AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

44
1 AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB “DAN IMPLIKASINNYA TERHADAP PENAFSIRAN AYAT-AYAT HUKUM(Kajian Analisis dan Tela‟ah Terhadap Kontroversi Kaidah Tafsir Al-Ibratu Bi Umum Lafdzi laa Bi Khusus Sabab) Tesis Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat mendapatkan Gelar Magister Agama (MA) dalam Bidang Ilmu Al-Quran Dan Tafsir Oleh: Kholidi Imran NIM. 217410714 PROGRAM STUDY ILMU AL-QUR‟AN DAN TAFSIR PASCASARJANA MAGISTER (S2) INSTITUT ILMU AL-QUR‟AN (IIQ) JAKARTA 2019 M/1440H

Transcript of AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

Page 1: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

1

AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA

BI KHUSUS SABAB

“DAN IMPLIKASINNYA TERHADAP PENAFSIRAN AYAT-AYAT HUKUM”

(Kajian Analisis dan Tela‟ah Terhadap Kontroversi Kaidah Tafsir Al-Ibratu Bi

Umum Lafdzi laa Bi Khusus Sabab)

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat mendapatkan Gelar Magister Agama (MA)

dalam Bidang Ilmu Al-Quran Dan Tafsir

Oleh:

Kholidi Imran

NIM. 217410714

PROGRAM STUDY ILMU AL-QUR‟AN DAN TAFSIR

PASCASARJANA MAGISTER (S2)

INSTITUT ILMU AL-QUR‟AN (IIQ) JAKARTA

2019 M/1440H

Page 2: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

2

AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA

BI KHUSUS SABAB

“DAN IMPLIKASINNYA TERHADAP PENAFSIRAN AYAT-AYAT HUKUM”

(Kajian Analisis dan Tela‟ah Terhadap Kontroversi Penerapan Kaidah Tafsir Al-

Ibrah bi Umum Lafzdi Laa Bi Khusus Sabab)

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat mendapatkan Gelar Magister Agama (MA)

dalam Bidang Ilmu Al-Quran Dan Tafsir

Oleh:

Kholidi Imran

NIM. 217410714

PEMBIMBING

1. Prof.Dr.KH. Said Agil Husein Al-Munawwar.MA

2. Hj. Ade Naelul Huda, MA. Ph.D

PROGRAM STUDY ILMU AL-QUR‟AN DAN TAFSIR

PASCASARJANA INSTITUT ILMU AL-QUR‟AN (IIQ) JAKARTA

2019 M/1440 H

Page 3: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

3

Page 4: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

4

Page 5: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

5

Page 6: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

6

Pedoman Transliterasi

Huruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latin

Page 7: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

7

Tha ط - ا

Dzho ظ Ba ب

‟A ع Ta ت

Gha غ Tsa ث

Fa ؼ Ja ج

Qhaf ؽ Ha ح

Ka ؾ Kha خ

La ؿ Dha د

Ma ـ Dza ذ

Na ف Ra ر

Wa ك Za ز

Ha ق Sa س

- ء Sya ش

Ya م Sha ص

Dha ض

Page 8: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

8

Vokal panjang (mad) ditulis deengan:

a = a panjang ; semua harakat fathah ditulis dengan a.

i = i panjang

u = u panjang

Ta’ marbuthah (ة) bila hidup ditulis ta, dan bila mati diulis h

Contohnya: كرامة الأولياء bisa ditulis karamatul-auliya atau karamah al-

auliya.

Kata sandang “ ال” ditulis al diikuti dengan tanda penghubung (-) ketika

bertemu huruf qamariyah . sementara bila bila bertemu dengan huruf

syamsiah disesuaikan dengan huruf tersebut.

Contohnya: الفاتحة ditulis al-fatihah dan الرحيم ditulis ar-rahim

Pedoman transliterasi ini tidak berlaku untuk kata-kata dari bahasa Arab

yang sudah diadopsi kedalam bahasa Indonesia, misalkan hadis, abid, zahid,

dll.

Pedoman transliterasi ini tidak diberlakukan ketat pada:

1. Nama-nama orang seperti ; Muhammad, Musa, Isa,Aisyah, Abdullah,

dll.

2. Nama-nama kota seperti : Mekkah Madinah , dll.

Page 9: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

9

بًسْمً اللَّوً الرَّحْْىنً الرَّحًيمً

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapa menyelesaikan tesis dengan judul " Al-Ibrotu Bi Umum

Al-Lafdz Laa Bi Khusus As-Sabab” Dan Implikasinnya Terhadap Penafsiran Ayat-

Ayat Hukum”.

Selesainya penulisan tesis ini bukanlah sesuatu yang mutlak dan berdiri sendiri,

akan tetapi karena bimbingan dan kepedulian dari pelbagai pihak yang turut

memberikan pengarahan maupun motivasi, karena dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof.Dr.Hj. Huzaemah T.Yanggo, M.A. Rektor Ilmu Al-Qur‟an

(IIQ) Jakarta. Yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menimba ilmu dalam proses pendewasan intelektual.

2. Dr. K.H. M. Azizan Fitriana. M.A. Direktur Pascasarjana Institut Ilmu

Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta. Yang telah banyak memberikan pelayaan,

pengajaran, dan perhatian selama menimba ilmu di program

Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ).

3. Bapak Prof. Dr. KH. Said Agil Husein Al-Munawwar. M.A, selaku

dosen pembimbing I yang di dalam berbagai kesibukan dapat

menyempatkan diri membimbing dan mengarahkan serta memberi

petunjuk dan saran yang sangat berharga bagi penulis tesis ini.

4. Hj. Ade Naelul Huda, M.A. Ph.D selaku dosen pembimbing II, dengan

ketelatenannya, akhirnya penulis berhasil membuahkan karya ilmiah ini,

meski secara teknik penulis masih jauh dari kata sempurna.

Page 10: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

10

5. Staf Pascasarjana dan perpustakaan IIQ, yang telah menyediakan

informasi dan buku-buku sebagai sumber data bagi penulis, sehingga

penulisan tesis ini dapat berjalan lancar dengan baik.

6. Kepada kedua orang tua penulis, ayahanda H. Imran bin Ruslan dan Ibu

Hj. Nafisah, terima kasih atas kasih sayang dorongan dan do‟a yang tak

pernah henti.

7. Istri penulis, Asmaul Husna yang telah memberikan motivasi, do‟a dan

pengertian sehingga selesai tesis ini.

8. Kedua Putra-Putri penulis yang telah memberikan dan menyemangati

penulis.

9. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan

penulisan tesis ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Atas segala kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis, semoga

menjadi amal baik di hari akhirat nanti dan diberikan balasan dari Allah

dengan balasan yang lebih baik. Aamin.

Akhirnya, atas segala kekurangan dalam penulisan tesis ini penulis mohon

kritik dan saran dari pembacamaupun pemerhati demi perbaikan.

Jakarta : 17 Juli 2019 M

14 Dzul Qo‟dah 1440 H

Penulis

Page 11: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

11

ABSTRAK

Kholidi “Al-Ibrah bi Umum al-Lafzh Laa bi Khusus as-Sabab” Dan

Implikasinnya Terhadap Penafsiran Ayat-Ayat Hukum”

Seiring dengan berkembangnya zaman, permasalahan yang dihadapi umat Islam

semakin kompleks, baik dari segi internal maupun eksternal. Di antara

permasalahan yang dihadapi dari internal adalah adanya kelemahan pola pikir

masyarakat dan terkhusus para alim ulama dalam membuat sebuah produk hukum

atau yang kita kenal dengan ijtihad. Kelemahan untuk menggali sebuah hukum dari

Al-Qur‟an dan Sunnah didasari oleh lemahnya niat dalam menuntut ilmu dan

membaca kitab-kitab para ulama. Seiring dengan lemahnya daya pikir dan perhatian

para ulama dengan ilmu, orang-orang Barat justru semakin giat dalam mengkaji

khazanah-khazanah peninggalan umat Islam berupa kitab-kitab para ulama.

Sehingga yang terjadi adalah adanya serangan balik dari mereka dalam mereduksi

ajaran-ajaran yang pokok dalam Islam.

Penelitian penulis saat ini diharapkan dapat menggali hukum-hukum dan hal-

hal yang berkaitan dengan kaidah Al-Ibrah bi Umum al-Lafzh Laa bi Khusus

as-Sabab”. Rumusan masalah utama dalam penelitian ini adalah “

Bagaimana kaidah Al-Ibrah bi Umum al-Lafzh Laa bi Khusus as-Sabab ini

dalam aplikasinya memunculkan sebuah hukum yang baru tanpa harus

bertentangan dengan hukum aslinya. Setelah melakukan penelitian dan

analisis terhadap pelbagai pendapat ulama, penulis berkesimpulan bahwa

mengenai kaidah Al-Ibrah bi Umum al-Lafzh Laa bi Khusus as-Sabab ini

para ulama berbeda pendapat di antara mereka hanya dari segi lafazdnya

saja.

Page 12: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

12

ABSTRACTION

Kholidi” Al-Ibrah bi Umum Lafdzi Laa Bi Khusus Sabab” and Their

implications for the interpretation of legal verses.

As Time progresses the problems facing muslims are increasing, both

internal anda external. Among the problems that are faced With internal

affairs the presence of weaknesses of society‟s mindset and of clerics‟

particular in making a low product as we khow ijtihad.

The weakness of digging into a law of the koran anda the low of the sunnah

it is based upon a lack of intent in the pursuit of science and read the books

of the scholars. With the waning of minds and attention of scholars with

science, secular and liberal people are increasingly involved in their studies

khazanah-khazanah islamic heritage of books scholars. So what happened

was their counterattack in reducing the fundamental reachings in Islam.

Current author‟s research one hopes to explore laws and matters related to

the law. The formula for the problem in this study is howthesearis in its

application it steams a new law without having to contradict its original law.

After doing research and analysis of various clerical opinions, the authors

have come to his conclusion that there is about rules, the scholars differ

among themselves in the matter of words alone.

Fahad Abdurrahman bin sulaiman said: “ I Think that may the differences

between them only revolve around differences lafaz. They make common in

another top law taken from the events that went down upon him by using

qiyas, so that the law become common. Then viewed their first opinion takes

the common man‟s tex from the passage found in the text, the second

opinion takes shape or side of the qiyas.

Page 13: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

13

ث ملخص البح

كأثرىا في تفسير آيات "العبرة بعموم اللفظ لا بخصوص السبب خالدم" الأحكاـ.

بعد مركر الزماف كالوقت مع تطور العصر, الدشاكل التي يواجهها الدسلموف في الخارجية. من بين الدشاكل التي تواجو داخليا ىي نقاط ازدياد سواء الداخلية ك

الضعف في عقلية المجتمع كخاصة العلماء في صنع منتج قانوني أ ك ما نعرفو باسم لإجتهاد, بسبب ضعف في دراسة القانوف من القرآف كالسنة ىناؾ أيضا تقوـ على

أك بالإ ضافة نية ضعيفة لدراسة العلم كقراءة كتب العلماء. كمن جانب الأخرل العلمانيوف ك الليبراليوف متحمسوف كأماضعف التفكير كاىتماـ العلماء بالدعرفة, إلى

أكثر لتعلم آثار الخزانة الخزانية للمسلمين في شكل كتب العلماء, فما يحدث ىو أف ىناؾ رد فعل عنيف منهم في الإضرار با التعاليم الأساسية في الإسلاـ.

من الدتوقع أف يستكشف ك يتعلم القوانين كالأمور الدتعلقة مؤلف البحث الحالي, بالقواعد. الدشكلة الرئيسية في ىذا لبحث ىو طرح قانوف الجديد دكف الحاجة إلى التعارض مع القانوف الأصلي. بعد القياـ الأبحاث كالتحليلات على آراء العلماء

اختلف العلماء بينهما فقط الدختلفة, يلخص الدؤلف إلى أنو فيما يتعلق بهذا الدبدأ, من حيث اللفظ كما قاؿ فهدعبد الرحْن بن سليماف.

Page 14: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

14

DAFTAR ISI

“Al-Ibrah bi Umum al-Lafzh Laa bi Khusus as-Sabab

Dan Implikasinnya Terhadap Penafsiran Ayat-Ayat Hukum”

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................... i

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN PENULIS.................................................. iii

KATA PENGANTAR.............................................................................. iv

ABSTRAK................................................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................ vi

BAB: I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................... 1

B. Permasalahan..............................................................................10

1. Identifikasi Masalah.............................................................10

2. Pembatasan Masalah.............................................................11

3. Perumusan Masalah............................................................. 11

C. Tujuan Penulisan ........................................................................12

D. Kegunaan Penelitian....................................................................12

E. Kajian Pustaka.............................................................................13

F. Metodelogi Penelitian..................................................................14

G. Sistematika Penelitian..................................................................16

BAB II: MAKNA KAIDAH TAFSIR

A. Pengertiaan Al-Ibrohtu Bi Umum Lafdz Laa Bi Khusus As-Sabab.

1. Makna Al-Umum ........................................................................12

2. Makna Al-Khusus ........................................................................23

3. Makna As-Sabab ........................................................................27

B. Metode Dan Corak Tafsir Para Ulama ..............................................28

C. Urgensi dan Keutamaan Tafsir .........................................................36

D. Perbedaan Antara Ta‟wil dan Tafsir..................................................39

Page 15: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

15

E. Sebab Sebab Kesalahan Dalam Menafsirkan Al-Qur‟an ..................40

F. Kaidah Keumuman Lafadz ...............................................................42

G. Kaidah Khusush As-Sabab..............................................................46

H. Perbedaan Pandangan Mengenai Kaidah Tafsir ..............................49

BAB III: LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN KAIDAH DALAM

PENAFSIRAN AYAT-AYAT HUKUM

A. Memahami Makna Asbab Nuzul...............................................58

B. Mengetahui Asbabun Nuzul .....................................................61

C. Redaksi Asbab Nuzul…………………………………………...63

D. Fungsi-Fungsi Asbab Nuzul ......................................................65

E. Munasabat (korelasi) Ayat………………………….................88

BAB IV: ANALISIS PERBEDAAN PENDAPAT ULAMA DALAM

MENAFSIRKAN AYAT-AYAT HUKUM

A. Analisis Kaidah Tafsir................................................................90

B. Metode Mentakhsis Ayat Secara Langsung dan Tidak

Langsung....................................................................................106

C. Menafsirkan Ayat-Ayat Hukum dan Analisis Ulama dalam

Mentakhsis Ayat Hukum

1. Ayat Hukum Tentang Thalaq..............................................111

2. Ayat Hukum Tentang Orang Yang Tidak Boleh Mewarisi.115

3. Ayat Hukum Tentang Anjuran Menikahi Wanita-Wanita

Yang Baik-Baik saja............................................................117

4. Ayat Hukum Tentang Melihat Hilal............................... ....118

PENUTUP

A. KESIMPULAN ...............................................................................128

B. SARAN ...........................................................................................129

DAFTAR PUSTAKA

BIOGRAFI PENULIS

Page 16: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tafsir secara bahasa artinya al-Kasyfu (menyingkap), al-Idzhar

(menampakkan), al-Bayan (menjelaskan)1

. Menurut istilah bahwa tafsir

adalah disiplin yang berfungsi untuk memperjelas maksud Al-Qur‟an.2

Disiplin ilmu tafsir atau yang dikenal dengan Ushul Tafsir yang di

bangun oleh para ulama sudah sangat matang dan komprehensif. Hal ini

terbukti dengan adanya berbagai macam karya-karya para ulama, mulai dari

yang terkecil sampai yang besar, mulai dari permasalahan yang paling

mudah sampai pada permasalahan yang paling rumit.

Para ulama muslim benar-benar telah mencurahkan seluruh

tenaganya untuk menggali makna-makna yang terkandung dalam Al-Qur‟an

dari berbagai aspek. Baik dari segi Tarikh, Lughah, Balaghah, Zahir, Batin,

Isyarat, Hukum, Qishah, Tarbiyah dan interaksi sosial masyarakat maupun

aqidahnya.

Fahmi salim mengatakan dalam hal ini, sesungguhnya ilmu tafsir

adalah lapangan yang luas yang memuat berbagai segi dan bidang yang

bermacam-macam. 3

1 Ibnu Faris, Maqayis al-Lughah, Baerut Dar al-Fikr, 1979, jilid 4,hlm 504 2 Al-Zarkasyi, al-Burhan fi Ulum al-Qur’an , Cairo Dar Makrifah 1391H jilid

1hlm 13 3 Fahmi Salim, Kritik Terhadap Studi al-Qur’an Kaum Liberal, Jakarta, Gema

Insani 2010 hlm 87

Page 17: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

17

Diantara pembahsaan tersebut adalah.

Pertama; Tafsir sebagai sebuah proses penjelasan dan penakwilan4

yang dilakukan oleh penafsir dalam hubungannya yang langsung dengan

ayat-ayat Al-Qur‟an, sehingga terjadilah” penyingkapan makna-makna Al-

Qur‟an dan penjelasan maksudnya” atau mencari penjelasan makna lafazh-

lafazh Al-Qur’an dan yang dapat disimpulkan darinya baik secara ringkas

maupun luas”.

Kedua; Sejarah tafsir yang membahas tentang pergerakkan tafsir

sesuai dengan sejarahnya yang panjang. Pembahasan ini membicarakan

tentang kehidupan para penafsir dan kulturnya serta usahanya yang biasa

dibahas dalam “ Ilmu Thabaqat al-Mufasirin” yang di anggap sebagai salah

satu cabang dari cabang sejarah para ahli tafsir

Ketiga; pembahasan tentang metode-metode para mufassir untuk

mengetahui pendapat pemikiran yang menjadi kecendrungan dan

pemahaman mereka yang beragam tentang seni yang dilaluinya dan dalam

menyampaikan hasil-hasil yang telah mereka gapai.

Disini kita di ingatkan kepada bidang sebagian besar buku mengulas

metodelogi para pakar-pakar pemikir Islam dahulu dan sekarang di bidang

4 Ibnu Taimiyah menyebutkan ada tiga makna dari takwil. Pertama; menurut Ahli

Kalam dan ulama khalaf bahwa takwil adalah memalingkan lafazd dari ihtimal raajih

kepada ihtimal marjuh, karena ada dalil sebagai qarinah yang menyertainya. Maka tidak

termasuk makna lafazd yang sesuai dengan dalil zhahirnya sebagai takwil menurut mereka.

Kedua; menafsirkan kalam baik itu sesuai dengan makna zhahir atau tidak. Dan takwil ini

menurut istilah ulama tafsir. Ketiga; bahwa takwil itulah yang sebenarnya yang ditakwilkan

kalam kepadanya walaupun sesuai dengan zhahirnya. Seprti mentakwilkan apa yang

dikabarkan Allah mengenai keindahan syurga. misalkan makan, minum, nikah dll.

Hakikatnya ada tetapi tidak bisa digambarkan dan dilihat oleh mata pikiran. Hanya bisa

ditafsirkan dan diucapkan oleh lisan saja. Lihat Majmu‟Fatwa Ibnu Taimiyah. (5/35). Shafa

Syaikh Ibrahim Haqqi. Ulum Al-Qur’an min Khilal Muqaddimah At-Tafsir, Mu‟assasah

Risalah, Beirut-Lebanon, 2004, hl.214

Page 18: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

18

tafsir. Contohnya seperti At-Thabari, Az-Zamakhsyari, Al-Qurtuby, Ibnu

Tamimiyah, Muhammad Abduh, Sayd Qutub, Sya‟rawi, Nawawi Bantani,

Buya Hamka, Kiyai Saleh Darat, Quraiys Syihab dan banyak lainnya dari

kalangan ulama.

Para ahli yang menggeluti tafsir dan ilmu-ilmu Al-Qur‟an sudah

memahami dengan sebaik-baiknya karakter jenjang-jenjang yang telah

dilewati oleh tafsir. Mereka juga mengetahui perbedaan-perbedaan yang

menjadikan masing –masing metode berbeda dengan yang lain dan

mempunyai sikap terhadap petanda-petanda umum yang dapat digunakan

sebagai judul besar yang menunjukkan secara kuat terhadap apa yang

membedakan setiap jenjang-jenjang usaha penafsiran menurut ulama tafsir.

Tujuan mempelajari tafsir bagi mereka adalah tercapainya tujuan

yang terpuji dan buah yang mulia, yaitu at-Tasdiq (pembenaran) kabar-kabar

Al-Q-ur‟an dan mengambil manfaat dari kabar-kabar tersebut, serta

menerapkan hukum-hukumnya sesuai dengan apa yang di maksudkan oleh

Allah, yaitu agar dalam menyembah Allah didasari atas Bahsiroh (ilmu).5

Dalam hal ini Allah berfirman dalam surah Yusuf ayat:

بًيلًي أىدْعيو إًلىى اللَّوً عىلىى بىصًيرىةو أىنىا كىمىنً اتػَّبػىعىنًِ كىسيبْحىافى اللَّوً ذًهً سى قيلْ ىى

كىمىا أىنىا مًنى الْميشْركًًينى

5 Muhammad Utsaimin, Pengantar Ilmu Tafsir, Jakarta Darus Sunnah 2008, hl

60

Page 19: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

19

“Katakanlah, ini adalah jalanku, aku menyeru kepada Allah diatas ilmu.

Saya dan orang-orang yang mengikuti, maha suci Allah dan saya tidaklah

termasuk orang-orang yang musyrik. 6

Untuk mencapai tujuan mulia ini, para ulama merumuskan

metodelogi dalam menafsirkan Al-Qur‟an. Karena kewajiban bagi seorang

muslim dalam menafsirkan Al-Qur‟an adalah hendaknya ketika menafsirkan

Al-Qur‟an ia merasa bahwa dirinya adalah Penerjemah AllahTa‟ala sebagai

saksi atas-Nya tentang apa-apa yang Dia kehendaki dari kalam-Nya,

sehingga dia mengagungkan persaksian ini dan takut mengatakan tentang

Allah tanpa ilmu. 7

Allah berfirman dalam QS.al-Isra‟ (17):37

كىلا تػىقْفي مىا لىيْسى لىكى بًوً عًلْمه إًفَّ السَّمْعى كىالْبىصىرى كىالْفيؤادى كيلُّ أيكلئًكى

كافى عىنْوي مىسْؤيلان

Dan janganlah mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui, karena

pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua akan di minta

pertanggungjawabannya. 8

Akhmad Alim mengatakan; dalam rangka tercapainya tujuan yang

mulia dalam menafsirkan Al-Qur‟an maka seorang penafsir harus memiliki

adab-adab dalam menafsirkan Al-Qur‟an.

Pertama; beraqidah shahihah dan memiliki worldview yang lurus,

tidak sekuler, liberal ataupun syi‟ah. Karena hal itu sangat berpengaruh

dalam pandangan tafsir yang dihasilkan

6 Qs. Yusuf (12/108)

7 Muhammad Utsaimin, Pengantar Ilmu Tafsir, Jakarta Darus Sunnah 2008, hl 60 8 Al-Qur‟an Depag, cetakan Al-Mahira Jakarta 2015 hlm 285

Page 20: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

20

Kedua; tidak mendahulukan kepentingan hawa nafsu semata, karena

dengan hawa nafsu seorang akan cenderung pada kepentingan nafsunya,

tanpa melihat keshahihan dalil yang ada.

Ketiga; menafsirkan dengan sesuai dengan urutan penafsiran, yaitu

menafsirkan Al-Qur‟an dengan Al-Qur‟an kemudian dengan as-Sunnah,

perkataan para sahabat dan perkataan para tabi‟in.

Keempat; paham bahasa arab dan disiplin ilmu yang mendukungnya,

karena Al-Qur‟an turun dengan bahasa arab. Mujahid murid ibn Abbas

berkata; “Tidak boleh seorangpun yang beriman kepada Allah dan hari akhir,

berbicara tentang kitabullah (Al-Qur‟an) jikalau tidak menguasai bahasa

arab”.9

Penafsiran yang dilakukan oleh ulama-ulama klasik terhadap makna-

makna Al-Qur‟an tidak terlalu jauh menyimpang sebagaiman yang

dilakukan oleh cendikiawan muslim era modern sekarang ini. Karena mereka

dalam menafsirkan Al-Qur‟an benar-benar berusaha untuk memberikan

jawaban terhadap problem kemanusian yang terjadi saat itu. Disiplin ilmu

ushul tafsir dan adab-adab yang mereka terima dari sang guru, benar-benar

mereka gunakan untuk menggali, mengambil istimbat hukum dari nash-nash

yang ada, baik Al-Qur‟an maupun hadits itu sendiri.

Fenomena merebaknya tafsir liar dikalangan akademis Islam modern.

Yang mana mereka mengabaikan nash-nash Al-Qur‟an karena hawa

nafsunya, ta’assub mazhabi serta bid‟ah lainya. Juga tidak terlepas dari

hegemoni pemikiran barat dalam study Islam. Penafsiran liar yang didasari

oleh hawa nafsu dan ta’assub mazhabi dalam hal ini merupakan metode

penafsiran yang paling berbahaya dan paling jelek. Mereka para mufassir

9 Akhmad Alim, Tafsir Pendidikan Islam, Jakarta AMP Pres,2014 hlm18

Page 21: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

21

atau akademis menjadikan dirosat quraniyah sebagai penelitian yang

hanya melihat ayat-ayat Al-Qur‟anya saja sedangkan didalam otaknya

mengenai keyakinan kepada Allah kosong dari dalil. Sehingga penelitian

yang diwariskan kepada generasi berikutya kosong dari hujjah, sedangkan

pemikiran-pemikiran barunya terkontaminasi dengan peradaban Barat.

Mereka ingin mencari tentang dalil-dalil dari Al-Qur‟an bukan dalam rangka

menjadikannya sebagai keyakinan dan buah dari hasil pemikiran yang

mengikuti nash-nash Al-Qur‟an, akan tetapi mereka ingin Al-Qur‟an

mengikuti apa yang menjadi kemauan dalam tafsir mereka. Sehingga mereka

berusaha mencocokologikan dalil dalil Al-Qur‟an dengan hasil penelitian

mereka.

Penafsiran liar, kini diberbagai perguruan tinggi Islam bagaikan

„wabah‟ yang menjangkiti banyak sarjana muslim. Banyak yag terjangkit,

tetapi merasa bangga, karena merasa menemukan suatu yang baru. Karena

merasa‟mainan baru‟ ini akan membawa kemaslahatan ummat, maka‟barang

lama‟ berupa tradisi Islam atau metode-metode tafsir yang mengarahkan

bagaimana cara menafsirkan Al-Qur‟an yang benar dikecam dan mau

dicampakkan begitu saja. 10

Setelah mereka mengkecam metodelogi para ulama dahulu dan ingin

menghilangkan pengaruh dari dunia Islam. Merekapun memunculkan

metode baru dalam menafsirkan Al-Qur‟an yaitu hermeneutika.

Hermeneutika seyogyanya dikaji secara cermat, sebelum memutuskan,

metodelogi interpretasi teks bible ini dapat diaplikasikan untuk

menggantikan metode tafsir Al-Qur‟an. jika di tela‟ah hermeneutika memang

berasal dari tradisi Kristen atau Yahudi yang kemudian diadopsi oleh para

teolog dan filsuf Barat modern menjadi metode interpretasi teks secara

10 Thahir Mahmud Muhammad Ya‟kub , Asbabal-khata’ Fi Tafsir, Dar Ibn Jauzi, Riyadh,

1425 H. hl. 621

Page 22: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

22

umum. Hermeneutika berkembang dalam tradisi Kristen dan intelektual

Barat, karena memang berangkat teks Bible dan doktrin teologis kristen yang

mengandung banyak sekali masalah di mata para cendikiawannya sendiri. 11

Itulah beberapa permasalahan muncul mengenai motode menafsirkan Al-

Qur‟an yang dikembangkan oleh Barat dalam memalingkan penafsiran-

penafsiran yang benar dalam Al-Qur‟an.

Tantangan kaum muslimin dalam menyikapi penafsiran liar

dikalangan para akademis ini menjadi PR bersama untuk membendung

pemikiran mereka. Sepanjang sejarah, kaum muslimin telah menghadapi

banyak tantangan dan kekacauan. Tetapi, belum pernah mereka menghadapi

tantanga yang lebih serius daripada yang ditimbulkan oleh peradaban Barat

saat ini. Terlebih ketika para Orientalis melahirkan sebuah metode

penafsiran baru dalam dunia keilmuan yang menjadi rujukan mereka dan

kaum muslimin saat ini yaitu “ hermeneutika12

”.

11 Adian Husaini, Wajah Peradaban Barat, Jakarta, Gema Insani, 2016 hlm 288-

289 12 “Hermeneutika menurut: . Syamsuddi Arif, Hermenuitika mengandung sejumlah

asumsi dan kensekuensi, yaitu.

1. Menganggap semua teks adalah sama, sebagai karya manusia.asumsi ini lahir dari

kekecewaan mereka terhadap Bibel. Teks yang semula di anggap suci itu

belakangan diragukan otentisitasnya. Konsekunesinya bila di terapkan dalam Al-

Qur‟an, Hermenuitika otomatis menghendaki penolakan terhadap status Al-

Qur‟an sebagai firman Allah, mempertanyakan keaslianya. Dan pada gilirannya

juga menggugat kemutawatiran mushaf” Utsmani”. Hal ini bisa menjadikan orang

kafir kepada Allah.

2. Menganggap setiap teks sebagai” produk Sejarah” sebuah asumsi yang tentu saja

sangat tepat bagi bibel. Namun hal itu tidak berlaku bagi Al-Qur‟an.

3. Praktisi hermeneutika dituntuk untuk bersikap skeptis, selalu meragukan

kebenaranya darimanapun datangnya. Sikap semacam ini hanya sesuai untuk

bibel, yang telah mengalami gonta-ganti bahasa dan memuat banyak perubahan

dan kesalahan. Akan tetapi tidak untuk Al-Qur‟an yang jelas keshohihannya.

4. Hermenutika menghendaki pelakunya untuk menganut relativisme epistemologi,

tidak ada tafsir yang mutlak benar, semuanya relatif. Akibatnya akan melahirkan

mufassir-mufassir kadungan dan pemikir-pemikir liar yang sesat dan menyesat.

Page 23: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

23

Syed M. Naquib al-Attas, seorang pemikir yang dikenal cukup baik

oleh dunia pemikiran barat maupun Islam, memandang problem terberat

yang dihadapi manusia dewasa ini adalah hegemoni Dan dominasi keilmuan

sekuler liberal Barat yang mengarah pada kehancuran umat manusia.

Menurut al-Attas, bagi Barat, kebenaran fundamental dari agama di

pandang sekedar teoritis. Kebenaran absolut dinegasikan dan nilai-nilai

relatif diterima. Tidak ada satu kepastian. Konsekuensinya adalah penegasian

Tuhan dan Akhirat dan menempatkan manusia sebagai satu-satunya yang

berhak mengatur dunia. Manusia akhirnya dituhankan dan tuhanPun

dimanusiakan. Berbagai problem kemnusian muncul sebagai hasil dari

kacaunya nilai-nilai. 13

Fahmi Salim dalam bukunya Tafsir sesat mengutif perkataan Yusuf

al-Qaradhawi.” Kaum sekuler liberal ingin ummat memandang sesuatu

dengan kaca mata Barat, mendengar dengan kuping barat, dan berpikir

dengan Framework Barat. Mereka hendak memaksakan Filsafat barat dalam

soal bagaimana kita harus hidup, pandangan barat tentang agama, konsep

barat tentang sekulerisme, dan berbagai teori barat dalam bidang hukum,

sosial, politik, bahasa dan kebudayaan.14

Metode penafsiran yang telah dituliskankan oleh para ulama klasik

sebenarnya sudah sangat cukup dan mapan dalam menafsirkan Al-Quran,

Sehingga M.Zuhri dalam, Telaah Matan Hadits: Sebuah tawaran metodelogis ,

yogyakarta. Lesfi (Lembaga Study Filsafat Islam, 2003 hlm, 84-87. Ia Mengatakan;

hermeneutika adalah onggokan sampah dan barang dagangan yang tak layak jual dan

produk asli orientalis barat kafir, kini begitu “digandrungi” oleh kaum muslimin ,

khususnya yang sering mengklaim diri sebagai cedikiawan-cendikiawan pelajar

muslim. Setelah menganggap sukses hermeneutika Al-Qur‟an, kini mereka mulai

menjajakan limbah beracun berikutnya, yaitu hermeneutika hadits. 13 Adian Husaini, Wajah peradaban Barat, Jakarta, Gema Insani. Hlm 3 14 Fahmi Salim, Tafsir Sesat, Gema Insani, Jakarta, 2013 hlm 1

Page 24: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

24

selain meode mereka cukup kuat dan jelas, disamping itu juga mereka

membahas dengan melihat realitas yang ada ketika itu.

Sehingga ketika seorang sarjana mengambil metode mereka dalam

menafsirkan Al-Qur‟an maka akan mendapati ketenangan dan ketepatan

dalam mengambil istimbat-istimbat hukum yang ada.

Namun, Pengaruh trend heremenutika untuk menafsiri Al-Qur‟an

yang menganggap realitas adalah sebab diturunkannya Al-Qur‟an yang

berarti teks Al-Qur‟an akibat pengaruh lingkungan dan realitas yang

mengitarinya- telah menyebabkan segelintir pemikir modernis dengan gagah

berani menyatakan bahwa hukum syariat yang dibawa oleh Al-Qur‟an tidak

absolut. Pasalnya, meneurut mereka, ia adalah hukum-hukum yang terkait

dan terikat dengan peristiwa-peristiwa tertentu yang di picu oleh suatu sebab.

Amat di mungkinkan dari penjelaskan Asbab Nuzul Al-Qur‟an maka

pengetahuan tentang satu atau beberapa peristiwa yang menjadi latar

belakang lahirnya suatu hukum syariat dapat diketahui. Oleh karena itu, “

banyak hukum turun disebabkan oleh peristiwa praktis dan riil atas sebab

tertentu, sehingga hukum itu tidak menjadi aturan tasyri‟ yang mutlak dan

setiap ayat yang terkait dengan kejadian tertentu, ia bersifat khusus untuk

peristiwa Asbab Nuzul, dan tidak bersifat absolut. 15

Memang tidak bisa di pungkiri bahwa perbedaan pendapat

dikalangan ulama muslim mengenai kaidah dalam judul tesis penulis ini.

Tetapi perbedaan mereka hanya terbatas pada lafazdnya saja bukan makna.

15 Fahmi Salim, Kritik terhadap Studi Al-Qur’an Kaum Liberal, Gema Insani, jakarta

2010 hlm 426

Page 25: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

25

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang yang telah disebutkan maka

dapat diidentifikasi beberapa permasalahan, diantaranya sebagai

berikut:

a. Adanya perbedaan pendapat ulama dalam memahami dan

menerapkan kaidah Al-Ibrotu Bi Umum Lafdz Laa Bi Khusus As-

Sabab dalam menafsirkan ayat ahkam

b. Adanya kesalahan-kesalahan dalam menafsirkan Al-Qur‟an

c. Adanya kaidah baru yang dilahirkan dari kaidah yang ada

d. Adanya analisis mengenai pentakhsisan secara langsung dan

secara tidak langsung

e. Adanya kontradiksi Dua Lafazd yang Umum

2. Pembatasan masalah

Dari masalah-masalah yang teridentifikasi di atas, maka diperlukan

adanya pembatasan masalah agar penelitian ini lebih terfokus dan

terarah. Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Mentarjih adanya perbedaan pendapat ulama dalam memahami

dan menerapkan kaidah Al-Ibrotu Bi Umum Lafdz Laa Bi Khusus

As-Sabab dalam menafsirkan ayat ahkam

b. menganalisis mengenai pentakhsisan secara langsung dan secara

tidak langsung

3. Perumusan masalah

Dari perumusan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah inti yang

akan ditemukan jawabanya dalam penelitian ini, yaitu.

Page 26: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

26

a. Bagaimana cara Mentarjih adanya perbedaan pendapat ulama

dalam memahami dan menerapkan kaidah Al-Ibrotu Bi Umum

Lafdz Laa Bi Khusus As-Sabab dalam menafsirkan ayat ahkam ?

b. Bagaimana cara menganalisis mengenai pentakhsisan secara

langsung dan secara tidak langsung ?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian

ini adalah sebagai berikut

a. Menjelaskan secara ilmiyah perbedaan pendapat ulama dalam

memahami dan menerapkan kaidah Al-Ibrotu Bi Umum Lafdz

Laa Bi Khusus As-Sabab dalam menafsirkan ayat ahkam dan

metode penafsiran serta sebab sebab kesalahan dalam

menafsirkan Al-Qur‟an

b. Mengungkapkan cara pentakhsisan secara langsung dan secara

tidak langsung ketika menafsirkan Al-Qur‟an.

D. Kegunaan penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan berguna bagi

pengembangan pengetahuan ilmiyah pada bidang“ Ulumul Qur’an

khususnya mengenai penerapan kaidah dalam menghasilkan dan

istimbat hukum yang sama. Dan diharapkan sebagai terobosan teori

dalam menyingkap isi Al-Qur‟an

2. Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan jembatan untuk

penelitian selanjutnya yang serupa atau hampir sama.

3. Penelitian ini akan memberikan kontribusi bagi pengembangan

ilmiyah dibidah “Ulumul Quran dan ilmu tafsir Al-Quran.

Page 27: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

27

E. Kajian Pustaka

Dalam tinjuan pustaka, peneliti menggunakan data primer, yaitu dari

buku-buku dan kitab para ulama klasik dan kontemporer yang membahas

dan menyinggung mengenai tesis ini. Kajian atau pembahasan mengenai

judul tesis penulis saat ini sangat langka, bahkan dibilang tidak ada yang

membahas secara spesifik dengan judul yang sama. Baik, dalam bentuk

skripsi maupun dalam bentuk tesis. Yang ada adalah pembahasaan

tentang Asbab An-Nuzul kemudian dalam pembahasaan tersebut di bahas

mengenai kaidah yang penulis jadikan judul tesis ini. Diantara kitab yang

membahas Asbab al-Nuzul yang membahas kaidah penulis ini adalah

1. Asbab Ikhtilaf Mufassirin fi Tafsir Ayat al-Ahkam oleh Abdul Ilah

Huri. Dalam kitab ini menjelaskan secara detail tentang Kaidah

yang penulis jadikan judul tesis dalam buku ini. Oleh sebab itu

penulis menilai kitab ini sangat bagus untuk dijadikan pegangan

dalam penulisan tesis karena mengupas keterkaitan antara kaidah

dengan asbab nuzul dan kaidah dengan ilmu munasabat

2. Disertasi” Asbab al-Nuzul al-Waridah fi Kitab Jami al-Bayan{

jam’an wa takhrijan wa dirosatan.} Risalah doktor yang di tulis

oleh Hasan bin Muhammad bin Ali. Mengupas tentang pemikiran

imam jarir At-Thabari dalam memetakan Asbab Nuzul yang

sangat erat kaitan dengan Kaidah dalam Judul tesis penulis saaat

ini.

3. Asbab al-Nuzul wa Atsaruha fi Bayan al-Nusus oleh Dr.

Imaduddin Muhammad Rasyid

4. Ushul Tafsir Wa Qawaidihi oleh Syaikh Khalid Abdurrahman.

Kitab ini penulis jadikan sebagai rujukan utama untuk mencari

dan menela‟ah Kaidah yang diterapkan dalam menafsirkan

Page 28: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

28

Al-Qur‟an terhadap ayat-ayat hukum dalam menghasilkan

hukum yang sama

5. Al-Masaid Fi Ushul Tafsir Ala Dau’i al-Kitab Wa As-Sunnah

oleh Musthafa bin Muhammad bin Salamah. Kitab ini nanti akan

menjadi rujukan pembanding, karena telah mengupas sekilas

tentang latar belakang penerapan Kaidah penulis yang digunakan

dalam menafsirkan Al-Qur‟an

F. Metode penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau

Library Research artinya semua data berasal bahan bahan

tulisan yang

berkaitan dengan masalah yang sedang di bahas. Penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari suatu objek yang dapat diamani dan diteliti.

2. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terbaagi menjadi dua,

yaitu data primer dan data sekunder.

Data primer yang digunakan adalah tafsir klasik yaitu Ahkam Al-

Qur‟an (Ibnu Arabi dan Imam Qurtuby) dan kontemporer yaitu

tafsir Al-Munir karya Syaikh Wahbah Az-Zuhaili Sedangkan data

sekunder yang digunakan adalah buku-buku dan kitab yang

mendudkung dan menunjang pembahasan ini.

Baik. Kitab hadits, ushul fiqh, tafsir maupun buku wawasan

keislaman dan jurnal ilmiyah

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan

Page 29: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

29

mengambil atau mencari sumber data dari berbagi dokumen yang

berupa kitab-kitab muktabar. Baik dalam bidang tafsir, hadits ,

fiqih maupun dari tasofah islamiyyah.

4. Metode analisa data

Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode analisis dan tela‟ah secara Komprehensif dan Komparatif,

dengan menggunakan pendekatan bahasa dan kajian ushul tafsir

dan fiqih maksudnya adalah pengurairan atau kupasan yang

mengandung pengertian yang luas dan menyeluruh serta bersifat

perbandingan. Selanjutnya analisis diteruskan untuk

menghasilkan hukum yang jelas dalam memaparkan masalah.

Kemudian menentukan factor-factor yang menyebabkan

perbedaan dan membandingkan factor-factor perbedaan tersebut.

Penulis memilih tehnik penelitian ini dalah teknik analisis Isi.

Penulis melakukan analisis data menggunakan qualitative content

analisis document.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan analisa terhadap teori yang ada untuk

mengungkapkan hukum hukum yang terkandung dalam teori

G. Sistematika Penulisan.

Sistematika penulisan penelitian ini sebagai berikut:

Bab satu sebagai pendahuluan. Berisi uraian tentang latar

belakang masalah yang terdiri dari temuan-temuan terdahulu,data dan

fakta di lapangan saat ini, alasn pemilihan tema dan objek penelitian.

Selanjutnya dengan permasalahan penelitian yang terdiri dari

identifikasi masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah.

Selanjutnya tujuan penelitian dan kegunaan penelitian yang terdiri

Page 30: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

30

dari apa yang terdapat pada perumusan masalah , manfaat teori dan

manfaat praktis. Selanjutnya tujuan pustaka yang terdiri dari

kesimpulan setiap pembahasan. Selanjutnya metodelogi penelitian

yang terdiri dari jenis penelitian , sumber data, tehnik pengumpulanb

data dan analisis data. Selanjutnya sistematika penulisan yang berisi

logika struktur bab dab logika dalam menjawab permasalahan

penelitian.

Bab dua membahas tentang makna-makna istilah yang

berkaitan dengan kaidah. Seperti (Ibroh) (Umum),(khusus), (Sabab),

(Ikhtilaf) dan pandangan syariat islam dalam menyikapi ikhtilaf.

Bab tiga membahas dan analisis langkah menerapkan ayat

ayat hukum yang berkaitan dengan kaidah di atas.

Bab empat adalah inti dari peembahasa kaidah

“Al-Ibrah Bi Umum Lafdz Laa Bi Khusus As-Sabab”

“Dan Imlpikasinya terhadap Penafsiran ayat hukum yang sama” dan

pandangan ulama terhadap kaidah di atas. Munculnya kaidah-kaidah

baru dari kaidah diatas, kemudian terakhir menyebutkan adanya

korelasi antara asbab nuzul dengan ilmu munasabat.

Bab lima sebagai penutup yang berisi kesimpulan, saran dan biografi

penulis

Page 31: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

31

supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Allah tidak

menciptakan yang demikian itu kecuali dengan hak. Dia menjelaskan tanda-

tanda kebesaran-Nya kepada 0rang-orang yang mengetahui.

Page 32: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

32

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melalui kajian yang relati panjang tentang kaidah “Al-Ibrah Bi

Umum Al-Lafdz Laa Bi Khusus As-Sabab “ “Dan Implikasinnya Terhadap

Penafsiran Ayat-Ayat Hukum” , dapat disimpulkan sebagai berikut

1. Al-Qur‟an adalah sebagai Sumber ajaran Islam yang menepati posisi

sentral dan menjadi inspirator, serta pemandu gerakan-gerakan umat

Islam selama lebih dari empat belas abad silam, Al-Qur‟an melalui

salah satu ayatnya memperkenalkan dirinya sebagai Hudn (petunjuk)

bagi umat manusia, penjelasan-penjelasan terhadap petunjuk itu dan

sebagai furqon. Oleh karena fungsinya yang sangat strategis itu maka

Al-Qur‟an haruslah dipahami secara tepat dan benar. upaya dalam

memahami al-Qur‟an dikenal dengan istilah tafsir. Sekalipun

demikian, aktivitas menafsirkan Al-Qur‟an bukanlah pekerjaan

gampang, mengingat kompleksitas persoalan yang dikandungnya

serta kerumitan yang digunakannya.

2. Memang para ulama berbeda dalm bentuk redaksi ayat yang umum,

namun di latari oleh sebab khusus apakah hukumnya hanya khusus

berlaku bagi mereka saja? tidak ada satupun ulama yang menyatakan

bahwa keumuman redaksi Al-Qur‟an dan sunnah hanya berlaku bagi

orang tertentu dan tidak untuk selain mereka. Sejauh ini yang di

katakan para ulama adalah keumuman ayat itu berlaku khusus bagi

pihak-pihak yang di sebutkan tapi ia juga berlaku umum bagi siapa

saja yang mengalami kasus serupa, meski keumuman itu tidak berasal

dari lafazhnya (namun karena qiyas) suatu ayat yang berisi perintah

atau larangan (walaupun punya sebab khusus). Maka ia berlaku

umum baik bagi orang tersebut(yang menjadi sebab turunnya)

Page 33: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

33

maupun orang lain yang sederjat kasusnya. Demikian pula ayat yang

berisi kabar baik berupa pujian atau cercaan maka ia berlaku umum

juga buat orang itu dan orang-orang sama dengannya

3. Seluruh mufassir baik klasik maupun konemporer meski motodelogi

yang dianut cukup beragam terutama dalam hal fokus kepada riwayat

atau ijtihad (bil matsur atau ra;hi) mereka semua sepakat tentang

keharusna mengombnasikan keumuman lafazd dengan keukhususan

sebab. Demikian manakah tanda tanda kudeta dan perubahan yang

telah berhasil dilakukan oleh prinsip keumuman lafzd didalam

mosoik sejarah tafsir al-Qur‟an seperti yang di duga oleh kaum

liberal.

4. Fahad Abdurrahman bin Sulaiman mengatakan; Menurut saya,

semoga perbedaan di antara mereka hanya berputar pada perbedaan

Lafzhi, mereka menjadikan umum dalam sebuah hukum atas selainya

di ambil dari persitiwa yang turun kepadanya dengan menggunakan

Qiyas, sehingga hukum menjadi umum. Maka kalau dilihat, pendapat

pertama mereka mengambil keumuman ayat dari lafazd yang terdapat

dalam ayat tersebut. Sedangkan pendapat kedua; mengambil dari

qiyas.

B. Saran-saran

Setelah penulis memaparkan hal-hal yang berkaitan denga kaidah

“Al-Ibrah Bi Umum Al-Lafdz Laa Bi Khusus As-Sabab “

selanjutnya penulis akan memberikan saran sebagai berikut:

1. Penulis hanya mengkaji terbatas hanya pada masalah kaidah

yaitu “Al-Ibrah Bi Umum Al-Lafdz Laa Bi Khusus As-Sabab

yang menitik beratkan pada permasalahan-permasalahan

asbab nuzul dan peristiwa yang berkaitan dengan keumuman

Page 34: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

34

dan kekhussan lafazd ayat, oleh karena itu penulis

mengharapkan ada peneliti-peneliti lain yang mengaji

masalah kaidah ini.

2. Upaya untuk mendapatkan pemahaman yang pas dalam

mendalami dan mengkaji mengenai kaidah tidaklah mudah,

masih diperlukan banyak hal, terutama masih diperlukan

penelitian-penelitian khusus yang mengangkut tema-tema

dalam ayat-ayat hukum dan peristiwa mengenai ayat.

3. Meskipun adanya perbedaan pendapat mengenai kaidah Al-

Ibrah Bi Umum Al-Lafdz Laa Bi Khusus As-Sabab ini,

terutama dikalangan mufassirin dan ushuliyun, namun pada

hakikatnya tidaklah terlalu kentara jauh dalam perspektif

mereka. Sehingga tidak perlu di besar-besarkan dalam

masalah pembahasannya.

4. Begitu pentingnya pemahaman kaidah ini sehingga perlu

adanya kitab kitab dab buku-buku lainya, khususnya bagi

pemerhati kaidah ushul tafsir . akan tetapi langkanya

literature yang tersedia, maka kepada pihak yang berwenang

diharapkan agar melakukan pengadaan kitabkitab yang lebih

banyak dan buku buku lainya untuk mempermudah proses

pemahaman para mahasiswa dan masyarakat luas terhadap

kitab-kitab tafsir dan ilmu ilmu lainya agar tidak terjebak

dalam pemahaman yang keliru.

Page 35: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

35

DAFTAR PUSTAKA

Ibnu Faris, Maqayis al-Lughah, Baerut Dar al-Fikr, 1979

Al-Zarkasyi, al-Burhan fi Ulum al-Qur’an , Cairo Dar Makrifah

1391H

Fahmi Salim, Kritik Terhadap Studi al-Qur’an Kaum Liberal,

Jakarta, Gema Insani 2010

Muhammad Utsaimin, Pengantar Ilmu Tafsir, Jakarta Darus Sunnah

2008

Al-Qur‟an depag, cetakan Al-Mahira Jakarta 2015

Akhmad Alim, Tafsir Pendidikan Islam, Jakarta AMP Pres,2014

Adian Husaini, Wajah Peradaban Barat, Jakarta, Gema Insani, 2016

M.Zuhri dalam, Telaah Matan Hadits: Sebuah tawaran metodelogis ,

yogyakarta. Lesfi (Lembaga Study Filsafat Islam, 2003

Adian Husaini, Wajah peradaban Barat, Jakarta, Gema Insani. Hlm 3

Manna al-Qathan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, Pustaka al-

Kautsar, Jakarta 2005

Raudhah Nazir li Ibnu Qudamah, Daar Ihya Turats Bairut cet 2010

Ibnu Utsaimin, Ushul Fiqh, cet. Daar Ibn Jauzi, Saudi Aarabia 1426H

Fahmi Salim, Kritik Terhadap Studi Al-Qur’an Kaum Liberal, Gema

Insani, jakarta 2010

Fahmi Salim, Tafsir Sesat, Gema Insani, Jakarta, 2013

Fahmi Salim, Kritik terhadap Studi Al-Qur’an Kaum Liberal, Gema

Insani, jakarta 2010

Prof.Dr. H. Salman Harun,dkk, Kaidah-Kaidah Tafsir, Jakarta ,Qaf

Media Kreativa, 2017

Dr. Syauqi Dayif, Mu’jam al-Wasit, (Mesir, Maktabah Syuruq

Dauliah, 2011 )

Page 36: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

36

Al-Aamidi, Ihkam fi Ushul Ahkam, (Yordan, Maktabah Halabi, juz 2,

tt)

Khalid bin Utsman, Qawaid at-Tafsir Jam’atan Wa Dirosatan,

(Cairo, Daar Ibn Affan, 2005, cet 1 juz2 )

Muhammad Abu An-Nur Zuhair, Ushul Fiqh, (Cairo, Maktab

Azhariyah li At-Turats, 2006

Hana Muhammad, al-Alfadz Wa Dilalatiha Fi Al-Qur’an al-Karim,

Khalid bin Utsman, Qawaid at-Tafsir Jam’atan Wa Dirosatan,

(Cairo, Daar Ibn Affan, 2005, cet 1 juz2)

Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuti. Al-Itqon fi Ulum Al-Qur’an,

Cairo,

Mannan al-Qathan, Sudi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Bogor, Litera Antar

Nisa, 2009

Prof.Dr. H. Salman Harun,dkk, Kaidah-Kaidah Tafsir, (Jakarta, Qaf

media Kreatifa, 2017)

Mannan al-Qathan, Sudi Ilmu-ilmu al-Qur’an, (Bogor, Litera Antar

Nisa, 200

Hana Muhammad Abu Talib, al-Fadz wa Dilalatuhu fi al-Quran al-

Karim. H. 40

M. Hasbi Asy-Siddiqey, Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, (Semarang,

Pustaka Rizki, 2009

Muhammad bin Ya‟kub al-Fairuz, Al-Qamus al-Muhit, (Baeirut, Daar

Al-Fikr 1995

Abu Hamid al-Ghazali, al-Musthasfa, (Mesir, Daar Kutub Ilmiyah, tt)

Ali Al-Aamidi, Ihkam Fi Ushul Ahkam, (Baeirut,Daar Kutub, tt),

h.1404.

M. Yusuf Amin Nugroho, Fiqh Ikhtilaf NU_Muhammadiyah,

(Wonosobo; ebook digital, 2012

Page 37: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

37

Muhammad Ikhsan, Belajar Toleransi Dari Ibnu Taimiyah, (Jakara,

Pustaka Al-Kautsar, 2014

Depertemen Pendidikan dan kebudayaan RI, Kamus besar Bahasa

Indonesia, (jakarta:balai Pustaka, 1989)h, 580-581

Said Agil Husain al-Munawwar Ali Hasan al-Aridlh, Sejarah dan

Metodologi Tafsir, ter. Ahmad Akrom (jakarta: Rajawali Preses 1992

M. Alfatih Suryadilaga, dkk, Metodologi Ilmu Tafsir, Tersa, Sleman

jogja 2005

Hasan Hanafi, al-Yamin wa al-Yasar Fi Fikr al-Dini (Mesir;

Madbuli, 1989

Quraisy Shihab, Membumikan Al-Qur’an, fungsi dan Wahyu dalam

kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan,1999

Abd. Muin Salim, Beberapa Aspek Metodologi Tafsir Al-Qur’an

(Ujung Pandang; Lembaga Studi kebudayaan islam, 1990)

Mahmud Basyuni Paudoh, Tafsir wal Manahijjuhu fi Da’wah

Islamiyyah (Mesir :Amanah,1379H

Abd Al-Hayy al-Farmawi, Muqaddimah fi al-Tafsir al-Maudhu’i

(kairo: Al-Hadharah al-Arabiyah, 1977

M. Quraisy Shihab, Membumikan Al-Quran, Abd, al-Hay al-Farmawi

Suyuthi, al-Itqon . hlm. 2/173. Lihat juga Mabahits fi Ulumul

Qur’an

Al-Imam Abdullah az-Zarqasyi, al-Burhan fi Ulum al-Qur’an

(Mesir, Daar Ihya al-Kutub al-Arabiya, 1957

Abd Azim al-Zarqani, Manahili al-irfan fi Ulum Al-Qur’an, (mesir,

Daar Kutub Al-Arabiyah, tt,

Ahmad Ibn Hambal, Musnd al-Imam Ahmad bin Hambal, juz III,

baeirut, Daar al-Fikr

Page 38: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

38

Imam Muslim, Shahih Muslim, juz IV, (Mesir, Isa al-Babi al-halabi,

tt. )

M. Syuhidi Ismail, Hadits Nabi Yang Teks tual dan Kontekstual,

(Jakarta, Bulan Bintang 1994)

Muhammad Rasyid Ridho, Tafsir al-Manar, Juz VI ( Mesir, 1953

Ibu Hamzah al-Husaini, al-Bayan wa Ta’rif fi Asbab Wurud al

Hadits Syarif, (Baeirut , Daar Tsaqofah al Islamiyyah juz 1 tt)

Muhammad Utsaimin, Ushul min Ilmi Ushul, (Riyadh, Daar Ibn

Hazm, 1426 H)

Ibn Qudamah, Raudhah an-Nazhir Fi Ushul Fiqh, Beirut-Lubnan,

2010

Ahmad bin Husain Abi Suja‟ Matn Al-Goyah wa al- Taqrib, Dar Ibn

Hazm, Beirut-Lubnan, 1993 M

Shalih al-Fauzah, Mulakhas al-Fiqh, Tsaqofah wa al-Ulum, Saudi,

2010

Abdullah bin Abdurrahman Jibri, Syarah Arkanil Islam, Daar Ilmi

Al-Fawa‟id, Makkah al-Mukarramah, 1420 H

Ibrahim Anis, dkk, al-Mu‟jam al-Wasith, Angkasa, Indunisy, (t,T)

Al-Maraghi, Tafsir al-maraghi, Vol, II, Dar Fikr, Beirut-Lubnan

As-Suyuthi, Lubab an-Nuqul fi Asbab an-Nuzul, Dar Ihya al-Ulum,

Beirut-Lubnan ,1980 M

Shaleh, dkk, Asbab an-Nuzul, CV Diponegoro, Bandung,1990,

Ibn al-Arabi, Ahkam al-Qur’an, Vol.2, Dar al-Fikri, Beirut Lubnan,

(t,t)

Ibnu Rusdy, Bidayatul Mujtahid, {t.,t) dan Malik Kamal, Shahih

Fiqih Sunnah,

Sayyid Qutub, Fi Zhilal al-Qur’an, Vol.2 Dar al-Syuruq, Beirut-

Lubnan, 1980 M

Page 39: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

39

Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Dar Ibn Hazm, Beirut-Lubnan,

Abdul Azhim alBadawi, Al-Wajiz fi al-Fiqh al-Sunnah wa al-kKitab

alAziz, Darr Ibn Rajab, Mesir, 2009

M. Nasir al-Bani, Sifat Shalat Nabi, At-Tibyan, Solo, 2013

Al-Hashri, Tafsir Ayat Ahkam, Dar al-Jayl, Beirut Lubnan, (t.t.)

Al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Vol. 1, Dar al-Fikr, Beirut-Lubnan,

(t.t.)

K. HAL. O. Shaleh, dkk., Asbabun Nuzul, Diponegoro, Bandung,

1980

Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Karim, Vol.1, al-Haramain,

Singafurah, (t,t)

Nawawi alBantani, Marah Labib Tafsir alNawawi (tafsir al-Munir)

Vol,2 Dar Ihya al-Kutub Arabiyah, Indonesia (t,t)

Abu Malik Kamal, Shahih Fiqih Sunnah, Daar At-Taufiq, Juz 2,

Cairo Mesir, 2010

Ahmad bin Husain, Matn al-Goyah wa at-Taqrib, Daar Ibn Hazm,

Beirut, 1993

Al-Maraghi Tafsir al-Maraghi Vol, 4 vol, 10 Dar al-Fikri, Beirut -

Lubnan (t,t)

Nasir as-Sa‟di, Taisir al-Karim Fi Tafsir Kalam al-Mannan, Majlah

alBayan, Riyad , 1416 H.

M.Amin Suma, Tafsir Ahkam ayat-ayat ibadah, Lentera Hati,

Tangerang, 2016

M.Amin Suma, Tafsir Ahkam Ayat-Ayat Ibadah, Lentera Hati,

Tangerang, 2016

As-Syais, Tafsir Ayat-Ahkam, Mukarromah al-tTalitsah (t,t) (t,k) (t,t).

Abu Malik Kamal, Fiqih Shahih Sunnah, Daar Taufiq, Mesir, 2010

Page 40: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

40

Ibn Katsir, Tafsir al-Quran al-Azhim, Daar Al-Aqidah, Cairo Mesir,

2008

Abu Malik kamal, Shahih Fiqh Sunnah, Maktabah Tsaqofah, .

Riyadh, 2010

M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an, Mizan, Bandung, 1996

M. Amin Suma, Tafsir Ahkam Ayat-Ayat Ibadah, Lentera Hati,

Tangerang, 2016

Al-Qurtubi, al-Jami’ Li ahkam al-Qur’an, Vol II, hal. 281

As-Shabuni, Rawa’i al-Bayan Tafsir Ayat al-Ahkam, Vol.I.hal 189

Syaukani, Nayl al-Awthar Syarh Muntaqa al-akhbar , VOL.5, al-

Buhut al-Ilmiyah wa al-Ifta wa al-Irysad, Saudi arabiya( t.t)

Nawawi al-Bantani, Marah Labib Tafsir al-Nawawi (Tafsir al-

Munir), vol.II, Dar ihya al-Kutub al-Arabiyah, Indunisy

Ar-Raghib al-Ashfahani, dalam Mu’jam Mufradat alfazh al-Qur’an,

Dar al-fikr, Beirut –Lubnan,(t.t)

Mahmud Syaltut , al-Islam Aqidah wa Syari’ah, Dar al-Qalam (t.t),

Al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Vol.2Daar Fikr, Beirut-Lubnan, 1394

H/1974

Al-Darimi, Sunan al-Darimi, Dar al-Fikr, Beirut Lubnan , (t,t)

Muhammad Ali ash-Shabuni,Tafsir Ayat Ahkam, Muqarramah al-

Sanah al-Ula, (t,p)(t,k)(t,t)

Asy-Syafi‟i, al-Risalah, Dar al-Fikri, Beirut –Lubnan. (t,t),

Mukhlis M. Hanafi, Asbab Nuzul, (Jakarta Timur: Lajnah Pentashih

Mushaf Al-Qur‟an 2015 M)

Ibnu Manzur, Lisanul Arab, (Beirut : Daar Sadir, t.th),juz I

Jalaluddin as-Syutiy, Lubabun –Nuqul fi Asbabin-Nuzul, (Beirut:

Mu‟assasah al-Kutub asSaqafiyah, 2002)

Page 41: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

41

Muhammad Abdul Azim az-Zarqaniy, Manahilul Irfan Fi Ulumul

Qur’an, (Kairo: Darus Salam, 2003)

Muhammad abu Syuhba, al-Madkhal li Dirasaatil Qur’an al-Karim

(Riyadh:Daar Liwa,1987)

Manna Khalil al-Qattan, mabahis Fi Ulumul Qur‟an, (Beirut:

Muassasah ar-Risalah , 1989)

Qurtuby, Al-Jami Li Ahkam Al Qur’an (Kairo Dar Sab 1990)

Syaukani , Fathul Qadir ( Baerut Daar Fikr 1996)

Najmuddin at-Tufiy, ar-Raudhah, (Riyad: Wizarah Asyu‟un al

Islamiy wal Auqaf. 1998)

Muhammad Sa‟ad al-„Asymawi, Ma’alim al-Islam, “Ihdar as-

Syiyaqi fi Ta’wilatal-Khitbah ad-Dini”,al-Cairo, Januari 1993.

Fahmi Salim, study Al-Quran Kaum Liberal, (Jakarta, gema insani,

2010)

Fahad Abdurrahman bin Sulaiman, Diirasat Fi Ulum Al-Qur’an,

Maktabah Malik Fahad, Riyadh, 2005 M

Fakhruddin Ar-Razi, Al-Mahsul, Mu‟assasah Ar-Risalah, Juz 1

(T,T) ,1997

Asy-Syaukani, Irysasadul Fuhul ila Tahqiq al-Haq Min Ilm al-Ushul,

Daar al-Kitab Araby. Damaskus, 1999 M

Dr. Namlah, Ittihafu Dzu al Baso’ir, Maktabah Malik Fahad, riyaadh

2005 M

Page 42: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

42

BIODATA PENULIS

Namun dengan keterbatasan itu tidak menghalangi penulis untuk

tetap semangat menuntut ilmu agama. Semasa kecilnya penulis belajar al-

Qur‟an kepada Ust H.Nawawi sampai bisa. Setelah penulis menamatkan

sekolah dasar. Karena ada dukungan yang kuat dari orang tua penulis

kemudian beralih menimba ilmu disebuah madrasah yang penuh berkah

yaitu Madrasah Nurul Nuda Tempos NTB. Disinilah penulis belajar dari al-

Ustadz Mudaham Ms.S.Sos. yang penulis anggap sebagai guru pertama

dikarenakan selalu bermulazamah dengan beliau. Penulis belajar dari beliau

Kitab Riyadussholihin, Tauhid dan Nahu. Penulis mendapatkan perhatian

dari beliau. Terlihat ketika penulis lulus dari pondok ini penulis diminta tetap

tinggal di pondok untuk persiapan sebagai bekal untuk melanjutkan kulyah.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas ilmu dan bimbingan beliau.

Selain itu juga penulis belajar kitab Bulugul Maram dari Ustadz

Saefuddin, adapun bahasa Arab dan Adabnyanya penulis belajar dari ust

Hanafi dan ustadz Muna‟am, Ms. Setelah lulus dari madrasah Aliyah Nurul

Huda tempos ini penulis tidak menghentikan semangat untuk menuntut

ilmu. Penulis kembali melakukan rihlah menuntut ilmu ke kota Bogor

melalui jalur beasiswa disalah satu perguruan tinggi Islam, STAI-AL-

HIDAYAH bogor pada Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadits yang

Nama penulis adalah Kholidi bin Imran bin Ruslan. Dilahirkan

di sebuah Desa Lereng Gunug Mareje, Desa Batu Bintang

Ranggagata Lombok Tengah NTB. Disebuah rumah yang hidup

dengan apa adanya dan serba terbatas pada 01-07-1988.

Page 43: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

43

penuh berkah pada Tahun 2009. Disinilah penulis pertama kali belajar

Manhaj dan islam yang benar-benar dalam dan murni menurut

Shalafussahlih Ahlussunnah Wal Wajama’ah. Disini penulis banyak

berinteraksi dengan ustdz-ustadz senior dalam ilmunya seperti. Dr.

Muhammad Sarbini.M.H.I, penulis belajar manhaj darinya, kemudian ust

Rahendra Maya M.Pd.I, penulis belajar darinya ushul hadits, kemudian ust

Ibrahim Bafadhol.Lc.M.Pd.I, penulis belajar ushul fiqh dan bahasa arab.

Setelah lulus belajar pada tahun 2012 di STAI-AL-HIDAYAH BOGOR

penulis tidak hanya mencukupkan dirin dengan ilmu. penulis kembali

menuntut ilmu ke salah satu dari universitas cabang Saudi Arabia yang

terkenal yaitu LIPIA pada jurusan syari‟ah di Jakarta Selatan dengan

beasiswa penuh dari kerajaan Arab Saudi.. Disnilah penulis mempelajari

disiplin ilmu secara menyeluruh seperti. Tafsir dan Ushul Tafsir kepada

Syaikh Yasir al Misri, Hadits dan Ushul hadits kepada Syaikh Muhammad

Ajuz al-Misri, Ushul Fiqh kepada Syaikh Hisyam Said as-Suudi,

Perbandingaan Mazhad kepada Dr. Muhammad Yusuf, Tauhid kepada

Syaikh Bamba.

Alhamdulillah penulis menyelsaikan pendidikan pada Tahun 2017,

Namun ditengah-tengah semester pada waktu itu yaitu semester tujuh.

Penulis memberanikan diri untuk mendaftar dan mengambil Magister

dengan menggunakan Ijazah S1 dari Bogor di INSTITUT ILMU AL-

QURAN (IIQ JAKARTA) pada jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir.

Dikampus yang tercinta inilah penulis kembali bertemu dengan para

Profesor-profesor dan guru besar dalam ilmu Syariah. Seperti Prof Dr. Hj.

Huzaemah.MA selaku Rektor IIQ dan pengampu Materi Ayat-Ayat Ahkam.

Prof. Dr. Said Agil Munawwar Ma. Pengampu Materi Kaidah Tafsir dan

banyak lagi yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Page 44: AL-IBRAH BI UMUM AL-LAFZDI LAA BI KHUSUS SABAB

44

Dan Alhamdulillah pada tahun ini (2019) insya Allah penulis akan

menjadi alumni dari IIQ JAKARTA. Penulis terus berdo‟a moga guru-guru

kami ini selalu mendapatkan keberkahan dari Allah dan mendapatkan pahala

jariyah dari ilmu yang telah mereka ajarkan kepada kami. Semoga perjalanan

penulis dalam menuntut ilmu ini menjadi penyemangat kepada para pemuda

yan haus akan ilmu agama. Untuk bersilaturahmi dengan penulis, dapat

mengunjungi atau menghubungi dengan alamt email : [email protected]

dan Tlpon. (088801113889 Wa )

Saat ini penulis aktif sebagai Imam tetap di Masjid Raya Al-Kusuf Jakarta

dan mengisi beberapa kajian Islam. adapun karya-karya tulis. Saat ini baru satu

buah buku dan beberapa artikel yaitu 15 Hadits Fiqih Ramadhan. Kami berharap

semoga kedepannya ilmu kami mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

Demikianlah sekilas tentang perjalanan menuntut ilmu penulis dari

sebuah desa terpencil menuju kota Jakarta , terima kasih atas do‟a do‟a

semuanya. Wassalamu alikum wr.wb