MAKALAH aNGGUn.docx
-
Upload
juli-hanianda -
Category
Documents
-
view
120 -
download
2
Transcript of MAKALAH aNGGUn.docx
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah Teknologi Pengolahan Limbah yang berjudul
”pemanfaatan sebuk Gergaji”
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak
terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas
makalah ini sehinggga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dan
tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada para pembimbing yang telah
membimbing kami.
Dalam penyusunan makalah ini penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada pembaca umumnya. Kritik
maupun saran yang sifat nya membangun sangatlah penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Ketapang, April 2012
Penyusun
Bab I
Pendahuluan
A.Latar Belakang
Serbuk Gergaji Merupakan salah satu Limbah padat yang berasal dari
kayu baik kayu Baku Maupun Kayu Olahan. Dimana kebutuhan kayu sebagai
bahan baku untuk berbagai keperluan terus meningkat. Demikian pula untuk
keperluan bahan bangunan. Kayu-kayu yang beredar di pasaran sebagian besar
berasal dari hutan alam yang dikelompokkan atas jenis-jenis komersial seperti
kamper, bangkirai, keruing, kayu campuran (borneo). Karena kecepatan antara
pemanenan dan penanaman tidak seimbang, menyebabkan pasokan kayu dari
hutan alam kian menurun baik volume maupun mutunya yang mengakibatkan
harga kayu menjadi relatif mahal.
Berbagai upaya telah dilakukan dalam mengatasi keterbatasan jumlah
pasokan kayu hutan antara lain dengan mengalihkan perhatian kepada jenis-jenis
kayu yang berasal dari hutan rakyat atau hutan tanaman, terutama sebagai bahan
baku industri pengolahan kayu, baik yang berskala kecil maupun besar. Demikian
pula untuk keperluan bahan bangunan dan industri barang kerajinan. Oleh sebab
itu, kayu yang berasal dari hutan tanaman maupun hutan rakyat yang potensinya
cukup besar diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kayu untuk berbagai
keperluan tersebut.
Di sisi lain, kayu yang dihasilkan dari hutan tanaman dan hutan rakyat
pada umumnya
merupakan jenis kayu cepat tumbuh (fast growing), seperti kayu mangium,
mahoni,rasamala, gmelina, sengon dan lain-lain. Jenis-jenis kayu tersebut relatif
bermutu rendah karena selain berumur muda, juga mengandung banyak cacat
seperti mata kayu, miring serat, cacat bentuk dan sebagainya. Sehingga untuk
dapat memenuhi persyaratan bahan konstruksi bangunan diperlukan teknologi
yang tepat sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Sebagai bahan konstruksi bangunan, kayu sudah dikenal dan banyak
dipakai sebelum orang mengenal beton dan baja. Dalam pemakaiannya kayu
tersebut harus memenuhi syarat :
mampu menahan bermacam-macam beban yang bekerja dengan
aman dalam jangka waktu yang direncanakan;
mempunyai ketahanan dan keawetan yang memadai melebihi umur
pakainya;
serta mempunyai ukuran penampang dan panjang yang sesuai
dengan pemakainnya dalam konstruksi.
Dari hasil pemanfaatan tersebut terdapat limbah yang berupa serbuk yang di sebut
serbuk gergaji yang dapat dimanfaatkan ataupun diolah kembali menjadi sesuatu
yang lebih bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
B. Tujuan Penulisan
Ada pun tujuan dari penulisan ini ialah :
Mengetahui apa itu serbuk gergaji
Mengetahui manfaat serbuk gergaji
Mengetahui bagaimana pemanfaatan serbuk gergaji.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada 14 Februari 2007 yang lalu, Presiden Rupublik Indonesia secara
resmi meluncurkan program Desa Mandiri Energi ( DME ). Program ini bertujuan
untuk mengurangi ketergantungan masyarakat desa terhadap bahan bakar minyak,
terutama minyak tanah, untuk keperluan sehari-hari. Program ini juga dipandang
sebagai bagian dari usaha untuk mendorong ekonomi pedesaan. Desa Mandiri
Energi (DME) merupakan desa yang memenuhi kebutuhan energinya secara
mandiri yang berasal dari sumber-sumber energi baru dan terbarukan, seperti
biofuel, terutama yang didapat dari minyak jarak pagar, energi bayu/angin, energi
surya maupun mikrohidro. Pada prinsipnya, program ini mendorong masyarakat
untuk menyediakan energi yang cukup bagi desanya sendiri. Sehingga dapat
membuka kesempatan kerja baru, mengurangi kemiskinan, dan menciptakan
kegiatan-kegiatan lain yang produktif. Desa-desa ini tidak termasuk dalam
kategori derah tertinggal, namun mempunyai potensi untuk mandiri dalam energi,
sehingga dapat memberikan kelebihan energi kepada pihak-pihak lain. Dalam hal
ini, ada dua tipe Desa Mandiri Energi yang pertama adalah Desa Mandiri Energi
yang dikembangkan dengan non BBN (Bahan Bakar Nabati) seperti desa yang
menggunakan mikrohidro, tenaga surya,dan biogas. Yang kedua adalah Desa
Mandiri Energi yang menggunakan bahan bakar nabati atau biofuel seperti dari
kelapa sawit, singkong, tebu, tanaman jarak,kesambi, dan lain-lain.
Pembangunan dan kemajuan suatu negara yang berkesinambungan, sangat
tergantung akan ketersediaan energi yang berkelanjutan pula. Ini membuktikan
bahwa energi sangatlah penting karena energi merupakan komponen vital
dalam industri dan kehidupan manusia untuk meningkatkan taraf hidup
manusia. Menurut Dr. Agus Rusyana Hoetman, Asisten Deputi Urusan
Pengembangan Rekayasa-Ristek "Kondisi energi di Indonesia pada dekade yang
lalu sangat tergantung pada penggunaan BBM, karena Bahan Bakar Minyak
merupakan bahan bakar yang berasal dari fosil yang semakin lama semakin
menipis, oleh karena itu pemerintah mencari solusi yaitu mengganti BBM dengan
energi baru dan terbarukan, Pemerintah pada tahun 2025 berambisi untuk
mengurangi penggunaan BBM hingga 20% dari seluruh bauran energi kita.
Perubahan bauran energi dari tahun ini sampai 2025,yaitu :1.Batubara dari 14%
menjadi 33%, 2.Gas dari 20% menjadi 30%, 3.BBM dari 54% menjadi 20%,dan
4.Energi baru-terbarukan 12% menjadi 17%. Energi baru dan terbarukan harus
terus ditingkatkan karena dinilai ramah lingkungan. Sedangkan komposisi energi
ini :1.5%biofuel,2.5% geothermal dan 3. 7% energi surya, angin, samudera,
batu bara cair.
Karena sifat dan karakteristiknya yang unik, kayu merupakan bahan yang
paling banyak digunakan untuk keperluan konstruksi. Kebutuhan kayu yang terus
meningkat dan potensi hutan yang terus berkurang menuntut penggunaan kayu
secara efisien dan bijaksana, antara lain dengan memanfaatkan limbah berupa
serbuk kayu menjadi produk yang bermanfaat.
Kebutuhan manusia akan kayu sebagai bahan bangunan baik untuk
keperluan konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk. Kebutuhan kayu untuk industri perkayuan di
Indonesia diperkirakan sebesar 70 juta m3 per tahun dengan kenaikan rata-rata
sebesar 14,2 % per tahun sedangkan produksi kayu bulat diperkirakan hanya
sebesar 25 juta m3 per tahun, dengan demikian terjadi defisit sebesar 45 juta
m3 (Priyono,2001). Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya daya dukung hutan
sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan kayu. Keadaan ini diperparah oleh adanya
konversi hutan alam menjadi lahan pertanian, perladangan berpindah, kebakaran
hutan, praktek pemanenan yang tidak efisen dan pengembangan infrastruktur yang
diikuti oleh perambahan hutan. Kondisi ini menuntut penggunaan kayu secara
efisien dan bijaksana, antara lain melalui konsep the whole tree utilization,
disamping meningkatkan penggunaan bahan berlignoselulosa non kayu, dan
pengembangan produk-produk inovatif sebagai bahan bangunan pengganti kayu.
Selama ini limbah serbuk kayu banyak menimbulkan masalah dalam
penanganannya yang selama ini dibiarkan membusuk, ditumpuk dan dibakar yang
kesemuanya berdampak negatif terhadap lingkungan sehingga
penanggulangannya perlu dipikirkan. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah
memanfaatkannya menjadi produk yang bernilai tambah dengan teknologi
aplikatif dan kerakyatan sehingga hasilnya mudah disosialisasikan kepada
masyarakat.
Dalam pengelolaannya, limbah dapat dikatagorikan dan harus
menerapkan prinsip-prinsip:
1. Reduce;
Reduce artinya mengurangi. Dalam hal ini, diharapkan kita dapat mengurangi
penggunaan material kayu yang dapat menambah jumlah limbah serbuk kayu,
serta dapat mengurangi dan mencegah kerusakan hutan akibat penebangan hutan
secara liar tanpa memperhatikan kondisi lingkungan.
2. Reuse;
Reuse artinya pemakaian kembali. Dalam pengolahan limbah serbuk gergaji ini,
maksudnya adalah menggunakan kembali serbuk gergaji menjadi bahan baku
untuk membuat briket arang yang bernilai ekonomis.
3. Recycle;
Recycle artinya mendaur ulang. Dalam pengolahan limbah serbuk gergaji
ini, maksudnya adalah mendaur ulang serbuk gergaji menjadi produk baru, yaitu
briket arang atau tungku berbahan baku serbuk gergaji
4. Dapat mengurangi biaya;
Seperti telah diketahui, saat ini sedang terjadi krisis energi bahan bakar.
Saat ini minyak tanah telah langka, dan harga gas LPG melonjak. Banyak rakyat
kecil yang merasa terbebani dengan adanya kenaikan harga gas LPG tersebut.
Dengan adanya briket arang, diharapkan hal tersebut dapat teratasi dan mampu
menolong rakyat kecil. Pemanfaatan limbah serbuk gergaji sangat mudah dan
biaya produksinya pun sedikit, karena bahan bakunya berasal dari limbah yang
dengan mudah dapat kita peroleh dimana-mana.
Salah satu pemanfaatan limbah serbuk gergaji ialah :
Pembuatan Tungku Barbahan Baku Limbah Penggergajian Kayu
Pembuatan tungku berbahan baku limbah penggergajian kayu telah lama
dipakai oleh masyarakat kabupaten ketapang,khusus nya desa kalinilam.
Umumnya mereka menggunakan bahan baku sekam padi dan limbah
penggergajian kayu. Seiring perkembangan jaman penggunaan tungku tersebut
telah lama dilupakan dan tergeser dengan penggunaan kompor dan elpiji yang
mudah dalam penggunaannya dan tidak membutuhkan waktu lama dalam
mempersiapkannya.
Peningkatan harga minyak dan bahan-bahan lain pendukung industri
pengolahan skala rumah tangga mendorong pemanfaatan kembali tungku
berbahan baku limbah penggergajian kayu. Proses pembuatan tungku berbahan
baku limbah penggergajian kayu adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan kaleng bekas atau kompor tungku dari tanah atau drum bekas.
2. Membuat lubang di dinding dasar drum ataupun kaleng besar sebesar ukuran
diameter kayu bakar umumnya.
3. Selanjutnya masukkan sebatang kayu ke dalam kompor.
4. Ditengah kompor diberi lubang sebesar pipa paralon ataupun menggunakan
botol.
5. Di sekitar pipa paralon/ botol dimampatkan serbuk kayu dengan sedikit
tekanan/ditumbuk untuk memampatkan adonan serbuk kayu. Setelah padat
pipa paralon/botol diangkat. Kompor siap dinyalakan.
Skema Tahapan dalam penggunaan bahan bakar alternatif tersebut :
1. Siapkan Serbuk Gergaji Terlebih dahulu.
2. Siapkan pula tungku beserta beberapa kayu.
3. Tuangkan Serbuk gergaji ke dalam tungku sampai penuh.
4. Berikan penahan sebagai pembuat lubang dari paralon / botol, kemudian tekan – tekan dengan tangan.
Botol / paralon
Kayu penyangga
5. Lepaskan penahan lubang.
6. Bakar sepotong kayu kecil.
7. Masukkankayu tadi kedalam lubang dibawah tungku.
8. Api semakin membesar dan siap digunakan.
9. Tungku siap untuk memasak.
Memasak menggunakan alat ini dalam sekali pengisian dapat bertahan selama 1,5
jam. Dan dengan 1 karung dapat di habiskan dalam waktu 1 minggu. Hal ini dapat
membantu para masyarakat kecil khusus nya untuk mengatasi masalah
perekonomian masyarakat, yang terjadi pada saat ini.
Dengan adanya alternatif yang dapat membantu ini maka masyarakat dapat
memanfaatkan tungku yang berbahan baku sekam kayu /serbuk gergaji ini agar
dapat mengatasi berbagai kendala yang terjadi di lingkungan sekarang ini yang
mana kelangkaan minyak dan mahal nya harga bahan bakar minyak ataupun LPG.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari penulisan makalah ini ialah bahwa pemanfaatan serbuk gergaji sangat lah membantu dalam kehidupan masyarakat. Dapat membantu perekonomian masyarakat serta menjadi salah satu alternatif menghadapi krisis global sekarang ini,kelangkaan akan bahan bakar menuntut masyarakat dunia untuk lebih cermat untuk menanggapi semua krisis ini. Tungku yang berbahan baku serbuk gergaji merupakan alternatif pengganti kompor minyak dan LPG,yang jelas-jelas dapat menghemat biaya karna pembuatan yang singkat dan membutuhkan biaya yang sedikit (hemat hemat biaya).
B. Saran
Diharapkan kepada seluruh masyarakat indonesia khusus nya bahwa penggunaan/pemanfaatan serbuk gergaji harus selalu digunakan demi penghematan biaya dan dapat membantu pemerintah mengatasi atau memikirkan masalah masalah krisis global mengenai bahan bakar/ bahan baku minyak bumi yang mana semakin lama semakin menipis dan harga minyak bumi yang mahal. Penggunaan Tungku serbuk gergaji ini diharapkan menjadi salah satu alternatif maupun solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat yaang ada di dunia ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Teknologi Alternatif Pemanfaatan Limbah Industri Pengolahan Kayu, dalamhttp://tumoutou.net/702_04212/gustan_pari.htm.
Anonim.2007. http://www.suarapembaruan.com/News/2007/01/21/Iptek/iptek02.htm
Pari, Gustan 2007. Teknologi Alternatif Pemanfaatan Limbah Industri Pengolahan Kayu,dalam ttp://tumoutou.net/702_04212/gustan_pari.htm
Sariyono, 2000. Manfaat Serbuk Gergaji. http://www.indomedia.com/Intisari/2000/april/gergaji.htm.
LAMPIRAN
Lokasi : “ Jalan Gajah mada desa Kalinilam (kampung Bunge)”