ----------------------------------------------------------- 47
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam memeriksa operasi JPU ------------- 47
1. Memeriksa urutan fase R,S dan T sesuai instruksi manual ------------- 47
2. Mengukur beban PHB pada masing masing jurusan Instalasi dan
pencabangannya sesuai SOP ------------------------------------------------- 48
3. Mengindentifikasi penyimpangan yang terjadi sesuai SOP -------------- 50
4. Memecahkan penyimpangan yang terjadi dan melaporkan
sesuai SOP ---------------------------------------------------------------------- 50
B. Keterampilan yang diperlukan dalam memeriksa --------------------------- 50
C. Sikap Kerja ----------------------------------------------------------------------- 51
BAB.V MEMBUAT LAPORAN -------------------------------------------------------------------- 52
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam membuat laporan ------------------ 52
1. Membuat laporan pengoperasian sesuai prosedur perusahaan --------- 52
2. Membuat berita acara pengoperasian --------------------------------------- 53
B. Keterampilan ---------------------------------------------------------------------- 53
C. Sikap Kerja ------------------------------------------------------------------------- 53
DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------------------- 54
A. Daftar Perundang – Undangan -------------------------------------------------- 54
B. Buku Referensi --------------------------------------------------------------------- 54
C. Referensi Lainya ------------------------------------------------------------------ 54
DAFTAR ALAT DAN BAHAN --------------------------------------------------------------------- 55
A. Daftar Peralatan/Mesin ----------------------------------------------------------- 55
B. Daftar Bahan ----------------------------------------------------------------------- 55
DAFTAR NAMA PENYUSUN --------------------------------------------------------------------- 56
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 4 dari 56
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu menyusun laporan
akhir hasil penyelenggaraan pelatihan.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi
Mengoperasikan Instalasi Listrik Bangunan Industri Kecil ini guna memfasilitasi
peserta latih sehingga pada akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan
sebagai berikut :
1. Merencanakan dan menyiapkan pengoperasian instalasi listrik yang meliputi
kegiatan pemeiriksaan gambar satu garis, Menyusun rencan kerja sesuai,
menyiapkan alat kerja, alat K3 dan alat bantu. Mengkoordinasikan pekerjaan,
dan memeriksa perintah kerja.
2. Mengoperasikan instalasi listrik yang meliputi kegiatan memeriksa
penyambungan dan terminasi sesuai dengan dokumen pemasangan dan SOP,
memeriksa pemasangan peralatan pengaman instalasi , melaksanakan
pemeriksaan kelayakan perlengkapa utama dam instalasi sesusesuai SOP dan
dokumen pemasangan, memberi tegangan pada instalasi listrik sesuai SOP .
3. Memeriksa Operasi JPU yang meliputi kegiatan memeriksa dan mengukur
tegangan setiap fase pada PHB, memeriksa urutan fase R, S dan T pada PHB
dengan tester putaran fase, melaksanakan pengukuran beban PHB untuk
masing-masing jurusan instalasi dan percabangan, melakukan identifikasi
penyimpangan operasi yang terjadi, dan melaporkan jika terjadi
penyimpangan sesuai SOP.
4. Membuat Laporan yang meliputi kegiatan membuat berita acara
pengoperasian, dan membuat laporan pengoperasian.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 5 dari 56
5
BAB II
MERENCANAKAN DAN MENYIAPKAN PENGOPERASIAN INSTALASI
LISTRIK
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Merencanakan dan Menyiapkan
Pengoperasian Instalasi Listrik.
1. Memahami Gambar Satu Garis yang Berkaitan dengan Pengoperasian
Instalasi Listrik.
Dalam diagram garis tunggal dari APP ( Alat Pemgukur dan Pembatas ) ke
PHB ( Panel Hubung Bagi ) utama yang didistribusikan kebeberapa grup
langsung ke beban ( untuk bangunan berkapasitan kecil maupun besar ) dan
melalui panel cabang (SDP) maupun sub panel cabang (SSDP) Baru ke beban,
(Gambar 1.1 ). Pada diagram garis tunggal ini selain pembagian grup pada
PHB Utama/Cabang/Sub cabang juga mengimformasikan jenis beban, ukuran
dan jenis penghantar ,ukuran dan jenis penghantar arusnya dan sistem
pembumiannya / pentanahan
Gambar 1.1 Diagram Garis Tunggal/Satu Garis
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 6 dari 56
5
Untuk memberikan penjelasan yang rinci dari perancang kepada pelaksana
peroyek atau dalam hal ini kontraktor. Maka dalam gambar rinci dapat diberi
ukuran {panjang x lebar x tinggi ) suatu barang misalnya panel hubung
bagi . Bahkan secara pasangan kabel, atau pemasangan detail instalasi
penangkal petir dapat ditambahkan.
Gambar 1.2 Diaram satu garis instalasi listrik pada bangunan sistem tegangan
Kecil 20 kv dan tegangan rendah 380/220 V
Gambar rinci sekurang – kurangnya meliputi :
- Ukuran fisik PHB
- Cara pemasangan perlengkapan Listrik
- Cara pemasangan kabel/penghantar
- Cara kerja rangkaian kendali
- Dan lain – lain informasi/data yang di perlukan sebagai perlengkap
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 7 dari 56
5
APP merupakan bagian dari pekerjaan dan tanggung jawab pengusaha
ketenagalistrikan (PLN) . Terdiri dari alat ukur Kwh meter dan pembatas arus:
- untuk sistem satu fasa
- untuk sistem tiga fasa.
Gambar. 1.3. APP Sistem satu fasa
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 8 dari 56
5
Gambar 1.4 APP Sistem Tiga Fasa
Panel Hubung Bagi (PHB } adalah panel berbentuk almari (Cublicle ) yang dapat
dibedakan sebagai :
- Panel Utama/MDP : Main Distribution Panel
- Panel Cabang/SDP : Sub Distribution Panel
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 9 dari 56
5
- Panel Beban/ SSDP : Sub Sub Distribution Panel
Untuk PHB sistem tegangan rendah , hantaran utamanya merupakan kabel
feeder biasanya menggunakan NYFGBY . Didalam panel biasanya busbar/rel
dibagi menjadi dua segmen yang saling berhubungan dengan saklar pemisah ,
yang satu mendapat saluran masuk dari APP (Pengusaha ketenaga listrikan) dan
satulagi dari sumber listrik sendiri (genset) . Dari kedua busbar didistri-
Busikan kebeban secara langsung atau melalui SDP dan atau SSDP .Tujuan
busbar dibagi menjadi dua segmen ini adalah jika sumber listrik dari PLN mati
akibat gangguan ataupun karena pemeliharaan , maka suplayi kebeban tidak
akan terganggu dengan adanya listrik sendiri (genset) sebagai cadangan.
. CB (Circuit Breker )
. MCB ( Miniatur Circuit Breaker)
. MCCB (Mold Case Circuit Breaker)
. Sekering dan pemisah
. Relay Proteksi
. Alat alat listrik : Amper meter ,Volt meter,Frekuensi meter, Cos meter,
Lampu indikator, dll.
MCB adalah pengaman rangkaian yang dilengkapi dengan pengaman thermis
(bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga dilengkapi relai elektromagnetik
untuk pengaman hubung singkat. MCB banyak digunakan untuk pengaman sirkit
satu phasa dan tiga phasa. Keuntungan menggunakan MCB sebagai berikut.
Panel Hubung Bagi (PHB } adalah panel berbentuk almari (Cublicle ) yang dapat
dibedakan sebagai :
- Panel Utama/MDP : Main Distribution Panel
- Panel Cabang/SDP : Sub Distribution Panel
- Panel Beban/ SSDP : Sub Sub Distribution Panel
Untuk PHB sistem tegangan rendah , hantaran utamanya merupakan kabel
feeder biasanya menggunakan NYFGBY . Didalam panel biasanya busbar/rel
dibagi menjadi dua segmen yang saling berhubungan dengan saklar pemisah ,
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 10 dari 56
5
yang satu mendapat saluran masuk dari APP (Pengusaha ketenaga listrikan) dan
satulagi dari sumber listrik sendiri (genset) . Dari kedua busbar didistri-
Busikan kebeban secara langsung atau melalui SDP dan atau SSDP .Tujuan
busbar dibagi menjadi dua segmen ini adalah jika sumber listrik dari PLN mati
akibat gangguan ataupun karena pemeliharaan , maka suplayi kebeban tidak
akan terganggu dengan adanya listrik sendiri (genset) sebagai cadangan.
Peralatan pengaman arus listrik untuk penghubung dan pemutus terdiri dari :
. CB (Circuit Breker )
. MCB ( Miniatur Circuit Breaker)
. MCCB (Mold Case Circuit Breaker)
. NFCB (No Fuse Circuit Breaker )
. OCB ( oil Circuit Breaker )
. Sekering dan pemisah
. Relay Proteksi
. Trafo tegangan dan trafo arus
. Alat alat listrik : Amper meter ,Volt meter,Frekuensi meter, Cos meter,
Lampu indikator, dll.
MCB adalah pengaman rangkaian yang dilengkapi dengan pengaman thermis
(bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga dilengkapi relai elektromagnetik
untuk pengaman hubung singkat. MCB banyak digunakan untuk pengaman
sirkit satu phasa dan tiga phasa. Keuntungan menggunakan MCB sebagai berikut.
1. Dapat memutuskan rangkaian tiga phasa walaupun terjadi hubung singkat pada
salah satu phasanya.
2. Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat hubung singkat
atau beban lebih.
3. Mempunyai tanggapan yang baik apabila terjadi hubung singkat atau beban
lebih.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 11 dari 56
5
Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan
elektromagnetis, pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus beban
lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika
terjadi hubung singkat. Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama
dengan thermal overload yaitu menggunakan dua buah logam yang digabungkan
(bimetal), pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini bergantung pada
besarnya arus yang harus diamankan, sedangkan pengaman elektromagnetik
menggunakan sebuah kumparan yang dapat menarik sebuah angker dari besi
lunak. MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman satu phasa,
sedangkan untuk pengaman tiga phasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas
yang disatukan, sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu kutub maka
kutub yang lainnya juga akan ikut terputus.
Gambar 1.5 MCB (Miniatur Circuit Breaker
MCCB merupakan alat pengaman yang dalam proses operasinya mempunyai dua
fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat penghubung. Jika dilihat dari
segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 12 dari 56
5
hubung singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu, pengaman ini
mempunyai kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang
diinginkan.
Gambar 1.6 Bentuk fisik MCCB
2. Menyusun rencana kerja
a).Pengontrolan lampu penerangan untuk bangunan
industry
Di dalam merencanakan gambar banyak kita jumpai bahwa suatu instalasi
listrik tidak selalu untuk lampu-lampu penerangan atau untuk motor-
motor listrik, akan tetapi untuk kedua-duanya, yaitu untuk keperluan
penerangan maupun untuk motor-motor listrik (tenaga). Sebagai contoh,
instalasi listrik di dalam rumah tinggal atau hotel, di dalamnya tidak hanya
ada instalasi listrik untuk penerangan saja, tetapi juga terdapat instalasi
listrik untuk motor-motor seperti kipas angin, almari es, air conditioner,
dan sebagainya. Di dalam bengkel atau pabrik dapat dijumpai bahwa
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 13 dari 56
5
instalasi listrik tidak hanya untuk penerangan atau motor-motor, akan
tetapi untuk kedua-duanya.
b). Perencanaan instalasi listrik
Sebelum menggambar terlebih dahulu mengukur denah gambar sesuai
lokasi/situasi dimana rencana bangunan atau gedung akan dipasang
instalasi listriknya. Dalam gambar
Gambar 2.1. Perencanaan instalasi listrik
Sebelum menggambar terlebih dahulu mengukur denah gambar sesuai
lokasi/situasi dimana rencana bangunan atau gedung akan dipasang
instalasi listriknya. Dalam gambar rencana kita buat gambar denah
ruangan, gambar pengawatan secaralengkap serta gambar skema beban
listrik berikut kelengkapan perhitungan material (komponen) dan
tafsiran harga, bila perlu dilengkapi dengan tenaga dan biaya. Adapun
contoh dari perencanaan pemasangan instalasi listrik sebagai berikut :
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 14 dari 56
5
c). Memasang instalasi penerangan mengunakan satu saklar seri
dan dua buah lampu.
Gambar Ruangan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 15 dari 56
5
Diagram Satu Garis
Diagram Pengawatan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 16 dari 56
5
d). Memasang instalasi penerangan menggunakan satu saklar
tukar dengan dua buah lampu.
Diagram Satu Garis
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 17 dari 56
5
Diagram Pengawatan
e). Memasang instalasi penerangan menggunakan dua saklar
tukar dengan satu buah lampu. ( rangkaian saklar hotel ).
Denah Ruangan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 18 dari 56
5
Diagram Satu Garis
Diagram Pengawatan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 19 dari 56
5
f). Memasang instalasi penerangan menggunakan dua saklar
tukar , satu saklar silang dan satu buah lampu
Denah Ruangan
Diagram Satu Garis
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 20 dari 56
5
Diagram Pengawatan
g). Perencanaan instalasi penerangan pada rumah / gedung
Denah dan Diagram Satu Garis
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 21 dari 56
5
Denah dan Diagram Pengawatan
3.Menyiapkan Alat Kerja ,alat K3 dan alat bantu
Peralatan yang dibutuhkan dikumpulkan untuk kemudian diperiksa
satu persatu untuk memastikan bahwa peralatan tersebut dalam
kondisi baik dan dapat digunakan.
Peralatan yang biasa dibutuhkan antara lain :
1. Tool kit (alat-alat listrik yang dikemas dalam satu set yang
didalamnya terdapat: Obeng + dan Obeng – dengan berbagai
macam ukuran, Tang, Solder, Palu, Testpen, Multitester/Avo
meter)
2. Alat pengukur isolasi (Megger)
3. Alat khusus sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dikerjakan
4. Peralatan dan perlengkapan serta sarana penunjang, yang
diperlukan untuk pekerjaan perawatan dan perbaikan rutin
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 22 dari 56
5
Alat-alat keselamatan kerja antara lain:
1. Pakaian kerja atau baju pelindung;
2. Safety shoes
3. Topi atau helm
4. Sarung tangan (Gloves)
5. Kacamata
6. Masker
Kelengkapan Kerja yang dibutuhkan :
1. Tangga
2. Sarung tangan
3. Helmet
4. Pakaian kerja
4. Mengkoordinasikan pekerjaan
Setelah rencana kerja disusun, pihak yang terkait dalam hal ini adalah
anggota tim yang terlibat dalam penyelesaian pekerjaan dihubungi
untuk memastikan bahwa pekerjaan dikoordinasikan secara efektif
sehingga tidak terjadi kesalahpahaman pada saat pelaksanaan
pekerjaan.
5.Memahami ketentuan dan prosedur K3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu tindakan untuk
pencegahan supaya tidak terjadi kecelakaan pada waktu melakukan
atau tidak suatu kegiatan pekerjaan yang mungkin dapat terjadi
kepada si pekerja maupun kepada orang lain, mesin, alat dan
lingkungan kapan saja dan dimana saja.
Pencegahan terjadinya kecelakaan ditempat kerja/praktek harus
memperhatikan beberapa factor antara lain :
1. Pastikan sempurna alat-alat
2. Pastikan sempurna pakaian kerja
3. Harus disiplin dalam menggunakan alat-alat
4. Harus hati-hati dan konsentrasi pada pekerjaan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 23 dari 56
5
5. Pastikan sudah memahami & menguasai cara kerja suatu mesin
atau alat
6. Pastikan kondisi tubuh sebelum bekerja dalam keadaan sehat
Tanggung jawab pekerja atau siswa terhadap K3 Pekerja atau
siswa mempunyai tanggung jawab sebagai berikut :
a.Harus mentaati peraturan dan intruksi yang benar dari atasannya
b.Bertindak benar dan tepat pada waktu terjadinya kecelakaan
c.melaporkan segera, bila mana terjadi kecelakaan
d.menyelidiki dan menerangkan penyebab terjadinya kecelakaan
atau kerusakan pada mesin
e.Bekerja dengan penuh konsentrasi dan hati-hati
B. Keterampilan yang diperlukan dalam merencanakan dan Menyiapkan pengoperasian Instalasi Listrik.
1. Menyiapkan diagram gambar satu garis yang berkaitan dengan
Pengoperasian instalasi Listri.
2. Menyusun rencana kerja
3. Menyiapkan alat kerja, alat K3 dan alat bantu
4. Mengkoordinasikan pekerjaan sesuai Sop
5. Menerapkan prosedur K3 sesuai standar yang berlaku
C . Sikap kerja
1. Cermat dan teliti
2. Rapi mengikuti Prosedur
3. Ramah berbicara dan jelas mudah di mengerti
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 24 dari 56
5
BAB III
MENGOPERASIKAN INSTALASI LISTRIK
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mengoperasikan instalasi
Listrik.
1. Memeriksa penyambungan dan terminasi kabel sesuai dokumen
pemasangan dan SOP
1.1.Terminasi dan Sambungan Kabel
Adalah aksesoris kabel atau lengkapan kabel yang merupakan jenis material
yang sangatdiperlukan untuk melengkapi bagian sisi kabel yang sifatnya harus
disesuaikan dengan sisi kabel yang diperlukan, sehingga tidak mudah untuk
memahami dan menentukan obyek aksesoris yang diperlukan, perlu adanya
pengenalan terhadap kabel itu sendiri sebagai dasar untuk menentukan jenis
aksesoris yang akan digunakan.
Ada beberapa jenis aksesoris kabel :
(a ).Terminasi Kabel (Terminating)
Terminasi Indoor adalah jenis aksesoris kabel pasangan dalam terdiri dari
beberapa material tertentu yang hasil pemasangannya diperuntukan
berada didalam ruangan antara lain : Kabel 1 inti (single core), kabel 3
inti (three core), kabel 4 inti (four core), mulai dari 1 kV sampai dengan
36 kV.
Terminasi Outdor adalah jenis aksesoris kabel pasangan luar terdiri dari
beberapa material tertentu yang hasil pemasangannya diperuntukan
berada diluar ruangan antara lain : Kabel 1 inti (single core), kabel 3 inti
(three core), kabel 4 inti (four core), mulai dari 1 kV sampai dengan 36
kV.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 25 dari 56
5
Terminasi memiliki berbagai macam bentuk atau tipe, jenis dan ukuran
mengikuti ukuran yang disesuaikan dengan
kabel dan atau keperluan yang akan dipakai seperti Tegangan Rendah
(LV), Tengangan Kecil (MV), Tegangan Tinggi (HV), keterangan ini sangat
diperlukan untuk menentukan jenis aksesoris yang dipakai untuk
menghindari kesalahan pemasangan yang akan mengakibatkan gangguan
pada jaringan.
(b).Sambungan Kabel(Jointing)
Adalah merupakan aksesoris jenis sambungan kabel yang berfungsi untuk
menyambungkan kembali kabel yang terputus (mengembalikan fungsi
dan sifat kabel seperti semula dengan material aksesoris dimaksud),
perlu adanya pemahaman jenis kabel yang akan disambung untuk
menyesuaikan jenis/tipe sambungan yang diperlukan supaya lebih tepat.
Memiliki berbagai macam bentuk atau tipe, jenis dan ukuran mengikuti
ukuran yang disesuaikan dengan kabel dan atau keperluan yang akan
dipakai (Tegangan Rendah (LV), Tengangan Kecil (MV), Tegangan
Tinggi (HV), keterangan ini sangat diperlukan untuk menentukan jenis
aksesoris yang dipakai untuk menghindari kesalahan pemasangan yang
akan mengakibatkan gangguan pada jaringan.
(c) PERLU DIPERHATIKAN BAHWA KEGAGALAN PADA JARINGAN SERING
TERJADI AKIBAT:
22% akibat dari kesalahan ketika menentukan jenis material/sambungan.
50% akibat dari ketidak tahuan instalatir (jointer) dan atau tidak
bersertifikat.
28% akibat dari kualitas material yang dipakai.sering terjadi pada bagian-
bagian seperti : Konektor yang diakibatkan adanya pengepressan tidak
sempurna (tidak sesuai dengan standar PLN), Pita isolasi yang diakibatkan
adanya lilitan yang tidak sempurna (tingkat ketebalan yang tidak
merata),Dan lain sebagainya.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 26 dari 56
5
2. Memeriksa pemasangan Peralatan pengaman instalasi sesuai
instruksi manual peralatan dan SOP.
a).Pemilihan gawai pengaman ( MCB atau Miniatur
Circuit Breaker)
MCB adalah suatu rangkaian pengaman yang dilengkapi dengan
komponen thermis (bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga
dilengkapi relay elektromagnetik untuk pengaman hubung singkat.
MCB banyak digunakan untuk pengaman sirkit satu fasa dan tiga fasa.
Keuntungan menggunakan MCB, yaitu :
- Dapat memutuskan rangkaian tiga fasa walaupun terjadi hubung
singkat pada salah satu fasanya.
- Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat
hubung singkat atau beban lebih.
- Mempunyai respon yang baik apabila terjadi hubung singkat atau
beban lebih.
Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan
elektromagnetis, pengaman termis berfungsi untuk mengamankan
arus beban lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi
untuk mengamankan jika terjadi hubung singkat. Pengaman thermis
pada MCB memiliki prinsip yang sama dengan thermal overload yaitu
menggunakan dua buah logam yang digabungkan (bimetal),
pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini bergantung
pada besarnya arus yang harus ran yang dapat menarik sebuah
angker dari besi lunak. 84
MCB dibuat hanya memiliki satu kut pengaman tiga fasa biasanya
memiliki tiga kutub dengan tuas yang disatukan, sehingga apabila
terjadi gangguan pada salah satu kutub maka kutub yang lainnya
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 27 dari 56
5
juga akan ikut terputus. Berdasarkan penggunaan dan daerah
kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi 5 jenis ciri yaitu :
- Tipe Z (rating dan breaking capacity kecil) : Digunakan untuk
pengaman rangkaian semikonduktor dan trafo-trafo yang sensitif
terhadap tegangan.
- Tipe K (rating dan breaking capacity kecil)
- Digunakan untuk mengamankan alat-alat rumah tangga.
- Tipe G (rating besar) untuk pengaman motor.
- Tipe L (rating besar) untuk pengaman kabel atau jaringan.
- Tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan
Gambar 2.1 MCB (Miniatur Circuit Breaker)
Macam-macam tipe MCB (Miniatur Circuit Breker)
a) MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)
MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses
operasinya mempunyaidua fungsi yaitu sebagai pengaman dan
sebagai alat untuk penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman,
maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus
hubung singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman
ini, mempunyai kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai
dengan yang diinginkan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 28 dari 56
5
Gambar 2.2. MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)
APP dari PLN (kWH Meter)
APP (Alat Pengukur dan Pembatas) biasa disebut juga dengan meteran PLN
(kWH meter). Alat ini berfungsi sebagai tempat penyambungan kabel dari
tiang listrik ke instalasi dalam rumah. Selain itu, APP berfungsi sebagai
pengukur daya listrik (kWH meter) yang digunakan disebuah rumah, dan
sebagai pembatas/pemutus arus saat arus listrik di rumah tersebut
berlebihan. Pemutus arus ini berupa MCB (Mini Circuit Breaker) atau
sekring. APP manyalurkan listrik menuju ke PHB (Perlengkapan Hubung
Bagi) atau disebut box MCB.
Gambar 2.3 Bentuk KWH Meter
PHB (Box MCB)
PHB berfungsi untuk menerima energi listrik dari APP, mendistribusikan dan
mengontrol penyalurannya melalui sirkuit cabang ke PHB cabang (misalnya
pada rumah bertingkat) atau dari PHB langsung melalui sirkuit akhir ke
beban, seperti stop kontak, lampu
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 29 dari 56
5
Gambar 2.3. Bentuk KWH Meter
Elektrode Pembumian (Arde)
Pembumian adalah penyaluran hubungan ke bumi jika terdapat
kebocoran instalasi atau arus listrik, karena bumi merupakan penetral
arus listrik yang besar.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 30 dari 56
5
Gambar 2.4. Sambungan Saluran Pentanahan
Menurut PUIL 2000, elektrode pembumian adalah bagian konduktif atau
kelompok bagian konduktif yang membuat kontak langsung dan
memberikan hubungan listrik dengan bumi. Elektrode pembumian dibuat
dari bahan tembaga atau baja yang digalvanisasi (dilapisi tembaga). Alat
ini digunakan untuk melindungi keselamatan pemilik instalasi dan
peralatan/perlengkapan listrik agar terhindar dari kerusakan.
Prinsip instalasi elektrode pembumian sama dengan instalasi penangkal
petir, terutama pada bagian penyalur sampai ke elektrode tanah.
Resistasi elektrode harus
Gambar 2.4. Sambungan Saluran Pentanahan
dapat diukur. Alat yang digunakan untuk mengukur resistansi elektrode
pembumian adalah Earth Tester
Penghantar Pentanahan
Penghantar pentanahan adalah penghantar pengaman yang digunakan
pada sistem pentanahan, yaitu untuk menghubungkan sistem pentanahan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 31 dari 56
5
dari elektrode pentanahan ke terminal utama pentanahan dan dari
terminal utama pentanahan sampai ke peralatan listrik yang ditanahkan.
Adapun rumus dalam pemasangan penghantar tanah sebagai berikut
Tabel 3. Jenis Tahanan pada Tanah
No JENIS TANAH TAHANAN JENIS
TANAH (ohm, meter)
1 Tanah yang mengandung air garam
30
2 Rawa 100 3 Tanah liat 200
4 Pasir basah 500 5 Batu –batu kerikir
basah 1000
6 Pasir dan batu kerikir
kering
3000
7 batu 5-6
Penghantar tanah harus dibuat dari bahan tembaga, aluminium, baja atau
perpaduan dari bahan tersebut. Berdasarkan kekuatan mekanisnya, luas
penampang minimum penghantar bumi yaitu:
a) Untuk penghantar yang terlindung kokoh secara mekanis 1.5 mm2
tembaga atau 2.5 mm2 aluminium.
b) Untuk penghantar yang tidak terlindungi kokoh secara mekanis 4 mm2
tembaga atau pita baja yang tebalnya 2.5 mm2 dan luas
penampangnya 50 mm2.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 32 dari 56
5
Gambar2.5Kawat
Penghantar Pentanahan
3. Memeriksa kelayakan perlengkapan utama dan perlengkapan instalasi sesuai SOP dan dokumen pemasangan
Stop Kontak
Stop kontak merupakan komponen instalasi listrik yang berfungsi untuk
mendistribuskan energi listrik dari instalasi rumah ke beban (telivisi, radio,
rice cooker, mesin cuci dan alat elektronik lainnya). Stop kontak biasa
disebut juga dengan kotak kontak. Pasangan stop kontak adalah tusuk
kontak yang biasa disebut juga dengan steker (colokan).
a) Stop Kontak Biasa
Stop kontak ini biasanya juga disebut KKB (kotak kontak biasa). Stop
kontak ini digunakan untuk daya listrik relatif kecil. Pada instalasi
rumah, stop kontak biasa lebih banyak digunakan daripada stop kontak
khusus. Berdasarkan bentuknya, stop kontak terdapat beberapa
macam yaitu stop kontak biasa, stop kontak dengan hubungan tanah,
dan stop kontak tahan air/tetesan. Sedangkan berdasarkan
pemasangannya, stop kontak terdiri dari stop kontak yang dapat
ditanam dalam dinding dan stop kontak yang dipasang di permukaan
dinding.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 33 dari 56
5
Gambar 3.1 Stop kontak biasa
Jika kita memasang stop kontak dengan ketinggian kurang dari 125
cm, kita harus memberikan pengaman (tutup) baik dengan cara
diputar atau cara pengaman yang lain untuk melindungi penghuni
rumah dari bahaya tersengat listrik, karena stop kontak tersebut sangat
mudah dijangkau, bahkan oleh anak-anak
b) Stop kontak khusus
Stop kontak ini biasanya disebut juga dengan KKK (kotak kontak
khusus). Stop kontak ini digunakan untuk daya listrik yang relatif besar.
Pada instalasi rumah, stop kontak ini dipasang beberapa buah. Artinya,
kebutuhan jauh lebih sedikit dari stop kontak biasa. Contoh
penggunaan stop kontak khusus adalah stop kontak yang mempunya
keamanan (sefety) dari jangkaun anak-anak dan untuk menyuplai
listrik pada air conditioner (AC) atau water heater. Berdasarkan cara
dan bentuk pemasangannya, stop kontak khusus dapat dipasang di
luar dinding atau ditanam di dalam dinding.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 34 dari 56
5
Gambar 3,2. Stop kontak khusus (sefety)
Pipa Instalasi
Pipa instalasi berfungsi sebagai isolator pada kabel instalasi listrik. Oleh
karena itu, pipa instalasi harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap
tekanan mekanis, panas, serta tidak menjalarkan nyala api dan
kelembapan. Bahan tersebut misalnya PVC atau baja. Permukaan bagian
dalam dan luar pipa harus rata dan tidak kasar.Selain berfungsi sebagai
isolator pada kabel instalasi listrik, pipa instalasi juga berfungsi untuk
memudahkan penggantian kabel-kabel tanpa harus membongkar
dinding. Artinya, kabel tinggal dikeluarkan dan dimasukan kembali
melalui pipa tersebut. Pipa kabel bisa ditanam di dalam dinding ataupun
dipasang di permukaan dinding.
Dalam teknik instalasi listrik, kabel instalasi penerangan maupun instalasi
tenaga harus terbebas dari berbagai macam gangguan dari luar ( misal :
benturan, tarikan, goresan ). Oleh karenanya pipa instalasi harus
memenuhi syarat-syarat yang diatur
oleh instansi yang berwenang sbb :
1) Syarat-syarat
a. Bahan ( PUIL 730 C 2 ) harus tahan terhadap :
Panas, tekanan mekanis, bara api, lembab dll
b. Konstruksi ( 730 C 3 ) :
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 35 dari 56
5
1. berfungsi sebagai pelindung kabel dari gangguan mekanis.
2. pemukaan rata, licin dan tahan zat kimia.
3. ujung pipa tidak tajam / tumpul dan dipasang tule untuk pipa baja.
4. pipa dan penyambung ( mof ) harus mudah dilaksanakan
5. pembengkokan pipa harus beradius ( dalam ) r
r = 3 x diameter pipa ( pipa PVC )
r = 4 x d ( pipa baja sampai 16 mm 5/8” )
r = 6 x d ( pipa baja sampai 16 mm 5/8” )
d = garis tengah luar pipa
Gambar 2.8. Kontruksi Pembengkokan Pipa
a) Pipa logam fleksibel ( pengembangan )
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 36 dari 56
5
Pipa kertas berlapis pita baja beralur dan fleksibel . spesifikasi : tahan panas, lembab & zat kimia .
pemakaian : - instalasi mesin-mesin.
Pipa baja berlapis plastik
pemakaian : - penyambungan peralatan mesin-mesin
Pipa baja beralur galvanis dan fleksibel .
Pemakaian : - instalasi tenaga pada mesin-mesin
1. Ukuran Dan Ketentuan Jumlah Kabel
- Ukuran pipa pvc dan pipa union :
1/2” ; 5/8” ; 1” ; 1 1/4” ; 1 1/2” dst.
- Ukuran pipa galvanis tipe E ( Edyson )
19 ; 25 ; 31 ; 39 ; 51 ; 63 dan 75.
angka variabel menujukkan besar diameter luar ( mm ).
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 37 dari 56
5
Ketentuan jumlah kabel pipa instalasi untuk pemasangan kabel rumah berisolasi PVC
( NYA ) seperti tabel berikut :
Saklar dan Fitting Lampu
Saklar dan fitting lampu merupakan sirkit penerangan pada instalasi listrik rumah.
Saklar berfungsi untuk menyalakan dan mematikan lampu. Fitting adalah rumah
atau tempat untuk memasang lampu, saklar dan fitting lampu dapat ditanam di
dalam dinding atau dipasang di luar dinding.
Jenis-jenis saklar berdasarkan fungsinya :
a) Saklar ON-OFF
Merupakan saklar yang bekerja menghubungkan arus listrik jika tombolnya ditekan
on. Untuk memutuskan hubungan arus listrik, tombol saklar ditekan pada posisi off.
Saklar jenis ini biasanya digunakan untuk saklar lampu.
b) Saklar push-ON
Merupakan saklar yang menghubungkan arus listrik jika tombolnya ditekan pada
posisi on dan akan secara otomatis memutus arus listrik. Ketika tombolnya dilepas
dan kembali pada posisi off dengan sendiri. Biasanya saklar jenis ini sering
digunakan pada bel .
KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC)
Magnetic Contactor (MC) adalah sebuah komponen yang berfungsi sebagai
penghubung/kontak dengan kapasitas yang besar dengan menggunakan
daya minimal. Dapat dibayangkan MC adalah relay dengan kapasitas yang
besat. Umumnya MC terdiri dari 3 pole kontak utama dan kontak bantu (aux.
contact). Untuk menghubungkan kontak utama hanya dengan cara
memberikan tegangan pada koil MC sesuai spesifikasinya.Komponen utama
sebuah MC adalah koil dan kontak utama. Koil dipergunakan untuk
menghasilkan medan magnet yang akan menarik kontak utama sehingga
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 38 dari 56
5
terhubung pada masing masing pole.Magnetic Contactor atau Kontaktor AC,
perangkat pengendalian otomatis, sangat cocok untuk menggunakan di
sirkuit sampai tegangan maksimal 690v 50Hz atau 60Hz dan arus sampai
780A dari 6A dalam penggunaannya kontaktor dengan struktur lebih simple /
kompak, ukuran kecil dan ringan, secara luas diaplikasikan dalam rangkaian
pengendalian, terutama mengendalikan motor atau perangkat listrik
lainnya.Untuk aplikasi yang lebih, MC mempunyai beberapa accessories. Dan
yang paling banyak dipergunakan adalah kontak bantu. Jika kontak bantu
yang telah tersedia kurang bisa dilakukan penambahan di samping atau
depan. Pneumatic Timer juga sering dipakai dalam wiring sebuah system,
misalnya pada Star Delta Starter.
.
Prinsip Kerja
Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open ( NO )
dan beberapa Normally Close ( NC ). Pada saat satu kontaktor normal, NO
akan membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup.
Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak
NC akan menutup dan dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka.
Koil adalah lilitan yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan
menarik kontak-kontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja.
Kontaktor yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah salah satu
mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah dirancang untuk penutupan
dan pembukaan rangkaian listrik maka gambar prinsip kerja kontaktor
magnet dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar3.1 : Simbol-simbol kontaktor magnet
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 39 dari 56
5
Kontaktor termasuk jenis saklar motor yang digerakkan oleh magnet seperti
yang telah dijelaskan di atas. Bila pada jepitan a dan b kumparan magnet diberi
tegangan, maka magnet akan menarik jangkar sehingga kontak-kontak bergerak
yang berhubungan dengan jangkar tersebut ikut tertarik. Tegangan yang harus
dipasangkan dapat tegangan bolak balik ( AC ) maupun tegangan searah ( DC ),
tergantung dari bagaimana magnet tersebut dirancangkan. Untuk beberapa
keperluan digunakan juga kumparan arus ( bukan tegangan ), akan tetapi dari
segi produksi lebih disukai kumparan tegangan karena besarnya tegangan
umumnya sudah dinormalisasi dan tidak tergantung dari keperluan alat pemakai
tertentu.
Karakteristik
Spesifikasi kontaktor magnet yang harus diperhatikan adalah kemampuan daya
kontaktor ditulis dalam ukuran Watt / KW, yang disesuaikan dengan beban yang
dipikul, kemampuan menghantarkan arus dari kontak – kontaknya, ditulis dalam
satuan ampere, kemampuan tegangan dari kumparan magnet, apakah untuk
tegangan 127 Volt atau 220 Volt, begitupun frekuensinya, kemampuan
melindungi terhadap tegangan rendah, misalnya ditulis ± 20 % dari tegangan
kerja. Dengan demikian dari segi keamanan dan kepraktisan, penggunaan
kontaktor magnet jauh lebih baik dari pada saklar biasa.
Gambar 3.2 : Cara Kerja Kontak
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 40 dari 56
5
Relay dianalogikan sebagai pemutus dan penghubung seperti halnya fungsi pada
tombol (Push Button) dan saklar (Switch)., yang hanya bekerja pada arus kecil
1A s/d 5A. Sedangkan Kontaktor dapat di analogikan juga sebagai sebagai
Breaker untuk sirkuit pemutus dan penghubung tenaga listrik pada beban.
Karena pada Kontaktor, selain terdapat kontak NO dan NC juga terdapat 3 buah
kontak NO utama yang dapat menghubungkan arus listrik sesuai ukuran yang
telah ditetapkan pada kontaktor tersebut. Misalnya 10A, 15A, 20A, 30A,
50Amper dan seterusnya. Seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.3 : Gambar Kontak MC
Gambar 3.4 : Cara Kerja MC
.
Aplikasi
Keuntungan penggunaan kontaktor magnetis sebagai pengganti peralatan
kontrol yang dioperasikan secara manual meliputi hal :
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 41 dari 56
5
Pada penangan arus besar atau tegangan tinggi, sulit untuk membangun alat
manual yang cocok. Lebih dari itu, alat seperti itu besar dan sulit
mengoperasikannya. Sebaliknya, akan relatif sederhana untuk membangun
kontaktor magnetis yang akan menangani arus yang besar atau tegangan
yang tinggi, dan alat manual harus mengontrol hanya kumparan dari
kontaktor.Kontaktor memungkinkan operasi majemuk dilaksanakan dari satu
operator (satu lokasi) dan diinterlocked untuk mencegah kesalahan dan
bahaya operasi.Pengoperasian yang harus diulang beberapa kali dalam satu
jam, dapat digunakan kontaktor untuk menghemat usaha. Operator secara
sederhana harus menekan tombol dan kontaktor akan memulai urutan event
yang benar secara otomatis.Kontaktor dapat dikontrol secara otomatis
dengan alat pilot atau sensor yang sangat peka.Tegangan yang tinggi dapat
diatasi oleh kontaktor dan menjauhkan seluruhnya dari operator, sehingga
meningkatkan keselamatan / keamanan instalasi.Dengan menggunakan
kontaktor peralatan kontrol dapat dipasangkan pada titik-titik yang jauh.
Satu-satunya ruang yang diperlukan dekat mesin adalah ruangan untuk
tombol tekan.Dengan kontaktor, kontrol otomatis dan semi otomatis mungkin
dilakukan dengan peralatan seperti kontrol logika yang dapat diprogram
seperti Programmable Logic Controller (PLC).
Gambar 3.5 : Contoh Rangkaian Penggunaan MC
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 42 dari 56
5
b) Time Delay Relay (TDR)
Gamnar.3.6 Time Delay Relay ( TDR )
Relai penunda digunakan untuk memperoleh periode waktu yg dapat
diatur/sistel menurut kebutuhan. Setelah distel ia tidak boleh sampai
pada saat yg ditentukan, posisinya akan berubah sendir.
Apabila arus listrik mengalir pada terminal 2 dan 7(kumparan) dan
waktu waktu yg sudah diatus maka posisi semula titik 3-1 dan 6-8
terbuka sedangkan titik 4-1 dan titik 5-8 tertutup. setelah waktunya
sudah tercapai maka posisi sekarang menjadi : titik 3-1 dan 6-8
menutup dan titik 4-1 dan 5-8 membuka. posisi tersebut akan tidak
berubah, kecuali aliran listriknya terputus posisinya kembali kesemula.
c). Cara memeriksa coil atau kumparan motor 3 phasa
ada beberpa motor AC, masing-masing sesuai dengan karakteristik
operasi dan mekanik yang berbeda. yang paling umum jenis squirrel
cage rotor. pada motor 3 phasa yang memiliki tiga gulungan, terdapat
enam koneksi yang mengara ke kotak terminal konektor. pada
dasarnya ada 4 masalah pada motor 3 phasa.
1.Coil atau kumparan rusak
2.Short atau hubungan pendek pada coil
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 43 dari 56
5
3.Coil bocor ke grund
4.Coil satu sama lain saling short atau hubungan pendek
semua masalah diatas dapat diketahui dengan ohm mter sederhana. yang
perlu diketahui adalah hubungan keenam terminal konektor yang
mengarah ke kumparan motor. terminal konektor dapat dilihat pada
gambar berikut ini.....
Terminal Konektor STAR
Terminal Konektor DELTA
pada motor 3phasa memilki tiga kumparan.masing-masing kumpran
tersebut memiliki dua ujung konektor yang terhubung ke boks terminal
konektor motor. lihat gambar dibawa......
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 44 dari 56
5
hubungan terminal motor 3phasa
kumparan terhubung dengan pola silang untuk memudakan
penyambungan pada saat motor terhubung pada koneksi Star atau Delta.
memeriksa gulungan motor dengan ohm meter
pertama memastikan motor tidak terhubung secara Delta atau Star. atau
mencopot plat penghubung konektor. sehingga pada kotak konektor
terlihat seperti gambar dibawah:
terminal pada kotak konektor motor 3phasa
peretama kita harus mengetahui pola silang pada hubungan terminal
tersebut ke kuparan motor. jadi kita harus mengetahui dulu pasangan
terminal masing-masing (satu pasang terminal untuk setiap kumparan).
misalkan diketahui seperti contoh gambar diatas, masing-masing terminal
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 45 dari 56
5
1 dengan C, terminal 2 dengan A, terminal 3 dengan B (berpola silang).
setiap pasangan terminal yang terhubung ke masing-masing kumparan
tidak saling berhubungan. terminal 1 dan A, terminal 2 dan B, terminal 3
dan C tidak berhubungan. ukur dengan ohm meter, jika saling
berhubungan berarti kumparan satu sama laij saling sort. ukur setiap
terminal dengan ground untuk mengetahui adanya kumparan yang sort
ke ground atau bodi.
Pengaman motor
Gambar 3.4. Pengaman Motor
Overload/saklar termis selalu dipasang seri dengan beban yg
berfungsi sebagai pengaman. apabila terjadi kelebihan beban ,
hubung singkat atau gangguan lainnya yg mengakibatkan naik arus
secarah otomatis, saklar termis akan bekerja memutuskan arus
dengan beban sehingga keamanan beban terjaga. adapun saklar
termis bekerja atas dasar panas. saklar termis ini dibuat dari dua
logam yg disatukan yg dikenal dgn bimetal yg masing-masing
mempunyai koefisien muai yg berada(yg satu mudah memuai dan
yg lainnya tidak mudah memuai). dengan demikian apabila kena
panas akibat arus listrik melewati ketentuan, palat bimetal akan
membengkok menjauhi plat yg tidak mudah memuai akhirnya plat
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 46 dari 56
5
tidak sambung, dan apabila arus yg mengalir normal atau panas
normal makaplat tersebut akan keposisi semula yg akhirnya arus
listrik lagi. overload hanya mempunya kontak bantu saja dan
diagram kontak-kontak termorelai diberi penomoran seperti berikut:
. kontak nomor 95-96 disebut kontak pembuka (NC)
. kontak nomor 97-98 disebut kontak penutup (NO)
. kontak nomor 95-96-98 disebut kontak tukar (NO/
4.Pemberian tegangan pada instalasi listrik sesuai SOP
Ada bermacam – macam sistem tegangan distribusi sekunder menurut
standar (1) EEI : Edison Elektrikinstitut Institute (2) NEMA (National
Elektrical Manufactures Association ) pada dasarnya tidak jauh berbeda
dengan Sistem distribusi DC, faktor utama yang perlu diperhatikan adalah
besar tegangan yang diterima pada titik beban mendekati nilai
nominal,sehingga peralatan/ beban dapat dioperasikan secara optimal .
Ditinjau dari cara pengawatan , saluran distribusi AC dibedakan atas
beberapa macam tipe dan cara pengawatan , ini tergantung pula pada jumlah
fasanya
Yaitu:
1. Sistem satu fasa dua kawat 120 Volt
2. Sistem satu fasa tiga kawat 120/240 Volt
3. Sistem tiga fasa empat kawat120/208 Volt
4. Sistem tiga fasa empat kawat 120/240 Volt
5. Sistem tiga fasa tiga kawat 240 Volt
6. Sistem tiga fasa tiga kawat 480 Volt
7. Sistem tiga fasa empat kawat 240/416 Volt
8. Sistem tiga fasa empat kawat 265/460 Volt
9. Sistem tiga fasa empat kawat 220/380 Volt
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 47 dari 56
5
Di indonesia dalam hal ini PT. PLN menggunakan sistem teganga 220/380
Volt. Sedangkan pemakai listrik yang tidak menggunakan tenaga dari
PT.PLN, menggunakan salah satu sistem di atas sesuai dengan standar yang
ada pemakai listrik yang dimaksud umumnya mereka bergantung kepada
negara pemberi pinjaman atau dalam rangka kerja sama,dimana semua
peralatan listrik mulai dari pembangkit (generator set) di suplai dari negara
pemberi pinjaman/kerja sama tersebut sebagai anggota,IEC (International
Electroteknical Comission ) , Indonesia telah mulai menyesuaikan
sistem tegangan menjadi 220/380 Volt saja, karena IEC sejak tahun
1967 sudah tidak mencantumkan tegangan 127Volt.
B. Keterampilan yang diperlukan dalam merencanakan dan
Menyiapkan pengoperasian Instalasi Listrik.
1.Memeriksa sambaungan dan terminasi kabel sesuai dokumen pemasanan
dan SOP
2. Memeriksa Pemasangan peralatan penganaman instalasi sesuai instruksi
manual peralatan dan SOP
3. Memeriksa kelayakan perlengkapan utama danperlengkapan instalasi
sesuai SOP dan dokumen Pem
4. Memberi tegangan pada instalasi listrik sesuai SOP
C . Sikap kerja
1.Cermat dan teliti
2.Rapi mengikuti Prosedur
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 48 dari 56
5
BAB IV
MEMERIKSA OPERASI JPU
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam memeriksa operasi JPU
1. Memeriksa putaran phase R, S dan T Sesuai instruksi manual
a)Memeriksa urutan fhase R,S dan T
Fhase Sguence alat ukur ini digunakan untuk mengetahui benar/tidaknya
urutan fase sistem tegangan 3 fase . alat ini sangat penting artinya
khususnya dalam melaksanakan penyambungan gardu- gardu ataupun
konsumen listrik , karena kesalahan urutan fase dapat menimbulkan :
. Kerusakan pada peralatan /mesin antaralain putaran motor listrik terbalik
. Putaran piringan Kwh meter menjadi lambat ataupun terhenti sama
sekali, dll.
Cara penyambungannya adalah sebagai mana terlihat pada
gambar dibawah ini :
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 49 dari 56
5
Gambar 4.1 kontruksi Volt meter dan rangkaian Volt meter
2 Pengukuran beban PHB pada masing masing jurusan Instalasi
danpencabangannya sesuai SOP.
Beban Listrik
Menurut sipatnya beban listrik terdiri tiga
a. Resistor ( R ) yang bersifat resistif
b. Indutor ( L ) yamg bersifat induktif
c. Kapasitor ( C ) yang bersifat kapasitif
Beban listrik yang dimaksud adalah piranti / peralatan yang
menggunakan /mengkomsumsi energi listrik.
Secara garis besar beban listrik adalah :
- Untuk penerangan dengan lampu - lampu pijar, pemanas listrik
yang bersipat resistif.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 50 dari 56
5
- Untuk peralatan yang menggunakan motor- motor listrik ( pompa
air, alat pendingin / AC/ Freezer/kulkas peralatan raboratorium),
penerangan dengan lampu tabung yang menggunakan balans/ trafo
bersifat induktif ( lampu TL ,komputer,TV dan lain – lain ).
Jenis beban listrik dalam gedung/bangunan dapat dikelompokan
menjadi :
1. Penerangan ( lighting )
2. Stop Kontak
3. Motor – motor listrik
Berikut ini contoh cara menggunakan tang amper untuk mengukur
arus beban mengukur motor listrik 3 fasa
Gambar 4.3 Cara mengukur Arus beban
Ukur semua atau ketiga kabel fasa tersebut ( R, S, T ) baik di PHB
Utama maupun di PHB cabang untuk mengetahui arus listrik yang
mengalir pada beban masih di batas toleransi atau tidak.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 51 dari 56
5
3 Mengindetifikasi Penyimpangan operasi yang terjadi sesuai
SOP
1.Memahami identifikasi penyimpangan operasi yang terjadi sesuai SOP
Penyimpangan dapat terjadi jika Beban pada salah satu instalasi
melebihi kapasitas pembagian yang telah ditentukan, Untuk mengamati
terjadinya penyimpangan adalah dengan :
a. Lampu indikator yang selalu berkedip-kedip sebagai tanda
terdapat beban yang over kapasitas.
b. Tegangan listrik yang tidak stabil, yang dapat terlihat pada Volt
meter yang terpasang pada PHB
Putaran Genset ( jika menggunakan) tidak stabil dan
cenderung berdengung
4. Memahami alternatif pemecahan jika terjadi penyimpangan dan
melaporkannya sesuai SOP.
Menetapkan alternative pemecahan adalah langkah akhir yang dapat
memperbaiki kinerja genartor pada pusat tenaga listrik. Sifat dan
penetapan alternative bergantung pada sifat penyimpangan yang
terjadi.
Alternatif pemecahan secara umum dapat dilakukan dengan :
a. Mengurangi/mematikan beban yang berlebihan.
b. Mengalihkan beban kepada PHB percabangan yang lain.
c. Bagian-bagian tersebut akan dioperasikan dan diamati pada
waktu pengoperasian PHB
B. Keterampilan yang diperlukan dalam merencanakan dan
Menyiapkan pengoperasian Instalasi Listrik.
1. Memeriksa putaran phase R, S dan T Sesuai instruksi manual
2. Mengukur beban PHB pada masing – masing Jurusan Instalasi dan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 52 dari 56
5
pencabangannya sesuai SOP
3. Mengidentifikasi penyimpangan operasi yang terjadi sesuai SOP
4. Memahami alternatif pemecahan jika terjadi penyimpangan dan
melaporkanya sesuai prosedur
C . Sikap kerja
1.Cermat dan teliti
2.Rapi mengikuti Prosedur
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 53 dari 56
5
BAB V
MEMBUAT LAPORAN
A. Peetahuan yang Diperlukan dalam Membuat Laporan.
1. Membuat Berita Acara Serah Terima Operasi
Membuat laporan sesuai dengan format yang berlaku
Laporan dipergunakan untuk mempresentasikan/menyajikan informasi-
informasi faktual secara ringkas (concise) dan akuarat, tanpa rincian-
rincian yang tidak relevan. Tujuannya untuk membantu dalam penga
mbilan keputusan, menetapkan perubahan dan/atau peningkatan
(improvement) serta pemecahan masalah. Laporan memuat fakta logis
yang berurutan, yang dinyatakan tanpa keterlibatan personal dan dipe
ngaruhi oleh sujektivitas pempbuat laporan.
a. Susunan suatu laporan
Jika membuat laporan, maka harus jelas apa yang akan disampaikan
dan bagaimana susunan dan isi laporannya.
Laporan hendaknya mempunyai heading, yang menjelaskan sementa
ra kepada pembaca tentang apa laporan tersebut. Dengan heading
juga ada catatan kecil yang menyatakan kepada siapa laporan
tersebut ditujukan.
b. Isi laporan
Isi laporan merupakan gambaran yang jelas tentang apa yang ingin
disampaiakan dan atau berisikan analisis masalah, sifat masalah dan
penyebabnya. Karena masalah yan berbeda-beda , maka tidak ada
ketentuan yang baku untuk penulisan isi laporan. Laporan mungkin
berkenaan dengan :
1). Tujuan pekerjan dan lamanya pekerjaan.
2). Gambar gambar Kerja dan cara pembacaannya
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 54 dari 56
5
3). Bahan dan Peralatan yang digunakan
4). Prosedur kerja ( SOP )
5). Commitioning / Quality Control
6). Kesimpulan.
Isi laporan memuat semua informasi yang penting. Jika memuat
banyak hal, maka perlu membuat judul dan sub judul, sehingga
jelas bagi yang membuatnya maupun sipembaca dapat
memahaminya.
c. Rekomendasi
Rekomendasi adalah suatu saran berdasarkan fakta yang ada pada isi
laporan. Rekomendasi dapat diitemasi. Saran yang diajukan harus
didifiniskan dengan baik, ringkas dan menyampaikan ide secara
cermat dan tepat.
2. Membuat Laporan Pengoperasian sesuai Prosedur Perusahaan.
Berita acara kegiatan adalah laporan suatu kegiatan yang memuat
keterangan meliputi ; nama kegiatan, orang yang melaksanakan, waktu
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dan atau tahap-tahap kegiatan
yang dilakukan dari awal hingga selesainya pelaksanaan pekerjaan
tersebut.
B. Keterampilan yang diperlukan dalam Membuat Laporan
1. Membuat Berita Acara Serah Terima Operasi sesuai prosedur perusahaan..
2. Membuat laporan pengoperasian sesuai prosedur perusahaan
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Membuat Laporan
1. Bersikap cermat
2. Bersikap teliti
3. Melakukan aktipitas sesuai SOP
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 55 dari 56
5
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. Pedoman Penyusunan Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Nomor Kep. 181/Lattas/XII/2013
2. SKKNI Ketenagalistrikan Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Nomor Kep. 170/MEN/IV/2007.
B. Buku referensi
1. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, Pusat Latihan Kerja
Industri Bandung, Diktat PUIL dan Instalasi Pemasangan, Bandu g 1975
2. ----------Teknik Ketenaga Listrikan, Bidang Distribusi , Sub Bidang Pemeliharaan PHB, DIS HAR.006 (1), PT. PLN (PERSERO)
3. Sri Waluyanti, Alat Ukur dan Teknik Pengukuran, Direktoran Pembinaan
SMK, Dep. Pendidikan Nasional, Jakarta
4. --------------; Petunjuk Umum Instalasi Listrik, LIPI
5. Ganti Depari, Drs. M.Pd, Keterampilan Listrik, Bandung, 2006
6. Soedjono, B.Sc, dkk, Instalasi dan Alat-alat Listrik, Bandung, 1996
7. ------------- Badan Standarisasi Nasional, Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000), Yayasan PUIL, 2000
8. P. Van Harten dan Ir. E. Setiawan, Instalasi Listrik Arus Kuat I ,Binacipta,
1981
9. Hermagasantos Z. Ir. Msc, Aplikasi Instalasi Listrik . Bandung Th 1995
10. Muhaimin, Instalasi listrik 1, Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik
Bandung
C. Referensi Lainnya
d. Browsing Internet.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 56 dari 56
5
DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN
A. Daftar Peralatan/Mesin
No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan
1. Peralatan Tangan
2. Peralatan Uji / Ukur L:istrik
3. Perlengkapan K3
4. Mesin Bor
5. Kikir
6. Motor Listrik 3 fase
7. Motor Listrik 1 Fase
B. Daftar Bahan
No. Nama Bahan Keterangan
1. Panel Hubug Bagi ( PHB )
2. MCB
3. NFB
4. Saklar Induk 3 fasa
5. Bush Bar
6. Kabel NYAF
7. Kabel NYA
8. Rel Pembagi
9. Kontaktor Maknit
10. Timer
11. Klem Kabel
12. Over Load Relay
13. Lampu Indikator Merah
14. Lampu Indikator hijau
15. Lampu Indikator Kuning
16. Salar Tunggal
17. Saklar seri
18. Saklar tukar/Hotel
19. Stop kontak
20. Pipa Instalasi
21. Elektroda Pentanahan
22. Kawat Pentanahan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
Sub-Sektor instalasi pemanfaatan Tenaga Listrik
Kode Modul
KTL.IO02.125.01
Judul Modul: Mengoperasikan InstalasiLlistrik Bangunan Insdustri kecil Buku Informasi Versi: 2015
Halaman: 57 dari 56
5
23. Lampu TL
24. Piting Lampu
25. Saklar Silang
DAFTAR PENYUSUN MODUL
NO N A M A PROFESI
1. ASLI PINEM. SPd Instruktur Kejuruan Listrik