Makalah Asam Absisat
-
Upload
kamal-alil -
Category
Documents
-
view
124 -
download
14
description
Transcript of Makalah Asam Absisat
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana dengan
rahmat dan karunia-Nya penulis telah diberikan kesehatan dan kesempatan, sehingga
dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan judul “Asam Absisat”. Makalah ini
penulis susun dengan maksud untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti
mata kuliah Biologi Perkembangan Tumbuhan.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak mendapat bimbingan, pengarahan
dan bantuan dari berbagai pihak sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari pengharapan dan
kesempurnaan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh penulis
pada saat ini. Penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari terutama dari
pembaca dan pengguna makalah ini. Adanya kritikan dan saran yang membangun ini,
akan dapat melengkapi makalah ini di masa mendatang. Semoga Allah SWT selalu
memberikan petunjuk dan ridha-Nya kepada kita semua. Amin Yarabbal `alamin.
Banda Aceh, 15 Desember 2013
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................1
1.1.................................................................................................................................... L
atar Belakang Masalah .............................................................................................1
1.2.................................................................................................................................... B
atasan Masalah .........................................................................................................1
1.3.................................................................................................................................... T
ujuan Penulisan ........................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN .............................................................................................3
2.1 Pengertian dan Sintesis Asam Absisat .....................................................................3
2.2 Fungsi Asam Absisat ...............................................................................................4
2.3 Hubungan Asam Absisat dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan .....5
BAB III. PENUTUP .....................................................................................................7
Simpulan ........................................................................................................................8
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur kimia dari ABA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.4. Latar
Belakang Masalah
Setiap tahapan kehidupan suatu tumbuhan sangat terlihat jelas sensitivitas dan
responnya terhadap lingkungan. Suatu bagian tumbuhan dapat mengirim sinyal ke
bagian yang lain. Sebagai contoh, kuncup terminal pada ujung suatu tunas mampu
menekan pertumbuhan tunas aksiler yang bermeter-meter jauhnya. Salah satu sinyal
yang paling penting tersebut adalah hormon.
Hormon merupakan sinyal kimia yang mengkoordinasi bagian-bagian suatu
organisme. Karakteristik hormon adalah hanya dibutuhkan dalam konsentrasi yang
sangat kecil untuk menginduksi perubahan besar dalam suatu organisme. Secara umum
hormon mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan cara
mempengaruhi pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel. Beberapa hormon juga
memperantarai respon fisiologis jangka pendek tumbuhan terhadap stimulus
lingkungan. Salah satu hormon tumbuhan adalah asam absisat. Berlainan dengan
hormon tumbuhan lainnya, misalnya auksin, sitokinin dan giberilin, asam absisat
berfungsi menghambat pertumbuhan suatu tumbuhan dan mengalami dormansi. Asam
absisat juga menghambat pembelahan sel kambium pembuluh. Fungsi tersebut
memungkinkan asam absisat untuk membantu mempersiapkan tumbuhan untuk
menghadapi musim dingin dengan cara menghentikan pertumbuhan primer dan
sekundernya. Selanjutnya dalam makalah ini akan dikaji tentang pengertian, sintesis,
fungsi asam absisat serta hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan (Campbell, 2003).
1.2. Batasan
Masalah
Batasan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Pengertian dan Sintesis Asam Absisat
2. Fungsi Asam Absisat
1
3. Hubungan Asam Absisat dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian,
sintesis, fungsi dan hubungan asam absisat dengan pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian dan Sintesis Asam Absisat
Asam absisat (Abscisic Acid, ABA) merupakan seskuiterpenoid berkarbon 15
yang disintesis sebagian di kloroplas dan plastida lain melalui lintasan asam mevalonat.
Biosintesis ABA pada sebagian besar tumbuhan terjadi secara tidak langsung melalui
penguraian karotenoid tertentu yang ada di plastida. Kloroplas daun mengandung
karotenoid yang menjadi bahan dasar ABA, sementara di akar, buah, embrio biji serta
bagian tumbuhan tertentu lainnya, karotenoid penting berada di kromoplas lain,
leukoplas atau proplastid. Semua reaksi yang membentuk xantoksin mungkin
berlangsung di plastid, namun tahap berikutnya mungkin terjadi di suatu tempat di
sitosol (Salisbury dan Ross, 1995).
Gambar 1. Struktur kimia dari ABA (Taiz and Zeiger, 2002).
Karotenoid violaxantin dengan konfigurasi trans pada semua ikatan rangkap, oleh
suatu enzim diubah menjadi 9-cis violaxantin yang mempunyai konfigurasi cis yang
sama dengan ABA pada karbon 2 dan 3. Selanjutnya, 9-cis violaxantin akan teroksidasi
3
oleh O2 dan pecah, melepaskan senyawa atau beberapa senyawa yang belum dikenal
(dengan total 25 karbon) dan xantoksin yaitu epoksida berkarbon 15 dengan struktur
serupa dengan ABA. Xantoksin diubah menjadi ABA aldehid dengan membuka cincin
epoksida dan dengan oksidasi (oleh NADP+ atau NAD+ ) gugus hidroksil cincin menjadi
gugus keto. Akhirnya gugus aldehid di rantai samping ABA aldehid dioksidasi menjadi
gugus karboksil ABA. Yang menarik, oksidasi terakhir ini hampir dipastikan
membutuhkan koenzim yang mengandung molibdenum yang menunjukkan adanya
fungsi penting lain dari molibdenum bagi tumbuhan (Salisbury dan Ross, 1995).
ABA dapat dinonaktifkan dengan dua cara. Pertama dengan penempelan glukosa
pada gugus karboksilnya membentuk ester ABA-glukosa. Ester ini tampaknya hanya
terdapat di vakuola. Proses penonaktifan ini juga terjadi pada auksin, giberilin dan
sitokinin. Proses penonaktifan lainnya ialah oksidasi dengan O2 membentuk asam faseat
4
dan asam dihidrofaseat. ABA diangkut dengan mudah dalam xilem dan floem dan juga
dalam sel parenkim, biasanya tak ada polaritas, sehingga pergerakan ABA dalam
tumbuhan serupa dengan pergerakan giberilin (Salisbury dan Ross, 1995).
2.2. Fungsi Asam Absisat
Beberapa fungsi dari asam absisat (ABA) dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. ABA menginduksi penutupan stomata
Kandungan ABA dalam daun monokotil dan dikotil meningkat beberapa kali lipat
jika daun mengalami keadaan rawan air, baik jika daun dipisahkan dari akarnya taupun
tidak. Diketahui pula bahwa akar yang mengalami rawan air juga membentuk ABA
lebih banyak dan bahwa ABA ini diangkut melalui xilem menuju daun dan menutup
stomata. ABA y ang dipasok oleh akar sebagian besar berasal dari ujung akar dangkal
yang mengalami rawan air dan ABA berlaku sebagai isyarat bagi daun jika air tanah
mulai habis. Stomata menutup sebagai respon terhadap ABA yang berasal dari akar atau
daun, sehingga terlindung dari kekeringan. ABA menyebabkan stomata menutup
dengan menghambat pompa proton yang kerjanya bergantung pada ATP di membran
plasma sel penjaga. Pompa ini biasanya mengangkut proton keluar dari sel penjaga, dan
menyebabkan terjadinya aliran masuk cepat dan penimbunan K+, kemudian terjadi
penyerapan air secara osmotik serta pembukaan stomata. Namun, ABA yang bekerja di
ruang bebas pada permukaan luar membran plasma sel penjaga membatasi masuknya
K+ , sehingga K+ dan air merembes keluar, turgor berkurang dan stomata menutup
(Salisbury dan Ross, 1995).
b. ABA melindungi terhadap keadaan rawan garam dan rawan dingin
Tingkat ABA naik bukan hanya ketika tumbuhan mengalami tekanan akibat
pasokan air yang tidak mencukupi, tapi juga akibat tanah bergaram, suhu dingin, suhu
beku dan suhu tinggi. Rawan garam menyebabkan terbentuknya beberapa protein baru,
khususnya protein berbobot molekul rendah yaitu osmotin (Salisbury dan Ross, 1995).
c. ABA menghambat pertumbuhan embrio pada permulaan dormansi biji
Tahapan dalam kehidupan tumbuhan yang menguntungkan jika pertumbuhan
dihentikan adalah pada saat permulaan dormansi biji dan ABA bertindak sebagai
5
penghambat pertumbuhan. Akan berkecambah jika ABA dihambat dengan cara
membuatnya tidak aktif, membuangnya atau dengan peningkatan aktivitas giberilin
(Campbell, 2003). ABA eksogen merupakan penghambat kuat bagi perkecambahan biji.
Ketika dormansi berakhir, oleh suatu keadaan lingkungan misalnya cahaya dan suhu
rendah, ABA akan menurun dan biji dapat berkecambah.
d. ABA mempengaruhi pengguguran daun
Semula ABA disebut sebagai penyebab penguguran daun. Namun, sejak terbukti
bahwa ABA menstimulasi penguguran organ hanya pada beberapa spesies tumbuhan
saja dan bahwa hormon utama yang menyebabkan penguguran adalah etilen. Di sisi
lain, ABA jelas terlibat dalam pelayuan daun, dan melalui hal ini secara tidak langsung
meningkatkan pembentukan dan stimulasi etilen (Taiz and Zeiger, 2002).
2.3 Hubungan Asam Absisat dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
ABA berperan utama dalam mengatur permulaan dan pemeliharaan dormansi
pucuk dan biji serta respon tumbuhan terhadap stres. Selain itu ABA juga
mempengaruhi berbagai aspek lain pada perkembangan tumbuhan, dengan berinteraksi
(biasanya secara berlawanan) dengan auksin, sitokinin, giberilin dan etilen (Taiz and
Zeiger, 2002). Salah satu aspek tersebut adalah pada perkembangan biji
(embriogenesis).
Perkembangan embrio dapat dibagi dalam tiga fase utama yaitu:
(1) Fase pertama, yang ditandai dengan pembelahan sel dan jaringan, zigot
mengalami embriogenesis dan proliferasi jaringan endosperm.
(2) Fase kedua, pembelahan sel berhenti dan terjadi penimbunan senyawa
(cadangan makanan).
(3) Fase ketiga, embrio menjadi toleran terhadap pengeringan dan biji menjadi
kering (kehilangan 90% air). Sebagai konsekuensi dari pengeringan,
metabolisme berhenti dan biji memasuki masa istirahat. Berbeda dengan biji
yang mengalami dormansi, biji yang istirahat akan berkecambah jika terkena
air.
6
Dua fase terakhir menghasilkan biji yang aktif dengan sumber yang memadai
untuk mendukung perkecambahan dan tahan hingga berminggu-minggu bahkan
bertahun-tahun sebelum memulai lagi perkecambahan. Secara khas, kandungan ABA
pada biji sangat rendah di awal embriogenesis, dan kemudian berangsur-angsur
menurun hingga biji menjadi matang (Taiz and Zeiger, 2002).
Menurut Quatrano (1987), ABA endogen sangat berkaitan dengan pembentukan
awal lintasan pematangan normal dan dengan penghambatan perkecambahan dini.
Selanjutnya, pada banyak spesies ABA eksogen dapat menyebabkan atau mempercepat
pembentukan beberapa protein sebagai cadangan makanan yang khusus dalam embrio
yang dibiakkan. Bukti tersebut menunjukkan bahwa peningkatan taraf ABA secara
normal pada awal dan pertengahan fase perkembangan biji dapat mengatur penimbunan
protein cadangan (Salisbury dan Ross, 1995).
7
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Adapun simpulan dari makalah ini adalah:
1. Hormon merupakan sinyal kimia yang mengkoordinasi bagian-bagian suatu
organisme.
2. Asam absisat (Abscisic Acid, ABA) merupakan seskuiterpenoid berkarbon 15
yang disintesis sebagian di kloroplas dan plastida lain melalui lintasan asam
melanovat.
3. Biosintesis ABA pada sebagian besar tumbuhan terjadi secara tidak langsung
melalui penguraian karotenoid tertentu yang ada di plastida.
4. ABA dapat dinonaktifkan dengan dua cara yaitu: (1) penempelan glukosa
pada gugus karboksilnya membentuk ester ABA-glukosa, dan (2) oksidasi
dengan O2 membentuk asam faseat dan asam dihidrofaseat.
5. ABA berfungsi untuk menginduksi penutupan stomata, melindungi terhadap
keadaan rawan garam dan rawan dingin, menghambat pertumbuhan embrio
pada permulaan dormansi biji dan mempengaruhi pengguguran daun.
6. ABA juga mempengaruhi berbagai aspek lain pada perkembangan tumbuhan,
dengan berinteraksi (biasanya secara berlawanan) dengan auksin, sitokinin,
giberilin dan etilen, yaitu pada perkembangan biji.
7. Peningkatan taraf ABA secara normal pada awal dan pertengahan fase
perkembangan biji dapat mengatur penimbunan protein cadangan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil. A. 2003. Biologi. Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Salisbury, Frank. B dan Cleon, W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 3. Bandung: ITB.
Taiz, Lincoln and Eduardo Zeiger. 2002. Plant Physiology. Third Edition. Sunderland: Sinauer Associates.
9