Makalah Asam Absisat

16
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana dengan rahmat dan karunia-Nya penulis telah diberikan kesehatan dan kesempatan, sehingga dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan judul Asam Absisat”. Makalah ini penulis susun dengan maksud untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti mata kuliah Biologi Perkembangan Tumbuhan. Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak mendapat bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari pengharapan dan kesempurnaan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh penulis pada saat ini. Penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari terutama dari pembaca dan pengguna makalah ini. Adanya kritikan dan saran yang membangun ini, akan dapat melengkapi makalah ini di masa mendatang. Semoga Allah SWT selalu memberikan petunjuk dan ridha-Nya kepada kita semua. Amin Yarabbal `alamin. i

description

hormon

Transcript of Makalah Asam Absisat

Page 1: Makalah Asam Absisat

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana dengan

rahmat dan karunia-Nya penulis telah diberikan kesehatan dan kesempatan, sehingga

dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan judul “Asam Absisat”. Makalah ini

penulis susun dengan maksud untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti

mata kuliah Biologi Perkembangan Tumbuhan.

Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak mendapat bimbingan, pengarahan

dan bantuan dari berbagai pihak sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah membantu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari pengharapan dan

kesempurnaan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh penulis

pada saat ini. Penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari terutama dari

pembaca dan pengguna makalah ini. Adanya kritikan dan saran yang membangun ini,

akan dapat melengkapi makalah ini di masa mendatang. Semoga Allah SWT selalu

memberikan petunjuk dan ridha-Nya kepada kita semua. Amin Yarabbal `alamin.

Banda Aceh, 15 Desember 2013

Penulis

i

Page 2: Makalah Asam Absisat

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................1

1.1.................................................................................................................................... L

atar Belakang Masalah .............................................................................................1

1.2.................................................................................................................................... B

atasan Masalah .........................................................................................................1

1.3.................................................................................................................................... T

ujuan Penulisan ........................................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN .............................................................................................3

2.1 Pengertian dan Sintesis Asam Absisat .....................................................................3

2.2 Fungsi Asam Absisat ...............................................................................................4

2.3 Hubungan Asam Absisat dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan .....5

BAB III. PENUTUP .....................................................................................................7

Simpulan ........................................................................................................................8

ii

Page 3: Makalah Asam Absisat

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur kimia dari ABA

iii

Page 4: Makalah Asam Absisat

BAB I

PENDAHULUAN

1.4. Latar

Belakang Masalah

Setiap tahapan kehidupan suatu tumbuhan sangat terlihat jelas sensitivitas dan

responnya terhadap lingkungan. Suatu bagian tumbuhan dapat mengirim sinyal ke

bagian yang lain. Sebagai contoh, kuncup terminal pada ujung suatu tunas mampu

menekan pertumbuhan tunas aksiler yang bermeter-meter jauhnya. Salah satu sinyal

yang paling penting tersebut adalah hormon.

Hormon merupakan sinyal kimia yang mengkoordinasi bagian-bagian suatu

organisme. Karakteristik hormon adalah hanya dibutuhkan dalam konsentrasi yang

sangat kecil untuk menginduksi perubahan besar dalam suatu organisme. Secara umum

hormon mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan cara

mempengaruhi pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel. Beberapa hormon juga

memperantarai respon fisiologis jangka pendek tumbuhan terhadap stimulus

lingkungan. Salah satu hormon tumbuhan adalah asam absisat. Berlainan dengan

hormon tumbuhan lainnya, misalnya auksin, sitokinin dan giberilin, asam absisat

berfungsi menghambat pertumbuhan suatu tumbuhan dan mengalami dormansi. Asam

absisat juga menghambat pembelahan sel kambium pembuluh. Fungsi tersebut

memungkinkan asam absisat untuk membantu mempersiapkan tumbuhan untuk

menghadapi musim dingin dengan cara menghentikan pertumbuhan primer dan

sekundernya. Selanjutnya dalam makalah ini akan dikaji tentang pengertian, sintesis,

fungsi asam absisat serta hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan

tumbuhan (Campbell, 2003).

1.2. Batasan

Masalah

Batasan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Pengertian dan Sintesis Asam Absisat

2. Fungsi Asam Absisat

1

Page 5: Makalah Asam Absisat

3. Hubungan Asam Absisat dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian,

sintesis, fungsi dan hubungan asam absisat dengan pertumbuhan dan perkembangan

tumbuhan.

2

Page 6: Makalah Asam Absisat

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Sintesis Asam Absisat

Asam absisat (Abscisic Acid, ABA) merupakan seskuiterpenoid berkarbon 15

yang disintesis sebagian di kloroplas dan plastida lain melalui lintasan asam mevalonat.

Biosintesis ABA pada sebagian besar tumbuhan terjadi secara tidak langsung melalui

penguraian karotenoid tertentu yang ada di plastida. Kloroplas daun mengandung

karotenoid yang menjadi bahan dasar ABA, sementara di akar, buah, embrio biji serta

bagian tumbuhan tertentu lainnya, karotenoid penting berada di kromoplas lain,

leukoplas atau proplastid. Semua reaksi yang membentuk xantoksin mungkin

berlangsung di plastid, namun tahap berikutnya mungkin terjadi di suatu tempat di

sitosol (Salisbury dan Ross, 1995).

Gambar 1. Struktur kimia dari ABA (Taiz and Zeiger, 2002).

Karotenoid violaxantin dengan konfigurasi trans pada semua ikatan rangkap, oleh

suatu enzim diubah menjadi 9-cis violaxantin yang mempunyai konfigurasi cis yang

sama dengan ABA pada karbon 2 dan 3. Selanjutnya, 9-cis violaxantin akan teroksidasi

3

Page 7: Makalah Asam Absisat

oleh O2 dan pecah, melepaskan senyawa atau beberapa senyawa yang belum dikenal

(dengan total 25 karbon) dan xantoksin yaitu epoksida berkarbon 15 dengan struktur

serupa dengan ABA. Xantoksin diubah menjadi ABA aldehid dengan membuka cincin

epoksida dan dengan oksidasi (oleh NADP+ atau NAD+ ) gugus hidroksil cincin menjadi

gugus keto. Akhirnya gugus aldehid di rantai samping ABA aldehid dioksidasi menjadi

gugus karboksil ABA. Yang menarik, oksidasi terakhir ini hampir dipastikan

membutuhkan koenzim yang mengandung molibdenum yang menunjukkan adanya

fungsi penting lain dari molibdenum bagi tumbuhan (Salisbury dan Ross, 1995).

ABA dapat dinonaktifkan dengan dua cara. Pertama dengan penempelan glukosa

pada gugus karboksilnya membentuk ester ABA-glukosa. Ester ini tampaknya hanya

terdapat di vakuola. Proses penonaktifan ini juga terjadi pada auksin, giberilin dan

sitokinin. Proses penonaktifan lainnya ialah oksidasi dengan O2 membentuk asam faseat

4

Page 8: Makalah Asam Absisat

dan asam dihidrofaseat. ABA diangkut dengan mudah dalam xilem dan floem dan juga

dalam sel parenkim, biasanya tak ada polaritas, sehingga pergerakan ABA dalam

tumbuhan serupa dengan pergerakan giberilin (Salisbury dan Ross, 1995).

2.2. Fungsi Asam Absisat

Beberapa fungsi dari asam absisat (ABA) dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. ABA menginduksi penutupan stomata

Kandungan ABA dalam daun monokotil dan dikotil meningkat beberapa kali lipat

jika daun mengalami keadaan rawan air, baik jika daun dipisahkan dari akarnya taupun

tidak. Diketahui pula bahwa akar yang mengalami rawan air juga membentuk ABA

lebih banyak dan bahwa ABA ini diangkut melalui xilem menuju daun dan menutup

stomata. ABA y ang dipasok oleh akar sebagian besar berasal dari ujung akar dangkal

yang mengalami rawan air dan ABA berlaku sebagai isyarat bagi daun jika air tanah

mulai habis. Stomata menutup sebagai respon terhadap ABA yang berasal dari akar atau

daun, sehingga terlindung dari kekeringan. ABA menyebabkan stomata menutup

dengan menghambat pompa proton yang kerjanya bergantung pada ATP di membran

plasma sel penjaga. Pompa ini biasanya mengangkut proton keluar dari sel penjaga, dan

menyebabkan terjadinya aliran masuk cepat dan penimbunan K+, kemudian terjadi

penyerapan air secara osmotik serta pembukaan stomata. Namun, ABA yang bekerja di

ruang bebas pada permukaan luar membran plasma sel penjaga membatasi masuknya

K+ , sehingga K+ dan air merembes keluar, turgor berkurang dan stomata menutup

(Salisbury dan Ross, 1995).

b. ABA melindungi terhadap keadaan rawan garam dan rawan dingin

Tingkat ABA naik bukan hanya ketika tumbuhan mengalami tekanan akibat

pasokan air yang tidak mencukupi, tapi juga akibat tanah bergaram, suhu dingin, suhu

beku dan suhu tinggi. Rawan garam menyebabkan terbentuknya beberapa protein baru,

khususnya protein berbobot molekul rendah yaitu osmotin (Salisbury dan Ross, 1995).

c. ABA menghambat pertumbuhan embrio pada permulaan dormansi biji

Tahapan dalam kehidupan tumbuhan yang menguntungkan jika pertumbuhan

dihentikan adalah pada saat permulaan dormansi biji dan ABA bertindak sebagai

5

Page 9: Makalah Asam Absisat

penghambat pertumbuhan. Akan berkecambah jika ABA dihambat dengan cara

membuatnya tidak aktif, membuangnya atau dengan peningkatan aktivitas giberilin

(Campbell, 2003). ABA eksogen merupakan penghambat kuat bagi perkecambahan biji.

Ketika dormansi berakhir, oleh suatu keadaan lingkungan misalnya cahaya dan suhu

rendah, ABA akan menurun dan biji dapat berkecambah.

d. ABA mempengaruhi pengguguran daun

Semula ABA disebut sebagai penyebab penguguran daun. Namun, sejak terbukti

bahwa ABA menstimulasi penguguran organ hanya pada beberapa spesies tumbuhan

saja dan bahwa hormon utama yang menyebabkan penguguran adalah etilen. Di sisi

lain, ABA jelas terlibat dalam pelayuan daun, dan melalui hal ini secara tidak langsung

meningkatkan pembentukan dan stimulasi etilen (Taiz and Zeiger, 2002).

2.3 Hubungan Asam Absisat dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

ABA berperan utama dalam mengatur permulaan dan pemeliharaan dormansi

pucuk dan biji serta respon tumbuhan terhadap stres. Selain itu ABA juga

mempengaruhi berbagai aspek lain pada perkembangan tumbuhan, dengan berinteraksi

(biasanya secara berlawanan) dengan auksin, sitokinin, giberilin dan etilen (Taiz and

Zeiger, 2002). Salah satu aspek tersebut adalah pada perkembangan biji

(embriogenesis).

Perkembangan embrio dapat dibagi dalam tiga fase utama yaitu:

(1) Fase pertama, yang ditandai dengan pembelahan sel dan jaringan, zigot

mengalami embriogenesis dan proliferasi jaringan endosperm.

(2) Fase kedua, pembelahan sel berhenti dan terjadi penimbunan senyawa

(cadangan makanan).

(3) Fase ketiga, embrio menjadi toleran terhadap pengeringan dan biji menjadi

kering (kehilangan 90% air). Sebagai konsekuensi dari pengeringan,

metabolisme berhenti dan biji memasuki masa istirahat. Berbeda dengan biji

yang mengalami dormansi, biji yang istirahat akan berkecambah jika terkena

air.

6

Page 10: Makalah Asam Absisat

Dua fase terakhir menghasilkan biji yang aktif dengan sumber yang memadai

untuk mendukung perkecambahan dan tahan hingga berminggu-minggu bahkan

bertahun-tahun sebelum memulai lagi perkecambahan. Secara khas, kandungan ABA

pada biji sangat rendah di awal embriogenesis, dan kemudian berangsur-angsur

menurun hingga biji menjadi matang (Taiz and Zeiger, 2002).

Menurut Quatrano (1987), ABA endogen sangat berkaitan dengan pembentukan

awal lintasan pematangan normal dan dengan penghambatan perkecambahan dini.

Selanjutnya, pada banyak spesies ABA eksogen dapat menyebabkan atau mempercepat

pembentukan beberapa protein sebagai cadangan makanan yang khusus dalam embrio

yang dibiakkan. Bukti tersebut menunjukkan bahwa peningkatan taraf ABA secara

normal pada awal dan pertengahan fase perkembangan biji dapat mengatur penimbunan

protein cadangan (Salisbury dan Ross, 1995).

7

Page 11: Makalah Asam Absisat

BAB III

PENUTUP

Simpulan

Adapun simpulan dari makalah ini adalah:

1. Hormon merupakan sinyal kimia yang mengkoordinasi bagian-bagian suatu

organisme.

2. Asam absisat (Abscisic Acid, ABA) merupakan seskuiterpenoid berkarbon 15

yang disintesis sebagian di kloroplas dan plastida lain melalui lintasan asam

melanovat.

3. Biosintesis ABA pada sebagian besar tumbuhan terjadi secara tidak langsung

melalui penguraian karotenoid tertentu yang ada di plastida.

4. ABA dapat dinonaktifkan dengan dua cara yaitu: (1) penempelan glukosa

pada gugus karboksilnya membentuk ester ABA-glukosa, dan (2) oksidasi

dengan O2 membentuk asam faseat dan asam dihidrofaseat.

5. ABA berfungsi untuk menginduksi penutupan stomata, melindungi terhadap

keadaan rawan garam dan rawan dingin, menghambat pertumbuhan embrio

pada permulaan dormansi biji dan mempengaruhi pengguguran daun.

6. ABA juga mempengaruhi berbagai aspek lain pada perkembangan tumbuhan,

dengan berinteraksi (biasanya secara berlawanan) dengan auksin, sitokinin,

giberilin dan etilen, yaitu pada perkembangan biji.

7. Peningkatan taraf ABA secara normal pada awal dan pertengahan fase

perkembangan biji dapat mengatur penimbunan protein cadangan.

8

Page 12: Makalah Asam Absisat

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil. A. 2003. Biologi. Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Salisbury, Frank. B dan Cleon, W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 3. Bandung: ITB.

Taiz, Lincoln and Eduardo Zeiger. 2002. Plant Physiology. Third Edition. Sunderland: Sinauer Associates.

9